Rini Dikonversi
Rini Dikonversi
A
KHUSUSNYA Ny.Y DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR NUTRISI DAN AMAN NYAMAN (BEBAS NYERI) PADA
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GASTRITIS DI
WILAYAH RT 010 RW 02 KELURAHAN UTAN PANJANG
KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
PADA TANGGAL 03 APRIL 2017-16 APRIL 2017
DISUSUN OLEH:
DYAH RASMININGSIH
2014750011
1
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman
nyaman dengan Gastritis di RT 010 RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat patologi sistem pencernaan”.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dalam rangka untuk melengkapi salah
satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program D III Keperawatan di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan
dan kesulitan. Namun berkat ridha dari Allah SWT dan dukungan dari keluarga,
saudara, kerabat, serta sahabat dan dosen penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini tepat pada waktunya.
Terimakasih atas bantuan serta bimbingan baik moril dan materil yang selalu
diberikan dari berbagai pihak yang telah banyak ikut ambil bagian dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini yang sangat membantu penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna
bagi pembaca dan tenaga keperawatan khususnya dalam meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan.
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................6
1. Tujuan Umum.................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................6
C. Metode Penulisan..................................................................................7
D. Ruang Lingkup......................................................................................8
E. Sistematika Penulisan...........................................................................9
A. Pengkajian Keperawatan.......................................................................61
1. Identitas Keluarga...........................................................................61
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.................................64
3. Lingkungan Keluarga......................................................................66
4. Struktur Keluarga............................................................................68
5. Fungsi Keluarga..............................................................................69
6. Stress dan Koping Keluarga............................................................70
7. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga.............................................72
8. Pengkajian Tahap II........................................................................74
9. Analisa Data....................................................................................75
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................83
C. Perencanaan Keperawatan....................................................................84
D. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................107
E. Evaluasi Keperawatan...........................................................................113
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan.......................................................................117
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................120
C. Perencanaan Keperawatan....................................................................121
D. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................122
E. Evaluasi Keperawatan...........................................................................123
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................124
B. Saran.....................................................................................................125
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Adapun gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas. (Smelzer dalam Ardiansyah, 2012).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah GASTRITIS
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman
nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
c. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan pada keluarga
Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi
dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
e. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman
nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.
f. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
keluarga pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS”
patologi sistem pencernaan.
g. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
praktek.
h. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta
dapat mencari solusi.
C. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ilmiah adalah
metode deskriptif yaitu suatu metode yang mempelajari, menganalisa, dan
menarik kesimpulan dari pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga dan membandingkan dengan hasil studi
keperpustakaan.
Adapun data diperoleh dengan menggunakan teknik:
1. Studi kepustakaan
Suatu kegiatan untuk memperoleh dengan cara mempelajari buku-buku
dan literatur yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga dan
keperawatan sistem pencernaan: GASTRITIS
2. Studi kasus
a. Observasi
Observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien yang
bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan, dan keperawatan serta
hasil tindakan yang dilakukan.
b. Wawancara
Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga memperoleh
data-data khususnya yang terkait dengan GASTRITIS dan tugas-tugas
kesehatan serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai dengan
masalah yang dihadapi.
c. Pemeriksaan fisik
Yaitu dilakukan pada seluruh anggota keluarga, akan tetapi difokuskan
pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
D. Ruang Lingkup
Mengingat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat terutama
pada sistem pencernaan, maka penulis membatasi makalah ini pada
pembahasan mengenai pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn.A khususnya Ny.Y dengan masalah Gastritis di RT 010 RW 02 kelurahan
Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat pada tanggal 03 April
2017-16 April 2017.
E. Sistematis Penulisan
Makalah ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup,
dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan Teoritis
A. Konsep dasar terdiri dari : pengertian, etiologi,tanda gejela, patofisiologi,
klasifikasi, komplikasi, penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang.
B. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari :
1. Konsep keluarga terdiri dari : pengertian, jenis/tipe keluarga, struktur
keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap perkembangan dan
tugas perkembangan keluarga.
2. Konsep keperawatan keluarga terdiri dari : pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.
BAB III: Tinjauan Kasus
Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan gastritis, yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB IV: Pembahasan
Membahas kesenjangan yang terjadi antara Bab II dan Bab III meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB V: Penutup
A. Kesimpulan
Berisi uraian singkat mengenai asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan
(GASTRITIS) mulai dari pengkajian,diagnosa keperawatan,rencana
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi dari hasil
tindakan keperawatan.
B. Saran
Berisi tentang usulan-usulan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki
dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan (GASTRITIS)
guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Klasifikasi Gastritis
Sampai saat ini tidak didapati sebuah klasifikasi gastritis yang diterima
secara luas. Salah satu klasifikasi gastritis yang digunakan oleh banyak
ahli adalah The Sydney System yang diperbaharui. Seperti pada table di
bawah ini:
Tabel 1. Klasifikasi Gastritis Menurut Sydney System yang
diperbaharui
Tipe Penyebab Istilah lain
Non Atrofi Helicobacter Pylori Superfisial
Gastritis antral difus
Gastritis antral kronis
Intestinal-folicural
Hiper-sekretori
Tipe B1
Atrofi Autoimunitas (reaksi Tipe A1
Autoimmune silang dengan H. Difus Corporal
pylori
antigen )
Atrofi H. pylori,berhubungan Tipe B1, AB1
multifocal dengan diet, Lingkungan Metaplastik
lingkungan dan factor
penjamu
Bentuk Iritasi kimia Reaktif
khusus Empedu Reflux
Gastropati OAINS OAINS
kimia Zat atau agen lain Tipe C1
Radiasi Injuri akibat radiasi Varioliform ( endoskopi )
Limfositik Idiopatik, mekanisme Penyakit seliak
imun gluten
Non Penyakit Crohn Granulomatous terisolasai
infeksius Sarcoidosis
Granulomato Vaskulitis lain dan
us benda asing
Eosinofilik Sensitivitas makanan Alergi
Alergi yang lain
Infeksi yang Bakteri selain
lain H. pylory
Virus
Parasit
Jamur
Klasifikasi lain dari gastritis menurut (Wim de Jong et al. 2005 dikutip
Amin & Hardhi, 2015). Adalah:
1. Gastritis Akut
a. Gastritis akut tanpa pendarahan
b. Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritis
erosive)
Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu
cepat, makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacan alcohol,
aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau
cairan pankreas.
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.
pylory).
3. Gastritis bacterial
Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan
oleh refluks dari duodenum.
3. Etiologi
a. Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, steroid
kortikosteroid). Aseteminofen dan kostikosteroid dapat mengakibatkan
iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi
drugs) dan kostikosteroid menghambat sintesis prostaglandin,
sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung
menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung.
b. Konsumsi alcohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.
c. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat
menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta
pendarahan.
d. Kondisi stress atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan
kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi
HCL lambung.
e. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli,
salmonella, dan lain-lain.
f. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi
penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu
mengeradikasi infeksi Helicobacter pylory, walaupun persentase
keberhasilannya sangat rendah.
g. Jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan
Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien
immunocompromezed. Pada pasien yang sistem imunnya baik,
biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur,
mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasite.
7. Penatalaksanaan gastritis
a. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gastritis (Huda, A.,dan
Kusuma H. (2015))
1) Mengurangi Ansietas
a) Laksanakan tindakan darurat untuk kasus ingesti asam atau alkali.
b) Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama terapi
dan setelah asam atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau
diencerkan.
c) Persiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik
tambahan (endoskopi) atau pembedahan.
d) Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkap-
lengkapnya jelaskan semua prosedur dan terapi.
