Anda di halaman 1dari 8

STUDI EFEKTIFITAS DAN KINERJA

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)


PADA PETERNAKAN SAPI SKALA RUMAH TANGGA

Yunita Kusuma Bintang1, Dian Chandrasasi1, Riyanto Haribowo1


1
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
e-mail: yunitaakusumabintang@gmail.com

ABSTRAK: Desa Argosari merupakan salah satu desa yang memiliki peternakan sapi di
Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan di salah satu rumah di Desa Argosari dan
memiliki 6 (enam) ekor sapi. Dalam satu hari tiap ekor sapi menghasilkan limbah cair sebesar
100-150 liter. Namun, limbah cair tersebut langsung dibuang ke saluran drainase karena
belum adanya usaha dalam pengolahan limbah cair. Pada hasil uji laboratorium sampel air
limbah, kandungan BOD, COD, TSS, NH3-N dan pH pada influent limbah cair sapi masing-
masing sebesar 4488 mg/L, 11000 mg/L, 850,5 mg/L, 479,3 mg/L, 8,5 mg/L. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2009, kandungan limbah cair
tersebut belum memenuhi standar baku mutu. Sehingga dibutuhkan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) untuk dapat mengurangi kandungan pada limbah cair sapi. Instalasi yang
sesuai pada kondisi tersebut adalah bak pengendap awal, bak biofilter aerob dan bak
pengendap akhir. Biofilter aerob digunakan agar kandungan limbah cair dapat terurai secara
biologis dengan menggunakan media biofilter sarang tawon untuk tempat tumbuh dan
berkembangbiaknya mikroorganisme. Setelah adanya proses pengolahan IPAL, terjadi
penurunan pada effluent, sehingga IPAL menghasilkan effluent BOD sebesar 80,78 mg/L,
COD = 198 mg/L, TSS = 5,10 mg/L, NH3-N = 23,9 mg/L dan pH = 8,5.

Kata kunci: limbah cair sapi, bak biofilter aerob sarang tawon, IPAL

ABSTRACT: Argosari Village is one of the villages that has cattle farms in Malang
Regency. This research was conducted in one of the houses in Argosari Village and has 6
(six) of cows. In one day, each cow produces 100-150 liters of liquid waste. However, the
liquid waste is immediately discharged into the drainage channel because there is no effort
to process wastewater. On the results of laboratory tests, samples of wastewater, BOD, COD,
TSS, NH3-N and pH in wastewater were respectively 4488 mg/L, 11000 mg/L, 850,5 mg/L,
479,3 mg/L, 8,5 mg/L. Based on the Regulation of the Minister of Environment Number 11 of
2009, the liquid waste has not met the quality standard. Wastewater Treatment Plant
(WWTP) is needed to save reserves on cattle wastewater. The suitable installation in this
condition is an initial settling basin, aerobic biofilter basin and a final settling basin. Aerobic
biofilter is used so that liquid waste can be used biologically by using the media of honeycomb
biofilter to grow and breed microorganisms. After processing the WWTP, there is a decrease
in effluent, so WWTP can produce effluent BOD of 80,78 mg/L, COD = 198 mg/L, TSS =
5,10 mg/L, NH3-N = 23,9 mg/L and pH = 8,5.

Key words: cattle wastewater, honeycomb biofilter basin, WWTP

Usaha peternakan sapi merupakan salah satu badan statistik pada tahun 2017 terdapat 35
usaha yang harus diperhatikan karena limbah perusahaan budidaya ternak sapi atau sekitar
yang dihasilkan dapat menyebabkan 41,416 ekor. Limbah ternak sapi tersebut yaitu
pencemaran apabila tidak melalui proses limbah padat (solid waste) yang terdiri dari
pengolahan. Menurut data yang diperoleh feses dan sisa pakan (Merkel, 1981). Dan

