Perhitungan Struktur Bangunan
Perhitungan Struktur Bangunan
BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR
4.1. Perhitungan Struktur Atap
Koefisien Angin :
- Angin Tekan = 0,02α – 0,4
- Angin Hisap = - 0,40
(PPPURG 1987, hal 20)
4.1.3. Perencanaan Gording
4.1.3.1. Perencanaan Pembebanan Gording
Pada perencanaan gording menggunakan baja profil double lip
channels dengan dimensi 125.100.20.3,2 dengan data sebagai berikut :
Beban Air Hujan Perlu > Beban Air Hujan Maksimum, maka yang
dipakai adalah Beban Air Hujan Maksimum = 20 kg/m2
Beban Air Hujan = 1,64 m x 20 kg/m2 x 3 m
= 98,4 kg
Mx = . PHx . L My = . PHy . L
Mx = . 40,02 . 3 My = . 89,89 . 3
d. Beban Angin
Sayap Badan
√ √
√ √
Mnx = Zx . Fy
= 58,0 x 103 mm3 . 240 N/mm2
= 139,2 x 105 N.mm
Mn y = Zy . Fy
= 19,4 x 103 mm3. 240 N/mm2
= 46,56 x 105 N.mm
Faktor Reduksi ( = 0,9
(Tabel 6.4-2, SNI 03-1729-2002, Hal 18)
b. Menghitung Momen Interaksi
128
≤ 1,0
≤ 1,0
0,69 ≤ 1,0..................(OK)
(Pasal 11.3.1, SNI 03-1729-2002, hal 76)
3. Kontrol Lendutan
E = 2,0 x 105 kg/cm2 menggunakan asumsi 1 Mpa = 10 kg/cm 2,
Momen inersia yang berada pada profil Double Lip Channels, Ix = 362
cm4, Iy = 97,2 cm4.
fx = = = 0,63 mm
fy = = = 0,38 mm
fx = = = 2,33 mm
fy = = = 1,41 mm
fy = = = 0,05 mm
d. Kombinasi Lendutan
Fx total = 0,63 + 2,33 + 0 = 2,96 mm
Fy total = 0,38 + 1,41 + 0,05 = 1,84 mm
Syarat Lendutan
f timbul √
129
f timbul =√ = 3,49 mm
f ijin = = = 12,5 mm
Fbr = 1,25 fn
= 1,25 x = 0,023 cm2
Fbr = . . d²
d =√
=√ = 0,171 cm 1,71 mm 8 mm
U = 0,9 D + 1,3 W
Kombinasi pembebanan adalah 0,9 D + 1,3 W artinya 0,9
beban mati ditambah 1,3 beban angin.
BP = = 81 kg
W Tekan Vertikal
h X h
t Lx t
a b a
b Ly
(Sumber: Data Pribadi Program Autocad, 2018)
Gambar 4.25. Momen Inersia Penampang
Keterangan :
h=b = 90 mm Titik Komponen
a = 10 mm Lx = 25,4 mm
t =9 mm Ly = 95 mm
141
{ ( ( )) (
( ((( ) ) ) }
{ ( ( )) (
( ((( ) ) ) }
√ √
{ (( ) ( )) (
( (( ) ( )) }
{ (( ) ( )) (
( (( ) ( )) }
√ √
√
(tabel 7.5-1, SNI 03- 1729- 2002, hal 30)
< 50 (OK)
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
Kondisi tumpuan sendi-sendi, maka faktor tekuk k = 1
(tabel 7.6-1, SNI 03- 1729- 2002, hal 32)
(
(pasal 7.6.4, SNI 03- 1729- 2002, hal 29)
143
> 1,2 .
