Anda di halaman 1dari 9

Laman:dari 25

                                                                                                                                                                                                             
Perbesaran Otomatis

1.ANATOMI ORGAN REPRODUKSI SAPI JANTAN DAN BETINA


Alat reproduksi ternak jantan di bagi menjadi tiga yaitu; alat kelamin primer berupa
testis, alat kelamin sekunder yaitu vas deverent, epididimis, penis, dan uretra, sedangkan
kelenjar aksesori yaitu kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostata, dan kelenjar cowper.
Alat kelamin primer.
Testis
Adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan, karena berfungsi menghasilkan
gamet jantan (spermatozoa) dan hormone kelamin jantan (androgens). Testes berlokasi di
dekat ginjal turun melalui canalis inguinalis masuk ke dalam scrotum. Turunnya testes
terjadi
akibat memendeknya gubernaculum, sebuah ligamentum yang memanjang dari
daerah
inguinalis kemudian bertaut pada cauda epididymis. Pemendekan gubernaculum
terjadi
karena pertumbuhan gubernaculum tidak secepat pertumbuhan tubuh. Testes terletak
dekat
dengan daerah inguinalis dan tekanan intra-abdominal membantu testes melalui
canalis
inguinalis masuk scrotum. Hormone yang terlibat dalam pengaturan turunnya testes adalah
gonadotropins dan androgen.
Testis pada sapi mempunyai panjang berkisar 10-13 cm, lebar berkisar 5-6,5 cm dan
beratnya 300-400 gr. Babi mempunyai ukuran testes serupa pada sapi, tetapi domba dan
kuda
ukuran testisnya lebih kecil. Pada semua ternak, testis ditutupi oleh tunica vaginalis, sebuah
jaringan serous yang merupakan perluasan dari peritoneum. Lapisan ini
diperoleh ketika
testis turun masuk ke dalam scrotum dari tempat asalnya dalam ruang
abdominal yang
melekat sepanjang garis epididymis. Lapisan luar dari testis adalah tunica albuginea testis,
merupakan membrane jaringan ikat elastis berwarna putih. Pembuluh darah dalam jumlah
besar dijumpai tepat di bawah permukaan lapisan ini. Lapisan fungsional dari testis, yaitu
parenchyma terletak di bawah lapisan tunica albuginea. Parenchyma ini
berwarna
kekuningan, terbagi-bagi oleh septa yang tidak sempurna menjadi segmen-
segmen.
Parenchyma mempunyai pipa-pipa kecil didalamnya yang disebut tubulus
seminiferous
(tunggal), tubuli seminiferi (jamak). Tubuli seminiferi berasal dari primary sex cord yang
berisi sel-sel benih (germ cells), spermatogonia, dan sel-sel pemberi makan, yaitu sel
sertoli.
Sel sertoli berukuran lebih besar dengan jumlah lebih sedikit daripada
spermatogonia.
Hormone gonadotropin asala kelenjar pituitary, follicle stimulating hormone (FSH) memacu
sel-sel sertoli menghasilkan androgen binding protein (ABP) dan inhibin.
Panjang tubuli
seminiferi dari sepasang testes sapi, diperkirakan spanjang 5 km, sedangkan
diameternya
hamper 200. berat tubuli seminiferi diperkirakan 80-90% dari berat testes. Tubuli seminiferi
bersambungan dengan sebuah tenunan tubulus, yaitu rete testes yang berhubungan
dengan
12-15 saluran kecil, yaitu vasa efferentia yang menyatu pada caput epididymis.
Hormone testosterone diperlukan untuk perkembangan tanda-tanda kelamin sekunder
dan untuk tingkah laku perkawinan secara normal. Testosterone juga berfungsi
untuk
mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar tambahan (accessory glands), produksi spermatozoa,
dan pemeliharaan system saluran reproduksi jantan. Sedangkan perannya dalam diri ternak
sendiri adalah membantu mempertahankan kondisi optimum pada
spermatogenesis,
transportasi spermatozoa dan deposisi spermatozoa ke dalam saluran reproduksi betina.
Alat Reprodusi sekunder
a)
Vas deverent dan uretra
Vas deferens. Merupakan sebuah saluran dengan satu ujung berawal dari bagian ujung
distal dari cauda epididymis. Kemudian dengan melekat pada peritoneum,
membentang
sepanjang corda spermaticus, melalui daerah inguinalis masuk ruang pelvis,
dimana vas
deferens bergabung dnegan urethra di suatu tempat dekat dengan lubang saluran kencing
dari
vesica urinaria. Bagian vas deferens yang membesar dekar dengan urethra, di sebut
ampulla.
