Tim Penyusun:
Amelia Triananda (NISN. 0046429828)
Nur Lailatul Qodriyah (NISN. 0058248412)
Karina Susanti (NISN. 0052665194)
PEMBAHASAN
Jumlah pengguna sosial media di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya.
Terhitung Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang
pada Januari 2022. Jumlah itu naik 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya (M
Ivan Mahdi, dalam https://dataindonesia.id/). Dengan adanya media sosial ini
seyogyanya dijadikan sebagai suatu peluang dalam berbagai hal, termasuk dalam
kegiatan pendidikan. Melalui penggunakan media sosial, siswa dapat dengan lebih luas
menjangkau informasi dan dapat memaksimalkan daya tangkap peserta didik. Karena
bahan ajaran tidak hanya terpaku pada teks tetapi bisa berupa gambar, video atau media-
media menarik lainnya (Rahmat Riyadi, 2018).
Kurikulum Tepat Guna sebagai salah satu inovasi dalam sistem pendidikan di
Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, mengoptimalkan penggunakan media sosial siswa
sebagai media penyajian tugasnya. Tugas project yang berupa karya tulis disajikan
melalui Instagram dan Facebook milik siswa. Sedangkan tugas yang berupa video
disajikan melalui akun YouTube siswa. Selain itu, kami para siswa dan guru yang ada di
Pondok Pesantren Nazhatut Thullab juga memanfaatkan penggunakan email untuk
proses transfer materi pelajaran yang akan dikaji di ruang kelas. Sehingga kami selaku
siswa akan mendapatkan informasi awal melalui bahan ajar yang sudah dikirim
sebelumnya oleh guru melalui email. Dan pada saat pembelajaran di kelas, kegiatan
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien karena siswa sudah memiliki bekal
informasi bahan ajar yang diterima melalui email.
Melalui tugas project yang berbasis video, kami selaku siswa merasa bahwa
public speaking siswa semakin berkembang. banyak siswa yang mengaku sangat
terbantu untuk mengasah kemampuan berbicara mereka. Salah satu siswa
mengungkapkan dalam wawancaranya bahwa public speaking-nya benar-benar
berkembang. Karena saat para siswa membuat video tugas yang akan diupload ke akun
YouTube-nya, tentu mereka akan berupaya semaksimal mungkin untuk tampil sempurna
di depan kamera. Pembuatan video ini juga membuat mereka menjadi lebih terbiasa
mempresentasikan sesuatu di ruang kelas (Sulfiya, Wawancara, Januari 24, 2023).
Dengan melatih public speaking siswa juga akan mempermudah siswa untuk
membangun koneksi sosial baru.
Selain itu, public speaking sendiri adalah salah satu soft skill yang wajib untuk
kita miliki. Mengingat hal ini akan terus kita butuhkan sampai masa depan nanti. Dalam
salah satu wawancara dengan teman kelas didapati bahwa siswa merasa diuntungkan
dengan sistem pembelajaran yang baru. Karena siswa dapat mempelajari hal lain selain
mata pelajaran di waktu yang bersamaan, seperti mengedit video, meningkatkan
kepercayaan diri dan melatih public speaking yang nantinya akan beguna bagi masa
depan siswa (Novita Aulia Rafi, Wawancara, Januari 29, 2023).
Meskipun demikian, beberapa orang siswa mengeluh malu karena harus
berhadapan lansung dengan kamera. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa cara ini
sangat membantu siswa meningkatkan rasa percaya dirinya. Dengan adanya
pemanfaatan media sosial ini membuat seorang siswa pemalu dan tidak terbiasa
menjelaskan di depan kelas akan merasa lebih percaya diri. Meski awalnya karena
paksaan tugas, namun lambat laun siswa mulai terbiasa untuk berbicara dan presentasi
di depan teman-temannya (Imroatus Sholehah S.Pd, Wawancara, Januari 23, 2023)
Penggunaan media sosial sebagai media penugasan ini juga mendapatakan
respon postitif dan dukungan dari para siswa. Dengan menggunakan media sosial,
mereka akan lebih bebas dalam mengaktualisasikan diri. Dalam suatu wawancara
dengan salah satu teman di sekolah didapati bahwa siswa senang dan setuju dengan
adanya pemanfaatan media sosial sebagai media penugasan. Hal ini sangat bermanfaat
untuk kita para remaja agar tidak berstigma negatif tentang media sosial. Karena,
sebenarnya dengan media sosial kita dapat melakukan banyak hal. Entah itu berjualan,
meperdalam materi belajar di sekolah dan mempelajari hal yang tidak di pelajari di
sekolah (Holifatus Sa’diyah, Wawancara, Januari 23, 2023). Dengan adanya sistem
pembelajaran ini, siswa dapat merasakan manfaat lainnya bahwa para remaja akan
menjadi lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan terhindar dari beberapa dapak
negatif media sosial seperti termakan informasi hoax.
Selain para siswa, guru pun ternyata menyambut baik adanya sistem
pembelajaran berbasis media sosial. Para guru menilai, dengan hal baru ini, bukan
hanya siswa yang nantinya dapat mempelajari hal baru, namun juga para guru. Dalam
wawancaranya didapati bahwa guru pun antusias dengan sistem pembelajaran yang
baru. Karena selain sistem pembelajarannya yang lebih fresh, para guru juga dapat
melakukan dan menyebarkan hal positif melalui media sosial. Guru juga dapat belajar
mengenai beberapa hal baru yang berbau kekinian tetapi tentu tetap bernilai positif
(Slamet Haryono S.Pd, Wawancara, Januari 22, 2023). Pemanfaatan media sosial ini
juga mempermudah guru dalam memantau tugas siswanya.
PENUTUP
Pemanfaatan media sosial sebagai bagian dari pembelajaran dalam hal ini
sebagai media penugasan di Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, memiliki dampak
yang positif terhadap rasa percaya diri siswa. Dampak lain yang dapat dirasakan oleh
siswa dari pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran ini, yakni siswa menjadi lebih
bijak dalam menggunakan media sosial, dapat meredam berita-berita hoax dan dampak
negatif dari sosial media. Selain itu, dampak positif lainnya adalah peningkatan
kemampuan public speaking siswa yang nantinya akan menjadi bekal siswa di masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA
https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-
juta-pada-2022. Diakses 20 Januari 2023
Meutia, dkk. 2012. Efektifitas Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Rasa Percaya
Diri dalam Kemampuan Public Speaking. Jurnal Pendidikan dan Konseling.
Universitas Pahlawan, 4(3)-2219
Rahmat Riyadi, 2018. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat
Di Indonesia. Jurnal Publiciana, 9(1)-79