Anda di halaman 1dari 6

IJGC 3 (1) (2014)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling:


Theory and Application
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR MELALUI LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK

Amalia Cahya Setiani , Ninik Setyowani, Kusnarto Kurniawan

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dan keberhasilan dalam meningkatkan
Diterima Desember 2013 konsentrasi belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok. Manfaat penelitian ini
Disetujui Februari 2014 memperkaya kajian tentang peningkatan konsentrasi belajar siswa melalui layanan bimbingan
Dipublikasikan April kelompok. Populasi penelitian yaitu 30 siswa kelas VI SD Negeri 2 Karangcegak dan sampel 12
2014 siswa, teknik sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data
________________ menggunakan skala konsentrasi belajar. Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis
Keywords: deskriptif persentase dan Uji Wilcoxon. Hasil uji wilcoxon, menunjukkan bahwa nilai Zhitung 0 < Ztabel
learning attention; group 14. Simpulan dari penelitian ini yakni konsentrasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan
guidance services. bimbingan kelompok. Oleh karena itu, bagi guru mata pelajaran di sekolah hendaknya dapat lebih
____________________ memahami tingkat konsentrasi belajar para siswa ketika kegiatan belajar berlangsung. Serta dapat
memotivasi siswanya untuk aktif dalam belajar, karena konsentrasi belajar siswa di kelas dapat
mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Dua hal
tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to determine the efforts and success in increasing student learning attention through group
guidance services. The benefits of this study is to enrich the study related to enhancing students’ learning
attention through group guidance service. The populations of this study are 30 students in VI grade of SD
Negeri 2 Karangcegak, and 12 students as the samples. The samples were taken by using Sampling Purposive
Technique. Learning attention scale was used as the method of collecting data. The analysis technique which is
used in this study are percentage descriptive analysis and Wilcoxon test. The result of Wilcoxon test indicates
that the score of Zsum0 < Ztable14. The conclusion of this study is that the students’ learning attention can be
enhanced through group guidance service. Moreover, the subject teachers in schools should be able to
understand students' learning attention levels in the learning process. And the teachers should be able to
motivate their students to be active in the learning process. It is essential because students’ learning attention in
the class influences the quality of learning process and the students’ understanding of the materials. Those two
things will affect to the result of students’ learning process.

© 2014 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6374


Gedung A2 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: amalia_cahya21@yahoo.com

37
Amalia Cahya Setiani,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya


kejemuan/kebosanan, menjaga kesehatan dan
Dilihat dari asal katanya, konsentrasi atau memperhatikan kelelahan. Selain itu usaha
concentrate (kata kerja) berarti memusatkan, dan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
dalam bentuk kata bentuk kata benda, mengganggu dan bertekad mencapai hasil
concentration artinya pemusatan. Konsentrasi itu terbaik setiap kali belajar juga mempengaruhi
sendiri berarti pemusatan pikiran terhadap usaha untuk mengembangkan kemampuan
suatu hal dengan menyampingkan semua hal konsentrasi yang lebih baik.
lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar Sering munculnya off task behavior di
konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap dalam kelas sangat menghambat kegiatan
suatu mata pelajaran dengan menyampingkan belajar siswa, yaitu perilaku yang muncul
semua hal lainnya yang tidak berhubungan selama mengikuti proses pembelajaran tetapi
dengan pelajaran, Slameto (2010). Sedangkan tidak mendukung kegiatan belajar. Seperti tidak
arti belajar menurut Gagne dalam Rifa’I (2009) semangat mengerjakan tugas, bicara sendiri
yaitu merupakan perubahan disposisi atau selama mengikuti pelajaran, menulis atau
kecakapan manusia yang berlangsung selama menggambar yang tidak relevan dengan kajian
periode waktu tertentu, dan perubahan perilku bidang studi yang sedang diikuti, menyontek,
itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. melamun ketika mengikuti pembelajaran, dan
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009), lain-lain (Sunawan, 2009). Sebagaimana hasil
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di
memusatkan perhatian pada pelajaran. SD Negeri 2 Karangcegak, peneliti mengamati
Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi perilaku siswa kelas VI di saat proses belajar
bahan belajar maupun proses memperolehnya. mengajar berlangsung. Kondisi siswa di kelas
Jika seorang siswa sering merasa tidak dapat tersebut kurang kondusif dan dapat dikatakan
berkonsentrasi di dalam belajar, sangat mungkin siswa belum mampu berkonsentrasi belajar
ia tidak dapat merasakan nikmat dari proses dengan baik karena terdapat siswa yang
belajar yang dilakukannya. Seperti yang melamun saat diberikan materi pelajaran,
dikatakan Hakim (2003), bahwa sulitnya bermain-main ketika pelajaran, tidak
berkonsentrasi mungkin dapat terjadi karena memperhatikan guru, dan beberapa juga ada
seseorang mempelajari pelajaran yang tidak yang mengobrol dengan teman sebangkunya.
disukai, pelajaran yang dirasakan sulit, pelajaran Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnya
dari guru yang tidak disukai, atau suasana tingkat konsentrasi belajar siswa ketika mereka
tempat belajar yang ia pakai tidak melakukan kegiatan belajarnya.
menyenangkan. Sering kali masalah konsentrasi Berdasarkan hal tersebut, peneliti
pada saat belajar dialami oleh para pelajar berupaya meningkatkan konsentrasi belajar
terutama di dalam mempelajari mata pelajaran siswa dengan melakukan layanan bimbingan
yang mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi, kelompok. Menurut Tohirin (2008)
misalnya pelajaran yang berkaitan dengan ilmu mengemukakan bahwa “layanan bimbingan
pasti, atau mata pelajaran yang termasuk kelompok merupakan suatu cara memberikan
kelompok ilmu sosial. bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa)
Pentingnya konsentrasi belajar pada siswa melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan
sangat menentukan prestasi belajarnya. bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika
Konsentrasi belajarnya tersebut dapat dilihat kelompok harus diwujudkan untuk membahas
dari fokusnya siswa ketika belajar. Oleh karena berbagai hal yang berguna bagi pengembangan
itu, agar dapat mengembangkan kemampuan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang
konsentrasi lebih baik perlulah diusahakan menjadi peserta layanan. Sedangkan tujuan dari
beberapa hal seperti punya motivasi yang tinggi, bimbingan kelompok menurut Winkel (2004)
ada tempat belajar tertentu dengan meja belajar adalah menunjang perkembangan pribadi dan

