Anda di halaman 1dari 6

RMK PENGAUDITAN I

“ETIKA PROFESIONAL”

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 2

1. ASMANIAR (A031181034)
2. ELVI FANTIKA SARIFUDIN (A031181038)
3. ASMAUL HUSNA (A031181045)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
A. ETIKA DAN MORALITAS

Etika (ethichs) berasal dari bahasa Yunani ethos ,yang berarti "karakter" Kata lain
untuk etika ialah moralitas (morality), yang berasal dari bahasa Latin mores,yang
berarti "kebiasaan". moralitas berpusat pada "benar" dan "salah" dalam perilaku
manusia. Olehkarena itu, etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana
orang akan berperilaku terhadap sesamanya. Boynton (2003:97), membagi
pembahasan mengenai etika kedalam dua kelompok yaitu:

- Etika Umum

Etika umum (general ethics) mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud


dengan baik bagi seseorang atau masyarakat, dan mencoba menetapkan sifat
dari kewajibanatau tugas yang harus dilakukan oleh seseorang bagi dirinya
sendiri dan sesamanya. Namun, ketidakmampuan untuk menyepakati apa yang
disebut baik" dan "kewajiban" telah membuat para filsuf terpecah menjadi dua
kelompok aliran. Kelompok aliran pertama disebut kelompok aliran etika absolut
(ethical absolutist) yang mengatakan bahwa terdapat suatu standar universal
yang tidak berubah selama- lamanya dan berlaku bagi semua oang. Kelompok
aliran lain disebut kelompok aliran ethical relativists atau kelompok aliran etika
relative, yang mengatakan bahwapertimbangan etika manusia ditentukan oleh
perubahan kebiasaan dan tradisi dalam masyarakat di mana mereka hidup.

- Etika Profesional

Etika Profesional (professional ethics) harus lebih dari sekedar prinsip-


prinsip moral.Etika ini meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang
dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik. Sedangkan kode etik profesional
dapat dirancang sebagian untuk mendorong perilaku yang ideal, sehingga harus
bersifat realistis dandapat ditegakkan. Agar dapat memiliki arti, maka keduanya
harus pada posisi di atas hukum, namun sedikit di bawah posisi ideal.

B. KODE ETIK PERILAKU PROFESIONAL AICPA

a. Tim Etika Profesional AICPA

Pengaturan sendiri dan etika professional demikian pentingnya bagi profesi akuntan,
sehingga peraturan AICPA menetapkan perlunya dibentuk Divisi atauTim etika
Profesional.

b. Komposisi Kode Etika AICPA


Kode Perilaku Profesional (Code of Profesional Conduct) A1CPA yag telahdirevisi
dan diterima oleh sidang keanggotaan tahun1988 terdiri dari dua seksi sebagai
berikut:

- Prinsip-prinsip (Principles) yang menyatakan ajaran dasar perilaku etika dan


memberikan kerangka kerja bagi Peraturan-peraturan.

- Peraturan Perilaku (Rules of Conduct) yang menetapkan standar minimum


perilaku yang dapat diterima dalam pelaksanaan layanan profesional.

c. Prinsip-Prinsip Etika

- Tanggung jawab

- Kepentingan Publik

- Integritas

- Objektivitas dan Independensi

- Kecermatan atau Keseksamaan

- Lingkup dan Sifat Jasa

C. PERATURAN PERILAKU

Dalam memformulasikan peraturan-peraturan ini, AICPA telah berusaha


untuk dapat memberikan layanan yang terbaik bagi para anggotanya.profesi dan
masyarakat dari waktu ke waktu.peraturan tersebut dimodifikasi untuk dapat
mengakomodasi perubahan norma dari perilaku etik serta pengaruh-pengaruh
lainnya,seperti perubahan-perubahan pada ketentuan pemerintah

Peraturan organisasi AICPA mengharuskan para CPA mematuhi Peraturan


Perilaku. Peraturan tersebut dapat diterapkan kepada semua CPA dan kepada
semua jasa professional yang dilaksanakan, kecuali apabila:

1. Susunan kata dalam peraturan menunjukkan lain

2. CPA yang berpraktik diluar Amerika Serikat serta menyesuaikan diri


denganperaturan profesi akuntan di Negara tuan rumah.

Seorang CPA dalam praktik public mungkin harus bertanggungjawab untuk


mematuhi semua peraturan bagi setiap orang yang berada dalam supervise anggota
atau anggota partner atau pemegang saham dalam praktik. Selain itu, CPA tidak
dapat mengijinkan orang lain untuk bertindak atas namanya. Apabila hal ini
dilakukan,berarti melanggar peraturan. Pernyataan setiap peraturan dan penjelasan
yang penting diberikan dalam bagian berikut ini.

1. Peraturan 101 – Independensi

Seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independen dalam


melaksanakan jasa professional sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang
diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan. Terdapat beberapa tema
dalam interpretasi indenpendensi.yang meliputi pengaruh dari: (1) Kepentingan
Keuangan, (2) Hubungan Bisnis, (3) Jasa Lain Bagi Klien, (4) Litigasi

2. Peraturan 102- Integritas Dan Objektivitas

Dalam pelaksanaan setiap jasa professional, seorang CPA harus menjaga


objektivitas dan integritas, harus bebas dari pertentangan kepentingan, dan tidak
diperbolehkan salah menyajikan fakta atau mensubordinasikan pertimbangannya
kepada pihan lain. Peraturan ini berlaku untuk semua jasa professional dan
untuksemua anggota.

3. Peraturan 201- Standar Umum

Setiap anggota harus memenuhi standar-standar berikut ini dan setiap


interpretasi dari badan-badan yang ditujukan oleh Dewan.

- Kompetensi professional

- Pengguna kemahiran professional.

- Perencanaan dan supervise

- Data Relevan yang mencukupi

4. Peraturan 202-Kepatuhan Terhadap Standar

Seorang CPA yang melaksanakan auditing, review. manajemen, perpajakan. atau


jasa profesional lainnya harus mematuhi standar- standar dan setiap interpretasi
yang diterbitkanoleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan. Sejalan dengan
maksud menegakkan peraturan di atas, Dewan telah menunjuk dua badan untuk
memasyarakatkan standar-standar pengungkapan Kompilasi, konsultasi informasi
keuangan di luar laporan keuangan dasar yang menyertai laporan keuangan yang
diterbitkan. Kedua badan tersebut adalah FASB dan GASB.
5. Peraturan 203- Prinsip-Prinsip Akuntansi.

Seorang CPA tidak dibenarkan untuk (1) menyatakan pendapat atau menyatakan
bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain dari setiap entitas yang diauditnya
telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlakuumum atau (2)
menyatakan bahwa ia tidak mengetahui setiap modifikasi material yang telah
dilakukan pada laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip- prinsip
akuntansi yang berlaku umum, apabila laporan mengandung penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang telah ditetapkan oleh badan berwenang yang ditunjuk oleh
Dewan untuk menyusun prinsip-prinsip yang mempunyai dampak material terhadap
keseluruhan laporan atau data. Peraturan 203 ini diterapkan kepada semua anggota
yang melaksanakan tindakan sepertitau data tersebutdiuraikan di atas,baik yang
melakukan praktik public maupun tidak.Tindakan yang dimaksud terjadi.

6. Peraturan 301- Informasi Rahasia Klien

Setiap anggota yang melakukan praktik public tidak diperkenankan untuk


mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin khusus darı khen.
Peraturan ini tidak boleh diartikan sebagai (1) membebaskan seorang anggota dari
kewajiban profesionainya sesual peraturan 202 dan 203, (2) untuk mempengaruhi
dengan cara apapun kewajiban anggota untuk mematuhi permintaan atau panggilan
pengadilkan yang sah dan berlaku, atau untuk melarang anggota mematuhi
ketentuan dan peraturan pemerintah yang berlaku,

7. Peraturan 302- Honor Kontijensi.

Setiap anggota yang melakukan praktik public tidak diperkenankan untuk:

- Melaksanakan jasa protesional dengan menerima honor kontijensi atau imbalan


semacam itu dari klien yang CPA atau kantor akuntan publiknya Juga melaksanakan

- Membuat surat pemberitahuan pajak penghasilan perdana atau yang telah


diperbaikai atau klaim atas pengembalian pajak untuk honor kontinjen.

- Larangan pada angka (1) diatas berlaku selama periode dimana CPA atau kantor
akuntan public ditugaskan untuk melaksanakan setiap jasa diatas danperiode yang
dicakup dalam laporan keuangan histori tercakup juga dalam jasa-jasa tersebut di
atas.

8. Peraturan 501- Tindakan Yang Mendiskreditkan


Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yangg mendiskreditkan
profesi. Dalam interpretasi, tindakan-tindakan berikut ini digolongkan sebagai
tindakan tercela (1) menahan catatan klien serta kertas kerja auditor, (2)diskriminasi
dalam pekerjaan. (3) kegagalan dalam mematuhi standard dan / atauprosedur
lainnya atau persyaratan lain dalam audit pemerintahan, (4) kelalaiandalam
penyusunan laporan keuangan, (5) kegagalan dalam mematuhi persyaratanbadan
pemerintan, komisi, atau lembaga pengaturan dalam melaksanakan jasaatestasi,
dan (6) permohonan atau pengungkapan pertanyaan pemeriksaan CPA berikut
jawabannya.

9. Peraturan 502- Periklanan Dan Bentuk Solisitasi Lainnya.

Setiap anggota yang melakukan praktik public tidak diperkenankan


untukmendapatkan klien dengan cara memasang iklan atau bentuk solisitasi
lainnyadalam segala hal yang salah, menyesatkan, atau menipu. Solisitasi dengan
caramemaksa, yang melampaui batas atau melecehkan dilarang.

10. Peraturan s03-Komisi Dan Honor Referal

Seorang CPA yang melakukan praktik public tidak diperkenankan


memberikanrekomendasi atau reterensi produk atau Jasa pihak lain kepada klien
demimendapatkan komisi, atau memberikan rekomendasi atau referensi produk
ataujasa yang disediakan oleh klien untuk mendapatkan komisi.

11. Peraturan S05- Bentuk Organisasi Dan Nama

Seorang CPA dapat membuka praktik akuntan public hanya dalam bentukorganisasi
yang dizinkan oleh hukum dan peraturan negara bagian yang cin-cirinya sesuai
dengan ketentuan dari Resolusi Dewan.

D. PENEGAKAN PERATURAN

Seorang CPA hanya dapat dihukum karena melanggar peraturan-peraturan


dari kodePerilaku Profesional. Akan tetapi,dalam hal adanya dugaan pelanggaran
atas peraturan, seorang CPA harus memberikan alasan atas Setiap setiap
penyimpangan dariInterpretasi Peraturan Perilaku dan Peraturan etika yang berlaku.

Penegakan peraturan AlCPA dilakukan oleh dua kelompok.yaitu oleh AlCPA


danmasyarakat CPA Negara bagian.keduanya memilikI wewenang untuk
melakukaninvestigasi atas keluhan yang disampaikan,melakukan dengar pendapat
serta sanksi padamereka yang telah melanggar peraturan.

Anda mungkin juga menyukai