2) Meningkatkan Nutrisi yang Optimal
a) Bantu pasien menangani gejala (misalnya; mual, muntah, nyeri ulu
hati, dan keletihan).
b) Hindari makanan dan minuman per oral selama beberapa jam atau
beberapa hari sampai gejala akut reda.
c) Berikan kepingan es dan cairan jernih ketika gejala reda.
d) Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang
menunjukkan episode gastritis berulang ketika makanan
dimasukkan.
e) Cegah konsumsi minuman berkafein.
f) Rujuk pasien untuk menjalani konseling alkohol dan berhenti
merokok jika tepat.
4) Meredakan Nyeri
a) Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman
ringan yang dapat mengiritasi mukosa lambung.
b) Ajarkan pasien cara penggunaan obat secara benar untuk
meredakan gastritis kronis.
c) Kaji nyeri dan kenyamanan yang dirasakan melalui penggunaan
medikasi dan menghindari zat-zat yang mengiritasi.
b. Penatalaksanaan medis yang bertujuan untuk pengobatan.
1) Gastritis Akut
Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya, diet lambung
dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur
sekresi asam lambung. Penatalaksanaan sebaiknya meliputi
pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat
menjadi penyebab, serta dengan pengobatan supportif. Pencegahan
dapat dilakukan dengan pemberian antasida. Pencegahan ini terutama
bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang
berat. Untuk pengguna anti inflamasi nonsteroid pencegan terbaik
adalah dengan Misaprostol. Penatalaksanaan medikal untuk gastritis
akut dilakukan dengan menghindari alkohol dan makanan asam
ataupun pedas sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap,
diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan
serupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila
gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya
perforasi.
2) Gastritis Kronik
Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada
penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat
diberikan antibiotic untuk membatasi Helicobacter Pylory. Namun
demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis kronik. Alkohol
dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila
terjadi defisiensi besi (disebabkan oleh perdarahan kronis), maka
penyakit ini harus diobati. Gastritis kronis diatasi dengan
memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulai
farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat diatasi dengan antibiotik.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeeriksa adanya antibodi
H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga
dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan
lambung akibat gastritis.
b. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien
terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam
feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi.
d. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat
terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-
tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen.
b. Jenis/Tipe keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones, 2003 dikutip Ns. Tantut
Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom, 2012 tipe/jenis keluarga terbagi atas :
1) Tipe Tradisional
Tipe tradisional ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a) The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak.
b) The dyad family
The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
c) Keluarga usila
Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri terdiri dari suami
dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan
diri.
d) The childless family
The childless family adalah keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
e) The extended family
The extended family adalah keluarga terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai paman, tante, orangtua (kakek-nenek), keponakan.
f) The single-parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian, atau karena ditinggalkan.
g) Commuter family
Kedua orangtua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja
di luar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat
“weekends”atau pada waktu-waktu tertentu.
h) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i) Kin- network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling bedekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televisi,
telepon, dan lain-lain.
j) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan sebelumnya.
k) The single adult living alones/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (sepasih) seperti: perceraian
atau ditinggal mati.
Laki-laki:
Perempuan:
Meninggal dunia:
Kawin:
Cerai:
Anak adopsi:
Anak kembar
Aborsi/keguguran:
d) Tipe keluarga
e) Suku bangsa
(1) Asal suku bangsa keluarga
(2) Bahasa yang dipakai keluarga
(3) Kebiasaaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan
f) Agama
(1) Agama yang dianut keluarga
(2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
g) Status sosial ekonomi keluarga
(1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
(2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
(3) Tabungan khusus kesehatan
(4) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot,
transportasi)
h) Aktifitas rekreasi keluarga
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
(1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
(2) Cara keluarga memecahkan masalah
b) Struktur kekuatan keluarga
(1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah
(2) Power yang dilakukan keluarga
c) Struktur peran (formal dan informal)
Peran seluruh anggota keluarga
d) Nilai dan norma keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
(1) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan
kasih sayang
(2) Perasaan saling memiliki
(3) Dukungan terhadap anggota keluarga
(4) Saling menghargai, kehangatan
b) Fungsi sosialisasi
(1) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan
dunia luar
(2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
c) Fungsi perawatan kesehatan
(1) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga
(bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana
prevensi/promosi).
(2) Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan
penjajakan tahap II (berdasar tugas keluarga seperti
Bagaimana keluarga mengenal masalah, Mengambil
keputusan, Merawat anggota keluarga, Memodifikasi
lingkungan dan Memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan).
6) Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangkan panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
b) Respon keluarga terhadap stress
c) Strategi koping keluarga
d) Strategi adaptasi yang disfungsional: Adakah cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaptive
7) Pemeriksaan fisik (head to toe)
a) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukanP
b) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga
c) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut,, kepala,
mata mulut, THT, Leher, Thorax, abdomen, ekstermitas
atas dan bawah, sistem genitalia.
d) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
8) Harapan keluarga
a) Terhadap masalah kesehatan keluarga
b) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Pengkajian tahap II
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan hasil dari analisis
data dari hasil pengkajian keluarga, dimana diagnosis yang diangkat
berdasarkan masalah-masalah pada fungsi-fungsi keluarga (afektif,
sosial, fungsi perawatan kesehatan), masalah pada struktur keluarga
(komunikasi, peran, kekuatan), masalah pada linkungan keluarga
(perumahan, resiko cedera, resiko penularan penyakit) dan masalah
koping keluarga (tidak efektif, tidak mampu).
a. Analisa data
Analisa data dilakukan setelah pengkajian, selanjutnya data dianalisa
untuk dapat dilakukan perumusan diagnosa keperawatan.
Tahapan analisa data adalah:
1) Validasi data
2) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan
spiritual.
3) Membandingkan dengan standart.
4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.
b. Perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran
individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan keluarga
meliputi problem, etiologi dan sign/simptom.
1) Masalah (Problem)
Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA 1995,
yang dikutip oleh Setiadi 2008 adalah sebagai berikut :
a) Masalah keperawatan actual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang
jelas mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi:
(1) Nyeri akut
(2) Hambatan mobilitas
(3) Intoleransi aktifitas
(4) Gangguan pola tidur
b) Masalah keperawatan resiko tinggi
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarahkan
pada timbulnya masalah kesehatan bisa tidak segera ditangani
seperti :
(1) Resiko cedera
(2) Resiko defisit perawatan diri
(3) Resiko injuri
c) Masalah keperawatan potensial atau sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkat
lebih optimal seperti:
(1) Potensial peningkatnya pemeliharaan kesehatan
(2) Potensial peningkatan proses keluarga
(3) Potensial meningkatkan koping keluarga
2) Menetapkan etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa
keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari lima tugas
keluarga antara lain:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal mengenal msalah kesehatan
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
Kemungkinan masalah 2
untuk diubah
Skala:
Mudah= 2
Sebagian= 1
Tidak dapat = 0
Potensial masalah untuk 1
dicegah
Skala:
Tinggi= 3
Cukup= 2
Rendah= 1
Menonjolnya masalah: 1
Skala:
Segera ditangani = 2
Masalah ada tapi tidak perlu
=1
Masalah tidak dirasakan =0
a. Sifat masalah
Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru
menunjukkan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat.
