Anda di halaman 1dari 72

Pusat Budidaya Tanaman Hias

TUGAS AKHIR

PUSAT BUDIDAYA TANAMAN HIAS


“ ARSITEKTUR SEMIOTIK “

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA


MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR (S1)

Disusun Oleh :
ANGGIA AGITHA
4120401003

Angkatan 53
Periode Februari 2008 – September 2008

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anggia Agitha


NIM : 4120401003
Jurusan : Teknik Arsitektur
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas : Mercu Buana

Dengan ini saya menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi ini bukan merupakan
kutipan dari hasil karya orang lain, kecuali telah dicantumkan atau disesuaikan
dengan referensinya.

Jakarta, 27 Agustus 2008

( Anggia Agitha )

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


 Nama : Anggia Agitha
 NIM : 4120401003
 Jurusan : Teknik Arsitektur
 Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
 Universitas : Mercu Buana
 Judul : Pusat Budidaya Tanaman Hias
 Tema : Arsitektur Semiotik

Disahkan dan disetujui untuk diajukan pada Sidang Sarjana Teknik Sipil
dan Perencanaan.

MENGETAHUI

Ketua Jurusan Arsitektur Koodinator Tugas Akhir

( DR. Ir. M. Syarif Hidayat, M. Arch ) ( Ir. Tin Budi Utami, MT )

Dosen Pembimbing

( Ir. Henny Gambiro, M. si )


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.1.1 Latar Belakang Proyek..........................................................1
1.1.2 Latar Belakang Topik Tema...................................................3
1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran.............................................................4
1.3 Metode Analisis..................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah..............................................................................6
1.5 Sistematika Pemikiran.......................................................................8
1.6 Sistematika Penulisan.........................................................................9
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 GAMBARAN UMUM PROYEK....................................................10
2.1.1 Judul Proyek.......................................................................10
2.1.2 Tinjauan Umum Proyek......................................................10
2.1.3 Tinjauan Non Fisik..............................................................11
2.1.3.1. Dasar Perencanaan.................................................11
2.1.3.2. Sasaran Perencanaan..............................................11
2.1.3.3. Jenis Perencanaan Fasilitas.....................................12
2.2 Pusat Budidaya Tanaman Hias.........................................................13
2.2.1 Definisi Istilah...................................................................13
2.2.2 Type Budidaya Tanaman Komoditi unggulan Tanaman Hias........15
2.2.3 Sejarah Singkat Budidaya Tanaman Data Studi Banding...............17
BAB III TINJAUAN KHUSUS
Pendekatan Perancangan Arsitektur Analogi Semiotik...............................19
A. Pengertian Analogi.................................................................................19
B. Pengertian Semiotik..............................................................................22
Pengklarifikasian.................................................................................23
Teori Estetika........................................................................................24
pengaplikasian Semiotik......................................................................24
Tipologi tanda......................................................................................25
Semiologi dan Arsitektur....................................................................25
Pengertian Tema..................................................................................26
Kesimpulan.........................................................................................26
BAB IV ANALISA
4. 1. Permasalahan Manusia (Human Issues..........................................27
4. 1. 1. Analisa Pelaku................................................................27
4. 1. 2. Analisa Kegiatan.............................................................29
4. 1. 3. Tabel Kegiatan dan Analisa Kebutuhan Ruang..............33
4. 1. 4. Analisa Pergerakan (Mobilitas) manusia.......................41
4. 1. 5. Tabel Kebutuhan Besaran Ruang....................................47
a. Kebutuhan Luas Minimal..........................................47
Total pengguna bangunan maksimal...............................52
4. 2. Permasalahan Lokasi (Site Issue).....................................................53
4. 2. 1. Analisa Tapak Makro....................................................53
4. 2. 2. Analisa Tapak Mikro.....................................................54
Existing...........................................................................56
BAB V KONSEP DAN ANALISA
Analisa kontur...............................................................................57
Analisa batas..................................................................................58
Analisa bentuk...............................................................................59
Analisa orientasi bangunan dan view............................................60
Analisa kebisingan.........................................................................61
Konsep perancangan................................................................6268
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
GAMBAR KERJA...................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan
izinNya saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan lancar,
yang berjudul “ Pusat Budidaya Tanaman Hias “. Banyak sekali manfaat yang
saya dapatkan selama menjalani pembuatan Tugas Akhir ini, yang saya yakin
akan sangat berguna nantinya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Allah SWT terimakasih atas janjiNya “Allah takkan memberikan beban
kepada hambanya jika dia tidak mampu melewatinya”.AlBaqoroh 286.
2. Kedua Orang Tua tercinta, Bpk Alm.Us Sunman Andi Hammad dan Ibu
Endang Irawati Sunman yang senantiasa memberikan dukungan dan doa
kepada saya,dan disetiap tetesan air matanya yang keluar melalui Doa nya
yang dapat membuka pintu Rizki untuk ku, Insya Allah.
3. Keluarga yang saya cintai dan sayangi, Mas Rama, Mbak Indi dan
keluarga, Mbak Dita, Difa terima kasih untuk segala dukungannya.i love u
!!!!
4. Ir. Henny Gambiro, MT yang telah membimbing saya dalam
melaksanakan penyusunan Tugas Akhir.
5. Ir. Tin Budi Utami, MT. selaku koordinator Tugas Akhir.
6. Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M Arch, selaku Ketua Program Studi Teknik
Arsitektur.
7. Untuk Torro “teman”seperjuangan saya dalam menjalankan Tugas Akhir.
8. Buat Angktan 98 , all the 03 and several kind of 01 , 02 dalam komunitas
36 dan 04 satu angkatan tugas akhir 53, saya berterimakasih tanpa mereka
mungkin saya tidak dapat sampai menyusun laporan ini.
9. Seluruh temanteman angkatan 2004.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu, tentunya atas bantuan dari pihakpihak yang telah mendukung baik dari
segi moril maupun materil yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.
Beragam usaha telah dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir ini, namun
wajarlah jika banyak kekurangan yang masih perlu diperhatikan. “Tak ada gading
yang tak retak“, tak ada sesuatu yang sempurna pasti terdapat celah kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkah dan karunia yang besar kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, mudahmudahan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
pengembangan dan penelitian selanjutnya, khususnya di Universitas Mercu
Buana.

Jakarta, Agustus 2008

(Anggia Agitha)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Latar Belakang Proyek
Sebuah Pusat Budidaya Tanaman Hias ditujukan untuk
menampung keingintahuan masyarakat akan budidaya tanaman hias di
Indonesia, dan juga sebagai pusat dimana masyarakat ingin mencari
tanaman hias yang dibutuhkan.
Mengembangkan budidaya Tanaman Hias merupakan suatu wujud
dari kepedulian akan penghijauan lingkungan dan menambah pengetahuan
dalam bidang pertanian khususnya tanaman hias, sehingga diharapkan
dapat dinikmati secara mendalam dan memberi makna kepada para
penggemar tanaman untuk mendapatkan tanaman dan informasi tentang
varietas baru di tempat ini. Bagi para orang awampun tempat ini bisa
dijadikan pusat informasi tentang segala sesuatu tentang tanaman. Bagi
lingkungan, tempat ini turut berperan dalam membentuk dan memperbaiki
iklim mikro, terlebih di masa sekarang dengan isu global warming yang
makin gencar.
Tanaman hias merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi
dan sangat prospektif dibudidayakan sebagai sumber pendapatan, penyedia
lapangan kerja dan penggerak ekonomi di daerah. Usaha budidaya
tanaman hias telah dilakukan sejak jaman kolonial Belanda yang terbukti
dari pembudidayaan berbagai jenis tanaman subtropic secara turun
temurun oleh masyarakat di dataran tinggi. Pada saat ini usaha tanaman
hias telah berkembang di sejumlah daerah hingga menjadi pusat
pertumbuhan baru yang dapat diandalkan. Perkembangan usaha tanaman
hias perlu didorong agar mampu memberi kontribusi yang lebih besar
terhadap perekonomian nasional. Usaha perkembangan tanaman hias
dapat diwujudkan mengingat letak geografis, iklim, tanah, dan sumberdaya
manusia sangat kondusif.
Pada kenyataannya perkembangan usaha tanaman hias di tanah air
masih berjalan relatif lambat. Hal ini terlihat dari data peningkatan
produksi, luas lahan, nilai pemasaran dalam negeri, dan luar negeri masih
berjalan relatif rendah. Berbagai kendala terbukti menghambat
perkembangan usaha tanaman hias, yaitu regulasi yang belum kondusif,
investasi masih rendah, teknologi terbatas, kelangkaan modal dan
keterbatasan infrastruktur pendukung. Permasalahan tersebut terkait
dengan tugas pokok berbagai Departemen yang penanganannya
membutuhkan koordinasi secara intensif. Dengan melaksanakan
koordinasi tersebut, penanganan masalah dalam pengembangan tanaman
hias akan lebih terfokus.
Pusat Budidaya Tanaman hias ini, diharapkan dapat memberikan
informasi tentang potret industri tanaman hias pada masa kini dan dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menentukan arah kebijakan
pengembangan tanaman hias nasional.
Di Jakarta telah tersedia fasilitas Pusat Promosi dan Pemasaran
Bunga Dan Tanaman Hias Rawabelong yang menyediakan tanaman hias
dari sentra produksi Jakarta dan sekitarnya, antara lain dari Cipanas,
Sukabumi, Bandung, Garut, Batu dan Malang. Pasar Rawabelong dapat
menjadi barometer kemajuan industri tanaman hias di tanah air, karena
beragam jenis tanaman hias dari berbagai daerah terkumpul disini.
Transaksi tanaman hias di Pasar Rawabelong cenderung meningkat setiap
tahun seiring dengan pulihnya perekonomian nasional. Upaya promosi
perlu dilakukan secara intensif guna memperbesar volume dan nilai
transaksi pada masa mendatang.
Banyak jenis tanaman hias subtropis yang dibudidayakan di
Indonesia dipergunakan untuk ekspor ke negara lain sebagai penghasil
devisa negara. Pada saat ini tanaman hias telah menjadi komoditas
perdagangan dunia. Setiap negara produsen berusaha untuk
memperebutkan pasar internasional, sehingga menciptakan persaingan
yang sangat ketat. Dalam rangka merebut pasar internasional perlu
ditempuh strategi peningkatan mutu yang mengarah pada peningkatan
daya saing. Dalam hal ini peran teknologi menjadi sangat penting,
mengingat aplikasi teknologi dapat mengubah input menjadi output
bernilai ekonomi tinggi melalui proses yang efisien. Pada masa mendatang
persaingan akan beralih pada penggunaan teknologi untuk menjadi
pemenang dalam perdagangan internasional.
Industri tanaman hias di Indonesia membutuhkan investasi yang
sangat besar. Di sisi lain informasi yang dibutuhkan untuk mendukung
penanaman modal masih sangat terbatas. Oleh karena itu dengan adanya
wadah ini diharapkan pula mampu menarik minat para investor dalam
pembangunan industri tanaman hias di Indonesia.

1.1.2 Latar Belakang Topik Tema


Arsitektur Analogi merupakan pengidentifikasian hubungan harfiah
diantara bendabenda yang mempunyai semua sifat khas yang diinginkan,
sehingga memungkinkan untuk dijadikan model sebuah bangunan.
Menganalogikan suatu bahasa, dalam hal ini analogi linguistik, bangunan
berperan sebagai media penyampaian informasi. Diharapkan sebuah
wadah informasi dan Pembudidayaan ini mempunyai kemampuan untuk
mengundang masyarakat umum agar melihat ataupun memperhatikan serta
mengerti bagaimana membudidayakan tanaman hias.
Sentul Farm hadir dengan tema analogi dimaksudkan agar tempat ini dapat
dapat menjadi icon yang berhubungan dengan tanaman hias. Konsep
bentuk yang mungkin akan dipilih adalah dengan cara memilih benda
benda atau sifatsifat dari benda yang identik dengan tanaman hias. Bukan
cuma itu, ruang luar yang terbentukpun akan sangat mengutamakan kesan
alami.
Sehingga penekanan pemecahan masalah terdapat pada nilainilai
manusia terhadap bangunan serta keharmonisan antara estetika, sistem
serta fungsi dari bangunan tersebut.
1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran
 Maksud dan Tujuan
 Menggabungkan sarana komersial, rekreasi informatif dengan
Pendidikan nonformal yang berhubungan dengan tanaman hias.
 Merancang dan merencanakan bangunan dengan pendekatan
Analogi sebagai usaha guna menciptakan sebuah inspirasi baru
yang lebih inovatif.
 Menjadikan salah satu tempat pembudidayaan tanaman hias sebuah
wadah bagi penelitian/percobaan varietas baru dan inspirasi
masyarakat dalam pengembangan hortikultura di Indonesia.
 Meningkatkan minat masyarakat luas terhadap budidaya tanaman
hias serta memperluas komunitas.
 Menciptakan bentuk massa yang unik dengan penampilan daya
tarik visual.
 Sasaran Perancangan
 Merancang bangunan dengan daya tarik visual sekaligus
komunikatif agar menarik apresiasi dan kecintaan masyarakat
terhadap Hortikultura.
 Merancang dan merencanakan bangunan Pusat Pembudidayaan
Tanaman Hias yang dapat memenuhi kebutuhan fungsinya sebagai
pusat informasi, rekreasi dan kepariwisataan, sekaligus memberi
kenyamanan bagi pengunjung.
 Menampilkan bentuk yang dapat mengekspresikan Hortikultura
melalui pendekatan Analogi untuk menarik minat pengunjung.
 Dapat menciptakan harmoni diantara perbedaan pengguna menurut
kelompoknya, berdasarkan sifat dan karakternya masingmasing.

