Kode
Kode progra Kode kegiatan Kode Output Kode sub output
lembaga m
PROGRAM MANUAL
2018-2019
Program Manual
INOVASI TEKNOLOGI
SISTEM CHARGING MOBIL LISTRIK
(Baru)
ii
DATA KEGIATAN
INOVASI TEKNOLOGI SISTEM CHARGING MOBIL LISTRIK
1. Judul Kegiatan :
7. Peran BPPT : 1 2 3 4 5
(5 peran) Intermediasi Technology Clearing Pengkajian Audit Tehnologi Solusi Keterangan
House Technologi Tehnologi
xxx
xxx xxx xxx xxx
8. Pelayanan : Jenis Kualitas Tahun Jenis Kualitas Tahun
Teknologi (10 Jenis)
1.Rekomendasi Xxx 2018 6.Jasa 2019
Operasiaonal
2. Advokasi Xxx 2018 7.Survei XXX 2019
3. Alih Teknologi 8.Pilot Project 2019
4. Pengujian Xxx 2019 9.Pilot Plant xxx 2018
5. Konsultasi Xxx 2018 10.Prototipe XXX 2019
Deskripsi Kegiatan : Urgensi Kegiatan:
Penggunaan mobil listrik di beberapa negara mengalami perkembangan yang sangat pesat hal ini desebabkan
karena kegiatan ini mendapat dukungan subsidi pemerintah, kemampuan mobil listrik yang terus meningkat,
dan kendaraan ini ramah terhadap lingkungan. Saat ini kendaraan listrik plug-in (PEV) umumnya terbagi
menjadi kendaraan listrik elektrik atau baterai (BEV), yang hanya berjalan dengan baterai, dan hibrida plug-in,
yang menggabungkan daya baterai dengan mesin pembakaran dalam (PHEVs). Untuk mendukung program
mobil listrik nasional, B2TKE mengembangan lab pengujian baterai lithium mobil listrik dengan mengacu pada
stantar IEC 62660-1 mengenai pengujian performa baterai sekunder (Li-ion). Secara garis besar, “IEC 62660-
1: 2010 untuk menentukan metode pengujian untuk mendapatkan karakteristik penting sel baterai Li-ion untuk
aplikasi propulsi kendaraan mengenai kapasitas, power density, densitas energi, umur penyimpanan dan siklus.
Sedangkan pengembangan Teknologi PV Smart Charging Station memanfaatan energi matahari sebagai sumber
energi bersama energi yang berasal dari PLN untuk menyuplai kebutuhan charging station. Sistem kerja
Charging station ini adalah pada siang hari dan kondisi cerah, maka energi untuk charging sebagian besar
disuplai dari PLTS yang berkapasitas 5 kWp. Namun demikian, apa bila tidak mencukupi atau tidak ada sama
sekali daya listrik dari PLTS, maka akan dilayani dari sumber PLN tanpa pemutusan. Sistem yang dikembangkan
tidak menggunakan battery. Konfigurasi sistem PLTS berupa AC Coupling dengan skema Grid-Interactive dan
menggunakan inverter untuk mengubah arus searah dari modul surya menjadi arus bolak-balik dan selanjutnya
akan masuk ke panel utama. Inverter juga harus bisa beroperasi paralel dengan jaringan PLN. Agar kegiatan
ini bisa berjalan efektif dan sistimatis, maka kegiatan ini disesuakan dengan system kerekayasaan BPPT, dengan
3 WBS yaitu :
WBS 1 : Pengembangan Testing Protokol dan Pengujian SIstem Charging Mobil Listrik
WBS 2 : Pengembangan Teknologi PV Smart Charging Station
WS 3 : Pengembangan Lab Pengujian Peralatan listrik dan Lab Fuelcell
Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2018 ini adalah:
a) Diperolehnya fakta komprehensif tentang kelayakan teknis maupun ekonomis dari stasiun pengisian
baterai berbasis energi terbarukan (renewable energy), khususnya energi surya fotovoltaik hybrid dengan
jaringan PLN.
b) Tersedianya fasilitas pengujian baterai mobil listrik (hingga 700V/2000A), untuk mengetahui kemampuan
dan unjuk kerja baterai mobil listrik sesuai prosedur dan standard nasional (SNI) maupun internasional
(IEC, UL, SAE), terutama SNI/IEC 62660-1.
c) Tersedianya fasilitas Smart Charging Station dengan Teknologi Hybrid Photovoltaik-Grid PLN
d) Tersedianya Laboratorium Pengujian peralatan listrik dan beroperasinya laboratorium Fuel Cell .
10. Jenis Program/ : Program Prioritas Program Tematik Program Program Program Program
Kegiatan Penguatan Diseminasi Pendukung PelayananJasa
xxx Kompetensi Teknologi Teknologi
11. Mitra Kerja : Internal BPPT Eksternal BPPT
BTMP, PTM PTSPT PT PLN PT LEN
iii
iv
INOVASI TEKNOLOGI SISTEM CHARGING MOBIL LISTRIK
DAFTAR ISI
JUDUL KEGIATAN ..................................................................................................................................................... ii
DATA KEGIATAN ..................................................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................................v
1. TUJUAN PROGRAM (PROGRAM OBJECTIVES) .............................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG DAN URGENSI PERMASALAHAN ...........................................................................1
1.2. TUJUAN DAN SASARAN.................................................................................................................5
1.2.1.Tujuan.......................................................................................................................................5
1.3. OUTCOME DAN KEGUNAAN/MANFAAT KEGIATAN.........................................................................5
1.4. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN TOTAL ANGGARAN .................................................................6
1.5. VALUE PROPOSITION ...................................................................................................................6
1.6. PERAN BPPT MELALUI PROGRAM INI .............................................................................................7
1.7. KELUARAN ..................................................................................................................................8
1.8. POTENSI HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL) ...............................................................................9
2. PROGRAM DESCRIPTION .........................................................................................................................................9
2.1. URAIAN SINGKAT ASPEK TEKNIS KEGIATAN ....................................................................................9
2.2. RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI .........................................................................................10
2.3. STATUS TEKNOLOGI ................................................................................................................22
2.4. KERANGKA KERJA SISTEM INOVASI ..........................................................................................24
2.5. MITRA KERJA (LITBANG/INDUSTRI) & MODEL KEMITRAAN ......................................................26
2.6. Pengguna (Intermediate & End User) & Model Pemanfaatan Hasil .....................................26
2.7. Dampak Ekonomis Pemanfaatan Hasil..................................................................................26
3. STRUKTUR RINCIAN KERJA (WORK BREAKDOWN STRUCTURE/WBS) ........................................................................28
4. STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM (PROGRAM ORGANIZATIONAL STRUCTURE)...........................................................29
5. PERENCANAAN SDM (MAN POWER PLANNING) .....................................................................................................30
6. RENCANA PROGRAM JANGKA PANJANG (PROGRAM MASTER PHASING PLAN) ..............................................................32
8. PERENCANAAN ANGGARAN (FINANCIAL PLANNING) .................................................................................................36
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
1. TUJUAN PROGRAM (PROGRAM OBJECTIVES)
1.1. LATAR BELAKANG DAN URGENSI PERMASALAHAN
Sesuai dengan “outlook Energy BPPT , 2017”, Cadangan terbukti minyak bumi Indonesia
terus menurun dari 5,9 miliar barel pada tahun 1995 menjadi 3,7 miliar barel pada akhir 2015.
Dengan tingkat produksi minyak bumi saat ini dan tidak ada penemuan cadangan minyak bumi
baru, maka cadangan terbukti minyak bumi Indonesia akan habis dalam kurun waktu 11 tahun
lagi. Cadangan potential gas bumi mengalami sedikit peningkatan, namun cadangan
terbuktinya terus menurun. Dengan kondisi cadangan dan produksi saat ini diperkirakan gas
bumi akan habis dalam kurun waktu 36 tahun ke depan., Sebagian besar penyediaan BBM
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di sektor transportasi (85%), selanjutnya
sektor industri (7,2%), lainnya (5,0%), pembangkit listrik (1,2%) dan komersial (1,0%).
