Anda di halaman 1dari 27

Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan

Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan Perundang-


Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka
PSN Pasca Pengesahan Perpres 66/2020
Dalila Doman1 dan Nadia Doman2

Abstrak
Prinsip pembangunan berkelanjutan dan ekonomi berwawasan lingkungan merupa-
kan amanat Pasal 33 ayat (4) UUD NRI 1945. Oleh karena itu, kedua amanat ini harus
diterapkan dalam peraturan perundang-undangan di bawahnya termasuk di sektor
kehutanan dan perekonomian nasional. Pemerintah menilai percepatan pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional (PSN) tidak hanya menumbuhkan perekonomian nasional,
tetapi juga dapat menjaga kondisi ekonomi nasional selama pandemi COVID-19. Pe-
nilaian tersebut membuat pemerintah mengesahkan Perpres 66/2020 yang mengatur
pendanaan pengadaan tanah dalam rangka pelaksanaan PSN, salah satunya di kawa-
san hutan. Peraturan pendanaan pengadaan tanah di kawasan hutan ini dikhawatir-
kan memberikan ancaman bagi penerapan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi
berwawasan lingkungan di sektor kehutanan. Oleh karena itu, artikel ini akan menga-
nalisis apakah pembangunan berkelanjutan dan ekonomi berwawasan lingkungan di
sektor kehutanan terancam dengan adanya peraturan ini.
Kata kunci: Pembangunan berkelanjutan, ekonomi berwawasan lingkungan, Proyek
Strategis Nasional, kawasan hutan.

Abstract
Sustainable development and environmental perspective in economics are the mandates of The
Constitution of the Republic of Indonesia of 1945. Therefore, these two principles shall be im-
plemented in the regulations beneath, including the forestry sector and national development.
The government assumes that acceleration of the National Strategic Project (PSN) could not
only increase the national economy growth, but also preserve it during the COVID-19 pande-
mic. That assumption made the government enact the Presidential Regulation No. 66 of 2020,
which regulates land acquisition financing in PSN implementation, including in the forest
areas. This land acquisition financing in the forest area regulation is expected to possess a th-
reat to sustainable development and environmental perspective in economics implementation
1
Penulis adalah peneliti di Indonesian Center for Environmental Law.
2
Penulis memiliki pengalaman kerja di bidang hukum lingkungan hidup dan merupakan freelance
researcher.

71
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

in forestry sector. Therefore, this article will analyse whether sustainable development and
environmental perspective in economics are threatened with this regulation.
Keywords: Sustainable development, environmental economy perspective, National Strategic
Project, forest area.

I. Pendahuluan

Penerapan pembangunan berkelan- kukan percepatan pelaksanaan Proyek


jutan dan ekonomi berwawasan ling- Strategis Nasional (PSN).3 Penerapan
kungan dalam perekonomian nasional pembangunan berkelanjutan dan eko-
merupakan amanat Pasal 33 ayat (4) Un- nomi nasional dalam percepatan pelak-
dang-Undang Dasar Negara Republik sanaan PSN memerlukan pengamatan
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). khususnya dalam hal penggunaan ka-
Hal tersebut tersurat dari bunyi Pasal 33 wasan hutan untuk PSN yang terlihat
ayat (4) UUD NRI 1945 yakni: semakin didorong di tengah pandemi
COVID-19.4 Pemerintah menilai perce-
“Perekonomian nasional diselengga-
patan pelaksanaan PSN dapat menjaga
rakan berdasar atas demokrasi eko-
kondisi perekonomian Indonesia yang
nomi dengan prinsip kebersamaan,
terancam akibat COVID-19. Dorong-
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
an percepatan pelaksanaan PSN ditun-
berwawasan lingkungan, kemandi-
jukkan dengan disahkannya Peraturan
rian, serta dengan menjaga keseim-
Presiden (Perpres) 66/2020 tentang Pen-
bangan kemajuan dan kesatuan eko-
danaan Pengadaan Tanah bagi Pemba-
nomi nasional ….”
ngunan untuk Kepentingan Umum da-
Pemerintah dalam rangka pertum-
lam Rangka Pelaksanaan PSN (Perpres
buhan perekonomian nasional mela-
66/2020) pada awal pandemi5 yakni 19

3
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, “Proyek Strategis Nasional”, https://kp-
pip.go.id/proyek-strategis-nasional/, diakses pada 12 Oktober 2020.
4
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pembukaan rapat ihwal proyek strategis na-
sional di tengah pandemi COVID-19 melalui konferensi video pada 29 Mei 2020 sebagaimana yang
dikutip oleh nasional.kompas.com, Rakhmat Nur Hakim, “Jokowi Minta PSN yang Pulihkan Ekonomi
Diprioritaskan”, kompas.com, 29 Mei 2020, https://nasional.kompas.com/read/2020/05/29/11093641/
jokowi-minta-psn-yang-pulihkan-ekonomi-diprioritaskan, diakses pada 7 Juli 2020.
5
Marya Yenita Sitohang dkk., “Inisiatif Masyarakat Indonesia di Masa Awal Pandemi COVID-19:
Sebuah Upaya Pembangunan Kesehatan”, Jurnal Kependudukan Indonesia, Edisi Khusus Demografi dan
COVID-19, (Juli 2020), hlm. 33-38, https://www.researchgate.net/publication/343305327_Inisiatif_
Masyarakat_Indonesia_di_Masa_Awal_Pandemi_COVID-19_Sebuah_Upaya_Pembangunan_Keseha-
tan, diakses pada 3 November 2020, hlm. 33. Lihat juga Haryanti Puspa dkk., “Puncak Pandemi Virus
Corona RI Diprediksi Dimulai Awal Mei dengan 95 Ribu Kasus”, Kompas.com, 19 April 2020, https://
www.kompas.com/tren/read/2020/04/19/152300365/puncak-pandemi-virus-corona-ri-dipredik-
si-dimulai-awal-mei-dengan-95-ribu, diakses pada 09 Oktober 2020.

72
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

Mei 2020.6 Ketentuan kawasan hutan se- dalam hal perekonomian nasional.10 Pe-
bagai salah satu objek yang akan dida- menuhan kebutuhan akan pembangun-
nai pengadaan tanahnya dalam rangka an berkelanjutan tersebut terancam tidak
PSN berdasarkan Pasal 4 ayat (2) huruf terpenuhi dengan sifat kebijakan Peme-
e Perpres 66/2020 berpotensi mengan- rintah terkait perekonomian nasional
cam keberlanjutan kawasan hutan.7 yang condong pada pembangunan eko-
Perpres 66/2020 masuk ke dalam nomi di tengah pandemi ini. Pengesahan
ranah hukum sektor kehutanan dengan kebijakan yang condong pada pemba-
adanya ketentuan mengenai kawasan ngunan ekonomi nasional merupakan
hutan sebagai salah satu objek pengada- tindakan Pemerintah dalam menanggapi
an tanah yang didanai. Hukum di sektor ancaman kemunduran ekonomi nasional
kehutanan seharusnya bersifat autentik akibat pandemi. Ancaman tidak terpe-
dan selalu didasari oleh realitas kehi- nuhinya kebutuhan akan pembangunan
dupan manusia dan tidak semata-mata berkelanjutan dengan adanya kebijak-
menjadi alat yang artifisial.8 Realitas ke- an yang condong pada pembangunan
hidupan manusia memerlukan adanya ekonomi semata salah satunya terlihat
penerapan pembangunan berkelanjutan pada kebijakan pendanaan pengadaan
termasuk dalam ketersediaan kawasan tanah di kawasan hutan dalam rangka
hutan untuk generasi di masa depan.9 pelaksanaan PSN. Kebijakan pendanaan
pengadaan tanah di kawasan hutan yang
Pembangunan berkelanjutan meru-
termuat dalam Perpres 66/2020 menu-
pakan kebutuhan masyarakat Indonesia
rut Lembaga Manajemen Aset Negara
yang seharusnya diterapkan dalam ke-
(LMAN) berfungsi sebagai payung hu-
bijakan pemerintah (hukum) khususnya

6
Peraturan Presiden ini mencabut Indonesia, Peraturan Presiden No. 102 Tahun 2016 tentang Pen-
danaan pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Nasional, Perpres No. 102 Tahun 2016,
LN Tahun 2016 No. 267. Hal ini diatur dalam Indonesia, Peraturan Presiden No. 66 Tahun 2020 tentang
Pendanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dalam Rangka Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional, Perpres No. 66 Tahun 2020, LN Tahun 2020 No. 135, Pasal 40.
7
Hans Nicholas Jong, “Experts See Environmental, Social Fallout in Indonesia’s Infrastructure
Push”, news.mongabay.com, https://s.id/lTxfa, diakses tanggal 9 Juli 2020.
8
Satjipto Raharjo, Hukum dan Perilaku: Hidup Baik adalah Dasar Hukum yang Baik, (Jakarta: PT. Kom-
pas Media Nusantara, 2009), hlm. 9-10.
9
Lihat rincian penjelasan dalam Mira Rosana, Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwa-
wasan Lingkungan di Indonesia, Artikel dalam Jurnal KELOLA, Jurnal Ilmu Sosial, Vol. 1 No. 1, (2018), hlm.
154-155. https://core.ac.uk/download/pdf/234031768.pdf, diakses pada 8 Oktober 2020,
10
Jaka Susila, “Hukum Sebagai Paradigma Fakta Sosial, Prosiding Seminar Nasional”, Pengem-
bangan Epistemologi Ilmu Hukum, (2015), hlm. 461, https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/han-
dle/11617/5706/29.Jaka%20Susila.pdf?sequence=1&isAllowed=y, diakses pada 5 Agustus 2020.

73
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

kum percepatan pendanaan pengadaan Pendanaan pengadaan tanah di ka-


lahan PSN di tengah pandemi.11 wasan hutan dalam rangka PSN tidak
Pasal 4 ayat (3) huruf c Perpres hanya harus sesuai dengan ketentuan IP-
3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PKH sebagaimana dalam Pasal 4 ayat (3)
PSN (Perpres 3/2016) yang telah diubah Perpres 3/2016 namun juga harus sesuai
dua kali12 mengatur untuk penggunaan dengan ketentuan peraturan perundang-
kawasan hutan dalam rangka PSN dila- -undangan lainnya terkait pendanaan
kukan dengan Izin Pinjam Pakai Kawa- pengadaan tanah sebagaimana diatur
san Hutan (IPPKH). Pasal 4 ayat (3) Perp- dalam Pasal 4 ayat (3) Perpres 66/2020
res 3/2016 berbunyi sebagai berikut: tentang Pendanaan Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan
“Perizinan dan nonperizinan yang di- Umum dalam Rangka Pelaksanaan PSN.
perlukan untuk memulai pelaksanaan Hal tersebut tersurat dari Pasal 4 ayat (2)
Proyek Strategis Nasional sebagaimana Perpres 66/2020 yang berbunyi:
dimaksud pada ayat (1), yaitu:
“Dalam hal Pendanaan Pengadaan Tanah
a. Penetapan Lokasi;
untuk objek Pengadaan Tanah berupa:
b. Izin Lingkungan;
a. tanah instansi, berupa Barang
c. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hu-
Milik Negara/Daerah dan milik
tan; dan/atau
BUMN/BUMN;
d. Izin Mendirikan Bangunan.”
b. tanah wakaf;
Berdasarkan ketentuan tersebut c. tanah kas desa;
maka sekalipun ada pendanaan peng-
d. aset desa; dan
adaan tanah di kawasan hutan dalam
e. kawasan hutan,
rangka PSN, pelaksanaan PSN di kawa-
san hutan harus sesuai dengan ketentuan dilaksanakan sesuai dengan ketentu-
peraturan perundang-undangan terkait an peraturan perundang-undangan.”
IPPKH.