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya keluarga, sumber daya
perawat, dan sumber daya lingkungan.
c. Potensial masalah untuk dicegah
Pembenaran mengacu pada: berat ringannya masalah, jangka waktu
terjadinya masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok tinggi yang
bisa dicegah.
d. Menonjolnya masalah
Pembenaran mengacu kepada: persepsi terhadap masalah
Skor atau angka tertinggi dikalikan bobot
Skor X BOBOT
Angka tertinggi
Jumlah skor
Skor tertinggi yang jadi masalah prioritas
c. Perencanaan keperawatan
1) Penyusunan tujuan
Pertama-tama perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berotientasi pada klien. Penyusunan bersama tujuan tersebut terdiri
atas kemungkinan sumber-sumber keluarga dalam perawatan
mandiri. Menggambarkan pendekatan- pendekatan alternatif dalam
pemecahan masalah. Menyeleksi intervensi-intervensi keperawatan
dan bersifat spesifik.Penyusunan tujuan bersama keluarga menjadi
penentu perencanaan yang efektif, hal ini sangat beralasan karena
diharapkan pada akhirnya klien mempuyai tanggung jawab akhir
dalam pemecahan masalah dan mengatur hidup mereka sendiri,
selain itu juga menghormati keyakinan keluarga. Penyusunan tujuan
bersama dengan keluarga akan lebih efektif. Alasan yang
mendasarinya adalah:
a) Proses penyusunan tujuan bersama memiliki efek positif terhadap
interaksi dengan keluarga
b) Orang nampaknya akan menentang bila diberitahu apa yang harus
dilakukan, tetapi akan bekerja bila memilih tujuan mereka
sendiri,
c) Orang akan membuat keputusan cenderung akan bertanggung
jawab terhadap keputusannya tersebut.
Ada beberapa tingkat tujuan. Tujuan dapat disusun dalam jangka
pendek (khusus) dan jangka panjang (umum). Tingkatan ini
digunakan untuk membedakan masalah yang dapat diselesaikan
sendiri oleh keluarga dan masalah yang harus diserahkan pada
tim keperawatan atau kolektif. Tujuan khusus/jangka pendek
sifatnya spesifik, dapat diukur, dapat dimotivasi/memberi
kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan sedang dalam
proses dan membimbing keluarga ke arah tujuan jangka
panjang/umum. Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan
akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang diharpkan
oleh keluarga agar dapat tercapai.(Carpeniton, 1998, dikutip
Setiadi 2008)
d. Pelaksanaan keperawatan
Tahap pelaksanaan intervensi ini diawali dengan peyelesaian
perencanaan perawatan. Implementasi dapat dilakukan oleh banyak
orang; klien(individu atau keluarga), perawat, dan anggota tim
perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain
dala jaringan kerja sosial keluarga. Adapun faktor penyulit dari
keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerjasama
melakukan tindakan kesehatan antara lain:
1) Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau
mendapatkan informasi yang salah.
2) Keluarga mendapatkan informasi yang tidak lengkap, sehingga
mereka melihat masalah sebagian.
3) Keluarga tidak dapat mengaitkan antara informasi yang diterima
dengan situasi yang dihadapi.
4) Keluarga tidak mau menghadapi situasi
5) Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau
sosial.
6) Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau
petugas kaku dan kurang fleksibel
7) Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau
menggunakan macam-macam teknik dalam mengatasi masalah
yang rumit.
8) Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap
faktor sosial buaday. (Setiadi, 2008)
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-
intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya.
Keefektifan ditentukan degan melihat respons keluarga dan hasil
(bagaimana keluarga memberika respons), bukan intervensi-intervensi
yang diimplementasikan. Dengan kata lain, evaluasi merupakan
tahapan penilaian untuk membandingkan kesehatan keluarga dengan
tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat.
a. Evaluasi proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan, evaluasi yang dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
b. Evaluasi hasil
Evaluasi yang dibandingkan antara tujuan yang akan dicapai dan
merupakan hasil dari asuhan keperawatan. Evaluasi sesuai dengan
SOAP.
S : ungkapan subjektif dari pasien atau keluarga
O : hal-hal yang diterima secara objektif
A : analisa dengan mengacu pada tujuan
P : perencanaan yang akan datang
BAB III
TIJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis menjelaskan laporan kasus Pemenuhan
Kebutuhan Dasar pada keluarga Tn.A khususnya pada Ny.Y dengan masalah
gastritis yang berada di wilayah Utan Panjang Rt 010 Rw 02 Kel: Utan Panjang
Kec: Kemayoran Jakarta Pusat. Kegiatan dilaksanakan selama 2 minggu mulai
tanggal 3 April 2017- 16 April 2017 dengan melakukan kunjungan rumah
sebanyak 10 kali pertemuan melalui pendekatan proses keperawatan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : pengkajian, analisa data dan perumusan
masalah keperawatan, priorotas diagnose keperawatan dengan teknik skoring,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
A. Pengkajian keperawatan
I. Data Umum
1.Nama KK : Tn. A
2.Usia : 50 tahun
3.Pendidikan : SMA
4.Pekerjaan : Satpam
5.Alamat : Jl. Utan panjang Rt 10 rw 02 kelurahan utan panjang
6.Komposisi anggota keluarga : 5 orang
Kecelakaan
Keterangan:
Meninggal dunia ….Tinggal serumah
Laki-laki
Perempuan Klien
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga inti dimana di dalam rumah hanya ada
Tn. A, Ny.Y dan 3 orang anaknya yaitu Tn. H, An. R dan An. I
8. Suku
Tn. A bersuku asli betawi dan Ny.Y bersuku asli Sumatra selatan
(Palembang) dan dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa
Indonesia. Pola makan yang berhubungan dengan suku bangsa adalah Tn. A
dan Ny.Y suka makan pedas. Keluarga Tn. A tinggal di lingkungan
masyarakat yang mayoritas berasal dari suku jawa.
9. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. A adalah agama islam dan semua
anggota keluarga Tn.A tidak pernah meninggalkan shalat wajib,
pemahaman keluarga Tn. A terhadap agama sangat cukup baik.
10. Status social ekonomi keluarga
Sumber penghasilan keluarga Tn. A berasal dari Tn. A yang bekerja sebagai
satpam dengan penghasilan kurang lebih Rp. 3.000.000 dan terkadang
dibantu anak pertama Tn. A yaitu Tn.H yang bekerja dengan penghasilan
kurang lebih Rp. 2.000.000, dari uang tersebut digunakan untuk membayar
keperluan bulanan seperti biaya Air, biaya listrik, dan juga digunakan untuk
membiayai sekolah anak Tn. A dan biaya kuliah anak pertama Tn. A serta
digunakan juga untuk biaya makan sehari-hari keluarga Tn. A
11. Aktivitas rekreasi
Keluarga Tn. A biasa berlibur bersama secara rutin pada saat hari raya idul
fitri dan Tn. A beserta keluarga biasa menghabiskan waktu bersama untuk
mengobrol sambil menonton televise
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.A saat ini adalah tahap perkembangan
anak usia dewasa awal karena anak pertama Tn.A berumur 21 tahun.
