Anda di halaman 1dari 10

Majalah Media Perencana

Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia


Volume 1 No. 1 Oktober 2020

Sinergi Prioritas Program Kerja Pemerintah 2020-2024 dengan


Kerangka Ketahanan Nasional dalam Penanganan Covid-19

Muhyiddin1 dan Suprayoga Hadi2


Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Abstrak

Sebagai pedoman dalam implementasi Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, terdapat 5
(lima) prioritas program kerja pemerintah tahun 2020-2024, yang terdiri dari pembangunan
sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi,
penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi. Dalam tahap awal pelaksanaan
RPJMN 2020-2024 yang dilaksanakan berpedoman pada kelima prioritas program kerja
pemerintah tersebut, Indonesia dihadapkan pada kejadian bencana pandemi Covid-19, yang
menyebabkan perlu dilakukannya pencermatan dalam mengukur ketahanan nasional tidak
hanya dalam bidang kesehatan masyarakat dan bidang perekonomian yang terkena dampak
yang paling sigifikan akibat bencana pandemi Covid-19, namun juga terhadap berbagai
bidang pembangunan nasional lainnya, yang apabila ditinjau dari kerangka ketahanan
nasional, ternyata memiliki dampak terhadap seluruh gatra, yang terdiri dari tri gatra alami
yaitu geografi, sumber kekayaan alam dan demografi, maupun panca gatra yang dinamis
yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Oleh
karenanya, untuk dapat mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan nasional dalam
kurun waktu 2020-2024, maka distorsi yang disebabkan kejadian bencana pandemi Covid-
19 ini perlu diupayakan solusinya, dengan tetap berpedoman pada prioritas program kerja
pemerintah 2020-2024, dengan memperhatikan ketahanan nasional yang perlu dijadikan
indikator kinerja kunci untuk dapat ditanganinya bencana pandemi Covid-19 untuk dapat
terwujudnya tujuan dan sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam
RPJMN 2020-2024.
Kata Kunci: Pandemi Covid-19, Perencanaan, Ketahanan Nasional

1
Muhyiddin adalah Perencana Ahli Madya di Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas RI. Email: udyn@bappenas.go.id
2
Suprayoga Hadi adalah Perencana Ahli Utama pada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,
Ketua Umum Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia (PPPI), Wakil Ketua I Ikatan Ahli Kebencanaan
Indonesia (IABI), email: suprayoga@bappenas.go.id.

127
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

I. Pendahuluan

Pembangunan nasional pada hakikatnya ditujukan untuk mewujudkan tujuan berbangsa


dan bernegara, yang dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 telah secara tegas ditujukan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
dan tumpah darah Indonesia, yang dalam implementasinya dijabarkan dalam pembangunan
nasional yang terencana baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka menengah.
Handoko (2020) menegaskan bahwa cita-cita nasional tersebut perlu diwujudkan melalui
serangkaian pembangunan nasional yang diselenggarakan secara terencana,
berkesinambungan dan terkoordinasi.

Sejalan dengan itu, dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024, telah ditetapkan visi untuk mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong (Bappenas, 2020). Selanjutnya
Presiden Joko Widodo pada saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di depan MPR-
DPR-DPR RI pada 20 Oktober 2019 yang lalu, telah menegaskan adanya 5 (lima) prioritas
program kerja pemerintah tahun 2020-2024, yaitu pembangunan sumber daya manusia,
pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan
transformasi ekonomi (Lampiran I RPJMN 2020-2024).

Dalam kenyataannya, pada tahap awal penyelenggaraan di tahun 2020 ini,


pembangunan nasional dihadapkan pada permasalahan akibat kejadian bencana pandemik
Covid-19, yang memberikan implikasi dan distorsi terhadap upaya penyelenggaraan dan
pencapaian sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan selama periode RPJMN
2020-2024. Untuk menghadapi distorsi yang terjadi, maka ketahanan nasional untuk
menghadapi kejadian bencana pandemik Covid-19 menjadi sangat perlu diperhatikan,
dengan memperhatikan hakikat dari konsepsi ketahanan nasional, yang dimaksudkan
sebagai pedoman untuk dapat meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa Indonesia
untuk mampu menghadapi ancaman, yang dalam konteks kekininan khususnya dalam
menghadapi bencana pandemik Covid-19 ini.