1.3 Metode Analisis


Perancangan bangunan Pusat Pembudidayaan Tanaman Hias ini menggunakan
metode pendekatan oleh Robert G. Hershberger, yaitu :
 Permasalahan Manusia ( human Issues)
- Kegiatan Fungsional ( Functional) : menganalisa fungsi yang tepat
dan dibutuhkan bagi masyarakat pencinta hortikultura atau
tanaman hias dikaitkan dengan kondisi masyarakat sekitar lokasi
yang akan direncanakan, apa saja pengaruhnya.
- Hubungan Sosial (Social) : menganalisa karakter fisik para
pengguna bangunan yang berinteraksi serta menentukan tingkatan
ruang public atau private.
- Karakter Fisik (Physical) : menganalisa persyaratan fisik dari
manusia, secara umum yang mengaitkan interaksi fisik antar
manusia serta terhadap fisik bangunan dan perlengkapannya,
sehingga dapat mempengaruhi bentuk dari bangunan tersebut.
- Karakter Fisiologi (Physiological) : menganalisa kebutuhan
pengguna terhadap pengaturan visual seperti elemen warna,
bentuk, tekstur, serta pengaturan lainnya seperti suhu, pada kulit,
suara pada pendengaran.
 Permasalahan Lingkungan (Environmental Issues)
- Tapak (Site) : menganalisa lokasi seperti topografi, geologi,
hidrologi, serta view ke luar dan ke dalam tapak, dikaitkan dengan
penerapan semiotik terhadap tapak dan lingkungan.
- Iklim (Climate) : menganalisa iklim setempat sehingga dapat
disesuaikan melalui penggunaan material yang tepat.
- Konteks (Context) : menganalisa bentuk tapak, potensi lingkungan
sekitar, yang dapat lebih diarahkan terhadap view obyek pada tapak
serta dampak penerapan semiotik terhadap tapak dan lingkungan.
 Permasalahan Teknologi (Technological Issues)
- Bahan Bangunan (Materials) : menganalisa bahan bangunan yang
akan digunakan yang sesuai dengan iklim, fungsi, perawatan, serta
mendukung keberadaan topik.
- Sistem Bangunan (Systems) : menganalisa penggunaaan sistem
struktur yang sesuai dengan material serta potensi estetika yang
ditampilkan.
 Permasalahan Estetika (Aesthetic Issues)
- Bentuk Bangunan (Form) : menentukan bentuk massa bangunan
yang dapat memberi tanda baru terhadap lingkungan serta dimensi
yang sesuai dengan KDB dan KLB yang berlaku.
- Fasade Bangunan (Façade) : menentukan bukaanbukaan pada
bangunan yang sesuai dengan tujuan penerapan semiotik terhadap
bangunan dan tapak.
- Karakter Ruang (Space) : menentukan luasan serta organisasi
ruang luar dan dalam yang memenuhi kriteria kenyamanan
tanaman dan pengguna bangunan.
 Permasalahan Keselamatan (Safety Issues)
- Bahaya Kebakaran (Fire) : menganalisa serta mengantisipasi
pencegahan terhadap bahaya kebakaran bagi pengguna bangunan
maupun koleksi tanaman yang tersedia.
- Bahaya Kejahatan (Criminal) : menganalisa serta mengantisipasi
pencegahan terhadap bahaya pencurian, perampokan, dan
kriminalitas lainnya yang membahayakan pengguna bangunan
maupun koleksi yang tersedia.
- Struktur Bangunan (Structural) : menganalisa pembebanan struktur
sehingga tidak membahayakan pengguna bangunan serta koleksi
tanaman yang tersedia.
 Permasalahan Kultur (Cultural Issues)
- Ketentuan Politik (Political) : menentukan luasan total
bangunan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Legalisme (Legal) : menganalisa peraturan standarisasi
yang berlaku di kawasan menyangkut sistem plumbing
serta mekanikal elektrikal.

1.4 Rumusan Masalah


 Permasalahan Manusia (Human Issues)
- Kurangnya ketertarikan masyarakat untuk mengunjungi sarana
pendidikan sehingga membutuhkan penambahan kegiatan yang
bersifat rekreatif serta aktivitas interaksi publik guna memperkuat
budaya bersosialisasi antara pecinta tanaman dan masyarakat
umumnya dan sebaliknya dengan menyisipkan fungsi pendidikannon
formal semacam kursus singkat tentang tata cara membudidayakan
tanaman hias.
 Permasalahan Lingkungan (Environmental Issues)
- Memerlukan aksesbilitas pencapaian yang baik dikaitkan dengan
sirkulasi transportasi, juga best view dari luar tapak da ke dalam tapak.
Perlu diperhatikan dampak penerapan semiotik terhadap lingkungan
sekitar.
 Permasalahan Teknologi (Technological Issues)
- Membutuhkan material yang bersifat kuat, tahan lama, dan mudah
perawatannya juga berfungsi melindungi pengguna bangunan serta
koleksi yang diwadahi dan mendukung untuk dapat memfasilitasi
bentuk yang tercipta akibat dari tema analogi, sehingga memberi kesan
unik dan menarik pada bangunan dan ruang. Perlu juga diperhatikan
tanggapan secara teknis terhadap perkembangan kebutuhan ruang agar
tidak merusak nilainilai estetika yang sudah ada.
 Permasalahan Estetika (Aesthetic Issues)
- Bentuk serta penampilan massa bangunan hortikultura di Indonesia,
sangat jarang sekali yang menunjukkan estetika bangunan itu sendiri
seperti pada bangunanbangunan yang ada di daerah Rawabelong ,
sehingga persepsi tersebut turut mengurangi minat calon pengunjung.
Maka diperlukan kelahiran baru yang menampilkan keramahan
semiotik secara fisik yang sesuai dengan image dalam skala
proporsional dan tahan lama (sustainable).
 Permasalahan Keselamatan (safety Issues)
- Menghindari serta mengantisipasi terjadinya ancaman terhadap
pengguna serta koleksi yang diakibatkan oleh kebakaran, tindak
kejahatan.
 Permasalahan Kultur (Cultural Issues)
- Institusi Edukatif dan Rekreatif masih terpisah, sedangkan untuk
meningkatkan peranan edukatif perlu penunjang yang rekreatif begitu
juga sebaliknya. Sehingga memerlukan luasan yang cukup namun
tidak menyalahi peraturan serta ketentuan yang berlaku.

 Sumber Informasi dan Data


Sumber yang tersedia merupakan kajian dari tiga sumber utama, antara lain
yaitu :
1. Studi Literatur : berupa penjelasan terhadap tinjauan proyek, topic, dan
tema, serta kaitan diantaranya, juga penjelasan standarisasi arsitektural.
2. Studi Banding : berupa penjelasan data proyek sejenis yang sudah ada
serta topik yang berkaitan.
3. Wawancara : berupa penjelasan terhadap kondisi proyek yang sudah ada
guna mengkaji kriteria perancangan.

1.5 Sistematika Pemikiran

Topik – Tema
Penerapan Analogi Semiotik pada
Latar Belakang perancangan Bangunan Pusat
Pembudidayaan hortikultura serta Pembudidayaan Tanaman Hias guna
minat dalam bidang pertanian serta menciptakan suatu “tanda” baru dari
pembelajarannya yang pernah ada.

Maksud, Tujuan, dan Sasaran Rumusan


Menggabungkan sarana Pendidikan dengan Rekreasi serta mewujudkan daya tarik visual terhadap bangunan guna menarik
Masalahminat masy

Pengumpulan Data

Perancangan Bangunan Pusat pembudidayaan Tanaman Hias melalui visualisasi Analogi Semiotik

ANALISIS

SINTHESIS
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan
Berisi uraian secara umum mengenai proyek seperti deskripsi proyek, latar
belakang, metode pendekatan, serta perumusan masalah dan pembahasan.
BAB II. Tinjauan umum
Berisi Informasi mengenai kasus, topic, dan tema, beserta teori pendukung
dan studi banding terhadap proyekproyek sejenis.
BAB III. Tinjauan khusus
Berisi tentang penjelasan pendekatan perancangan arsitektur analogi
semiotik , tema, dan kesimpulan
BAB IV. Analisa
Berisi mengenai analisa dari berbagai permasalahan yang ada,
perencanaan program beserta persyaratan yang ada serta standar
kebutuhan yang diperlukan dalam proses perancangan.
BAB V. Pengembangan Rancangan.
Berisi gambarangambaran pengembangan rancangan seperti rancangan
tapak, arsitektur, interior, sistem bangunan serta gambaran lain yang
terkait dan dianggap perlu dalam pengembangan tersebut.
BAB II
TINJAUAN UMUM

Pusat Budidaya Tanaman Hias direncanakan dengan peruntukkan bagi masyarakat


umum dan penggemar tanaman hias di Indonesia. Adapun penjelasan mengenai
proyek prerencanaan fasilitas ini dijabarkan sebagai berikut:

2.1 GAMBARAN UMUM PROYEK


2.1.1 Judul Proyek
Judul skripsi ini adalah “ Pusat Budidaya Tanaman Hias “ Tujuan
dibuatnya proyek ini adalah sebagai wadah yang menyediakan produk
tanaman hias yang berdaya saing untuk pemenuhan pasar dalam negeri
dan ekspor, membangun sistem produksi berbasis sumber daya nasional
yang ramah lingkungan, produktif, dan efisien melalui penerapan IPTEK
inovatif, memfasilitasi promosi, publikasi dan visualisasi guna
peningkatan citra komoditas dan sekaligus dapat menjadi pusat
informasi, edukasi, serta rekreasi untuk semua lapisan masyarakat umum
penggemar tanaman hias.

2.1.2 Tinjauan Umum Proyek


 Judul Proyek : “Pusat Budidaya Tanaman Hias”
 Tema : Arsitektur Semiotik
 Sifat Proyek : Fiktif
 Pemilik / Pendanaan : Swasta
 KDB : 60 %
 KLB 4
 GSB : 5M
 Jumlah Lantai max : 4 lt.
 Luas Lahan : + 5,5 Ha ( 55.000 M )
2.1.3 Tinjauan Non Fisik
2.1.3.1. Dasar Perencanaan
Perhatian masyarakat terhadap tanaman hias Indonesia
semakin meningkat sejak 5 tahun terakhir. Minat masyarakat
untuk menanam tanaman hias secara komersial atau bisnis
semakin besar. Hal tersebut ditunjukkan dengan
perkembangan pasar yang semakin meluas dengan
peningkatan permintaan di dalam negeri. Tanaman hias
merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan
sangat prospektif dibudidayakan sebagai sumber pendapatan,
penyedia lapangan kerja dan penggerak ekonomi daerah.
Pada saat ini usaha budidaya tanaman hias telah berkembang
di daerah pertumbuhan baru dan perkotaan untuk taman kota
dan taman perumahan. Kebutuhan tanaman hias juga semakin
meningkat pesat, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan lingkungan yang asri dan indah.
Untuk mendapatkan jenis tanaman baru maka pihak
pemerintah serta pihak swasta membudidayakan tanaman
hias tersebut hingga mendapatkan berbagai jenis tanaman
hias baru sehingga dapat di terima oleh semua kalangan
masyarakat dan akan lebih marak dimata masyarakat luas.

