Ship Electric Cable
Ship Electric Cable
Cables made from copper (cable wire) usually use PVC or some other material as insulation
material.
Cable insulation is very important because the cable insulation must be able to protect
conductor from damage caused by adverse conditions of the cable environment such as sea
water, mechanical loads, temperature changes and others.
In addition, the cable insulation must be in accordance with the electrical electrical
characteristics of the conductor and also the electric current will depend on the condition of
the conductor.
Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan bahan PVC atau beberapa
bahan lainnya sebagai bahan isolasi.
Isolasi kabel sangatlah penting karena isolasi kabel tersebut harus mampu melindungi
konduktor dari kerusakan yang disebabkan oleh kondisi buruk dari lingkungan kabel seperti
air laut, beban mekanis, perubahan suhu dan lain-lain.
Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan karakteristik listrik listrik dari konduktor dan juga
arus listrik akan tergantung pada kondisi dari konduktor.
Briefly some damage to the conductor will reduce the area of the conductor cross section so
that it will cause the electrical resistance of the conductor will increase. Furthermore, the
conductor temperature will be higher than planned. Damage to the cable insulation will result
in an overall insulation resistance approaching zero which in turn will result in a short circuit.
So clearly, it is necessary to identify the conditions that exist on the ship and around the
location where the cable will be placed before considering the quality standard (type) of
cable that is able to protect the cable from damaging situations.
Secara singkat beberapa kerusakan pada konduktor akan mengurangi area luasan dari
penampang konduktor sehingga akan meyebabkan tahanan listrik dari konduktor akan
meningkat. Selanjutnya akan menyebabkan suhu konduktor akan menjadi lebih tinggi dari
yang direncanakan. Kerusakan pada isolasi kabel akan berakibat pada tahanan isolasi yang
keseluruhan mendekati nol yang selanjutnya akan berakibat terjadinya short sirkuit. Jadi
jelaslah, perlu identifikasi kondisi yang ada di kapal dan di sekitar lokasi dimana kabel akan
ditempatkan sebelum mempertimbangkan standar mutu (tipe) kabel yang mampu
melindungi kabel dari situasi yang bersifat dapat merusak.
In addition, the cable insulation must be in accordance with the electrical electrical
characteristics of the conductor and also the electric current will depend on the condition of
the conductor. Briefly some damage to the conductor will reduce the area of the conductor
cross section so that it will cause the electrical resistance of the conductor will increase.
Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan karakteristik listrik listrik dari konduktor dan juga
arus listrik akan tergantung pada kondisi dari konduktor. Secara singkat beberapa
kerusakan pada konduktor akan mengurangi area luasan dari penampang konduktor
sehingga akan meyebabkan tahanan listrik dari konduktor akan meningkat.
Electric Insulator
Isolator is an ingredient or substance, be it solid, liquid or gas that cannot or is difficult to
make a transfer of electric charge.
Isolator Listrik
Isolator adalah Suatu bahan atau zat, baik itu padat, cair atau gas yang tidak dapat atau
sulit untuk melakukan perpindahan muatan listrik.
1. Electrical Installation
Electric installation cable is used as a conduit for the delivery of electric power from
electric power sources to electric power consumption equipment. Cable wire used on
ships must be in accordance with the provisions of the Indonesian Classification
Bureau (BKI). In the distribution of electrical installations of ships, the use of cables
as a conduit is classified as:
1. Power installation cable
2. Lighting installation cable
3. Control and signal installation cable
4. Telephone and instrument installation cable.
Kabel intalasi listrik digunakan sebagai saluran penghantar daya listrik darisumber
tenaga listrik ke peralatan pemakaian daya listrik. Kawat kabel yangdigunakan di
kapal haruslah sesuai dengan ketentuan dari Biro Klasifikasi Indonesia(BKI).Pada
distribusi intalasi listrik kapal, penggunaan kabel sebagai penghantar diklasifikasikan
atas:
1. Kabel intalasi tenaga
2. Kabel intalasi penerangan
3. Kabel intalasi control dan sinyal
4. Kabel intalasi telepon dan instrument.
2. Cable Line
Cable lines are stretched cables that are joined together in a cable support groove
(cable hanger) and arranged so as to facilitate the repair and maintenance work.
