ABSTRAK
Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air yang dikonsumsinya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air minum sapi perah rakyat di Kabupaten
Banyumas yang sumber airnya berasal dari mata air (MA) dan sungai (AS). Penelitian
menggunakan metode survey yang penentuan lokasinya dilakukan secara purposive sampling.
Pengambilan sampel dan analisis air dilakukan sesuai Standar Nasional Indonesia (2004) dan
(2005) serta Hill Laboratories (2009). Parameter air minum yang dianalisis meliputi pH, TDS
(Total Dissolved Solids), Nitrat, dan Nitrit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air minum sapi
perah rakyat di Kabupaten Banyumas yang berasal dari mata air (MA) mempunyai kualitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan air sungai (AS) namun masih di bawah baku mutu yang
ditetapkan.
ABSTRACT
Milk production of dairy cattle greatly influenced by the quantity and quality of water which
is consumed. The study was conducted to determine the quality of drinking water of small holder
dairy cattle in Banyumas regency which the source of water is comes from springs and rivers.
Survey method is used in this research, while the determination of the site was undertaken by
purposive sampling. Water sampling and analysis carried out in accordance with Indonesian
National Standard (SNI) and Hill Laboratories (2009). The parameters of drinking water which is
analyzed were pH, TDS (Total Dissolved Solids), Nitrate and Nitrite. The result of this study
showed that drinking water which comes from springs have a higher quality than river, but it is
quality still below the specified of quality standard.
1)
Fakultas Peternakan Universitas Wijayakusuma Purwokerto
2)
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 1-5
perah sebagai bahan baku air susu. Oleh dilakukan secara purposive sampling
karena itu produksi susu sapi perah sangat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air Lokasi terpilih adalah mata air di Desa
yang dikonsumsinya. Glempang (MA1) dan Desa Tumiyang
Menurut Badan Pusat Statistik (MA2) Kecamatan Pekuncen dan air
Kabupaten Banyumas (2009) sapi perah sungai di Desa Karangtengah (AS1) dan
dalam bentuk peternakan rakyat di Desa Gununglurah (AS2) Kecamatan
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Cilongok. Pengambilan sampel dan
tersebar dibeberapa wilayah dengan analisis air dilakukan sesuai Standar
kondisi fisik alami yang berbeda. Nasional Indonesia (2004) dan (2005)
Perbedaan kondisi fisik alami akan serta Hill Laboratories (2009). Parameter
berpengaruh terhadap penyediaan sumber air minum yang dianalisis meliputi pH,
air yang akan digunakan untuk air minum TDS (Total Dissolved Solids), Nitrat, dan
sapi perah milik peternak. Sumber air Nitrit.
yang digunakan untuk air minum sapi
perah rakyat di Kabupaten Banyumas HASIL DAN PEMBAHASAN
berasal dari mata air (MA) dan air sungai
(AS). Perbedaan sumber air akan Lokasi penelitian terletak di lereng
mempengaruhi kualitas air minum, oleh Gunung Slamet bagian Selatan dengan
karena itu perlu dilakukan analisis ketinggian tempat yang cukup bervariasi
mengenai kualitas pada kedua sumber air yaitu 100 – 1000 m dpl dengan curah
tersebut sesuai dengan peruntukannya hujan berkisar 1.800 – 2.650 mm per
seperti dalam Peraturan Pemerintah tahun dengan suhu 23,8o- 25,2oC. Daya
Nomor 82 Tahun 2001 tentang dukung alam ditunjukkan pula dengan
Pengelolaan Kualitas Air dan ketersediaan hijauan pakan yang cukup
Pengendalian Pencemaran Air. besar dan ketersediaan air yang melimpah.