2.1.3. 2. Sasaran Perencanaan


Tujuan pembangunan pembudidayaan ini yaitu sebagai
pusat informasi, edukasi, dan rekreasi tanaman hias.
Pembudidayaan dan pengembangbiakan jenisjenis tanaman
ini sekaligus dapat menampung kegiatan (penyalur hobi) para
penggemar tanaman hias yang mencakup penambahan
koleksi, bisnis, pameran, kontes dan sebagainya.
KEBIJAKAN
SARANA PRASARANA

PRASARANA TEKNOLOGI
INVESTASI PERMINTAAN
KEBIJAKAN PENGOLAHAN KONSUMEN
& PEMASARAN

KELEMBAGAAN
SARANA INVESTASI ON MODAL LINGKUNGAN
FARM LAIN
LINGKUNGAN
LAIN
TEKNOLOGI MODAL
KELEMBAGAAN

Gambar Link & Match


Investasi Tanaman Hias

2. 1. 3. 3. Jenis Perencanaan Fasilitas


Sarana perencanaan fasilitas yang akan dibangun dalam
kawasan pembudidayaan tanaman hias tersebut adalah :

1. Fasilitas utama yaitu :


 Ruang pembudidayaan
 Ruang pembibitan
 Ruang pemeliharaan atau perawatan
 Ruang Informasi
 Ruang Pengelola
 Ruang Laboratorium
 Ruang Pameran
 Ruang Kontes
 Galery Tanaman
 Ruang Media Tanam
2. Fasilitas Pendukung yaitu :
 Toko Souvenir
 Taman Rekreasi
 Musholla
 Food Court atau Restoran
 R.Terbuka
 Plaza
3. Fasilitas Pelengkap yaitu :
 Toilet
 Tempat Parkir
 Ruang Security atau Keamanan
 Warung Telekomunukasi

2.2 Pusat Budidaya Tanaman Hias


2.2.1 Definisi Istilah
Pusat Budidaya Tanaman Hias adalah suatu wadah yang berfungsi
untuk memfasilitasi atau mengupayakan pengembangan tanaman
menjadi bermanfaat dengan menggunakan teknologi sesuai anjuran,
mulai dari pengelompokan tanaman, pembibitan, pemupukan, pengairan,
penyiangan, hingga pameran yang dapat memamerkan jenisjenis
tanaman hias yang dibudidayakan.
Pengertian tanaman itu sendiri adalah salah satu jenis makhluk
hidup yang memiliki akar, batang, daun, bunga, dan buah atau bakal
buah.
Tanaman hias adalah jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari
tanaman daun dan tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah
lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistic dan menarik.
Tanaman hias daun dipilih kerena penampilan aneka ragam daunnya
yang berwarnawarni. Sedangkan tanaman hias bunga dipilih karena
penampilan bunganya berwarnawarni, bentuk, dan ukurannya beraneka
ragam. (sumber: “ Teknik Perbanyakan Tanaman (Ir. H. Rahmat Rukmana) 1997“.)

- Fungsi dan peranan Pusat Budidaya Tanaman Hias


Pemanfaatan koleksi tanaman, selain sebagai obyek pameran harus
diatur secara konsekuen, sebab peranan sentul farm ini adalah
menyelamatkan dan membudidayakan tanaman hias sehingga
masyarakat dapat menikmati tanaman hias dengan juga menjadi
pusat informasi dan edukasi serta rekreasi bagi masyarakat luas
penggemar tanaman hias. Menurut “Kebijakan Pengembangan
Komoditas Tanaman Hias” yang dikeluarkan oleh Direktorat
Budidaya Tanaman Hias, Direktorat Jenderal Hortikultura
Departemen Pertanian Republik Indonesia Tahun 2007, Industri
Tanaman Hias mirip dengan industri fashion, dimana tidak akan
pernah berhenti dengan jenis yang ada. Tanaman hias sebagai
komoditas andalan dalam pembangunan Perekonomian Nasional :
- Tanaman hias sebagai komoditas perdagangan dunia
- Nilai perdagangan internasional mencapai lebih dari USD 10
milyar.
- Belanda, Columbia, Italia, Zimbabwe, Tanzania, memanfaatkan
tanaman hias sebagai penerima devisa negara yang dominan
- Di Asia : China, Taiwan, Thailand, Vietnam, Jepang
- Indonesia berada pada urutan ke51 dunia dengan nilai
perdagangan kurang dari USd 10 juta.
Potensi dan pengembangan tanaman hias di Indonesia yaitu
Indonesia memiliki potensi dalam pembudidayaan tanaman hias,
dengan iklim yang ada dan berbagai jenis tanaman yang dapat
dikembangkan, kondisi tanah dan agroklimat kondusif, lingkungan
strategis mendukung (budaya cinta tanaman hias, peningkatan
kesejahteraan, kesadaran terhadap lingkungan, pembangunan
pariwisata), pasar internasional terbuka, budidaya tanaman hias
mendorong berkembangnya perekonomian disentra produksi,
menyerap tenaga kerja ( tumbuhnya industri penunjang (media,
pot, pupuk, pestisida), jasa transportasi, jasa advokasi),
pengembangan tanaman hias sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Masalah atau kesenjangan yang terjadi pada industri tanaman
hias di Indonesia yaitu :
MASALAH / KESENJANGAN

Kondisi yang akan datang:


Kondisi saat ini :
Pola Industri tangguh dan berdaya saing
- Menggunakan tanaman subtropis, sumberdaya
1. Menerapkan pola industry
tropis belum di gunakan secara optimal
: sarana, pemuliaan, benih,
- Benih bermutu diimpor, penggunaan berulang
produksi, pasca panen, jasa
- Teknologi produksi belum baku
penunjang
- Kualitas produk rendah dan daya saing rendah
2. Menggunakan SDG nasional
- Pengelolaan usaha tidak efisien
3. Industri pemuliaan dan industry
- Belum tersedia Acuan standarisasi budaya
perbenihan
- Kelembagaan usaha dan jejaring kerja belum
4. Sistem SPO berbasis GAP
berkembang
dengan dukungan teknologi
- Mutu SDM rendah
inovatif dan modern
- Permodalan lemah
5. Sistem jaminan mutu
- Supply chain belum berpihak kepada petani
6. Industri pengemasan dan
- Regulasi tidak kondusif (CITES, Karantina,
pasca panen
Penerbangan, Pajak, Investasi)
7. Suplai chain berpihak
- Promosi, publikasi, permasyarakatan kurang.
kepada petani
8. Promosi ditingkatkan
9. Regulasi investasi kondusif
10. Modal dan investasi meningkat
11. Peraturan ekspor kondusif

Program kegiatan 20052009


2.2.2 Type Budidaya Tanaman Komoditi unggulan Tanaman Hias
Jenis Tanaman hias yang dominan dikembangkan di Indonesia di bagi 4
macam , yaitu sebagai berikut :
1. Tanaman hias pot
- anggrek, adenium, azalea, aglaonema, diefenbancia,
athurium pot, krisan pot, kaktus/sukulen.
2. Bunga Potong :
- Sedap malam, mawar, krisan, gladiol, zingibereceae,
anggrek, heliconia, lily.
3. Tanaman hias daun
- daracaena, philodendron, ruscus, calathea, monster,
codyline, asparagus, codeaum
4. Tanaman hias perdu dan pohon
- palm, coleus, bougenville, alamanda, hibiscus, ixora,
cemara, plumera.
2.2.3 Klasifikasi Tanaman Hias

Tanaman hias memiliki keaneka ragaman yang dapat dilihat oleh

mata sehingga tanaman hias lebih diminati oleh kalangan masyarakat.

Tanaman hias biasanya disebut juga dengan ornamental plant memiliki

nilai estetika karena bentuk, warna, tekstur, maupun aromanya. Tanaman

hias tidak terbatas pada jenis tanaman yang memiliki bunga indah saja

atau disebut tanaman hias bunga, tetapi juga dilihat dari keindahan

daunnya atau disebut tanaman hias daun.

Tanaman dan manusia berinteraksi secara positif. Manusia

menerima keuntungan karena tanaman akan menimbulkan emosi atau

perasaan. Bagian tanaman yang dapat menarik perhatian misalnya tajuk,

daun, batang, akar, ataupun bunganya.


2.2.3.1 Klasifikasi Tanaman Hias Secara Makro

Klasifikasi tanaman hias secara makro digolongkan sebagai berikut

 Umur Tanaman.

 Tanaman hias semusim atau setahun.

 Tanaman hias dwimusim atau dwitahun.

 Tanaman hias tahunan

 Struktur Batang.

 Berbatang basah.  Berbatang merambat


 Berbatang keras.

 Penggunaan.

 Bunga potong.  Tanaman taman.


 Tanaman pot

 Penempatan.

 Tanaman hias ruangan.

 Tanaman hias luar


ruanagan.

(sumber: “ Pakar Tanaman Hias Ir. Rahmat Rukmana, 1997. Pakar Tanaman Hias Nurhayati dan Susilo,

1994“.)

2.2.3.2 Klasifikasi Tanaman Hias Secara Mikro

Klasifikasi tanaman hias secara mikro dibagi menjadi 2 kelompok

antara lain :

 Tanaman hias dalam ruangan (Indoors). Tanaman hias daun.

 Tanaman hias luar ruangan (outdoors). Tanaman hias bunga.

(sumber: “ Pakar Tanaman Hias Ir. Rahmat Rukmana, 1997. serta Redaksi Trubus Terbitan 2003)
2.2.3.3 Klasifikasi Tanaman Hias Berdasarkan Kondisi Lingkungan

 Tanaman hias dalam ruangan atau Tanaman hias daun.

1. Anthurium
empunyai daun yang tebal dan kuat dengan garis­garis teksturMempunyai
yang tegas. batang yang besar dan gagah serta meninggi.

2. Agloenema

Mempunyai
warna daun Mempunyai garis daun yang menar
yang dan terlihat tegas serta daun yang
beraneka mengeluarkan cahaya.
ragam /
berwarna
warni

Gambar jenis tanaman dalam ruangan

Berdasarkan lingkungan tanaman hias dalam ruangan ini

biasanya menyukai tempat yang teduh sampai setengah teduh

serta ditempat yang kelembabannya tinggi dan tidak terlalu

terkena sinar matahari langsung atau terhalang oleh tanaman

tanaman yang rindang.

Tanaman hias dalam ruangan ini biasanya ditempatkan

diteras rumah, tetapi juga cocok disimpan didalam ruangan, baik

ber AC maupun tidak. Penampilannya yang anggun sehingga

sering dijadikan pajangan didalam ruangan kerja para eksekutif.


Terkadang dapat dipajang di ruang front office (ruang depan)

sebagai penyambut tamu.

 Tanaman hias luar ruangan atau Tanaman hias bunga.

1. Adenium

ai kelopak bunga yang berwarana warni sehingga terlihat cantik. Mempunyai


daun yang
2.
kecil dan
warna
2.
hijaunya pun
pekat serta
2.
memiliki
batang yang
2.
kuat.
2. Ephourbia

Mempunyai Mempunyai
bunga yang daun yang
berwarana berbulu tipis
warni serta sehingga
bunganya tahan dengan
yang numpuk cahaya
sehingga matahari.
dapat terlihat
cantik.

Berdasarkan lingkungan tanaman hias luar rauangan ini biasanya

menyukai tempat yang panas sampai terik serta ditempat yang keterikannya tinggi

dan banyak membutuhkan sinar matahari langsung atau tidak terhalang oleh

tanamantanaman yang rindang. Tanaman hias luar ruangan ini biasanya

ditempatkan halaman rumah, tetapi juga cocok ditaruh teras luar ruangan.
2.2.3.4 Klasifikasi Tanaman Hias Berdasarkan penerapan bangunan

 Tanaman hias dalam ruangan atau Tanaman hias daun.

Atap menggunakan truss rangka baja dengan spesifikasi :


Jarak rangka baja 1 meter.
Plapis rangka memakai kaca.
Dengan finishing peredam cahaya ringan.
System kaca temple baut.
Tebal kaca 8 mm.

una kan rangka jeruji 1mm dengan finishing cat / pernis. Bagian atas dinding memakai jaring paranet denga

Gambar karakter bangunan tanaman dalam ruangan

 Tanaman hias luar ruangan atau Tanaman hias bunga.