Cable lines consist of:
Jalur Kabel
Jalur kabel adalah kabel-kabel terentang yang disatukan dalam suatu alur
penyangga kabel (kabel hanger) dan diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkandalam pengerjaan perbaikan dan pemeliharaan. Jalur kabel terdiri dari:
1. Cable support, which is made of galvanized steel material shaped like the letter U
with various types and nominal sizes of cable buffering supports and their
construction.
Penyangga kabel, yang terbuat dari material baja galvanis yang berbentuk
seperti huruf U dengan berbagai tipe dan ukuran nominal penyanggapenyangga
kabel serta kontruksinya.
2. Cable ties, which serve to unite the cables placed in the cable path. This cable tie
consists of fastening tape and fastening buttons. This cable fastener material is
made of galvanized steel material whose width is 14mm. the determination of the
distance between the binders must be in accordance with the provisions
stipulated by the Indonesian Classification Bureau (BKI).
Pengikat kabel, yang berfungsi menyatukan kabel-kabel yang diletakkan pada
jalur kabel. Pengikat kabel ini terdiri dari pita pengikat dan kancing
pengikat.Bahan pengikat kabel ini terbuat dari bahan baja galvanis yang lebarnya
14mm. penentuan jarak antara pengikat harus sesuai ketentuan yang
telahditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
3. A copy of the cable, this is used to install the cable that requires a copy of the
cable used on the cable,
Tembusan kabel, ini digunakan untuk intalasi kabel yang menghendaki adanya
tembusan kabel yang digunakan pada kabel.
4. Cable protector pipe, which aims to protect the cable installation from possible
physical damage to the cable. Types of cable protectors used; among others:
Pipa pelindung kabel, yang bertujuan untuk melindungi intalasi kabel
darikemungkinan terjadinya kerusakan fisik kabel. Jenis pelindung kabel
yangdigunakan; antara lain:
a. Non-metallic (non-metallic) protective pipes, used in accommodations and
lighting installations that have working voltages up to 250 volts.
Pipa pelindung non metalik (bukan logam), digunakan di ruangakomodasi
dan intalasi penerangan yang mempunyai tegangan kerjasampai 250 volt.
b. Non-metallic protective pipe (plice tube PA-2), used under the grating floor or
the like in the engine room.
Pipa pelindung non metalik (plice tube PA-2), digunakan di bawahlantai
grating atau sejenisnya dalam kamar mesin.
c. A protective pipe for translucent cables is used when the cable installation
requires a blow so that it is called the coming pipe. The dimensions of this
protective pipe are given the symbol PV.
The Indonesian Classification Bureau (BKI) requires charging cables in the
protective pipe to a maximum of 40% of the sectional area of the protective
pipe. Cable cross-sectional area is the sum of each cable cross-sectional
area calculated from the outer diameter of the cable.
Pipa pelindung untuk tembusan kabel, digunakan bila intalasi kabel
menghendaki adanya.tembusan sehingga dinamakan pipa coming. Tiped an
dimensi pipa pelindung ini diberi symbol PV.
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) mensyaratkan pengisian kabel dalam pipa
pelindung maksimum 40% luas penampang pipa pelindung. Luas penampang
kabeladalah jumlah dari masing-masing luas penampang kabel yang dihitung
dari garis tengah luar kabel.
The value of insulation resistance in a cable or electrical conductor has a minimum value,
namely:
1000 ohms x the mains voltage that is delivered by the conductor.
Example:
If an electrical conductor is insulated, it carries an electrical voltage of 380 volts, then the
minimum value of insulation resistance is: 1000 ohms x 380 volts = 380,000 ohms (380 kilo
ohms).
Nilai resistansi isolasi pada suatu kabel atau penghantar listrik memiliki nilai minimum yaitu :
1000 ohm x tegangan listrik yang dialiri penghantar tersebut.
Contoh :
Jika suatu penghantar listrik berisolasi, mengalirkan tegangan listrik sebesar 380 volt, maka
nilai minimum resistan isolasinya adalah : 1000 ohm x 380 volt = 380.000 ohm (380 kilo
ohm).
The insulation resistance value of an electric conductor cable is the most basic electrical
performance parameter.
A cable that has insulation with a resistance value below the minimum value, will cause
various electrical disturbances, such as electric leakage, short circuit (fire), fire and even
other fatal accidents
Therefore it is necessary to test / measure the value of insulation resistance, and it is carried
out periodically.