Untuk itu dalam kaitannya dengan topik terkait implementasi ketahanan nasional dalam
mendukung program kerja pemerintah 2020-2024, maka penulisan artikel ditujukan untuk
menelaah pentingnya konsepsi ketahanan nasional yang terdiri dari tri gatra alamiah
(geografi, sumber kekayaan alam dan demografi) dan panca gatra (ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan) dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan nasional terutama dalam menghadapi bencana pandemi Covid-19. Sesuai
perkembangan kondisi bencana pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari enam
bulan, serta dengan memperhatikan pengaruhnya terhadap ketahanan nasional, maka
dapat disimpulkan bahwa kejadian bencana pandemi Covid-19 tersebut sangat
mempengaruhi kehidupan nasional terutama dalam bidang ekonomi dan sosial budaya, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan nasional, termasuk capaian terkait
dengan lima prioritas program kerja pemerintah tahun 2020-2024.

128
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Dengan memperhatikan latar belakang diperlukannya penerapan konsepsi ketahanan


nasional dalam mendukung penyelenggaraan lima prioritas program kerja pemerintah 2020-
2024 khususnya dalam menghadapi bencana pandemik Covid-19, maka artikel ini difokuskan
pada pertanyaan pokok “bagaimana konsepsi ketahanan nasional dapat mendukung
pelaksanaan kelima prioritas program kerja pemerintah 2020-2024 khususnya dihadapkan
pada bencana pandemi Covid-19?”.

II. Tinjauan Pustaka dan Metodologi

Sebelum membahas lebih lanjut yang disasarkan pada rumusan permasalahan yang telah
ditetapkan, beberapa kerangka teoretis yang dijadikan rujukan untuk pembahasan,
diataranya terkait dengan: (1) Teori Ekonomi Pembangunan, yang digagas Chenery dan Tim
Bank Dunia1, yang dilandasi pentingnya pembangunan yang memperhatikan pemerataan
pembangunan yang menjadi fondasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
berkelanjutan; (2) Teori Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang, yang digagas Todaro
(1990) yang menjadi referensi dasar bagi banyak negara berkembang dalam mengupayakan
pembangunannya, dengan basis perekonomian kerakyatan dan pemerataan pembangunan
yang diarahkan untuk menjadi basis yang kuat untuk membangunan pertumbuhan
pembangunan yang stabil dan berkelanjutan; dan (3) Teori Sistem Ekonomi Pancasila (SEP),
yang digagas Mohammad Hatta dan dikembangkan oleh Mubyarto (1993), yang dilandasi
pemikiran untuk dapat menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan lahiriah dan batiniah, atau
keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan pembangunan.

Selain kerangka teoretis, beberapa kerangka kebijakan dan regulasi yang dijadikan
referensi diantaranya Undang-Undang 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025, serta Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.

Dengan memperhatikan kerangka teoretis di atas, untuk dapat menelaah rumusan


permasalahan yang telah ditetapkan, digunakan metodologi dan pendekatan berikut ini:
(1) Metode, pengumpulan data menggunakan studi pustaka, yang merujuk pada data
sekunder seperti peraturan perundang-undangan, buku, jurnal akademik, dan artikel opini
untuk mendukung proses analisis. (2) Pendekatan yang digunakan adalah dengan perspektif
kepentingan nasional, melalui analisis multidisiplin ilmu, sesuai dengan kerangka teoretis
yang diuraikan dalam bab tinjauan Pustaka, serta beberapa kerangka peraturan perundang-
undangan sebagai rujukan.
Berdasarkan kerangka teoretis dan dengan menggunakan metodologi dan pendekatan di
atas, dapat dirangkum ke dalam alur pikir dalam Gambar 1 berikut ini.

1
Kuncoro, Mudrajad, 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Permasalahan dan Kebijakan, YKPN Yogyakarta.

129
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Gambar 1. Alur Pikir Implementasi Ketahanan Nasional dalam Penanganan Covid-19 melalui
Pelaksanaan Prioritas Program Kerja Pemerintah 2020-2024

III. Analisis

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pembangunan nasional pada


periode 2020-2024 telah diarahkan Presiden RI untuk melaksanakan lima prioritas program
kerja pemerintah, yaitu untuk membangun sumber daya manusia, pembangunan
infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi
ekonomi. Dengan adanya kejadian bencana pandemik Covid-19 di awal tahun 2020 ini, maka
diperlukan penelaahan terhadap keberlanjutan penjabaran kelima prioritas program kerja
Kabinet Kerja 2020-2024 dalam situasi bencana pandemik Covid-19, terutama dalam
penanganan kedaruratan di tahun 2020 dan keberlanjutan pemulihannya pada tahun 2021
mendatang, termasuk transisinya menuju pola kehidupan baru yang tetap produktif dan
aman Covid-19.