Atap bangunan sedikit tertutup dan menggunakan bahan
rangka baja dengan spesifikasi :
 Jarak rangka baja 1 meter.
 Plapis rangka memakai fiber.
 System fiber ikatan ke rangka.
 Tebal fiber 3 mm.

Pagar dinding batas bawah menggunakan pagar beton dengan spesifikasi :


Dengan menggunakan bata celcon.
Tanpa finishing.
Dengan list pinggir untuk mengikat paranet bagian atas menggunakan list kayu / bambu 1 x 2.

Bagian dinding tidak dilapisi paranet yang berguna untu


Hanya
dinding kawat yang berguna intuk pembatas saja.

Gambar karakter bangunan tanaman luar ruang

uk penempatan
aman ditinggikan dengan memakai rak yang beralaskan asbes.
k tinggi rak 50 cm. Untuk sirkulasi diberikan sistim double dengan jarak 1meter.
ng rak 4 meter. Lantai untuk sirkulasi diberi bahan bebatuan kecil yang dapat menyerap air.
k tiang 1,5 meter. Untuk membedakan jenis tanaman biasanya diberi tanada penegas atau perbedaan pile lanatai.
2.2.3.5 Klasifikasi Tanaman Hias Berdasarkan Media Tanam

 Ragam media tanam

Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu

sama. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga

kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan

dapat menahan ketersediaan unsure hara. Asia Tenggara, misalnya,

sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu

bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan

bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi

bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya. Misalnya,

pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga

menjadi media tanam baru.

Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam

dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.

A. Bahan Organik

Bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme

hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang,

bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik

sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan

bahan anorganik.(sumber: “ Teknik Perbanyakan Tanaman (Ir. H. Rahmat

Rukmana) 1997“)

Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai

media tanam di antaranya :


 Arang.  Sabut kelapa
 Cacahan pakis.  Pupuk kandang.
 Kompos.  Humus.

P cB. Bahan Anorganik

Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur

mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan

batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut

diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara

fisik, biologimekanik, dan kimiawi.(sumber: “ Teknik

Perbanyakan Tanaman (Ir. H. Rahmat Rukmana) 1997“ )

Beberapa media anorganik yang sering dijadikan

sebagai media tanam yaitu diantaranya:

 Gel.

 Pasir.

 Kerikil.

 pecahan batu bata.

 spons, tanah liat.

 vermikulit.
Pusat Budidaya Tanaman Hias

 Tanaman hias dalam ruangan atau Tanaman hias daun.

Untuk media tanaman hias dalam ruangan atau tanaman hias daun dapat

menggunakan akar pakis atau cocophet. Dikarenakan media tanam tersebut dapat

menahan air lebih lama dibandingkan media tanam lainnya sebab tanaman hias

daun ini tidak boleh kekurangan air dan penempatannya harus berada pada area

teduh.

 Tanaman hias luar ruangan atau Tanaman hias bunga.

Untuk media tanaman hias luar ruangan atau tanaman hias bunga dapat

menggunakan sekam baker atau pasir malang. Dikrnakan media tanam tersebut

dapat menyerap air lebih cepat dibandingkan media tanam lainnya sebab tanaman

hias bunga ini tidak boleh kebanyakan air dan penempatannya harus berada pada

area yang terkena sinar matahari.

Berdasarkan kebutuhannya pada intensitas cahaya matahari, jenis tanaman hias


dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Yang membutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi, contohnya pada
jenis cordyline.
2. Yang membutuhkan intensitas cahaya matahari yang rendah, contohnya pada
jenis dracaena.
Pada dasarnya perbanyakan tanaman hias dapat dipilah menjadi dua tipe, yaitu
tipe seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif ).
1. Tipe Seksual (Generatif ).
Perbanyakan tipe seksual (generatif) merupakan usaha penambahan jumlah
tanaman dengan biji yang terbentuk dari persatuan dua gamet (sel kelamin).
Keuntungan perbanyakan tanaman hias secara generatif dengan biji adalah
sebagai berikut :
 Cara ini paling mudah dan murah.
 Biji atau benih dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
 Biji amat sedikit kemungkinan mengandung penyakit.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

 Biji mudah dikirimkan (didistribusikan).


 Tanaman yang bersal dari biji memiliki perakaran tunggang yang dalam
sehingga tahan kekeringan pada musim kemarau.
2. Tipe aseksual (vegetatif)
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan atau penambahan
jumlah tanaman dengan pembelahan dan diferensiasi sel atau menggunakan
organorgan tanaman tersebut, baik secara buatan atau ilmiah.
Beberapa teknik perbanyakan secara vegetatif :
 Stek pucuk.
 Pemisahan Rhizome atau anakan.
 Bulb atau umbi lapis.

2.2.4 Sejarah Singkat Budidaya Tanaman


Kegiatan pertanian (budidaya tanaman) merupakan salah satu kegiatan
yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk
kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian
pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di
daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah
lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah
Suriah dan Yordania sekarang. Buktibukti yang pertama kali dijumpai
menunjukkan adanya budidaya tanaman bijibijian (serealia, terutama gandum
kuna seperti emmer) dan polongpolongan di daerah tersebut.
Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era
Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok
bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah
mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum.
Pertanian mengubah bentukbentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-
dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewadewa perlambang kesuburan
dan ketersediaan pangan.
Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika
Utara,) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Buktibukti di
Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000
tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak
1000 tahun SM. (sumber: Www.wikipedia . org/wiki/pertanian, 2007)

2.2.5 Data Studi Banding

A. Perkebunan tanaman hias bunga dan daun milik H. Munik di daerah sentul,
Jawa Barat.
Perkebunan ini terletak di daerah sentul Jawa barat yang dikelola secara pribadi
oleh Bpk. H. Munik yang menjual tanaman hias mulai dari yang termurah hingga
yang termahal yang berkisar antara harga Rp.3000, hingga puluhan juta rupiah.
Perkebunan ini memiliki fasilitas mulai dari tempat pembibitan, perkembangbiakan
tanaman, hingga penjualan. Pada fase pembibitan terdapat kegiatan penanaman biji
tanaman, penyiraman, hingga pemupukan. Pada fase pertumbuhan terdapat kegiatan
melindungi atau memproteksi tanaman dari segala jenis hama. Tidak terdapatnya
zona servis (gudang penyimpanan pupuk dan bibit) yang jelas, membuat ruang
display terlihat tidak rapi.
Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang yang bersifat edukatif yaitu tempat
dimana anakanak dapat belajar secara teori di sebuah ruangan yang disediakan
memang khusus untuk pembelajaran hingga dipraktekkannya teori yang didapat di
kebun praktikum.
Berdasarkan wawancara dengan pekerja disana, mereka mengalami permasalahan
dengan keamanan mengingat hargaharga tanaman hias ini yang sangat tinggi.
Akhirnya mereka mengatasinya dengan cara di kerangkeng.

fasilitas yang terdapat dalam site

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

kebutuhan ruang yang terdapat dalam bangunan mulai


dari pembibitan hingga pengembangbiakan

B. Perkebunan tanaman hias di Parung panjang


Perkebunan di parung ini memiliki perbedaan dengan perkebunan di Sentul
antara lain terdapatnya komoditas bunga Anggrek yang secara teknis memiliki
perbedaan pembibitan, perawatan dengan jenis tanaman hias lainnya. Yaitu
memerlukan ruang yang tidak langsung mendapat sinar matahari sehingga ruangan
yang terbentuk cenderung menggunakan penutup transparant berwarna hitam, hal ini
ditujukan untuk mengurangi intensitas sinar matahari tetapi tetap mendapatkan
udara. Di lokasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas laboratorium yang bertujuan
untuk penelitian atau menemukan varietas baru. Ditempat ini juga menampung
kegiatankegiatan yang berhubungan dengan perkembangan tanaman hias dan daun.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

Pendekatan Perancangan Arsitektur Analogi Semiotik


A. Pengertian Analogi
- Analogi – persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan;
kiasan.1
- Analogi – penyesuaian terhadap proporsi 2, bahwasanya didasari oleh suatu
tantangan dalam memperlakukan ketentuanketentuan tertentu pada sebuah
persamaan yang pengartiannya terbatas pada salah satu ketentuan tersebut.3
- Analogi – sebuah penjelasan yang didasari pada persamaanpersamaan terhadap
dua hal / obyek yang berbeda.4
- Analogi – pengidentifikasian hubungan harfiah yang memungkinkan diantara
bendabenda.5
Dapat dikatakan bahwa Analogi merupakan alat atau “mesin” yang
paling sering digunakan dalam memformulasikan konsepkonsep, bahwasanya
sebuah benda yang teridentifikasi mempunyai semua sifat khas yang diinginkan
untuk menjadi sebuah model bagi proyek yang akan dirancang .4 Dalam
menganjurkan caracara khusus untuk memandang arsitektur, para ahli teori
seringkali mendasarkan diri pada analogi 5.
1.Analogi Matematika
Beberapa ahli teori berpendapat bahwa angkaangka dan geometri merupakan
dasar yang penting untuk mengambil keputusan dalam arsitektur. Perancangan
ruang sesuai dengan bentukbentuk murni dan angkaangka primer/simbolik akan
sesuai dengan tatanan alam semesta. Bangunan yang berproporsi akan
mempengaruhi kepekaan estetika kita.

1
Kamus besar Bahasa Indonesia, hal 38. Depdikbud, 1995.
2
Fowler; Dictionary of modern english Usage, 1961.
3
Broadbent, Geoffrey;Design in Architecture, hal 32, 1980.
4 The pocket webster School and office Dictionary, hal 26, 1990
5 Teori, kritik dan sejarah arsitektur, http //adhistana.tripod.com/artikel/konsep.txt

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


2. Analogi Biologis
"Bangunan adalah suatu proses biologis, .... bangunan bukan suatu proses
estetika".
Analogi biologis ada 2 bentuk :
a. Bersifat umum.
Terpusat pada hubungan antara bagianbagian bangunan atau antara bangunan
dengan penempatannya/penataannya.F.L. Wright > Arsitektur Organik.
b. Lebih bersifat khusus.
Terpusat pada pertumbuhan prosesproses dan kemampuan gerakan yang
berhubungan dengan organisme. Disebut arsitektur biomorfik.
Arsitektur organik FL Wright mempunyai empat karakter sifat
a. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap sekitarnya dan tidak dapat
dipakai begitu saja.
b. Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan bahanbahan alami, apa
adanya (kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll).
c. Elemenelemen bangunannya bersifat terpusat (integral).
d. Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan.
Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti sebagian untuk
keseluruhan keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang terfokus
terhadap hubungan antara bangunan dan lingkungan dari pada terhadap proses
proses dinamik yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perubahan
organisme. Biomorfik arsitektur berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh
melalui : perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan.
Contoh : kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur pnemuatik yang
bersel banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll).
3. Analogi Romantis
Kunci Analogi romantis adalah evokatif, yaitu mebawa/mengemban,
menghasilkan reaksi emosional terhadap pengamat. Ada 2 cara:
a. Menyatakan asosiasi.
b. Perancangan romantis mengacu pada alam, masa lalu, tempattempat eksotis,
benda primitif dan lainlain. Contohnya hotel di California.
Mempengaruhi perasaan dengan adanya saranasarana yang formal.
Dipakai oleh gerakan ekspresionis di Eropa pada awal abad 20.
Pusat Budidaya Tanaman Hias

4. Analogi Bahasa/Linguistik.
Dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pengamat dengan
menggunakan 3 cara :
a. Model Tata bahasa.
Arsitektur seringkali terdiri dari unsurunsur yang ditata menurut aturan
sehinggan memudahkan dalam pemahaman dan penafsiran yang disampaikan
oleh bangunan tersebut. Imaginasi dan rasa arsitekturnya diungkapkan dalam
batasbatas yang ditentukan oleh oleh bahasa arsitektur universal. Contoh yaitu
rumah yang layak harus dipertimbangkan dan mempunyai tata bahasanya
sendiri. Tata bahasa disini dianalogikan dengan konstruksi dimana hubungan
bentuk antara berbagai unsur yang masuk ke dalam konstitusi benda tersebut.
b. Model Ekspresionis.
Bangunan dianggap sebagai tempat/wadah yang digunakan arsitek untuk
mengungkapkan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut.
c. Model Semiotik.
Suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi tentang
apakah itu sebenarnya dan apa yang dilakukannya diterapkan oleh Robert
Venturi, Denise Scott Brown dan Steven Izenour >tandatanda cukup untuk
menyampaikan makna.
5. Analogi Mekanik
Le Corbusier menegaskan bahwa rumah adalah contoh dari penggunaan
analogi mekanik dalam arsitektur. Seharusnya mereka tidak menyembunyikan
faktafakta ini dengan hiasan yang tidak relevan dalam bentuk gaya.
6, Analogi Pemecahan Masalah.
Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada
ilhamilham dan lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat. Metode
pemecahan masalah beranggapan bahwa kebutuhankebutuhan lingkungan
merupakan masalah yang harus diselesaikan secara analisis. Suatu ciri dari
metode pemecahan masalah dalam perancangan adalah prosedur yang seksama
dan terpadu.
7. Analogi Adhocis
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan langsung dengan cara
menggunakan bahanbahan yang mudah diperoleh dan tanpa mengarah ke suatu

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

tujuan/citacita Pedoman apa saja dapat dipakai untuk mengukur


rancangan tersebut
8. Analogi Bahasa Pola
Perancangan Arsitektur untuk mengidentifikasikan polapola danjenis
jenis baku dari kebutuhan suatu tempat/kebudayaan tertentu untuk memenuhi
kebutuhankebutuhan tersebut. Hubunganhubungan lingkungan dan perilaku
menggunakan pendekatan tipologis/pola untuk membuat suatu bangunan/kota.
Contoh: Bangunan untuk seorang lansia umumnya berupa pondok kecil
di sebidang tanah yang kurang luas dan ditempatkan di lantai bawah.
9. Analogi Dramaturgi
Kegiatankegiatan manusia dinyatakan sebagai teater dan lingkungan
buatan dianggap sebagai pentas panggung. Ada 2 sudut pandang:
a. Dari sudut pandang aktor.
Dengan menyediakan alatalat perlengkapan dan kesankesan yang
diperlukan serta perabotperabot disusun secara teratur.
b. Dari sudut pandang dermawan.
Arsitek menyebabkan orang bergerak ke suatu arah dengan memberikan
petunjukpetunjuk visual misalnya. Arsitek dalam analogi Dramaturgi mengatur
aksi sekaligus menunjangnya.

B. Pengertian Semiotik
• Berdasar dari bahasa Yunani ‘semeion’ yang berarti tanda.
• Semiotic is essentially a theoritical approach to communication in that it’s aim
is to establish widely applicable principle (John Fiske, 1982)
• Karya seni / disain dapat dipandang sebagai sebuah frase atau puisi yang syarat
akan pesan dan tanda konotatif maupun denotatif.
• Tokoh utama semiotik:
1. Charles Sanders Pierce (1839 – 1914), ahli filsafat dan logika Jerman.
“Logika mempelajari bagaimana orang berfikir, bernalar, berfikir,
berkomunikasi dn memberi makna apa yang ditampilkan kepada orang lain”
2. Ferdinand de Daussure (18571913), ahli linguistik Prancis.
“Teori semiotik dapat bersifat umum dan dapat diterapkan dalam segala macam
hal yang berhubungan dengan tanda”.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Macammacam Semiotik :
- SemiotikSintaksis (analisis mengenai fungsi tanda)
- SemiotikSemantik (analisis yang berhubungan dengan interpretasi tanda)
- SemiotikPragmatik (Analisis tanda yang berhubungan dengan penghirimnya)
Manusia berfikir dengan tanda dan tanda adalah elemen utama dari komunikasi
Kajian Semiotika dalam konteks apapun sebaiknya dimulai dengan sintaksis, semantik
baru kemudian pragmatik.Tanda bermakna mengemukakan sesuatu, tanda selalu
mengacu pada suatu acuan dan terlaksana berkat bantuan suatu kode.
Semiologi merupakan ilmu tentang makna dari bentukbentuk yang berupa
tanda dan simbol serta bagaimana penggunaanya dalam penyampaiannya.1
Tafsirannya dalam arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu
tanda penyampaian informasi yang dapat menjelaskan makna tentang : bangunan apa,
bagaimana fungsinya, untuk siapa, mengapa (untuk siapa) dibangun, dan sebagainya. 2
Model Semiotik terbagi dalam dua cara yaitu :
1. Bangunan mengambil bentuk dari apa yang dijual atau yang
ada di dalamnya.
2. Bangunan memiliki tandatanda yang dapat menjelaskan
maknanya. Tidak perlu untuk mencetak suatu bangunan ke
dalam bentukbentuk khusus; tandatanda saja sudah cukup
untuk menyampaikan makna.

Pengklarifikasian3
Para penerap Semiotik mengklasifikasikan tandatanda serta sistemnya dalam
hubungannnya dengan cara penyalurannya. Proses penyaluran arti atau makna tersebut
tergantung pada penggunaan kode atau huruf yang digunakan manusia dalam
membentuk suatu kata ataupun pesan, gerakan tubuh yang membentuk bahasa dalam
menunjukkan kelakuan ataupun emosi, maupun sesuatu yang umum seperti pakaina
yang dikenakan, sehingga dapat menambahkan konotasi baru terhadap segala aspek
kehidupan.
Salah satu penerap semiotic, Ferdinand de Saussure (18571913), menawarkan dua
bagian untuk dijadikan model dari “sign”. Didefinisikan dalam komposisi atas:4

1 semiologi or semiotics; http://artlex.com/Artlex


- Penanda (signifier) – bentuk yang diambil sebagai tanda
signified signifier Yang ditandai ( signified) – konsep yang
diwakilkan oleh tanda

Suatu tanda merupakan hasil dari hubungan antara penanda dengan yang ditandai
(Saussure 1983, 67; Saussure 1974, 67). Hubungan antara penanda dan yang ditandai
disebut penandan, seperti yang terlihat pada diagram diatas.

- Teori Estetika
- Adorno … keinginan untuk berekspresi, dan dorongan budaya atau
mengekspresikan nilai melalui bentuk arsitektural terhadap arti atau makna
didalamnya.
- Friedrich Nietzsche … menganggap “nihil” sebagai sebuah nilai bagi makna.
- Steadman … ilmu adalah pemikiran, namun arsitektur adalah buatan.
Bahwasanya perancangan berkaitan dengan membuat suatu obyek guna
memenuhi tujuan spesifik; sedangkan ilmu berkaitan dengan membuat
pernyataan terhadap sifat karakteristik dari suatu obyek.
- Charles Jencks “ Segitiga Semiologi”. Bahwasanya dalam arsitektur,
seseorang melihat bangunan, memiliki interpretasi, dan biasanya
menerapkannya kedalam katakata.

Dua inti pengaplikasian Semiotik


Mempresentasikan suatu metodologi bagi analisis katakata yang berhubungan
dengan logika, dalam mengekspresikan rentetan kebutuhan. Dalam hal ini,
sebuah “ kata” merupakan pesan yang tersimpan dalam suatu bentuk yang
memiliki kebebasan dalam keberadaan si pengirim ataupun penerima pesan.

2 Ir. Dwi R; Penampilan bangunan, MetodePerancangan Arsitektur, 2005


3 Clarification of terms, Semiotics; http://en.wikipedia.org/wiki/Sign_semiotics, 2008
4 Daniel Chandler, Semiotics for Beginners;http://www.aber.ac.uk/media/Documents/S4B/sem02.html, 2008
- Merupakan suatu metodologi yang dapat digunakan oleh para ahli dari bidang
manapun seperti biologi, antropologi, computer, teknik, bahasa, matematik,
filosofi dan psikologi.
- Konsep dan metode yang ada sangatlah fleksibel dan dapat dimengerti
contohnya untuk meningkatkan design ergonomi dalam situasi manapun
dimana sangat penting untyuk memastikan bahwa manusia dapat berinteraksi
lebih efektif dengan lingkungannya, pada skala besar seperti dalam rsitektur
atau pada skala kecil dalam konfigurasi suatu alat bagi penggunaan manusia.

- Tipologi tanda
Semiologi atau semiotik merupakan pembelajaran ilmu pengetahuan akan “tanda”
dalam suatu lingkup masyarakat. Dimana “tanda” merupakan kejadian atau beberapa hal
yang menghasilkan atensi maupun indikasi dari sebuah kejadian.
Upaya pengklasifikasian oleh Pierce didasarkan atas relasi diantara representamen dan
obyeknya.
 Icon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa (resemblance) sebagaimana dapat
dikenali oleh para pemakainya dimana terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa
kualitas. Contohnya peta atau lukisan memiliki hubungan iconic dengan obyeknya
sejauh diantara keduanya terdapat keserupaan
 Indeks (index) adalah tanda yang memiliki ketertarikan fenomenal atau eksistensial
diantara representamen dan obyeknya, dimana hubungannya bersifat konkret, aktual,
dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh : jejak telapak
kaki, merupakan indeks dari seseorang yang telah lewat.
 Simbol (symbol) merupakan jenis tanda yang bersifat arbitrer dan konvensional,
seperti tanda – tanda kebahsaan pada umumnya.
Tanda Tanya ini menandai bahwa terdapatnya sesuatu yang
dipertanyakan mengenai suatu hal atau peristiwa yang masih belum
pasti ataupun jelas.

Semiologi dan Arsitektur


Arti dari Semiologi dalam arsitektur merupakan suatu gagasan bahwa bentuk apapun
yang terdapat pada lingkungan sekitar, atau tanda dalam bahasa, adalah telah termotivasi,
atau berkemampuan untuk dapat termotivasi. Bahwasannya suatu bentuk baru yang
Pusat Budidaya Tanaman Hias

diciptakan secara tidak langsung akan mendapatkan sebuah


makna. Konsep dari permaknaan itu sendiri bersifat “multivalent”, sehingga mempunyai
banyak arti terhadap makna itu sendiri.
Kemudian dirumuskan menurut pengalaman kedalam suatu “segitiga semiologi”, yang
selalu mengandung sebuah persepsi, konsep dan representasi. Namun inti dari segitiga
semiologi pada dasarnya merupakan hubungan keterkaitan antara bahasa, pemikirasn
dan realitas.

Pengertian Tema
Dalam bidang hortikultura ternyata jug terdapat unsur seni yaitu pada jenisjenis
tanaman hias. Dengan demikian memungkinkan bagi semiotik untuk dapat hadir sebagai
konsep di perancangan tempat pembudidayaan tanaman hias ini. Pengertian semiotik itu
sendiri adalah ilmu tentang tanda yang memaparkan bagaimana sebuah tanda berfungsi
menyampaikan pesan.

Kesimpulan :

Penggunaan Arsitektur Semiotik merupakan usaha dalam menciptakan wujud visual


yang lebih menekankan pada isi dari bangunan tersebut, mengingat bahwa Semiotik
merupakan ilmu tentang tanda, dengan demikian diharapkan semiotik dapat menyampaikan
pesan lewat bentuk bangunan melalui pemilihan objek yang identik dengan tanaman hias.
Diharapkan pula sebuah wadah penggemar tanaman hias mempunyai kemampuan dalam
mewujudkan daya tarik visual guna mengundang masyarakat umum agar melihat ataupun
memperhatikan serta mengerti apa yang disampaikan atau diaspirasikan.
Sehingga dengan cara memvisualisasikan tanda dari dunia pertanian pada bentuk
bangunan, maka dapat mewujudkan daya tarik tersendiri terhadap persepsi umum. hingga
akhirnya tercipta tanda baru yang menjelaskan makna dari bangunan tersebut. Berdasarkan
keterkaitan ini maka penulis menggunakan pendekatan konsep Semiotik terhadap
perancangan bangunan “Pusat Budidaya Tanaman Hias” ini.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

BAB IV
ANALISA

4. 1. Permasalahan Manusia (Human Issues)


Analisa permasalahan manusia meliputi analisa mengenai siapa saja pelaku dan apa
saja tujuan dari kegiatannya. Meliputi juga kemungkinan terjadinya interaksi antar para
pelaku kegiatan di dalam site serta interaksi nya dengan pelaku kegiatan lain di luar site.
Jadi permasalahan manusia di sini dapat juga membahas tentang interaksi sosial serta
efekefek sosial yang mungkin terjadi sebagai akibat dari didirikannya Sentul Farm.