Tingginya kebutuhan BBM di sektor transportasi karena penggunaan BBM untuk angkutan
darat, laut dan udara belum dapat disubstitusi secara optimal dengan bahan bakar gas, BBN,
dan listrik. Penggunaan BBM di sektor transportasi masih tetap didominasi oleh bensin dan
minyak solar. Penggunaan BBM pada pembangkit listrik dalam jumlah terbatas masih
diperlukan untuk PLTD di daerah terpencil. Pada tahun 2015 pangsa terbesar konsumsi energi
final adalah sektor rumah tangga (35%) diikuti oleh sektor transporatasi (31%), industri (29%),
komersial (4,0%) dan lainnya (2,0%). Selama kurun waktu 2010-2015, sektor transportasi
mengalami pertumbuhan terbesar yang mencapai 5,2% per tahun, diikuti sektor rumah tangga
(3,8%), dan sektor komersial (2,9%). Adapun pertumbuhan sektor industri dan sektor lainnya
mengalami penurunan sebesar 4,6% dan 10%.
Dengan outlook diatas, semakin langka dan mahalnya bbm akhir-akhir ini, dan semakin
sadarnya masyarakat akan lingkungan yang bersih, maka mobil dan motor listrik sebagai alat
transportasi sepertinya memberikan harapan yang cukup menarik, hal ini perlu dibuktikan.
Pembuktian yang paling bisa dipertanggungjawabkan adalah salah satunya melalui sebuah
kajian ataupun pilot projek, dimana pilot projek tersebut bisa memberikan gambaran nyata
yang bersifat komprehensif baik dari segi kelayakan teknis maupun ekonomis. Pemanfaatan
mobil dan sepeda motor listrik perlu ditunjang dengan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU)
yang dapat menjangkau seluruh pengguna dan memanfaatkan energi baru terbarukan yang
bersih.
Penggunaan mobil listrik di beberapa negara mengalami perkembangan yang sangat
pesat hal ini desebabkan karena kegiatan ini mendapat dukungan subsidi pemerintah,
kemampuan mobil listrik yang terus meningkat, dan kendaraan ini ramah terhadap
lingkungan. Saat ini kendaraan listrik plug-in (PEV) umumnya terbagi menjadi kendaraan
listrik elektrik atau baterai (BEV), yang hanya berjalan dengan baterai, dan hibrida plug-in,
yang menggabungkan daya baterai dengan mesin pembakaran dalam (PHEVs).
1
Hingga akhir 2017, penjualan kumulatif kendaraan plug-in ringan jalan tol mencapai
3 juta unit. Saat ini ada kecenderungan pengembangan mobil listrik mengarah ke BEV. Ini bisa
dilihat dari rasio global antara baterai BEV dan PHEVs adalah 61:39 pada tahun 2017. Adopsi
kendaraan listrik plug-in bervariasi menurut negara tahun 2016. Misalnya China memiliki
dapat menjual 645.000 unit, Norwegia (135.000 unit), diikuti oleh Belanda (113.000) dan
Prancis (108.000).
Di Indonesia, pengembangan mobil listrik sudah di mulai sejak tahun 2012. Saat itu
telah dikembangkan prototype mobil listrik buatan Indonesia yang menghasilkan mobil listrik
bernama Selo yang dipamerkan saat KTT APEC di Bali pada tahun 2013. Pada tahun kedua,
pemerintahan Jokowi ini, pengembangan mobil listrik mulai digalakkan lagi. Tahun 2017 di
inisiasi oleh KEMEN ESDM kegiatan percepatan pengembangan kendaraan listrik di
programkan, dengan langkah awal konsolidasi para stake holder dan pembuatan draft
keppres/perpres.
BPPT yang merupakan lembaga pemerintah non kemetrian merasa perlu ikut andil
dalam pengembangan mobil listrik tersebut. B2TKE BPPT selama ini melakukan kajian dan
pengujian battery, khususnya battery untuk system PV. Sehubungan dengan hal tersebut, pada
kegiatan ini akan difokuskan kepada Pengembangan pengujian termasuk testing protocol dan
fasilitas pegujian battery untuk mobil listrik berbasis standar IEC 62660-1:2010 Secondary
lithium-ion cells for the propulsion of electric road vehicles –Part 1: Performance testing.
Disamping itu akan dilakukan perancangan stasiun pengisian ulang baterai (battery charging
station) dengan menggunakan teknologi hybrid dan fast charging yang sumber energinya
berasal dari photovoltaic dan Grid PLN. Kajian tentang desain dan kinerja baterai yang
digunakan pada mobil listrik. Diamping itu dilakukan kegiatan Pengembangan Lab Pengujian
Peralatan listrik dan fuel cell.
Untuk mendukung program mobil listrik nasional, B2TKE dapat menambah ruang likup
untuk pengujian baterai lithium mobil listrik dengan mengacu pada stantar IEC 62660-1 yang
membahas mengenai pengujian performa baterai sekunder (Li-ion). Secara garis besar, “IEC
62660-1: 2010 Secondary Lithium-Ion Cells for The Propulsion of Electric Road Vehicles – Part
1 : Performance Testing”, bertujuan menentukan metode pengujian untuk mendapatkan
karakteristik penting sel baterai Li-ion untuk aplikasi propulsi kendaraan mengenai kapasitas,
power density, densitas energi, umur penyimpanan dan siklus. Lingkup kegiatan Inovasi dan
Layanan Teknologi Pengujian Baterai Mobil Listrik ini antara lain, pengadaan fasilitas uji baterai
mobil listrik (EV/HEV battery Module Test System) yang memenuhi standard SNI/IEC 62660-
1, Pengembangan prosedur dan protocol pengujian, pelatihan personil laboratorium, serta
pengujian karakteristik baterai pada mobil listrik baik sesuai standar nasional (SNI) maupun
Internasional SNI/IEC 62660-1.
2
Sedangkan untuk charging station juga tidak kalah pentingnya dilakukan. Charging
station yang akan dikaji tentunya harus merujuk ke standar Standar SAE J1772 yang telah
mendefinisikan enam tingkat pengisian. Namun di beberapa negara seperti Amerika, Eropa dan
Asia umumnya hanya tiga yang saat ini digunakan untuk kendaraan listrik. Level 1 beroperasi
pada 120 VAC, sedangkan Level 2 menggunakan 208 atau 240 VAC dan pengisian cepat
membutuhkan 200 sampai 450 VDC.
Umumnya Mobil listrik (EVs) dilengkapi dengan charger Level 1 on board yang dapat
dihubungkan ke stop kontak listrik dengan konektor standar J1772. Tegangan kerjanya adalah
120 V, dengan waktu charging sekitar 6 - 8 jam, dengan daya yang digunakan 1,4 kW. Level
2, menggunakan tegangan 208 V atau 220 V satu fasa dengan kapasitas yang lebih besar 7,2
kW hingga maksimum 19,2 kW. Waktu pengisian rata-rata 3 jam, standar konektor J1772.
Kapasitas level 2 terbagi atas 2 tipe yaitu arus 15A - 20A, tegangan 220 -240V, two-pole,
circuit breaker dengan daya 3,6 kW. Kemudian tipe kedua adalah 30A - 40A, 220 -240V,
two-pole, circuit breaker dengan daya yang lebih besar 7,2 kW. Stasiun pengisian daya
biasanya berbentuk fixture yang dihubungkan langsung ke panel distribusi listrik, atau ke stop
kontak listrik. Ada beberapa memiliki lebih dari satu kabel pengisi daya yang dilengkapi
dengan konektor yang serupa dengan nosel pompa bensin dan digunakan dengan cara yang
sama. Ini dapat terhubung ke soket pengisian mobil listrik (EV) untuk mengisi baterai.
