Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ZOOM PADA MAHASISWA


D III KEBIDANAN DAN D III KEPERAWATAN TERHADAP MINAT
MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Anisya Nurhasanah E.0106.18.002


Dina Amallyasari E.0106.18.003
Widya Putriastuti, SST., MM
Yosi Oktri, AMK., S.Pd., SST., MM 0406107005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
CIMAHI
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Penelitian

Oleh

Anisya Nurhasanah E.0106.18.002


Dina Amallyasari E.0106.18.003

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ZOOM PADA MAHASISWA


D III KEBIDANAN DAN D III KEPERAWATAN TERHADAP MINAT
MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Cimahi, …………………………

Pembimbing I Pembimbing II

Widya Putriastuti, SST., MM Yosi Oktri, AMK., S.Pd., SST., MM


NIDN. NIDN. 0406107005
I. Ringkasan
Pandemi Covid-19 telah merubah proses pembelajaran konvensional. Maka
diperlukan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut, dan pembelajaran secara
daring adalah salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Dari beberapa media
pembelajaran daring yang ada salah satu media yang banyak digunakan adalah
aplikasi zoom meeting. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui minat mahasiswa
terhadap pembelajaran kewirausahaan secara daring di program studi D III STIKes
Budi Luhur Cimahi. Subjek penelitian adalah mahasiswa prodi D III kebidanan dan D
III keperawatan tingkat 3. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang
diberikan kepada mahasiswa D III kebidanan dan D III keperawatan sebanyak 69
mahasiswa.
Kata kunci : zoom,minat,mata kuliah, wirausaha

II. BAB I
a. Latar Belakang
Sejak Maret 2020, organisasi kesehatan dunia World Health Organization
(WHO) menetapkan Corona Virus Disease (Covid-19) sebagai pandemi yang
telah melanda lebih dari 200 negara di dunia. Sebagai langkah antisipasi
penyebaran Covid-19 pemerintah Indonesia melakukan beberapa tindakan, mulai
dari kampanye di rumah saja, sosial and physical distancing serta pembatasan
sosial berskala besar (PSBB). Melalui kebijakan-kebijakan tersebut, pemerintah
menghendaki agar masyarakat untuk tetap berada di rumah, bekerja, belajar dan
beribadah di rumah. Kondisi ini memberi dampak secara langsung pada dunia
pendidikan.
Lembaga pendidikan formal, informal dan nonformal menutup
pembelajaran tatap muka dan beralih dengan pembelajaran daring (online).
Berdasarkan surat edaran dari Kemendikbud tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus desease (Covid-19)
menyatakan belajar dari rumah melalui pembelajaran daring atau jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
mahasiswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum
untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Begitupun lembaga perguruan tinggi
salah satunya STIKes Budi Luhur menerapkan peraturan yang telah ditetapkan
oleh Kemendikbud yaitu melakukan pembelajaran secara daring atau jarak jauh.
Banyak sekali media aplikasi yang bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran
daring (online) salah satunya adalah aplikasi Zoom Meeting.
Zoom Meeting sendiri merupakan sebuah media pembelajaran
menggunakan video. Pendiri aplikasi Zoom Meeting yaitu Eric Yuan yang
diresmikan tahun 2011 yang kantor pusatnya berada di San Jose, California.
Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk pembelajaran saja tetapi bisa digunakan
untuk urusan perkantoran maupun urusan lainnya. Platfrom ini gratis jadi dapat
digunakan oleh siapapun dengan batas waktu empat puluh menit dan tidak ada
batasan waktu jika akun kita berbayar. Dalam aplikasi Zoom Meeting ini kita bisa
berkomunikasi langsung dengan siapapun lewat video. Oleh karena itu, memang
cocok digunakan sebagai media pembelajaran.
Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam
lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan
pembelajaran jarak jauh. Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran secara daring, misalnya kelas-kelas virtual
menggunakan layanan zoom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
minat mahasiswa terhadap pembelajaran kewirausahaan secara daring di program
studi D III STIKes Budi Luhur Cimahi. Subjek penelitian adalah mahasiswa prodi
D III kebidanan dan D III keperawatan tingkat III.
b. Tujuan Penelitian
1) Tujuan umum
Untuk mengetahui minat mahasiswa D III Kebidanan dan D III Keperawatan
STIKes Budi Luhur terhadap pembelajaran daring dalam matakuliah
kewirausahaan.
2) Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui gambaran penggunaan aplikasi zoom terhadap
efektivitas pembelajaran daring pada mahasiswa D III Kebidanan dan D III
Keperawatan.
b) Untuk mengetahui gambaran minat mahasiswa terhadap pembelajaran
daring dalam mata kuliah kewirausahaan pada mahasiswa D III Kebidanan
dan D III Keperawatan.
c) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media zoom terhadap minat
mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan pada mahasiswa D III
Kebidanan dan D III Keperawatan.
c. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian baru untuk perkembangan
ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam pembelajaran daring
serta dapat dijadikan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi STIKes Budi Luhur
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian baru dan evaluasi untuk
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam
pembelajaran daring mata kuliah kewirausahaan.
b) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai minat mahasiswa dalam belajar mata kuliah kewirausahaan
dengan metode daring khususnya di lingkungan STIKes Budi Luhur
Cimahi.