51,47 > 27,98 … … … (OK)
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
Kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)
(
(pasal 7.6.4, SNI 03- 1729- 2002, hal 29)
Kelangsingan ideal
Nilai m untuk profil 2L = 2
(
(pasal 9.3.6, SNI 03- 1729- 2002, hal 59)
( (
Konstanta Torsi
(
∑ ( )
(
( )
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 159)
xo = 0
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 74)
( )( √ )
(
( )( √ )
(
…….. (OK)
e
Nu
B
U S
(pasal 13.4.2 dan 13.4.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 104)
Spesifikasi Pelat Buhul :
Tebal plat : 10 mm
Mutu baja : BJ 37
Fy : 240 Mpa
Fu : 370 Mpa
Luas Penampang Netto :
Direncanakan menggunakan tipe baut : A 490
baut ukuran 1/2” =12,7 mm satu lajur
n=1
(
(pasal 10.2.1, SNI 03- 1729- 2002, hal 71)
Luas Penampang Efektif :
b = lebar penampang profil
L = jarak terjauh kelompok baut
x = eksentrisitas sambungan
Pelat buhul
h e h
t t
b b Pelat kopel
Nu
U S
S
e
U
Nu
B
Tarik
At = Luas penampang kotor tarik
(( ) (
Ant = Luas penampang bersih tarik
(( )
(
b. Perhitungan Sambungan
Batang 300
P maks = Nu = 8,1085 ton → output SAP 2000
L bentang = 4000,00 mm
Spesifikasi Baut yang Digunakan :
Tipe baut : A 490
Diameter : 12,7 mm (1/2”)
Fu : 1035 Mpa
Fy : 825 Mpa
Permukaan baut : tanpa ulir pada bidang geser
(Perencanaan Struktur Baja Dengan Methode LRFD, hal 110)
Spesifikasi Pelat Buhul :
Tebal plat : 10 mm
Mutu baja : BJ 37
Fy : 240 Mpa
Fu : 370 Mpa
Tahanan Geser Baut :
Nilai r untuk baut tanpa ulir pada bidang geser = 0,5
( )
Dipakai = 3 baut
Jarak Antar Baut
(pasal 13.4.2 dan 13.4.3, SNI 03- 1729- 2002, hal 104)
c. Perhitungan Plat Kopel
Batang 552
P maks = Nu = 19,2052 ton → hasil output SAP 2000
L bentang = 1641,48 mm
Digunakan pelat kopel 5 buah
Jarak antar pelat kopel
σ = 160 Mpa
a l pelat
L pelat
( )
( )
Dipakai h = 100 mm
Periksa terhadap geser
Gaya lintang yang dipikul pelat kopel
( ) ( )
……… (OK)
Maka tahanan geser nominal pelat:
Pelat landasan
h t pelat
t
a
(Sumber: Data Pribadi Program Autocad, 2018)
b l pelat
Gambar 4.33. Pemodelan Pelat Landasan
L pelat
155
( )
Dipakai = 3 baut
156
Tabel 4.2. Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk
Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk, antara lain:
a. Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan I
b. Fasilitas sementara
c. Gudang penyimpanan
d. Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori resiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
a. Perumahan
b. Rumah toko dan rumah kantor
c. Pasar
d. Gedung perkantoran II
gawat darurat
e. fasilitas penitipan anak
f. penjara
g. bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV,
yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang
158
I atau II 1,0
III 1,25
1V 1,50
Variabel Nilai
SS (g) 1.098
S1 (g) 0.364
CRS 0.871
CR1 0.000
FPGA 1.000
FA 1.000
FV 1.000
T0 (detik) 0.066
TS (detik) 0.332
(Sumber: http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/)
160
(Sumber: http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/)
Gambar 4.34. Peta Parameter Ss Wilayah Indonesia
(Sumber:http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011)
Gambar 4.35. Peta Parameter S1 Wilayah Indonesia
Keterangan :
Berdasarkan hasil uji tanah yang dilapangan, berikut adalah hasil uji
penetrasi standar rata-rata di lokasi Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Semarang.
Tabel 4.5. Nilai Penetrasi Standar Rata-rata (N)
No Depth (m) N t/N
1 0–2 0 0
2 2–5 3 1
4 9,50 – 13 1 3,5
5 13 - 19 2 3
6 19 - 25 4-9 1,2
7 25 - 29 12 0,333
8 29 – 33,5 22 - 26 1,125
9 33,5 - 37 24 0,146
10 37 - 45 28 - 30 4
11 45 - 50 29 - 30 5
Σ 50 20,804
N=
Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan definisi dari tabel 4.7
dan pasal pasal berikut.
162
(Sumber: SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung)
Maka untuk Ss = 1,098 g dan S1 = 0,364 g, diperoleh nilai Fa dan Fv
(interpolasi):
Fa = (
Fv = (
SMS = Fa . SS
= 0,9 x 1,098= 0,988 g
SM1 = Fv . S1
= 2,544 x 0,364 = 0,926 g
Didapat nilai SMS, SM1, langkah selanjutnya mencari harga SDS, SD1
menggunakan rumus empiris:
Bila spectrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur
gerak tanah dari spesifik- situs tidak digunakan, maka kurva spectrum respons
design harus dikembangkan dengan mengacu pada gambar 4.29 dan
mengikuti ketentuan di bawah ini:
S S
T0 = 0,2 SD1 Ts = SD1
DS DS
0, 17 0, 17
= 0,2 = 0,
0, 9 9
Ta = Ct .hnx
≥0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤0,1 1,7
Tipe Struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100 persen gaya
gempa yang disyaratkan dan tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan
komponen yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari defleksi jika
dikenai gaya gempa:
Ta = Ct . hnx
= 0,0466 x 250,9
= 0,844 detik
T maks = Cu . Ta
= 1,4 x 0,844
= 1,182 detik
1) Untuk perioda yang lebih kecil dari T0, spectrum respons percepatan
desain, Sa harus diambil dari persamaan:
( )
2) Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts, spectrum respons percepatan desain, Sa, sama
dengan SDS.
3) Untuk perioda lebih besar dari Ts, spectrum respons percepatan desain, Sa,
diambil berdasarkan persamaan:
Keterangan :
SDS= parameter respons spectral percepatan desain pada perioda pendek
SD = parameter respons spectral percepatan desain pada perioda 1 detik
T = perioda getar fundamental struktur
168
T T Sa T T Sa
(Detik) (Detik) (g) (Detik) (Detik) (g)
0 0 0.264 Ts+ 1,4 2,338 0.264
To 0,187 0.659 Ts+ 1,5 2,438 0.253
Ts 0,938 0.659 Ts+ 1,6 2,538 0.243
Ts+ 0 0,938 0.659 Ts+ 1,7 2,638 0.234
Ts+ 0,1 1,038 0.595 Ts+ 1,8 2,738 0.225
Ts+ 0,2 1,138 0.542 Ts+ 1,9 2,838 0.218
Ts+ 0,3 1,238 0.499 Ts+ 2,0 2,938 0.210
Ts+ 0,4 1,338 0.461 Ts+ 2,1 3,038 0.203
Ts+ 0,5 1,438 0.429 Ts+ 2,2 3,138 0.197
Ts+ 0,6 1,538 0.401 Ts+ 2,3 3,238 0.191
Ts+ 0,7 1,638 0.377 Ts+ 2,4 3,338 0,185
Ts+ 0,8 1,738 0.355 Ts+ 2,5 3,438 0,180
Ts+ 0,9 1,838 0.336 Ts+ 2,6 3,538 0.174
Ts+ 1,0 1,938 0.319 Ts+ 2,7 3,638 0.170
Ts+ 1,1 2,038 0.303 Ts+ 2,8 3,738 0.165
Ts+ 1,2 2,138 0.289 Ts+ 2,9 3,838 0.161
Ts+ 1,3 2,238 0.276 4 4 0,154
(Sumber:http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011)
Gambar 4.37. Spektrum Respons Desain Kota Semarang
0,167<SDS<0,33 B C
0,33 <SDS<0,5 C D
SDS>0,5 D D
(Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung)
SD1<0,067 A A
0,067<SD1<0,133 B C
0,133 <SD1<0,2 C D
SD1>0,2 D D
(Sumber : SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung)
Harga,
SDS= 0,659 (SDS >0,5) => Kategori Resiko Tipe D
SD1= 0,617 (SD1 >0,2) => Kategori Resiko Tipe D
g. Pemilihan sistem struktur dan parameter sistem (R, Ωo, dan Cd)
Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus memenuhi
salah satu tipe yang ditunjukkan dalam tabel 4.15.
170
Rangka beton
3 Bertulang 1 1.25 1 10 TI TI TI TI
pemikul momen
(Sumber:
biasaSNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung)
Untuk sistem penahan gaya gempa dengan rangka beton bertulang
pemikul momen khusus, didapat:
- Koefisien modifikasi respons (R) =8
- Faktor kuat lebih sistem (Ωo) =3
- Faktor pembesaran defleksi (Cd) = 5,5
172
( )
( )
10,158 cm
Rumus hitung tebal plat lantai maksimum (h maks)
( )
( )
13,333 cm
Maka tebal plat lantai yang digunakan yaitu 12 cm
(SNI 2847:2013, pasal 9.5.3.3(c), hal 72)
4.3.2.4. Data Beban Yang Bekerja pada Plat
1. Beban Mati
Berat jenis beton bertulang = 2400 Kg/m3
Berat jenis Baja = 7850 Kg/m3
Berat jenis lapisan lantai = 1800 Kg/m3
Penutup lantai ubin = 24 Kg/m2
Tebal lapisan lantai =3 cm
Dinding pasangan bata merah = 250 Kg/m2 (tanpa lubang)
Berat plafond 11+7 = 18 Kg/m2
(PPPURG 1987, hal 5 dan 6)
178
2. Beban Hidup
Bangunan Kantor = 250 Kg/m2
Gedung Aula = 400 Kg/m2
Dak Atap = 100 Kg/m2
( PPPURG 1987, hal 12 )
4.3.2.5. Pembebanan pada Plat
1. Beban Mati (WD)
Berat Plat lantai = 2400 x 0,12 = 288 Kg/m2
Berat spaci lantai = 1800 x 0,03 = 54 Kg/m2
Penutup lantai = 24 Kg/m2
Berat plafond = 18 Kg/m2 +
Total pembebanan (WD) = 384 Kg/m2
2. Beban Hidup (WL)
Beban hidup kantor = 250 Kg/m2
Beban hidup Aula = 400 Kg/m2
Beban hidup atap dak = 100 Kg/m2
3. Kombinasi Pembebanan
a. Sebagai lantai utama kantor
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (384) + 1,6 (250)
= 860,8 Kg/m2 8,608 KN/m2
b. Sebagai lantai aula
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (384) + 1,6 (400)
= 1100,80 Kg/m2 11,008 KN/m2
c. Sebagai atap dak
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (384) + 1,6 (100)
= 620,800 Kg/m2 6,208 KN/m2
179
I-2
I-3
I-4
Perhitungan pada plat tipe F dengan dimensi 300 x 300 cm dan tipe plat
I-2, lantai utama.
184
3. Momen arah x ( 3 )
185
4. Momen arah x ( 4 )
7. Momen arah x ( 7 )
186
9. Momen arah x ( 9 )
14
188
ρ= ( √ )
194
m=
Rn =
Mn =
Untuk mencari tulangan pada Plat lantai dibantu dengan tabel 4.21.
Tabel 4.21. Diameter Batang dalam mm2 per Meter Lebar Plat
pusat dalam mm 6 8 10 12 14 16 19 20
1. Penulangan Arah X ( 4 )
Momen Tumpuan (Mtx) = KN.m
Mn = = = -3,7877x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,4200
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,4633x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,1621
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -3,7877x10 N.mm
196
m = = = 15,686
Rn = = =- 0,4196
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -3,7877x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = -0,5242
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,4622x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,2023
197
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 9,4117
Rn = = = -0,1668
ρ = ( √ )
= ( √ )
66
67
68
146
Perhitungan pada plat tipe C dengan dimensi 300 x 250 cm dan tipe plat I-
2, lantai utama.
19. Momen lapangan arah x (1)
47
ρ= ( √ )
m=
Rn =
Mn =
Dimana : Ø = faktor reduksi (0.90) (SNI 2847:2013, pasal 9.3.2, hal 67)
Mn = Kuat nominal penampang akibat lentur
Untuk mencari tulangan pada Plat lantai dibantu dengan tabel 4.24.
Tabel 4.24. Diameter Batang dalam mm2 per Meter Lebar Plat
Jarak pusat ke Diameter dalam mm
pusat dalam mm
6 8 10 12 14 16 19 20
Mn = = = -4,816x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,4800
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 2,064x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,228
ρ = ( √ )
= ( √ )
9. Penulangan Arah X (6 )
Momen Tumpuan (Mtx) = KN.m
Mn = = = -4,816x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,4800
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -4,043x10 N.mm
m = = = 915,686
Rn = = = -0,559
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,4622x10 N.mm
159
m = = = 15,686
Rn = = = 0,2023
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,000507 ρmin> ρ
As = ρmin × b × dx
= 0,0035 × 1000 × 85
= 297,5 mm2
Didapat tulangan yang dipakai 10 – 250 (As = 314 mm2)
12. Penulangan Arah Y ( f )
Momen Tumpuan (Mty) = - KN.m
Mn = = = -4,043x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = -0,559
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,00141 ρmin> ρ
As = ρmin × b × dx
= 0,0035 × 1000 × 85
= 297,5 mm2
Didapat tulangan yang dipakai 10 – 250 (As = 314 mm2)
Tabel 4.25. Hasil Perhitungan Tulangan Plat Lantai 3 (Ruang Kantor)
66
67
68
163
Perhitungan pada plat tipe D dengan dimensi 300 x 300 cm dan tipe plat I-
3, lantai utama.
37. Momen lapangan arah x (1)
14
ρ= ( √ )
173
m=
Rn =
Mn =
Untuk mencari tulangan pada plat lantai dibantu dengan tabel 4.27.
Tabel 4.27. Diameter Batang dalam mm2 per Meter Lebar Plat
Jarak pusat ke Diameter dalam mm
pusat dalam mm
6 8 10 12 14 16 19 20
Mn = = = -0,86x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,095
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,806x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,200
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -4,045x10 N.mm
m = = = 15,686
175
Rn = = = 0,448
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -4,043x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = -0,559
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,4622x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,2023
176
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -4,043x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = -0,559
ρ = ( √ )
= ( √ )
Tabel 4.28. Hasil Perhitungan Tulangan Plat Ruang Kantor Lantai 4 (Ruang Kantor)
178
179
180
Perhitungan pada plat tipe F dengan dimensi 300 x 300 cm dan tipe plat I-
2, lantai utama.
55. Momen lapangan arah x (1)
14
ρ= ( √ )
190
m=
Rn =
Mn =
Untuk mencari tulangan pada plat lantai dibantu dengan tabel 4.30.
Tabel 4.30. Diameter Batang dalam mm2 per meter Lebar Plat
Jarak pusat ke Diameter dalam mm
pusat dalam mm
6 8 10 12 14 16 19 20
Mn = = = -4,843x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,536
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,871x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,207
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -4,843x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,536
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -4,843x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,536
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,00135 ρmin> ρ
As = ρmin × b × dx
= 0,0035 × 1000 × 85
= 297,5 mm2
Didapat tulangan yang dipakai 10 – 250 (As = 314 mm2)
193
Mn = = = 1,871x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,207
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,000519 ρmin> ρ
As = ρmin × b × dx
= 0,0035 × 1000 × 85
= 297,5 mm2
Didapat tulangan yang dipakai 10 – 250 (As = 314 mm2)
24. Penulangan Arah Y ( f )
Momen Tumpuan (Mty) = KN.m
m = = = 15,686
Rn = = = -0,213
ρ = ( √ )
= ( √ )
Perhitungan pada plat tipe F dengan dimensi 300 x 300 cm dan tipe plat I-
2, lantai utama.
73. Momen lapangan arah x (1)
14
ρ= ( √ )
207
m=
Rn =
Mn =
Untuk mencari tulangan pada Plat lantai dibantu dengan tabel 4.33.
Tabel 4.33. Diameter Batang dalam mm2 per Meter Lebar Plat
Jarak pusat ke Diameter dalam mm
pusat dalam mm
6 8 10 12 14 16 19 20
Mn = = = -2,731x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,302
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,054x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,116
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = -2,731x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,302
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,00075 ρmin> ρ
As = ρmin × b × dx
= 0,0035 × 1000 × 95
= 332,5 mm2
Didapat tulangan yang dipakai 10 – 200 (As = 393 mm2)
28. Penulangan Arah Y ( d )
Momen Tumpuan (Mtx) = KN.m
Mn = = = -2,731x10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,302
ρ = ( √ )
= ( √ )
Mn = = = 1,054x10 N.mm
m = = = 15,686
210
Rn = = = 0,116
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = -0,096
ρ = ( √ )
= ( √ )
sebagai beban massa pada perhitungan portal apabila selisih hasil manual
dengan SAP sedikit.
Untuk perhitungan manual pada lantai 2, 3, 4 dan 5 perhitungan sama
karena balok dan plat menggunakan jenis dan jumlah yang sama. Untuk lantai
atap dan penutup tangga hasil dari perhitungan akan berbeda dari lantai 2
sampai lantai 5 karena jumlah balok dan plat berbeda.
Berat jenis beton didapat dari Pedoman Perencanaan Pembebanan
Untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987) halaman 5.
1. Perhitungan berat lantai 2, 3, 4 dan 5.
Hasil perhitungan dari program SAP adalah 562824 kg
= 16128 kg
Balok 20 x 40 panjang 2,5 meter = P x L x T x Bj. Beton x Jml. Balok
= 2,5 m x 0,2 m x 0,4 m x 2400kg/m3 x 6
= 2880 kg
Plat lantai tebal 12 sentimeter = Tebal Plat x Bj. Beton x Luas Plat
= 0,12 m x 2400 kg/m3 x 586,5 m2
= 168912 kg
Berat Total Lantai Atap = 10800 kg + 108864 kg + 30600 kg +
16128 kg + 2880 kg + 168912 kg
= 338184 kg
= 1080 kg
Plat lantai tebal 12 sentimeter = Tebal Plat x Bj. Beton x Luas Plat
= 0,12 m x 2400 kg/m3 x 37,5 m2
= 10800 kg
Berat Total Penutup Tangga dan Lift = 7776 kg + 6480 kg + 2592 kg +
1080 kg + 10800 kg
= 28728 kg
4.4.3.5. Pembebanan Portal
Sesuai dengan Peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung ( PPPURG 1987 ), ada empat pembebanan yang ditinjau dalam
portal, yaitu beban mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa. Sesuai
dengan kegunaannya, diperoleh beban sebagai berikut :
Beban Pada Plat Lantai
1. Beban mati (WD)
Berat plat lantai = 2400 x 0,12 = 288 Kg/m2
Berat spasi lantai = 0,03 x 1800 = 54 Kg/m2
Penutup lantai = 24 Kg/m2
Berat plafond = 18 Kg/m2 +
2
Total pembebanan (WD) = 384 Kg/m
225
1. Balok Anak 20 x 40 cm
Panjang balok (L) = 3000 mm
Lebar balok (b) = 200 mm
Tinggi balok (h) = 400 mm
Tebal penutup beton( = 40 mm
228
Fc = 30 Mpa
Fy = 400 Mpa (tulangan pokok)
Fy = 240 Mpa (tulangan sengkang)
Øtul pokok = 16 mm
Øtul sengkang = 10 mm
Tinggi efektif d adalah :
d =h– – sengk – ½. tul.ut
= 400 – 40 – 10 – ½ . 16
= 342 mm
a. Tulangan Lapangan
1. Tulangan Atas
M max = -7,217 KN.m
m = = = 15,686
Rn = = = 0,343
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = 0,763
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
230
Rn = = = 1,234
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = 0,617
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
231
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,540
Tegangan geser beton :
Øvc = √
= √ = 0,685 MPa
Vs perlu =
= -9873,790 / 0,75 N
= -13165,05 N
Av = 2 x ¼ x π x Øs2
= 2 x ¼ x 3,14 x 102
= 157 mm2
Syarat jarak antar sengkang
S =
= -978,846 mm
S max =
= = 171 mm
Smin =
Acp =bxh
= 200 x 400
= 80000 mm
Pcp = 2 x (b+h)
233
= 2 x (200+400)
= 1200 mm
√
ØTa =Ø * +
√
= 0,75 * +
= 1825741,858
2. Balok 25 x 50 cm
Panjang balok (L) = 6000 mm
Lebar balok (b) = 250 mm
Tinggi balok (h) = 500 mm
Tebal penutup beton( = 40 mm
Fc = 30 Mpa
Fy = 400 Mpa (tulangan pokok)
Fy = 240 Mpa (tulangan sengkang)
Øtul pokok = 16 mm
Øtul sengkang = 10 mm
Tinggi efektif d adalah :
d =h– – sengk – ½. tul.ut
= 500 – 40 – 10 – ½ . 16
= 442 mm
a. Tulangan Lapangan
1. Tulangan Atas
M max = -13,479 KN.m
m = = = 15,686
Rn = = = 0,307
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
231
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = 0,889
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = 1,103
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
233
Rn = = = 0,552
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,357
Tegangan geser beton:
Øvc = √
= √ = 0,685 MPa
Vs perlu =
= -36222,885 / 0,75 N
= -48297,18 N
Av = 2 x ¼ x π x Øs2
= 2 x ¼ x 3,14 x 102
= 157 mm2
Syarat jarak antar sengkang
S =
= -344,835 mm
S max =
= = 221 mm
Smin =
= = 110,5 mm
Acp =bxh
= 250 x 500
= 125000 mm
Pcp = 2 x (b+h)
= 2 x (250+500)
= 1500 mm
√
ØTa =Ø * +
√
= 0,75 * +
= 3565902,067
3. Balok 30 x 60 cm
Panjang balok (L) = 6000 mm
Lebar balok (b) = 300 mm
Tinggi balok (h) = 600 mm
Tebal penutup beton( = 40 mm
Fc = 30 Mpa
Fy = 400 Mpa (tulangan pokok)
Fy = 240 Mpa (tulangan sengkang)
Øtul pokok = 16 mm
Øtul sengkang = 10 mm
Tinggi efektif d adalah :
d =h– – sengk – ½. tul.ut
= 600 – 40 – 10 – ½ . 16
= 542 mm
a. Tulangan Lapangan
1. Tulangan Atas
M max = -37,709 KN.m
m = = = 15,686
Rn = = = 0,475
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
239
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = 1,267
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
b. Tulangan Tumpuan
1. Tulangan Atas
M max = -150,835 KN.m
m = = = 15,686
Rn = = = 1,902
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = 0,951
ρb = .β.( )
241
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,748
Tegangan geser beton :
Øvc = √
= √ = 0,685 MPa
= 0,75 x 2/3 x √
= 2,738 Mpa
Tegangan geser yang harus dipikul tulangan geser
Øvs = vu- Øvc
= 0,748 – 0,685
= 0,063 MPa
Øvs < Øvs mak → balok tidak perlu diperbesar
Gaya yang dipikul beton
Ø Vc = Øvc x b x d
= 0,685 x 300 x 542
= 111324,610 N
Ø Vs = Vu – Ø Vc
= 121689,829 – 111324,610
= 10365,219 N
Vs perlu =
= 10365,219 / 0,75 N
= 13820,292 N
Av = 2 x ¼ x π x Øs2
= 2 x ¼ x 3,14 x 102
= 157 mm2
Syarat jarak antar sengkang
S =
= 1477,722 mm
S max =
= = 271 mm
Smin =
= = 135,5 mm
Acp =bxh
= 300 x 600
= 180000 mm
Pcp = 2 x (b+h)
= 2 x (300+600)
= 1800 mm
√
ØTa =Ø * +
√
= 0,75 * +
= 6161878,772
4. Tie Beam 30 x 60 cm
Panjang balok (L) = 6000 mm
Lebar balok (b) = 300 mm
Tinggi balok (h) = 600 mm
Tebal penutup beton( = 40 mm
Fc = 30 Mpa
Fy = 400 Mpa (tulangan pokok)
Fy = 240 Mpa (tulangan sengkang)
Øtul pokok = 16 mm
Øtul sengkang = 10 mm
Tinggi efektif d adalah :
d =h– – sengk – ½. tul.ut
= 600 – 40 – 10 – ½ . 16
= 542 mm
a. Tulangan Tumpuan
1. Tulangan Atas
M max = -73,244 KN.m
Mn = = = -81,38 x 10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,923
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
253
Mn = = = 40,69 x 10 N.mm
m = = = 15,686
Rn = = = 0,462
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
Ρ max = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
b. Tulangan Lapangan
1. Tulangan Atas
M max = -17,017 KN.m
m = = = 15,686
Rn = = = 0,215
ρb = .β.( )
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
m = = = 15,686
Rn = = = 0,453
ρb = .β.( )
255
= . 0,85 . ( )
= 0,0325
ρmax = 0,7 . ρb
= 0,0244
ρmin =
= 0,0035
ρ = ( √ )
= ( √ )
= 0,522
Tegangan geser beton :
Øvc = √
= √ = 0,685 MPa
= 0,75 x 2/3 x √
= 2,739 Mpa
Tegangan geser yang harus dipikul tulangan geser
Øvs = vu- Øvc
= 0,522 – 0,685
= -0,163 MPa
Øvs < Øvs mak → balok tidak perlu diperbesar
Gaya yang dipikul beton
Ø Vc = Øvc x b x d
= 0,685 x 300 x 542
= 111324,610 N
Ø Vs = Vu – Ø Vc
= 84928,395 – 111324,610
= -26396,215 N
Vs perlu =
= -26396,215 / 0,75
= -35194,953 N
Av = 2 x ¼ x π x Øs2
= 2 x ¼ x 3,14 x 102
= 157 mm2
Syarat jarak antar sengkang
S =
= -580,27 mm
S max =
= = 271 mm
S min =
= = 135,5 mm
Acp =bxh
= 300 x 600
= 180000 mm
Pcp = 2 x (b+h)
= 2 x (300+600)
= 1800 mm
√
ØTa =Ø * +
√
= 0,75 * +
= 6161878,772
Mu = 16745261,1 Nmm
d' =h–d
= 500-437
= 63 mm
Ag =bxh
= 500 x 500 = 250000 mm²
e = = = 16,482 mm
= 262,2
ab = β1 x cb
= 0,85 x 262,2
= 222,87
Pnb = 0,85 x fc x ab x b
= 0,85 x 30 x 222,87 x 500
= 2841592,5 N
Pn Perlu = 0,1 x fc x Ag
= 0,1 x 30 x 250000
= 750000 N
Karena Pu = 1015960,120 N > 750000 N, maka Ø = 0,65
Pn perlu = = 1563015,57 N
= 122,59
(
As = (
(
= (
= 1449,188 mm²
259
Ast = 1% x Ag
= 1% x 250000
= 2500 mm²
Menghitung jumlah tulangan
n =
= 6,58 ≈ 8 tulangan
Dipakai tulangan pada kolom 8 D 22 (As = 3039,52 mm²)
b. Tulangan Sengkang
Dari Perhitungan Sap diperoleh gaya terbesar
Vu = 9406,730 N
Pu = 1015960,12 N
Vc =( ) √
=( ) √
= 630403,328 N
Vc = 0,75 x Vc
= 0,75 x 630403,328
= 472802,496 N
0,5x Vc = 0,5 x 472802,496 = 236401,25 N
Vu (9406,73 N) < 0,5 x Vc (236401,25 N) , maka tidak diperlukan
tulangan geser
Perhitungan jarak tulangan :
S max = = = 218,5 mm
S min = = = 109,25 mm
Data balok :
b balok = 300 mm
h balok = 600 mm
L balok = 6000 mm
Beban kerja yang diperoleh dari SAP
PD = 1261859,17 N
PL = 442516,11 N
PU = 1738451,92 N
M1 = -46596288 Nmm
M2 = 33504185 Nmm
βd =(
=(
= 0,681
Modulus elastisitas beton
Ec = 4700 x √ = 25742,96 Nmm
Momen Inersia Kolom
Ig =
= 5208333333 mm4
Elk =
= 31896859182384,70 N/mm2
Momen Inersia Balok
Ig =
= 5400000000 mm4
Elb =
= 16535331800148,20 N/mm2
261
ΨA =
= 2,894
Kekakuan Relatif pada ujung bawah kolom
ΨB = 0 (Terjepit Pondasi)
Struktur portal diasumsikan sebagai portal tidak bergoyang
K = 0,7+0,0 x(ψA+Ψb)
= 0,7+0,05 x 2,894
= 0,845
K = 0,8 +0,0 x Ψb
= 0,85+0,05 x 0
= 0,85
Jadi faktor panjang efektif kolom yang dipergunakan untuk
perhitungan tekuk , K = 0,845
Panjang tekuk kolom
Lc = K x Lu
= 0,845 x 4000
= 3378,704 mm
Untuk kolom persegi, jari- jari inersia
r = 0,3 x h
= 0,3 x 500
= 150 mm
Rasio kelangsingan kolom
=
= = 22,52
= 34-12 x
= 50,689
262
Pemeriksaan kelangsingan
< 34-12 x
Tabel 4.40. Data Sondir Tanah Kedalaman 36 Meter dengan Daya Dukung Tanah
TIPE P-4
265
TIPE P-5
TIPE P-6
Keterangan:
m = jumlah baris x
n = jumlah baris y
d = diameter tiang
s = jarak antar tiang
Daya
Satu
P tiang N Dukung CEK
NO Tipe Effisiensi tiang Check
(ton) tiang Group (Ton)
(ton)
(ton)
1 P-2 0,94 101,18 62,83 2 125,66 > 101,18 Aman
2 P-4 0,87 179,26 62,83 4 231,32 > 179,26 Aman
3 P-5 0,86 218,31 62,83 5 314,15 > 218,31 Aman
4 P-6 0,85 257,35 62,83 6 376,98 > 257,35 Aman
Tabel 4.45. Pemeriksaan Daya Dukung per Spun Pile Tipe P-2