11
Lihat Resty Woro Yuniar, “Covid-19: ‘Indonesia Berpotensi Resesi’ - Dampak Ekonomi ‘Jauh
Lebih Berat Ketimbang Krisis Moneter 1998”, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53152994,
diakses pada tanggal 9 Juli 2020. Lihat juga Rahma Anjaeni, “Sampai 24 Juni, LMAN telah Kucurkan
Dana Rp 4,39 Triliun untuk Pembebasan Lahan”, 26 Juni 2020, https://nasional.kontan.co.id/news/
sampai-24-juni-lman-telah-kucurkan-dana-rp-439-triliun-untuk-pembebasan-lahan, diakses pada 7 Juli
2020.
12
Perpres ini telah mengalami beberapa perubahan yakni melalui: Indonesia, Peraturan Presiden No
58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional, Perpres 58/2017, LN Tahun 2017 No. 119. Diubah lagi melalui: Indonesia, Pera-
turan Presiden No 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Perpres 56/2018, LN Tahun 2018 No. 107.

74
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

Kalimat “… dilaksanakan sesuai dengan Pengaturan spesifik objek-objek


ketentuan peraturan perundang-undang- pengadaan tanah yang didanai dalam
an” memiliki makna bahwa pelaksanaan Perpres 66/2020 ini sesuai dengan per-
pendanaan pengadaan tanah di kawasan nyataan Presiden dalam konferensi video
hutan harus sesuai dengan peraturan pada 29 Mei 2020. Presiden menyatakan
perundang-undangan. Peraturan per- bahwa pengadaan tanah/pembebasan
undang-undangan terkait pendanaan lahan merupakan hambatan percepatan
pengadaan tanah di kawasan hutan sela- pelaksanaan PSN oleh karenanya penge-
in peraturan perundang-undangan ten- sahan Perpres 66/2020 terlihat sebagai
tang pinjam pakai kawasan hutan adalah upaya Pemerintah mengurangi hambat-
peraturan perundang-undangan tentang an tersebut.13 Melihat adanya ancaman
pengadaan tanah. penggunaan kawasan hutan dalam rang-
Potensi risiko keberlanjutan kawasan ka PSN yang “dimudahkan” dengan di-
hutan saat aturan pendanaan pengada- sahkannya Perpres 66/2020 menjadikan
an tanah masih mengacu pada Perpres penulis merasa perlu untuk mengana-
102/2016 tentang Pendanaan Pengadaan lisis penerapan prinsip pembangunan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepen- berkelanjutan dan ekonomi berwawasan
tingan Umum dalam Rangka PSN (Per- lingkungan pada peraturan perundang-
pres 102/2016) tidaklah sebesar setelah -undangan penggunaan kawasan hutan
Perpres 102/2016 dicabut dan dinyata- dalam rangka percepatan PSN setelah
kan tidak berlaku dengan disahkannya disahkannya Perpres 66/2020 tentang
Perpres 66/2020. Hal tersebut karena Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
Perpres 102/2016 tidak secara spesifik untuk Kepentingan Umum dalam Rang-
mengatur kawasan hutan sebagai objek ka Pelaksanaan Proyek Strategis Nasio-
yang didanai pengadaan tanahnya da- nal.
lam rangka PSN. Sedangkan, Perpres Tulisan ini akan dibagi dalam bebe-
66/2020 mengatur spesifik bahwa kawa- rapa bagian yang didahului dengan pen-
san hutan merupakan salah satu objek dahuluan pada bagian pertama. Pada ba-
yang pengadaan tanahnya didanai hing- gian kedua, tulisan ini akan membahas
ga menjadi dorongan pengadaan tanah dua prinsip lingkungan hidup yang akan
di kawasan hutan. menjadi pisau analisis dalam tulisan yak-
ni, prinsip pembangunan berkelanjutan
13
Ihsanuddin, “Jokowi: Pembebasan Lahan Jadi Hambatan Terbesar Proyek Strate-
gis Nasional”, kompas.com, 29 Mei 2020, https://nasional.kompas.com/read/2020/05/29/
11114751/jokowi-pembebasan-lahan-jadi-hambatan-terbesar-proyek-strategis-nasional, diakses pada 7
Juli 2020.

75
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

dan prinsip ekonomi berwawasan ling- II. Prinsip Pembangunan Berkelanjut-


kungan/ekonomi hijau (green economy). an dan Ekonomi Berwawasan Ling-
Selanjutnya, bagian ketiga akan menja- kungan di Indonesia
barkan analisis hukum mengenai keten-
A. Pembangunan Berkelanjutan
tuan penggunaan kawasan hutan dan
pengadaan tanah dengan adanya keten- Sebelum membahas pada inti dari
tuan pengadaan tanah di kawasan hutan tulisan yakni analisis ancaman penggu-
yang didanai sebagaimana pengaturan naan kawasan hutan dalam rangka PSN
dalam Perpres 66/2020. Kemudian, bagi- terhadap pembangunan berkelanjutan
an keempat akan membahas analisis me- perlu adanya pembahasan mengenai
ngenai penerapan prinsip pembangunan prinsip pembangunan berkelanjutan
berkelanjutan dan ekonomi berwawasan terlebih dahulu. Prinsip/konsep pemba-
lingkungan/ekonomi hijau pada pera- ngunan berkelanjutan merupakan prin-
turan perundang-undangan pengguna- sip yang telah digagas sejak tahun 1972
an kawasan hutan dalam rangka PSN. dan terus berkembang dan diterapkan
Terakhir, bagian kelima akan membahas di kancah internasional hingga saat ini.14
kesimpulan dari keseluruhan tulisan ini Perkembangan dan penerapan prinsip
dan saran penelitian lanjutan. pembangunan berkelanjutan ini sudah
terlihat mulai dari Deklarasi Stockholm
197215, kemudian termuat dalam Lapor-
an Komisi Brundtland 1987,16 tercantum
kembali dalam Deklarasi Rio 1992,17 di-

14
Lihat pembahasannya dalam Philippe Sands, et.al, Principles of International Environmental Law:
Third Edition, (Cambridge University Press, 2012), hlm. 9, 42 dan 47-49. Lihat terkait SDG pada laman
International Institute for Sustainable Development (IISD), ,https://www.iisd.org/about-iisd/sus-
tainable-development#:~:text=%22Sustainable%20development%20is%20development%20that,to%20
meet%20their%20own%20needs.%22, diakses pada 9 Oktober 2020.
15
Lihat lebih lengkapnya pada “Sustainable Development Commission United Kingdom”, Histo-
ry of SD, http://www.sd-commission.org.uk/pages/history_sd.html, diakses pada 24 Juli 2020. Lihat
juga dokumen deklarasi pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, “Declaration of the United Nations Conven-
tion on Human Environment 1972”, Deklarasi Stockholm 1972, http://www.un-documents.net/aconf48-
14r1.pdf, diakses pada 14 Juli 2020.
16
Lihat lebih lengkapnya penguraian mengenai penyampaian ini sebagai refleksi prinsip pemba-
ngunan berkelanjutan dalam Phillip Sands dan Jacqueline Peel dkk., Principles of International...Op.Cit.,
hlm. 206.
17
Perserikatan Bangsa-Bangsa, “Report of the United Nations Conference on environment
and Development: Rio Declaration on Environment and Development”, Rio de Janeiro, 3-14
June 1992, Principle 1, https://www.un.org/en/development/desa/population/migration/
generalassembly/docs/globalcompact/A_CONF.151_26_Vol.I_Declaration.pdf, diakses pada 14 Juli
2020.

76
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

diskusikan dalam Konferensi Tingkat dengan pembangunan berkelanjutan


Tinggi Bumi (KTT Bumi) 200218 hingga adalah pembangunan yang dapat me-
terbentuknya Sustainable Development menuhi kebutuhan saat ini namun tidak
Goals (SDGs) di tahun 2016.19 mengurangi kemampuan generasi yang
Konsep pembangunan berkelan- akan datang untuk memenuhi kebutuh-
jutan didiskusikan dalam Konferensi annya atas pembangunan di masa men-
PBB di Stockholm pada tahun 1972. Ko- datang.
munitas internasional pada konferensi Prinsip pembangunan berkelanjutan
PBB di Stockholm tahun 1972 tersebut kemudian dicantumkan dalam Deklarasi
mendiskusikan konsep pembangunan Rio 1992 tepatnya pada Prinsip 1, Prin-
berkelanjutan dan menyepakati bahwa sip 4, Prinsip 5, Prinsip 7- 9, Prinsip 12,
dasar pembangunan berkelanjutan itu Prinsip 20-22, Prinsip 24 dan Prinsip 27.
sendiri adalah tentang keseimbangan Deklarasi Rio 1992 pada dasarnya berisi
pembangunan dan lingkungan hidup prinsip-prinsip yang mengharapkan ne-
yang mana jika dikelola dengan baik gara-negara peserta menerapkan pemba-
akan memberikan keuntungan yang pa- ngunan yang selalu mempertimbangkan
ling efisien bagi manusia. Prinsip pem- perlindungan lingkungan, pertumbuh-
bangunan berkelanjutan tersirat dalam an dan kondisi sosial di samping mem-
Prinsip Ketiga dan Prinsip Kelima Dek- pertimbangkan pertumbuhan ekonomi
larasi Stockholm 1972. Prinsip Ketiga untuk mencapai pembangunan yang
dan Prinsip Kelima Deklarasi Stockholm berkelanjutan. Deklarasi Rio 1992 me-
1972 intinya menyerukan untuk memeli- minta negara-negara untuk mengurangi
hara sumber daya alam dan meningkat- hingga menghilangkan pola produksi
kan ‘kapasitas bumi untuk menghasilkan dan konsumsi yang tidak berkelanjutan
sumber daya yang terbarukan’. diiringi dengan pengeluaran kebijakan
Konsep pembangunan berkelanjutan yang mendukung.
kemudian muncul dalam Laporan Komi- Di samping itu Deklarasi Rio 1992
si Brundtland yang berjudul Our Com- juga menyatakan untuk negara terus
mon Future di tahun 1987. Laporan terse- menguatkan dan mengembangkan pe-
but menyatakan bahwa yang dimaksud ngetahuan dan kemampuan ilmiah serta
18
Report of the World Summit on Sustainable Development, Johannesburg, Afrika Selatan, 26 Agus-
tus-4 September 2002, https://papersmart.unon.org/resolution/uploads/2002-johannesburg_declara-
tion-n0263693.pdf, diakses pada 14 Juli 2020. Lihat lengkapnya dalam Sustainable Development Com-
mission United Kingdom, Loc.Cit.
19
Perserikatan Bangsa-Bangsa, The Sustainable Development Goals Report 2016, https://unstats.un-
.org/sdgs/report/2016/#:~:text=On%201%20January%202016%2C%20the,over%20the%20next%20
15%20years., diakses pada 4 November 2020.