III. BAB II
a. Tinjauan Pustaka
1) Pendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan adalah senjata penghancur pengangguran
dan kemiskinan, dan menjadi tangga menuju impian setiap masyarakat untuk
mandiri secara finansial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran
individu, sekaligus ikut membangun kesejahteraan masyarakat (Jamal Ma’mur
Asmani: 2011). Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa dipercaya
merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi masalah pengangguran
karena lulusan tersebut diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik
yang mampu merintis dan mengembangkan usaha mandiri. Menurut Wiratno
(2012) Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik dan
memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan
motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka dengan
menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasar
masukan empiris. Peter F. Drucker didalam Suryana (2014) mendefinisikan
kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
Pendidikan kewirausahaan yang dimaksudkan menurut Wiratno (2012)
dan Suryana (2014) adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan
pola pikir mahasiswa terhadap pilihan karier berwirausaha. Implementasi
pendidikan kewirausahaan menurut Peraturan Presiden nomor 6 tahun 2009
sebagai salah satu wujud nyata untuk menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif,
sportif dan wirausaha dalam metodologi pendidikan sebagai penjabaran dari
pengembangan ekonomi kreatif.
Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 4 Tahun 1995
tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan dengan memiliki makna yaitu adalah semangat, sikap,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau cara
kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar. Instruksi ini mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan
bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan.
Banyaknya wirausaha merupakan salah satu penopang perekonomian nasional
sehingga harus diupayakan untuk ditingkatkan terus-menerus.
Merubah pola pikir generasi muda yang selama ini hanya berminat
sebagai pencari kerja merupakan tantangan bagi pihak perguruan tinggi
sehingga sesuai dengan Peraturan Pemerintah (2015) semua perguruan tinggi
di Indonesia memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum
sebagai salah satu mata kuliah pokok yang wajib ditempuh oleh semua
mahasiswa. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan
teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku,
dan pola pikir (mindset) seorang wirausaha. Hal ini merupakan investasi
modal untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam memulai bisnis baru
melalui integrasi pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan penting untuk
mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis.
2) Minat Berwirausaha
Minat berwirausaha merupakan rasa senang dan tertarik dalam
melakukan aktivitas berwirausaha. Seseorang yang telah memiliki minat
dalam berwirausaha akan lebih siap dalam menanggung berbagai risiko yang
mungkin terjadi ketika seseorang tersebut telah memutuskan untuk memulai
berwirausaha. Minat berwirausaha juga akan timbul ketika seseorang telah
banyak mendapatkan informasi tentang dunia kewirausahaan baik dari
pengalaman orang lain maupun dari buku kewirausahaan. Seseorang yang
telah senang dan tertarik untuk menjadi wirausaha ingin lebih mengetahui
tentang kegiatan kewirausahaan. Dengan meningkatnya minat berwirausaha,
seseorang akan memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam memajukan
perekonomian diri sendiri maupun masyarakat dengan cara membuka
lapangan pekerjaan.
Minat wirausaha tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus
melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha. Minat berwirausaha
merupakan suatu keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras
atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan
dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta
mengembangkan usaha yang diciptakannya. Kalau dilihat dari gender
biasanya laki-laki lebih suka tantangan dan memilih berwirausaha, hal ini