Vas deferens mempunyai otot daging licin yang tebal pada dindingnya dan mempunyai
fungsi
tunggal yaitu sebagai sarana transportasi spermatozoa. Spermatozoa dikumpulkan
dalam
ampulla selama ejakulasi, sebelum dikeluarkan ke dalam urethra.
Urethra. Merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang dari persambungan
dengan ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi urethra adalah sebagai saluran kencing
dan
semen. Pada sapid an domba selama ejakulasi terjadi percampuran yang kompleks antara
spermatozoa yang padat asal vas deferens dan epididymis dengan ciran sekresi
darikelnjar-
kelenjar tambahan dalam urethra yang berada di daerah pelvis menjadi semen. Pada kuda
dan
babi percampuran ini tidak sesempurna pada sapid an domba. Semen kuda dan babi terdiri
dari bagian bebas (tanpa) spermatozoa dan bagian yang kaya spermatozoa.
b)
Penis
Merupakan organ kopulasi pada ternak jantan, membentang dari titik urethra keluar dari
ruang pelvis di bagian dorsal sampai dengan pada orificium urethra eksternal pada ujung
bebas dari penis. Pada sapi, domba, kambing, dan babi penis mempunyai
bagian yang
berbentuk seperti huruf “S” (sigmoid flexure) sehingga penis dapat ditarik dan berada total
dalam tubuh. Keempat jenis ternak tersebut dan kuda mempunyai musculus retractor penis,
yaitu sepasang otot daging licin, jika releks memberikan kesempatan penis untuk
memanjang
dan jika kontraksi dapat menarik penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe vascular, mengandung lebih banyak jaringan erectile
dibandingkan dengan glans penis pada domba, kambing, sapid an babi.
Jaringan erectile
adalah jaringan cavernous (sponge) terletak dalam dua daerah penis, yaitu
pada corpus
spongiosum penis yang merupakan jaringan cavernouse yang terletak di sekitar
urethra,
ditutupi oleh musculus bulbospongiosum pada pangkal penis. Kemudian pada
corpus
cavernosum penis, merupakan sebuah daerah jaringan cavernouse yang lebih besar,
terletak
di bagian dorsal dari corpus spongiosum penis. Pada mulanya kedua cavernouse tersebut
berasal dari musculus ischlocavernouse. Kedua musculus bulbospongiosum dan musculus
ischlocavernous adalah otot daging seran lintang yang merupakan musculus skeletal bukan
otot daging licin sebagaimana halnya dengan otot-otot daging licin yang pada umumnya
ada
pada saluran reproduksi ternak jantan maupun betina. Pada saat ereksi penis
dari type
fibroelastic, diameternya tidak banyak berbeda dengan pada saat releks, tetapi pada penis
type vascular, diameternya menjadi lebih besar dibandingkan ketika tidak ereksi.
Diagram Perbandingan menunjukkan bentuk glans penis banteng, babi, domba jantan.
dan kuda. Perhatikan alur memutar mengandung lubang uretra eksternal dalam banteng,
yang
proxess uretra (filiform embel) memperluas luar kelenjar penis ing domba
jantan, spiral
pembuka botol di babi, dan diratakan glans penis di kuda dengan proses
uretra kecil
memperluas luar. (digambar ulang dari Ashdown dan Hancock. 1974.
Reproduksi pada
Hewan Farm. (3rd ed.) ed. Hafez.Lea dan Febiger..)
Menurut tipenya penis dibagi menjadi dua macam
yaitu:
1.
Tipe muskulokavernosus yang terdapat pada golongan anjing, kuda, primata
dan
sebagainya.
2.
Tipe fibroelastis terdapat pada sapi ,domba, kambing,babi,rusa, dan kerbau.
Penis mempunyai fungsi sebagai alat kopulasi dan jalan keluar air mani pada waktu
ejakulasi dan mendeposisikan air mani pada alat kelamin betina. Permukaan penis
terutama
kepala penis (glans penis ) sangat kaya dengan syaraf. Oleh karena itu, bagian ini sangat
peka
terhadap segala rangsangan ,serperti panas, dingin atau sakit.hal ini penting
untuk
diperhatikan terutama pada waktu pengambilan air mani seekor pejantan dengan memakai
vagina buatan. Perlakuan yang kasar dan suhu yang panas atau dingin,
demikian pula
permukaan yang terlalu kasar dari vagina buatan dapat mengakibatkan terganggunya
proses
ejakulasi , sehingga air mani yang dihasilkan sangat berkurang. Oleh karena itu, suhu yang
tepat dan permukaan vagina yang licin harus diperhatikan dari pengambilan air mani
dengan
memakai vagina buatan.penis mempunyai persediaan daraah yang besar dan permukaan
yang
lunak karena itu penis mudah sekal;i terluka dan pendarahan bisa cepat terjadi.