Nilai resistan isolasi suatu kabel penghantar listrik adalah parameter performa kelistrikan
yang paling dasar.
Kabel yang memiliki isolasi dengan nilai resistan dibawah nilai minimum, akan
menyebabkan berbagai gangguan listrik, seperti kebocoran arus listrik, hubungan singkat
(Short Circuit), kebakaran dan bahkan kecelakan lain yang lebih fatal
Oleh karena itulah perlu dilakukan pengujian /pengukuran nilai resistan isolasi, dan
dilakukan secara berkala.
The method or method that is generally carried out to carry out this insulation test, is to
provide a voltage that has a higher value than the voltage that normally flows through the
conductor.
Metode atau cara yang umumnya dilakukan untuk melakukan pengujian isolasi ini, adalah
dengan memberikan tegangan yang memiliki nilai yang lebih tinggi dari tegangan yang biasa
mengaliri penghantar tersebut.
Sheating
Sheating is used to provide protection against electrical cables. Sheating or
protection is simply a protective cable against mechanical strength or protect the
cable against fire, steam, chemicals, oil and other materials or a combination of one
of these factors.
In the use of cables in the field of shipping or marine used, sheating consists of:
Pelindung/Penyekat
Sheating digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap kabel listrik. Sheating
atau pelindung ini secara sederhana berupa pelindung kabel terhadap kekuatan
mekanik atau melindungi kabel terhadap kebakaran, uap, bahan kimia, minyak dan
bahan lainnya ataupun kombinasi dari salah satu faktor tersebut.
Pada penggunaan kabel dalam bidang perkapalan atau marine used, sheating terdiri
dari :
- Polyvinyl Chloride (PVC).
- PolyChloropene (Neophene)
- Chloro Sulphonat Polyethelene (Csp, Hypalon)
- Silicone Rubber
- Lead
- Copper.
CABLE IMAGE
GAMBAR KABEL
Ampacity: This is a current that can be carried continuously without a conductor exceeding
80 ° C with an ambient temperature of about 45 ° C (ie an increase of 35 ° C).
Ampacity: Ini adalah arus yang dapat dibawa kabel terus menerus tanpa konduktor
melebihi 80 °C dengan suhu udara sekitar 45 °C (yaitu kenaikan 35 °C).
Cables as electrical conductors used for shipboard installations are made of copper except
in the case of thermocouple cables for instrument equipment where special metal and alloy
materials such as Cupro-nickel are used in some cables. Welding cables used in ship
repairs and work in offshore oil drilling buildings and others using aluminum as their
conductor wire (cable wire)
Kabel sebagai bahan penghantar aliran listrik yang digunakan untuk instalasi di kapal
terbuat dari bahan tembaga kecuali pada kasus kabel termokopel untuk peralatan instrumen
dimana bahan logam khusus dan campuran seperti Cupro-nikel digunakan pada beberapa
kabel. Kabel las yang digunakan pada reparasi kapal dan pekerjaan pada bangunan
pengeboran minyak lepas pantai dan lain-lain menggunakan aluminium sebagai kawat
konduktornya (kawat kabel).
Cables made from copper (cable wire) usually use PVC or some other material as insulation
material. Cable insulation is very important because the cable insulation must be able to
protect conductors from damage caused by adverse conditions of the cable environment
such as sea water, mechanical loads, temperature changes and others. In addition, the
cable insulation must be in accordance with the electrical electrical characteristics of the
conductor and also the electric current will depend on the condition of the conductor. Briefly
some damage to the conductor will reduce the area of the conductor cross section so that it
will cause the electrical resistance of the conductor will increase. Furthermore, the conductor
temperature will be higher than planned. Damage to the cable insulation will result in an
overall insulation resistance close to zero which in turn will result in a short circuit.
Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan bahan PVC atau beberapa
bahan lainnya sebagai bahan isolasi. Isolasi kabel sangatlah penting karena isolasi kabel
tersebut harus mampu melindungi konduktor dari kerusakan yang disebabkan oleh kondisi
buruk dari lingkungan kabel seperti air laut, beban mekanis, perubahan suhu dan lain-lain.
Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan karakteristik listrik listrik dari konduktor dan juga
arus listrik akan tergantung pada kondisi dari konduktor. Secara singkat beberapa
kerusakan pada konduktor akan mengurangi area luasan dari penampang konduktor
sehingga akan meyebabkan tahanan listrik dari konduktor akan meningkat. Selanjutnya
akan menyebabkan suhu konduktor akan menjadi lebih tinggi dari yang direncanakan.
Kerusakan pada isolasi kabel akan berakibat pada tahanan isolasi yang keseluruhan
mendekati nol yang selanjutnya akan berakibat terjadinya hubungan pendek.
So clearly, it is necessary to identify the conditions that exist on the ship and around the
location where the cable will be placed before considering the quality standard (type) of
cable that is able to protect the cable from situations that can damage
The condition of the rooms and decks on the ship varies greatly but basically can be
grouped in 3 main conditions namely:
Jadi jelaslah, perlu identifikasi kondisi yang ada di kapal dan di sekitar lokasi dimana kabel
akan ditempatkan sebelum mempertimbangkan standar mutu (tipe) kabel yang mampu
melindungi kabel dari situasi yang bersifat dapat merusak
Kondisi dari ruangan-ruangan dan deck-deck yang ada di kapal sangatlah bervariasi tetapi
pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam 3 kondisi utama yaitu :
- Enclosed rooms for machining or work space that have the following character traits:
oily atmosphere, high or low temperature, possible damage due to mechanical loads
or a combination of several conditions together.
Ruangan-ruangan tertutup untuk permesinan atau ruangan kerja yang mempunyai
ciri-ciri karakter sebagai berikut : suasana yang berminyak, suhu tinggi atau rendah,
kemungkinan kerusakan akibat beban mekanis atau kombinasi dari beberapa kondisi
tersebut secara bersamaan.
- Open spaces or decks which have the character of an oily environment, the
possibility of damage due to mechanical loads, or sea air which is high in salt and
wet due to sea water.
Ruangan-ruangan terbuka atau deck-deck yang mana mempunyai karakter
lingkungan berminyak, kemungkinan kerusakan akibat beban mekanis, atau udara
laut yang berkadar garam tinggi serta basah akibat air laut.
- Semi-enclosed rooms such as office space, accommodation room and room
other crew members with character influenced by sea air and mechanical loads.
Ruangan-ruangan semi tertutup seperti ruang kantor, ruang akomodasi, dan ruangan
kru/ABK lainnya dengan karakter dipengaruhi oleh udara laut dan beban mekanis.
Different conditions of the room as stated above will affect the specifications of the
equipment to be installed on the ship as well as the electric cable to be used.
Kondisi-kondisi yang berbeda dari ruangan seperti yang dinyatakan diatas akan
berpengaruh terhadap spesifikasi peralatan yang akan dipasang di kapal seperti halnya
kabel listrik yang akan digunakan.
CABLE INSTALLATION
All cables may continue from the terminal up to their use but must avoid areas where there is
high temperature, humidity and oil. Cables should not pass through an oil tank or pump room
unless water-resistant pipe protection is provided. In addition, it should not be attached to a
heat insulating wall. If it is unavoidable, it must be protected with continuous pipes. Cables
through the cargo hold must be protected against mechanical load hazards when loading
and unloading. For loading space, the advantage is that it can be protected with a beam,
girder and stiffener. Cable lines must be located within a 15 ft radius of magnetic compass.
INSTALASI KABEL
Semua kabel boleh menerus dari terminal sampai dengan ke penggunaannya tetapi harus
menghendari daerah-daerah dimana bersuhu tinggi, lembab dan yang mengandung minyak.
Kabel tidak boleh melewati tangki minyak atau ruang pompa kecuali diberikan perlindungan
pipa kedap air. Selain itu tidak boleh dilekatkan pada dinding penyekat panas. Jika tidak
dapat dihindarkan maka harus diberi perlindungan dengan pipa menerus. Kabel yang
melalui ruang muat harus dilindungi terhadap bahaya beban mekanik pada saat bongkar
muat. Untuk ruang muat kelebihannya adalah dapat terlindungi dengan adanya beam, girder
dan stiffener. Jalur kabel harus terletak dalam radius 15 ft dari magnetic compass.
On tanker cable lines connecting the front and rear of the ship must be by:
Pada kapal tanker jalur kabel yang menghubungkan bagian depan dan belakang kapal
harus dengan cara antara lain :
Located under the road / bridge that connects the back of the ship (main building) to the fore
castle and is given protection through steel tunnels or pipes.