Selanjutnya dengan mempertimbangkan alinea keempat Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia 1945 yang menyatakan bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”, di mana
pernyataan ini merupakan komitmen negara untuk melindungi warganya untuk hidup
sejahtera dan tangguh dalam mengelola risiko bencana, maka kepentingan nasional dalam
penanganan bencana pandemik Covid-19 perlu ditinjau dari aspek ketahanan nasional untuk
melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia terhadap kejadian pandemik
Covid-19. Oleh karenanya, analisis yang dilakukan akan tetap memperhatikan aspek

130
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

perlindungan masyarakat dan ketahanan nasional dengan fokus pada peningkatan


ketahanan terhadap bencana pandemik Covid-19.

Sebenarnya melalui penjabaran kelima prioritas program kerja Kabinet Kerja 2020-2024,
penanganan bencana pandemik Covid-19 termasuk keberlanjutannya menuju kehidupan
normal baru dapat diupayakan secara lebih komprehensif dan terpadu, dengan melibatkan
kelima arahan Presiden yang terkait dengan pembangunan sumber daya manusia,
pengembangan infrastruktur yang mendukung pelayanan dasar, penyederhanaan regulasi,
yang diikuti dengan penyederhanaan birokrasi, serta restrukturisasi ekonomi yang
terdampak bencana pandemik Covid-19.

Dengan memperhatikan bahan ceramah yang disampaikan di Lemhannas RI, Rudiyanto


(2020) mengemukakan bahwa penjabaran kelima program kerja prioritas pembangunan
nasional 2020-2024, ternyata mengalami distorsi akibat kejadian bencana pandemik Covid-
19, sehingga diperlukan penyesuaian terhadap penetapan sasaran pembangunan khususnya
di tahun 2021, yang dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2021,
sebagai koreksi terhadap sasaran pembangunan jangka menengah nasional yang dimuat
dalam RPJMN 2020-2024.

Sejalan dengan itu, juga dikemukakan bahwa sebagai respons terhadap bencana
pandemik Covid-19, Presiden RI telah memberikan arahan kepada Bappenas untuk dapat
menyiapkan perbaikan atau reformasi terhadap sistem kesehatan nasional, sistem
ketahanan bencana nasional, dan sistem perlindungan sosial nasional (Rudiyanto, 2020).

Sehubungan dengan itu, melalui Alur Pikir pada Gambar 1 di atas, dapat dilihat
keterkaitan antara kejadian bencana pandemik Covid-19 dengan penjabaran kelima program
kerja prioritas Kabinet Kerja 2020-2021, yang ditelaah dengan memperhatikan asta-gatra
ketahanan nasional, mengingat bahwa upaya percepatan penanganan Covid-19 dalam
kerangka pembangunan nasional jangka menengah 2020-2024 ditujukan untuk dapat
mempertahankan momentum dan menjamin keberlanjutan pembangunan nasional dalam
pencapaian tujuan nasional untuk melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia yang
berketahanan nasional.

Selanjutnya ditinjau dari ketahanan nasional, penanganan bencana global seperti wabah
pandemik Covid-19 ini terutama terkait dalam aspek Geostrategi dan Ketahanan Nasional,
dengan mempertimbangkan keterkaitan isu dan permasalahan kebencanaan dengan tri-
gatra alamiah dan panca-gatra dinamis, yang dapat dirangkum analisis keterkaitannya pada
Tabel 1. Pada matriks keterkaitan masing-masing gatra ketahanan nasional dengan kelima
program kerja prioritas pembangunan nasional 2020-2024 yang dirangkum pada Tabel 1,
dapat dilihat keterkaitan yang jelas antara penjabaran masing-masing gatra ketahanan
nasional di setiap program kerja prioritas.

