Anda di halaman 1dari 18

EL NINO LA NINA

Oleh:
Ayu Amatul Azis
Dhini Paramitha Rabbani
Faiz Andhika Pratama
Fanzza Dwinandatyan Reynata Nugraha
Mahardika Chindy Permata
Zakiya El Firdausi

SMA NEGERI 1 MADIUN


2019

i
Halaman Pengesahan

El Nino La Nina

Disusun oleh :

1. Ayu Amatul Azis (X MIPA 3 / 3)

2. Dhini Paramitha Rabbani ( X MIPA 3 / 8)

3. Faiz Andhika Pratama ( X MIPA 3 / 12)

4. .Fanzza Dwinandatyan Reynata Nugraha (X MIPA 3 / 13)

5. Mahardika Chindy Permata Sari (X MIPA 3 / 22)

6. Zakiya El Firdausi (X MIPA 3 / 36)

Disahkan oleh
Guru Pembimbing

CAHYA SAKTI W, S.Pd.

ii
PERSEMBAHAN

Makalah ini kami persembahkan kepada;


1. Bapak dan Ibu saya tercinta yang telah memberikan motivasi, kasih saying lahir dan
batin
2. Kepala Sekolah SMAN 1 MADIUN
3. Ibu Cahya Sakti W, S.Pd selaku guru Geografi dan pembimbing makalah ini
4. Teman-teman
5. Pembaca yang budiman

MOTTO

 Kesuksesan tidak akan mendatangimu, tetapi kamulah yang harus menjemputnya


 Hiduplah dengan imajinasimu, bukan dalam masa lalumu
 Berusahalah menjadi yang terbaik jangan berpikir dirimu yang terbaik
 Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya tetapi keberhasilan yang tertunda

iii
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah atas limpahan rahmat serta hidayah dari Allah , kelompok kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, Karena beliaulah kita dapat keluar dari zaman jahiliyah ke zaman
terang benderang seperti saat ini.
Makalah ini merupakan tugas Mata Pelajaran Geografi. Terimakasih atas
bimbingannya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Juga tidak lupa atas
dukungan teman-teman dalam bertanya, sehinga mempermudah proses penyelesaian makalah
ini.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran
serta kritik yang membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan tugas di masa
mendatang. Semoga masalah ini bermanfaat bagi semua.

Madiun, 13 November 2019

Penyusun

Ayu Amatul Azis


Dhini Paramitha Rabbani
Faiz Andhika Pratama
Fanzza Dwinandatyan Reynata
Mahardika Chindy Permata
Zakiya El Firdausi

iv
ABSTRAKSI

Telah dilakukan penelitian mengenai prediksi kejadian El Nino dan La Nina,


berdasarkan nilai tekanan udara di Tahiti dan di Darwin selama 12 tahun mulai
dari tahun 2000 sampai 2011. Hasil simulasi diperoleh, model yang paling cocok
digunakan untuk prediksi tekanan udara Tahiti adalah (1,2,0) (0,2,2) 12 dan
Darwin adalah (1,2,2) (0,2,1) 12. Model tekanan udara di Tahiti dan Darwin
tersebut kemudian digunakan untuk memprediksi kejadian El Nino dan La Nina
pada tahun 2012, yang dapat menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terjadi El
Nino lemah sampai sedang, hal ini dapat mengakibatkan penurunan tingkat curah
hujan disebagian besar wilayah Indonesia.

v
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Halaman Persembahan...................................................................................... iii
Halaman Motto................................................................................................. iv
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Abstrak.............................................................................................................. vi
Daftar Isi........................................................................................................... vii
Daftar Tabel...................................................................................................... viii
Daftar Gambar.................................................................................................. ix

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 3
1.1 Latar Belakang.................................................................... 3
1.2 Identifikasi Masalah............................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah............................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian................................................................ 4-5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 6
BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................. 7
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 8-10
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

vi
DAFTAR TABEL

1
DAFTAR GAMBAR

2
BAB I
PENDAHULUAN
Iklim merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
cuaca pada kawasan yang luas dalam jangka waktu relatif panjang. Iklim
dipengaruhi oleh temperatur udara, tekanan udara, kelembaban udara, angin,
dan curah hujan. Gangguan iklim merupakan bencana yang mendominasi
selama empat dekade terakhir, bahkan intensitasnya semakin meningkat pada
negara tertentu. Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap
gangguan iklim. Beberapa gangguan iklim yang sering terjadi di Indonesia
adalah kekeringan, banjir dan tanah longsor. Sebagian besar kondisi ekstrem
Indonesia berupa kekeringan dan banjir berhubungan erat dengan kejadian El
nino.

