Anda di halaman 1dari 2

Agustina Nainggolan (1771650019) Opini Publik Adek Risma Dedees, S.S.

, MA

Topik: Novel Baswedan disiram air keras

Isu Penyiraman air keras kepada Novel Baswedan selaku senior penyidik KPK merupakan isu yang relative
baru hingga memunculkan kekaburan standar penilaian atau standar ganda. Sehingga isu tersebut dibentuk oleh
opinion leaders seperti politikus atau akademisi dan mendapatkan perhatian dari media pers hingga informasi dan
reaksi terhadap isu tersebut diketahui khalayak. Menurut Erikson & Tedin (2015, dalam Syahputra 2018:54).

Isu tersebut terjadi pada 11 April 2017 dan baru-baru ini masalah tersebut menjadi perbincangan atau
sorotan publik setelah seorang opinion leader yaitu Dewi Tanjung sebagai fraksi PDI-P mengatakan bahwa novel
telah merekayasa peristiwa penyiraman air keras oleh orang tak dikenal. Dapat diketahui bahwa novel adalah
sebagai korban penyerangan. Bagaimana mungkin novel melakukan rekayasa saat disiram air keras yang
menimpanya. Tidak ada keuntungan juga bagi novel terkait hal tersebut. Terkait hal tersebut Novel dapat
melaporkan balik Dewi Tanjung terkait pencemaran nama baik jika diketahui tidak ada bukti terkait tuduhannya
tersebut.

Tidak diketahui motif apa yang ingin dilakukan oleh Dewi sehingga dapat mengatakan hal tersebut.
Namun, opini tersebut sangat jelas merupakan opini tidak murni atau opini yang direncanakan ( planned public
opinion). Dapat menjadi suatu kemungkinan bahwa dewi ingin menghentikan penyusutan isu penyiraman air
keras yang menimpa Novel Baswedan dengan tujuan upaya melemahkan penuntasan suatu kasus dengan cara
membentuk opini publik dengan menggiring opini masyarakat melalui media massa sebagai alat untuk
menyampaikan pendapatnya terkait hal tersebut. Opini yang dikatakan oleh seorang opinion leader yaitu Dewi
Tanjung menyampaikan opininya dengan kuat dan yakin sehingga mampu membuat masyarakat percaya dan
turut menyerang novel dalam berbagai komentar negative di media sosial seperti intagram, twitter dan lain-lain.

Berkaitan dengan isu tersebut, bahwa media yang juga dapat memengaruhi opini publik. Kekuatan media
terwujud dalam tiga aspek. Pertama, media mampu menciptakan suatu isu dimana isu tersebut menjadi sajian
lezat yang akan diberikan kepada khalayaknya. Seperti diketahui bahwa isu penyiraman air keras yang menimpa
Novel merupakan bukan isu pribadi, tapi isu masyarakat dimana peristiwa tersebut berdampak bagi
keberlangsungan KPK dalam memberantas korupsi tidak boleh diserang. Apapun serangan tersebut tidak akan
menghentikan langkah KPK dalam memberantas korupsi di Indonesia. Hal inilah yang menjadi perhatian public
terkait isu yang menyerang novel menjadi isu yang harus diperbincangkan. Maka media tahu perisis makanan (isu)
mana yang disukai oleh khalayaknya. Sehingga media dapat memperoleh keuntungan bagi perusahaannya.

Kedua, media mempunyai kekuatan dalam membingkai (framing) suatu peristiwa. Seperti dalam kasus ini,
Novel Baswedan dapat dibingkai dengan berbagai perspektif. Media dapat mengemas berita dari perspektif
berdasarkan hukum yang berlaku, perspektif keilmuan dan juga perspektif berdasarkan hati nurani
masyarakatnya. Semuanya ini memiliki nilai, tergantung bagaimana pemilik modal dapat memanfaatkan hal
tersebut. Ketiga, media mempunyai kemampuan dalam mengarahkan pandangan publik. Penilaian atau evaluasi
atas suatu objek tidak didasarkan pada gambaran yang utuh tetapi pada aspek tertentu yang ditonjolkan oleh
media. Dititik ini media memberikan stimulus berupa priming dalam mengaitkan memori dan selanjutnya
mengarahkan pandangan publik. bila dikaitkan dengan isu diatas, jika kita dapat menggingat Novel Baswedan
pasti muncul dibenak kita bahwa Novel Baswedan disiram air keras dan muncul rasa belas kasihan dan rasa
simpati. Namun, kita tidak menggingat juga bahwa Novel juga dituding atas merekayasa peristiwa saat disiram air
keras oleh orang yang tidak dikenalnya. Atas tudingan tersebut banyak warga netizen menyampaikan opininya
lewat media sosial berupa kata-kata negative atau perkataan yang mungkin juga dapat menyakiti perasaan novel
saat itu.

Anda mungkin juga menyukai