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah
b. Mempertahankan keintiman pasangan
Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki
dan Tn. A dan Ny.Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila
ada waktu luang dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan
keperluan Tn.A sebelum Tn. A berangkat kerja
c. Membantu orang tua memasuki masa tua
Anak pertana Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu
Tn. A dan Ny.Y dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki
cita-cita ingin membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada
anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn.A dan Ny.Y yaitu
Tn.H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah dan masih tinggal bersama
dengan Tn.A dan Ny.Y
2. Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi
a. Mempertahankan keintiman pasangan
Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki
dan Tn. A dan Ny.Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila
ada waktu luang dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan
keperluan Tn.A sebelum Tn. A berangkat kerja
b. Membantu orang tua memasuki masa tua
Anak pertana Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu
Tn. A dan Ny.Y dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki
cita-cita ingin membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada
anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn.A dan Ny.Y yaitu
Tn.H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja.
3. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah.
b. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama
Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah dan masih tinggal bersama
dengan Tn.A dan Ny.Y
4. Riwayat keluarga inti
Tn. A berasal dari suku betawi dan Ny.Y berasal dari suku Palembang,
Tn. A dan Ny.Y pertama kali bertemu pada tahun 1992 di Jakarta.
Kemudian mereka berpacaran dan menikah pada tahun 1994 kemudian 1
tahun berselang mereka dikarunia anak pertama yang bernama Tn. H pada
tahun 1995 dan anak kedua yang berna An. R pada tahun 2000 dan anak
ketiga yaitu An. I pada tahun 2007. Tn.A dan Ny.Y tinggal di Rt 010 Rw
02 kelurahan utan panjang sudah 22 tahun lamanya dan kehidupan mereka
sangat harmonis dan saling menyayangi satu sama lain.
5. Riwayat keluarga sebelumnya
Di dalam keluarga Tn. A baik itu orang tua Tn.A ataupun saudara Tn. A
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit apapun, dan dari keluarga Ny.Y
juga tidak memiliki riwayat penyakit apapun hanya ayah dari Ny.Y
meninggal akibat kecelaka.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)
Keluarga Tn.A tinggal didaerah padat penduduk, rumah yang
ditinggali keluarga Tn.A adalah rumah permanen dengan ukuran
…x… dindingnya terbuat dari tembok dan atapnya terbuat dari
genteng, rumah keluarga Tn.A berlantai dua dimana lantai dasar
terdiri dari dapur,kamar mandi dan ruang tamu dan lantai dua terdiri
dari 3 kamar tidur. Secara keseluruhan kondisi rumah rapih dan
bersih, cahaya matahari dapat masuk karena ada ventilasi jendela di
ruang tamu.
Lantai 1 Lantai 2
Kamar
Kamar
Teras
Teras
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. A selama tinggal di Rt 10 Rw 02 kelurahan utan
panjang tidak pernah memiliki masalah ataupun terlibat konflik
dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya dan hubungan
dengan tentannga juga terjalin dengan baik , keluarga Tn. Bersikap
ramah dan baik dengan tetangga .begitu juga sikap tetangga terhadap
keluarga Tn.A juga ramah dan baik, tetangga-tetangga di lingkungan
rumah keluarga Tn.A ramah-ramah dan sopan-sopan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn. A sebelum menikah tinggal di Jakarta bersama orang tuanya di
daerah utan panjang dan Ny.Y sebelum menikah tinggal bersama
orang tua nya di Palembang lalu Ny.Y pergi ke Jakarta dan tinggal
bersama kakanya. Kemudian setelah Tn. A dan Ny.Y menikah
mereka tinggal bersama di wilayah Rt 10 Rw 02 kelurahan utan
panjang sejak pertama kali menikah sampai dengan sekarang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.A biasa berkumpul bersama pada malam hari,
dikarenakan kesibukan masing-masing dan pada saat berkumpul
biasanya keluarga Tn. A selalu berbagi pengalaman tentang apa yang
terjadi pada masing-masing anggota keluarga. Interaksi satu sama
lain antara anggota keluarga terjalin dengan baik.
Keluarga Tn.A dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar juga baik seperti Tn.A yang sering mengikuti
kegiatan kerja bakti, lalu Ny.Y yang aktif mengikuti pengajian rutin
setiap 1 minggu atau 1 bulan sekali dan anak-anak Tn.A dan Ny.Y
yang suka bermain dengan teman sebaya di lingkungan sekitar
rumah.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.A mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa KJP
yang diterima oleh anak kedua dan ketiga Ny.y dan Tn.A. Dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari Tn.A dibantu oleh anak pertamanya
yang memberikan uang setiap bulannya. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Tn.A selalu mendapatkan dukungan dari setiap anggota
keluarga baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk doa dan
keluarga Tn.A saling mendukung satu sama lain.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Respon anggota keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit
maka anggota keluarga yang lain akan merasakan sedih dan bila ada
anggota keluarga yang mendapatkan penghargaan maka anggota keluarga
yang lain akan ikut merasakan senang. Semua anggota keluarga Tn.A
saling menyayangi satu sama lain, dan bentuk kasih sayang mereka
ungkapkan dengan cara bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit
maka anggota keluarga yang lain akan membantu merawatnya dan
memberikan dukungan dalam bentuk materi ataupun doa.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.A dan Ny.y selalu berinteraksi dengan tetangga dan
hubungan keluarga Tn.A dengan tetangga terjalin dengan baik dan
keluarga Tn.A tidak pernah memiliki masalah ataupun permusuhan
dengan tetangganya. Ny.Y selalu rutin mengikuti pengajian dan arisan
yang dilaksanakan setiap minggu ataupun setiap bulan. Keluarga Tn.A
selalu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesama anggota keluarga
yang lain dan mereka selalu hidup dengan rukun dan saling membantu
satu sama lain.
3. Fungsi pemeliharaan kesehatan
a. Kebiasaan keluarga Tn.A jika ada anggota keluarga yang sakit selalu
membawanya ke klinik atau ke puskesmas yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya.
b. Keluarga Tn.A dalam pengadaan makanan sehari-hari dengan cara
memasak sendiri. Baik itu dengan cara direbus, digoreng ataupun
dikukus.
c. Cara menyajikan makanan dalam keluarga Tn.A kadang-kadang
tertutup. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga adalah makanan
asam dan pedas karena keluarga Tn.A khususnya Ny.Y memiliki
gastritis. Kebiasaan keluarga dalam mengolah air minum
menggunakan air minum isi ulang atau terkadang juga dimasak,
sedangkan mengelola makanan biasanya dipotong dahulu baru dicuci.
Kebiasaan makan keluarga Tn.A adalah sendiri-sendiri sesuai
keinginan.
d. Pemenuhan rekreasi dan latihan
Keluarga Tn.A tidak mempunyai waktu yang teratur untuk rekreasi.
Biasanya hanya saat libur dan malam hari bila ada waktu luang maka
keluarga Tn.A selalu menonton TV bersama.
e. Pemeliharaan kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan anggota keluarga Tn.A dalam pemeliharaan kebersihan diri
yaitu mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, serta cuci rambut 2x/hari.
Semua anggota keluarga Tn.A menggunakan bahan-bahan dalam
memenuhi kebutuhan kebersihan diri dengan sabun, pasta gigi, dan
lain-lain.