Charging Stasiun dilengkapi dengan lampu yang menunjukkan bahwa mobil listrik terhubung
dan mengisi daya. Dilengkapi pula dengan tombol untuk memulai atau menghentikan operasi
pengisian serta memiliki fitur meteran energi, sistem pembayaran elektronik, sistem akses yang
dikendalikan oleh kartu, akses Internet, dan lain sebagainya. Untuk keamanan pengguna,
semua stasiun pengisian bahan bakar dilengkapi dengan ground fault detector untuk
mengurangi risiko sengatan listrik. Pengguna terlidungi dari tegangan atau arus berbahaya,
karena pin konektor tidak diberi energi sampai konektor dimasukkan dengan benar ke soket
pengisian dan komunikasi mobil listrik (EV) telah terbentuk antara kendaraan dan stasiun
pengisian. Seperti umumnya peralatan listrik, stasiun pengisian bahan bakar tunduk pada
standar keselamatan, seperti Peralatan Sistem Pengisian Tenaga Listrik (SNI 0225:2011. Judul,
: Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) ". Selain itu, konektor kabel, konektor,
Sebelum diterapkan secara massal tentang charging station ini, maka perlu dilakukan kajian
dan anlisis charging station secara komprehensif baik dari segi kelayakan teknis maupun
ekonomis yang cocok untuk diterapkan di Indonesia dengan mempetimbagan kondisi sistem
kelistrikan Nasional. Kegiatan ini merupakan pengadaan dan dinstall smart charging station
yang memanfaatkan energi terbarukan yang sinkron dengan PLN untuk menyuplai kehutuhan
energi charging station. Kemudian akan dilakukan kajian teknologi dan ekonominya.
3
Pada kegiatan ini akan juga dilakukan kajian tentang fuelcell. Fuel cell atau sel bahan
bakar adalah alat atau divais konversi energi elektrokimia yang akan mengubah hidrogen dan
oksigen menjadi air, dimana secara bersamaan menghasilkan energi listrik secara kontinyu dan
panas sebagai buangan dalam prosesnya. Pada sebuah baterai biasa, energi kimia yang diubah
oleh sebuah sel adalah tetap. Struktur dasar fuel cell ini terdiri atas lapisan elektrolit yang diapit
oleh anoda dan katoda pada sisi lain. Fuel cell memiliki potensi yang besar di masa mendatang,
salah satu diantaranya berpotensi menggantikan mesin pembakaran internal pada kendaraan
bermotor. Potensi keuntungan lainnya, fuel cell dapat menghasilkan energi dengan efisiensi
konversi yang tinggi, bersih, ramah lingkungan dan bersifat lebih fleksibel.
Fuel cell merupakan suatu alat/perangkat untuk menghasilkan energi listrik dengan
hasil sampingan berupa air dan panas, dengan cara mengoksidasi bahan bakar secara
elektrokimia. Fuel cell memiliki komponen-komponen yang hampir sama dengan baterai, yaitu
terdiri atas dua elektroda yang dipisahkan oleh elektrolit. Berbeda dengan baterai, fuel cell
bukanlah alat untuk menyimpan energi akan tetapi untuk menghasilkan energi listrik melalui
reaksi elektrokimia. Dibandingkan dengan bahan bakar berbasis fosil, fuel cell memiliki
efisiensi yang lebih tinggi dan emisi karbon dioksida yang jauh lebih rendah sehingga lebih
ramah terhadap lingkungan.
Riset tentang fuel cell sendiri telah lama dilakukan di BPPT terutama di Pusat Teknologi
Material bekerjasama dengan Balai Besar Teknologi Konversi Energi. Dari grup riset fuel cell
ini, telah berhasil dibuat berbagai prototipe dan model dan juga puluhan publikasi serta paten.
Salah satunya adalah prototipe sepeda motor dengan bahan bakar dari PEMFC dengan kapasitas
500 W. Dan aplikasi yang terakhir, fuel cell jenis ini telah dipergunakan sebagai back up power
untuk server di BPPT. Selain itu, aplikasi fuel cell juga digunakan sebagai sumber energi pada
sistem pendingin ruangan di kawasan Baron Techno Park. Direncanakan sistem fuel cell yang
ada kawasan Baron techno Park ini akan dihybrid kan dengan sistem pembangkit angin,
sehingga menjadi suatu model sistem kelistrikan terintegrasi.
Agar kegiatan ini bisa berjalan efektif dan sistimatis, maka kegiatan ini disesuakan
dengan system kerekayasaan BPPT, dengan 3 WBS yaitu :
WBS 1 : Pengembangan Testing Protokol dan Pengujian SIstem Charging Mobil
Listrik
WBS 2 : Pengembangan Teknologi PV Smart Charging Station
WS 3 : Pengembangan Lab Pengujian Peralatan listrik dan Lab Fuelcell
4
1.2. TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1.Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini antara lain :
a. Untuk mengembangkan Testing protokol dan fasilitas pengujian Battere Mobil listrik,
b. Untuk engembangkan Teknologi PV Smart Charging Station
c.Untuk mengembangkan Laboratorium Pengujian Peralatan Listrik dan Laboratorium Fuelcell
1.2.2. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2018 ini adalah:
a. Tersedianya Testing protokol dan alat pengujian Batere Mobil Listrik berdasarkan
standar IEC 62660-1:2010 Secondary lithium-ion cells for the propulsion of electric
road vehicles –Part 1: Performance testing
b. Tersedianya fasilitas Smart Charging Station dengan Teknologi Hybrid Photovoltaik-
Grid PLN
c. Tersedianya Laboratorium Pengujian peralatan listrik dan beroperasinya laboratorium
Fuel Cell.
5
Kajian teknologi charging station dan kendaraan listrik
Kajian tentang wireless charging station
6
manajemen pengisian energy kendaraan listrik memungkinkan partisipasi pengendara dan
peran aktif operator memantau pergerakan dan status energy dari kendaraan listrik.
Implementasi sistem charging station mobil listrik di Indonesia harus dibarengi dengan
upaya membangun industri dan bisnis baru sehingga tercipta juga lapangan kerja
khususnyauntuk penyebaran teknologi charging station mobil listrik ini. Potensi penciptaan
lapangan kerja baru sangat terbuka jika didukung oleh kebijakan pemerintah untuk
membantu penciptaan industri dan pengembangan bisnis terkait. Industri dan bisnis yang
dapat tumbuh dan berkembang karena implementasi charging station ini antara lain: smart
meter and communication, automasi jaringan daya, pengontrolan daya secara elektronika,
sumber energi terbarukan yang terdistribusi (PV, batere, fuel cell), kendaraan listrik (roda
empat / dua/ tiga), baterai, peralatan telekomunikasi, semikonduktor, software, dan lain-
lain.
7
Peran Rincian Peran Pengguna
Solusi Teknologi Memberikan rekomendasi-rekomendasi berupa Industri
solusi teknologi yang tepat guna dalam
meningkatkan keandalan, kestabilan dan
keberlanjutan dari sistem charging mobil listrik.
1.7. KELUARAN
2. PROGRAM DESCRIPTION
2.1. URAIAN SINGKAT ASPEK TEKNIS KEGIATAN
Kegiatan inovasi teknologi Smart Charging Station bertujuan melakukan inovasi dan
perekayasaan teknologi Smart Charging Station baik untuk meningkatkan penetrasi
sumber energi terbarukan (PV) pada daerah terpencil maupun untuk meningkatkan
keandalan dan efisiensi charging station kendaraan listrik pada daerah perkotaan.
Kegiatan memiliki cakupan yang cukup komprehensif sehingga pelaksanaanya dilakukan
secara sistematis dalam 3 WBS.
Kegiatan pada WBS 1 adalah melakukan pengembangan testing protokol dan pengujian
battery kendaraan/mobil listrik. Dimana pada WBS ini ada sub kegiatan berupa
pengembangan dan disain testing protokol pengujian battery (WP 1.1), Pengujian dan
Analisis Disain Battery Mobil Listrik (WP 1.2) , dan Pengkajian teknologi Battery Mobil
Listrik (EV dan HEV) .
Kegiatan pada WBS 2 adalah Pengembangan Teknologi PV Smart Charging Station .
Terdapat 3 sub kegiatan pada WBS ini yaitu; Disain, simulasi instalasi, Uji Coba dan
Evaluasi Smart Charging Station dengan Teknologi Hybrid-Photovoltaic (WP 2.1) ; Kajian
dan Analisis Charging Station untuk Kendaraan Listrik dengan daya listrik terbatas (WP
2.2); Kajian Wireless Charger (WP 2.3)
9
Kegiatan pada WBS 3 adalah Pengembangan Laboratorium Peralatan Listrik dan
Laboratorium Fuelcell. Pada WBS ini terdapat 2 sub kegiatan yaitu; Pengembangan,
Pengujian Peralatan Listrik dan Building Energy Monitoring System ( EMS).