51
52 Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 10 No. 1 Mei 2019, hlm 51-58

limbah cair (liquid waste) yang merupakan mengolah limbah cair sapi agar tidak terjadi
seluruh air yang digunakan, yaitu air untuk pencemaran secara terus-menerus. Dalam
mencuci sapi, pembersihan kandang dan urin perencanaan ini akan digunakan proses
sapi. pengolahan secara biologis yaitu biofilter
Pencemaran air yang disebabkan oleh aerob. Pengolahan dengan biofilter aerob
limbah cair sapi sering terjadi karena limbah dinilai memiliki efisiensi yang besar untuk
cair langsung dibuang ke saluran menghilangkan beban pencemar yang
drainase/sungai tanpa pengolahan terlebih terkandung dalam air limbah karena adanya
dahulu. Pada umumnya limbah cair tersebut pertumbuhan dan perkembangan dari
masih mengandung bahan organik tinggi. mikroorganisme dan supply udara. Pada
Selain pencemaran air, bau yang dihasilkan perencanaan pengolahan ini juga
dari limbah sapi juga sangat buruk dan dapat menggunakan bak pengendap awal dan
mengganggu kenyamanan masyarakat. pengendap akhir untuk membantu proses
Menurut peraturan Menteri Negara pengolahan.
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2009 Tujuan dari penelitian ini untuk
tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha mendapatkan desain instalasi pengolahan air
dan/atau Kegiatan Peternakan Sapi dan Babi, limbah (IPAL) yang sesuai untuk limbah cair
parameter yang harus diperhatikan yaitu sapi di Desa Argosari. Dan diharapkan untuk
BOD, COD, TSS, NH3-N dan pH. Sehingga melakukan pengolahan agar limbah cair sapi
kualitas limbah cair yang dihasilkan harus yang dibuang memenuhi baku mutu yang
sesuai standar yang telah ditentukan (Tefa et ditetapkan dan tidak terjadi pencemaran
al, 2018). secara terus-menerus.
Dalam satu hari setiap ekor sapi
menghasilkan limbah cair sebanyak 100-150 METODOLOGI PENELITIAN
liter (Saputro, 2014). Menurut Sutopo (2000), Lokasi Studi
jumlah urin yang dikeluarkan satu ekor sapi Objek studi dilakukan di salah satu
dengan berat rata-rata 400kg sebanyak 15 rumah warga yang merupakan ketua
liter/hari. Desa Argosari merupakan salah satu kelompok peternak sapi di Dusun Bendrong
desa yang memiliki peternakan sapi di Desa Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten
Kabupaten Malang. Pada peternakan di Desa Malang Jawa Timur. Desa Argosari
Argosari, para peternak sudah memanfaatkan merupakan salah satu Desa yang berada di
limbah padat sapi sebagai biogas. Tetapi Kecamatan Jabung dan memiliki 3 Dusun,
untuk limbah cair sapi masih dibuang secara yaitu Dusun Pateguhan, Dusun Genthong dan
langsung di saluran drainase/sungai. Dusun Bendrong.
Oleh karena itu diperlukan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) untuk
Bintang, Dkk, Studi Efektifitas Dan Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah 53

Gambar 1 Peta Kecamatan Jabung Kabupaten Malang


Sumber: www. jabung.malangkab.go.id

Data-Data yang Dibutuhkan pH. Data sampel air limbah tersebut


1. Data jumlah hewan ternak sapi yang kemudian dibandingankan dengan
diperoleh dari pengamatan secara standar baku mutu air limbah sesuai
langsung. Peraturan Menteri Negara Lingkungan
2. Data kualitas air limbah cair hewan ternak Hidup Nomor 11 Tahun 2009 tentang
sapi. Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha
3. Data debit air limbah hewan ternak sapi dan/atau Kegiatan Peternakan Sapi dan
yaitu debit limbah cair rerata untuk sapi Babi.
perah dengan perhitungan berat badan sapi • Data debit air limbah didapat dari jurnal
400 kg yaitu 100-150 liter/ekor/hari. Danang Dwi Saputro et al. (2014)
(Danang Dwi Saputro et al. 2014) mengenai pengolahan limbah sapi yaitu
debit limbah cair rerata untuk sapi perah
Metode Analisa dengan perhitungan berat badan sapi 400
1. Pengumpulan data yang diperlukan, yaitu kg yaitu 100-150 liter/ekor/hari.
data jumlah hewan ternak sapi, data 2. Penentuan dan perhitungan desain instalasi
kualitas air limbah serta data debit air pengolahan air limbah (IPAL) secara
limbah. detail, mulai dari dimensi serta tahapan
• Data jumlah hewan ternak sapi dapat pengolahan yang sesuai dengan data-data
diambil dari pengamatan secara langsung yang ada.
dilokasi studi 3. Menghitung Rencana Anggaran Biaya
• Data kualitas air dilakukan dengan (RAB) pembangunan instalasi pengolahan
mengambil sampel air limbah pada hari air limbah (IPAL).
Minggu, 31 April 2019 secara grab
sampling sesuai dengan SNI HASIL DAN PEMBAHASAN
6989.59:2008 tentang Air dan air limbah Perhitungan Debit Limbah Cair
– Bagian 59. Kemudian sampel air Pada umumnya, satu ekor sapi perah
limbah diuji di laboratorium dengan membutuhkan air bersih sekitar 200 liter/hari
parameter BOD, COD, TSS, NH3N dan (Erif & Bagus, 2011). Sedangkan kebutuhan
54 Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 10 No. 1 Mei 2019, hlm 51-58