77
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

teknologi termasuk dengan cara berbagi nya ini menjadikan setiap negara dalam
pengetahuan antar negara dalam upaya melaksanakan pembangunan dilarang
mendukung tercapainya pembangunan menyebabkan kerusakan lingkungan
berkelanjutan. Deklarasi Rio 1992 juga dan tetap dengan menjaga lingkungan
meminta negara-negara untuk berkerja hidup supaya lingkungan hidup tetap
sama tidak hanya dalam berbagi penge- dapat memberikan manfaat bagi gene-
tahuan namun, dalam sistem koordinasi rasi-generasi yang akan datang.
sistem ekonomi yang mendukung per- Pembahasan prinsip pembangun-
tumbuhan ekonomi dan pembangun- an berkelanjutan dalam KTT Bumi 2002
an berkelanjutan. Bahkan Deklarasi Rio sudah semakin mendalam dan luas.20
1992 juga menyatakan pentingnya keter- Pembahasan yang mendalam ini terlihat
libatan beberapa golongan masyarakat dengan dibahasnya hambatan-hambatan
mulai dari pentingnya peranan perem- dalam pelaksanaan pembangunan ber-
puan hingga keterlibatan kelompok ma- kelanjutan terkait: peningkatan kesejah-
syarakat tradisional dalam pencapaian teraan hidup masyarakat, pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan. Tidak ha- konservasi sumber daya alam di bumi
nya itu, Deklarasi Rio 1992 juga menya- dengan populasi yang terus berkem-
takan pentingnya ide dari generasi muda bang, kebutuhan pangan, air bersih, tem-
dalam kerja sama pencapaian pemba- pat tinggal, kebersihan, energi, layanan
ngunan berkelanjutan. kesehatan hingga terkait keseimbangan
Lebih lanjut lagi setelah adanya Dek- ekonomi.
larasi Rio di tahun 1992, pada tahun 2002 Penerapan prinsip pembangunan
diadakan Konferensi Tingkat Tinggi berkelanjutan yang sudah semakin man-
Bumi (World Summit on Sustainable De- tap di tingkat global menjadi semakin
velopment) yang biasa disebut dengan jelas dan terarah dengan pembentukan
KTT Bumi 2002. Prinsip pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs)
berkelanjutan pada saat KTT Bumi 2002 di tahun 2016. Pembentukan SDGs ini
menjadi perhatian dunia sepenuhnya de- merupakan upaya negara-negara untuk
ngan hadirnya 191 negara, badan-badan mengimplementasikan prinsip pemba-
PBB, institusi keuangan multilateral dan ngunan berkelanjutan. Implementasi/
kelompok-kelompok besar lainnya. Prin- penerapan ini dilakukan dengan ada-
sip pembangunan berkelanjutan yang nya 2030 Agenda for Sustainable Deve-
telah menjadi perhatian dunia sepenuh- lopment (Agenda 2030). Agenda 2030
Lihat lengkapnya dalam Perserikatan bangsa-Bangsa, “World Summit on Sustainable Develop-
20

ment (WSSD) Johannesburg Summit”, Sustainable Development Goal Knowledge Platform, https://sustain-
abledevelopment.un.org/milesstones/wssd, diakses pada 21 Juli 2020.

78
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

merupakan peta jalan untuk menjamin aturan perundang-undangan Indonesia.


keberlanjutan pertumbuhan dan per- Indonesia bahkan menerapkan prinsip
kembangan sosial dan ekonomi di selu- pembangunan berkelanjutan dalam un-
ruh dunia. dang-undang dan peraturan pemerintah
Agenda 3030 tidak hanya mengatasi sebelum adanya Pasal 33 ayat (4) UUD
kemiskinan namun juga untuk mengin- NRI 1945 yang merupakan salah satu ha-
tegrasikan dan menyeimbangkan tiga sil amandemen keempat UUD NRI 1945
pilar pembangunan berkelanjutan da- di tahun 2002.22
lam visi global yang komprehensif. Tiga Indonesia telah menerapkan prinsip
pilar pembangunan berkelanjutan ter- pembangunan berkelanjutan dalam ting-
sebut adalah pelestarian lingkungan, kat undang-undang secara tersirat dalam
perkembangan sosial/masyarakat dan UU 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentu-
pertumbuhan ekonomi. Agenda 2030 an Pokok Pengelolaan Lingkungan Hi-
ini merupakan rencana yang dapat terus dup (UU 4/1982). Bagian “menimbang”
berubah-ubah namun tetap dengan da- huruf b UU 4/1982 berbunyi:
sar 17 tujuan pembangunan berkelanjut-
“bahwa untuk mendayagunakan sumber
an. 17 tujuan pembangunan berkelanjut-
daya alam untuk memajukan kesejahte-
an ini mengarah pada tantangan global
raan umum seperti termuat dalam Un-
yang mendesak dalam lima belas tahun
dang-Undang Dasar 1945 dan untuk
ke depan.
mencapai kebahagiaan hidup berdasar-
Perkembangan dan penerapan prin- kan Pancasila, perlu diusahakan pelesta-
sip pembangunan berkelanjutan di ting- rian kemampuan lingkungan hidup yang
kat global telah Indonesia ikuti sejak serasi dan seimbang untuk menunjang
Conference on the Human Environment pembangunan yang berkesinambung-
1972 yang melahirkan Deklarasi Stoc- an dilaksanakan dengan kebijaksa-
kholm 1972.21 Indonesia tidak hanya naan terpadu dan menyeluruh serta
mengikuti perkembangan konsep atau memperhitungkan kebutuhan gene-
prinsip pembangunan berkelanjutan na- rasi sekarang dan mendatang;”.
mun, Indonesia juga menerapkan prinsip Indonesia sebelum amandemen ke-
pembangunan berkelanjutan dalam per- empat UUD NRI 1945 tidak hanya mene-

21
Iwan J. Azis dkk., Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim, (Jakar-
ta: Kepustakaan Populer Gramedia, Juni 2010), https://www.researchgate.net/publication/
256007402_Emil_Salim_Dan_Pembangunan_Berkelanjutan, diakses pada 8 Oktober 2020, hlm. 1.
22
Iswara N., Raditya, Amandemen UUD 1945 Tahun 2002: Sejarah Isi & Perubahan Keempat, tirto.
id, 15 Oktober 2019, https://tirto.id/amandemen-uud-1945-tahun-2002-sejarah-isi-perubahan-keem-
pat-ejLE, diakses pada 12 Oktober 2020.

79
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

rapkan prinsip pembangunan berkelan- Lingkungan Hidup (UU 32/2009).23 UU


jutan secara tersirat namun juga tersurat 32/2009 merupakan peraturan induk
pada bagian “menimbang” huruf b UU lingkungan hidup yang masih berlaku
23/1997 tentang Pengelolaan Lingkung- saat ini. Prinsip pembangunan berkelan-
an Hidup (UU 23/1997) yang mencabut jutan dalam UU 32/2009 tersurat dalam
UU 4/1982. Bagian “menimbang” huruf bagian “menimbang” huruf b yang ber-
b UU 23/1997 berbunyi: bunyi:

“bahwa dalam rangka mendayagunakan “bahwa pembangunan ekonomi nasio-


sumber daya alam untuk memajukan ke- nal sebagaimana diamanatkan oleh Un-
sejahteraan umum seperti diamanatkan dang-Undang Dasar Negara Republik
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan
untuk mencapai kebahagiaan hidup ber- berdasarkan prinsip pembangunan ber-
dasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan kelanjutan dan berwawasan lingkung-
pembangunan berkelanjutan yang an;”
berwawasan lingkungan hidup ber- UU 32/2009 dalam Pasal 2 huruf b
dasarkan kebijaksanaan nasional yang juga mengatur prinsip pembangunan
terpadu dan menyeluruh dengan mem- berkelanjutan sebagai salah satu asas per-
perhitungkan kebutuhan generasi masa lindungan dan pengelolaan lingkungan
kini dan generasi masa depan.” lihat juga hidup dan mengatur dalam Pasal 3 hu-
dalam Pasal 3 yang berbunyi: “Pengelo- ruf i bahwa perwujudan pembangunan
laan lingkungan hidup yang diselengga- berkelanjutan merupakan salah satu tu-
rakan dengan asas tanggung jawab nega- juan perlindungan dan pengelolaan ling-
ra, asas berkelanjutan yang berwawasan kungan hidup.
lingkungan hidup dalam rangka pemba-
Lebih lanjut lagi, penerapan prinsip
ngunan manusia Indonesia seutuhnya
pembangunan berkelanjutan sebagai sa-
dan pembangunan masyarakat Indonesia
lai satu prinsip lingkungan hidup dite-
seluruhnya yang beriman dan bertaqwa
rapkan di undang-undang kehutanan.
kepada Tuhan Yang Maha Esa.”
Prinsip pembangunan berkelanjutan di-
Prinsip pembangunan berkelanjut- terapkan dalam UU 41/1999 tentang Ke-
an juga diterapkan dalam UU 32/2009 hutanan (UU 41/1999).24 Undang-undang
tentang Perlindungan dan Pengelolaan kehutanan sebelum UU 41/1999 yakni

Indonesia, Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
23

Hidup, UU 32/2009, LN Tahun 2009 No. 140, TLN No. 5059, “Menimbang” huruf b, Pasal 1 angka 3,
Pasal 1 angka 10, pasal 3 huruf i, Pasal 15 ayat (1) dan ayat (3) dan Penjelasan bagian Umum angka 1,
angka 3.
24
Indonesia, Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU 41/1999, LN Tahun 1999