10
o Operasi sistem kontrol akan mengintegrasikan fitur-fitur Smart Charger yang
dibuat sekarang dan yang akan dibuat pada waktu yang akan datang/ saling
terhubung (network).
o Sistem Monitoring diatur oleh Energy Management System (EMS) atau
sejenisnya dengan menggunakan Komunikasi data yang sesuai berbasis
android.
Kajian dan analisis charging station dilakukan secara paralel dengan implementasi
untuk justifikasi dan pendukung kegiatan :
o Analisis pencatatan smart meter pada sisi tegangan menengah dan pada sisi
tegangan rendah gardu distribusi gedung energi Kawasan Puspiptek.
o Simulasi harga energi yang disuplai ke kendaraan , hingga rupiah/km nya.
o Formulasi model harga energi total sesuai dengan pola beban dan respon
permintaan.
Kajian baterai untuk kendaraan listrik dengan melakukan analisis:
o Kapasitas/daya baterai untuk kendaraan listrik baik yang tertera pada label/
spesifikasi maupun energy yang disimpan saat pengisian listrik
o Jarak tempuh kendaraan dan kapasitas batare/energy tersisa saat akhir
perjalanan.
o Kurva/informasi saat akselerasi dan decelerasi dari kendaraan listrik
Wireless Charger
Kajian Wireless Charger dirasakan perlu mengingat trend charging station
kedepan adalah tanpa kabel dan bersifat universal sehingga tidak ada lagi kendala
perbedaan system/plug pengisian di tiap negara.
o Mempelajari teknologi wireless charger low power, medium dan high Power .
o Melakukan desktop studi / disain sederhana transfer daya tanpa kabel
o Merekayasa dan uji coba Wireless charger sederhana
o Merekayasa prototipe Wireless charger dengan jarak minimum 10 cm,
maksimum 50 cm
o Menguji coba prototipe dan menganalisa performansinya
o Merencanakan kegiatan lanjutan untuk tahun 2019 dan seterusnya
C. Pengembangan testing protokol pengujian peralatan listrik dan uji Fuel Cell
Melakukan pengembangan testing protokol pengujian peralatan listrik dengan
kegiatan yaitu adaptasi protokol uji standar international ke dalam standar
nasional untuk peralatan listrik dan komponen smart grid.
o Testing protokol peralatan listrik Rumah Tangga & Lampu TL 100, Lampu Jalan
LED, Setrika Listrik dan Ballast
11
o Pengadaan peralatan listrik yang akan diuji coba
o Pengujian peralatan lsitrik berdasarkan protokol uji yang telah dikembangkan
o Analisis hasil uji
Kajian diseminasi smart building.
o Review desain smart SMES dan gedung Manajemen
o Instalasi dan pemasangan SEMS di Gedung anajemen
o Uji coba dan evaluasi performance SEMS yan telah terpasang
o Diseminasi SEMS pada beberapa lokasi
Pengembangan Laboratorium FuelCell
o Mengembangkan laboratorium Fuelcell untuk pengujian technologi fuelcell
untuk pembangkit listrik mikro maupun untuk sumber energy kendaraan
listrik
Peningkatan capacity building
o Mempelajari kebutuhan pelatihan dan training
o Pelatihan internal dan eksternal
o Training di luar negeri
2.2.2 METODOLOGI
Dalam mengembangkan pengujian Battery mobil listrik harus berdasarkan
standar international maupun sntadar nasional. Pengembangan Testing protocol dan
pengujian battery mobil listrik ini sangat penting. Testing protokolnya mengacu kepada
standar IEC 62660-1:2010 Secondary lithium-ion cells for the propulsion of electric
road vehicles –Part 1: Performance testing.
Berikut di akan menyajikan beberapa parameter yang perlu diuji berdasarkan Standar IEC
62660-1:2010 Secondary lithium-ion cells for the propulsion of electric road vehicles
–Part 1: Performance testing. Summary dari pada standar IEC 62660-1:2010 disajikan
pada Tabel berikut ini.
Tabel 4 Jenis dan parameter pengujian standar IEC 62660-1:2010
12
Jenis Pengujian Clausa Keterangan Parameter Pengujian
NOTE Selective test conditions are shown in Table A.1 inAnnex A.
The method of designation of test current It is defined in IEC 61434.
Discharge current A
Temperature BEV application HEV application
°C
0
25 1/3It It
45
Step 3 – Measure the discharge duration until the specified end-of discharge voltage
is reached, and calculate the capacity of cell expressed in Ah up to three significant
figures.
The test cells shall be charged as specified below. The SOC adjustment is the
procedure to be followed for preparing cells to the various SOCs for the tests in this
standard.
Step 1 - The cell shall be charged in accordance with 7.1.
SOC adjustment 7.3
Step 2 - The cell shall be left at rest at room temperature in accordance with 4.4.
Step 3 - The cell shall be discharged at a constant current according to Table 1 for
(100 –n)/100 ´ 3 h for BEV application and (100 – n)/100 ´ 1 h for HEV application,
where n is SOC (%) to be adjusted for each test.
7.4.1 Test method
The test shall be carried out in accordance with the following procedure.
a) Mass measurement
Mass of the cell shall be measured as specified in Clause 6.
b) Dimension measurement
Dimension of the cell shall be measured as specified in Clause 5.
c) Current-voltage characteristic test
Current-voltage characteristics shall be determined by measuring the voltage at the
end of the 10 second pulse, when a constant current is discharged and charged under
the conditions specified below.
1) SOC shall be adjusted to 20 %, 50 %, and 80 % according to the procedure
specified in 7.3.
2) The cell temperature at test commencement shall be set to 40 °C, 25 °C, 0 °C, and
–20 °C.
3) The cell is charged or discharged at each value of the current corresponding to the
respective rated capacity level, and the voltage is measured at the end of the 10 s
pulse. The range of the charge and discharge current shall be specified by the
manufacturer, and the standard measurement interval shall be 1 s. If the voltage after
10 s exceeds the discharge lower limit voltage or charge upper limit voltage, the
measurement data shall be omitted.
NOTE The charge/discharge limits at low temperature specified by the manufacturer
should be taken into account.
Table 2 shows examples of charge and discharge current according to the
applications. If it is required, the maximum current for charge and discharge is
specified by the cell manufacturer (Imax). This value can be reduced according to the
agreement with the customer. The maximum charge and discharge current can be
applied after the measurement at 5 It for BEV application and 10 It for HEV
application. Imax value changes depending on SOC, test temperature and charge or
discharge state.
Power
7.4
Table 2 – Examples of charge and discharge current
Application Charge and discharge current
A
BEV 1/3It 1 It 2 It 5 It Imax
HEV 1/3 It 1 It 5 It 10 It Imax
4) 10-min rest time shall be provided between charge and discharge pulses as well as
between discharge and charge pulses. However, if the cell temperature after 10 min
is not within 2 K of test temperature, it shall be cooled further; alternatively, the rest
time
duration shall be extended and it shall be inspected whether the cell temperature
then settles within 2 K. The next discharging or charging procedure is then
proceeded with.
5) The test is performed according to the scheme shown in Figure 3a and Figure 3b.
NOTE 1 Selective test conditions are shown in Table A.2 inAnnex A.
NOTE 2 The current-voltage characteristic line can be obtained by straight-line
approximation using the measured values of current and voltage, from
which Imax and power can be calculated. The slope of this line shows the internal
resistance of cell
13
Jenis Pengujian Clausa Keterangan Parameter Pengujian
14
Jenis Pengujian Clausa Keterangan Parameter Pengujian
Wed is the electric energy of cell (Wh);
Cd is the discharge capacity (Ah) at 1/3 It (A) for BEV or 1 It (A) for HEV;
Uavr is the average voltage during discharging (V).
Ρec= (9)
where
Ρec is the mass energy density (Wh/kg);
Wed is the electric energy of cell (Wh);
m is the mass of cell (kg).
7.5.2.2 Energy density per unit volume
The volumetric energy density shall be calculated using equation (10) up to three
significant figures by rounding off the result.
Ρevlmc= (10)
where
Ρevlmc is the volumetric energy density (Wh/l);
Wed is the electric energy of cell (Wh);
V is volume of cell (l).
The volume of prismatic cell shall be given by the product of the total height
excluding terminals, width, and length of the cell, and that of cylindrical cells shall be
given by the product of the cylindrical cross-sectional area and the total length
excluding terminals.
7.6.1 Charge retention test
The charge retention characteristics of cell at a 50 % SOC shall be determined
according to
the following procedure.
Step 1 - The cell shall be charged in accordance with 7.1.
Step 2 - The cell shall be discharged to 50 % SOC in accordance with the method
specified in
7.3. Then, the cell shall be stabilized at test temperature for 1 h.
Step 3 - Discharge the cell to the end-of-discharge voltage at a discharge current of
1/3 It (A)
for BEV application and 1 It (A) for HEV application and at room temperature. This
discharge
capacity is Cb.
Step 4 - Repeat steps 1 and 2.
Step 5 - The cell shall be stored for 28 days at an ambient temperature 45 °C ± 2 K.
Step 6 - Discharge the cell at a constant current of 1/3 It (A) for BEV application and
1 It (A)
for HEV application at room temperature until end-of-discharge voltage, and then
measure the
capacity of cell. This discharge capacity is Cr.
Charge retention ratio shall be calculated according to equation (11).
R= ×100 (11)
Storage test 7.6
where
R is the charge retention ratio (%);
Cr is the capacity of cell after storage (Ah);
Cb is the capacity of cell before storage (Ah).
15
Jenis Pengujian Clausa Keterangan Parameter Pengujian
The dynamic discharge capacity CD shall be measured at 25 °C ± 2 K and 45 °C ± 2
K.
The dynamic discharge capacity is defined by the time integrated value of charge and
discharge current confirmed by the following test: Discharge the fully charged cell
repeatedly by the dynamic discharge profile A specified in Table 3 and Figure 4 until
the voltage reaches the lower limit specified by the manufacturer.
– Power
The power shall be measured as specified in 7.4 at 25 °C ± 2 K, 50 % SOC.
7.7.1.2 Charge and discharge cycle
The charge and discharge cycle test shall be performed as follows.
a) Temperature
The ambient temperature shall be 45 °C ± 2 K. At the start of charge and discharge
cycle, cell temperature shall be 45 °C ± 2 K.
b) Charge and discharge cycle
A single cycle is determined as the repetition of the following steps from 1 to 4. The
rest time between each step shall be less than 4 h.
The cycle shall be continuously repeated for 28 days. Then, measure the performance
of the cell as specified in 7.7.1.2 c). This procedure shall be repeated until the test
termination specified in 7.7.1.2 d).
Step 1 - The cell shall be fully discharged by the method specified by the
manufacturer.
Step 2 - The cells shall be fully charged by the method specified by the manufacturer.
The charge time shall be less than 12 h.
Step 3 - Discharge the cell following the dynamic discharge profile A specified in
Table 3 and Figure 4 until the discharged capacity reaches equivalent to 50 % ± 5 %
of the initial dynamic discharge capacity CD at 45 °C.
If the voltage reaches the lower limit specified by the manufacturer during step 3, the
test shall be discontinued notwithstanding the stipulation in 7.7.1.2 d), and the cell
performance shall be measured at this point as specified in 7.7.1.2 c).
If the temperature of cell reaches the upper limit specified by the manufacturer
during step 3, the duration of charge/discharge step 20 in Table 3 can be extended to
an appropriate value. The actual duration time shall be reported.
In this profile, the test power shall be calculated using equation (12)
Pmax = N Wed (12)
where
Pmax is the test power (W);
N is a value (1/h) of vehicle required maximum power of cell (W) divided by energy
of cell (Wh);
NOTE The value of N = 3/h is an example based on the specifications of
commercialized BEVs.
Wed is the electric energy of cell at room temperature (Wh).
If the value derived from equation (12) is larger than the maximum power of cell
specified by the manufacturer, the test power shall be defined as 80 % of the
maximum power at room temperature and at 20 % SOC specified by the
manufacturer. Power value actually used shall be reported.
Figure 4 – Dynamic discharge profile A for BEV cycle test
Step 4 - Discharge the cell following the dynamic discharge profile B (hill climbing
profile) specified in Table 4 and Figure 5 for one time. The test power shall be
calculated using equation (12).
If the voltage reaches the lower limit specified by the manufacturer during step 4, the
test shall be discontinued notwithstanding the stipulation in 7.7.1.2 d), and the cell
performance shall be measured at this point as specified in 7.7.1.2 c).
If the battery voltage frequently reaches the lower limit voltage during
charge/discharge step 16, the discharge power and duration can be changed
appropriately. The actual test values shall be reported accordingly.
Table 4 – Dynamic discharge profile B for BEV cycle test
Figure 5 – Dynamic discharge profile B for BEV cycle test
Step 5 - Discharge the cell following the dynamic discharge profile A specified in
Table 3 and Figure 4 until the overall discharge capacity including step 3 and step 4
reaches equivalent to 80 % of initial CD at 45 °C.
If the temperature of cell reaches the upper limit specified by the manufacturer
during step 5, the duration of charge/discharge step 20 in Table 3 can be extended to
an appropriate value. The actual duration time shall be reported.
If the voltage reaches the lower limit specified by the manufacturer during step 5, the
test shall be discontinued notwithstanding the stipulation in 7.7.1.2 d), and the cell
performance shall be measured at this point as specified in 7.7.1.2 c).
c) Periodical measurement of performance
After every completion of the repetition from step 1 to step 5 for 28 test days, the
performance
of cell shall be measured as specified in 7.7.1.1. The accumulated time from step 1 to
step 4 in7.7.1.2 b) shall also be reported. The dynamic discharge capacity shall be
measured at 25 °C ± 2 K only.
d) Termination of test
The cycle life test shall be terminated when either of the following conditions is
satisfied. Otherwise back to 7.7.1.2 a) and repeat the test.
Condition A – The test sequence from 7.7.1.2 a) to 7.7.1.2 c) is repeated 6 times.
Condition B – When any of the performance measured in 7.7.1.2 c) is decreased to
less than 80 % of the initial value.
Condition C – The temperature of cell reaches the upper limit agreed between the
manufacturer and the customer during the test.
16
Jenis Pengujian Clausa Keterangan Parameter Pengujian
The number of implemented times of each profile and cycle during the test shall be
reported.
17
Jenis Pengujian Clausa Keterangan Parameter Pengujian
The cycle life test shall be terminated when either of the following conditions is
satisfied. Otherwise back to 7.7.2.3 a) and repeat the test.
Condition A – The test in 7.7.2.3 c) is repeated for a total of 6 months.
Condition B – When either of the performance measured in 7.7.2.3 d) is decreased to
less than 80 % of the initial value.
The number of times of each profile implementation and that the switching voltages
are reached shall be reported.
18
Jenis Pengujian Clausa Keterangan Parameter Pengujian
g) Calculate coulomb efficiency and energy efficiency using equation (15) and
equation (16).
NOTE The charge/discharge limits at low temperature specified by the manufacturer
should be taken into account.
7.8.2 Test for cells of BEV application
This test is applicable to cells used in BEVs, and intended to determine the energy
efficiency of cells under fast charging conditions. The test shall be carried out in
accordance with the following procedure.
a) The cell shall be left at rest at room temperature for a minimum of 1 h and a
maximum of 4 h after full charge. The test shall then be commenced.
b) Discharge the cell by the method specified in 7.2.
c) Energy efficiency test at 80 % SOC:
1) leave the cell at rest for 4 h, and then charge it to 80 % SOC at 2 It. If the
voltage reached the upper limit voltage specified by the manufacturer, charging shall
be terminated;
NOTE Selective test conditions are shown in Table A.4 inAnnex A.
2) leave the cell at rest for more than 4 h until the cell has attained the test
temperature, and then discharge it by the method specified in 7.2.
d) Calculate discharge electric quantity and charge electric quantity using equation
(13).
e) Calculate discharge electric energy and charge electric energy using equation (14).
f) Calculation of energy efficiency.
Determine the Coulomb efficiency using equation (17) and the energy efficiency
using equation (18).
ηc1= 100 (17)
where
ηc1 is coulomb efficiency (%);
Qd1 is discharge electric quantities in 7.8.2 (Ah);
Qc1 is charge electric quantities in 7.8.2 (Ah).
Ηe1= 100 (18)
where
ηe1 is energy efficiency (%);
Wd1 is discharge electric energies in 7.8.2 (Wh);
Wc1 is charge electric energies in 7.8.2(Wh).
19
Desain engineering untuk implementasi Charging Station dengan EBT PV pada
Canopy carport untuk mendukung smart Electric transportation di Kawasan
Puspiptek dilakukan dengan secara paralel terlebih dahulu mempelajari spesifikasi
teknis dari kendaraan listrik yang ada atau yang akan diadakan, kemudian
dilakukan secara berturut-turut:
o Survey lokasi Penempatan PV Charging Station yang ideal; bebas bayangan
matahari, dekat dengan sumber listrik Grid
o Menentukan kapasitas daya dan tipe charging station
o Menentukan fitur-fitur pada charging station yang akan diterapkan terkait
smart system monitoring.
o Melakukan desain Charging Station PV-grid hybrid dengan beban kritis dan
fitur-fitur yang ditentukan.
o Membuat rancangan anggaran biaya.
Implementasi Photovoltaic > 5 kW untuk digabungkan dengan charging station
dan merecord semua data energy yang dihasilkan , selain itu juga dilakukan;
o Menyiapkan kerangka Acuan Kerja yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis
untuk keperluan tender.
o Melakukan komissionong dan test terhadap instalasi smart Charging Station
yang telah dibangun.
o Melakukan kajian kinerja smart Charging Station
20
diandalkan untuk melayani beban. Secara sederhana konfigurasi sistem Charging Station
yang akan dikembangkan dapa dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
21
Gambar 3. Konsep jadi Desain Photovoltaic Smart Charging Station (PVSCS)
23
2.4. KERANGKA KERJA SISTEM INOVASI
Mitra kerja kegiatan ini di pemerintah adalah dengan Kementrian Negara Riset dan
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (berikut LPNK di bawah naungan KRT), Kementrian
ESDM (EBTKE, DJK, Balitbang ESDM). Sedangkan, mitra Kerja di industri adalah mitra
kerja penyedia peralatan listrik , BUMN yang menjadi mitra kerja, seperti: PT.PLN, PT.
LEN, PT Telkom. Swasta murni sebagai pengembangn teknologi Charging Station yang
dapat menjadi mitra kerja seperti PT. Mitsubhisi Indonesia, PT. SEI, PT. BOSCH
automotive Indonesia, ABB Indonesia, PT Inti, PT. SUP, PT Nipress, PT DSBC Solo, dan
industri smart meter. Kerjasama dengan instansi pemerintah antara lain: Ditjen
Ketenagalistrikan, Ditjen EBTKE, Pemda DKI dan NTT. Kerjasama dengan perguruan
tinggi adalah ITB, UGM, ITS, dan UI.
2.6. Pengguna (Intermediate & End User) & Model Pemanfaatan Hasil
Sebagai pengguna dari hasil kegiatan ini adalah pemerintah (pusat dan daerah), Kawasan
Pariwisata, Kawasan Industri , PT. PLN , PT. LEN.
Perbaikan kualitas daya listrik pada suatu industri akan memperbaiki kinerja industri
tersebut, artinya produksifitas industri tidak terhenti, dan ini akan mengurangi losses
26
material. Perbaikan kualitas daya juga akan secara langsung mengurangi losses
peralatan, begitupula peralatan akan dapat digunakan dalam waktu lebih lama (sesuai
dengan life-timenya).
27
3. STRUKTUR RINCIAN KERJA (WORK BREAKDOWN STRUCTURE/WBS)
Tabel 6 Work Breakdown Structure (WBS)
28
4. STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM (PROGRAM ORGANIZATIONAL STRUCTURE)
Advisor :
Dr. Ir Andhika Prastawa, MSEE
Dr. Marzan A. Iskandar
KEPALA PROGRAM
Drs. Agus Salim Dasuki Sudirman
WBS 1 WBS 3
WBS 2
Pengembangan Testing Protokol dan Pengujian Sistem Pengembangan Lab Peralatan Listrik dan Lab Fuel Cell
Pengembangan Teknologi PV Smart Charging Station
Charging Mobil Listrik
GL2 : Ferdi Arman syah
GL1 : Oo Abdul Rosyid GL3 : Abdul Hamid Budiman
WP 1.1 WP 3.1
WP 2.1
Pengembangan dan Desain Testing Protokol Pengembangan dan Pengujian Peralatan Listrik & EMS
Desain, simulasi instalasi, Uji coba dan evaluasi smart
Pengujian Battery L3.1 : Eka Nurd iana
Charging Station dengan Teknologi Hybrid – Photovoltaic
L1.1 : Nelly Malik Lande L2.1 : Zul Ramadhanie ES 3.1.1 Muh Akbar Hipi
ES 3.1.2 Louis
ES 2.1.1 Budi Sutrisno ES 3.1.3 Heru Eka
ES 2.1.2 Didik R ES.3.1.4 Suhraeni Syafei
ES 1.1.1 Setya Sunarna ES 2.1.3 Rohi A Wenyi ES 3.1.5 Maarif Hasan
ES 1.1.2 Eka Nurdiana ES 2.1.4 Budiman Kamil ES 3.1.6 Aldionus
ES 1.1.3 Zaenudin ES 2.1.5 Louis ES 3.1.7. Munadyan Nurhuda
ES.2.1.6 Munadyan Nurhuda
ES 2.1.7 Harthadi WP 3.2
Pengujian, Pengoperasian dan Standardisasi Lab Fuel
WP 2.2 Cell
WP 1.2 Studi dan Analisis Charging Station untuk kendaraan L3.2 : Desy Kurniawati .
Pengujian dan Analisis Desain Battery mobil listrik listrik dengan daya listrik terbatas ES 3.2.1 Kurniawan .
L1.2 : Anita Faradilla L2.2 : Fariz Maulana ES 3.2.2 Ferrri Hermawan
ES 2.2.1 Toha Zaky ES 3.2.3 Anton Rahmawan
ES 1.2.1 Andriansyah ES 3.3.4 Nur Endah Eny Sulistyawati
ES.2.2.2 Rifai Mustafa
ES 1.2.2 Annisaa Taradini ES 3.2.5. Akim Windaru
ES.2.2.3 Maarif Hasan
ES 1.2.3 Lily Safinah ES 3.2.6 Mimi Suryati
ES.2.2.4 Annisa Taradini
ES 2.2.5 Azis Basaroh ES 3.2.7 Bayu Samudra .
WP 1.3
Kajian Teknologi Battery mobil listrik (EV dan HEV) WP 3.3
L1.3 : Wulan Komariah WP 2.3 Pengembangan Material Solid Oxide Fuelcell (SOFC)
Kajian Teknologi Wireless Charger dan Solid State Battery (SSB)
ES 1.3.1 Munadian Nurhuda . L2.3 : Ario Witjakso L3.3 : Jarot Rahardjo .
ES 1.3.2 Ma’Arif Hasan .
ES 2.3.1 Louis . ES 3.3.1 Hadi P Sulaikhan
ES 1.3.3 Danang
ES 2.3.2 Panca Kurniawan . ES 3.3.2 Tika Mustika
.
ES 2.3.3 Edi Prabowo . ES 3.3.3 Ade Utami
ES 2.3.4 Maknoh ES 3.3.4 Damisih
ES 3.3.5 Hanif Yuliani
UNIT
NO NAMA NIP PERAN WBS/WP JABATAN FUNGSIONAL DEPUTI
KERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4 Andri Subandriya 196504071991031004 ACE ACE Perekayasa Ahli Madya B2TKE TIEM
6 Sri Rusmiyati 196509151992022001 APM APM Perekayasa Alhi Pertama B2TKE TIEM
8 Nelly Malik Lande 198211302008012011 L WP 1.1 Perekayasa Ahli Muda B2TKE TIEM
16 Wulan Erna Komariah 198410112008012007 L WP 1.3 Perekayasa Ahli Pertama B2TKE TIEM
24 Rohi Adu Wenyi 196306261985031004 ES WP 2.1.3 Tek. Litkayasa Penyelia B2TKE TIEM
30
UNIT
NO NAMA NIP PERAN WBS/WP JABATAN FUNGSIONAL DEPUTI
KERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
41 Abdul Hamid Budiman 197011011998031002 GL WBS 3 Perekayasa Ahli Madya B2TKE TIEM
45 Heru Eka Prawoto 1981101012008101001 ES WP 3.1.3 Tek. Litkayasa Terampil B2TKE TIEM
48 Dionysius Aldion Renata 198912112014021004 ES WP 3.1.6 Perekayasa Ahli Pertama B2TKE TIEM
31
6. RENCANA PROGRAM JANGKA PANJANG (PROGRAM MASTER PHASING PLAN)
Critical Design Preliminary Final Design
Preview Preview Final
Design
Start Goal
Preview
WBS1 Pengembangan Testing Protokol dan Pengujian Sistem Charging Mobil Listrik
WP1.1 Melakukan Pengembangan dan
Melaksanakan desain konseptual/ awal Melaksanakan desain rinci Testing Menyusun Material take off dan peralatan
Desain Testing Protokol Pengujian
Testing Protokol Pengujian Battery Protokol Pengujian Battery base on desain rinci
Battery
WP1.2 Pengujian dan Analisis Desain Menyajikan beberapa alternatif jenis Memberikan metoda dan strategi Memberikan metoda interpretasi hasil
Battery Mobil Listrik peralatan pengujian Battery Mobil Listrik pengujian Battery Mobil Listrik pengujian Battery Mobil Listrik
WP1.3 Menyusun rekomendasi dan menetapkan
Kajian Teknologi Battery Mobil Melaksanakan studi kelayakan sistem Mengevaluasi Teknologi Battery Mobil
Teknologi Battery Mobil Listrik yang
Listrik ( EV dan HEV) Teknologi Battery Mobil Listrik Listrik yang yang seang berkembang
cocok diterapkan untuk mobil listrik
WBS2 Pengembangan Teknologi Smart Charging Station
WP2.1 Desain, Instalasi, uji coba dan Melaksanakan desain konseptual/ awal Melaksanakan desain rinci Teknologi Melaksanakan Pengujian unjuk kerja
evaluasi Smart CS dengan Teknologi Smart CS dengan Teknologi Smart CS dengan Teknologi Hybrid - PV Smart CS dengan Teknologi Hybrid - PV
Teknologi Hybrid - PV Hybrid - PV
WP2.2 Kajian dan Analisis Charing Station Melaksanakan kajian dan studi kelayakan Melakukan analisis Charing Station Menyusun rekomendasi Charing Station
untuk Kendaraan Listrik dengan Sistem Charging Station yang untuk Kendaraan Listrik dengan Daya untuk Kendaraan Listrik dengan Daya
Daya Listrik Terbatas berkembang saat ini Listrik Terbatas Listrik Terbatas di Indonesia
WP2.3 Kajian Wireless Charger Melaksanakan desain konseptual/ awal Melaksanakan desain rinci, Menyusun Material take off dan peralatan
Wireless Charger perhitungan dan requisition Wireless base on desain rinci Wireless Charger
Charger
WBS3 Pengembangan Lab Pengujian Peralatan Listrik dan Lab Fuel Cell
WP3.1 Pengembangan, Pengujian
Pembahasan konsep testing protokol Pengadaan peralatan listrik yang akan Pengujian peralatan lsitrik berdasarkan
Pelaralatan Listrik dan Building
peralatan listrik Rumah Tangga diuji coba protokol uji yang telah dikembangkan
EMS
WP3.2 Pengujian, Pengoperasian dan Melaksanakan Pengujian unjuk fuel Cell Pengoperasian Sistem Fuel Cell yang Pengembangan dan standadisasi Sistem
Standardisasi Lab Fuel Cell yang ada di Serpong ada di Baron Pengoperasian Fuel Cell
WBS2 Melaksanakan desain konseptual/ awal Teknologi Melaksanakan Pengujian unjuk kerja Menyusun rekomendasi Charing Station
Pengembangan Teknologi Smart CS dengan Teknologi Hybrid - PV Smart CS dengan Teknologi Hybrid – PV untuk Kendaraan Listrik dengan Daya
Smart Charging Station Listrik Terbatas di Indonesia
Melaksanakan desain rinci Teknologi Smart CS Melaksanakan desain rinci, perhitungan
dengan Teknologi Hybrid - PV dan requisition Wireless Charger Uji coba wire less charging station
Melaksanakan kajian dan studi kelayakan Sistem Menyusun Material take off dan
Charging Station yang berkembang saat ini peralatan base on desain rinci Wireless
Charger
Melakukan analisis Charing Station untuk
Kendaraan Listrik dengan Daya Listrik Terbatas
WBS3 Pembahasan konsep testing protokol peralatan Pengadaan peralatan listrik yang akan Pengujian peralatan lsitrik berdasarkan
Pengembangan Lab Peralatan listrik Rumah Tangga diuji coba protokol uji yang telah dikembangkan
Listrik dan Lab Fuel Cell
Melaksanakan Pengujian unjuk fuel Cell yang ada Pengoperasian Sistem Fuel Cell yang ada di Pengembangan dan standadisasi Sistem
di Serpong Baron Pengoperasian Fuel Cell
33
7. JADWAL KEGIATAN TAHUNAN (PROGRAM SCHEDULING)
Tabel 9 Jadwal kegiatan Tahunan
1. KEGIATAN WBS1: Pengembangan Testing Protokol dan Pengujian Sistem Charging Mobil Listrik
WP1.1: Pengembangan dan Desain Testing Protokol
Pengujian Battery
Melaksanakan desain konseptual/ awal Testing Laporan
Protokol Pengujian Battery
Melaksanakan desain rinci Testing Protokol Laporan
Pengujian Battery
Menyusun Material take off dan peralatan base Laporan
on desain rinci
Membuat laporan Desain Testing Protokol Laporan
Pengujian Battery
WP1.2: Pengujian dan Analisis Desain Battery
Mobil Listrik
Menyajikan beberapa alternatif jenis peralatan Laporan
pengujian Battery Mobil Listrik
Memberikan metoda dan strategi pengujian Laporan
Battery Mobil Listrik
Memberikan metoda interpretasi hasil pengujian Laporan
Battery Mobil Listrik
Menyusun metoda dan strategi pengujian Laporan
Battery Mobil Listrik
WP1.3: Kajian Teknologi Battery Mobil Listrik ( EV
dan HEV)
Melaksanakan studi kelayakan sistem Teknologi Laporan
Battery Mobil Listrik
Mengevaluasi Teknologi Battery Mobil Listrik Laporan
yang yang seang berkembang
34
Menyusun rekomendasi dan menetapkan Laporan
Teknologi Battery Mobil Listrik yang cocok
diterapkan untuk mobil listrik
Melakukan diseminasi Teknologi Battery Mobil Laporan
Listrik
36
KOMPONEN
Pengembangan Testing Protokol dan Pengembangan Teknologi Smart Pengembangan Lab Pengujian
Pengujian Sistem Charging Mobil Charging Station Peralatan Listrik dan Lab Fuel Cell
Listrik
Belanja Barang (BB) Rp. 2.955.432.000 Rp. 1.944.568.000 Rp. 131.
521211 Belanja Bahan Rp. 201.004.000 Rp. 162.514.000 Rp.
524114 Belanja Perjalanan Dinas Dlm Kota Rp. 0 Rp. 110.000.000 Rp.
524111 Belanja Perjalanan Biasa Rp. 89.904.000 Rp. 172.054.000 Rp.
52241 Sewa Kendaraan Rp. 0 Rp. 0 Rp.
Rp. Rp. 0 Rp.
521219 Belanja Barang Operasional Lainnya
522191 Belanja Jasa Lainnya Rp. Rp. 0 Rp.
Honor Output Kegiatan Rp. Rp. 0 Rp.
523121 Blj Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Rp. Rp. 0 Rp.
Mesin
Belanja Modal (BM) Rp. 2.665.000.000 Rp. 1.500.000.000 Rp.
