Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 5.B

SKENARIO 1 : TUGAS DI MASYARAKAT

Tutor : Uliy Iffah,SST,M.Keb

Kelompok :2
Ketua : Ririn (1710331001)
Sekretaris Papan : Siti Aisyah (1710331010)
Sekretaris Meja : Putri Azzahra (1710333016)
Anggota : Naomi Sondang (1710332015)
Asri Rahmayelita (1710333015)
Putri Devaranti (1710331015)
Yessy Tamara (1710333002)
Miftahul Jannah (1710331004)

PRODI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2019/2020
Modul 1
Skenario 1 : Tugas di Masyarakat

Bidan Laila sudah selama 10 bulan bertugas di Pustu Melati. Sebagai seora
bidar di komunitas, ia harus memantau semua aspek kesehatan. Selain melakuka
pemeriksaan dan memberikan asuhan kesehatan, dia juga harus melakukan
pendataa seperti data ibu hamil, persalinan,BBL dil yang termasuk dalam cakupan
wilayah ker yang menjadi tanggung jawabnya.
Sebagai bidan cesa, dalam melaksanakan kewenangannya, ia selalu
berpedoma pada Permenkes RI no 28 Tahun 2017. Bidan Laile juga selalu
berkoordinasi dengan bida lainnya yang ada di PMB, Bidan Delima dan kemudian
melaporkan semua kegiatannya Bikor, la selalu menekankan asuhan women
center care dan berpandangan bahwa setia wanita itu adalah pribadi yang unik
serta selalu memberdayakan wanita agar dap menjadi pengambil keputusan untuk
dirinya sendiri.
Bidan Laila menyadari tugas seorang bidan di komunitas cukup berat karer
kondisi yang sering berubah. Dinamika dan masalah yang terjadi di masyarakat
yar harus diselesaikannya, dan jika terjadi KLB harus segara dilaporkan. Salah
satu hal yar sering kali menjadi kendala yang dihadapinya adalah pola kebiasaan
dan adat istiad masyarakat yang sulit diubah, sehingga asuhan sulit dilaksanakan
dengan optima Namun, agar semua kegiatan dapat berjalan baik, seorang bidan
harus sela berkerjasama dengan berbagai pihak dan mempunyai jaringan kerja
yang baik. Advoka kepada para pembuka masyarakat seperti kepala desa, ketua
PKK, dll sangat diperluka karena akan mendukung keberhasilan program kerja.

Bagaimanakah anda menjelaskan sekenario diatas?

Step I
Klarifikasi Istilah

1. Bikor adalah bidan koordinator


2. Bidan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang memfokuskanpada aspek
kebudayaan yang ada di komunitas
3. Pustu adalah singkatan dari puskesmas pembantu
4. KLB adalah sinkatan dari kejadian luar biasa
5. Bidan delima adalahpenghargaan yand diberikan pemerintah kepada bidan
yang telah menjalankan profesinya dengan baik di daerah tersebut

Step II
Rumusan Masalah

1. Kenapa bidan harus memantau semua aspek kesehatan ?


2. Apa tujuan dan peran bidan di komunitas ?
3. Mengapa bidan harus melalkukan pendataan ?
4. Apa saja wewenang bidan sesuai permenkes 28 tahun 2007
5. Apa saja yang dilakukan bidan sebagai bidan komunitas ?
6. Bagaimana cara biudan sebagai bidan komunitas memberdayakan
perempuan ?
7. Adakah perbedaan filosofi kebidanan dengan filosofi kebidanan komunitas
?
8. Mengapa kondisi yang sering berubah menjadikan tugas bidan di
komunitas cukup berat ?
9. Bagaimana cara bidan laila menghdapi tugasnya sebagai bidan komunitas
yang kondisinya sering berubah ?
10. Bagaimana bentuk dinamika masalah yang sering terjadi di lingkungan ?
11. Mengapa pola adat dan kebiasaan masyarakat dapat menjadi kendala bidan
di komunitas ?
12. Bagaimana suatu kejadian bisa disebut klb ?
13. Apa manfaat kerjabidan menjalin kerjasama dan memiliki jaringan kerja
sama yang baik ?
14. Apa saja yang dapat dilakukan bidan di komunitas untuk mendukung
program kerjanya selain edukasi ?

Step III
Hipotesa

1. Ibu yang sesuai dengan filosofi kebidanan dan merupakan salah satu bentuk
pelayanan komunitas
2. Tujuan nya adalah untuk meningkatkan derjat kesehatan masyarakatdan
berperan sebagai menolong persalinan dan melakukan kunjungan rumah
3. Tujuan bidan melakukaan pendataan di wilayah kerjanya adalah
 Sebagai arsip dan pendokumentasian
 Sebagai data yang diperlukan untuk melaporkan ke bidan koorsinator dan
pertanggung jawaban kepada pemerintah
 Sebagai pedoman pelayanan
 Untuk memantau status kesehatan masyarakat diwilayah kerja bidan
4. Permenkes no 28 tahun 2007 menjelaskan tentang izin dan penyelenggaraan
praktek bidan berlaku untuk semua bidan termasuk bidan komunitas
5. Tugas bidan dalam komunitas mencakup :
 Pelaksanaan asuhan pelayanan kebidanan dengan standar profesional dan
melaksanakan asuhan terhadap seluruh siklus kehidupan permpuan
 Pengeloaan pelayanan KIA/ KB
 Pendidikan klien. Keluarga dan masyarakat tentang kesehatan dan
memberdayakannya
 Penelitian dalam asuhan kebidanan
 Melakukan upaya perbaikan kesehatan di tingkat individu , keluarga dan
masyarakat
 Survailence penyakit yang timbul di masyarakat
6. Upaya bidan komunitas dalam memberdauakan perempuan adalah dengan
penyluhan , pendidikan dan konseling terhadap perempuan
7. Tidak ada perbedaan antara filosofi bidan dengan filosofi kebidanan
komunitas
8. Jkn dan bpjs berlaku ketika masyarakat datang ketempat yang ada bpjs
 Ruang lingkup yang luas dalam pelayanan kebidanan komunitas
 Pengaruh geografis dan kebudayaan setempat
9. Bidan harus tabah dan sabar, memberikan dukukungan kepada masyarakat
melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan
10. Sama dengan nomor 8
11. Karena itu dapat menghambat proses penyuluhan atau pendidikan untuk
mengubah derjat kesehatan masyarakat
12. Suatu kejadian disebut klb jika timbulnya suatu penyakit yang sebelumnya
tidak diketahi dan menybabkan kematian dan insiden merugikan banyak
pihak
13. Membantu dan mempermudah bidan dalam melaksanakan program kerja di
komunitas
14. Bidan sebagai promkes, edukator, fasilitator, motivator
Step IV
Skema

Asuhan kebidanan
komunitas

Kegiatan bidan Kebidanan komunitas


dlm komunitas

Pemeriksaan
Tugas dan
pendataan dan
tanggung jawab
pelaporan
bidan komunitas
Koordinasi dg bidan
pmb & bidan delima
Masalah dan
Terdeteksi KLB dinamika
masyarakat

Melaporkan
kegiatan ke bikor Kendala tugas Dibantu
bidan jaringan kerja
Step V
Learning Objektif

1. mahasiswa mampu mengetahui konsep asuham kebidanan komunitas


2. mahasiswa mampu mengetahui masalah dalam praktik kebidanan komunitas
3. mahasiswa mampu mengetahui kegiatan dalam pelayanan kebidana komunitas
4. mahasiswa mampu mengetahui jaring kerja dalam pelayanan kebidanan
komunitas
5. mahasiswa mampu mengetahui bidan koordinator, bidan desa dan bidan delima
6. mahasiswa mampu mengetahui aturan yang terkait dalam setiap pelayanan
7. mahasiswa mampu mengetahui sejarah kebidanan komunitas
8. mahasiswa mampu mengetahui filosofi kebidanan komunitas
Step VII
Sharing information

1. mahasiswa mampu mengetahui konsep asuham kebidanan komunitas

Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933


menyatakan bahwa bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan kebidanan
yang diakui oleh pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan dan lulus
serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik kebidanan.

Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara Republik
Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Sedangkan kata
komunitas berasal dari bahasa yunani yaitu comunican : kesamaaan, comunty :
masyarakat setempat Saunders (1991) mendefinisikan komunitas sebagai tempat
atau kumpulan Orang -orang atau sistem sosial. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa komunitas terdiri dari sekelompok individu yang tinggal pada
wilayah tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relatif sama serta
adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja melayani
keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Menurut United Kingdom Central
Council for Nursing Midwifery Health para praktisi bidan yang berbasis
komunitas harus dapat memberikan supervise yang dibutuhkan oleh perempuan
selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara komprehensif

a. tujuan kebidanan komunitas


 Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit
 Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan
 Terciptanya dukungan bagi individu yang terkait
 Terkendali dan tertanggulanginya keadaan lingkungan fisik dan sosial
untuk menuju keadaan sehat yang optimal
 Berkembangnya ilmu serta pelaksanaan kebidanan kesehatan
masyarakat.Untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat
dilakukan melalui : Pelayanan keperawatan langsung (direct care)
terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas
 Perhadan langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat
mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
b. Sasaran kebidanan komunitas
o Ibu : Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa interval,
menopause
o Anak : Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita,
prasekolah, dan anak usia sekolah
o Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan
anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi
o Kelompok penduduk : Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah
terisolir, daerah tidak terjangkau
o Masyarakat : Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat
keseluruhan : remaja, calon ibu, kelompok ibu
c. Ruang lingkup kebidanan komunitas
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
- informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi
- penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil
- informasi tentang tanda bahaya kehamilan
- ASI eksklusif
2. Preventif (pencegahan penyakit)
- imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
- pemberian tablet Fe
- pemeriksaan kehamilan, nifas, dll
- posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
3. Kuratif (pemeliharaan dan pengobatan)
- perawatan payudara yang mengalami masalah
- perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah
- rujukan bila diperlukan
2. mahasiswa mampu mengetahui masalah dalam praktik kebidanan
komunitas
a. kematian ibu
Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa kehamilan,atau
dalam 42 minggu hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan
dengan dan atau diperburuk oleh kehamilan atau penangannya,tetapi bukan karena
kecelakaan ( WHOSEARO,1998) Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei
Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per
100.000 kelahiran hidup. Berarti kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun ,1.500
setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap hari dan 2 jam ,dengan estimasi ibu
bersalin(Bulin)/tahun=5 juta.
Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil
dan bersalin,yakni

perdarahan 28%,eklampsi 24%,infeksi 11%,aborsi yang tidak aman 5%


persalinan lama ,trauma obstetric 3 % dan lain-lain 11%. Penyebab kematian ibu
terbesar adalah [erdarahan dan eklampsi , kedua sebab itu sebenarnya dapat
dicegah dengan pemeriksaan antenatal care yang memadai atau penerapan
teknolgi kesehatan yang ada. Namun demikian ,banyak factor yang
mempengaruhi baik politis maupun teknis,sehingga teknologi kesehatan kurang
dapat diterapkan secara sempurna di tingkat Masyarakat.. pada saat kesehatan
didekatkan ke masyarakat belum tentu masyarakat memanfaatkan.nya karena
berbagai alas an yang dikategorikan sebagai penyebab tidak langsung kematian
ibu,yakni social ekonomi pendidikan ,kedudukan dan peranan wanita ,social
budaya dan transportasi. Hal tersebut sangat memicu terjadinya “tiga terlambat
empat terlalu” yaitu keterbatasannya kesempatan memperoleh informasi dan
pengetahuan baru,hambatan. membuat keputusan,terbatasnya akses memperoleh
informasi pendidikan memadai dan kelangkaan pelayanann kesehatan yang peka
terhadap kebutuan perempuan.(Anonim,1998)

b. permasalahan bayi
- BBLR

Kriteria BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram. Diperkirakan,kejadian BBLR di Indonesia berkisar antara 14-17%
dari seluruh kelahiran. Penetapan angka tersebut berkaitan dengan pertubuhan
janin yang sesuai dengan masa gestasi(umur kehamilan yang normal). Umumnya
bayi yang normal berat badannya mencapai 2500 gram pada usia kehamilan
sekitar 38 minggu . usia kehamilan normal sendiri berkisar antara 38-42 minggu
BBLR bias dibagi menjadi Bayi Berat Lahir Sangat Rendah(BBLR),yaitu
dengan berat lahir 1000-1500 gram dan Bayi Berat Amat Sangat Rendah
(BBLASR),yaitu dengan berat kurang 1000 gram.
Antisipasi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah pada masa hamil
1. Perhatikan suplai makanan baik kualitas maupun kuantitas atau 1 kali lebih
sering daripada sebelum hamil.
2. Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali. Bila kenaikan berat badannya
kurang dari1 kg perbulan ,ibunperlu segera meminta pertolongan ke puskesmas
3. Ibu hamil minimum tablet zat besi secara teratur setiap hari 1 tablet,minimum
90 tablet
4. Kurangi kerja yang melelahkan ,istirahat yang cukup dan tidur lebih awal
5. Menjaga jarak antara kehamilan paling dekat 2 tahun.

- Kematian bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat 1 tahun. Berdasarkan perhitungan BPS tahun 2007
sebesar 27/1000 kelahiran hidup. Adapun target AKB pada SDG’s 2030 sebesar
12/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi meliputi :
 Gangguan perinatal (34,7%)
 Sistem pernapasan (27,6 %)
 Diare (9,4%)
 Sistim pencernaan (4,3%)
 Tetanus

- Unsafe abortion

Menrut Fast about abortion: info kit on womwns health,institute for social
study and action,Maret 1991,dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai
penghentian kehamilan setelah tertanamnya ovum yang telah dibuahi dalam
rahim,sebel usia janin berusia mencapai 20 minggu.
Di Indonesia belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam kamus
Bahasa Indonesia (Prof.JS.Badudu dan Prof.Sutan Muhammad Zain 1996) abortus
didefinisikan sebagai terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai
melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tidak mengiginkan bakal bayi
yang ia kandung. Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman adalah (unsafe
abortion adalah penghentian kehamilan yan dilakukan oleh orang yang tidak
terlatih/kompeten dan menggunakan saran yang tidak memadai ,sehingga
menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Banyaknya kematian akibat
aborsi yang tidak aman tentu sangat memprihatinkan.

- Penyakit menular seksual


Penyakit Menular Seksual adalh penyakit infeksi yang kebanyakan
ditulari melalui hubungan seksual melalui (oral,anal,lewat vagina). PMS juga
diartikan sebagai penyakit kelamin . harus diperhatikan bahwa PMS menyerang
sekitar alat kelamin,tapi gejalahnya dapat muncul dan menyerang
mata,mulut,saluran penceraanaan ,hati,otak dan organ tubuh lainnya contohnya:
HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seksual ,tetapi
keuanya tidak terlalu menyerang alat kelamin
3. mahasiswa mampu mengetahui kegiatan dalam pelayanan kebidana
komunitas

kegiatan pelayanan kebidanan di komunitas Memberikan pelayanan


kebidanan meliputi :

1.Pelaksanan asuhan/pelayanan kebidanan


- melakukan bimbingan pada kelompok remaja pranikah
- melakukan pemberian asuhan kebidanan dengan standar profesional
- melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dan bersalin normal,
komlikasi, resiko tinggi dan patologi dengan asuhan yang melibatkan
klien
- melakukan asuhan pada neonatus dengan standar profesi
- melakukan asuhan kebidanan bayi , balita dan anak pra sekolah di
lingkungan wilayah kerja
2.Pengelola pelayanan KIA-KB
- Peran Bidan adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit
KIA , puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.
- Sebagai pengelola bidan memimpin dan mengelola bidan lain atau
tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah
- Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan masyarakat
- Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
program sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan
kemampuaan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain
yang berada diwilayah kerjanya
3. Pendidikan individu, keluarga dan masyarakat
- Melaksana kanbimbingan, penyuluhan, pendidikan padak lien, masyarakat
dan tenaga kesehatan termasuk siswa bidan/keperawatan, kader, dukun
bayi yang berhubungan dengan KIA/KB
4. Peneliti dalam asuhan kebidanan
- Melaksanakan penelitian secara mandiri atau bekerjasama secara
kolaboratif dalam tim penelitian tentang askeb
- Dasar- dasar penelitian perlu diketahui oleh Bidan seperti pencatatan,
pengolahan dan analisa data.
- Secara sederhana Bidan memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil
analisisnya.
- Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tindakan sesuai dengan
permasalahan yang ditemui, ia juga harus mampu melaksanakan evaluasi
atas tindakan yang dilakukannya
4. mahasiswa mampu mengetahui jaring kerja dalam pelayanan kebidanan
komunitas
Bidan yang bekerja di komunitas membutuhkan suatu kemitraan yang
berguna untuk pengambilan keputusan secara kolaboratif dalam rangka
meningkatkan kesehatan dan memecahkan masalah-masalah kesehatan ibu dan
anak. Program kemitraan komunitas mencakup konsep pemberdayaan dan
pengembangan komunitas. Unsur yang penting dalam menjalin jaringan kerja di
komunitas adalah sensitivitas terhadap aspek kultural, yang berarti bahwa
pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan persepsi masyarakat. Beberapa
jaringan kerja bidan di komunitas yaitu puskesmas/ puskesmas pembantu,
polindes, posyandu, BPS, rumah pasien, dasa wisma, PKK.
1. Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali
kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas
masing-masing. Selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota
lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas
keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
2. Di polindes, posyandu, BPS, dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan
tim/leader dimana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola
sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas.
3. Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas
program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk
kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya
imunisasi, pemberian tablet Fe, vitamin A, PMT, dll. Sedangkan kerjasama
lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/departemen
lain, misalnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), DLL.
4. Dalam pelayanan komunitas diperlukan pendekatan terhadap pemuka atau
pejabat masyarakat untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan
kebijakan nasional atau regional. Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor
diberbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa dengan tujuan
yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan
merumuskan kebijakan. Dan pendekatan yang lebih menekankan pada
proses dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian
dikembangkan sendiri sesuai kemampuan, misalnya kader dan dukun.

5. mahasiswa mampu mengetahui bidan koordinator, bidan desa dan bidan


delima
 Bidan koordinator (Bikor) adalah bidan di puskesmas atau di dinas
kesehatan kabupaten/ kota yang karena kemampuannya mendapat tanggung
jawab membina bidan di wilayah kerjanya baik secara perorangan maupun
berkelompok.
Tugas pokok bikor adalah :
- Melaksanakan penyeliaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja bidan di
wilayah kerjanya terhadap aspek klinis profesi dan manajemen program
KIA
- Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor baik secara
horizontal dan vertikal ke dinas kesehatan kabupaten/kota maupun pihak
lain yang terkait.
- Membina hubungan kerja bidan dalam tatanan organisasi puskesmas
maupun hubungannya dengan organisasi dinas kesehatan kabupaten/kota,
serta organisasi profesi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
bidan.
Untuk menjalankan tugas pokok diatas, maka Bikor diharapkan menjalankan
fungsi:
- Membimbing pengetahuan, keterampilan klinis profesi dan sikap bidan.
- Membina bidan dalam pengelolaan program KIA.
- Melakukan pemantauan, penyeliaan dan evaluasi program KIA termasuk
penilaian terhadap prasarana dan logistik ( fasilitas pendukung ) , kinerja
klinis dan kinerja manajerial bidan di wilayah kerjanya.
- Membantu mengidentifikasi masalah, mencari dan menetapkan solusi serta
melaksanakan tindakan koreksi yang mengarah pada peningkatan mutu
pelayanan KIA.
- Memberi dorongan motivasi dan membangun kerjasama tim serta
memberikan bimbingan teknis di tempat kerja kepada bidan di wilayah
kerjanya.
- Melakukan kerjasama tim lintas program dan lintas sektor baik secara
horizontal (pada tingkat puskesmas) dan vertikal (pada tingkat kabupaten).
- Bersama dengan pimpinan puskesmas mengusulkan pemberian penghargaan
terhadap bidan berprestasi, kesempatan untuk peningkatan pendidikan dan
pengembangan karir bidan.
Bidan Koordinator diharapkan memenuhi kualifikasi sebagai berikut :
- Bidan koordinator puskesmas adalah bidan yang masih bertugas di
puskesmas.
- Bidan koordinator kabupaten adalah bidan yang masih bekerja di dinas
kesehatan kabupaten /kota. Bagi dinas kesehatan kabupaten/kota yang
tidak mempunyai bidan,dapat menunjuk salah satu bidan dari Puskesmas/
anggota IBI/ bidan di RSUD sebagai bidan koordinator.
- Memiliki masa kerja klinis profesi minimal 5 tahun.
- Mampu dan terampil dalam pelaksanaan klinis profesi bidan dan
manajemen program KIA (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi).
- Dapat bekerja dalam tim.

 Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas
melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi satu atau dua desa
yang dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik di dalam maupun di
luar jam kerjanya bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas dan
bekerjasama dengan perangkat desa. Dalam usaha meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan dan kesehatan anak terutama di desa maka tenaga
kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik dengan
tenaga non-medis seperti dukun dengan mengajak dukun untuk melakukan
pelatihan dengan harapan dapa :

1. Meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan


2. Dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan
 Bidan delima adalah suatu program terobosan strategis peningkatan kualitas
pelayanan Bidan Praktek Swasta dan pemberian penghargaan bagi mereka
yang berprestasi dalam pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi.

makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah :


Bidan Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan berkualitas, ramah-
tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi,
keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam. Delima Buah
yang terkenal sebagai buah cantik, indah, berisi biji dan cairan manis yang
melambangkan kesuburan (reproduksi).

Merah : Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan


pengambilan keputusan yang cepat, tepat dalam membantu masyarakat.
Hitam : Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani
kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.
Hati : Melambangkan pelayanan Bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang
(sayang Ibu dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/intervensi pelayanan.
6. mahasiswa mampu mengetahui aturan yang terkait dalam setiap
pelayanan

Dasar hukum praktik bidan :


1. Undang-Undang
- UUD 1945
- UU no 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
- UU no 36 Tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
- UU no 4 TAHUN 2019 Tentang Kebidanan
2. Peraturan teknis
- KepMenKes 900/2002 ttg Registrasi dan Praktik Bidan
- KepMenKes No. 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
- SK Menkes no 836/Menkes/ SK/VI/2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan (PMK)
- KepMenKes 369/2007 ttg Standar Profesi Bidan
- KepMenKes 938/2007 ttg Standar Asuhan Kebidanan
- Permenkes RI no 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelengaraan praktek
- Permenkes RI NO 149/2010 ttg izin dan Praktik Bidan

7. mahasiswa mampu mengetahui sejarah kebidanan komunitas

Pada zaman pemerintah Hindia Belanda tahun 1807 pertolongan


persalinan dilakukan oleh dukun, kemudian pada tahun 1849 di Batavia dibuka
pendidikan dokter jawa dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van
Indiche Arsten), pada tahun1851 dokter W.Rosch membuka pendidikan bidan
bagi perempuan pribumi yang saat itu focus peran bidan hanya bersifst klinis
dengan memberikan pelayanan di rumah sakit saja. Sejak tahun 1952 peran bidan
tidak hanya bersifat klinis. Pada pada waktu itu sekolah bidan 4 tahun mulai
memasukkan konsep pelayanankebidanan di komunitas. Seteleh tahun 1952,
tepatnya pada tahun 1953 peran bidan di masyarakat semakin terlihat dengan
diadakan kursus tambahan bagi bidan (KTB) yang berfokus pada kesehatan
masyarakat di Yoyakarta. Pada tahun 1967, pelayanan BKIA menjadi bagian dari
pelayanan puskesmas, Bidan puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan KIA,
KBdiposyandu, UKS, dan sebagai perencana dalam mengambil keputusan
pelayanan di masyarakat. Pada masa inilah bidan dapat dikatakan sebagai
motivator (penggerak) dimasyarakat. Dengan adanya safe motherhood, tahun
1996 Departemen Kesehatan mencanangkan program Gerakan Sayang Ibu (GSI)
dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada pemerintah untuk
melahirkan pendidikan D-3 Kebidanan. Melalui pendidikan diploma inilah materi
tentang bidan sebagai agen pembari dimasyarakat dimasukkan lebih banyak.

8. mahasiswa mampu mengetahui filosofi kebidanan komunitas

Pengertian filosofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji tentang akal
budi mengenai hakikat yang ada. Filosofi Kebidanan adalah keyakinan atau
pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka pikir dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Menurut KEPMENKES 369/MENKES/SK/II/2007
1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan. Hamil dan bersalin
merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
2. Keyakinan tentang Perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang
unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab
itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang
diterimanya.
3. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan
adalah mengupayakan kesejahteraan ibu & bayinya, proses fisiologis harus
dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat
menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk
memastikan kesejahteraan perempuan & janin/bayinya.
4. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang
kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan
tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga & pemberi asuhan.
5. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian).
Asuhan kebidanan berfokus pada pencegahan, promosi kesehatan yang
bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif & fleksibel, suportif,
peduli; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan;
asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan & tidak otoriter serta
menghormati pilihan perempuan
6. Keyakinan tentang Kolaborasi dan Kemitraan. Praktik kebidanan
dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan
pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai satu kesatuan fisik,
psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman
reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
7. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang
bidan menganut filosofis yang mempunyai keyakinan didalam dirinya
bahwa semua manusia adalah mahkluk bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh
dan tidak ada individu yang sama.
8. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri
dan mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek
pemeliharaan kesehatannya.
9. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap
wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat
pelayanan berkualitas.
10. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga,
yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk
masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu
kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi
antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis
mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, lusiana el sinta. Dkk.2017. kebidanan komunitas. Bukitting ;penerbit


erka
Pinem,srilina.2017. modul asuhan komunitas.....: akademi bidan mitra
Turrahmi,hirfa.2017. asuhan kebidanan komunitas. Jakarta ;fkkm umj
Wahyunu,elly dwi.2018. kebidanan komunitas. Jakarta; pusdik kemenkes
Sari,kirana prita. Dkk. 2010. Pedoman bidan koordinator. Jakarta; kemenkes
Syafrudin dkk.2009.kebidanan komunitas. Jakarta;EGC

Anda mungkin juga menyukai