Preputium
Kata prepuce atau preputeum mempunyai arti sama dengan sarung adalah ivaginato
dari kulit yang membungkus secara sempurna pada ujung bebas dari penis. Perkembangan
embrionik dari organ ini sama dengan perkembangan dari organ labia minira pada ternak
betina. Prepuce dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian prepenile, lipatan luar dan
bagian penile, lipatan dalam. Sekitar lubang prepuse ditumbuhi oleh rambut panjang dan
kasar. Pada saat penampungan semen dalam program inseminasi buatan, perlu
diadakan
pencukuran terhadap rambut ini, untuk menjaga agar semen tidak tercemar oleh kotoran
yang
kemungkinan besar menempel pada rambut tersebut
c)
Skrotum dan kauda spermatikus
Scrotum, adalah sebuah kantung dengan dua lobus pembungkus testes, terletak di
daerah inguinalis, pada kebanyakan ternak yaitu terletak di antara dua paha kaki belakang.
Tersusun atas lapisan luar kulit yang tebal yang mempunyai banyak kelenjar keringat dan
kelenjar sebaceae, dilapisi selapis otot yang licin, tunica dartos yang
bercampur dengan
tenunan ikat.. Kantong skrotum terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah kulit
diliputi oleh bulu dan kelenjar keringat di dalamnya. Lapisan kedua adalah tunika dartos
yang
terletak sangat rapat dengan kulit kecuali
pada bagian dorsal dari kantong skrotum. Lapisan
ketiga adalah tunika vaginalis yang mempunyai pelebaran sampai ke peeritoneum dari
rongga
perut. Tunika vaginalis mempunyai dua lapisan yaitu lapisan viseral yang membungkus
testis
dan epidididmis, lapisan pariental yang bersatu dengan rongga skrotum. Fungsi
skrotum
adalah melindungi testis dari gangguan luar, berupa pukulan, panas, dingin, dan gangguan-
gangguan mekanis lainnya, fungsi terpenting adalah memcegah menurunnya
suhu testis
sampai beberapa derajat di bawah suhu tubuh sehingga memungkinkan terjadinya
proses
spermatogenesis secara sempurna.
Kontrol Temperature
Pada sapi, jika fluktuasi temperature berayun dari 5-120C, maka suhu dalam testes
menjadi 4-70C di bawah suhu tubuhnya. Jika suhu luar mencapai 380C, maka perbedaan
suhu testes dan suhu tubuhnya menjadi separuhnya, yaitu 2-30C di bawah
suhu tubuh.
Namun demikian, rendahnya suhu luar tidak diikuti dengan rendahnya fertilitas.
d)
Epididimis
Merupakan saluran eksternal pertama yang keluar dari testes di bagian apeks
testis
menurun longitudinal pada permukaan testes, dikurung oleh tunica vaginalis dan
testis.
Epididymis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu, caput (kepala), corpus (badan),
dan cauda
(ekor) epididymis.
Caput epididymis, nampak pipih di bagian apeks testis, terdapat 12-15 buah saluran
kecil, vasa efferentia yang menuyatu menjadi satu saluran.
Corpus epididymis memanjang dari apeks menurun sepanjang sumbu memanjang testis,
merupakan saluran tunggal yang bersambungan dengan cauda epididymis. Panjang total
dari
epididymis diperkirakan mencapai 34 meter pada babi dan kuda. Lumen cauda epididymis
lebih lebar daripada lumen corpus epididymis. Struktur dari epididymis dan saluran
eksternal
lainnya, vas deferens dan urethra adalah serupa pada saluran reproduksi betina. Tunica
serosa
di bagian luar, diikuti dengan otot daging yang licin pada bagian tengah dan lapisan paling
dalam adalah epithelial.
*Fungsi Epididymis
Transportasi. Epididymis mempunyai fungsi pertama yaitu sebagai sarana transportasi
bagi spermatozoa. Lama perjalanan spermatozoa dalam epididymis pada domba, sapi dan
babi bervariasi, masing-masing adalah dari 13-15, 9-11, dan 9-14 hari. Beberapa factor
yang
menunjang perjalanan spermatozoa dalam epididymis, yaitu diantaranya adalah
factor
tekanan yang diakibatkan oleh produksi spermatozoa baru dari dalam tubuli seminiferi. Hal
ini menyebabkan tekanan pada rete testis, vasa efferentia dan sampai pada
epididymis.