Kondisi fisik alami tersebut merupakan
METODE PENELITIAN kondisi yang optimal bagi usaha budi
daya dan pengembangan sapi perah. Hasil
Penelitian menggunakan metode analisis air minum sapi perah rakyat di
survei pada sumber air minum sapi perah Kabupaten Banyumas pada sumber air
rakyat berupa mata air (MA) dan air dari mata air (MA) dan air sungai (AS)
sungai (AS). Penentuan lokasi penelitian tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel. Analisis kualitas air minum sapi perah rakyat di Kabupaten Banyumas
Parameter MA 1 MA 2 Rataan AS 1 AS 2 Rataan Baku Mutu
pH 6,8 7,0 6,9 6,9 7,0 6,95 6–9
TDS (ppm) 143 146 144,5 80,0 193 136,5 1000
Nitrat (ppm) 1,15 0,68 0,92 1,14 1,52 1,33 20
Nitrit (ppm) 0,05 0,07 0,06 0,19 0,19 0,19 0,06
2
ANALISIS KUALITAS (Doso S dan Eko H)
pH Air Minum Sapi Perah Rakyat Kadar TDS (Total Dissolved Solids) Air
Minum Sapi Perah Rakyat
Nilai pH suatu perairan mencirikan
keseimbangan antara asam dan basa dalam Total padatan terlarut (TDS) adalah
air dan merupakan pengukuran konsentrasi analisis kualitas air yang berhubungan
ion hidrogen dalam larutan. pH air juga dengan kandungan bahan organik beserta
dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat ion-ion yang terdapat di perairan seperti
dalam lingkungan perairan dan natrium, kalsium, magnesium, sulfat,
mempengaruhi tersedianya hara-hara serta klorida dan lainnya. Rendahnya kadar
toksitas dari unsur-unsur renik. Menurut total padatan terlarut ( TDS) dalam air
Saeni (1989) perairan di Indonesia minum sapi perah dapat meningkatkan
mempunyai pH bervariasi 5,0 – 8,0, pada metabolisme air dalam tubuh ternak,
kisaran pH tersebut biota perairan masih sehingga produksi susu menjadi optimal.
dapat hidup. Menurut Hill Laboratories Menurut Pfost dan Fulhage (2001) kadar
(2009) pH air minum untuk ternak TDS air minum untuk ternak harus di
berkisar 6 – 8,5 karena pada pH tersebut bawah 500 ppm, adapun ketentuan dalam
tubuh ternak dapat memanfatkan fungsi air Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun
secara optimal. 2001 kadar TDS maksimal 1000 ppm.
Hasil analisis pH air minum sapi Hasil analisis kadar TDS air minum
perah pada mata air (MA) dan air sungai sapi perah rakyat pada mata air (MA) rata-
(AS) menunjukkan pH yang sama yaitu rata 144,5 ppm dan rata-rata TDS air
rata-rata 6,9 atau netral. Kondisi tersebut sungai (AS) sebesar 136,5 ppm atau masih
memperlihatkan bahwa air minum sapi di bawah baku mutu yang telah
perah rakyat di Kabupaten Banyumas ditentukan. Hasil analisis memperlihatkan
mempunyai kualitas yang tinggi karena pula bahwa air sungai (AS) sebagai
masih dalam kisaran baku mutu yang sumber air minum mengandung kadar
ditentukan seperti pada Peraturan TDS lebih rendah dari sumber air dari
Pemerintah nomor 82 tahun 2001 yaitu 6 - mata air (MA). Hal ini dikarenakan air
9. Apabila pH air minum ternak di bawah sungai (AS) yang digunakan sebagai
baku mutu atau pH air minum asam akan sumber air minum sapi perah rakyat di
menyebabkan gangguan fisiologis dan Kabupaten Banyumas tidak tercemar
pencernaan pada ternak, sedangkan terlalu bahan organik dan ion lainnya serta
basa menyebakan turunnya konsumsi air kandungan oksigen terlarut yang tinggi,
minum yang berdampak pada sedangkan sumber air minum sapi perah
produktivitas ternak. Oleh karena itu air dari mata air (MA) dilakukan dengan
minum untuk ternak sebaiknya slang plastik yang cukup panjang sehingga
mempunyai pH berkisar 6,8 – 7,5 (Pfost dapat mengurangi oksigen terlarut dalam
dan Fulhage, 2001). air. Rendahnya TDS air minum sapi perah
rakyat di Kabupaten Banyumas dapat
3
MEDIA PETERNAKAN, vol 13, nomor 1,Februari 2011: 1-5
DAFTAR PUSTAKA