131
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Secara terinci, dengan mengacu pada Tabel 1, dapat dikemukakan bahwa upaya
percepatan penanganan pandemik Covid-19 dapat ditelaah menurut masing-masing gatra
ketahanan nasional2, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Gatra Geografi, dimana penyebaran Covid-19 secara nasional dengan episentrum di


beberapa wilayah yang dikategorikan sebagai episentrum kasus dan berpotensi untuk
menjadi sumber penyebaran ke wilayah lainnya, sehingga upaya pencegahan
penyebarannya secara geografis lintas wilayah menjadi sangat penting;

2. Gatra Sumber Kekayaan Alam, dengan mempertimbangkan masih berprosesnya upaya


riset untuk menemukan vaksin untuk penyembuhan korban terpapar positif Covid-19,
dan memperhatikan keanekaragaman hayati sumber pengobatan herbal yang perlu
dieksplorasi dan dikembangkan risetnya untuk menghasilkan vaksin Covid-19 berbasis
herbal yang bisa dikembangkan secara nasional;

3. Gatra Demografi, khususnya terkait dengan migrasi penduduk dari wilayah episentrum
zona merah ke wilayah lainnya, walaupun sudah diterapkan PSBB dan pembatasan
pergerakan penduduk oleh Pemerintah, untuk dapat mengurangi potensi penyebaran
dan penularan Covid-19, terutama dari Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sulit terdeteksi
sebagai subyek penyebaran dan penularan Covid-19;

4. Gatra Ideologi, dengan memperhatikan bahwa kejadian bencana pandemik Covid-19


yang telah ditetapkan sebagai bencana nasional bidang kesehatan, yang menuntut rasa
kepedulian dan tanggung jawab dari segenap komponen bangsa, tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah namun juga tanggung jawab segenap komponen bangsa,
yang memerlukan solidaritas bersama untuk dapat saling membantu melalui
kontribusinya melakukan cegah tangkal Covid-19;

5. Gatra Politik, menunjukkan tugas dan tanggung jawab Pemerintah, yang terbagi sesuai
kewenangannya mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga tingkat
Desa/Kelurahan, dalam mengupayakan penanganan Covid-19, tidak hanya secara
kelembagaan formal seperti melalui Gugus Tugas yang dibentuk di masing-masing
tingkatan administrasi, namun juga dalam melakukan kemitraan dengan mitra
pemangku kepentingan terkait dalam percepatan penanganan Covid-19;

6. Gatra Ekonomi, dengan memperhatikan bahwa dampak pandemik Covid-19 yang tidak
lagi terbatas pada kesehatan masyarakat, namun lebih meluas menjadi krisis
perekonomian nasional, khususnya dampak krisis ekonomi terhadap usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) dan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diakibatkan
terpuruknya sektor usaha formal akibat pandemik Covid-19, maka insentif yang
diberikan kepada pelaku usaha sangat diperlukan, yang tidak hanya melalui bantuan
sosial atau insentif ekonomi lokal yang disalurkan Pemerintah;

2
Hadi, Suprayoga (2020). Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 secara Partisipatif: Suatu Tinjauan Ketahanan
Bencana. Jurnal Perencanaan Pembangunan, Kementerian PPN/Bappenas, Mei 2020.

132
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

7. Gatra Sosial Budaya, dengan mempertimbangkan nilai budaya dan kearifan lokal (local
wisdom) di dalam mengatasi permasalahan bencana pandemik Covid-19, seperti untuk
melakukan cegah tangkal di tingkat komunitas, melalui pendayagunaan modal sosial
seperti gotong royong dalam berkontribusi bersama dalam pencegahan dan
penanganan kasus Covid-19 di tingkat lokal;

8. Gatra Pertahanan dan Keamanan, yang sangat relevan dalam situasi PSBB dan
karantina wilayah lokal, di mana sangat diperlukan peningkatan kedisiplinan dari
seluruh unsur masyarakat, yang di antaranya memerlukan peranan Satuan
Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) atau Satpol PP, yang bekerja bersama masyarakat
untuk mencegah atau memutus rantai penyebaran Covid-19.
Tabel 1. Kerangka Implementasi Ketahanan Nasional dalam Penanganan Covid-19 melalui
Pelaksanaan Prioritas Program Kerja Pemerintah 2020-2024

No Gatra Isu Permasalahan Teori dan Regulasi Analisis Masalah Prioritas Program
Tannas Kerja

1 Geografis Meluasnya sebaran Penerapan darurat Sebaran Covid akibat Pembangunan SDM,
Covid secara kesehatan & PSBB & migrasi OPD, PDDP, infrastruktur, regulasi,
nasional dengan transportasi OTG dari daerah dan birokrasi
episentrum di episentrum ke daerah
Jabodetabek lainnya

2 Sumber Belum Pandemik Covid, dan Potensi obat Covid dari Penyederhanaan
Kekayaan dioptimalkan SDA potensi herbal lokal herbal lokal belum regulasi & transformasi
Alam utk obat herbal dimanfaatkan ekonomi
lokal potensial