sapi untuk minum yaitu sekitar 20-40 = 900 liter/hari


liter/ekor/hari (Syafrial et al. 2007) dan = 0,90 m3/hari
menghasilkan limbah cair urine sebesar 10-15 = 0,038 m3/jam
liter/ekor/hari (Hutwan Syarifudin et al.
2015). Menurut Danang Dwi Saputro et al. Analisa Kualitas Air Limbah
(2014), limbah cair satu ekor sapi sebesar 100- Analisa dilakukan guna memperoleh
150 liter/hari. Limbah cair yang dihasilkan kualitas limbah cair yang dihasilkan dari
dari membersihkan kandang dan memandikan peternakan sapi. Penentuan parameter uji
tidak sebesar 100% dari kebutuhan air. Hal sesuai menurut Peraturan Menteri Negara
tersebut dikarenakan ada sebagian air yang Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2009 dan
menempel pada kulit sapi. Limbah cair sapi analisa kualitas air limbah dilakukan di
yang digunakan yaitu 150 liter/hari. Laboratorium Perum Jasa Tirta I Malang.
Metode dalam analisa disesuaikan kepada
Limbah cair total=limbah cair per-sapi x6 pihak laboratorium dengan SNI yang ada.
= 150 liter/ekor/hari x 6

Tabel 1. Hasil Pengujian Kualitas Air Limbah Hewan Ternak Sapi


Parameter Satuan Hasil Analisa Standar Baku Mutu
BOD mg/L 4488 100
COD mg/L 11000 200
TSS mg/L 850,5 100
NH3-N mg/L 479,3 25
pH - 8,5 6-9

Dari hasil analisa laboratorium pada pengendap awal digunakan untuk


Tabel 1, kandungan BOD pada air limbah mengendapkan atau menghilangkan
sebesar 4488 mg/L, COD sebesar 11000 kotoran padat yang ada pada air limbah.
mg/L, TSS sebesar 850,5 mg/L, NH3-N Selain itu digunakan untuk bak kontrol
sebesar 479,3 mg/L dan pH sebesar 8,5. Jika aliran, pengurai dan penampung lumpur
dibandingkan dengan standar baku mutu air serta bak pengurai senyawa organik yang
limbah, kandungan BOD, COD, TSS, dan berbentuk padatan.
NH3-N masih melebihi batas standar baku b) Selanjutnya air limbah akan dialirakan
mutu kualitas air limbah dan hanya pH yang masuk ke bak biofilter aerob. Bak biofilter
sesuai. aerob pada pengolahannya berisi media
biofilter bahan plastik tipe sarang tawon
Penentuan Model IPAL untuk tempat tumbuh dan
Pada hasil laboratorium tentang analisa berkembangbiaknya mikroorganisme dan
kualitas air sampel limbah cair hewan ternak diberikan supply udara.
sapi masih terdapat paramer yang tidak c) Air limbah dari bak biofilter aerob,
memenuhi standar baku mutu yang sudah kemudian akan dialirkan menuju bak
ditentukan, sehingga diperlukan Instalasi pengendap akhir. Bak pengendap akhir
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Penentuan juga berfungsi untuk mengendapkan
model IPAL harus disesuaikan pada kriteria kotoran padat dan penampung lumpur serta
model yang dibutuhkan pada lokasi studi dan bak pengurai senyawa organik yang
diharapkan dapat mengurangi beban berbentuk padatan yang belum sempat
kontaminan pada air limbah cair hewan ternak terurai pada bak sebelumnya ada pada air
sapi. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air limbah dapat langsung dibuang ke sungai
Limbah (IPAL) cair hewan ternak sapi pada atau saluran drainase.
studi ini menggunakan biofilter aerob. Berikut Pada gambar 2 merupakan skema dari
merupakan penjelasan dari model IPAL yang perencanaan pengolahan limbah cair hewan
direncanakan (BPPT, 2010): ternak sapi yang terdiri dari bak pengendap
a) Limbah cair sapi dialirkan dari saluran awal, bak biofilter aerob dan bak pengendap
outlet menuju ke bak pengendap awal. Bak akhir.
Bintang, Dkk, Studi Efektifitas Dan Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah 55

Gambar 2 Skema Pengolahan Limbah Cair Hewan Ternak Sapi

Gambar 3 Proses Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter Aerob


Sumber: Imanputhra (2015)

Pada gambar 3 merupakan contoh proses 0,275


=
0,038
pengolahan menggunakan biofilter aerob
yang ditambah dengan supply udara dan = 7,3 jam
media biofilter sarang tawon. c) Penentuan Kualitas Effluent
Pada bak pengendapan awal direncanakan
Perencanaan dan Perhitungan Desain memiliki effisiensi pengurangan zat
organik sebesar 70% TSS dan 40% xat
• Bak Pengendap Awal
organik. (Metcalf and Eddy, 1991)
a) Data
TSS keluar = 30% x TSS masuk
Debit (Q) = 0,90 m3/hari
= 30% x 850,5
= 0,038 m3/jam
= 255,15 mg/L
BOD masuk = 4488 mg/L
BOD keluar = 60% x BOD masuk
COD masuk = 11000 mg/L
= 60% x 4488
TSS masuk = 850,5 mg/L
= 2692,8 mg/L
NH3-N masuk = 479,3 mg/L
COD keluar = 60% x COD masuk
pH masuk = 8,5 mg/L
= 60% x 11000
b) Perhitungan
= 6600 mg/L
➢ Direncanakan:
Waktu tinggal = 5 jam • Bak Biofilter Aerob
➢ Volume dan dimensi bak: a) Perhitungan
Vdiperlukan = Q x t ➢ Perhitungan beban BOD dan COD
= 0,038 x 5 Beban BOD = beban BOD limbah cair urin
= 0,19 m3 + beban BOD limbah cair
Dimensi bak = p x l x t lain-lain
= 1 m x 0,5 m x 0,55 m = 0,2207 kg/hari + 0,1944
= 0,275 m3 kg/hari
Tinggi jagaan = 0,3 m = 0,415 kg/hari
➢ Perhitungan waktu tinggal Beban COD = beban COD limbah cair urin
Volume bak + beban COD limbah cair
t = lain-lain
Debit limbah cair perjam
56 Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 10 No. 1 Mei 2019, hlm 51-58

= 0,551 kg/hari + 0,391 ➢ Digunakan faktor keamanan (FS) sebesar


kg/hari 1,6 untuk packing berupa plastic cross flow
= 0,942 kg/hari (Metcalf and Eddy, 2003:905)
➢ Volume media yang diperlukan Kebutuhan oksigen = FS x beban BOD
Perhitungan volume media didasarkan = 1,6 x 0,415
besar beban BOD. Untuk pengolahan air = 0,664 kg/hari
dengan biofilter, standar beban BOD per ➢ Kebutuhan udara teoritis digunakan untuk
volume media adalah 0,5-4 kg BOD/ menentukan kapasitas blower. Menurut
m3.hari (BPPT, 2010). Ditetapkan dalam Metcalf and Eddy, 2003:1738
perhitungan beban BOD yang digunakan Presentasi O2 dalam udara = 23,18%
yaitu 1 kg BOD/ m3.hari. Suhu udara rerata = 300C
V media = Beban BOD/Standar BOD Massa jenis udara pada suhu 300C:
= 0,415 kg/hari/1 kg/m3/hari PxM
Pα =
RxT
= 0,415 m3
dengan,
➢ Volume reaktor yang diperlukan
P = 1,01325.105 N/m2
Menurut Dep. PU, Pd-T-04-2005-C,
M = 28,97 kg/kg.mol
volume media biofilter sebesar 55% dari
R = 8314 N.m/kg.mol.K
volume reaktor, maka:
Sehingga:
V reaktor = (100/55) x volume media PxM
= (100/55) x 0,415 m3 Pα =
RxT
= 0,755 m3 1,01325 x 105 x 28,97
=
➢ Waktu tinggal di dalam reaktor 8314 x (273,15+30)
Volume bak = 1,165 kg/m3
t =
Debit limbah cair perjam ➢ Jumlah kebutuhan udara = Kebutuhan
0,755
= oksigen/ Pα
0,038
= 0,664 / (1,165 x 23,1%)
= 20,13 jam
= 2,469 m3/hari
➢ Dimensi Bak Biofilter Aerob
➢ Kebutuhan udara aktual
Dimensi bak = p x l x t
Efisiensi udara 2,0 %
=1 m x 0,6 m x 1,3 m
Keburuhan udara aktual =Jumlah
= 0,78 m3
kebutuhan udara teoritis/ Efisiensi
Tinggi jagaan= 0,3 m
= 2,469 / 0,02
➢ Waktu tinggal reaktor aerob rata-rata
= 123,449 m3/hari
t = Volume bak/Debit limbah cair
= 0,086 m3/menit
= 0,78/0,038
= 85,728 liter/menit
= 20,8 jam
➢ Direncanakan blower udara yang
➢ Cek beban BOD per volume media
diperlukan degan spesifikasi sebagai
biolfiter
berikut:
Beban BOD =Beban BOD/Volume
Kapasitas = max 190 liter/menit
media
Tekanan = 6 kPa
= 0,415/0,78
Jumlah = 1 unit
= 0,532KgBOD/m3.hari
Dimensi = 16,5cm x 20,5cm x
➢ Jumlah media biofilter aerob
21cm
Berdasarkan ukuran yang tersedia di
Daya = 120 watt
pasaran, satu buah media sarang tawon tipe
Rekomendasi = Resun GF-120
crossflow memiliki volume sebesar 0,36
Harga = ±939.000,-
m3 dengan dimensi standar yaitu 1,2 m x
c) Penentuan Kualitas Effluent
0,5 m x 0,6 m, maka jumlah yang
Pada bak biofilter aerob direncanakan
diperlukan:
memiliki effisiensi pengurangan zat
n =Volume media/Volume satu buah
organik sebesar 95% (Said, 1999)
media
TSS keluar = 5% x TSS masuk
= 0,78/0,36
= 5% x 255,15
= 2,17 buah ~ 3 buah
= 12,758 mg/L
b) Blower Udara pada Biofilter Aerob
BOD keluar = 5% x BOD masuk
➢ Kebutuhan oksigen (beban BOD) = 0,415
= 5% x 2692,8
kg/hari
Bintang, Dkk, Studi Efektifitas Dan Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah 57

= 134,64 mg/L = 7,3 jam


COD keluar = 5% x COD masuk b) Penentuan Kualitas Effluent
= 5% x 6600 Pada bak pengendapan akhir direncanakan
= 330 mg/L memiliki effisiensi pengurangan zat
NH3-N keluar = 5% x NH3-N masuk organik sebesar 70% TSS dan 40% xat
= 5% x 479,3 organik. (Metcalf and Eddy, 1991)
= 23,96 mg/L TSS keluar = 30% x TSS masuk
• Bak Pengendap Akhir = 30% x 12,75
a) Perhitungan = 5,103 mg/L
➢ Direncanakan: BOD keluar = 60% x BOD masuk
Waktu tinggal = 5 jam = 60% x 134,64
➢ Volume dan dimensi bak: = 80,784 mg/L
Vdiperlukan =Qxt COD keluar = 60% x COD masuk
= 0,038 x 5 = 60% x 330
= 0,19 m3 = 198 mg/L
Dimensi bak = p x l x t • Hasil Pengolahan (Effluent)
=1 m x 0,5 m x 0,55 m Perencanaan IPAL untuk limbah cair
= 0,275 m3 hewan ternak sapi yang terdiri dari bak
Tinggi jagaan = 0,3 m pengendap awal, bak biofilter aerob dan
➢ Perhitungan waktu tinggal bak pengendap akhir seperti pada gambar
Volume bak 4 menghasilkan Effluent yang dihasilkan
t =
Debit limbah cair perjam dari proses pengolahan limbah cair sapi
0,275
= adalah sebagai berikut
0,038

Gambar 4 Detail Gambar IPAL

Tabel 2. Kualitas Effluent Proses Pengolahan


Parameter
Section BOD COD TSS NH3-N
pH
mg/L mg/L mg/L mg/L
Influent 4488 11000 850,5 479,3
Bak Pengendap Awal 40% 40% 70% 0%
2692,8 6600 255,15 479,3
Bak Biofilter Aerob 95% 95% 95% 95%
8,5
134,64 330 12,76 23,96
Bak Pengendap Akhir 40% 40% 70% 0%
80,784 198 5,10 23,96
Effluent 80,784 198 5,10 23,96

Tabel 3. Perbandingan Kualitas Air


58 Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 10 No. 1 Mei 2019, hlm 51-58

Hasil Pengolahan IPAL


Parameter Baku Mutu Keterangan
Rencana
BOD 100 80,78 Memenuhi
COD 200 198 Memenuhi
TSS 100 5,10 Memenuhi
NH3-N 25 23,96 Memenuhi
pH 6-9 8,5 Memenuhi

Berdasarkan Tabel 2 dan 3, effluent Fasilitas Pelayanan Kesehatan.


limbah cair hewan ternak sapi dapat Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
berkurang setelah melalui proses pengolahan Tefa MA, Harisuseno D, Haribowo R. (2018).
yang telah direncanakan dan telah memenuhi Potential use of aquatic plants in
standar baku mutu air limbah pada Peraturan constructed wetlands for
Menteri Negara Lingkungan Hidup simultaneous removal of Phosphate
Nomor 11 Tahun 2009. and COD from laundry wastewater.
Civil and Environmental Science
KESIMPULAN Journal 1 (2), 70-79, 2018.
Berdasarkan hasil pembahasan, maka Metcalf, dan Eddy. (2003). Wastewater
dapat diambil kesimpulan bahwa desain Engineering Treatment and Reuse –
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang Fourth Edition (International
sesuai dengan hasil kandungan pengujian Edition). New York: McGraw-Hill
sampel air limbah hewan ternak sapi yaitu Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
dengan menggunakan bak pengendap awal, Nomor 11 Tahun 2009 tentang Baku
bak biofilter aerob dan bak pengendap akhir. Mutu Air Limbah bagi Usaha
Untuk bak pengendap awal menghasilkan dan/atau Kegiatan Peternakan Sapi
volume rencana sebesar 0,275 m3. Kemudian dan Babi.
bak biofilter aerob sebesar 0,78 m3 dan Said, Nusa Idaman. (1991). Teknologi
didalamnya terdapat media biofilter sarang Pengolahan Limbah Cair Industri.
tawon dan supply udara. Pada proses Jakarta: Pusat Teknologi Lingkungan
pengolahan terakhir terdapat bak pengendap Saputro, Danang Dwi., Burhan Rubai & Yuni
akhir dengan volume 0,275 m3. Dengan proses Wijayanti. (2014). Pengelolaan
pengolahan tersebut, diperkirakan kualitas Limbah Peternakan Sapi Untuk
effluent limbah cair hewan ternak sapi Meningkatkan Kapasitas Produksi
menjadi lebih baik dan memenuhi baku mutu Pada Kelompok Ternak Patra Sutera,
yang sudah ditetapkan pemerintah. Jurnal Rekayasa. 12 (II): 1-8
Syarif, Erif Kemal & Bagus Harianto. (2011).
DAFTAR PUSTAKA Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Air dan Perah. Jakarta Selatan: AgroMedia
Air Limbah- Bagian 59: Metoda Pustaka
Pengambilan Contoh Air Limbah. Syafrial, dkk. (2007). Manajemen Penge-
Tangerang: Badan Standarisasi lolaan Penggemukan Sapi Potong.
Nasional Jambi: Balai Pengkajian Teknologi
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Pertanian Jambi
dan Sarana Kesehatan. (2011). Syarifuddin, Hutwan., M. Ridwan. & Suryadi.
Pedoman Teknis Instalasi Peng- (2015). IbM Aplikasi Teknologi
olahan Air Limbah dengan Sistem Feurinsa Menuju Peternakan Ramah
Biofilter Anaerob Aerob pada Lingkungan. Jurnal Pengabdian
Masyarakat. 30 (IV): 61-69.

Anda mungkin juga menyukai