80
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

UU 5/1967 tentang Ketentuan-Ketentu- Bahaya eksploitasi sumber daya hu-


an Pokok Kehutanan (UU 5/1967) yang tan untuk kepentingan ekonomi dan
disahkan untuk menghadapi investasi pemenuhan hak masyarakat atas hutan
asing di sektor kehutanan,25 belum me- di masa orde baru menjadi salah satu
nerapkan pembangunan berkelanjutan alasan penerapan prinsip pembangun-
sehingga sumber daya kehutanan pada an berkelanjutan akhirnya diterapkan
rezim UU 5/1967 masih cenderung di- dalam UU 41/1999 yang mencabut UU
kuasai kaum elite. 5/1967.27 Alasan penerapan prinsip
Peraturan Pemerintah (PP) 21/1970 pembangunan berkelanjutan dalam UU
juncto PP 18/1975 tentang Hak Pengusa- 41/1999 lainnya adalah dikarenakan
haan Hutan (HPH) dan Hak Pemungut- prinsip pembangunan berkelanjutan te-
an Hasil Hutan (HPHH) serta PP 7/1990 lah masuk dalam Laporan Komisi Brun-
tentang Hak Pengusahaan Tanaman In- dtland tahun 1987. Prinsip pembangun-
dustri yang disahkan sebagai peraturan an berkelanjutan terdapat dalam Pasal 3
pelaksana UU 5/1967 juga belum mene- UU 41/1999 yang mengatur bahwa pe-
rapkan prinsip pembangunan berkelan- nyelenggaraan kehutanan bertujuan un-
jutan. Ketiadaan penerapan prinsip pem- tuk sebesar-besarnya kemakmuran rak-
bangunan berkelanjutan di peraturan yat yang berkeadilan dan berkelanjutan
perundang-undangan sektor kehutanan yakni: (1) menjamin keberadaan hutan
pada masa orde baru tersebut menyebab- dengan luasan yang cukup dan sebaran
kan:26(1) degradasi kuantitas dan kualitas yang proporsional, (2) mengoptimalkan
hutan tropis di berbagai kawasan di In- aneka fungsi hutan (konservasi, lindung
donesia, (2) terbatas dan/atau hilangnya dan produksi) untuk mencapai manfaat
sumber-sumber kehidupan masyarakat lingkungan, sosial, budaya dan ekono-
setempat, (3) munculnya korban-korban mi yang seimbang dan lestari, (3) me-
yang semula merupakan masyarakat lo- ningkatkan daya dukung daerah aliran
kal yang tergusur akibat pembangunan sungai, (4) meningkatkan kemampuan
dan (4) munculnya konflik-konflik atas untuk mengembangkan kapasitas dan
pembangunan tersebut antara masyara- keberdayaan masyarakat secara parti-
kat lokal dengan pemerintah. sipatif, berkeadilan dan berwawasan
lingkungan hingga mampu menciptakan
No. 167, TLN No. 3888, Bagian Menimbang huruf c, Pasal 3 dan Penjelasan bagian Umum par. 4.
25
Lihat lebih lanjut pada I Nyoman Nurjaya, “Sejarah Hukum Pengelolaan Hutan di Indonesia”,
Jurnal Jurisprudence Vol. 2 No. 1, (Maret 2005), hlm. 35-33, https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/
handle/11617/1036/3.NYOMANNURJAYA.pdf?sequence=1, diakses pada 23 Juli 2020., hlm. 49.
26
Ibid.
27
Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 83. Lihat juga Dr. I Nyoman Nurjaya, SH., M. Hum., Seja-
rah Hukum...Op.Cit., hlm. 49.

81
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

ketahanan sosial, ekonomi dan perubah- B. Ekonomi Berwawasan Lingkungan


an eksternal dan (3) menjamin distribusi / Ekonomi Hijau (Green Economy)
manfaat yang berkeadilan dan berkelan- Pasal 33 ayat (4) UUD NRI 1945 sela-
jutan. in mengamanatkan mengenai perekono-
Penerapan prinsip pembangunan mian nasional yang berkelanjutan (pem-
berkelanjutan selain dalam UU 41/1999 bangunan berkelanjutan) sebagaimana
juga dalam PP 6/1999 tentang Peng- yang telah dibahas di sub sebelumnya,
usahaan Hutan dan Pemungutan Ha- juga mengamanatkan ekonomi nasional
sil Hutan Produksi (PP 6/1999) yang berwawasan lingkungan atau ekono-
merupakan peraturan pelaksana UU mi hijau (green economy). Ekonomi hijau
41/1999 dan peraturan yang mencabut pada dasarnya adalah sebuah prinsip
PP 21/1970 juncto PP 18/1975. Penerap- yang merupakan visi alternatif pelaksa-
an prinsip pembangunan berkelanjutan naan prinsip pembangunan berkelan-
dalam PP 6/1999 terdapat dalam bagian jutan.28 Kedua prinsip ini tidak dapat
“menimbang” huruf a yang berbunyi: dipisahkan karena sifat dan visi misinya
yang sejalan dan searah. Pembicaraan
“bahwa hutan produksi di Indonesia me-
mengenai pembangunan berkelanjutan
rupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa
secara tidak langsung juga mengarah
dan warisan kekayaan alam yang perlu
pada pembicaraan mengenai ekonomi
dimanfaatkan secara terencana, rasio-
berwawasan lingkungan yang merupa-
nal, optimal, bertanggung jawab sesuai
kan bagian dari pembangunan berkelan-
dengan kemampuan daya dukungnya,
jutan itu sendiri.29
serta dengan memperhatikan kelestari-
an fungsi dan keseimbangan lingkungan Ekonomi hijau mengedepankan
hidup guna mendukung pengelolaan hu- tiga hal utama, yaitu, mempertahankan
tan dan pembangunan kehutanan yang dan meningkatkan ekonomi, lingkung-
berkelanjutan yang diarahkan untuk se- an, dan kehidupan sosial yang mana
besar-besarnya kemakmuran rakyat di tiga hal tersebut sama dengan tiga pilar
masa kini dan di masa mendatang;” pembangunan berkelanjutan.30 Prinsip
28
Manish Bapna dan John Talberth, “Q&A: What is a “Green Economy”?”, World Resources Insti-
tute, https://www.wri.org/blog/2011/04/qa-what-green-economy, diakses pada 21 Juli 2020.
29
Lihat penjelasan lengkapnya dalam Olivia Bina, “The Green Economy and Sustainable Develop-
ment: An Uneasy Balance?”, Artikel dalam Environment and Planning C Government and Policy, (Desem-
ber 2013), hlm. 1023-1048, diakses pada 8 Oktober 2020, hlm. 1025.
30
Manish Bapna dan John Talberth, Loc.Cit. Baca lengkapnya dalam Deputi Sumber daya
Alam dan Lingkungan Hidup, “Prakarsa Strategis Pengembangan Konsep Green Economy”,
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (Juni 2014), https://www.bappenas.go.id/files/
6714/1170/7264/006630_buku_green_eco_ap150_2muka_17buku.pdf,diakses pada 8 Oktober 2020,
hlm. 6-8, 14, 17, 18, 41 dan 43.

82
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

pembangunan berkelanjutan dan prin- cemaran yang ditimbulkannya. Ekonomi


sip ekonomi hijau memiliki pilar yang hijau oleh karenanya hadir dan mencoba
sama karena prinsip ekonomi hijau ini mengatasi hal tersebut melalui berbagai
merupakan pengembangan dari prinsip peraturan, pajak, dan pengeluaran lain-
pembangunan berkelanjutan hingga per- nya yang didasari oleh kebijakan ekono-
bedaan kedua prinsip ini hanya bahwa mi. Peran ekonomi hijau dalam produksi
prinsip ekonomi hijau merupakan pe- dan konsumsi yang berkelanjutan serta
ngembangan dari prinsip pembangunan efisiensi penggunaan sumber daya alam
berkelanjutan. Penerapan prinsip ekono- untuk pembangunan berkelanjutan ber-
mi hijau berfungsi meningkatkan pen- tujuan mengurangi konsumsi, limbah,
dapatan dan mengurangi kemiskinan dan emisi pada setiap siklus dalam pro-
dengan biaya lingkungan, ekonomi, dan ses produksi.32
sosial yang signifikan dan stabil.31 Prinsip ekonomi hijau yang berang-
Kegiatan perekonomian tanpa pe- kat dari prinsip ekonomi berwawasan
nerapan prinsip ekonomi hijau terbuk- lingkungan dalam Pasal 33 ayat (4) UUD
ti tidak memiliki sebuah sistem efektif. NRI 1945 sama halnya dengan prinsip
Sistem kegiatan perekonomian yang ti- pembangunan berkelanjutan yakni te-
dak menerapkan prinsip ekonomi hijau lah diterapkan dalam peraturan perun-
tidak mendukung keseimbangan antara dang-undangan bahkan sebelum adanya
apa yang diambil dari alam dan/atau Pasal 33 ayat (4) UUD NRI 1945 yang
risiko kegiatan perekonomian terhadap merupakan hasil amandemen keempat.
alam serta cara penanggulangannya. Prinsip ekonomi berwawasan lingkung-
Bukti tidak efektifnya kegiatan pereko- an tersurat pada bagian “menimbang”
nomian yang tidak menerapkan prinsip huruf b UU 23/1997. Penerapan prinsip
ekonomi hijau salah satunya adalah pe- ekonomi berwawasan lingkungan tersu-
laku pembuat polusi/pencemaran tidak rat kembali dalam bagian “menimbang”
membayar penuh atau tidak bertang- huruf b UU 32/2009 yang mencabut UU
gung jawab penuh terhadap polusi/pen- 23/1997 dan masih berlaku hingga saat

31
“Poverty persists for as many as two and a half billion people, and the natural wealth of the planet is rapidly
being drawn down. In a recent global assessment, approximately 60 percent of the world’s ecosystem services were
found to be degraded or used unsustainably. The gap between the rich and poor is also increasing – between 1990
and 2005, income inequality (measured by the gap between the highest and lowest income earners) rose in more
than two thirds of countries.”, mengutip dari Manish Bapna dan John Talberth, Q&A: What is a “Green
Economy”, Loc.Cit..
32
United Nation Environment Program, “Green Economy”, https://
www.unenvironment.org/regions/asia-and-pacific/regional-initiatives/
supporting-resource-efficiency/green-economy, di akses pada 21 Juli 2020.