sejalan penelitian yang dilakukan oleh Retno Budi Lestari dan Trinadi Wijaya
(2012) bahwa rata-rata minat berwirausaha mahasiswa laki-laki lebih tinggi
dari mahasiswa perempuan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain,
ekspektasi pendapatan atau penghasilan, latar belakang keluarga, dan
pendidikan kewirausahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Paulus Patria
Adhitama (2014), meyimpulkan bahwa: (1) semakin tinggi ekspektasi
pendapatan atau penghasilan maka akan semakin meningkatkan minat
berwirausaha mahasiswa, (2) semakin mendukung lingkungan keluarga akan
semakin meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa, (3) semakin baik
pendidikan kewirausahaan maka akan semakin meningkatakan minat
berwirausaha mahasiswa.
3) Pembelajaran Daring Menggunakan Aplikasi Zoom Meeting
Kebijakan Pemerintah menerapkan aturan Work From Home dan
PSBB telah mendorong Pimpinan Perguruan Tinggi untuk menghentikan
aktivitas akademis dan non-akademis di kampus. Penghentian aktivitas tanpa
ada alternatif pengganti akan menyebabkan mahasiswa terhambat dalam
proses menyelesaikan studinya. Pelaksanaan perkuliahan daring menjadi
alternatif utama yang dipilih pimpinan Perguruan Tinggi untuk dilaksanakan
oleh para Mahasiswa dan Dosen Pengampu. Berbagai alternatif aplikasi dan
platform perkuliahan daring digunakan dan disesuaikan dengan kondisi
perguruan tinggi masing-masing.
Sedikit sekali yang menyatakan tidak setuju dan kurang setuju.
Mahasiswa berupaya untuk turut serta perkuliahan daring ini karena mendapat
arahan dari pimpinan Perguruan Tinggi untuk mengikutinya serta
menyadarinya sebagai kewajiban yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan
studi. Dalam posisi ini, mahasiswa relatif tidak memiliki pilihan lain, kecuali
turut serta dalam perkuliahan daring tersebut. Melalui perkuliahan daring
tersebut, mahasiswa dinilai kehadirannya, memperoleh paparan materi kuliah,
memperoleh penugasan, memperoleh penilaian atas jawaban tugas yang
dikumpulkan serta melaksanakan ujian semester sebanyak dua kali untuk
memperoleh nilai akhir atas mata kuliah yang diambil pada semester berjalan.
Secara umum, mahasiswa bersedia untuk selalu mengikuti perkuliahan
daring. Keterbatasan kuota akses internet dan kemudahan serta kenyamanan
penggunaan aplikasi, mempengaruhi keikutsertaan mahasiswa dalam
perkuliahan daring. Penggunaan aplikasi Zoom direspon negatif oleh sebagian
besar mahasiswa. Dari sisi proses pembelajaran, menggunakan aplikasi zoom
sangat menarik dan interaktif. Namun untuk dapat mengaksesnya, mahasiswa
harus memiliki kuota akses internet yang cukup. Para mahasiswa menyatakan
tidak keberatan dengan perkuliahan yang dilaksanakan dengan model
teleconference melalui Zoom ini, jika hanya satu atau dua kali saja dalam
sepekan untuk mata kuliah tertentu. Keberatan dari para mahasiswa terungkap
jika zoom digunakan untuk semua mata kuliah di setiap sesinya. Kondisi ini
menyebabkan mahasisa dominan menyatakan tidak nyaman dalam
penggunaan aplikasi zoom.

IV. BAB III


a. Tahapan-tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan dalm penelitian ini adalah 1) tahapan persiapan, meliputi
penentuan masalah, studi kepustakaan, penyusunan proposal, 2) tahap
pelaksanaan pengisian kuesioner serta analisis data, 3) tahap akhir berupa
penyusunan laporan.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa D III Kebidanan dan
D III Keperawatan STIKes Budi Luhur Cimahi sebanyak 69 responden.
c. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data
primer. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terbuka, yang mana responden diminta
menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa ada pilihan dan pertanyaan tertutup,
yaitu responden hanya bisa memilih dari pilihan jawaban yang tersedia.
Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada
responden, yaitu mahasiswa D III Kebidanan dan D III Keperawatan STIKes Budi
Luhur Cimahi yang telah mengikuti pembelajaran kewirausahaan secara daring
menggunakan aplikasi Zoom Meeting dengan jumlah responden sebanyak 69
mahasiswa.
d. Rancangan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai