Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL DAN AGREGAT

( MIX – 01 )

1)      Jenis Campuran
Konstruksi perkerasan jalan lentur merupakan campuran antara aspal dengan agregat.
Campuran aspal dan agregat ini lebih dikenal dengan campuran beraspal dan juga campuran beton
aspal. Aspal dalam campuran bersifat sebagai perekat dan pengisi, sedangkan agregat berfungsi
sebagai tulangan struktur perkerasan. Agak sulit untuk melakukan klasifikasi yangcukup tegas
terhadap jenis – jenis aspal / campuran yang ada. Tidak sedikit campuran terkait perkerasannya sdan
juga jenis campuran yang tergantung pada fungsinya.

Beberapa jenis campuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


a.      Berdasarkan fungsi campuran pada struktur perkerasan
      Lapisan pondasi
      Lapisan permukaan
      Lapisan aus
       Lapiosan tertutup
b.      Berdaskan kemampuan mendistribusikan beban
      Campuran yang memiliki nilai struktural
      Campuran yang tidak memuiliki nilai struktural
c.       Berdasarkan metode konstruksinya
      Metode segregasi
      Metode pracampur, yang terbagi atas campuran panas ( Hot Mix ), campuran hangat ( Warm
Mix ) dan campuran dingin ( Cold Mix ).

      Berikut beberapa jenis campuran yang cukup dikenal di Indonesia:


a.      Lapen ( Lapis Penetrasi Makadam )
Campuran antara agregat dan aspal yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci dengan
gradasi terbuka dan seragam yang diikat dengan aspal dengan cara disemprotkan diatas dan
dipadatkan lapis demi lapis.

Biasa digunakan sebagai lapis pondasi dan lapis pwermukaan. Jika digunakan sebagai lapis
permukaan, maka perlu diberi lapisan penutup, yang merupakan leburanb aspal dengan agregat
penutup.

Campuran ini mempunyai sifat kurang kedapair, kekuatan utama terletak pada sifat saling
interlocking antara batuan pokok dengan batuan pengunci, memiliki nilai struktural, cukup kenyal
dan memiliki permukaan yang kasar. Dapat digunakan untuk perkerasan lama dan baru serta lalu
lintas ringan dan sedang. Campuran ini termasuk jenis segresi, yaitu proses pencampuran dilakukan
pada saat pengahamparan.

b.      Latastirn ( Lapis Tipis Aspal Pasir )


Campuran yamng memiliki / terdiri dari aspal dan pasir bergradasi menerus yang dicampurkan pada
suhu minimum 120º C dan dipadatkan pada suhu minimum 120º C dan dipadatkan pada suhu 90º C -
110º C. Berfungsi sebagai lapis penutup, lapisan aus memberikan permukaan jalan yang rata dan
licin. Campuran ini merupakan bentuk campuran pra campur dengan campuran panas.
c.       Buras ( Leburan Aspal )
Campuran yang terdiri dari aspal leburan pasir dengan ukuran maksimum 3/8, berfungsi sebagai
lapisan penutup menjaga permukaan agar tidak berdebu, kedap air, tidak licin dan mencegah
lepasnya butir halus, termasuk konstruksi segresi.

d.      Burtu (Leburan Aspal  Satu Lapis )


Campuran ini sama dengan buras,tetapi leburan ini satu lapis agregat bergradasi seragam dengan
tebal maksimum 20 mm. Berfungsi menjaga permukaan agar tidak berdebu, mencegah air masuk
dan memperbaiki tekstur permukaan, digunakan pada jalan yang belum atau sudah beraspal yang
sudah stabil, mulai retak atau mengalami degradasi dan dapat digunakan sampai lalu lintas berat.

e.      Burda ( Leburan Aspal Dua Lapis )


Burda ini merupakan p[engembangan dari Burtu, dimana lapisan aspal ditaburi dan dikerjakan 2 kali
secara berurutan dengan tebal maksimal 35 mm. Berfungsi memebuat permukaan tidak berdebu,
mencegh masuknya air dan memperbaiki tekstur permukaan perkerasan. Digunakan pada jalan
ytang telah atau belum beraspal dan jalan tersebut telah stabil dan rata mulai retak atau degradasi
dan dapat digunakan sampai lalu lintas berat.

f.        Lasbutag ( Campuran Asbuton Dingin )


Campuran yang terdiri atas campuran agregat asbuton dan bahan peremaja yang tercampur, diaduk,
diperam, dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan dingin ( tanpa pemanasan  ). Campuran ini
merupakan jenis yang memanfaatkan langsung aspal, yaitu aspal dari pulau buton ( yang disebut
Asbuton ).

g.      Latasbum ( Lapis Tipis Asbuton Murni )


Ini merupakan pengembangan dan memanfaatkan aspal alam asbuton melakukan ekstraksi untuk
mendapatkan aspal murni dari alam atau batuan asbuton. Digunakan pada jalan raya telah
n\beraspal yang telah stabil dan rata serta mulai retak dan mengalami.

h.      Laston ( Lapis Aspal beton )


Campuran aspal dengan agregat bergradasi menerus dengan campuran / yang dicampurkan pada
suhu minimum 115º C, dihamparkan pada suhu minimum 110º C. Berfungsi sebagai pelindung /
pendukung lalu lintas, pelindung lapisan dibawahnya dari cuaca dan air, lapisan aus dan
menyediakan permukaan jalan rata dan tidak licin.

i.        Laston atas ( Lapisan Aspal Pondasi Atas )


Campuran ini adalah penggunaan Laston sebagai lapisan pondasi dan campuran ini terdiri dari
campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dan di

Campur pada suhu 90º C - 120º C dan dipadatkan dalam keadaan panas. Berfungsi sebagai lapisan
perkerasan dan meneruskan beban kekonstruksi dibawahnya.

j.        Laston Bawah ( Lapisan Aspal Beton Pondasi Bawah )


Campuran ini terdiri dari campuran agregat dan aspal yang dicampur pada suhu minimum 80º C -
120º C dan dipadatkan pada suhu minimum 80º C. Berfungsi sebagai perkerasan yang menruskan
beban padsa konstruksi dibawahnya. Dipasang pada tanah dasar yang telah stabil dan untuk
mempercepat peningkatan jalan secara keseluruhan, terutama pada konstruksi bertahap.

k.       Lataston ( Lapis Tipis Aspal Beton )


Campuran ini menggunakan agregat bergradasi timpang, aspal dan filler yang dicampur pada suhu
tertentu, tergantung pada nilai penetrasi aspal yang digunakan dan dipadatkan pada suhu minimal
148º C. Tebal padatnya antara 2,5 cm – 3 cm.

l.        Hot Rolled Aspalt HRA


Campuran ini adalah tipe campuran yang menggunakan agregat bergradasi senjang. Campuran ini
menggunakan sedikit agregat berukuran sedang ( 2,36 m – 10 mm ) dan matriks material halus dan
aspal serta sedikit agregat kasar ( biasanya ukuran normal 14 mm ).

m.    Stone Mastis Aspalt ( SMA )


Campuran SMA bergradasi kasar, seperti aspal Porous tetapi rongganya terisi mortar agregat
halus/filler/aspal. Hasilnya adalah suatu campuran bergradasi senjang dengan ketahanan terhadap
air dan memiliki durabilitas tinggi.

Peralatan
  Cetakan berdiameter 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm lengkap dengan pelat atas dan leher sambung
  Mesin penumbuk manual dan Mekanis  yang mempunyai permukaan rata yang berbentuk slinder
dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45, 7 cm
  Landasan pemadat terdiri dari balok katu ( jati/ sejenisnya )
  Alat pengeluar benda uji
Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai sebuah
alat akstruder yang berdiamter 10 cm
  Alat Marshall
  Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memvariasi sampai 200 o c ( + 3o-C)
  Waterbath
  Timbangan digital dan timbangan biasa
  Metal Thermometer
     Berkapasitas 250oc  dan 100oC  dengan ketelitian 1 % dari kapasitasnya.
 Panel
  Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
  Sendok Pengaduk
  Spatula
  Sarung tangan
  Masker
  Kantong plastik ukuran 2 kg
  Kuali
  Kompor gas
Bahan
      Aspal
      Agregat halus dan kasar berdasarkan spek yang diigunakan sebanyak ± 1200 gr ( untul 1 benda
Uji )
      Air Suling
http://em-ridho.blogspot.co.id/2012/01/ praktikum-karakteristik.html

Anda mungkin juga menyukai