532111 Belanja Modal Peralatan & Mesin Rp. 2.665.000.000 Rp. 1.500.000.000 Rp.
536111 Belanja Modal Lainnya Rp. 0 Rp. 0 Rp.
37
Kegiatan/ Pelaksanaan Kegiatan
Sub Kegiatan/ Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Kode Total
Jenis
Belanja/Rincian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Belanja
0 1 2 3
Penerapan Adaptasi
Protokol Uji
Standar Nasional
5864.007.001.051 dan Internasional 187.5 187.5 187.5
187.5 67,687.5 56,963.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 131,566
Untuk Pengujian
Sistem Charging
Mobil Listrik
521211 Belanja Bahan - - - - - - -
- - 50,000 - - 50,000
Belanja Perjalanan
524111
Biasa - - 6,776 6,776
Perjalanan Dinas
524113
Dalam Kota 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 187.5 2,250
Belanja modal
532111 Peralatan dan
- 67,500 - - - - - - -
-
- - 67,500
Mesin
Pengembangan
Teknologi Sistem
5864.007.001.052 2,715,463 143,387 32,466
Charging Mobil - - 1,910,176 36,309 27,244 23,223 41,606 19,304 - 4,949,178
listrik
521211 Belanja Bahan
- - 46,658 - - - - - - - - - 46,658
Belanja Perjalanan
524111
Biasa - - - - 2,520 2,520
Teknologi Battery
B 30,135 133,223 22,302
Mobil Listrik - - 1,662,514 23,625 27,244 23,223 22,302 - - 1,944,568
521211 Belanja Bahan - - - - - - -
- - 162,514 - - 162,514
Belanja Perjalanan
524111 - 23,223 22,302 - -
Biasa - - 30,135 23,625 27,244 23,223 22,302 172,054
Belanja perjalanan
Dinas Paket
524114
Meeting Dalam - - - - - - 110,000 - - - - - 110,000
Kota
Belanja Modal
532111 Peralatan dan
- - 1,500,000 - - - - - - - - 1,500,000
Mesin
Penyiapan
C 2,685,328 10,164 10,164
Laboratorium - - 201,004 10,164 - - 19,304 19,304 - 2,955,432
38
Kegiatan/ Pelaksanaan Kegiatan
Sub Kegiatan/ Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Kode Total
Jenis
Belanja/Rincian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Belanja
0 1 2 3
Pengujian Battery
Mobil Listrik
521211 Belanja Bahan - - - - - - -
- - 201,004 - - 201,004
Belanja Perjalanan
524111 - 10,164 10,164
Biasa - - 20,328 10,164 19,304 19,304 89,428
Belanja Modal
53211 Peralatan dan
Mesin
2,665,000 2,665,000
Kepala Program Jumlah Ketua Kelompok (GL) WBS1 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP1.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah
Lembar Kerja 4 Lembar Kerja 4 Lembar Kerja 4 Engineering Staf WP 1.1 3
Surat keputusan 4 Lembar Instruksi 4 Lembar Instruksi 4 Lembar Kerja (Total per WP) 12
Lembar Instruksi Teknik 4 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN) (Total) 12
Materi Presentasi 4 Materi Presentasi 4 Materi Presentasi 4
Program Manual 1 Design Manual 1 Laporan Teknis (TR) 2
Design Manual 1 Engineeering Manual 1 Revisi Laporan Teknis (TM ) 2
39
TROIKA Level WBS Level WP
Engineering Manual 1 Test Manual 1 Ketua Sub Kelompok (L) WP1.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah
Test manual 1 Production Manual 1 Lembar Kerja 3 Engineering Staf WP 1.2 3
Technical Document 1 Dokumen Teknis (TD) 1 Lembar Instruksi 3 Lembar Kerja (Total) 12
Program Document 1 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12
Progress Control and
1 Materi Presentasi 4
Monitoring
Laporan Teknis (TR) 4
Revisi Laporan Teknis (TM ) 4
Insinyur Kepala (CE) Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP1.3 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah
Lembar Keputusan 4 Lembar Kerja 4 Engineering Staf WP 1.3 3
Lembar Kerja 4 Lembar Instruksi 3 Lembar Kerja (Total per WP) 12
Draft SK Tim Kerja 1 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12
Lembar Instruksi Teknik 4 Materi Presentasi 4
Materi Presentasi 4 Laporan Teknis (TR) 2
Program Manual 1 Revisi Laporan Teknis (TM ) 2
Design Manual 1 Ketua Kelompok (GL) WBS2 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP2.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah
Engineering Manual 1 Lembar Kerja 4 Lembar Kerja 4 Engineering Staf WP 2.1 7
Test manual 1 Lembar Instruksi 4 Lembar Instruksi 4 Lembar Kerja (Total) 24
Technical Document 1 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN) (Total) 24
Program Document 1 Materi Presentasi 4 Materi Presentasi 4
Design Manual 1 Laporan Teknis (TR) 2
Ass . Insinyur Kepala (CE) Jumlah Engineeering Manual 1 Revisi Laporan Teknis (TM ) 2
Lembar Keputusan 4 Test Manual 1 Ketua Sub Kelompok (L) WP2.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah
Lembar Kerja 4 Production Manual 1 Lembar Kerja 4 Engineering Staf WP 2.2 6
Draft SK Tim Kerja 1 Dokumen Teknis (TD) 1 Lembar Instruksi 4 Lembar Kerja (Total) 24
Lembar Instruksi Teknik 4 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN) (Total) 24
Materi Presentasi 4 Materi Presentasi 4
40
TROIKA Level WBS Level WP
41
Jenis dokumen pelaporan
(1) Catatan Teknis (Technical Notes)
Catatan teknis disusun oleh setiap staf perekayasa (engineering staff) dan staf teknisi
(technician staff), yang isinya merupakan hasil pengumpulan data, analisa, formulasi
dan pengembangan dari suatu informasi, atau yang lainnya yang merupakan catatan
pada setiap tahapan kegiatan.
(5) Dokumen Pemantauan dan Pengendalian Proyek (Project Monitoring dan Control
Document)
Dokumen pemantauan dan pengendalian proyek merupakan laporan hasil monitoring
dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Dokumen ini berisikan laporan kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dilihat dari aspek administratif (penganggaran dan skedul
pelaksanaan kegiatan).
Numbering System
Sistem penomoran dokumen dalam kegiatan ini terdiri dari sebagai berikut.
a. Catatan Teknis (Technical Note ):
Catatan teknis disusun oleh setiap staf perekayasa (Engineering Staff) dan staf teknis
(Technical Staff) untuk setiap paket kegiatan (working package) dan diberi
penomoran sebagai berikut:
Tabel 13 Sistem penomoran Technical Note
1 TN-01/ES-2.1.2/EV/B2TKE/mm/2018
TN-02/ES-2.2.2/EV/B2TKE/mm/2018
2
TN-03/ES-2.1.2/EV/B2TKE/mm/2018
3
TN-XX/ES-2.1.2/Ev/B2TKE/mm/2018
4
42
Di mana XX, ES 2.1.2 posisi Engineering Staf dalam STKK, EV menunjukkan nama
kegiatan , sedangkan mm menunjukkan bulan berapa laporan tersebut diterbitkan.
1 TR-01/WP 2.1/EV/B2TKE/mm/2018
TR-02/WP 2.1/EV/B2TKE/mm/2018
2
TR-XX/WP 2.1/EV/B2TKE/mm/2018
3
Di mana XX, WP 2.1 posisi Leader dalam STKK, EV menunjukkan nama kegiatan ,
sedangkan mm menunjukkan bulan berapa laporan tersebut diterbitkan.
5 TD-TW1/WBS-2/EV/B2TKE/III/2018 Pengembangan TW 1
Teknologi PV Smart
Charging Station TW 2
6 TD-TW1/WBS-2/EV/B2TKE/VI/2018
TW 3
7 TD-TW1/WBS-2/EV/B2TKE/IX/2018
TW 4
8 TD-TW1/WBS-2/EV/B2TKE/XII/2018
43
TW 3
TD-TW1/WBS-3/EV/B2TKE/IX/2018
TW 4
TD-TW1/WBS-3/EV/B2TKE/XII/2018
No Kode Triwulan
1 PD-TW1/EV/B2TKE/III/2018 Triwulan 1
2 PD-TW2/EV/B2TKE/VI/2018 Triwulan 2
3 PD-TW3/EV/B2TKE/IX/2018 Triwulan 3
4 PD-TW4/EV/B2TKE/XII/2018 Triwulan 4
No Kode Triwulan
1 PCM-TW1/EV/B2TKE/III/2018 Triwulan 1
2 PCM-TW2/EV/B2TKE/VI/2018 Triwulan 2
3 PCM-TW3/EV/B2TKE/IX/2018 Triwulan 3
4 PCM-TW4/EV/B2TKE/XII/2018 Triwulan 4
44
45