83
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

ini sebagai undang-undang induk ling- Bappenas rencanakan harus dipertahan-


kungan hidup termasuk untuk sektor ke- kan untuk perwujudan ekonomi hijau di
hutanan. Indonesia.
Di sektor kehutanan sendiri dalam Penerapan prinsip pembangunan
UU 41/1999 tepatnya pada Pasal 3 hu- berkelanjutan dan ekonomi berwawasan
ruf diatur bahwa tujuan penyelengga- lingkungan/ekonomi hijau dalam UUD
raan kehutanan agar terciptanya keta- NRI 1945 dan penegasan penerapan
hanan sosial dan ekonomi adalah salah prinsip pembangunan berkelanjutan da-
satunya dengan meningkat kemampuan lam UU 32/2009 dan UU 41/1999 menja-
dan pengembangan kapasitas dan keber- dikan kedua prinsip ini idealnya secara
dayaan masyarakat secara berwawasan hukum juga diterapkan dalam peraturan
lingkungan. Penerapan prinsip ekonomi perundang-undangan (PUU) di bawah-
berwawasan lingkungan selain dalam nya termasuk pada PUU terkait penggu-
peraturan perundang-undangan juga naan kawasan hutan dalam rangka PSN.
melalui Prakarsa Strategis Pengembang-
an Konsep Ekonomi Hijau yang diran- III. Analisis Hukum Ketentuan Peng-
cang oleh Deputi Sumber Daya Alam gunaan Kawasan Hutan dan Penga-
dan Lingkungan Hidup Badan Perenca- daan Tanah dengan Adanya Perpres
naan Pembangunan Nasional (Bappe- 66/2020
nas) di tahun 2014 yang mana termasuk Kawasan hutan merupakan wilayah
di dalamnya mengatur sektor kehutan- tertentu yang ditunjuk dan/atau dite-
an.33 Pemerintah di bidang lingkungan tapkan pemerintah untuk dipertahankan
hidup dan kehutanan saat ini juga se- keberadaannya sebagai hutan tetap.35
dang merancang aturan ekonomi hijau Hutan tetap/kawasan hutan berdasar-
rendah karbon.34 Strategi ekonomi hijau kan fungsi pokoknya terdiri dari36 kawa-
keberadaan kawasan hutan sebagaimana
33
Lihat pada Deputi Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup, Prakarsa Strategis … Op.Cit., hlm.
41-52.
34
Zubaedah Hanum, “Pemerintah Rancang Aturan Ekonomi Hijau Rendah Karbon”, mediaindo-
nesia.com, 5 Juli 2020, https://mediaindonesia.com/read/detail/325481-pemerintah-rancang-atur-
an-ekonomi-hijau-rendah-karbon, diakses pada 8 Oktober 2020.
35
Indonesia, Op.Cit., Undang-Undang No. 41 Tahun 1999, Pasal 1 angka 3. Lihat juga Indonesia,
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, PP 24/2010, LN Tahun 2010
No. 30, Pasal 1 angka 2. Lihat juga pengertian hutan tetap dalam Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 104
Tahun 2015 tentang Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, PP 104/2015, LN Tahun 2015 No.
326, TLN No. 5794, Pasal 1 angka 12.
36
Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pen-
gelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, PP 6 /2007, LN Tahun 2007 No. 22, TLN No. 4814, Pasal 3 ayat
(2) huruf a-c. Lihat juga dalam Indonesia, Op.Cit., PP 104/2015, Pasal 1 angka 12.

84
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

san hutan konservasi,37 kawasan hutan ka pemanfaatan kawasan hutan lindung


lindung38 dan kawasan hutan produk- hanya sebatas pinjam pakai kawasan hu-
si.39 Kawasan hutan konservasi memiliki tan yang diperuntukkan untuk kepen-
ciri khas tertentu dan mempunyai fung- tingan pembangunan di luar kegiatan
si pokok pengawetan keanekaragaman kehutanan. Kegiatan pembangunan di
tumbuhan, satwa, serta ekosistemnya. luar kegiatan kehutanan berupa penam-
Kawasan hutan lindung memiliki fung- bangan di kawasan hutan lindung juga
si pokok sebagai perlindungan sistem terbatas yakni hanya dapat dilakukan
penyangga kehidupan untuk mengatur dengan pola pertambangan bawah tanah
tata air, mencegah banjir, mengendali- dan dilarang mengakibatkan turunnya
kan erosi, mencegah intrusi air laut dan permukaan tanah, mengubah fungsi po-
memelihara kesuburan tanah. Sedang- kok kawasan hutan lindung secara per-
kan Kawasan hutan produksi memiliki manen dan merusak akuifer air tanah.
fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kepentingan pembangunan di luar
Penggunaan/pemanfaatan kawasan kegiatan kehutanan merupakan kegiatan
hutan untuk kegiatan di luar kegiatan pemanfaatan dan penggunaan kawasan
kehutanan / non kehutanan hanyalah hutan42 sebagai salah satu bentuk penge-
pada kawasan hutan lindung dengan lolaan hutan.43 Pelaksanaan pemanfaat-
pemanfaatan secara terbatas40 dan pada an kawasan hutan ini harus dengan tetap
kawasan hutan produksi.41 Maksud dari menjaga kelestarian44 dan secara berke-
terbatasnya pemanfaatan kawasan hutan lanjutan.45 Pemanfaatan kawasan hu-
lindung untuk kegiatan di luar kegiatan tan dilakukan dengan tidak mengubah
kehutanan adalah, kegiatan dalam rang- fungsi pokok kawasan hutan dan mem-

37
Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 1 angka 9.
38
Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 1 angka 8. Lihat juga dalam Indonesia, Op.Cit., PP 24/2010,
Pasal 1 angka 4.
39
Indonesia, Op.Cit., PP 24/2010, Pasal 1 angka 3.
40
Lihat dalam Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 26 dan Pasal 38 ayat (1) dan (4) juncto Indone-
sia, Op.Cit., PP 24/2010, Pasal 5 ayat (1) huruf b juncto Indonesia, Op.Cit., Permen LHK 7/2019, Pasal 4
ayat (1) dan Pasal 11 ayat (1) huruf b.
41
Indonesia, Op.Cit., PP 24/2010, Pasal 3 ayat (1) jo. Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 24. Lihat
juga dalam Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.27/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Permen LHK 27/2018, BN Tahun 2018 No.
1119, Pasal 3 ayat (1) huruf a dan b.
42
Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 21 huruf b.
43
Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 10 ayat (2) huruf b.
44
Indonesia, Op.Cit, UU 41/1999, Pasal 23.
45
Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, “Menimbang” huruf c.

85
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

pertimbangkan batas luas serta jangka an Pelaksanaan PSN bahwa IPPKH tetap
waktu di samping mempertimbangkan diperlukan termasuk dalam pelaksanaan
kelestarian lingkungan.46 PSN sebagaimana yang telah di bahas di
PP 61/2012 tentang Perubahan PP sub pendahuluan.
24/2010 tentang Penggunaan Kawasan Pemegang IPPKH sekaligus pelaksa-
Hutan (PP 61/2012) mengatur bahwa na PSN di kawasan hutan lindung dan/
penggunaan kawasan hutan lindung atau kawasan hutan produksi wajib me-
dan kawasan hutan produksi untuk ke- menuhi beberapa ketentuan sebagaima-
pentingan pembangunan di luar kegi- na diatur dalam Pasal 15 PP 24/2010 yak-
atan kehutanan hanya dapat dilakukan ni:
untuk kegiatan bertujuan strategis yang 1. Kewajiban pemegang IPPKH me-
tidak dapat dielakkan.47 Kegiatan bertu- menuhi kompensasi. Kompensa-
juan strategis ini adalah kegiatan yang si adalah salah satu kewajiban
diprioritaskan karena pengaruhnya pen- pemegang IPPKH untuk menye-
ting secara nasional terhadap kedaulatan diakan dan menyerahkan lahan
negara, pertahanan keamanan negara, bukan kawasan hutan atau mem-
pertumbuhan ekonomi, sosial budaya bayar sejumlah dana yang dijadi-
dan/atau lingkungan. Kegiatan bertuju- kan Penerimaan Negara Bukan
an strategis dalam pemanfaatan kawa- Pajak (PNBP) sebagai pengganti
san hutan produksi dan kawasan hutan lahan kompensasi sesuai dengan
lindung dilakukan melalui pinjam pakai ketentuan PUU atau melaksana-
kawasan hutan dengan dasar legalitas kan penanaman dalam rangka
izin pinjam pakai kawasan hutan (IPP- rehabilitasi daerah aliran sungai.
KH)48 sebagaimana yang kemudian di- 2. Kewajiban pemegang IPPKH
tegaskan kembali dalam Pasal 4 ayat (3) membayar Penerimaan Negara
huruf c Perpres 3/2016 tentang Percepat-
46
Indonesia, Op.Cit., PP 24/2010, Pasal 3 ayat (2). Lihat juga Indonesia, Op.Cit., Permen LHK
27/2018, Pasal 3 ayat (2).
47
Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, PP 51/2012, LN Tahun 2012 No. 140, TLN No. 5325, Pas-
al 4 ayat (1). Lihat selengkapnya kegiatan di luar kegiatan kehutanan untuk kepentingan pembangunan
bertujuan strategis yang tidak dapat dielakkan pada Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, PP
61/2012, LN Tahun 2012 No. 140, TLN No. 5325, Pasal 4 ayat (2) huruf a-m. Dapat dilihat juga dalam
Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan no. P.7/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.27/MENLHK/SET-
JEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Permen LHK 7/2019, BN Tahun 2019
No. 462, Pasal 4.
48
Indonesia, Op.Cit., PP 24/2010, Pasal 6 ayat (1). Lihat juga dalam Indonesia, Op.Cit., Permen LHK
7/2019, Pasal 5.

86
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

Bukan Pajak Penggunaan Kawa- terikat untuk melaksanakan kewajiban


san Hutan. PNBP Penggunaan lainnya yang diatur dalam Pasal 42-44
Kawasan Hutan ini tidak sama Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dengan dana PNBP yang meru- dan Kehutanan (Permen LHK) 27/2018
pakan alternatif kewajiban kom- tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
pensasi. Hutan (Permen LHK 27/2018).50
3. Kewajiban pemegang IPPKH Kewajiban memiliki IPPKH untuk
melakukan penanaman dalam berkegiatan di luar kegiatan kehutanan
rangka rehabilitasi daerah aliran dalam kawasan hutan produksi dan ka-
sungai. wasan hutan lindung tidak hanya diatur
4. Kewajiban pemegang IPPKH dalam Permen LHK 27/2018 jo. Permen
melakukan reboisasi pada lahan LHK 7/2019 namun, Perpres 3/2016 ten-
kompensasi. tang Percepatan Pelaksanaan PSN juga
5. Kewajiban pemegang IPPKH un- mengatur pelaksanaan PSN di kawasan
tuk melindungi hutan.49 Makna hutan dilakukan dengan pinjam pakai
hutan di sini luas tidak sebatas kawasan hutan. Hal tersebut dikare-
makna kawasan hutan. Makna nakan Pasal 4 ayat (3) huruf c Perpres
hutan yang dimaksud adalah 3/2016 mengatur bahwa menteri atau
hutan sebagai satu kesatuan eko- kepala lembaga selaku penanggung ja-
sistem berupa hamparan lahan wab PSN mengajukan penyelesaian per-
berisi sumber daya alam hayati izinan salah satunya IPPKH karena izin
yang didominasi pepohonan da- ini diperlukan untuk memulai pelaksa-
lam persekutuan alam lingkung- naan PSN.
annya yang satu dengan lainnya
Hal yang melatarbelakangi pembu-
tidak dapat dipisahkan.
atan tulisan ini adalah ancaman “kemu-
6. Kewajiban pemegang IPPKH me-
dahan” penggunaan kawasan hutan da-
laksanakan reklamasi dan/atau
lam rangka percepatan pelaksanaan PSN
reboisasi pada kawasan hutan
dengan adanya ketentuan pengadaan ta-
bekas pinjam pakai yang sudah
nah di kawasan hutan yang didanai da-
tidak digunakan.
lam Perpres 66/2020 tentang Pendanaan
Pemegang IPPKH tidak hanya teri-
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
kat enam kewajiban tersebut namun juga
untuk Kepentingan Umum. Pasal 4 ayat
49
Hal ini berdasarkan ketentuan dalam Indonesia, Op.Cit., UU 41/1999, Pasal 1 angka 2. Kewajiban
melindungi hutan diatur dalam Indonesia, Op.Cit., PP 24/2010, Pasal 15 huruf d.
50
Indonesia, Op.Cit., PP 24/2010, Pasal 15 huruf f. Indonesia, Op.Cit., Permen LHK 27/2018 juncto
Indonesia, Op.Cit., Permen LHK 7/2019.

87
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

(2) huruf e Perpres 66/2020 mengatur besarnya untuk kemakmuran rakyat.53


bahwa objek pengadaan tanah yang di- Pengadaan tanah untuk kepentingan
danai salah satunya berupa kawasan hu- umum diselenggarakan pemerintah54
tan yang pelaksanaannya dilaksanakan dengan jaminan dana juga dari pemerin-
sesuai dengan ketentuan PUU yang itu tah.55
berarti harus dilaksanakan sesuai dengan Objek pengadaan tanah dalam Pasal
PUU terkait penggunaan kawasan hutan 1 angka 4 UU 2/2012 adalah tanah, ruang
dan pengadaan tanah sebagaimana yang atas tanah dan bawah tanah, bangunan,
telah dibahas dalam sub pendahuluan. tanaman, benda yang berkaitan dengan
Pengadaan tanah untuk pelaksanaan tanah atau lainnya yang dapat dinilai.
PSN mengacu pada UU 2/2012 tentang UU 2/2012 tidak mengatur spesifik ka-
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan wasan hutan sebagai objek pengadaan
untuk Kepentingan Umum (UU 2/2012) tanah. Melihat definisi objek pengadaan
dan Perpres 71/2012 tentang Penyeleng- tanah, kawasan hutan dapat saja menjadi
garaan Pengadaan Tanah bagi Pemba- yang dimaksud sebagai objek pengada-
ngunan untuk Kepentingan Umum yang an tanah karena luasnya definisi objek
telah diubah empat kali.51 Pengadaan pengadaan tanah dalam UU 2/2012. Lu-
tanah adalah kegiatan menyediakan ta- asnya definisi objek pengadaan tanah da-
nah dengan cara memberi ganti kerugian lam UU 2/2012 tidak menjadikan penga-
yang layak dan adil kepada pihak yang daan tanah dapat serta-merta begitu saja
berhak.52 Maksud kepentingan umum di dilakukan di kawasan hutan sekalipun
sini adalah kepentingan bangsa, negara dalam rangka PSN tanpa mementingkan
dan masyarakat yang harus diwujudkan keberlanjutan kawasan hutan.
oleh pemerintah dan digunakan sebesar-­
51
Indonesia, Peraturan Presiden No. 40 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
Perpres 71/2014, LN Tahun 2014 No. 94, “Menimbang” huruf b. Diubah kemudian melalui Indonesia,
Peraturan Presiden No. 99 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012
tentang penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Perpres 99/2014,
LN Tahun 2014 No. 223, Menimbang huruf b. Diubah kemudian melalui Indonesia, Peraturan Presiden
No. 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelengga-
raan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, UU 71/2012, LN Tahun 2015 No. 55.
Diubah kemudian melalui Indonesia, Peraturan Presiden No. 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
atas Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum, Perpres 148/2015, LN Tahun 2015 No. 366.
52
Indonesia, Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum, UU 2/2012, LN Tahun 2012 No. 22, TLN No. 5280, Pasal 1 angka 2.
53
Indonesia, Op.Cit., UU 2/2012, Pasal 1 angka 6. Lihat juga Indonesia, Op.Cit., Perpres 4/2014
54
Indonesia, Op.Cit., UU 2/2012, Pasal 6.
55
Indonesia, Op.Cit., UU 2/2012, Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2).

88
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

Pentingnya memperhatikan keber- yang perlu dilakukan adalah mengenai


lanjutan kawasan hutan dalam pelak- penerapan prinsip pembangunan berke-
sanaan PSN di kawasan hutan adalah lanjutan dan ekonomi berwawasan ling-
dikarenakan pengguna kawasan hutan kungan dalam ketentuan penggunaan
dalam rangka PSN tetap wajib memiliki kawasan hutan dalam rangka PSN.
IPPKH di samping kewajiban memberi
ganti kerugian yang layak dan adil ke- IV. Analisis Hukum Penerapan Prinsip
pada pihak yang berhak dalam hal peng- Pembangunan Berkelanjutan dan
adaan tanah.56 Pemegang IPPKH terikat Ekonomi Berwawasan Lingkung-
berbagai kewajiban dan syarat kepemi- an / Ekonomi Hijau pada Peraturan
likan IPPKH yang diatur dalam Pasal Perundang-Undangan Penggunaan
9-15 PP 24/2010 jo. PP 61/2012 tentang Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Penggunaan Kawasan Hutan dan Pasal Prinsip pembangunan berkelanjutan
21-44 Permen LHK 27/2018 jo. Permen dan ekonomi berwawasan lingkungan
LHK 7/2019 tentang Pedoman Pinjam yang tidak terpisahkan dengan prinsip
Pakai Kawasan Hutan. pembangunan berkelanjutan seharusnya
Berdasarkan analisis hukum Penulis tercermin dalam peraturan perundang-
ancaman penggunaan kawasan hutan -undangan terkait pemanfaatan kawasan
dalam rangka PSN yang timbul karena hutan dalam rangka PSN karena meru-
ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf e Perp- pakan amanat Pasal 33 ayat (4) UUD NRI
res 66/2020 berkurang dengan adanya 1945 dan Pasal 3 UU 41/1999 tentang
ketentuan kewajiban memiliki IPPKH Kehutanan. Penulis melakukan analisis
untuk melaksanakan PSN di kawasan penerapan prinsip pembangunan berke-
hutan dan adanya kewajiban memberi lanjutan dan ekonomi berwawasan ling-
ganti kerugian yang layak dan adil kepa- kungan/ekonomi hijau pada peraturan
da pihak yang berhak dalam hal penga- perundang-undangan penggunaan ka-
daan tanah. Ketentuan mengenai IPPKH wasan hutan dalam rangka PSN dengan
dalam PP 24/2010 jo. PP 61/2012 dan melihat pada aturan kewajiban peme-
Permen LHK 27/2018 jo. Permen LHK gang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
7/2019 telah diatur sedemikian rupa (IPPKH). Kewajiban pemegang IPPKH
supaya penggunaan kawasan hutan te- ini diatur dalam Pasal 15 PP 24/2010 jo.
tap dilaksanakan dengan tetap menjaga Pasal 42 Permen LHK 27/2018. Alasan
kelestarian lingkungan sekalipun dalam Penulis melihat pada aturan hukum ke-
rangka PSN. Analisis hukum selanjutnya wajiban pemegang IPPKH karena seka-

56
Indonesia, Op.Cit., UU 2/2012, Pasal 5, Pasal 8, Pasal 12 ayat (1) Pasal 50 dan Pasal 56.

89
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

lipun kawasan hutan digunakan dalam dan evaluasi,


rangka pelaksanaan PSN, pelaksana PSN 11. Mengoordinasikan kegiatan ke-
tetap wajib memiliki IPPKH. Kewajiban pada instansi lingkungan hidup
pemegang IPPKH sebagaimana diatur dan kehutanan dan/atau peme-
dalam Pasal 15 PP 24/2010 juncto Pasal gang izin pemanfaatan atau pe-
42 Permen LHK 27/2018 adalah sebagai ngelolaan hutan,
berikut: 12. Pemberdayaan masyarakat seki-
1. Kewajiban menyelesaikan tata tar areal IPPKH,
batas lahan, menyediakan dan 13. Melapor secara berkala kepada
reboisasi lahan kompensasi, Menteri Lingkungan Hidup dan
2. Reklamasi dan revegetasi kawa- Kehutanan atas penggunaan ka-
san hutan yang sudah tidak di- wasan hutan yang dipinjam pa-
pergunakan setelah digunakan, kai,
3. Penanaman dalam rangka reha- 14. Melakukan pembayaran Pe-
bilitasi daerah aliran sungai, nerimaan Negara Bukan Pajak
4. Penanaman pohon jenis unggul- (PNBP), Provisi Sumber Daya
an setempat di areal IPPKH, Hutan (PSDH) dan Dana Rebo-
5. Melaksanakan inventarisasi te- isasi (DR) serta mengganti bia-
gakan sesuai dengan rencana ya investasi pengelolaan hutan
kerja penggunaan kawasan hu- kepada pemegang izin usaha
tan tahunan dan membayar te- pemanfaatan hasil hutan jika IP-
gakan jika areal yang dimohon- PKH dalam areal kerja pengelola-
kan merupakan hutan tanaman an hutan.
hasil rehabilitasi, Kewajiban yang harus dipenuhi pe-
6. Memelihara batas areal IPPKH, megang IPPKH sebagaimana telah terse-
7. Melaksanakan perlindungan hu- but di atas untuk dapat dikatakan mene-
tan areal IPPKH, rapkan pembangunan berkelanjutan dan
8. Melakukan pencegahan dan per- ekonomi hijau harus mencerminkan/
lindungan kebakaran hutan dan sesuai dengan tiga pilar pembangunan
lahan, berkelanjutan dan ekonomi berwawasan
9. Mengamankan Kawasan Hutan lingkungan. Tiga pilar ini yakni pelesta-
Konservasi dan Lindung yang rian lingkungan, perkembangan sosial
berbatasan dengan areal IPPKH, dan pertumbuhan ekonomi harus terin-
10. Memberi kemudahan aparat ber- tegrasi untuk terwujudnya pembangun-
wenang melakukan monitoring

90
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

an yang berkelanjutan dan ekonomi hi- dan ekonomi hijau setelah Penulis ana-
jau.57 lisis tercermin dari poin-poin kewajiban
Makna pelestarian lingkungan ada- pemegang IPPKH dan tujuan daripada
lah bahwa pelestarian lingkungan ini PSN itu sendiri.
harus ada dalam aspek perkembangan Pelaksana PSN di kawasan hutan
sosial dan pertumbuhan ekonomi kare- wajib memiliki IPPKH demikian terikat
na ketersediaan lingkungan hidup dan dengan kewajiban pemegang IPPKH
sumber daya alam harus terjaga untuk yang diatur dalam peraturan perun-
generasi kini dan masa depan. Perkem- dang-undangan. Tiga pilar pembangun-
bangan sosial artinya kebutuhan dasar an berkelanjutan dan ekonomi hijau se-
manusia terpenuhi dari penerapan dan bagaimana hasil analisis Penulis ternyata
realisasi hak asasi manusia. Sedangkan terpenuhi/diterapkan dalam aturan
pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kewajiban pemegang IPPKH dan tuju-
ketersediaan lapangan kerja dan kemam- an dari PSN. Hasil analisis ini menun-
puan tiap individu untuk memiliki pen- jukkan bahwa Indonesia telah berupaya
dapatan yang mencukupi untuk dirinya secara hukum melalui peraturan per-
dan keluarganya. undang-undangan untuk mewujudkan
Pilar pelestarian lingkungan dan per- keseimbangan antara pelestarian ling-
kembangan masyarakat tercermin dari kungan, pemberdayaan masyarakat, dan
kewajiban-kewajiban pemegang Izin pertumbuhan ekonomi sekalipun dalam
Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) pelaksanaan PSN. Hasil analisis ini juga
dalam Pasal 15 PP 24/2010 juncto Pasal menujukkan bahwa ancaman kemudah-
42 Permen LHK 27/2018. Sedangkan an penggunaan kawasan hutan dengan
pilar pertumbuhan ekonomi tercermin adanya ketentuan pendanaan pengada-
dari penggunaan kawasan hutan dalam an tanah objek kawasan hutan walaupun
rangka PSN bertujuan untuk pening- tidak sepenuhnya teratasi namun tere-
katan pertumbuhan ekonomi nasional.58 duksi/berkurang dengan adanya kewa-
Tiga pilar pembangunan berkelanjutan jiban memiliki IPPKH beserta pemenuh-
an kewajiban pemegang IPPKH yang
57
A. Seilan, “Sustainable Development: The Balance between Conserving Envi-
ronmental Resources and Economic Development”, Penelitian yang disampaikan da-
lam Seminar Nasional: Climate Change, Environment and Agricultural Development,
diselenggarakan di Department of Environmental Economic School of Economics, Madurai Kamaraj Univer-
sity, Madurai, (27-28 Maret 2014), https://www.researchgate.net/publication/340088070_Sustainable_
Development_The_Balance_between_Conserving_Environmental_Resources_and_Economic_Devel-
opment, diakses pada 9 Oktober 2020, hlm. 2-4. Lihat juga terkait ekonomi berwawasan lingkungan
dalam Manish Bapna dan John Talberth, Q&A: What is a “Green Economy”, Loc.Cit..
58
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, Proyek …Loc.Cit..

91
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

mana kewajiban-kewajiban tersebut te- ekonomi hijau karena aspek pelestarian


lah menerapkan prinsip pembangunan lingkungan, perkembangan sosial dan
berkelanjutan dan ekonomi hijau. pertumbuhan ekonomi yang merupakan
tiga pilar prinsip pembangunan berke-
V. Penutup lanjutan dan ekonomi hijau/ekonomi
Ancaman “kemudahan” pengguna- berwawasan lingkungan tercermin da-
an kawasan hutan dalam rangka PSN lam poin-poin kewajiban pemegang IP-
karena adanya ketentuan didanai nya PKH. Oleh karena itu, Indonesia dapat
pengadaan tanah di kawasan hutan da- dikatakan telah berupaya secara hukum
lam Perpres 66/2020 terkurangi dengan menerapkan prinsip pembangunan ber-
adanya kewajiban pelaksana PSN untuk kelanjutan dan ekonomi berwawasan
taat pada ketentuan terkait pinjam pakai lingkungan/ekonomi hijau dalam pelak-
kawasan hutan dan pengadaan tanah. Pe- sanaan PSN di kawasan hutan melalui
laksana PSN di kawasan hutan harus me- ketentuan dalam peraturan perundang-
miliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan -undangan. Penelitian lebih lanjut dapat
(IPPKH) sekaligus memenuhi kewajiban dilakukan untuk mengetahui realita pe-
pemegang IPPKH. Aturan mengenai ke- nerapan prinsip pembangunan berkelan-
wajiban-kewajiban yang harus dipenuhi jutan dan ekonomi hijau dalam praktik-
oleh pemegang IPPKH dalam peraturan nya di lapangan.
perundang-undangan telah menerapkan
prinsip pembangunan berkelanjutan dan

92
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan mungutan Hasil Hutan, PP 19/1975,


LN Tahun 1975 No. 22, TLN No. 3055.
Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, UUD _______. Peraturan Pemerintah No. 6 Ta-
NRI 1945, Amandemen Keempat. hun 1999 tentang Pengusahaan Hutan
dan Pemungutan Hasil Hutan pada Hu-
_______. Undang-Undang No. 4 Tahun
tan Produksi, PP 6/1999, LN Tahun
1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Po-
1999 No. 13, TLN No. 3802.
kok Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU
No. 4 Tahun 1982, LN Tahun 1982 _______. Peraturan Pemerintah No. 6 Ta-
No. 12, TLN 3215. hun 2007 tentang Tata Hutan dan Pe-
nyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,
_______. Undang-Undang No. 23 Tahun
serta Pemanfaatan Hutan, PP 6 /2007,
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
LN Tahun 2007 No. 22, TLN No. 4814.
Hidup, UU No. 23 Tahun 1997, LN
Tahun 1997 No. 68, TLN No. 3699. _______. Peraturan Pemerintah No. 24 Ta-
hun 2010 tentang Penggunaan Kawasan
_______. Undang-Undang No. 41 Tahun
Hutan, PP 24/2010, LN Tahun 2010
1999 tentang Kehutanan, UU 41/1999,
No. 30.
LN Tahun 1999 No. 167, TLN No.
3888. _______. Peraturan Pemerintah No. 61
Tahun 2012 tentang Perubahan Pera-
_______. Undang-Undang No. 32 Tahun
turan Pemerintah No. 24 Tahun 2010
2009 tentang Perlindungan dan Penge-
tentang Penggunaan Kawasan Hutan,
lolaan Lingkungan Hidup, UU 32/2009,
PP 51/2012, LN Tahun 2012 No. 140,
LN Tahun 2009 No. 140, TLN No.
TLN No. 5325.
5059.
_______. Peraturan Pemerintah No. 104
_______. Undang-Undang No. 2 Tahun
Tahun 2015 tentang Perubahan Perun-
2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
tukan dan Fungsi Kawasan Hutan, PP
Pembangunan untuk Kepentingan
104/2015, LN Tahun 2015 No. 326,
Umum, UU 2/2012, LN Tahun 2012
TLN No. 5794.
No. 22, TLN No. 5280.
_______. Peraturan Presiden No. 40 tahun
_______. Peraturan Pemerintah No. 21 Ta-
2014 tentang Perubahan atas Peratur-
hun 1970 tentang Hak Pengusahaan
an Presiden Nomor 71 Tahun 2012 ten-
Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hu-
tang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
tan, PP 21/1970, LN Tahun 1970 No.
bagi Pembangunan untuk Kepentingan
31, TLN No. 2935.
Umum, Perpres 71/2014, LN Tahun
_______. Peraturan Pemerintah No. 19 Ta- 2014 No. 94.
hun 1975 tentang Perubahan Peraturan
_______. Peraturan Presiden No. 99 Tahun
Pemerintah No. 21 Tahun 1970 tentang
2014 tentang Perubahan Kedua atas Per-
Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pe-

93
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

aturan Presiden No. 71 Tahun 2012 ten- Strategis Nasional, Perpres 56/2018,
tang penyelenggaraan Pengadaan Tanah LN Tahun 2018 No. 107.
bagi Pembangunan untuk Kepentingan _______. Peraturan Menteri Lingkungan
Umum, Perpres 99/2014, LN Tahun Hidup dan Kehutanan No. P.27/MEN-
2014 No. 223. LHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang
_______. Peraturan Presiden No. 30 Tahun Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hu-
2015 tentang Perubahan Ketiga atas Per- tan, Permen LHK 27/2018, BN Tahun
aturan Presiden No. 71 Tahun 2012 ten- 2018 No. 1119.
tang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah _______. Peraturan Menteri Lingkungan Hi-
bagi Pembangunan untuk Kepentingan dup dan Kehutanan no. P.7/MENLHK/
Umum, UU 71/2012, LN Tahun 2015 SETJEN/KUM.1/2/2019 tentang Peru-
No. 55. bahan atas Peraturan Menteri Lingkung-
_______. Peraturan Presiden No. 148 Tahun an Hidup dan Kehutanan Nomor P.27/
2015 tentang Perubahan Keempat atas MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018
Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawa-
tentang Penyelenggaraan Pengadaan san Hutan, Permen LHK 7/2019, BN
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepen- Tahun 2019 No. 462.
tingan Umum, Perpres 148/2015, LN _______. Peraturan Presiden No. 66 Tahun
Tahun 2015 No. 366. 2020 tentang Pendanaan Pengadaan Ta-
_______. Peraturan Presiden No. 3 Tahun nah bagi Pembangunan untuk Kepen-
2016 tentang Percepatan Pelaksana- tingan Umum dalam Rangka Pelaksana-
an Proyek Strategis Nasional, Perpres an Proyek Strategis Nasional, Perpres
3/2016, LN Tahun 2016, No. 4. No. 66 Tahun 2020, LN Tahun 2020
_______. Peraturan Presiden No. 102 Tahun No. 135.
2016 tentang Pendanaan pengadaan Ta- Dokumen Internasional
nah Bagi Pembangunan Untuk Kepen-
Bangsa-Bangsa, Perserikatan. Report of
tingan Nasional, Perpres No. 102 Ta-
the United Nations Conference on en-
hun 2016, LN Tahun 2016 No. 267.
vironment and Development: Rio Dec-
_______. Peraturan Presiden No 58 Tahun laration on Environment and Develop-
2017 tentang Perubahan atas Peraturan ment, Rio de Janeiro, 3-14 June 1992,
Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Per- Principle 1, https://www.un.org/
cepatan Pelaksanaan Proyek Strategis en/development/desa/population/
Nasional, Perpres 58/2017, LN Tahun migration/generalassembly/docs/
2017 No. 119. globalcompact/A_CONF.151_26_
_______. Peraturan Presiden No 56 Tahun Vol.I_Declaration.pdf, diakses pada
2018 tentang Perubahan Kedua atas 14 Juli 2020.
Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 _______. Declaration of the United Nati-
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek ons Convention on Human Environ-