4. 1. 1. Analisa Pelaku
Keberhasilan sebuah bangunan tentu tidak terlepas dari terpenuhi atau tidaknya
fasilitas dari para pelaku yang akan ada di Sentul Farm ini. Berikut adalah para pelaku
kegiatan di dalam Sentul Farm:
 Pengelola, atau dapat juga disebut sebagai manajemen, bertugas mengelola segala
sesuatu yang berkaitan dengan bidang administratif.
 Petani, bertugas memelihara tanaman mulai dari tahap pembibitan hingga tahap
perawatan.
 Laboran, atau dapat juga disebut sebagai peneliti yang bertugas mencari
kemungkinankemungkinan ditemukannya varietas baru dari tanaman dengan cara
mencoba mengembangbiakkan tanaman dengan cara menyilangkan bibitbibit
unggul.
 Penjual, adalah staff yang bertugas pada bagian penjualan, memberi informasi
kepada calon pembeli tentang data spesifik dari tanaman. Termasuk juga
didalamnya penjualan pupuk, media tanam, aksesories, perlengkapan dan alatalat
yang berhubungan dengan tanaman.
 Staff gudang terbagi menjadi dua, yaitu gudang penyimpanan alat (menyimpan,
merawat alatalat untuk pembibitan dan perawatan tanaman) dan gudang bagian
bibit dan pupuk (menyimpan, merawat bibit, pupuk dan media tanam).
 Mentor, merupakan staff yang bertugas membimbing para peserta kursus tentang
tanaman.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

 Informan, memberikan informasi tentang


varietas baru baik secara langsung (presentasi) ataupun melalui leaflet dan poster.
Informan juga berperan pada saat pameran tentang tanaman varietas baru.
 Pengunjung, berdasarkan kepentingannya pengunjung di bagi menjadi empat
kategori, yaitu:
a) Penggemar.
Para pengemar yang telah menjadikan tanaman sebagai hobi mereka.
Walaupun tidak semuanya senang pada satu varietas saja, tapi diperkirakan
akan ada komunitaskomunitas kecil yang fanatik terhadap satu varietas
tanaman.
b) Peserta Kontes.
Pada waktuwaktu tertentu di tempat ini akan diadakan kontes tanaman dari
varietas tertentu. Para peserta kontes akan membawa tanaman unggulan
mereka untuk dinilai para juri.
c) Penikmat.
 Pecinta tanaman, pengunjung yang datang untuk melihat dan menikmati
tanaman hias apabila ada eventevent seperti pemeran dan kontes. Apabila
tertarik mereka akan membelinya.
 Nonpecinta tanaman, pengunjung baru yang belum menjadikan tanaman
sebagai hobby mereka.
d) Pembeli.
 Para pengunjung yang sengaja datang untuk membeli tanaman, pupuk,
media tanam, aksesories atau perlengkapan tanaman.

 Penyewa, sebagai pihak yang berstatus sebagai penyewa faisilitas yang disediakan
oleh pihak pengelola. Adapun jenis penyewa yang ada berdasarkan jenis fasilitas
yang disediakan, yaitu:
a). Penyewa food court (pedagang makanan dan minuman)
b). Penyewa kios (pedagang perlengkapan dan peralatan tanaman atau aksesoris
tanaman).
c). Penyewa khusus (pada eventevent tertentu, seperti ruang pamer dan ruang
kontes).

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

 Service, adalah para pelaku kegiatan yang


berkaitan dengan mekanikal, elektrikal dan utilitas. Mereka adalah:
a). Janitor, bertugas membersihkan area di dalam site plan, baik yang di dalam
bangunan ataupun yang berupa ruang luar.
b). Staff keamanan, karena ada tanaman yang berharga sangat mahal dan harus di
tempatkan di ruang luar, maka staff keamanan menjadi sangat penting di area
ini.
c). Office boy, menyediakan dan melayani kebutuhan yang berhubungan dengan
perkantoran.
d). Pemelihara bangunan, bertugas memperbaiki bangunan dan settingsetting
mulai dari tahap pembibitan sampai penjualan tanaman.
e) Staff loading area, bertugas membongkar/muat barang yang datang dan
barang yang akan dikirim.

4. 1. 2. Analisa Kegiatan
Dalam Sentul Farm kegiatan dikelompokkan kedalam tiga kelompok kegiatan, yaitu kegiatan
utama (kegiatan pembibitan, kegitan perawatan, kegiatan eksperimen, kegiatan penjualan,
kegiatan penyimpanan), kegiatan pelengkap (kegiatan pendidikan, kegiatan informatif,
kegiatan pameran, kegiatan rekreasi dan kegiatan administratif) dan kegiatan penunjang
(kegiatan service). Sedangkan berdasarkan sifatnya, kegiatan di kategorikan menjadi 2, yaitu
kegiatan yang bersifat tetap (fixed activity) dan kegiatan yang terjadi sesekali (event activity).

Berdasarkan analisa pelaku diatas maka dapat disimpulkan kelompok kegiatan yang terjadi
dalam fasilitas ini, antara lain:
 Aktivitas Pembudidayaan
Yaitu aktifitas yang berkaitan dengan memperbanyak tanaman, menyilangkan tanaman
sehingga mendapatkan tanaman jenis baru. Yang termasuk aktifitas pembudidayaan
yaitu :
Kegiatan Pembibitan, Kegiatan pembibitan dimulai dari kegiatan memilih bibit yang
akan ditanam, kegiatan penanaman bibit, mengkondisikan tanaman bibit tersebut kepada
kondisi yang kondusif sesuai dengan klasifikasi kebutuhan hidup tanaman.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

Kegiatan Perawatan, Kegiatan perawatan melingkupi perawatan


ketika pohon mulai tumbuh, seperti penyiraman, pemberian pupuk, pemberian nutrisi,
pemeriksaan terhadap hama.
Kegiatan Penyimpanan, Kegiatan penyimpanan yang dimaksud di sini adalah kegiatan
penyimpanan bibit, penyimpanan pupuk dan obat, penyimpanan media tanam dan
penyimpanan alatalat tanam.

 Aktivitas Riset
Kegiatan Eksperimen, Selain membudidayakan tanaman dari varietas yang sudah ada,
tempat ini juga melakukan eksperimen dan penelitian yang diharapkan dapat
menemukan varietas unggul yang baru. Kelompok kegiatan ini melingkupi kegiatan
laboratorium (penelitian genetik tumbuhan), kegiatan pengembangbiakkan (dengan cara
stek, cangkok, sambung) untuk mendapatkan tanaman jenis baru.

 Aktivitas Pengelola
Kegiatan Administratif, Kegiatan administratif menyangkut kegiatan pembukuan,
catatan keuangan, pemasukkan dan pengeluaran tanaman. Termasuk di dalamnya
kegiatan perjanjian penyewaan tempat untuk event pameran dan kontes, penentuan acara
diskusi, presentasi tanaman varietas baru sampai kebijakankabijakan pendiriran fasilitas
baru. Bila ada tamu yang meminta penjelasan khusus tentang Sentul Farm atau tanaman
juga di terima oleh pihak pengelola.

 Aktivitas Pengunjung
Para pengunjung Sentul Farm memiliki keperluan dan tujuan yang bervariasi. Maka
pengunjung pada Sentul Farm dibagi atas beberapa jenis pengunjung, yaitu:

Kegiatan JualBeli, Kegiatan penjualan yang terjadi di Sentul Farm melingkupi kegiatan
penjualan bibit sampai tanaman yang telah berhasil dibudidayakan. Penjualan dilakukan
dengan jumlah satuan tanaman sampai partai besar. Kegiatan penjualan juga melingkupi
kegiatan pamer, memilih tanaman yang akan dibeli, pembayaran sampai proses
pengemasan dan pengiriman.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

Kegiatan Rekreasi, Selain sebagai tempat


pembudidayaan dan penjualan tanaman, Sentul Farm juga mempersiapkan diri sebagai
tempat yang dapat digunakan untuk berekreasi. Rekreasi yang dimaksud bukanlah hadir
seperti taman hiburan, tapi dengan cara menghadirkan nuansa alam pada setiap titik
lokasinya.
Ada juga fasilitas rumah makan, yang diharapkan dapat juga berfungsi sebagai
promotion device (media untuk memperkenalkan segala sesuatu tentang hobi tanaman
hias kepada masyarakat awam). Dengan demikian diharapkan akan muncul suasana
yang alami di lokasi ini, yang dapat menjadi tempat refreshing setelah cukup sibuk pada
rutinitas seharihari.

 Aktivitas Khusus

Kegiatan Pendidikan, di Sentul Farm juga memfasilitasi kegiatan yang bersifat


pendidikan, yaitu memberi kesempatan kepada masyarakat umum untuk dapat
mengetahui metode membudidayakan tanaman secara praktis.

Kegiatan Informatif, kegiatan Informatif yang dimaksud melingkupi kegiatan


diskusi, seminar, presentasi varietas baru, memperkenalkan metode dan caracara
budidaya baru, menyediakan tempat untuk poster sebagai media informasi.

Kegiatan Pameran, pada waktuwaktu tertentu, Sentul Farm juga memfasilitasi


kegiatan pameran dan kompetisi dari satu varietas tertentu. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk menghadirkan dan memperkenalkan hobby tanaman dengan lebih populer.

 Aktivitas Service

Kegiatan Service, kegiatan service yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang
berhubungan dengan utilitas, mekanikal dan elektrikal di Sentul Farm. Termasuk di
dalamnya kegiatan pengumpulan sampah, distribusi air bersih untuk penyiraman,
pengkondisian suhu dan kelembaban ruang untuk tanaman.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

Kegiatan Maintenance, adalah kegiatan ayang


berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan gedung dan fasilitas di Sentul Farm.

4. 1. 3. Tabel Kegiatan dan Analisa Kebutuhan Ruang


Berdasarkan uraian pelaku kegiatan dan analisa kegiatan, maka coba saya analisa
kebutuhan ruang dan fasilitas yang mungkin ada di Sentul Farm ini.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

b. Tabel Kegiatan dan Analisa Kebutuhan Ruang


Berdasarkan uraian pelaku kegiatan dan analisa kegiatan, maka coba saya analisa kebutuhan ruang dan fasilitas yang mungkin ada di Sentul Farm ini.
Jenis  Mengawinkan silang antar  RuKanegbRuitsuet  Suhu dan kelembaban ruang
varietas tKaneagmiaantan han yang Sydaarpaatt HubunganRRuanugang
Kegiatan Observa
 Memotong batang tanaman Ruang Rudiaknongdisikan sesuai si

dengan varietas
 Mempersiapkan bibit tanaman  Ruang pembibitan  Suhu dan kelembaban ruang Gudang
 Merawat tanaman tanaman yang akan Pupuk
K  Mempersiapkan media tanam yang dapat dikondisikan
Kegiatan  Menyiram tanaman dibudidayakan Bagian
 sesuai dengan untuk
varietas Penjualan
Eksperimen 
Kegiatan Mempersiapkan pupuk Memiliki bukaan sinar
E Memupuk tanaman
Pembibitan  Menanam tanaman tanaman yang akan Gudang
matahari yang dapat diatur. Pupuk Ruang
G  Mencatat perubahan yang dibudidayakan Gudang Kantor
Riset
 Memupuk tanaman Memiliki saluran air bersih Alat Laboran
I terjadi pada tanaman Memiliki bukaan untuk sinar
 Menyiram tanaman dan air kotor yang baik
matahari yang dapat diatur.
A Ruang Ruang
 MtiMehem nibkemriaotibatatnaan  Showroom tanaman  Suhu dan kelembaban ruang Gudang Pembibitan Perawatan
T m a nama  Memiliki saluran air bersih Alat
yang dapat dikondisikan
I sti r ah a t
• M e m i li h tanaman dan air kotor yang baik
A sesuai dengan varietas
 Membeli bibit tanaman
N  Membpeelri stianpakmananme  Ruang Perawatan  Staunhaumadnan Loading
dia tanam kele m bgaban ruakanang
y an area
Gudang
 Memindahkan dari media dyaibnugdidadyapkaatn Pupuk Bagian
U dikondisikan
Penjualan
Kegiatan tanam kecambah ke media Gudang Showroom
T  sMeseumailiki dbuenkgaan Pupuk Aksesoris
Penjualan tanam yang lebih besar
A untuvkarsiientasr
Kegiatan  Memupuk tanaman Gudang Showroom
mtanaatamhanri yang Alat Tanaman
M Perawatan  Menyiram tanaman
ydaanpgat diatuark. an Ruang
Gudang
A  Merawat daun Alat
Peraweatan
 dMibeumdildiakyi aksalnuran
 Memberi obat anti hama air bersih Kasir

 Istirahat  dManemairlikoi tbour ky ang

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

ubnatiukk sinar
 Rmuaatnahgarni yaang
dacpuakt udpiatunr.tuk
 mMelmetialki
kansatlaunramn anir
dbenergsaihn
mdaennairrikkotor yang baik
 Memiliki pencahayaan yang

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


bisa mempercantik tampilan
pohon.
 Menyimpan alat  Gudang alat  Suhu dan kelembaban ruang
 Membersihkan alat yang dapat dikondisikan
Ruang Ruang
 Memperbaiki alat sesuai dengan varietas Pembibitan Perawatan

 Menyimpan bibit dan pupuk  Gudang bibit dan tanaman yang akan
pupuk dibudidayakan
Kegiatan
 Memiliki saluran air bersih
Penyimpanan
dan air kotor yang baik
Gudang Gudang
Alat Pupuk

 Menerangkan teoriteori  Ruang kelas  Ruang peraga dan kebun


 Memperagakan tata cara  Ruang peraga praktek dekat atau mungkin
menanam tanaman  Kebun praktek menjadi satu dengan ruang Ruang
Gudang Kelas
 Memperagakan tata cara kelas,karena setelah memberi Pupuk

merawat tanaman teori dapat langsung di


Ruang
praktekkan. Peraga

 Suhu dan kelembaban ruang Gudang Kebun


Alat Praktek
yang dapat dikondisikan

Kegiatan Memiliki bukaan untuk sinar


Ruang
Pendidikan matahari yang dapat diatur. Mentor
 Memiliki saluran air bersih
dan air kotor yang baik
Pusat Budidaya Tanaman Hias

 Penempatan poster  Lobby  Mudah dilihat


 Penempatan leaflet  Papan informasi  mendapat penerangan yang
 Penempatan papan informasi pada sudutsudut cukup di waktu mendung / Ruang
Permbibitan
di dekat setiap varietas setiap display malam
Kegiatan tanaman varietas tanaman  Disajikan dengan populer
Loading
Informatif  Lobby harus dapat Area

(pasif) mempresentasikan citra alami Lobby


Ball Ball
dari Sentul Farm ini
 Diskusi  Ruang serba guna  Dapat dikondisikan untuk Room Room
Parkir
 Seminar (ball room) kegiatan yang bersifat
Loading
 Presentasi varietas baru sesekali (event space) area
Pre
Room

 Bongkar muat koleksi  Loading area  Dapat dikondisikan untuk Service


Kegiatan area
pameran  Ruang penyimpanan kegiatan yang bersifat
Informatif Rest Ball Room
 Menyimpan bahan koleksi sementara sesekali (event space) Room
(aktif)
 Mendisplay bahan koleksi  Ruang display  Memiliki bukaan untuk sinar
Kegiatan  Transaksi jual beli indoor matahari yang dapat diatur.
Lobby
Pameran Ruang display  Memiliki penutup yang dapat Ball
Room
outdoor diatur ketika hujan turun
Loading
 Kasir Area
Pre Ruang Display
Room Outdoor
(Plaza)

Ruang Display
Rest
Indoor
Area
(Ball Room)

Food
Court
ANGGIA AGITHA (4120401-003)
Pusat Budidaya Tanaman Hias

BMoenngikkamr amtiuat  Suasana Sentul Farm  Menghadirkan setting alami


kolekskiekinodnatehsan
 Food Court  Food court dengan sifatnya
 Mtanenamyiamnpan bahan
yang netral sedapat mungkin Ruang Display
koleksi Indoor
sebagai promotion device (Ball Room)
 Maenkadnispdlanyibstaihraahn
akt oleksi (alat promosi) bagi orang
Kegiatan  MPennjuikrmianati suasana yang belum memiliki minat
Kontes alam terhadap tanaman.

Parkir Food Ruang Display


Court Outdoor
(Plaza)

Kegiatan
Rekreasi

Dapur

Loading
Area

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


 MengieklmolatiSseunatsualnF  RGuadnagngpipmupi  RGuadnagng
a rm nkan Ruang
K unpteunkgelomlaenyimpdan Pimpi
 Menmcailtiaht  RGuadnagngStpaefrfa badarmainngistsrhaoswi Gudang
nan
E dataktsensotarniegs jumdlanh
latan Alat GudaSntagff
roohmaruasksesdoarpieast Staff PuBpuakgian
G dpaunpujeknis tanaman  GRuadnagngRapaat Bagian
ksesoris bmerrbeepdraesendtaesnikga
I  Menmdbieskliubsibkiatntanpae n citrGa uadlamngi duanrtui
mrmansalahan  Rtaunaanmgan
Ruang
A Kegiatan penerima kSemnteunlyFimarmpaninish Rapat
 Myaenmg baedlai Loading
Administrasi tdainSaemnatunl Farm owroom tanaman Showroom
T tamu Tanaman area
Kegiatan  Menerima tamu yang ingin  Tata Usaha  Untuk gudang pupuk : suhu
A
Penjualan mengetahui informasi tentang dan kelembaban harus dapat Bagian
N Aksesories di kontrol.
Pelaya
Sentul Farm nan
Kasir
dan pupuk  Menerima tamu yang ingin Showroom
Aksesoris
P tanaman menyewa tempat untuk

E kontes/pameran Lobby

Transaksi jualbeli dan


N
penyewaan
U Kegiatan  Pembuangan sampah indoor  Janitor  Loading area harus mudah di Gudang

N Service  Pembuangan sampah outdoor  Loading Area capai dari tempat pembibitan, plaza
J  Bongkar / muat barang  Locker tempat perawatan, ruang
 Mengganti pakaian  Km / Wc pamer indoor / outdoor dan
A
 Bersihbersih / mandi  Musholla/Masjid bagian penjualan
N Locker dan Km/Wc
 Beribadah
ditempatkan pada setiap lokal
fasilitas yang ada
G
Pusat Budidaya Tanaman Hias

4. 1. 4. Analisa Pergerakan (Mobilitas) manusia

Setiap pelaku kegiatan di Sentul Farm melakukan mobilitas sesuai dengan kepentingan
dan tugasnya masingmasing. Pergerakkan tersebut butuh dianalisa untuk dapat diketahui
pola pergerakkan dan ruang lingkup sebagai bagan pertimbangan dalam menentukan
penzoningan di Sentul Farm ini agar tidak terjadi crossing sirkulasi yang crowded.

a. Kegiatan Pembudidayaan
 Kegiatan Pembibitan
Penyimpanan Penyimpanan
Bibit Alat & Media
Datang

toilet
(parkir krwn) Absen Ruang Penyemaian Bibit Ruang
Penyimpanan
Loker

Pulang
Ruang Istirahat Kantin Ruang Kontrol penyiraman (air)

 Kegiatan Perawatan

Penyimpanan Penyimpanan
Bibit Alat & Media
Datang

toilet
(parkir krwn) Absen Ruang Perawatan Ruang
Penjualan (Display)
Loker

Pulang
Ruang Istirahat Kantin

Ruang Kontrol penyiraman (air)

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


 Kegiatan Eksperimen Penyimpanan Bibit Penyimpanan Alat & Media

Datang

toilet
(parkir krwn) Ruang Penelitian (Laboratorium)
Absen Ruang O
Loker

Pulang
Ruang Istirahat
Kantin Ruang Kontrol penyiraman (air)

b. Kegiatan Komersial
 Kegiatan Komersial Tanaman

Parkir Pengunjung

Plaza Lobby

Ruang Aksessoris Tanaman


Penyimpanan
Bibit
Datang

toilet
(parkir krwn) Absen
Kasir
Loading Area
Loker

Pulang
Ruang Istirahat Kantin
Penyimpanan Alat & Media Ruang Display dan Pameran

Parkir Service
 Kegiatan Komersial Food Cour

Gudang Basah Gudang Kering

Datang Dapur

toilet
(parkir krwn) Absen

Loker
Ruang Saji
Pulang
Ruang Istirahat

Ruang Makan Indoor Ruang Makan Outdoor

Ruang Ruang
Display Pameran
Tanama (Kontes)
n

Plaza
Lobby

Parkir Pengunjung

 t

Food court memiliki sifat yang netral sebagai sebuah tempat beraktivitas. Sehingga
membuat tempat ini berpotensi untuk didatangi oleh siapapun. Saya melihatnya sebagai
sebuah peluang untuk memperkenalkan tanaman kepada orang awam.
Sirkulasi pengunjung kegiatan makan (Food court) dibuat melintasi area Ruang display
tanaman dan pameran (kontes), sebagai promotion device (media promosi) bagi orang
yang belum menjadikan tanaman sebagai hobby mereka.
Pusat Budidaya Tanaman Hias
c. Kegiatan Khusus
 Kegiatan Informatif

Lobby

Datang

toilet
(parkir krwn) Ruang Karyawan
Reseptionis
Absen
Loker

Pulang
Ruang Istirahat
Kantin Ruang Presentasi

 Kegiatan Rekreatif

Parkir Pengunjung

Lobby
plaza

Ruang Display Tanaman Ruang Pameran

Ruang Makan Indoor Ruang Makan Outdoor

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias
 Kegiatan Edukatif

Ruang Teori
Datang

toilet Ruang Staff


Datang
(parkir krwn) Ruan g Peraga
Ruang
Absen Pengajar
Pameran/ Kontes Indoor
toilet
Loker
(parkir krwn)
Absen
Pulang ek
Kebun Prakt
RuangLoker
Istirahat
Kantin
Loading Area

Pulang Ruang Pameran/ Kontes Outdoor


Ruang Istirahat Kantin
Pulang t oilet

Parkir
Pulang
Pengunjung Plaza Lobby Loker

Pakir Pengunjung
Datang Lobby
Plaza

Datang

 Kegiatan Pameran/ Kontes


d. Kegiatan Penunjang
 Kegiatan Administrasi

Ruang
Datang
Pimpinan

toilet
(parkir krwn)
Absen Ruang Tamu Ruang Rapat
Loker

Pulang
Ruang Istirahat
Kantin Ruang Staff
Pulang

Parkir Plaza Lobby


ANGGIA AGITHA (4120401-003)
Datang
Pusat Budidaya Tanaman Hias

 Kegiatan Service

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

4. 1. 5. Tabel Kebutuhan Besaran Ruang

Berdasarkan analisa kebutuhan ruang di atas, maka dapat diprediksi kebutuhan dasar
(kebutuhan minimum) setiap ruangnya berdasarkan ruang gerak, sebagai berikut:
a. Kebutuhan Luas Minimal
No Jenis ruang Standard dan Perhitungan Total luas sumber
kapasitas (m2) (m2)
Arena Utama / Bangunan Utama
1 Area pembudidayaan
(indoor & outdoor)
Area pembibitan 4000 /bibit
(indoor) 0,63x 4000 bibit 2520
(7x9 cm)/ benih
10/orang
0,6 m2 /orang x 10 6 DP
Toilet WC = 2 unit x 3 =6 6

Wastafel = 0,9m2 /unit x 2 = 0,9 1,8

Tempat wudhu = 1m2 /unit x 5 = 5 5


Area istirahat 10 /orang
6 DA
0,6 /orang x 10 orang
Area pemeliharaan 4000 /tanaman
(outdoor & indoor) 0,5 /tanaman x 4000 tanaman 2000 DP
10 /orang
0,6 /orang x 10 6 DP
Area istirahat 10 /orang
0,6 /orang x 10 orang 6
WC = 2/unit x 3 = 6 6
Toilet Wastafel = 0,9/unit x 2 = 1,8 1,8 DA
Tempat wudhu = 1/unit x 5 = 5 5
2 R.media tanam
R pupuk 1 unit x 20 20
R. peralatan 1 unit x 20 20
R. pembuatan media 1 /orang
tanam 1m2 /orang x 10 orang 10
Kapasitas 10 org

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

Standard = 0,6 /org x 10 60 DP

3 Area siap antar media Kapasitas = 10 orang


tanam 0,6 /orang x 10 orang 6
R. persiapan 1 m2/unit x 18 18
R. transfer 1 m2/ unit x 18 18 DP
4 Pembibitan /
laboratorium 1 unit x 9 9
R. alat 1 unit x 24 24
R. mic. elect 1 unit x 18 18
R. lab umum 1 unit x 24 24
R. penyimpanan bibit 1 unit x 18 18 DP
5 R.informasi & security 8 /org
2org x 8 16 DA
6 Toilet umum Pria = 0,8 x 1000 = 800
Wanita = 0,2 x 1000 = 200
Standard :
WC, urinoir, wastafel pria
1 unit = 200 org
WC, wastafel wanita
1 unit = 100 org
Pria WC = 2 x 4 unit = 8
wastafel = 0,96 x 4 unit = 3,84
Urinoir = 1,26 x 4 unit = 5,04 16,88
Wanita WC = 2 x 2 unit = 4
Wastafel = 0,96 x 2 unit = 1,92 5,92 DA
7 Gudang 8 x 10 80 As