3 Demografis Jumlah kasus & Migrasi & transmisi Pemetaan OPD, PDP, Pembangunan SDM,
korban Covid antar manusia & OTG & suspect Covid infrastruktur dan
makin bertambah antar wilayah belum optimal & penyederhanaan
& meluas kesadaran masyarakat regulasi
rendah

4 Ideologi Kekuatan nasional Pancasila, Tannas, Belum mandirinya dan Pembangunan SDM,
dalam menghadapi Padnas, & Wasantara terbatasnya sumber daya penyederhaaan
pandemik Covid penanganan pandemik regulasi, dan birokrasi
Covid

5 Politik Belum efektifnya Desentralisasi, Peran masyarakat blm Penyederhanaan


sharing otonomi daerah, desa optimal sbg garda regulasi dan birokrasi
kewenangan & demokratisasi terdepan penanganan
pemerintah pusat, Covid didukung
daerah, desa pemerintah

6 Ekonomi Dampak thdp Perppu stabilitas Insentif ekonomi utk Penyederhanaan


ekonomi lokal & keuangan negara, masyarakat terdampak regulasi dan birokrasi,
nasional, pd insentif ekonomi lokal Covid masih terbatas serta transformasi
UMKM & sektor target, waktu dan ekonomi
informal, fiskal jumlahnya
& moneter

7 Sosial Belum optimalnya Jaring pengaman Masyarakat lokal belum Pembangunan SDM,
Budaya penerapan status sosial, budaya & local optimal diperkankan irfrastruktur, regulasi,
darurat kesehatan wisdom, social capital untuk penanganan Covid dan birokrasi
& PSBB (social yang berbasis local value
distancing)

8 Hankam Belum tertibnya Status kedaruratan Hankamrata belum Pembangunan SDM,


penerapan PSBB bencana & ketahanan diterapkan optimal dalam penyederhanaan
utk pencegahan bencana pandemik penerapan PSBB dengan regulasi dan birokrasi
Covid basis masyarakat lokal

133
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Sumber: Suprayoga Hadi, 2020

Telaahan keterkaitan antara instrumen ketahanan nasional dalam implementasi


penanganan pandemi Covid-19 pada Tabel 1 di atas, selanjutnya dapat dirangkum ke dalam
lima prioritas program pembangunan tahun 2020-2024, yang dapat dilihat pada Tabel 2
berikut ini.
Tabel 2. Kerangka Sinergi Implementasi Prioritas Program Kerja Pemerintah Tahun 2020-2024 dalam
Penanganan Covid-19 untuk mewujudkan Ketahanan Nasional

Prioritas Program Gatra Sinergi Prioritas Program Kerja Pemerintah 2020-2024 dalam
Kerja 2020-2024 Tannas Mewujudkan Ketahanan Nasional
Terkait

Pembangunan Geografi Melalui berbagai kebijakan penanganan Covid-19, di antaranya


Sumber Daya Demografi melalui penerapan protokol yang berbasis “empat sehat lima
Manusia Ideologi sempurna”, maka upaya yang diprioritaskan untuk mengurangi
Sosbud tingkat penularan Covid-19 sudah sangat jelas ditujukan untuk
Hankam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana pandemik
Covid-19, melalui peningkatan pelayanan sistem kesehatan dan
kapasitas surveilance yang dilakukan di tingkat masyarakat

Pembangunan Geografi Peran infrastruktur sangat diperlukan dalam mendukung


Infrastruktur Demografi terwujudnya sistem kesehatan nasional yang lebih baik, khususnya
Sosbud untuk mempercepat penanganan Covid-19 dan pemulihannya,
melalui penyediaan fasilitas kesehatan masyarakat yang memenuhi
kebutuhan esensial penanganan Covid-19, termasuk penyediaan
sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas perekonomian yang
telah memenuhi protokol “physical and social distancing”;

Penyederhanaan Tri-gatra Dengan telah diterbitkannya berbagai kerangka regulasi yang


Regulasi Panca-gatra dilakukan Pemerintah sebagai respons terhadap pandemik Covid-
19, diperlukan harmonisasi dan penyederhanaan regulasi yang
diperlukan untuk memudahkan pengelolaan penanganan Covid-19
termasuk keberlanjutannya

Penyederhanaan Geografi, Dengan telah dibentuknya Gugus Tugas Percepatan Penanganan