Dada dan Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
paru-paru simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris,
ada otot bantu ada otot bantu ada otot bantu ada otot bantu tidak ada
nafas, suara nafas, suara nafas, suara nafas, suara otot bantu
nafas nafas vesikuler nafas vesikuler nafas vesikuler nafas, suara
vesikuler nafas
vesikuler
Abdome Tidak ada Ny.y Tidak ada Tidak ada Tidak ada
n distensi mengeluh distensi distensi distensi
abdomen nyeri tekan abdomen abdomen abdomen
pada ulu hati
dan teraba
distensi
abdomen
Ekstermit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
as keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan
gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
TB 170 cm 153 cm 165 cm 160 cm 149 cm
BB 60 kg 64 kg 60 kg 57 kg 45 kg
Keadaan Coposmentis/ Coposmentis/b Coposmentis/ba Coposmentis/ba Coposmentis
umun baik aik ik ik /baik
TTV TD : 120/80 TD : 130/90 TD : 120/70 TD : 110/80 TD : 120/70
N : 84 N : 91 N : 86 N : 78 N :79
RR : 20 RR : 20 RR : 20 RR : 20 RR : 20
S : 36,5 S : 37 S : 37 S : 36,8 S :36.5
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Ny.Y dan keluarga berharap dengan adanya asuhan keperawatan keluarga
akan membuat mereka lebih mengetahui dan mengerti tentang penyakit
yang diderita dan cara pencegahannya.
Penjajakan II
a. Gastritis
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
a) Ny.Y mengatakan “Gastritis adalah penyakit maag “
b) Ny.Y mengatakan “penyebab gastritis adalah makan pedas dan stress”
c) Ny.Y mengatakan “Bila maagnya kambuh yang dirasakan adalah nyeri
perut dan pusing serta mual”
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Ny.Y mengatakan bila sakit Ny.Y kambuh keluarga menyuruh
Ny.Y istirahat dan minum obat.
3. Kemampuan keluarga merawat
Keluarga Ny.Y mengatakan “Bila Ny.Y sakit hanya menyuruhnya minum
obat dan istirahat karena keluarga tidak mengerti apa yang seharusnya
dilakukan.
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny.Y mengatakan “tidak terlalu memperhatikan pola makan
Ny.Y, tetapi keluarga mengetahui maag Ny.Y akan kambuh bila Ny.Y
makan makanan asam dan pedas.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Ny.Y mengatakan “Mengetahui bila ada puskesmas didekat
tempat tinggalnya tetapi tidak pernah control secara rutin ke puskesmas.
b. Rematik
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
a) Ny.Y mengatakan “rematik adalah penyakit nyeri pada kaki”
b) Ny.Y mengatakan “penyebab rematik adalah pola makan dan
kelelahan”
c) Ny.Y mengatakan “bila sakitnya muncul yang dirasakan oleh Ny.Y
adalah nyeri pada lutut dan kaki serta kaku “
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Ny.Y mengatakan bila sakit kaki Ny.Y kambuh keluarga
menyuruh Ny.Y istirahat dan membelikan obat nyeri di warung.
3. Kemampuan keluarga merawat
Keluarga Ny.Y mengatakan “bila Ny.Y sudah merasakan nyeri dikakinya
maka keluarga hanya memberikan obat gosok dikaki Ny.Y”
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny.Y mengatakan “selalu membersihkan lantai dirumahnya agar
tidak licin, tetapi belum paham betul mengenai lingkungan yang baik bagi
penderita rematik”
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehtan
Keluarga Ny.Y mengatakan “Mengetahui bila ada puskesmas didekat
tempat tinggalnya tetapi tidak pernah control secara rutin ke puskesmas.
B. Analisa Data
Setelah data focus terkumpul maka data-data yang ada dimasukkan dalam
analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa
data yang disusun dalam tabel dibawah ini:
FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA
Do:
TD : 130/90 mmHg
N :91x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5
Ny.Y tampak masih merasakan
nyeri pada perutnya
Perut Ny.Y teraba distensi pada
abdomen
2. Ds:
Ny.Y mengatakan “ penyakit
rematik/asam urat adalah penyakit
nyeri pada kaki “ Resiko gangguan
Ny.Y mengatakan “factor resiko mobilisasi pada keluarga
tingginya asam urat adalah karena Rematik Tn.A khususnya Ny.Y
kelelahan dan pola makan “ berhubungan dengan
Ny.Y mengatakan sudah 4 bulan ketidak mampuan
ini sering merasakan nyeri daerah keluarga merawat
kaki dan lutut “ anggota keluarga yang
Keluarga Ny. Y mengatakan “ sakit rematik
Bila kaki Ny.Y sakit hanya
diberikan obat warung saja dan
bila tidak sembuh maka dibawa
ke puskesmas “
Ny.Y mengatakan “ bila kakinya
sakit hanya diberikan obat gosok
saja “
Keluarga Ny.Y mengatakan “
kurang begitu paham tentang
lingkungan yang baik bagi Ny.Y
seperti apa dan makanan yang
boleh dimakan atau tidak oleh
Ny.Y “
Ny.Y mengatakan “ jarang
melakukan pemeriksaan di
puskesmas karena sibuk
mengurus rumah “
Ny.Y mengatakan “bila
rematiknya kambuh nyeri kakinya
terasa sangat nyeri dan bila diberi
angka maka nyerinya ada pada
angka 6”
Ny.Y mengatakan “bila
rematiknya kambuh Ny.Y dapat
merasakan nyeri sampai seharian
dan bisa membuat Ny.Y sulit
untuk berjalan”
Ny.Y mengatakan senang makan
jeroan dan kangkung.
Do:
TD :130/90 mmHg
N : 91x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5
Asam urat : 6,5 mg/dl
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil analisa data dapat disusun diagnose keperawatan yang
muncul pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y. Terdapat 2 diagnosa
keperawatan yang muncul dari masalah kesehatan keluarganya, yaitu
meliputi:
1. Resiko terjadinya nyeri berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit gastritis.
2. Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit rematik.
Prioritas Diagnosa Keperawatan / Skoring masalah keperawatan
Berdasarkan pada fokus asuhan keperawatan yang penulis lakukan pada
masalah gastritis, maka prioritas diagnosa keperawatan dengan teknik
skoring meliputi diagnosa keperawatan sebagai berikut.
84
Menyebutkan 3 2. Diskusikan
dari 6 Penyebab dengan
gastritis : keluarga
b. Penyebab Respon o Makan penyebab
gastritis Verbal yang gastritis.
tidak
teratur 3. Beri
o Sering kesempatan
makan- keluarga
Makanan bertanya
yang
pedas dan 4. Motivasi
asam keluarga untuk
o Pemakaia mengungkapka
n obat n kembali
penghilan penyebab
g nyeri gastritis
o Alkohol
dan
Rokok
o Infeksi
Kuman
H.pylori
o Stress
Respon Menyebutkan 2 5. Gali pendapat
c. Tanda dan verbal dari 4 tanda dan keluarga
gejala gastritis gejala gastritis : tentang tanda
o Nyeri ulu dan gejala
hati gastritis yang
o Mual dan terjadi pada
muntah keluarga.
o Hilangny
a nafsu 6. Motivasi
makan keluarga untuk
o Perut mengungkapan
terasa kembali tanda
penuh dan gejala
gastritis.
