Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI


RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Radiologi
Dosen Pengampu : Edy Susanto, SH, S.Si, M.kes

Kelompok PKL 2 :

1. Ariel Razin Ramadhan ( P1337430218027 )


2. Dafa Ilyasa Syahnariri ( P1337430218078 )
3. Moh Fathur ( P1337430218085 )
4. Rifa Hadadi ( P1337430218033 )

PRODI D4 TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi i

BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup 2
C. Batasan Operasional 2
E. Landasan Hukum 3
BAB II. STANDAR KETENAGAAN 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 4
B. Distribusi Ketenagaan 4
C. Pengaturan Jaga 5
BAB III. STANDAR FASILITAS 6
A. Denah Ruangan 6
B. Standar Fasilitas 6
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN 8
A. Pendaftaran Pemeriksaan 8
B. Persiapan Pemeriksaan 9
C. Proses Film 13
D. Pemberian Expertise 13
E. Penyerahan Hasil 14
BAB V. LOGISTIK 15
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN 17
BAB VII. KESELAMATAN KERJA 19
BAB VIII PROTEKSI RADIASI 21
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU 22
BAB IX. PENUTUP 27
BAB I

PENDAHULUAN

I.A. LATAR BELAKANG

Pelayanan Instalasi Radiologi mempunyai peran besar dalam sebuah pelayanan rumah
sakit, sebuah peran dalam memenuhi tuntutan pelanggan dalam pelayanan di sebuah
rumah sakit yaitu terpenuhinya harapan masyarakat terhadap mutu dan profesionalisme
pelayanan rumah sakit;

Instalasi Radiologi harus dapat mendukung pelayanan kesehatan rumah sakit. Oleh sebab
itu Instalasi Radiologi harus mempunyai pedoman baik untuk peningkatan peralatan dan
peningkatan SDM, dimana keduanya menentukan keberhasilan pelayanan radiologi;

Perkembangan ilmu radiologi yaitu perkembangan teknologi peralatan radiologi yang


sangat cepat perlu diimbangi oleh tenaga yang memadai dan berkompeten. Peningkatan
pelayanan dengan peralatan yang menunjang dan system kerja yang baik harus mampu
diciptakan sehingga diharapkan memberi dukungan besar kepada rumah sakit;

Bentuk atau pola pelayanan Radiologi di RSU GMIM Bethesda Yogyakarta berbeda
dengan di rumah sakit lain. Perbedaan ini tampak dalam hal struktur organisasi,
kualifikasi personalia, jumlah dan jenis peralatan dan lain sebagainya. Adanya bentuk
atau pola pedoman radiologi yang beragam disuatu rumah sakit, maka pedoman
pelayanan radiologi di rumah sakit sangat diperlukan;

Pedoman pelayanan radiologi di buat mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1014/ MENKES/SK/XI/2008 mengenai standar pelayanan
radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan disesuaikan dengan fasilitas yang
dipunyai oleh rumah sakit;
RUANG LINGKUP
Pedoman pelayanan radiologi meliputi tentang falsafah dan tujuan radiologi, administrasi dan
pengorganisasian, distribusi ketenagaan, logistik dan peralatan, pengembangan SDM,
kebijakkan dan prosedur serta evaluasi dan mutu.

BATASAN OPERASIONAL
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan
bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik imejing dan terapi, yang
meliputienergi pengion lain dihasilkan oleh generatordan bahan radioaktif seperti sinar
rontgen (sinar X), sinar gamma, pancaran partikel pengion (elektron,neutron,
positrondan proton) serta bukan energi pengion (non pengion) seperti antara lain
gelombang ultrasonic, gelombang infrared, gelombang magnetic, gelombang mikro dan
radiofrekuensi.
2. Radiodiagnostik imeging adalah cabang dari ilmu radiologi dalam bidang diagnostik
yang menggunakan alat-alat yang memancarkan energi radiasi pengion meupun bukan
pengion yang di hasilkan oleh generator dan bahan radioaktif yang menghasilkan citra
(imej) dari morfolgi tubuh manusia dan faal tubuh manusia untuk diagnosis medis yang
menggunakan sinar roentgen (sinar x), infra red, radionuklir, ultrasonik, magnetis dan
emisi positron.
3. Pesawat sinar X adalah pesawat atau alat yang memancarkan sinar roentgen (sinar-x)
yang digunakan untuk pemeriksaan radiologi.
4. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia yang menggunakan
prinsip gelombang suara dengan frekuensi 1-10 juta Hz.
5. CT Scan adalh alat pencitraan dengan sumber sinar -x yang meutari organ, dan hasilnya
berupa gambar berbentk potongan-potongan dan diproses secara komputer.
6. Pemeriksaan radiologi dasar adalah pemeriksaan foto rontgen tanpa media kontras.
7. Pemeriksaan radiologi sedang adalah pemeriksaan radiologi dengan media kontras dan
pemeriksaan CT Scan tanpa media kontras selain CT Scan kepala biasa.
8. Pemeriksaan canggih adalah pemeriksaan radiologi CT Scan yang menggunakan media
kontras.
9. Foto Rontgen adalah gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan yang menggunakan
pesawat sinar-x
10. Media kontras adalah bahan ionik dan non ionik yang digunakan dalam pemeriksaan
radiologi tingkat sedang.
11. Barang Habis Pakai adalh barang kebutuhan rutin yang sekali habis pemakaiannya
untuk pelayanan pasien.

LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
780/Menkes/Per/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan pelayanan Radiologi;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor ;
410/Menkes/SK/III/2010 tentang, Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 1014/menkes/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di saranan Pelayanan kesehatan;
3. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir nomor : 8 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Radiasi dalam penggunaan pesawat Sinar – x Radiologi Diagnostik
dan Intervensional;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor : 63 tahun 2000 tentang
Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan Radiasi pengion;
5. Keputusan Kepala Badan pengawas Tenaga Nuklir, Nomor : 01-P/Ka- Bapeten/I-
03 tentang Pedoman Dosis Pasien radiodiagnostik;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor : 33 tahun 2007, tentang
Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif;
7. Undang-undang Republik Indonesia, nomro : 10 tahun 1997;
8. Peraturan kepala Bapeten Nomor : 16 tahun 2010, tentang Pemantauan Pekerja
Radiasi;
9. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor : 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal rumah sakit;
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

II.A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

No Jenis Tenaga Persyaratan Jumlah Jumlah Di


Radiologi
1 Dokter Spesialis Memiliki SIP 1 orang 2 0rang
Radiologi
2 Radiografer DIII Teknik 2 orang / alat 3 orang
Radiologi
Memiliki STR
3 Petugas Proteksi Tingkat II 1 orang 2 orang
Radiasi ( PPR ) Memiliki SIB
Medik
4 Fisikawan Medik D IV / S 1 1 orang 0
5 Tenaga Elektromedis D III ATEM 1 orang / 0
sarana yankes
6 Perawat D III Keperawatan 1 orang 0
Memiliki SIP
7 Tenaga Administrasi SMU / sederajat 2 orang 1 orang
dan kamar gelap

II.B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Distribusi ketenagaan di bagian Radiologi :


Jadwal dinas Jenis tenaga jumlah Keterangan
Dinas pagi Dokter 1
Radiografer 3
Administrasi 2
Dinas sore Radiografer 2

Jadwal dinas Jenis tenaga jumlah Keterangan


Dinas Malam Dokter 1 On Call
Radiografer 1
II.C. PENGATURAN JAGA

Sistem pengaturan jaga yang ada di Instalasil Radiologi, dibagi dalam 3 shift yaitu
“:
Jadwal Dinas Waktu
Dinas Pagi Pkl. 07.30 – 14.00 WIB
Dinas Sore Pkl. 14.00 – 21.00 WIB
Dinas Malam Pkl. 21.00 – 07.30 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN

III.A. DENAH RUANGAN

Terlampir

III.B. STANDAR FASILITAS

1. Standar Ruangan di Instalasi Radiologi


No Jenis Ruang Dep.Kes Riil RSUB
1 1 Ruang X-Ray sesuai -
kebutuhan/besarnya
alat
2 1 Ruang CT Scan 6x4x3m -
3 1 Ruang USG 4 x 3 x 2,7 m -

No Jenis Ruang Dep.Kes Riil RSB


4 1 Ruang Konsultasi dokter + 2 x 2 x 2,7 m -
KM/WC
5 1 Ruang Gudang disesuaikan -
dengan kebutuhan
6 1 Ruang Kamar gelap 3 x 1,5 x 2,8 m -
7 1 Ruang loket 4x3x3 m 6 x1,8 x 2,8 m
penerimaan/penyerahan hsl
8 1 Ruang Tunggu Pasien 5x3x3 m 5x3x3 m
9 1 KM/WC untuk pasien + +
10 Dinding beton setebal 15 cm atau + +
dilapisi Pb 2 mm
11 Semua pintu dilapisi Pb tebal 2 mm + +
12 Jendela setinggi 2m dari lantai + -
13 Mempunyai lampu merah + +
2. Standar Alat Kesehatan di Instalasi Radiologi

No Standar Dep.
Kriteria alat Kes. Riil RSB
1 1 bh Generator kapasitas 100- + +
150 KV
- Type Transfomer +
2 bh swicth (minimal)
2 1 tilting table dilengkapi dengan + +
: +
- Undertable tube kapasitas
300-500 mA +
- Spot film divice
1 bh meja stasioner bukcy + +
3 dilengkapi : +
- 1 bh tube berkapasitas 500 +
mA. +
- Linear tomografi.
- 1 bh control table.
4 1 bh mobile X-Ray, kapasitas + 30 mA
100-150 mA atau ekuivalen.
5 Alat mammografi + -
6 Control table + +
7 Vertical cassete stand + +
8 Lysolm ratio 8:1 + +
9 Irigator + +
10 X-Ray marker set + +
11 HSG set + +
12 Hanger berbagai ukuran + Tdk pakai
13 Unit gawat darurat 1 unit + -
pesawat double focus rotating.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan Radiologi di RSU GMIM Bethesda Yogyakarta dilaksanakan oleh Instalasi Radiologi
dan dipimpin oleh Kepala Instalasi Radiologi, bertanggung jawab untuk pelayanan medis
radiologi, sedangkan Kepala Ruang Radiologi bertanggung jawab terhadap operasional kegiatan
sehari-hari kepada Wakil direktur SDM dan Penunjang Medik

1. PENDAFTARAN PEMERIKSAAN
1. Pasien Rawat Jalan
a. Pasien rawat jalan berasal dari Klinik umum, Klinik Spesialis, Insatalasi
Gawat Darurat dan dari luar RSU GMIM Bethesda;
b. Permintaan pemeriksaan melalui pengisian formulir permintaan foto yang
diisi secara lengkap : Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur, alamat),
nomor rekam medis, nomor registrasi (ID), diagnosa/keluhan klinis, jenis
pemeriksaan radiologi yang diminta, tanggal permintaan, tanda-tangan serta
nama dokter yang meminta.
c. Radiologi mengecek permintaan pemeriksaan dan menginput biaya
pemeriksaan, jasa dokter dan biaya alkes;
d. Pembayaran dilakukan di Loket pembayaran rawat jalan atau IGD;

2. Pasien Rawat Inap


a. Pasien rawat inap berasal dari ruang perawatan ;
b. Ruang perawatan membawa formulir permintaan pemeriksaan radiologi,
yang telah diisi secara lengkap : Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur,
alamat), nomor rekam medis, nomor registrasi (ID), diagnosa/keluhan klinis,
jenis pemeriksaan radiologi yang diminta, tanggal permintaan, tanda-tangan
serta nama dokter yang meminta.
c. Radiologi akan mencocokkan permintaan pemeriksaan dengan data pasien;
d. Petugas melakukan Pemeriksaan yang di minta;
e. Radiologi input ke komputer untuk pemeriksaan tersebut;
Pendaftaran pasien dicatat dalam buku register pasien radiologi. Yang di catat dalam
buku register adalah :
 Nomor Rekam Medik
 Nama Pasien
 Alamat Pasien
 Asal Ruangan
 Jenis Pemeriksaan
 Nama Dokter Pengirim
 Ukuran film yang digunakkan
 Jenis Asuransi/Jaminan

2. JENIS PELAYANAN
1. Pemeriksaan Sederhana A
 Manus
 Wrist Joint
 Antebrachi
 Elbow Joint
 Humerus
 Clavikula
 Pedia
 Ankle Joint
 Calcaneus
 Thorax anak
 Nasal

2. Pemeriksaan Sederhana B
 Shoulder Joint
 Scapula
 Cruris
 Genu
 Femur
 Hip Joint
 Pelvis
 Abdomen 1 posisi
 Thorax Dewasa

3. Pemeriksaan Sederhana C
 Thorax 2 posisi
 Abdomen 2 posisi
 Vertebra Cervical 2 posisi
 Vertebra Thoracal 2 posisi
 Vertebra Lumbal 2 posisi
 Cranium 2 posisi
 Waters
 Schuller
 Townes
 Caldwell
 Oerbita/Rheese
 Eisler 1 posisi
 Panoramic
 TMJ

4. Pemeriksaan Sedang A
 Abdomen 3 posisi
 Vertebra Thoracolumbal 2 posisi
 Vertebra Cervical 4 posisi
 Eisler 1 posisi
 Appendicogram

5. Pemeriksaan Sedang B
 USG Abdomen
 Colon InLoop
 Urethrogram

6. Pemeriksaan Besar A
 USG Kandungan
 Cystogram
 Oesofagogram

7. Pemeriksaan Besar
 USG Abdomen Khusus
 USG Thyroid
 USG Color Doppler
 BNO - IVP
 OMD
 HSG
 Fistulografi
 Lopografi
 Bone Survey

8. Pemeriksaan Canggih A
 CT Scan Kepala

9. Pemeriksaan Canggih B
 CT Scan Kepala + Kontras
 CT Scan SPN
 CT Scan Orbita + Kontras
 CT Nasofaring + Kontras
 CT Scan Thorax
 CT Scan Abdomen
 CT Scan Pelvis
 CT Scan Extremitas
 CT Scan Cervical
 CT Scan Thoracal
 CT Scan Lumbal

10. Pemeriksaan Canggih C


 CT Scan Thorax + Kontras
 CT Scan Abdomen + Kontras
 CT Scan Pelvis + Kontras
 CT Scan Extremitas + Kontras
 CT Scan Cervical + Kontras
 CT Scan Thoracal + Kontras
 CT Scan Lumbal + Kontras
 CT Scan SPN + Kontras

3. Informed Concent
Pemeriksaan radiologi yang memerlukan inform concent adalah pemeriksaan yang menggunakan bahan
kontras baik per oral maupun intravena

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan tanpa Kontras
a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi : Identitas pasien (nama,
jenis kelamin, umur, alamat), nomor rekam medis, nomor registrasi (ID),
diagnosa/keluhan klinis, jenis pemeriksaan radiologi yang diminta, tanggal permintaan,
tanda-tangan serta nama dokter yang meminta.
b. Pindahkan berkas ke sebelah kanan ID printer film
c. Ambil kaset sesuai ukuran
d. Bawa dan masuk ke ruang periksa
e. Siapkan alat sinar X dan marker R/L
f. Panggil pasien dengan menyebut Bapak/Ibu/Anak dan nama serta alamatnya di ruang
tunggu
g. Persilahkan masuk dan tutup pintu
h. Lakukan identifikasi meliputi nama, tanggal lahir dan nomor RM
i. Jelaskan prosedur pemeriksaan
contoh : Pemisi pak, bapak akan di foto dadanya, agar gambarnya jelas mohon baju atas
di lepas di ruang ganti (sambil menunjuk ruang ganti)
j. Sambil menunggu pasien bersiap-siap, nyalakan lampu merah dan siapkan faktor
expose
k. Atur posisi pasien, batas-batas film. Lalu infirmasikan tentang aba-aba : tarik napas dan
tahan napas pada pasien.
l. Expose saat pasien diam
m. Persilahkan pasien ganti/pakai baju lagi bagi yang ganti
n. Persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu
o. Matikan lampu merah dan ambil kaset yang sudah di expose, untuk di beri ID pasien
dengan menggunakan printer
p. Proses film
q. Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya masing-masin lalu di
letakkan di meja untuk di expertise.
r. Bila sudah di expertise, berkan pada pasien dan diminta tanda tangan di lengkapi
dengan nama jelas pada buku pengambilan hasil.

2. Pemeriksaan Dengan kontras intravena


a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan, meliputi : Identitas pasien (nama,
jenis kelamin, umur, alamat), nomor rekam medis, nomor registrasi (ID),
diagnosa/keluhan klinis, jenis pemeriksaan radiologi yang diminta, tanggal permintaan,
tanda-tangan serta nama dokter yang meminta.
b. Pindahkan berkas ke sebelah kanan ID printer film
c. Ambil kaset sesuai ukuran
d. Bawa dan masuk ke ruang periksa
e. Siapkan alat sinar X dan marker R/L
f. Panggil pasien dengan menyebut Bapak/Ibu/Anak dan nama serta alamatnya di ruang
tunggu
g. Persilahkan masuk dan tutup pintu
h. Lakukan identifikasi meliputi nama, tanggal lahir dan nomor RM
i. Jelaskan prosedur pemeriksaan
j. Tanyakan kembali persiapan pasien, bila perlu minta kencing dahulu dan ganti pakaian
k. Lakukan pengukuran tekanan darah dan timbang berat badan
l. Nyalkan lampu merah
m. Lakuka foto polos/foto persiapan
n. Proses film
o. Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi
p. Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka persiapan bahan kontras
media
q. Lakukan informed Consent
r. LAkuka test alergi media kontras
s. Bila tiak ada reaksi alergi setelah 5 menit, masukkan seluruh kontras
t. Lakukan foto-foto post injeksi media kontras sambil dikonsultasikan dengan
dokter spesialis radiologi
u. Bila sudah selesai sarankan pasien minum airputih dan informasikan ke pasien agar
melapor ke petugas kesehatan bila ada reaksi alergi
v. Lakukan pengolahan film
w. Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya masing-masin lalu di
letakkan di meja untuk di expertise.
x. Bila sudaj di expertise, berkan pada pasien dan diminta tanda tangan di lengkapi dengan
nama jelas pada buku pengambilan hasil.

IV.PROSES FILM
1. Computed Tomography
a. Semua pemeriksaan X Ray baik kontras melaui Computed
Radiolography
b. Pasien difoto dengan Imaging Plate (kaset);
c. Imaging Plate (kaset) diproses secara digital di Computed;
d. Hasil Radiograf tersebut dicetak melalui dry view;

2. CT Scan
a. Film di proses melalui masing-masing alat;
b. Film dicetak melalui dry view;

V. D. PEMBERIAN EXPERTISE
1. Di dalam jam praktek dokter
a. Respon time hasil pemeriksaan radiologi didalam jam praktek dokter
≤ 3 jam setelah pemeriksaan;
b. Respon time hasil pemeriksaan radiologi cito ≤ 1 jam setelah pemeriksaan;

2. Di luar jam praktek dokter


a. Respon hasil pemeriksaan radiologi diluar jam praktek dokter ≤ 24 jam
setelah pemeriksaan;
b. Respon time hasil pemeriksaan cito ≤ 1 jam setelah pemeriksaan;
c. Hasil pemeriksaan yang ditujukan ke dokter cuti atau tidak praktek
menunggu sampai dokter praktek;

VI.PENYERAHAN HASIL
1. Pasien Rawat Inap, Emergency dan General Chek Up
a. Setelah foto di expertise, petugas radiologi menginformasikan melalui
telepon ke ruangan rawat inap, poliklinik.
b. Hasil expertise dan film pasien rawat inap, Emergency dan general Chek Up
di ambil oleh ke petugas ruangan tersebut;
c. Pengambilan film dan hasil expertise dengan menulis dalam buku
pengambilan hasil yang berada di ruang radologi. Petugas ruang tersebut
menerimal hasil expertise dan film dengan menandatangi buku expedisi;

2. Pasien Rawat jalan


a.1. Hasil expertise dan film unit pasien rawat jalan diserahkan kepada pasien,
keluarga pasien;
a.2. Petugas radiologi menyerahkan hasil expertise dan film ke keluarga pasien
atau pasien;
a.3. Pasien atau keluarga pasien yang mengambil hasil expertise dan film
dengan menandatangi buku expedisi;
BAB V
LOGISTIK

V. 1. Jenis Kebutuhan barang radiologi terdiri atas :

1. Kebutuhan rutin
Kebutuhan rutin adalah sejumlah barang habis pakai yang digunakan untuk pelayanan
pasien terdiri atas : film, film USG, cetakan, alat tulis kantor (ATK), tissue dan barang
rumah tangga lainnya.
2. Kebutuhan tidak rutin
Kebutuhan tidak rutin adalah sejumlah barang selain baran grutin, misalnya :
peralatan, elektronik, linen dan lainnya.

V. 2. Pengelolaan Kebutuhan Barang Radiologi


1. Perencanaan
Petugas radiologi menghitung jumlah kebutuhan barang setiap tahun. Rencana kebutuhan
diajukan ke rumah sakit melalui Bidang Penunjang. Untk pemenuhannya, dibelanjakan
rumah sakit setiap bulan. Petugas radiologi menyusun rencana kebutuhannya dibuat setiap
akhir bulan untuk pemakaian bulan berikutnya.
Barang habis pakai pengadaannya melalui instalasi farmasi, sedangkan barang cetakn
pengadaannya melalui bagian logistik rumah sakit.

2. Alur Permintaan
 Petugas Instalasi Radiologi :
Mengajukan permintaan bahan/alkes dengan cara menuliskan pada surat
permintaan bahan / alat radiologi ke Instalasi Farmasi yang ditanda tangani oleh
kepala ruang radiologi / kepala Jang.Med;
 Petugas Instalasi Farmasi :
a. Menerima dan menandatangani bon permintaan bahan / alkes radiologi;
b. Memasukkan data pengeluaran bahan / alkes pada komputer;
c. Menyerahkan bahan / alkes yang diminta kepada petugas radiologi;
 Petugas Instalasi Radiologi :
Menerima dan mencatat barang / alkes pada form stok opname.
3. Penyimpanan
Barang yang diambil setiap bulan, dan penyimpanan dilakukan di ruang radiologi. Kecuali
obat-obatan dan media kontras disimpan di apotik dan bila akan menggunakan dilakukan
peresepan oleh dokter spesialis radiologi.
4. Penggunaan
Penggunaan barang yang ada batas kadaluarsanya harus diperhatikan benar- benar.
Barang yang batas kadaluarsanya pendek digunakan terlebih dahulu. Penggunaan obat
kontras dilakukan dengan peresepan setiap ada pemeriksaan.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan bersamaan dengan laporan kegiatan
bulanan radiologi.
BAB VI
KESELAMATAN
PASIEN

VI.A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien yang aman
dan nyaman. Sistem tersebut meliputi :
 Assesmen
 Risiko dan pengelolaannya
 Identifikasi
 Pelaporan dan analisis insiden
 Belajar dna menindaklanjuti insiden
 Solusi dan implementasi serta meminimalkan insiden.

VI.B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
3. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi lagi kejadian tidak
diharapkan (KTD).

VI.C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN DI RADIOLOGI


1. Indentifikasi pasien
a. Identifikasi sesuai kebijakan rumah sakit yaitu dengan menggunakan
minimal dua identitas, yaitu nama dan tanggal lahir;
b. Sebelum melakukan pemeriksaan, pemberian obat dilakukan
identifikasi pasien sesuai kebijakan rumah sakit;

2. Peningkatan komunikasi yang efektif


a. Komunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami
b. Komunikasi menggunakan teknik SBAR

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai


a. Setiap obat-obat yang hight alert harus diberikan tanda
b. Pemberian obat-obat

4. Kepastian tepat prosedur, tepat pasien operasi


a. Tepat pasien
b. Tepat daerah lokasi yang akan dilakukan tindakan
c. Tepat pemasangan marker/timbale
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan Radiologi
a. Cuci tangan sebelum melakukan dan sesudah melakukan
pemeriksaan radiologi/ tindakan radiologi.
b. Menggunakan alat pelindung diri saat pemeriksaan/tindakan
b.1. Apron
b.2. Hanscond

6. Membuang sampah infeksius sesuai tempatnya

7. Pengurangan risiko pasien jatuh


a. Pasien yang mempunyai risiko jatuh selalu dalam pengawasan petugas
b. Pasien diorentasikan tempat
c. Diberikan tambahan papan pengaman
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Pengertian

Merupakan upaya tindakan untuk keselamaan pasien, peralatan, lingkungan kerja dan
masyarakat dengan cara melakukan pekerjaan yang benar. Ini merupakan tugas semua orang
yang berada di rumah sakit termasuk instalasi radiologi. Sehingga dengan kata lain
keselamatankerja adalah dari, oleh dna untuk setiap tenaga dan orang lain yang berada di rumah
sakit. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk mencegah kecelakaan kerja yang
menimbulkan kerugian materi dan non materi.

Tujuan
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
b. Mencegah dan mengendalikan paparan radiasi.
c. Mencegah dan mengendalikan penyebaran dan timbulnya penyakit akibat kerja
d. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
e. Menerapak ergonomi di tempat kerja
f. membuat peralatan kerja lebih terpelihara

Klasifikasi Kekeclakaaan Kerja


a. Menurut jenis kecelakaan
 terpapar radiasi
 terjatuh
 tersandung
 terbentur
 tersetrum listrik
b. Menurut agen penyebab
 penyebab alat radiasi seperti tersetrum listrik dan terpapar radiasi
 penyebab lingkungan seperti pencahayaan kurang, kepanasan
c. Menurut jenis luka dan cideranya
 akibat terkena radiasi jadi hitam dll
 akibat terkena arus listrik jadi melepuh
 akibat terbentu jadi tergores, patah tulang, keseleo, terkilir, nyeri.
d. Menurut lokasi bagian tubuh
 di kepala, jeher, kaki dll
 luka umum dsb
Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan kecelakaan kerja instalasi radiologi adalah :
a. Disain ruangan, dibuat sesuai aturan yang berlaku dan memenuhi standar proteksi
radiasi. Di pasang lampu merah petunjuk radiasi di setiap pintu ruangan yang di
dalamnya ada alat sinar-x
b. Peralatan dipasang grounding untuk menghindari kesetrum listrik, dan di lengkapi
dengan cara menggunakan alat tersebut.
c. Untuk SDM di berikan petunjuk teknis dan SPO serta saling komunikasi antar pekerja
d. Untuk monitoring alat, dilakukan kalibrasi secara rutin setiap tahun. Juga dilakukan
pengelolaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
e. Pengawasan terhadap semua petugas. SDM diikutkan dalam pelatihan dan workshop
yang mendukung pekerjaan.
BAB VIII

PROTEKSI RADIASI

Berhubung peralatan radiologi ada alat yang mengeluarkan sinar -x, yang mana merupakan
radiasi pengion yang bisa membahayakan tubuh manusia maka diperlukan pengendalian untuk
tindakan pengamanan. Maka ditentukan prosedur mutu sebagai berikut :
1. Bangunan ruang sinar -x didisain seseuai standar Depkes RI untuk pengamanan bagi
petugas dan lingkungan dari bahaya radiasi.
2. Petugas dan pasien :
 Petugas bila sedang terpancar sinar-x berada di balik perisai yang telah dilapisi
timbal setara 2mm Pb
 Lampu merah di nyalakan saat pemeriksaan sedang berlangsung, sebagai tanda
peringatan agar orang tidak masuk.
 Pangantar atau petugas yang membantu pemeriksaan mengunaan apron.
3. Pengelolaan film monitoring radiasi petugas sesuai dengan instruksi kerja
 Petugas radiasi wajib memakai alat monitoring radiasi saat bekerja dimedan radiasi.
 PPR selalu mengingatkan dan mengirim film monitoring radiasi secara rutin, serta
menyampaikan hasilnya kepada semua petugas radiasi yang bersangkutan
4. Pengukuran paparan dan kalibrasi
 Minimal setahun sekali melakukan kalibrasi dan pengukuran paparan radiasi
disekitar ruang sinar-x
 Setiap ada alat sinar-x baru dan perubahan ruangan, maka PPR melakukan
koordinasi dengan IPSRS untuk uji kesesuaian dan kalibrasi.
BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

PENGERTIAN
Mutu pelayanan instalasi radiologi harus memiliki standar mutu yang jelas, artinya setiap
pelayanan radiologi harus mempunyai indikator dan standar. Dengan demikian pelanggan dapat
membedakan pelayanan yang baik dan tidak melalui indikator dan standarnya.

Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Radiologi


Mutu terkait pada tiga hal yaitu input, proses dan output. Sehingga pengukurannya dapat
menggunakan tiga variabel yaitu : Indikator mutu input, proses dan output.
Pengukurannya sebagai berikut :

1. Indikator Input
Merupakan degala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan pasien,
meliputi : tenaga, fasilitas dan peralatan.
a. Kelengkapan Peralatan
 Tujuan : untuk menilai sampai sejau mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing-masing unit.
 Cara mengukur :
Σ Bobot peralatan yang ada
Σ Bobot pealatan standar
 Sumber Data : Data inventaris rumah sakit
 Waktu Pengukuran : akhir tahun
 Petugas yang mengukur : kepala ruangan
 Pemilik indikator : bidang pelayanan
 Standar 80%

b. Kelayakan Peralatan
 Tujuan : memenuhi samapi sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelayakan minimal peralatan medis masing-masing unit
 Cara mengukur :
Σ peralatan yang sudah terkalibrasi
Σ peralatan yang wajib dikalibrasi
 Sumber Data : Data inventaris rumah sakit
 Waktu Pengukuran : akhir tahun
 Petugas yang mengukur : kepala ruangan
 Pemilik indikator : bidang pelayanan
 Standar 80%

c. Ketersediaan SDM
 Tujuan : menilai samapi sejauh mana rumah sakit berhasil memenuhi
ketersediaan tenaga minimal untuk pelayananpasien
 Cara mengukur :
Σ tenaga per unit
Σ tenaga sesuai standar
 Sumber Data : Kepegawaian
 Waktu Pengukuran : akhir tahun
 Petugas yang mengukur : kepala ruangan
 Pemilik indikator : kepegawaian
 Standar 80%
d. Ketersediaan ruangan
 Tujuan : menilai sejauh mana rumah sakit berhasil memenuhi ketersediaan
ruangan dengan luas minimal untuk pelayanan pasien
 Cara mengukur :
Σ luas ruangan per unit
Σ luas ruangan standar
 Sumber Data : Data inventaris rumah sakit
 Waktu Pengukuran : akhir tahun
 Petugas yang mengukur : kepala ruangan
 Pemilik indikator : bagian rumah tangga
 Standar 80%

2. Indikator Proses
Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan pasien
a. Dilaksanakan audit mutu internal setahun 2 kali dengan prosedur mutu audit internal
b. Dilaksanakan survey akrditasi tiap 3 tahun sekali sesuai dengan jadwal survei.
c. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan radiologi tiap bulan.

3. Indikator Output
Hasil pelayanan kesehatan merupakan alat untuk menilai mutu pelayanan.
PROFIL INDIKATOR MUTU
1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Judul : Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Dimensi mutu : Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu
Definis
: mulai pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang
Operasional
sudah diekspertisi
Frekuensi
pengumpulan : 1 bulan
data
Periode analisis : Setiap 3 bulan
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Numerator :
dalam satu bulan.
Denumerator : Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut.
Sumber Data : Rekam Medis
Standar : <=3%
Penanggung
: Kepala Instalasi Radiologi
Jawab

2. Pelaksana expertise hasil foto


Judul : Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
Dimensi mutu : Kompetensi tehnis
Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan rontgen dilakukan
Tujuan :
oleh tenaga ahli untuk memastikan ketepatan diagnosis
Pelaksana ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis Radiologi yang
mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan foto rontgen/
Definis hasil pemeriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan verifikasi adalah
:
Operasional dicantumkannya tanda tangan dokter spesialis radiologi pada lembar
hasil pemeriksaan yang dikirimkan
kepada dokter yang meminta.
Frekuensi
pengumpulan : 1 bulan
data
Periode analisis : 3 bulan
Jumlah foto rontgen yang dibaca dan diverifikasi oleh dokter
Numerator :
spesialis radiologi dalam 1 bulan.
Denumerator : Jumlah seluruh pemeriksaan foto rontgen dalam 1 bulan.
Sumber Data : Register di Instalasi Radiologi
Standar : 100%
Penanggung
: Kepala Instalasi Radiologi
Jawab

3. Kejadian Kegagalan pelayanan Rontgen


Judul : Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
Dimensi mutu : Efektifitas dan efisiensi
Tujuan : Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan rontgen
Definis Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak
:
Operasional dapat dibaca
Frekuensi
pengumpulan : 1 bulan
data
Periode analisis : 3 bulan
Numerator : Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan
Denumerator : Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Sumber Data : Register radiology
Standar : <2%
Penanggung
: Kepala Instalasi Radiologi
Jawab

4. Kepuasan Pelanggan
Judul : Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu : Kenyamanan
Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan
Tujuan :
Radiologi
Definis Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
:
Operasional terhadap pelayanan radiology
Frekuensi
: 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis : 3 bulan
Numerator : Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas
Denumerator : Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber Data : Survei
Standar : > 80 %
Penanggung
: Ketua komite mutu/tim mutu
Jawab
BAB X
PENUTUP

Pelayanan radioloi RSU GMIM Bethesda Yogyakarta merupakan bagian integral sistem
pelayanan rumah sakit. Upaya peningkatan mutu radiologi berarti upaya peningkatan mutu
rumah sakit. Mutu pelayanan dimulai dengan penyususnan program mutu tiap unit, termasuk
instalasi radiologi.
Namun suatu program mutu pelayanan tidak akan berati bila tidak ada evaluasi secara baik.
Parameter yang digunakan dalam evaluasi yaitu antara lain :
a. Terdesianya fasilitas radiologi dalam keadaan baik dan terstandar
b. Kepatuhan terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO)
c. Kecilnya angka penolakkan dan pengulangan fil rontgen
d. Tingginya kepercayaan pasien dan dokter pengirim
e. Makin singkatnya respons time
f. Makin meningkatnya kunjungan radiologi
g. Main menurunnya komplain terhadap pelayanan radiologi
h. Makin meningkatnya jasa pelayanan/kesejahteraan pegawai radiologi
Pedoman pelayanan radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan
pelayanan pasien, sehingga indikator mutu output dapat dicapai. Sedang bagi manajemen
pedoman pelayanan ini dapat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumber daya sehingga
indikator mutu input dapat tecapai juga.

Anda mungkin juga menyukai