Gerakan spermatozoa dapat ditimbulkan oleh adanya pemijatan pada testis dan epididymis,
hal ini dapat juga terjadi selama ternak memperoleh latihan atau gerak untuk
mempertahankan kondisi tubuh yang baik (exercise). Pergerakan spermatozoa dibantu oleh
adanya ejakulasi. Selama ejakulasi, kontraksi peristaltic melibatkan otot daging
licin
epididymis dan tekanan negative yang ditimbulkan oleh kontraksi vas deferens dan urethra
menyebabkan spermatozoa dapat bergerak secara aktif dari epididymis menuju dalam vas
deferens dan urethra.
Konsentrasi. Fungsi yang kedua adalah konsentrasi spermatozoa, dimana
sewaktu
spermatozoa memasuki epididymis bersama cairan asal testis dalam keadaan relative
encer,
diperkirakan sejumlah 100 juta per millimeter pada sapi, domba dan babi. Dalam epididymis
spermatozoa dikonsentrasikan menjadi kira-kira 4 milyar spermatozoa per
millimeter.
Mekanismenya terjadi karena sel-sel epithel yang ada pada dinding epididymis
mengabsorbsi
cairan asal testis. Sebagian besar absorbsi cairan ini terjadi pada caput dan ujung proximal
dari corpus epididymis.
Deposisi. Fungsi ketiga, adalah sebagai tempat deposisi (penyimpanan) spermatozoa.
Sebagian besar disimpan pada cauda, dimana spermatozoa terkonsentrasi di
bagian yang
mempunyai lumen besar. Epididymis sapi jantan dewasa berisi antara 50-74
milyar
spermatozoa. Viskositas tinggi, pH rendah, konsentrasi CO2 tinggi, ratio K
terhadap Na
tinggi, pengaruh testosterone, dan factor-faktor lain bergabung membentuk
suasana bagi
spermatozoa mempunyai laju metabolisme yang rendah dan dapat hidup lama.
Spermatozoa
tetap dapat hidup dan tetap fertile dalam waktu kira-kira 60 hari dalam epididymis.
Maturasi. Merupakan fungsi keempat. Hal ini dapat dibuktikan bahwa spermatozoa
yang baru saja masuk ke caput epididymis berasal dari vasa efferentia tidak memiliki
fertilitas
dan juga tidak memiliki motilitas. Spermatozoa setelah melewati epididymis,
maka akan
memiliki fertilitas dan motilitas. Jika kedua ujung Cauda epididymis diikat, maka diketahui
spermatozoa yang berada terdekat dengan corpus menigkat kemampuan fertilitasnya
dalam
waktu sampai 25 hari, sedangkan spermatozoa yang terdekat dengan vas deferens
menurun
kemampuan fertilitasnya. Hal ini membuktikan bahwa semakin tua spermatozoa,
maka
semakin hilang kemampuan fertilnya jika tidak keluar atau bergerak keluar dari epididymis.
Sementara spermatozoa dalam epididymis, spermatozoa melepaskan butir
protoplasma
(cytoplasmic droplet) yang terbentuk pada leher spermatozoa selama
spermatogenesis.
Kelenjar – Kelenjar Tambahan
Kelenjar – kelenjar tambahan (accessory glands) berada di sepanjang bagian uretra
yang terletak di daerah pelvis, mempunyai saluran –saluran yang mengeluarkan sekresi –
sekresinya kedalam uretra. Kelenjar – kelenjar tambahan ini terdiri dari kelenjar vasikular,
kelenjar, kelenjar prostate dan kelenjar bulbourethral atau kelenjar cowper.