38
Amalia Cahya Setiani,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

perkembangan sosial masing - masing anggota belajar siswa setelah dilaksanakannya layanan
kelompok serta meningkatkan mutu kerja sama bimbingan kelompok, dan (3) Mengetahui
dalam kelompok guna aneka tujuan yang peningkatan konsentrasi belajar siswa kelas VI
bermakna bagi para partisipan. SD Negeri 2 Karangcegak setelah diberikan
Untuk meningkatkan konsentrasi siswa layanan bimbingan kelompok.
dalam proses belajar mengajar perlu adanya
bimbingan kelompok yang membantu siswa METODE
untuk mampu berbicara di depan orang banyak
dalam mengemukakan pendapat, ide, saran, Penelitian ini termasuk jenis penelitian
tanggapan, perasaan dan lainnya. Tentunya sulit eksperimen. Desain yang digunakan adalah pre
bagi siswa untuk dapat melakukan hal seperti itu eksperimental design Terdapat dua variabel dalam
jika mereka tidak berkonsentrasi dengan materi penelitian ini, yaitu layanan bimbingan
yang ada. Bimbingan kelompok juga bertujuan kelompok sebagai variabel bebas (variabel X)
agar siswa mampu menghargai pendapat orang dan konsentrasi belajar sebagai variabel terikat
lain serta bertanggung jawab atas pendapat yang (variabel Y). Populasi dalam penelitian ini
dikemukakannya. Selain itu, dengan adanya adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Karangcegak
bimbingan kelompok siswa mampu yang berjumlah 30 siswa. Teknik sampling yang
mengendalikan diri dan menahan emosi, dapat digunakan untuk menentukan sampelnya adalah
bertenggang rasa dan menjadi akrab satu sama teknik purposive sampling, sehingga penelitian ini
lainnya. Terdapat topik tugas dalam akan tepat sasaran.
pelaksanaan bimbingan kelompok yang akan Adapun metode pengumpulan data
dibahas bersama-sama dengan anggota menggunakan skala psikologis dan pedoman
kelompok yang memerlukan konsentrasi yang observasi. Skala psikologis yang dibagikan
maksimal untuk dapat membahas topik tersebut kepada siswa kelas VI yaitu skala konsentrasi
secara tuntas. belajar. Instrument tersebut telah diujicobakan
Berdasarkan latar belakang tersebut, sebelum digunakan dalam penelitian. Untuk
terdapat suatu upaya untuk menangani menguji validitas instrumen penelitian, peneliti
permasalahan tersebut yaitu “Meningkatkan menggunakan validitas konstruk dengan rumus
Konsentrasi Belajar melalui Layanan Bimbingan pearson product moment dan untuk menguji
Kelompok pada Siswa kelas VI SD Negeri 2 tingkat reliabilitas menggunakan rumus alpha.
Karang Cegak, Kabupaten Purbalingga Tahun Teknik analisis data menggunakan deskriptif
Ajaran 2013/2014”. Adapun tujuan yang ingin persentase dan uji wilcoxon. Hal ini dikarenakan
dicapai dalam hal ini, yakni untuk (1) data yang diperoleh dalam penelitian ini
mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa berbentuk ordinal.
sebelum dilaksanakannya layanan bimbingan
kelompok, (2) mengetahui tingkat konsentrasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel.1 Perbedaan Hasil Persentase Skor Berdasarkan Indikator Konsentrasi Belajar Sebelum dan
Setelah Memperoleh Perlakuan
Persentase (%)
Pre tes Post tes
Indikator Peningkatan
% Kriteria % Kriteria
Memberikan perhatian yang penuh saat
56.67% Sedang 72.08% Tinggi 15.42%
proses belajar berlangsung
Mampu fokus terhadap pelajaran secara
51.00% Rendah 71.00% Tinggi 20.00%
terus-menerus
Memperhatikan dan menghormati orang
51.90% Rendah 71.19% Tinggi 19.29%
lain ketika berbicara

39
Amalia Cahya Setiani,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

Mengikuti petunjuk yang diberikan guru 46.90% Rendah 70.48% Tinggi 23.57%
Mampu mengatur tugas-tugas dan
38.89% Rendah 72.22% Tinggi 33.33%
kegiatan-kegiatannya
Tidak malas mengerjakan tugas 45.28% Rendah 72.22% Tinggi 26.94%
Mampu menjaga barang-barang
50.00% Rendah 71.67% Tinggi 21.67%
miliknya
Tidak mudah terusik oleh kegaduhan 42.92% Rendah 65.83% Sedang 22.92%
Tidak pelupa 43.33% Rendah 62.78% Sedang 19.44%
Rata-rata 47.43% Rendah 69.94% Sedang 22.51%
Berdasarkan tabel 1, maka di dalam gangguan kesehatan jasmani seperti, (a) kurang
pembahasan penelitian ini akan dibahas tiga hal tidur dan kelelahan setelah berolahraga dan
penting yang akan dibahas. Yang pertama, sedang dalam keadaan lapar sangat berpengaruh
tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VI SD pada konsentrasi belajar siswa, (b) timbulnya
Negeri 2 Karangcegak sebelum mengikuti perasaan negatif yang berupa perasaan tidak
layanan bimbingan kelompok. Yang kedua, enak yang ditimbulkan oleh adanya rasa
tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VI SD khawatir karena suatu hal sehingga menyita
Negeri 2 Karangcegak setelah mengikuti sebagian besar perhatian siswa, (c) lemahnya
layanan bimbingan kelompok. Dan yang minat dan motivasi pada pelajaran berupa cara
terakhir berupa peningkatan konsentrasi belajar mengajar guru yang membosankan dan guru
siswa melalui layanan bimbingan kelompok. yang jarang mengajar di kelas membuat siswa
Konsentrasi Belajar Siswa Sebelum kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran
Dilaksanakannya Layanan Bimbingan membuat siswa mudah terpengaruh pada hal-hal
Kelompok lain yang lebih menarik perhatian ketika proses
Tingkat konsentrasi belajar siswa sebelum belajar berlangsung, (d) bersifat pasif dalam
dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok belajar, artinya siswa bersifat pasif dalam
berada pada tingkat rendah yang terdiri dari dua belajar, tidak pernah bertanya ketika ada bagian
siswa dengan kategori sangat rendah, delapan materi pelajaran yang tidak dimengerti siswa.
siswa dengan rendah, serta dua siswa dengan Berikutnya (2) faktor eksternal yaitu berkaitan
kategori sedang. Siswa-siswa yang tergolong dengan kondisi lingkungan tempat belajar yang
dalam kategori diatas tersebut artinya mereka mengganggu konsentrasi belajar siswa
belum sepenuhnya memiliki tanda-tanda atau dikarenakan suara gaduh baik di dalam kelas
indikator konsentrasi belajar yang baik. maupun di luar kelas, hilir mudiknya orang
Indikator yang dimaksud yaitu, siswa bisa sekitar kelas, adanya teman yang mengganggu
memberikan perhatian yang penuh saat proses ketika sedang belajar atau mengerjakan tugas
belajar berlangsung, mampu fokus terhadap juga mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.
pelajaran secara terus-menerus, memperhatikan Konsentrasi Belajar Siswa Setelah
dan menghormati orang lain ketika berbicara, Dilaksanakannya Layanan Bimbingan
mengikuti petunjuk yang diberikan guru, Kelompok
mampu mengatur tugas-tugas dan kegiatan- Setelah diberikan treatment berupa
kegiatannya, tidak malas mengerjakan tugas layanan bimbingan kelompok, para siswa
sekolahnya, mampu menjaga barang-barang selanjutnya melaksanakan post test. Tujuan post
miliknya, tidak mudah terusik oleh kegaduhan, test adalah untuk mengetahui tingkat
serta memiliki daya ingat yang cukup tinggi atau keberhasilan selama dilakukan treatment dan
sulit mengingat tentang apa yang baru saja mengetahui peningkatan konsentrasi belajar
dipelajari. pada siswa. Analisis deskriptif pada hasil post test
Munculnya konsentrasi belajar yang menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi
rendah dapat dipengaruhi oleh faktor internal belajar siswa. Setelah diberikan layanan
dan faktor eksternal. (1) faktor internal yaitu bimbingan kelompok, kedua belas siswa tersebut

40
Amalia Cahya Setiani,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

menunjukkan peningkatan berdasarkan hasil taat beribadah sebagai penunjang ketenangan


post test. Siswa mengalami peningkatan dan pengendalian diri, tidak emosional, tidak
konsentrasi belajar, dari yang sebelumnya mengalami masalah yang terlalu berat, tidak
tergolong kategori sedang naik menjadi tinggi, emosional, memiliki rasa percaya diri yang
kategori rendah naik menjadi sedang dan tinggi, cukup, tidak mudah putus asa, bebas dari
dan yang tergolong kategori sangat rendah naik berbagai gangguan mental seperti rasa takut,
menjadi kategori sedang. was-was dan gelisah. (2) faktor eksternal yang
Selain itu jika dilihat dari hasil analisis berupa, lingkungan belajar yang kondusif, udara
perindikator, semua indikator meningkat. Itu yang bebas dari polusi, penerangan di sekitar
artinya siswa mampu memberikan perhatian lingkungan yang cukup sehingga tidak
yang penuh saat proses belajar berlangsung, menimbulkan kesukaran bagi pandangan mata,
mampu fokus terhadap pelajaran secara terus- serta tersedianya fasilitas yang cukup menunjang
menerus, memperhatikan dan menghormati kegiatan belajar (ruangan yang bersih, kursi,
orang lain ketika berbicara, mengikuti petunjuk meja, dan peralatan untuk keperluan sekolah).
yang diberikan guru, mampu mengatur tugas- Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hakim
tugas dan kegiatan-kegiatannya, tidak malas (2003) bahwa ada faktor-faktor pendukung
mengerjakan tugas sekolahnya, mampu menjaga terjadinya konsentrasi efektif yang meliputi
barang-barang miliknya, dan tidak mudah faktor internal dan faktor eksternal.
terusik oleh kegaduhan, serta memiliki daya Peningkatan Konsentrasi Belajar Siswa
ingat yang cukup tinggi (tidak pelupa). Setelah Dilaksanakannya Layanan Bimbingan
Hasil observasi yang dilakukan peneliti Kelompok
juga menunjukkan perubahan perilaku siswa Terdapat peningkatan konsentrasi belajar
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. siswa setelah dilaksanakannya layanan
Observasi dilakukan peneliti sebelum dan bimbingan kelompok. Dengan adanya
sesudah diberikannya layanan bimbingan peningkatan tersebut menunjukan bahwa
kelompok. Hasil observasi sebelum siswa layanan bimbingan kelompok dapat
diberikan treatment menunjukkan bahwa mereka memberikan gambaran secara konkret kepada
tergolong dalam kategori rendah. Dan setelah siswa dalam meningkatkan konsentrasi belajar
diberikannya treatment mereka mengalami pada diri mereka. Pelaksanaan bimbingan
peningkatan dari yang sebelumnya rendah kelompok itu sendiri dilakukan selama kurang
menjadi kategori tinggi. Selain dari perhitungan lebih satu bulan yang dilakukan dalam delapan
post test, juga digunakan analisis statistik non kali pertemuan, pertemuan dilakukan dua kali
parametrik yaitu uji wilcoxon yang diketahui dalam satu minggu. Pertemuan bimbingan
bahwa Zhitung<Ztabel, atau memiliki arti bahwa Ho kelompok dilaksanakan setelah jam pelajaran
penelitian ditolak dan Ha penelitian diterima. selesai atau setelah pulang sekolah yang
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi dilakukan kurang lebih selama 45 menit.
belajar siswa kelas VI SD N 2 Karangcegak Pemberian layanan bimbingan kelompok
dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan diberikan pada 12 siswa dengan bentuk kegiatan
kelompok. berupa pemberian informasi, diskusi dan tanya
Terdapat faktor yang mempengaruhi jawab dengan topik yang berbeda-beda pada tiap
peningkatan konsentrasi belajar setelah pertemuannya tetapi masih dalam satu tema
dilakukannya layanan bimbingan kelompok, yaitu konsentrasi belajar.
yaitu (1) faktor internal yang berupa keadaan Topik yang dibahas pada penelitian ini
jasmani dan rohani. Keadaan jasmani meliputi berupa topik tugas karena akan lebih terarah dan
kondisi badan yang sehat atau bebas dari sesuai dengan tujuan utama yaitu meningkatkan
penyakit serius, siswa cukup tidur dan konsentrasi belajar siswa. Dalam
beristirahat, dan seluruh panca inderanya penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas
berfungsi dengan baik. Kedaan rohani seperti arah dan isi kegaiatannya tidak ditentukan oleh

41
Amalia Cahya Setiani,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

para anggota, melainkan diarahkan kepada dengan baik ketika belajar. Dan terdapat
penyelesaiannya suatu tugas. Pemimpin perbedaan yang signifikan antara konsentrasi
kelompok mengemukakan suatu tugas untuk belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan,
selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh dimana terjadi peningkatan konsentrasi belajar
anggota kelompok. Amti (1991) juga setelah diberikan perlakuan layanan bimbingan
menjelaskan bahwa bimbingan kelompok tugas kelompok..
adalah salah satu bentuk penyelenggaraan
bimbingan kelompok dimana arah dan isi DAFTAR PUSTAKA
kegiatan kelompok itu tidak ditentukan oleh
anggotanya melainkan diarahkan kepada Amti, Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan
penyelesaian suatu tuntas. Tugas atau topik Konseling. Depdikbud.
yang dibahas dalam kelompok tersebut berasal Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
dari pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok
Dirgantoro, Walet. 2012. Efektifitas Layanan
mengemukakan suatu topik pada kelompok
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan
untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA
secara bersama-sama. Kristen Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012.
Berdasarkan hal tersebut, maka terbukti Program studi BK UKSW.
bahwa konsentrasi belajar dapat ditingkatkan Hakim, Thursan. 2003. Mengatasi Gangguan
melalui layanan bimbingan kelompok. Hal ini Konsentrasi. Jakarta : Puspa Swara.
juga ternyata pernah dibuktikan pada penelitian Rifa’I, Achmad dan Anni,Catharina Tri. 2009.
terdahulu yang dilakukan oleh Dirgantoro pada Psikologi Pendidikan. Semarang : UNNES
Press.
tahun 2012 mengenai efektifitas layanan
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang
bimbingan kelompok dalam meningkatkan
mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
konsentrasi belajar siswa kelas XI IPS SMA
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung :
Kristen Purwodadi, menghasilkan bahwa Alfabeta.
layanan bimbingan kelompok efektif secara Sunawan. 2009. Diagnosa Kesulitan Belajar (Handout).
signifikan untuk meningkatkan konsentrasi Semarang : UNNES.
belajar siswa. Peningkatan konsentrasi belajar Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan
pun telah terbukti dalam penelitian ini secara Madrasah. Jakarta : Raja Grafindo Persada
deskriptif telah dipaparkan di depan. Perubahan Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok
Perkembangan. Semarang: UNNES Press.
tersebut juga menunjukkan bahwa peneliti
Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan
mendapatkan respon positif dari siswa kelas VI
dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :
SD Negeri 2 Karangcegak dan memberikan
Media Abadi.
perubahan yang berupa meningkatnya
konsentrasi belajar siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian,


maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Konsentrasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 2
Karangcegak sebelum mendapatkan layanan
bimbingan kelompok menunjukkan hasil bahwa
siswa belum mampu berkonsentrasi dengan baik
ketika belajar. Konsentrasi belajar siswa kelas VI
SD Negeri 2 Karangcegak setelah mendapatkan
layanan bimbingan kelompok menunjukkan
hasil bahwa siswa telah mampu berkonsentrasi

42

Anda mungkin juga menyukai