El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di


Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di
daerah katulistiwa bagian Tengah dan Timur. El Nino diawali dengan
memanasnya suhu permukaan laut di pantai barat Peru-Ekuador (Amerika
Selatan) yang menyebabkan gangguan iklim secara global (Hartono,
2007). El Nino terjadi setiap tiga atau tujuh tahun sekali dan setiap sekali
kejadian El Nino bisa mempengaruhi iklim dunia selama satu tahun
(Robert J., 2010).

Sejak tahun 1980 telah terjadi beberapa kali peristiwa El Nino. El

Nino pada tahun 1997 telah memberikan dampak yang luar biasa di
Indonesia yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan. Banyak sumur
penduduk mengering, debit air sungai menurun, dan kebakaran hutan.
Pengaruh El Nino berbeda-beda antar wilayah bergantung pada lokasi
dan topografi (Qian et al., 2010). Wilayah beriklim monsun di Indonesia
merupakan wilayah yang terkena dampak El Nino terbesar karena terkait
dengan sirkulasi angin di belahan bumi Utara (Asia) dan angin dari belahan

3
bumi Selatan (Australia). Beberapa wilayah yang termasuk dalam iklim
monsun adalah Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Pulau Sumatera bagian
selatan.

B. Identifikasi Masalah

Provinsi Lampung terletak di Pulau Sumatra bagian selatan yang


merupakan pintu gerbang penghubung dengan Pulau Jawa. Kota Bandar
Lampung yang merupakan ibukota Provinsi Lampung. Ketersediaan air
untuk berbagai kebutuhan di Kota Bandar Lampung sangat bergantung
pada cuirah hujan.
Selain dapat mempengaruhi tingginya curah hujan, kejadian El Nino
juga berpengaruh terhadap masuknya musim kemarau. El Nino akan
mengakibatkan perubahan pola iklim tahunan seperti terlambatnya awal
musim hujan maupun musim kering. Disamping itu periode musim hujan
juga diperkirakan akan lebih pendek. Adanya gangguan El Nino
berkurangnya ketersediaan air di Kota Bandar Lampung.
Deteksi wilayah 3
wilayah berdasarkan perbedaan dampak El Nino dapat digunakan untuk
mengetahui wilayah-wilayah yang memerlukan penanganan lebih baik.

C. Rumusan Masalah
El Nino dapat mempengaruhi tingginya curah hujan dan juga
berpengaruh terhadap masuknya musim kemarau. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana hubungan El Nino terhadap curah hujan di
Kota Bandar Lampung ?

D. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui hubungan El Nino dengan fluktuasi curah hujan
yang terjadi di Bandar Lampung.

4
b. Untuk mengetahui hubungan SOI (Southern Oscillation Index)
dengan fluktuasi curah hujan yang terjadi di Bandar Lampung.
c. Untuk mengindentifikasi tahun basah dan tahun kering serta
hubungannya dengan kejadian El Nino.

E. Manfaat Penelitian
a. Memberikan gambaran besarnya pengaruh El Nino terhadap curah
hujan di Bandar Lampung.
b. Memberikan gambaran daerah yang mengalami dampak El Nino
paling signifikan serta waktu terjadinya El Nino terparah sehingga
dapat dilakukan penanganan.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Wakil direktur Pusat Perkiraan Iklim NOAA, Mike Halpert mengatakan, El Nino memicu
kekeringan di wilayah-wilayah Afrika dan India dan memainkan peranan dalam musim topan
di Pasifik yang mencapai rekor.

El Nino juga menambah pemanasan akibat ulah manusia, di saat Bumi telah mengalami rekor
12 bulan yang panas selama berturut-turut dan kemungkinan besar akan menghadapi tahun
panas kedua yang mencapai rekor.

Halpert mengatakan El Nino ini akan tercatat sebagai tiga yang paling kuat, bersama dengan
tahun 1997-1998 dan 1982-1983.

Di wilayah-wilayah Pasifik tengah, suhu laut bahkan lebih panas dan menyebabkan lebih
banyak bahaya dibandingkan tahun 1997-98, meninggalkan luka "yang tertoreh dalam
geografi dan tampilan terumbu karan global selama berpuluh tahun yang akan datang," ujar
ilmuwan iklim dan ahli terumbu karang dari Georgia Tech, Kim Cobb.

"El Nino ini telah menyebabkan beberapa pemutihan dan kematian karang terburuk yang
pernah kami lihat," ujar koordinator pengawas terumbu karang NOAA Mark Eakin.

Beberapa pihak di California telah berharap kekeringan di daerah itu akan terhapus oleh El
Nino, yang umumnya membawa lebih banyak hujan ke California dan daerah Selatan. Tapi
bahkan sejak awal, NOAA telah memperingatkan bahwa defisit hujan terlalu besar untuk
diperbaiki El Nino. Dan meski ada hujan, itu tidak cukup, menurut Halpert.