Birokrasi Demografi, Covid-19 di tingkat nasional dan daerah hingga tingkat
Panca-Gatra desa/kelurahan dan RT/RW, maka upaya penyederhanaan birokrasi
diperlukan mulai dari tingkat kebijakan di pusat hingga tingkat
operasional di tingkat komunitas RT/RW, yang memerlukan
dukungan koordinasi yang lebih baik dan terpadu

Transformasi SKA Mengingat bahwa dampak bencana pandemik Covid-19 tidak hanya
Ekonomi Ekonomi pada sektor kesehatan masyarakat, namun meluas hingga sektor
perekonomian khususnya pada sektor ekonomi rakyat yang berbasis
UMKM, maka transformasi ekonomi diperlukan dengan
memberikan perhatian khusus untuk pemulihan perekonomian
rakyat secara berkelanjutan
Sumber: Suprayoga Hadi, 2020

134
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

IV. Penutup

Sebagai penutup, artikel ini mencoba memberikan simpulan dan saran masukan yang
dapat dikelompokkan ke dalam lima program kerja prioritas sebagai berikut:

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia. Melalui berbagai kebijakan penanganan Covid-


19, di antaranya melalui penerapan protokol yang berbasis “empat sehat lima
sempurna”, maka upaya yang diprioritaskan untuk mengurangi tingkat penularan
Covid-19 sudah sangat jelas ditujukan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat
terhadap bencana pandemik Covid-19, melalui peningkatan pelayanan sistem
kesehatan dan kapasitas surveilance yang dilakukan di tingkat masyarakat;

2. Pembangunan Infrastruktur. Peran infrastruktur sangat diperlukan dalam mendukung


terwujudnya sistem kesehatan nasional yang lebih baik, khususnya untuk
mempercepat penanganan Covid-19 dan pemulihannya, melalui penyediaan fasilitas
kesehatan masyarakat yang memenuhi kebutuhan esensial penanganan Covid-19,
termasuk penyediaan sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas perekonomian
yang telah memenuhi protokol “physical and social distancing”;

3. Penyederhanaan Regulasi. Dengan telah diterbitkannya berbagai kerangka regulasi


yang dilakukan Pemerintah sebagai respons terhadap pandemik Covid-19, diperlukan
harmonisasi dan penyederhanaan regulasi yang diperlukan untuk memudahkan
pengelolaan penanganan Covid-19 termasuk keberlanjutannya;

4. Penyederhanaan Birokrasi. Dengan telah dibentuknya Gugus Tugas Percepatan


Penanganan Covid-19 di tingkat nasional dan daerah hingga tingkat desa/kelurahan
dan RT/RW, maka upaya penyederhanaan birokrasi diperlukan mulai dari tingkat
kebijakan di pusat hingga tingkat operasional di tingkat komunitas RT/RW, yang
memerlukan dukungan koordinasi yang lebih baik dan terpadu;

5. Transformasi Ekonomi. Mengingat bahwa dampak bencana pandemik Covid-19 tidak


hanya pada sektor kesehatan masyarakat, namun meluas hingga sektor perekonomian
khususnya pada sektor ekonomi rakyat yang berbasis UMKM, maka transformasi
ekonomi diperlukan dengan memberikan perhatian khusus untuk pemulihan
perekonomian rakyat secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Bappenas (2020), Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024;

Chenery, Holis B (1995), Growth with Distribution, the World Bank Publication on Economics,
Washington D.C.

135
Muhyiddin dan Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Hadi, Suprayoga (2020), Pengurangan Risiko Pendemik Covid-19 secara Partisipatif: Suatu
Pendekatan Ketahanan Nasional, Jurnal Perencanaan Pembangunan, Bappenas, Mei
2020;

Handoko, Sri Mulyo (2020), Kerangka Acuan Esai untuk Peserta PPRA LXI, Bidang Studi
Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Lemhannas RI;

Kuncoro, Mudrajad, 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Permasalahan dan Kebijakan,


YKPN Yogyakarta.

Lemhannas RI (2020), Bahan Ajar Bidang Studi Geeostrategi dan Ketahanan Nasional.

Mubyarto (1987). Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan. Penerbit LP3ES, Jakarta.

Rudiyanto, Arifin (2020), Materi Ceramah Bidang Studi Geostrategi dan Ketahanan Nasional,
Lemhannas RI.

Todaro, Michael P (2000). Economic Development of the Third World. Penerbit Erlangga,
Jakarta.

136

Anda mungkin juga menyukai