8 Pertokoan
Toko galery tanaman 20 /unit
90 (15 x 6) x 20 unit 1800
Toko aksessoris 10 /unit
60 (10 x 6) x 10 600 DP

Kapasitas = 200 orang


1 /orang x 200 orang 200 As
9 Wartel 0,81 /unit R.tlp
0,81 x 5 unit = 4,05

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


kasir = 2,5
sirkulasi =5 11,55 As
10 Pameran
R. informasi 15 x 2 orang 30
R. pamer 30 /unit
12 x 30 unit 360 DP
Toilet pengunjung pria WC = 2/unit x 3 = 6
Wastafel = 0,9/unit x 3 = 2,7
Urinoir = 1,26/unit x 5 = 10,08 19,57 DA
Toilet pengunjung WC = 2/unit x 3 = 6
wanita Wastafel = 0,9/unit x 3 = 2,7 8,7 DA
Kapasitas = 500 orang
1 /orang x 500 orang 500 As
11 Kompetisi (kontes)
R. informasi 15 x 2 orang 30
R. kontes 100 /tanaman
2 /tanaman x 100 tanaman 200 DP
Toilet pengunjung pria WC = 2/unit x 3 = 6
Wastafel = 0,9/unit x 3 = 2,7
Urinoir = 1,26/unit x 5 = 10,08 19,57 DA
Toilet pengunjung WC = 2/unit x 3 = 6
wanita Wastafel = 0,9/unit x 3 = 2,7 8,7 DA
Kapasitas = 500 orang
1 /orang x 500 orang 500 As

12 R. penitipan barang 1 unit 12 As

13 Mess karyawan
R. tamu 1 unit = 4 orang
1,5 /orang x 4 orang 6
R. tidur 1 unit = 2 orang
3 /orang x 2 orang 6
Dapur 1 unit ~ 4 4
R. jemur 1 unit ~ 1,5 1,5
Kamar mandi 1 unit ~ 2 2 As
Jumlah 12 kamar mess x besaran 1 kamar
mess 20 m 240
14 Mushalla 60
Total 8128
Sirkulasi 20% X 8128 1625,6
Sub total 9753,6

Food Court
1 Area makan Pelayanan per/bangku =1,48
50 unit x 1,48 = 74
Etalase& dapur 3,5 /unit
8 unit x 3,5 = 28
wastafel Wastafel = 0,96 x 2 unit = 1,92 103,92
Total 104
Sirkulasi 20% x 103,92 20
Sub total 124

Pengelola
1 R. pimpinan 25 /org x 1 org 25

2 R.staf 3,52 /org x 15 org 52,8

3 R.rapat 2 /org x 20 org 40

4 R.arsip 6 x 1 unit 6

5 R.tunggu 2 /org x 5 org 10

6 Toilet karyawan Perbandingan 2 : 1 (diambil untuk 30 org)


Pria 30org; 1unit = 8 org, jadi 3,72 unit
WC = 2 /unit x 3 = 6
Wastafel = 0,96 /unit x 3 = 2,88
Urinoir = 1,26 /unit x 3 = 3,78 12,66
Wanita 15 org; 1unit = 8org, jadi 2 unit
WC = 2 /unit x 2 = 6
Wastafel = 0,96 /unit x 2 = 1,92 7,92
7 Pantry 2 org 12

8 Informasi 3,65 x 3,15 11,5


Total 178
Sirkulasi 20% 36
Sub total 214
Fasilitas outdoor
1 Plaza 1994 As

2 Amphiteater 1 unit = 50 orang


50 orang
0,4 /org x 50 20 DA
Arena bermain
Ayunan 3 unit = 3 orang
8 x 3 orang 24 SVY
Jungkitan 3 unit = 3 orang
9 x 3 orang 27 SVY
Balok titian 3 unit = 3 orang
9 x 3 orang 27 SVY
Bak pasir 3 unit = 3 orang
9 x 3 orang 27 SVY
Prosotan 3 unit = 3 orang
9 x 3 orang 27 SVY
Area dudukduduk 6 unit = 18 orang
(santai) 0,6 /orang x 18 10,8 DA
Area rekreasi 50 orang
0,4 /org x 50 20 DA
3 Area parkir
Mobil 40 % 1637
Motor 40 % 524 SG
Total 4338
Sirkulasi 20%x 4337.8 867
Sub total 5205

ME
1 R.genset 4x3 12 As

2 Janitor 2 x 1,5 3 As

3 Toilet Wc = 1,3
Urinoir = 1,5 2,8 DA
4 Gdg.perlengkapan
mekanikal 2x3 6 As
5 Pemb.akhir 3x3 9 As
Total 32
Sirkulasi 20 % 6
Sub total 38
Total Keseluruhan Kebutuhan Ruang 15334,6 m2
Keterangan :
As = Asumsi
SG = Studi Gerak
DA = Data Arsitek
DP = Departemen Pertanian
SVY = Survey

Total pengguna bangunan maksimal


No. Total Pengguna Jumlah
1. Karyawan 50 org
2. Pengunjung 1200 org
3. Pengelola 20 org
4. Pedagang 40 org
Total pengguna bangunan 1310 org

Studi Kebutuhan Luasan dan Studi Gerak


 Perhitungan kebutuhan parkir
Mobil 40 %; motor 40 %; pejalan kaki 20 %
1) Mobil = 40 % x jumlah penonton terbanyak
= 40 % x 1310 = 524 orang
standard = 1 mobil / 4 orang, jadi 524 : 4 = 131 mobil
luas 1 mobil = 12,5 m2
Luas parkir mobil = 12,5 m2 x 131 mobil = 1637 m2
2) Motor = 40 % x jumlah penonton terbanyak
= 40 % x 1310 = 524 orang
standard = 1 motor / 2 orang, jadi 524 : 2 = 262 motor
luas 1motor = 2 m2/motor
Pusat Budidaya Tanaman Hias

Luas parkir motor = 2 x 262 motor = 524 m2


 Perhitungan Luasan Plaza dan pedestrian
Jumlah pemakai bangunan = 1310 orang
=20%x jumlah pemakai bangunan maksimal
= 20 % x 1310 orang
= 262 orang
Standard = 4,07 m2/org
Jadi luasan untuk plaza = 262 orang x 4,07 m2
= 1066 m2

b. Dimensi Tersembunyi (The HiddenDimension)5


Walaupun telah diketahui dimensi minimal dari fasilitas tersebut di atas tetapi, menurut
Edward T. Hall bahwa manusia juga punya efek psikologis dalam menikmati dan
menggunakan sebuah ruang. Belum lagi ditambah dengan segenap pancaindra yang
harus ditanggapi secara arsitektural. Berkenaan dengan tujuannya yang ingin membentuk
Sentul Farm dengan menghadirkan suasana alami, maka segenap panca indera akan coba
ditanggapi secara arsitektural. Jadi suasana alami yang tercipta dapat hadir dengan lebih
utuh) tidak hanya mengutamakan penilaian hanya secara visual (antivisiocentris).

Dengan demikian jumlah luasan yang didapat dari analisa dimensi ruang, hanya
merupakan kebutuhan ruang minimal dari Sentul Farm ini sendiri. Jumlah dimensi ruang
yang akan muncul pada tahap disain, mungkin dapat melebihi dari dimensi standard yang
ada.

4. 2. Permasalahan Lokasi (Site Issue)


4. 2. 1. Analisa Tapak Makro

Lokasi terpilih berada di daerah


rural yang berbatasan dengan
Jakarta bagian Selatan, yaitu
daerah Sentul. Pada kondisi

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

eksisting merupakan daerah pertanian tanaman hias yang


potensial. Di sekitar daerah
tersebut tumbuh tempattempat
budidaya tanaman hias secara
sporadis.
Selain di tempat ini ada
beberapa titik lain di
Jabodetabek yang memiliki
fungsi yang serupa, yaitu di
daerah Rawa Belong (di
sumber: Peta Jabodetabek 2007
Jakarta), daerah Cipanas dan
daerah Karang Tengah (di
Tangerang).
Kelebihan tempat ini bila
dibandingkan dengan lokasi
lainnya adalah,

Letaknya yang berada di


daerah rural adalah merupakan
kelebihan tersendiri yaitu
memiliki suasana pedesaan
sumber: Peta Jabodetabek 2007 yang masih alami.

4. 2. 2. Analisa Tapak Mikro

Lokasi terpilih merupakan


daerah seluas kurang lebih 5,5
Ha yang berada di tepi aliran
Sungai Cikeas dengan data
tapak sebagai berikut:
 KDB (Koefisen Dasar
Bangunan) : 60%

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Pusat Budidaya Tanaman Hias

 KLB (Koefisien Luas


Bangunan) :
 GSB (Garis Sepadan
Bangunan) : 5
meter
 GSS (Garis Sepadan
Sungai) : 10
meter
 Ketinggian Maksimum
: lantai

Dalam menentukan zoning, perlu juga disadari bahwa lokasi berada di antara fungsi fungsi
lain di sekitarnya. Lokasi terpilih berbatasan dengan:
 Utara : Sungai Cikeas, Perumahan Sentul City
 Timut : Desa Cadas Ngampar, Persawahan, Sungai Cikeas
 Selatan : Desa Suka Jati, Pemukiman Penduduk
 Barat : Cijayanti, Pemukiman Penduduk

Keadaan lokasi merupakan lahan berkontur, dengan ketinggian 5 meter, sehingga


kemungkinan penyelesaian dengan cara cut and fill dapat menjadi cara untuk
menyelesaikan kebutuhan ruang datar yang cukup luas.

Cara lain yang mungkin diterapkan adalah


dengan membuat bangunan panggung. tapi
cara apapun yang dipilih tetap memiliki
tujuan untuk menghadirkan suasana alami
di Pusat Budidaya Tanaman Hias ini.

ANGGIA AGITHA (4120401-003)


Existing
DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin. Tanaman Indoor Populer, Redaksi Trubus, Jakarta 1996

2. Csynder, James. Pengantar Arsitektur, Erlangga, Jakarta 1991

3. Departemen Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sukarami, Jakarta

1997

4. Endah, Joesi. Membuat Tanaman Hias Rajin BerbungA, PT Agromedia Pustaka,

Jakarta 2001

5. Frick, Heinz. Arsitektur dan Lingkungan, Penerbit Kanusius, 1988

6. Hudson dan Thomas. Encyclopedia Of 20 Century Architeccture, Jakarta 1996

7. Karjono. Kutipan Majalah Trubus, Edesi Maret No. 340, Jakarta 2004

8. Kurniawan, Taufik. Laporan Skripsi Pusat Pameran dan Penangkaran Burung

Hias, Jakarta 2006

9. Nurhayati dan Susilo. Tanaman Dalam Ruang, Penebar Swadaya, Jakarta 1994

10. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

1993

11. Rukmana, Rahmat. Tekhnik Perbanyakan Tanaman, Yogyakarta 1997

12. Wright, Frank Llyod. Para Asitek Belajar Dari Alam, Jakarta 1997

13. Wright, Frank Llyod. Arsitejtur Organik, Jakarta 1997

14. Zulkifli. Pengadaan Dan Distribusi Bibit Tanaman Hias, Laporan Skripsi

Pertanian, Jakarta 2006


Pusat Budidaya Tanaman Hias

1. www.wikipedia,ensiklopedia/bebas/berbahasa/inggris.com
Website
2. www.wikipedia
Indonesia,ensiklopedia/bebas/berbahasa/Indonesia.com

3. www.wikipedia,orang/wiki/kelompok/budidaya.com

4. www.wikipedia,orang/wiki/pertanian.com

5. www.wikipedia,orang/wiki/rumah/kaca.com

6. www.wikipeda ,orang/toekang/keboen/kembang.com

7. www.wikipedia,orang/karang/anyar.com

8. www.wikipedia,orang/mekar/sari.com

ANGGIA AGITHA (4120401-003)

Anda mungkin juga menyukai