2. Keluarga mampu Menyebutkan 1 7. Identifikasi
mengambil dari 2 akibat akibat gastritis
keputusan untuk gastritis bila yang lalu
mengatasi Respon tidak ditangani :
gastritis: Verbal o Ulkus 8. Motivasi
a. Menjelaskan peptikum keluarga untuk
akibat yang o Kanker mengungkapka
terjadi bila lambung n kembalu
gastritis tidak akibat dari
diatasi gastritis bila
tidak diatasi
Setelah dilakukan Keluarga
tindakan keperawatan mendemonstrasi
selama 1x60 menit kan kembali cara 9. Demonstrasika
kunjungan rumah teknik relaksasi n cara
diharapkan keluarga Respon otot progresif melakukan
mampu: psikom seperti yang teknik
3. Keluarga mampu otor dicontohkan oleh relaksasi otot
merawat anggota perawat. : progresif
keluarga yang a. Melatih
menderita gastritis: otot 10. Motivasi
tangan : keluarga untuk
a. Dapat melakukan 1. Genggam redemonstrasi
teknik relaksasi tangan
progresif kanan 11. Beri pujian
sambil positif atas
membuat upaya yang
kepalan sudah
2. Tekuk dilakukan
kedua keluarga
lengan ke
belakang
pda
pergelang
an tangan
b. Melatoh
otot
biseps :
3. Genggam
kedua
tangan
lalu
kepalkan
dan
letakan
diatas
pundak
c. Melatih
otot bahu
:
4. Angkat
kedua
bahu
setinggi-
tingginya
d. Melatih
otot-otot
wajah :
5. Kerutkan
dahi dan
alis
sampai
mengerip
ut
6. Tutup
mata
keras-
keras
7. Katupkan
rahang
dan
diikuti
dengan
menggigi
t gigi-
gigi
8. Bibir
dimencon
gkan
sekuat-
kuatnya
9. Letakkan
kepala
sehingga
bisa
beristirah
at, dan
tekankan
kepala
pada
permukaa
n
bantalan
kursi
10. Benamka
n dagu ke
dada
e. Melatih
otot
punggun
g:
11. Angkat
tubuh
dari
sandaran
kursi,
lalu
punggun
g
dilengku
ngkan
dan
busungka
n dada
12. Tarik
nafas
sebanyak
-
banyakny
a
f. Melatih
otot perut
:
13. Tarik
kuat-kuat
perut ke
dalam
lalu jadi
kencang
dank
eras, lalu
dilepaska
n bebas
14. Luruskan
kedua
telapak
kaki
b. Mampu Menyebutkan 2
menyebutkan Respon dari 5 cara 12. Diskusikan
pencegahan cara Verbal pencegahan dengan
gastritis gastritis : keluarga cara
1. Kompres pencegahan
dingin gastritis
pada
daerah
perut
yang
nyeri
2. Hindari
stress
3. Istirahat
yang
cukup
4. Hindari
makanan
yang
pedas dan
asam
5. Lakukan
teknik
relaksasi
b. Gerakan Berbaring
Bentangkan
kedua lengan dan
tangan, ambil
nafas dalam-
dalam dan
hembuskan.
Kedua tangan
disamping, tekuk
siku dan tangan
mengepal.
Tangan luruskan
ke atas, lalu tepuk
tangan.
Tekuk sendi
panggul dan
tekuk lutut
dengan kedua
tangan tarik
sampai diatas
dada.
Pegang erat
kedua tangan
diatas perut, tarik
kebelakang
kepala dan
kebawah.
Angkat tungkai
bawah bergantian
dengan bantuan
kedua tangan.
b. dapat
membuat obat psikomo Cara pembuatan Mendemonstrasikan cara
tradisional : tor rebusan jahe : membuat obat tradisional :
rebusan jahe Kupas kulit jahe rebusan jahe dan rebusan seledri
dan rebusan terlebih dahulu
seledri lalu cuci hingga
bersih
Potong jahe
menjadi beberapa
bagian lalu rebus
hingga airnya
mendidih
Lalu saring dan
dinginkan air jahe
Setelah
didinginkan bisa
langsung
diminum secara
rutin
.
Cara pembuatan
rebusan seledri :
Siapkan biji
seledri sebanyak
2 gram kemudian
cuci bersih
Rebus biji seledri
dengan air 110 ml
hingga mendidih
atau selama 15
menit.
Saring air rebusan
biji seledri
Minum sebanyak
1 kali dalam
sehari
107
6. Motivasi keluarga
mengungkapkan
kembali tanda dan
gejala gastritis.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap ini penulis mengacu pada konsep pemenuhan kebutuhan.
Dalam pengkajian penulis tidak mendapatkan kendala yang berarti karena
sikap klien dan keluarga yang kooperatif serta didukung oleh format
pengkajian sehingga memudahkan penulis untuk mengumpulkan data. Tetapi
terdapat beberapa kendala dalam mencari sumber di perpustakaan karena
kurang lengkapnya buku-buku edisi terbaru tentang pemenuhan kebutuhan
dengan Gastritis.
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal
03 April 2017 dalam pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data
diperoleh dengan menggunakan format pengkajian dan teknik pengumpulan
data dengan wawancara dengan klien maupun keluarga, observasi dan
pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan untuk menjalin
hubungan saling percaya, keluarga Ny. Y dapat menerima kedatangan
penulis.dalam pengkajian tidak ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga
Ny.Y yang kooperatif keluarga Ny.Y menjawab semua pertanyaan yang
diajukan oleh penulis sehingga mempermudah mendapatkan informasi. Selain
itu penulis terbantu dengan adanya format pengkajian.
Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut bahwa tipe
keluarga Tn.A adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang
anak. Tahap perkembangan keluarga Tn.A saat ini adalah tahap
perkembangan keluarga anak usia dewasa awal karena anak pertama Tn.A
berumur 21 tahun. Keluarga Tn.A sudah melakukan tugasnya sesuai dengan
teori menurut (Duvall,1985 dikutip Setiadi, 2008) pada tahap perkembangan
keluarga usia dewasa awal yaitu : Memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar :
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama Tn. A
dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah, Mempertahankan keintiman pasangan:
Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki dan Tn.
A dan Ny Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila ada waktu luang
dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan keperluan Tn. A sebelum Tn.
A berangkat kerja, Membantu orang tua memasuki masa tua: Anak pertana
Tn. A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu Tn. A dan Ny.Y
dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki cita-cita ingin
membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y, Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat: Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab
kepada anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn. A dan Ny.Y yaitu
Tn. H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja, Penataan
kembali peran dan kegiatan rumah tangga: Tugas perkembangan ini belum
terpenuhi dikarenakan anak pertama Tn. A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum
menikah dan masih tinggal bersama dengan Tn. A dan Ny.Y
Dalam teori tugas perkenbangan, perkembangan yang ditempuh
keluarga Tn.A didapatkan kesenjangan dengan kasus di lapangan, dimana
tugas perkembangan pada tahap perkembangan keluarga usia dewasa awal
yang belum terpenuhi adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. Faktor
penghambat dari tugas perkembangan yang belum terpenuhi tersebut
dikarenakan anak pertama Tn.A dan Ny.Y belum menikah dikarenakan masih
ingin membantu membiayai kehidupan keluarganya dengan cara kuliah
sambil bekerja.
Peran dalam keluarga Tn.A tidak terdapat kesenjangan dengan teori karena
didalam teori dijelaskan bahwa peran:
1. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi
anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu.
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu.
3. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
Dan didalam keluarga Tn.A semua anggota berperan sesuai dengan
perannya seperti Tn.A berperan sebagai kepala keluarga dan ayah, Ny.Y
berperan sebagai ibu rumah tangga dan seorang ibu dan Tn.H, An.R dan An.I
berperan sebagai anak.