P1
2 2
Mx*y My*x P total
No X y x y Pu/n Tiang Check
Ny. Nx. (Ton)
(Ton)
1 -0,60 0 0,360 0 50,59 0 -0,496 50,094 < 101,19 Aman
2 0,60 0 0,360 0 50,59 0 1,25 51,84 < 101,19 Aman
Total 0,720 0
268
Tabel 4.46. Pemeriksaan Daya Dukung per Spun Pile Tipe P-4
Mx*y My*x P total P1 Tiang
No x y x2 y2 Pu/n Check
Ny. Nx. (Ton) (Ton)
1 -0,6 0,4 0,360 0,160 44,815 6,219 -1,829 49,205 < 179,26 Aman
2 0,6 0,4 0,360 0,160 44,815 6,219 1,829 52,863 < 179,26 Aman
3 -0,6 -0.4 0,360 0,160 44,815 -6,219 -1,829 36,767 < 179,26 Aman
4 0,6 -0,4 0,360 0,160 44,815 -6,219 1,829 40,425 < 179,26 Aman
Total 1,44 0,640
Tabel 4.47 Pemeriksaan Daya Dukung per Spun Pile Tipe P-5
P1
2 2
Mx*y My*x P total
No x y x y Pu/n Tiang Check
Ny. Nx. (Ton)
(Ton)
1 -0,6 0,4 0,36 0,16 43,662 2,781 -2,544 43,899 < 218,34 Aman
2 0,6 0,4 0,36 0,16 43,662 2,781 2,544 48,987 < 218,34 Aman
3 -0,6 -0.4 0,36 0,16 43,662 -2,781 -2,544 38,337 < 218,34 Aman
4 0,6 -0,4 0,36 0,16 43,662 -2,781 2,544 43,425 < 218,34 Aman
5 0 0 0 0 43,662 0 0 43,662 < 218,34 Aman
Total 1,44 0,64
269
Tabel 4.48 Pemeriksaan Daya Dukung per Spun Pile Tipe P-6
P1
2 2
Mx*y My*x P total
No x y x y Pu/n Tiang Check
Ny. Nx. (Ton)
(Ton)
1 -1,2 0,4 1,44 0,16 42,892 -2,753 0,926 41,065 < 218,34 Aman
2 0 0,4 0 0,16 42,892 0 -0,926 41,966 < 218,34 Aman
3 1,2 0.4 1,44 0,16 42,892 2,753 -0,926 44,719 < 218,34 Aman
4 -1,2 -0,4 1,44 0,16 42,892 -2,753 0,926 41,065 < 218,34 Aman
5 0 -0,4 0 0,16 42,892 0 0,926 43,818 < 218,34 Aman
6 1,2 -0,4 1,44 0,16 42,892 2,753 0,926 46,571 < 218,34 Aman
Total 5,76 0,96
= (
t = (
= (
t = (
= (
= (
( ) ( )
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 1,667 ton.m
( √ )
( √ )
(
Tulangan susut yang diperlukan = As perlu – (As perlu x 20%)
= 2271,5 – (2271,5 x 20%)
= 1817,2 mm
Digunakan
Tulangan Arah Y
Faktor tahanan momen maksimal
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 1,322 ton.m
( √ )
( √ )
min =
274
(
b. Perhitungan Momen pada Pile Cap Tipe P-4
Mux = 19,19 t.m
Muy = 8,78 t.m
Perhitungan tulangan direncanakan
Tebal pile cap (h) = 100 cm 1000 mm
Mutu beton (Fc) = 30 Mpa 300 kg/cm2
Mutu tulangan (Fy) = 400 Mpa 4000 kg/cm2
Diameter tulangan arah x = D 22 22 mm
Selimut Beton = 40 mm
Tinggi efektif arah x
d = h – p – ½ D tul. pokok
= 1000 -40- ½ 22 mm
= 949 mm
Diameter tulangan arah y = D 22 22 mm
Tinggi efektif arah y
= 1000 – 40 – 22 + ½ x 22
= 949 mm
275
( ) ( )
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 21,322 ton.m
( √ )
( √ )
(
Tulangan susut yang diperlukan = As perlu – (As perlu x 20%)
= 2271,5 – (2271,5 x 20%)
= 1817,2 mm
Digunakan
Tulangan Arah Y
Faktor tahanan momen maksimal
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 9,755 ton.m
277
( √ )
( √ )
min =
Digunakan
= 1000 – 40 – 22 + ½ x 22
= 949 mm
( ) ( )
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 9,888 ton.m
( √ )
( √ )
Digunakan
(
Tulangan susut yang diperlukan = As perlu – (As perlu x 20%)
= 2271,5 – (2271,5 x 20%)
= 1817,2 mm
Digunakan
Tulangan Arah Y
Faktor tahanan momen maksimal
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 22,611 ton.m
(
281
( √ )
( √ )
minimum =
Digunakan
(
282
= 1000 – 40 – 22 + ½ x 22
= 949 mm
( ) ( )
283
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 22,022 ton.m
( √ )
( √ )
(
Tulangan susut yang diperlukan = As perlu – (As perlu x 20%)
= 2271,5 – (2271,5 x 20%)
= 1817,2 mm
Digunakan
Tulangan Arah Y
Faktor tahanan momen maksimal
( ( ))
( ( ))
Mn = = = 9,877 ton.m
( √ )
( √ )
min =
Digunakan