Attached to a steel plate which is supported by a fixer on the handrail of the bridge.
Located on a type structure cable line on a weather deck that is protected by a steel tunnel
with a lid and is located inside to protect it from the influence of the marine environment.
Terletak dibawah jalan/jembatan yang menghubungkan bagian belakang kapal (bagunan
utama) ke fore castle dan diberikan perlindungan melalui terowongan baja atau pipa.
Melekat pada plat baja yang ditopang oleh penegar pada pegangan jembatan (handrail).
Terletak pada jalur kabel type structure pada geladak cuaca yang dilindungi dengan
terowongan baja berpenutup dan terletak didalamnya agar terlindungi dari pengaruh
lingkungan laut.
CABLE INSTALLATION
All cables may continue from the terminal up to their use but must avoid areas where there is
high temperature, humidity and oil. Cables should not pass through an oil tank or pump room
unless water-resistant pipe protection is provided. In addition, it should not be attached to a
heat insulating wall. If it is unavoidable, it must be protected with continuous pipes. Cables
through the cargo hold must be protected against mechanical load hazards when loading
and unloading. For loading space, the advantage is that it can be protected with a beam,
girder and stiffener. Cable lines must be located within a 15 ft radius of magnetic compass.
INSTALASI KABEL
Semua kabel boleh menerus dari terminal sampai dengan ke penggunaannya tetapi harus
menghendari daerah-daerah dimana bersuhu tinggi, lembab dan yang mengandung minyak.
Kabel tidak boleh melewati tangki minyak atau ruang pompa kecuali diberikan perlindungan
pipa kedap air. Selain itu tidak boleh dilekatkan pada dinding penyekat panas. Jika tidak
dapat dihindarkan maka harus diberi perlindungan dengan pipa menerus. Kabel yang
melalui ruang muat harus dilindungi terhadap bahaya beban mekanik pada saat bongkar
muat. Untuk ruang muat kelebihannya adalah dapat terlindungi dengan adanya beam, girder
dan stiffener. Jalur kabel harus terletak dalam radius 15 ft dari magnetic compass.
CABLE TYPE
The use of cables on the ship adjusted to its function, namely as a conductor of power for
electricity needs on the ship. Power installation systems on ships are divided into several
groups, namely:
TYPE KABEL
Penggunaan kabel di kapal disesuaikan dengan fungsinya yaitu sebagai penghantar daya
untuk kebutuhan listrik di kapal. Sistem instalasi daya di kapal dibagi dalam beberapa
kelompok yaitu :
1. Power and Light System
The cable types used are S, SO, and ST for large power systems.
As for portable lighting equipment, workshop tools and other assistive devices.
Sistem Daya dan Penerangan
Type kabel yang digunakan adalah S, SO, dan ST untuk sistem daya yang besar.
Sedangkan untuk peralatan lampu portable, alat-alat bengkel dan alat-alat bantu
lainnya.
2. Communication System (Interior Communication System)
For SGA type cable ships are used for power and lighting systems. MSCA type is
used for all multiconductors except in temperature inductor systems. While for certain
cases PBJX and PBTX cable types are used.
Sistem Komunikasi (Interior Communication System)
Untuk kapal barang kabel type SGA digunakan untuk sistem daya dan penerangan.
Type MSCA digunakan untuk semua multikonduktor kecuali pada sistem indukator
suhu.sedangkan untuk kasus-kasus tertentu digunakan kabel type PBJX dan PBTX.
3. Telephone System
SGA and MSCA types are the same in IC systems. Whereas the TTHFWA type is
used on twisted twisted cables.
Sistem Telepon (Telephone System)
Type SGA dan MSCA penggunaannya sama pada IC system. Sedangkan type
TTHFWA digunakan pada kabel ganda yang berpilin.
4. Electronic System (Electronic System)
The SGA and MSCA types are the same as the IC system. As for the type of TTRSA
and coaxial RG used for uses that require protection, namely in electronic circuits
and antenna connections.
Sistem Elektronika (Electronic System)
Type SGA dan MSCA penggunaannya sama dengan IC system. Sedangkan untuk
type TTRSA dan RG coaxial dipakai untuk penggunaan yang memerlukan
perlindungan yaitu pada sirkuit elektronik dan hubungan antena.