Fungsi perawatan keluarga didalam keluarga Tn.A terdapat
kesenjangan dengan teori dikarenakan Ny.Y dalam memasak makanan selalu
menyediakannya sendiri tetapi tidak dipisahkan makanan bagi yang menderita
sakit dengan anggota keluarga yang sehat.
Sumber ekonomi keluarga Tn.A diperoleh dari hasil pekerjaan Tn.A
sebagai sekuriti. Dalam teori (Setiadi, 2008) salah satu fungsi ekonomi yaitu
menabung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang. Oleh karena itu untuk memenuhi fungsi ekonomi keluarga
Tn.A diperoleh penghasilan tambahan yang didapat dari anak pertamanya
yang kuliah sambil bekerja.
Dari hasil pengkajian didapatkan data penyebab dari gastritis Ny.Y
adalah stress, telat makan, atapun makan-makanan yang asam dan pedas.
Penyebab ini terdapatkesenjangan antara teori dan pembahasan. Menurut teori
(Sudoyo, dkk 2009) etiologi dari gastritis adalah Konsumsi obat-obatan kimia
NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi drugs),konsumsi alcohol, Terapi radiasi,
Kondisi stress, Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia
coli,Penggunaan antibiotic, jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma
capsulaptum dan Mukonaceace.
Dari hasil pengkajian didapatkan data tanda dan gejala dari gastritis
Ny.Y adalah nyeri dan merasa pusing dan juga mual. Tanda dan gejala ini
terdapat kesenjangan antara teori dan pembahasan menurut Wim de Jong
(Wim de Jong dikutip Amin & Hardhi, 2015) tanda dan gejala gastritis adalah
Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung
maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan
udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif. Gastritis Kronik:
kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan
komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia
pernisiosa, dan karsinoma lambung. Karena saat dilakukan pengkajian hanya
nyeri, pusing dan mual yang dirasakan oleh Ny.Y.
B. Diagnosa Keperawatan
D. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam kasus ini penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan TUK 1-5
tentang GASTRITIS mulai dari pengertian, tanda dan gejala, akibat dan cara
perawatan GASTRITIS. Kemudian melakukan kegiatan psikomotor berupa
teknik relaksasi otot progresif, memodifikasi lingkungan dengan cara menjaga
pola makan dan menghindari makan-makanan yang pedas dan asam serta
menghindari stress, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti
puskesmas ataupun klinik umum.
E. Evaluasi Keperawatan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan
keluarga yang tertara diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran
untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
pada keluarga dengan Gastritis:
1. Bagi penulis: Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga
secara teori maupun mandiri dari penulis mampu menyusun strategi agar
data tentang keluarga dapat terkumpul sesuai dengan teori serta mampu
meningkatkan derajat kesehatan terhadap keluarga binaan karena pada bab
sebelumnya masih terdapat masalah yang belum teratasi.
2. Kepada petugas puskesmas: diharapkan mampu melakukan kunjungan
rutin secara terjadwal untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga di
wilayah Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Kemayoran khususnya di RW
02 terutama pada penyakit Gastritis.
3. Institusi pendidikan
Untuk institusi diharapka kepada institusi pendidikan agar dapat
melengkapi buku-buku sebagai referensi dengan terbitan tahun terbaru
yang berkaitan dengan masalah-masalah asuhan keperawatan keluarga,
sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya tulis
ilmiah yang berikutnya.
4. Klien dan keluarga
Untuk klien beserta keluarganya diharapkan dapat menjaga pola hidup
yang sehat guna mencegah terjadinya kekambuhan gastritis sera
menghindari stress, dan jangan lupa agar selalu menjaga pola makan
dengan baik. Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau
dan ekonomis seperti puskesmas ataupun klinik.
DAFTAR PUSTAKA
Black J.M., dan Hawks JH. (2014). Buku keperawatan medikal bedah: manajemen
Hidayat A. (2012). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan proses
Vol.2.Jakarta:EGC
Ns. Tantut Susanto, M. Kep. Sp. Kep. Kom. (2012). Buku ajar keperawatan
TIM.
Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga
Prasetyo S. (2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
127
Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawati S., dan Citra A. (2008). Penuntun praktis asuhan keperawatan keluarga.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/peta-
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/5277/4790. 17/4/2017.
17:57.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Rematik
TOPIK : Rematik
SUB POKOK BAHASAN :
1. Pengertian rematik
2. Faktor resiko timbulnya penyakit
3. Tanda dan gejala
4. Hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh
5. Makanan yang harus dihindari
6. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan
7. Cara mengatur lingkungan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x60 menit, keluarga
Ny.Y mampu memahami tentang rematik dan cara menghindari rematik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan, masyarakat yang hadir
dapat:
a. Menjelaskan pengertian rematik
b. Menyebutkan faktor resiko timbulnya penyakit
c. Menyebutkan tanda dan gejala
d. Menyebutkan hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh
e. Menyebutkan makanan yang harus dihindari
f. Menyebutkan kegiatan yang tidak boleh dilakukan
g. Menyebutkan cara mengatur lingkungan
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Materi
a. Pengertian rematik
b. Faktor resiko timbulnya penyakit
c. Tanda dan gejala
d. Hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh
e. Makanan yang harus dihindari
f. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan
g. Cara mengatur lingkungan
2. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
C. SASARAN
Keluarga Ny.Y
D. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Lembar balik
E. Setting Tempat
MEJA
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Membuka Penyuluhan
Memberikan Salam Pembuka Menjawab Salam
Kepada keluarga
Memperkenalkan Diri Menyimak dan Memperhatikan
Menjelaskan Maksud dan
Tujuan Penyuluhan Mengetahui
Melakukan Apersepsi
G. EVALUASI
1. Ny.Y memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik
2. Ny.Y memahami dan mengerti tentang penyakit Rematik
3. Ny.Y mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar
LAMPIRAN
Rematik
A. Pengertian Rematik
Penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kekakuan terutama
pada sendi-sendi.
133
daya tahan sambil menjaga berat badan dari sendi tubuh bagian bawah.
Berjalan kaki, berenang, bersepeda dan berkebun juga merupakan
aktivitas yang menyenangkan dan dapat membantu meringankan nyeri di
sendi.
2. Lindungi Sendi
Pelajari mekanika tubuh yang tepat, ini berguna untuk mengurangi stres
pada sendi. Hindari gerakan-gerakan yang kiranya dapat membahayakan
sendi, karena sendi akan lebih renta terhadap kerusakan ketika bengkak
dan sakit. Hindari pula meletakkan sendi pada posisi yang sama dalam
jangka waktu lama. Bangun dan bergeraklah agar sendi tidak kaku.
Istirahatlah sebelum kita merasa lelah atau sakit.
3. Menjaga Berat Badan
Jagalah berat badan agar tidak melebihi batas ideal. Berat badan tidak
hanya membantu membuat penampilan kita lebih baik, tetapi juga
membantu sendi merasa lebih baik. Mengurangi berat badan dapat
membantu mengurangi stres sendi dan rasa sakit. Selain itu, menjaga berat
badan juga menghindarkan dari penyakit serius seperti penyakit jantung
dan diabetes.
4. Atur Pola Makan
Makan makanan yang bervariasi dengan perbanyak buah-buahan dan
sayuran, protein tanpa lemak, juga susu tanpa lemak. Pastikan kita
mendapatkan cukup vitamin C, vitamin D dan kalsium. Lemak ikan yang
banyak mengandung asam lemak omega 3 juga dapat mengurangi
peradangan di sendi.