Kelenjar – kelenjar ini mempunyai sumbangan besar bagi volume cairan semen. Lebih
lanjut
diketahui bahwa sekresi kelenjar – kelenjar tambahan ini mengandung sebuah larutan
buffers,
zat – zat makanan dan substansi lain yang diperlukan bagi motilitas dan fertlitas
Kelenjar vesicular. Kelenjar ini di sebut juga sebagai kelenjar seminal vesicles,
merupakan sepasang kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali
karenamirip
segerombol anggur, berbonggol – bonggol. Panjang kelenjar ini sama pada beberapa jenis
ternak seperti kuda, sapid an babi yaitu berkisar 13 – 15 cm, tetapi lebar dan ketebalannya
berbeda, kelenjar vesicular pada sapi mempunyai ketebalan dan lebar hamper separuh dari
yang ada pada babi dan kuda. Domba mempunyai kelenjar vesicular jauh
lebih kecil,
mempunyai panjang kira – kira 4 cm. saluran – saluran ekskretori kelenjar vesicular terletek
di dekat bifurcation ampulla dengan uretra. Pada sapi, kelenjar vesicular
memberikan
sekresinya lebih dariseparuh volume total dari semem dan pada jenis – jenis ternak lainnya
rupanya juga sama sebagai mana pada sapi. Sekresi kelenjar vesicular mengandung
beberapa
campuran organic yang unik, yakni tidak dijumpai pada substansi – substansilain di mana
saja ada tubuh. Campuran – campuran anorganik ini di antaranya adalah fructose dan
sorbitol,
merupakan sumber energi utama bagi spermatozoa sapid a spermatozoa domba, tetapi
pada
kuda dan babi konsentrasinya rendah. Sekresi kelenjar vesikula juga mengandung dua
larutan
buffer, yaitu phosphate dan carbonate buffer yang penting sekali dalam mempertahankan
pH
semen agar tidak berubah, karena jika terjadi perubahan pH semen, hal ini dapat berakibat
jelek bagi spermatozoa.
Kelenjar Prostate. Kelenjar prostate merupakan kelenjar tunggal yang terletak
mengelilingi dan sepanjang uretra tepat dibagian posterior dari lubang ekskretoris kelenjar
vesicular. Badan kelenjar prostate jelas dapat dilihat pada ternak yang dewasa, pada sapid
an
kuda dapat di raba melalui palpasi parectal. Pada domba, seluruh prostatenya mengelilingi
otot daging uretra. Ekskresi kelenjar prostate hanya sebagian kecil saja menyusun pada
cairan
semen pada cairan semen pada beberapajenis ternak yang diteliti. Tetapi beberapa laporan
menunjukkan bahwa setidak – tidaknya sumbangan kelenjar prostate sebagaimana
substantial
kelenjar vesicular pada babi. Kelenjar prostate mengandung banyak ion – ion anorganik,
meliputi Na, Cl, dan Mg semuanya dalam larutan.
Kelenjar Bulbourethral atau Cwoper. Kelenjar bulborethal terdiri sepasang kelenjar
yang terletak sepanjang uretra, dekat dengan titik keluarnya uretra dari ruang pelvis.
Kelenjar
ini mempunyai ukuran dan bentuk seperti bulatan yang berdaging dan berkulit keras, pada
sapi lebih kecil dibandingkan pada babi. Pada sapi terletek mengelilingi otot
daging
bulbospongiosum. Sumbangannya pada cairan semen hanya sedikit. Pada sapi,
sekresi
kelenjar bulbourethral membersihkan sisa – sisa urine yang ada dalam uretra sebelum
terjadi
ejakulasi. Sekresi ini dapat di lihat sebagai tetes – tetes dari preputilium sesaat
sebelum
ejakulasi. Pada babi, sekresinya mengakibatkan sebagian dari semen babai
menjadi
menggumpal. Gumpalan ini dapat dipisahkan jika semen babai akan digunakan
dalam
inseminasi buatan. Selama perkawinan secara alam, gumpalan – gumpalan ini
menjadi
sumbat yang dapat mencegah membanjirnya semen keluar melalui canalis cervicalis
menuju
kedalam vagina dari babi betina.
ALAT REPRODUKSI PADA SAPI TERNAK BETINA
Reproduksi hewan betina adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh
tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan
ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin.
Setelah
mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan
proses
reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina. Sistem
reproduksi pada
betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur-
telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur ke tempat implantasi yaitu
uterus, tetapi juga menerima sperma dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduk.
Pada mamalia, ovarium dan bagian duktus dari sistem reproduksi berhubungan satu
dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh dengan sebuah seri dari ligamen-
ligamen.
Ovarium menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang juga melekat pada
uterus.
Oviduk berada di dalam lipatan mesosalpink, sedangkan mesosalpink melekat pada
ligamen
ovarium. Ligamen ini melanjutkan diri ke ligamen inguinal, yang homolog
dengan
gubernakulum testis. Bagian ligamen ini membentuk ligamen bulat pada uterus
yang
kemudian melebarkan diri dari uterus ke daerah inguinal.
Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum
pelvis dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu sampai ketiga dan
oleh
dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan pubis. Secara
anatomi alat
reproduksi betina dapat dibagi menjadi : ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva.
a.
Ovarium
Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada betina seperti halnya
testes pada hewan. Ovari dapat dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan
sel)
karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran
darah,
dan juga ovum.

Anda mungkin juga menyukai