6
BAB III
WAWANCARA

PERTANYAAN
1. Apa manfaat dari adanya gejala geografi El nino dan La nina dalam perubahan iklim
dunia ?
2. Apa saja dampak terjadinya El nino ?
3. Apa saja dampak terjadinya La nina?
4. Apa penyebab dari terjadinya El nino ?
5. Apa penyebab dari terjadinya La nina ?
6. Dimana biasanya terjadi peristiwa El nino dan La nina ?
7. Bagaimana proses terjadinya El nino dan dan La nina ?
8. Kapan trerjadinya El nino dan La nina?
9. Mengapa El nino dikaitkan dengan efek signifikan pada polusi udara di Cina Timur?
10. Apa ciri – ciri periode El nino ?

7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Manfaat dari terjadinya fenomena El-nino dan La-nina adalah potensi terjadinya
hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan juga Barat serta di wilayah
Argentina. Di daerah ini cuaca yang dirasa cenderung hangat dan juga lembab.
Sehingga menyebabkan ikan – ikan dapat berkembang biak di daerah sepanjang
samudra pasifik yang hangat.

2.Dampak terjadinya El- nino adalah :


 Angin pasat timur menjadi melemah
 Melemahnya sirkulasi Moonson
 Berkuragnya akumulasi curah hujan yang berada di wilayah Indonesia, Amerika
Tengah, dan Amerika Selatan di bagian Utara. Sehingga cuaca di daerah ini
cenderung terasa lebih dingin dan juga kering.
 Menyebabkan cuaca cenderung terasa hangat dan juga lembab di sepanjang daerah
Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat.

3. Dampak terjadinya La-nina:

 Menguatnya angin pasat timur


 Menguatnya sirkulasi Monsoon
 Di wilayah Pasifik bagian Timur, akumulasi curah hujan menjadi berkurang. Hal ini
akan menjadikan cuaca menjadi lebih dingin dan juga kering.
 Terjadinya potensi hujan yang turun yang terdapat di sepanjang perairan Pasifik
Ekuatorial Barat, yakng meliputi Indonesia, Malaysia, dan jugabagian utara Australia.
Hal ini menyebabkan cuaca menjadi hangat dan juga lembab.

4. Proses terjadinya El-nino adalah Arus Humboldt bergerak ke arah utara dari Samudra


Selatan, umumnya membawa air dengan suhu yang relatif rendah, melewati pesisir
barat Benua Amerika Selatan menuju wilayah tropis di sekitar daerah Peru tempat
terjadinya upwelling. Di sepanjang garis khatulistiwa, angin pasat menyebabkan arus
laut di bagian timur Samudra Pasifik menggerakkan air bersuhu rendah di dalam
lautan menuju ke permukaan. Fenomena ini menyebabkan suhu air di permukaan laut
menurun. Dengan pengaruh angin pasat, arus air laut kemudian bergerak ke arah barat
di sepanjang khatulistiwa dan perlahan dipanasakan oleh sinar Matahari. Akibat itu,
suhu permukaan air laut di bagian barat Samudra Pasifik pun menjadi lebih panas
sebanyak kurang lebih 8–10 °C daripada air di bagian timur Samudra Pasifik.
[5]
 Wilayah samudra yang lebih panas ini menyebabkan terjadinya konveksi yang
menghasilkan awan yang menimbulkan hujan. Selama periode El Niño, air laut yang
dingin hanya sedikit atau bahkan tidak ada seiring air di bagian tengah dan timur
Samudra Pasifik memanas bersama dengan air di bagian barat.

8
5. Penyebab terjadinya La-nina adalah Fenomena La Nina muncul karena suhu air laut
di Pasifik bagian Timur lebih dingin dari biasa. Ketika La Nina muncul, bagian
sebelah barat pasifik mengalami peningkatan curah hujan sementara bagian sebelah
timur pasifik mengalami pengurangan curah hujan.

6. Biasanya El-nino dan La-nina terjadi di sekitar laut Pasifik yang dapat mempengaruhi
iklim dunia secara global.

7. Proses terjadinya El-nino :

 Perairan Pasifik bagian tengah dan timur mengalami pemanasan suhu.

Awal proses terjadinya El Nino adalah karena adanya peningkatan suhu yang berada di
perairan pasifik bagian timur dan tengah. Dan hal ini akan meningkatkan suhu kelembaban
pada atmosfer yang berada di atas perairan tersebut.

 Pembentukan awan

Setelah terjadinya pemanasan suhu yang berada di perairan pasifik bagian tengah dan timur,
serta menimbulkan kelembaban di atmosfer yang ada di atasnya, maka peristiwa tersebut
mendorong terjadinya pembentukan awan dan akan meningkatkan curah hujan yang berada
di kawasan tersebut.