5. Berhenti Merokok
Tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, berhenti merokok juga akan
mengurangi risiko komplikasi rematik. Selain itu, berhenti merokok juga
mengurangi risiko terkena kanker paru-paru, emphysema, dan masalah
pernapasan lainnya serta penyakit jantung.
6. Mandi Air Hangat
Jika kita merasa lelah dan pegal, mandi air hangat sebelum tidur dapat
membantu membuat rileks dan merasa lebih baik. Pijat ringan juga dapat
membantu meningkatkan energi dan fleksibilitas. Selain melakukan hal-
hal tersebut, kita juga bisa mencoba beberapa jenis makanan dan minuman
yang efektif untuk membantu penyembuhan sakit akibat radang sendi.
Alpukat. Kita tidak akan menderita rematik atau arthritis selama
rajin mengonsumsi alpukat matang secara teratur. Lemak yang
dikandungnya mampu memberikan lubrikasi secara alami
persendian tulang seperti leher, siku, pergelangan tangan, pinggul,
lutut, pergelangan kaki.-Jus apel. Minum jul apel yang diragikan
(fermentasi) setengah cangkir, dua kali sehari akan membantu
penyembuhan sakit radang sendi.
Asparagus. Bisa untuk mengobati rematik. Stroberi atau buah beri
lain. Buah beri baik untuk penyembuhan rematik. Bisa dikonsumsi
sebagai buah atau jus.
Jus semangka. Untuk arthritis karena kelebihan asam urat. Segelas
jus semangka (tanpa biji) pagi dan malam akan membantu
mendorong keluar kelebihan akumulasi asam urat
E. Makanan yang harus dihindari
1. Tomat
Biji tomat mengandung banyak asam urat. Nah, akumulasi asam urat
dalam sendi dapat menyebabkan gejala arthritis.
2. Daging merah
Hindari daging merah, jika Anda memiliki rematik. Anda sebaiknya
mengurangi konsumsi makanan yang mengandung fosfor seperti daging
merah. Hal ini dikarenakan semakin banyak fosfor yang Anda miliki
dalam tubuh, semakin banyak pula kalsium yang hilang dari tulang.
3. Susu
Susu mengandung banyak purin yang berkontribusi dalam kenaikan
jumlah asam urat dalam tubuh.
4. Ikan bertempurung
Ikan bertempurung, seperti kepiting atau udang, sangat kaya akan purin
yang bisa berubah menjadi asam urat ketika Anda memakannya.
5. Minyak sayur
Hindari minyak nabati seperti minyak kedelai atau bunga matahari.
Minyak jenis ini mengandung banyak asam lemak omega-6. Lemak ini
dapat meningkatkan peradangan.
6. Gula
Hindari makanan atau minuman manis yang dapat memperburuk nyeri
sendi. Selain itu, penambahan berat badan juga memberi tekanan lebih
pada sendi Anda.
F. Cara mengatur lingkungan
1. Hindari lantai yang licin
2. Penerangan yang cukup
3. WC dibuat duduk
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) GASTRITIS
Satuan Acara Penyuluhan pada Ny.Y yang menderita Gastritis (Maag) yang
dilakukan di rumah Ny.Y di Rt 010 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang. Adapula alasan
dilakukan penyuluhan pada Ny.Y, agar Ny.Y menyadari akan penyakit yang
dideritanya. Ny.Y bisa menerapkan pola hidup sehat dengan makan-makanan yang
sehat, agar tidak terjadi maag berulang.
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ny.Y dan keluarga dapat
memahami dan mengerti tentang konsep gastritis.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis, keluarga Ny.Y diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan pengertian gastritis
2. Menjelaskan penyebab gastritis
3. Menjelaskan tanda dan gejala gastritis
4. Menjelaskan cara pencegahan gastritis
5. Menjelaskan penatalaksanaan gastritis
6. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita gastritis
137
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit gastritis
2. Penyebab penyakit gastritis
3. Tanda dan gejala penyakit gastritis
4. Cara pencegahan penyakit gastritis
5. Cara penatalaksanaan penyakit gastritis
6. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita gastritis
D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
E. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Lembar balik
F. Setting Tempat
Ny.Y An.R
Meja
Penyuluh
138
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Pengkajian
1 Pembukaan 2 Menit Membuka acara dengan Menjawab salam dan
mengucapkan salam dan mendengarkan perkenalan.
perkenalan Mendengarkan
Menyampaikan topik dan penyampaian topik dan
tujuan Penyuluhan kepada tujuan
sasaran Menyetujui kesepakatan
Kontrak waktu untuk pelaksanaan Penkes
kesepakatan penyuluhan
dengan sasaran
H. Evaluasi
1. Ny.Y memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik
2. Ny.Y memahami dan mengerti tentang penyakit gastritis
3. Ny.Y mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar
141
LAMPIRAN
GASTRITIS
A. Pengertian Gastritis
Gastritis yang biasanya orang awam mengatakannya maag adalah peradangan
yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi asam lambung mengakibatkan
iritasi/perlukaan pada lambung.
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu
dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa
dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar
dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan
sampai 2-3 jam, maka asam yang menumpuk dalam lambung akan semakin banyak
dan berlebih. Hal ini dapat menyebabkan luka atau iritasi pada dinding lambung
sehingga timbul rasa perih.
B. Penyebab Gastritis
1. Stress
2. Usia
3. Pola makan yang tidak baik. Misalnya terlambat makan, makan makanan yang
pedas, asam yang dapat merangsang asam lambung contoh cabe, cuka, sambal,
ketan dan lain-lain. Makan terlalu banyak atau cepat, dan makanan yang terinfeksi
oleh bakteri helicobakter phylory.
4. Merokok
5. Mengkonsumsi alcohol atau minuman berkafein
142
6. Mengkonsumsi obat-obatan dalam dosis yang tinggi. Contohnya aspirin dan
antalgin. (aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung)
7. Keracunan makanan
C. Tanda dan Gejala
1. Mual dan muntah
2. Kembung
3. Nyeri seperti terbakar pada perut bagian atas
4. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat
dingin
5. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
6. Terkadang disertai sakit kepala
7. Bila gastritis sudah parah, makan akan terjadi luka pada lambung sehingga
menyebabkan perdarahan. Gejala yang timbul saat lambung sudah terdapat luka
adalah muntah darah atau terdapat darah pada feses
D. Cara Pencegahan
1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena
akan mengakibatkan produksi asam lambung meningkat
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang
merangsang kerja lambung. Contohnya makanan pedas, asam, dan kopi
3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa stress dengan
berolahraga yang baik bagi tubuh
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi alcohol
6. Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung misalnya
aspirin
E. Penatalaksanaan
Jika anda mengalami atau mempunyai riwayat gastritis, hal-hal yang dapat anda
lakukan antara lain adalah:
1. Makan dengan porsi kecil tapi sering. Contoh makanan adalah snack atau
makanan ringan.
2. Makan teratur dan tepat waktu
3. Dianjurkan minum air hangat jika terjadi mual dan muntah
4. Minumlah obat antasida (obat maag) jika gastritis kambuh
5. Istirahat yang cukup
6. Kalau merokok, hentikan merokok
7. Segera periksakan ke dokter jika nyeri tidak kunjung hilang
144
145
146
147
148
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : Dyah_rhizom@yahoo.co.id
DATA PENDIDIKAN
149