94
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

ment 1972, Deklarasi Stockholm 1972, /6714/1170/7264/006630_buku_


http://www.un-documents.net/ green_eco_ap150_2muka_17buku.
aconf48-14r1.pdf, diakses pada 14 pdf, diakses pada 8 Oktober 2020.
Juli 2020. Raharjo, Satjipto. Hukum dan Perilaku:
_______. Declaration of the United Nati- Hidup Baik adalah Dasar Hukum yang
ons Convention on Human Environ- Baik, Jakarta, PT. Kompas Media Nu-
ment 1972, Deklarasi Stockholm 1972, santara, 2009.
http://www.un-documents.net/ Sands, Phillippe dan Jacqueline Peel dkk.
aconf48-14r1.pdf, diakses pada 14 Principles of International Environmen-
Juli 2020. tal Law, Third Edition, Cambridge
Buku University Press, United Kingdom,
2012, ISBN: 978-0-521-76959-4.
Azis, Iwan J. dkk. Pembangunan Berkelan-
jutan: Peran dan Kontribusi Emil Sal- Artikel Jurnal / Media Massa
im, Kepustakaan Populer Gramedia, Anjaeni, Rahma. Sampai 24 Juni, LMAN
Jakarta, Juni 2010, ISBN: 978-979-91- telah Kucurkan Dana Rp 4,39 Trili-
0258-4, https://www.researchgate. un untuk Pembebasan Lahan, 26 Juni
net/publication/256007402_Emil_ 2020, https://nasional.kontan.co.id/
Salim_Dan_Pembangunan_Berke- news/sampai-24-juni-lman-telah-
lanjutan, diakses pada 8 Oktober -kucurkan-dana-rp-439-triliun-
2020. -untuk-pembebasan-lahan, diakses
Bangsa-Bangsa, Perserikatan. Economic pada 7 Juli 2020.
and Social Survey of Asia and the Pacific Bina, Olivia. The Green Economy and
2015 - Part II - Balancing the Three Di- Sustainable Development: An Une-
mensions of Sustainable Development: asy Balance?”, Artikel dalam En-
From Integration to Implementation, vironment and Planning C Go-
United Nations: Economic and Soci- vernment and Policy, Desember
al Commission for Asia and the Pa- 2013, hlm. 1023-1048, e-ISSN: 2399-
cific, 2015, e-ISBN: 978-92-1-057374- 6544, https://www.researchgate.
0, https://www.unescap.org/sites/ net/publication/259570713_The_
default/files/publications/survey- green_economy_and_sustainable_
2015-pt2-cs71-theme-study.pdf, di- development_An_uneasy_balance,
akses pada 9 Oktober 2020. diakses pada 8 Oktober 2020.
Hidup, Deputi Sumber daya Alam Hakim, Rakhmat Nur. Jokowi Minta PSN
dan Lingkungan. Prakarsa Strategis yang Pulihkan Ekonomi Diprioritaskan,
Pengembangan Konsep Green Eco- kompas.com, 29 Mei 2020, https://
nomy, Badan Perencanaan Pem- nasional.kompas.com/read/2020/
bangunan Nasional, Juni 2014, ht- 05/29/11093641/jokowi-minta-psn-
tps://www.bappenas.go.id/files

95
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 71 - 97

-yang-pulihkan-ekonomi-dipriori- rediksi-dimulai-awal-mei-dengan-
taskan, diakses pada 7 Juli 2020. -95-ribu, diakses pada 09 Oktober
Hanum, Zubaedah. Pemerintah Ran- 2020.
cang Aturan Ekonomi Hujau Ren- Raditya, Iswara N. Amandemen UUD
dah Karbon, Humaniora: mediain- 1945 Tahun 2002: Sejarah Isi & Peru-
donesia.com, 5 Juli 2020, https:// bahan Keempat, tirto.id, 15 Oktober
mediaindonesia.com/read/detail/ 2019, https://tirto.id/amandemen-
325481-pemerintah-rancang-aturan- -uud-1945-tahun-2002-sejarah-isi-
-ekonomi-hijau-rendah-karbon, di- -perubahan-keempat-ejLE, diakses
akses pada 8 Oktober 2020. pada 12 Oktober 2020.
Ihsanuddin. Jokowi: Pembebasan Lahan Rosana, Mira. Kebijakan Pembangunan Ber-
Jadi Hambatan Terbesar Proyek Stra- kelanjutan yang Berwawasan Lingkung-
tegis Nasional, kompas.com, 29 Mei an di Indonesia, Artikel dalam Jurnal
2020, https://nasional.kompas.com/ KELOLA, Jurnal Ilmu Sosial Vol. 1
read/2020/05/29/11114751/jokowi- No. 1, 2018, hlm. 148-163, e-ISSN:
-pembebasan-lahan-jadi-hambatan- 2622-6103, https://core.ac.uk/dow-
-terbesar-proyek-strategis-nasional, nload/pdf/234031768.pdf, diakses
diakses pada 7 Juli 2020. pada 8 Oktober 2020.
Jong, Hans Nicholas. Experts See Environ- Seilan, A., Dr. Sustainable Development:
mental, Social Fallout in Indonesia’s The Balance between Conserving En-
Infrastructure Push, news.mongabay. vironmental Resources and Economic
com, https://s.id/lTxfa, diakses Development, Penelitian yang dip-
tanggal 9 Juli 2020. resentasikan dalam Seminar Nasio-
Nurjaya, I Nyoman, Dr. SH., M.Hum., nal: Climate Change, Environment
Sejarah Hukum Pengelolaan Hutan di and Agricultural Development, di-
Indonesia, Jurnal Jurisprudence Vol. selenggarakan di Department of
2 No. 1, Maret 2005, hlm. 35-33, htt- Environmental Economic School of
ps://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit- Economics, Madurai Kamaraj Uni-
stream/handle/11617/1036/3.NYO- versity, Madurai, 27-28 Maret 2014,
MANNURJAYA.pdf?sequence=1, https://www.researchgate.net/pub-
diakses pada 23 Juli 2020. lication/340088070_Sustainable_De-
velopment_The_Balance_between_
Puspa, Haryanti dkk. Puncak Pande- Conserving_Environmental_Reso-
mi Virus Corona RI Diprediksi Di- urces_and_Economic_Development,
mulai Awal Mei dengan 95 Ribu Ka- diakses pada 9 Oktober 2020.
sus, Kompas.com, 19 April 2020,
https://www.kompas.com/tren/ Sitohang, Marya Yenita dkk. Inisiatif Ma-
read/2020/04/19/152300365/pun- syarakat Indonesia di Masa Awal Pandemi
cak-pandemi-virus-corona-ri-dip- COVID-19: Sebuah Upaya Pembangun-
an Kesehatan, Jurnal Kependudukan

96
Dalila Doman dan Nadia Doman
Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dan Ekonomi Berwawasan dalam Peraturan
Perundang-Undangan Penggunaan Kawasan Hutan dalam Rangka PSN
Pasca Pengesahan Perpres 66/2020

Indonesia, Edisi Khusus Demografi _______. World Summit on Sustainable De-


dan COVID-19, Juli 2020, hlm. 33- velopment (WSSD) Johannesburg Sum-
38, https://www.researchgate.net/ mit, Sustainable Development Goal
publication/343305327_Inisiatif_ Knowledge Platform, https://sustai-
Masyarakat_Indonesia_di_Masa_ nabledevelopment.un.org/milessto-
Awal_Pandemi_COVID-19_Sebuah_ nes/wssd, diakses pada 21 Juli 2020.
Upaya_Pembangunan_Kesehatan, Bapna, Manish dan John Talberth. Q&A:
diakses pada 3 November 2020. What is a “Green Economy”?, Blog,
Susila, Jaka. Hukum Sebagai Paradigma World Resources Institute, https://
Fakta Sosial, Prosiding Seminar Na- www.wri.org/blog/2011/04/qa-
sional, Pengembangan Epistemologi -what-green-economy, diakses pada
Ilmu Hukum, 2015, hlm. 458-470, hlm. 21 Juli 2020.
461, https://publikasiilmiah.ums. Development, International Institu-
ac.id/bitstream/handle/11617/5706 te for Sustainable (IISD). https://
/29.Jaka%20Susila.pdf?sequen- w w w . i i s d . o r g / a b o u t - i i s d / s u s-
ce=1&isAllowed=y, diakses pada 5 tainable-development#:~:text=
Agustus 2020. %22Sustainable%20develop-
Yuniar, Resty Woro. Covid-19: ‘Indonesia ment%20is%20development%20
Berpotensi Resesi’ - Dampak Ekonomi that,to%20meet%20their%20
‘Jauh Lebih Berat Ketimbang Krisis Mo- own%20needs.%22, diakses pada 9
neter 1998, https://s.id/lTAGX, di- Oktober 2020.
akses pada tanggal 9 Juli 2020. Kingdom, Sustainable Development
Lain-lain Commission United, History of SD.
http://www.sd-commission.org.
Bangsa-Bangsa, Perserikatan. Report of
uk/pages/history_sd.html, diakses
the World Summit on Sustainable De-
pada 24 Juli 2020.
velopment, Johannesburg, Afrika Se-
latan, 26 Agustus-4 September 2002, Priorita. Komite Percepatan Penyediaan
https://papersmart.unon.org/reso- Infrastruktur, Proyek Strategis Nasi-
lution/uploads/2002-johannesburg_ onal, https://kppip.go.id/proyek-
declaration-n0263693.pdf, diakses -strategis-nasional/, diakses pada 12
pada 14 Juli 2020. Oktober 2020.
_______. The Sustainable Development Goals Program. United Nation Environment,
Report 2016, https://unstats.un.org/ Green Economy, https://www.
sdgs/report/2016/#:~:text=On%20 unenvironment.org/regions/asia-
1%20January%202016%2C%20the,o- -and-pacific/regional-initiatives/
ver%20the%20next%2015%20years., supporting-resource-efficiency/
diakses pada 4 November 2020. green-economy, di akses pada 21 Juli
2020.

97

Anda mungkin juga menyukai