Anda di halaman 1dari 1

Syarat E wallet Non Bank

Bank Indonesia menerbitkan peraturan teknis bagi lembaga selain perbankan yang ingin
menjadi penyelenggara dompet elektronik (e-wallet) agar memiliki modal disetor minimum
Rp3 miliar.

Dalam salinan Surat Edaran (SE) BI Nomor 18/41/DKSP dikutip Antara di Jakarta, Rabu
(4/1)  BI akan melihat kelengkapan syarat umum oleh lembaga selain perbankan yang
mengajukan izin dompet elektronik, dengan mempertimbangkan kecukupan modal disetor
minimal Rp3 miliar.

Dompet elektronik merupakan metode penyimpanan dana yang digunakan untuk pembayaran
di industri ekonomi digital.

Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eni V Panggabean,


dalam SE tersebut, mengatakan selain penampungan dana untuk transaksi, BI juga
mewajibkan terdapat penyimpanan data instrumen di lembaga penyelenggara.

Modal minimum Rp3 miliar tersebut, menurut BI sebagai pertimbangan untuk melihat
kelayakan bisnis dan kemampuan manajemen risiko perusahaan penyelenggara dompet
elektronik.

Selain itu, pertimbangan modal minimum Rp3 miliar juga karena dalam penyelenggara
dompet elektronik dari non perbankan wajib berbentuk Perseroan Terbatas.

Adapun izin dari BI tersebut diwajibkan bagi penyelenggara dompet elektronik, baik bank
maupun non perbankan yang memiliki pengguna aktif atau merencanakan memiliki pengguna
aktif minimal 300 ribu pengguna.

SE BI tersebut merupakan aturan turunan atau aturan teknis dari Peraturan Bank Indonesia
Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran yang
diterbitkan pada November 2016.

Secara resmi, SE BI tersebut dipublikasikan pada 3 Januari 2016.

Dalam SE tersebut, BI juga merinci ketentuan perolehan izin bagi perusahaan penyelenggara
switching (pengalih), dan juga perusahaan penyelenggara kanal pembayaran (payment
gateway).(Hrb)

Anda mungkin juga menyukai