 Terhambatnya pertumbuhan awan

Setelah proses pembentukan awan yang dijelaskan di atas, maka di bagian barat samudera
pasifik akan mengalami tekanan udara yang meningkat. Hal ini akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan di bagian timur Indonesia. Hal ini akan
mengakibatkan di beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan curah hujan yang
dikatakan jauh dari normalnya.

8. Proses terjadinya La-nina :


 Angin di Samudera Pasifik menguat

La Nina dikatakan sebagai penurunan suhu di permukaan perairan Samudera Pasifik bagian
Timur. Pada saat yang demikian ini ada angin pasat timur yang bertiup dan menguat di
sepanjang Samudera Pasifik.

 Massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat

Karena adanya angin kencang yang bertiup di sepanjang Samudera Pasifik, maka massa air
hangat yang akan terbawa ke arah Pasifik Barat akan lebih banyak.

 Terjadinya Upwelling

Karena ada massa air hangat yang terbawa ke Pasifik Barat berjumlah lebih banyak, maka hal
ini mengakibatkan massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas kemudian
menggantikan massa air hangat yang berpindak ke Pasifik Barat tersebut. Kondisi yang

9
demikian ini disebut upwelling. Karena adanya pergantian massa inilah maka suhu di
permukaan air laut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi normalnya.

9. El- nino dikaitkan dengan efek signifikan pada polusi udara di China Timur karena
Selama periode El Nino di tahun 2015, udara turun yang stabil dari Walker
Circulation terbalik meningkatkan kumpulan asap secara signifikan di daerah Beijing
yang sudah sangat tercemar.Dampak negatif ini bisa menyebabkan hasil yang
membahayakan.Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature menemukan bahwa
ENSO mungkin memiliki peran dalam 21 persen dari semua konflik sipil antara tahun
1950 dan 2004, dan bahwa konflik sipil baru di daerah tropis dua kali lebih mungkin
timbul pada masa El Nino ketimbang La Nina.

10. Ciri- ciri periode El-nino :

 perairan pasifik timur dan tengah mengalami pemanasan suhu


 karena pemanasan tersebut timbul kelembapan di atmosfer sehingga muncul
pembentukan awan yang dapat meningkatkan curah hujan pada wilayah tersebut
 lalu penghambatan pertumbuhan awan yang terjadi karena samudera pasifik
mengalami tekanan udara. ini menyebabkan beberapa wilayah di indonesia
mengalami penurunan curah hujan.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Fenomena El Nino dan La Nina secara tidak langsung mempengaruhi hasil tangkapan ikan
di perairan Samudera Hindia. Pada saat El Nino intensitas terjadinya upwelling tinggi
sehingga produktivitas primer perairan meningkat yang diduga menjadi faktor utama
terjadinya perubahan rantai makanan dari produsen sampai konsumen tingkat tiga.
Peningkatan hasil tangkapan terjadi ± 3 bulan setelah terjadinya upwelling. Hasil tangkapan
ikan tuna pada saat El Nino cenderung tinggi, dan sebaliknya pada saat La Nina hasil
tangkapan ikan rendah, kecuali pada tahun 2012. Fenomena lain yang terjadi adalah bobot
individu ikan tuna pada saat El Nino cenderung lebih kecil daripada saat La Nina. 2. Suhu
dan klorofil-a mempengaruhi hasil tangkapan. Saat suhu di Samudera Hindia menghangat
ikan tuna besar naik ke permukaan, sehingga ikan tuna albakora dapat tertangkap.
Konsentrasi klorofil-a sendiri baik dalam kodisi El Nino maupun La Nina berbanding lurus
dengan hasil tangkapan. 3. Hasil tangkapan sangat dipengaruhi oleh upaya yang dilakukan
dan fenomena alam (El Nino, La Nina dan IOD) yang terjadi pada saat itu.

2 Saran

Fenomena El Nino dan La Nina dapat digunakan oleh nelayan sebagai indikator keberhasilan
penangkapan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai hasil tangkapan ikan tuna
(Thunnus sp.) dengan beberapa parameter oseanografi lainnya, seperti kuat arus dan angin
pada saat El Nino dan La Nina.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.voaindonesia.com/a/el-nino-yang-dahsyat-segera-digantikan-la-
nina/3370186.html
2. file:///C:/Users/SYIFFA/Documents/56299-ID-fenomena-anomali-iklim-el-
nino-dan-la-ni.pdf
3. file:///C:/Users/SYIFFA/Documents/230110080069_5_3593.pdf
4. file:///C:/Users/SYIFFA/Documents/tabel.pdf
5. file:///C:/Users/SYIFFA/Documents/BAB%20I.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai