Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PEKERJAAN
PENYUSUNAN STUDI MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
LOKASI JALAN SULTAN THAHA KOTA JAMBI
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

1. LATAR BELAKANG

Lalu Lintas kendaraan di Jalan, terutama pada Jalan Utama antar kota di
Jawa Timur merupakan komponen sistem jaringan aktivitas dasar untuk me- layani
pergerakan manusia dan barang dengan alat angkut kendaraan, baik dengan roda
empat (dua sumbu), tiga sumbu atau lebih, maupun kendaraan roda dua, baik
kendaraan bermesin maupun tak bermesin.

Perkembangan dan pertumbuhan pembangunan nasional, khususnya di Jawa


Timur, dengan panjang jalan mencapai 22.852.739 km secara langsung maupun
tidak langsung tergantung pada kehandalan transportasi jalan melalui darat sebagai
moda transportasi utama, terutama di Pulau Jawa yang berpengaruh lebih dari 85 %
dari keseluruhan pergerakan moda transportasi; baik transportasi darat (jalan dan
rel KA), laut, dan udara. Kehandalan tersebut dipengaruhi langsung oleh kerawanan
ruas jalan yang dilalui terutama pada Daerah Rawan terhadap terjadinya
kecelakaan.

Mobilitas manusia dan barang yang semakin tinggi berimplikasi pada semakin
meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, seperti yang ditunjukkan
pada tabel berikut :

Tabel 1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Jawa Timur


JENIS TAHUN
NO KENDARAAN 2001 2002 2003 2004 2005 2006
1 SEDAN 106,244 109,780 114,396 119,051 123,993 124,074
2 JEEP 58,544 60,538 63,155 65,299 67,493 68,356
3 STATION 290,868 311,388 333,106 350,384 394,997 415,912
4 BUS 11,572 12,494 13,201 13,808 14,397 14,652
5 TRUCK 232,030 248,557 264,281 281,823 299,723 306,489
6 SEPEDA MOTOR 3,047,723 3,463,601 3,893,471 4,450,938 5,076,493 5,627,408
7 ALAT-ALAT BERAT 486 594 493 407 368 355
JUMLAH 3,747,467 4,206,952 4,682,103 5,281,710 5,977,464 6,557,246
Sumber: Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur

Pertumbuhan jumlah kendaraan yang semakin besar menghasilkan beberapa


dampak negatip terutama timbulnya kecelakaan lalu-lintas di jalan. Kecelakaan
dipengaruhi oleh beberapa hal terutama oleh kendaraan, pengemudi, kondisi jalan,
kondisi lingkungan, serta alat kontrol (Rambu). Nilai yang harus dibayar masyarakat
untuk kecelakaan adalah kerugian material hingga kerugian fatal pada manusia

2
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

yakni kehilangan nyawa. Mayoritas kecelakaan fatal / meninggal di jalan di Jawa


Timur dihubungkan dengan transportasi darat lainnya, merupakan masalah yang
paling besar pada jalan utama (Jalan Nasional dan Jalan Propinsi) dibandingkan
terhadap moda transportasi lain.

Keselamatan lalu lintas transportasi di jalan saat ini sudah merupakan


masalah global yang bukan semata-mata masalah transportasi saja tetapi sudah
menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Hal ini terlihat dari kepedulian Badan
Kesehatan Dunia (WHO) terhadap keselamatan transportasi jalan, dengan
dicanangkannya hari keselamatan dunia tahun 2004 dengan tema : Road Safety is No
Accident.

Tingkat kecelakaan transportasi jalan di dunia berdasarkan laporan WHO saat


ini telah mencapai 1.2 juta korban meninggal dan lebih dari 30 juta korban luka-
luka /cacat akibat kecelakaan lalu lintas pertahun (2.739 jiwa dan luka-luka 63.013
jiwa per hari). 85% korban yang meninggal akibat kecelakaan ini terjadi di negara-
negara berkembang yang jumlah kendaraannya hanya 32% dari jumlah kendaraan
yang ada di dunia. Tingkat kecelakaan transportasi jalan di Kawasan Asia-Pasific
memberikan kontribusi sebesar 44% dari total kecelakaan didunia yang didalamnya
termasuk Indonesia.

Indonesia dengan trend indikator sosio – ekonomi, Penduduk Indonesia


berjumlah 214.6 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan 1.6% per tahun.
Produk domestik kotor (GDP) juga meningkat sekitar 5 % setiap tahun serta
pertumbuhan kendaraan rata-rata meningkat 11 % setiap tahunnya (sepeda
motor 73%). yang berdampak terhadap tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas
jalan di Indonesia. Meski Daerah Rawan Kecelakaan telah dilengkapi alat
kontrol Lalu-Lintas (Rambu, Marka dll), kedisiplinan pengemudi adalah faktor
utama penentu terjadinya kecelakaan di jalan

3
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

Personal Risks (Fatalities per 100,000 population) 2003 Estimate Deaths


(including under-reporting)

Malaysia 25.6

Thailand 20.4

Vietnam 16.2

Indonesia 13

Laos 9.8

Brunei 7.8

Cambodia 7.5

Philippines 5

Singapore 4.3

Myanmar 2.7

ASEAN Average 11.2

0 5 10 15 20 25 30

Sumber : Asian Development Bank

Gambar 1. Kecelakaan per seribu penduduk di negara berkembang

Permasalahan Bidang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan di Indonesia, dapat


menjadi penyebab langsung dari terjadinya kecelakaan, seperti diantaranya Kondisi
Jalan dan Jembatan yang tidak memadai, banyaknya Perlintasan sebidang,
banyaknya daerah rawan kecelakaan yang belum ditangani serta kurangnya
kesadaran dalam mematuhi rambu dan marka jalan.

Pada saat ini kondisi jalan yang rusak semakin banyak, terutama pada jalan-
jalan di luar jawa, baik di Sumatera maupun pulau-pulau lain. Seperti diketahui
sejak terjadinya krisis pada tahun 1997 perbaikan jalan dan jembatan telah banyak
terjadi kendala dalam pendanaannya, sehingga pada pelaksanaan perbaikannya
diperlukan skala prioritas. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap faktor
keselamatan terutama umur peralatan kendaraan bermotor. Pada beberapa kasus di
Propinsi Jawa Timur terdapat sebagian ruas jalan yang masih dua lajur dua arah dan
sempit , terutama di ruas Gempol – Banyuwangi dan ruas Gresik – Tuban - Bulu yang
membahayakan bagi para pengguna jalan.

Sebagian besar perlintasan kereta api dengan jaringan jalan di Indonesia,


khusunya di Pulau Jawa masih banyak yang meng gunakan sistem perlintasan

4
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

sebidang; Di beberapa perlintasan bahkan belum dipasang pintu perlintasan K.A.,


dimana hal ini sangat membahayakan pemakai jalan. Pentingnya koordinasi antar
instansi terkait yang membidangi jalan dan rel kereta api, sangat menentukan
tingkat keselamatan pemakai jalan maupun kereta api, baik dari sisi tingkat
fatalitas korban maupun kerugian material yang diderita khususnya pada sarana dan
prasarana kereta api.

Gambar 2. Kecelakaan pada perlintasan Kereta Api

Banyak terdapat pada suatu daerah, suatu ruas jalan maupun suatu lokasi
yang rawan terhadap peristiwa kecelakaan yang belum tertangani secara
terintegrasi pada lintas sektoral. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis rambu-
rambu yang dipasang oleh masing-masing intansi, baik oleh instansi Dinas
Perhubungan, Kepolisian maupun Jasa Raharja. Banyaknya Daerah Rawan
Kecelakaan ini harus menjadi antisipasi oleh Instansi yang berwenang dalam
memperbaiki kondisi Daerah Rawan ini, antara lain Dinas PU Bina Marga dalam hal
teknis jalan, Dinas LLAJ dan Dinas Perhubungan dalam hal rekayasa dan manajemen
lalu lintas serta Kepolisian dalam pengaturan dan pengendalian lalu lintas serta
penegakan hukum.

Kondisi dan Permasalahan demikian menjadi landasan perlu dilakukannya


Penyusunan Studi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Secara garis besar
permasalahan yang disolusikan dengan kegiatan ini adalah :

5
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

 Belum teridentifikasinya secara detail data mutakhir Daerah - daerah


Rawan Kecelakaan pada ruas jalan utama antar kota di Jawa Timur.
 Belum adanya penelitian terhadap daerah rawan terjadinya kecelakaan
yang didalamnya terdapat rekomendasi penanganan manajemen dan
rekayasa lalu- lintas dan transportasi.
 Belum adanya dasar penanganan secara teknis melalui rekayasa lalu lintas
terhadap daerah rawan kecelakaan yang ada, yang dapat dimanfaatkan
meningkatkan keselamatan para pengguna jalan, yakni pengemudi,
penumpang, penaik sepeda, dan pejalan kaki.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukan Penyusunan Studi Manajemen


dan Rekayasa Lalu Lintas dalam rangka menyusun rekomendasi penanganan berupa
rekayasa lalu lintas pada Jalan Sultan Thaha Kota Jambi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
 Melakukan Identifikasi secara detail data mutakhir lokasi kemacetan,
kesemrawutan, ketidak tertiban dan bahkan rawan terhadap terjadinya
kecelakaan.
 Melakukan penelitian terhadap lokasi kemacetan, kesemrawutan, ketidak
tertiban dan bahkan rawan terhadap terjadinya kecelakaan yang
didalamnya terdapat rekomendasi penanganan manajemen dan rekayasa
lalu- lintas dan transportasi.
 Menyusun dasar penanganan secara teknis melalui rekayasa lalu lintas
terhadap lokasi kemacetan, kesemrawutan, ketidak tertiban dan bahkan
rawan terhadap terjadinya kecelakaan yang ada, yang dapat dimanfaatkan
meningkatkhaan keselamatan para pengguna jalan, yakni pengemudi,
penumpang, penaik sepeda, dan pejalan kaki.

3. RUANG LINGKUP

3.1 LINGKUP LOKASI


Lokasi kegiatan Penyusunan Studi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Kota

6
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

Jambi ini adalah di Jalan Sultan Thaha.

3.2 LINGKUP KEGIATAN


Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian Penyusunan Studi Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, secara garis besar :
 Mengumpulkan data/ inventarisasi data kondisi existing ruas jalan Sultan
Thaha Kota Jambi.
 Identifikasi lapangan pada lokasi pekerjaan yang menunjukkan indikasi
kemacetan, kesemrawutan, ketidak tertiban dan bahkan rawan terhadap
terjadinya kecelakaan.
 Mengumpulkan dan mencatat data primer arus lalu lintas pada lokasi
pekerjaan.
 Melakukan dokumentasi pada lokasi kemacetan, kesemrawutan, ketidak
tertiban dan bahkan rawan terhadap terjadinya kecelakaan. .
 Melakukan Evaluasi dan Analisa terhadap kemacetan, kesemrawutan,
ketidak tertiban dan bahkan rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
 Melakukan rekomendasi rekayasa lalu lintas sebagai bentuk
penanggulangan pada lokasi kemacetan, kesemrawutan, ketidak tertiban
dan bahkan rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
 Menyusun Usulan anggaran biaya untuk melaksanakan rekomendasi
rekayasa lalu lintas.

4. SASARAN

Sasaran dari dilakukannya Penyusunan Studi Manajemen dan Rekayasa Lalu


Lintas adalah :

7
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

 Teridentifikasi dan terinventarisasi secara detail data mutakhir Kondisi


lalu lintas di Jalan Sultan Thaha Jambi.
 Penelitian terhadap penyebab terjadinya kemacetan, kesemrawutan dan
ketidak tertiban lalu lintas pada lokasi pekerjaan yang didalamnya
terdapat rekomendasi penanganan manajemen dan rekayasa lalu- lintas
dan transportasi
 Tersusunnya dasar penanganan secara teknis melalui rekayasa lalu lintas
terhadap lokasi pekerjaan, yang dapat dimanfaatkan meningkatkan
keselamatan para pengguna jalan, yakni pengemudi, penumpang dan
pejalan kaki.

5. ORGANISASI TENAGA AHLI

Dalam pelaksanaannya, kegiatan Penyusunan Studi Manajemen dan Rekayasa


Lalu Lintas, sesuai dengan Ruang Lingkup Pekerjaannya membutuhkan beberapa
orang Tenaga Ahli yang terorganisir dibawah pimpinan seorang Team Leader.

Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini meliputi :

No. Kualifikasi Jumlah


1 Team Leader/Ahli Perencana Transportasi 1
2 Ahli Teknik/ Rekayasa Lalu Lintas 1
3 Asisten Ahli Perencana Transportasi 1
4 Asisten Ahli Cost Estimator 1

6. WAKTU PELAKSANAAN

8
PENYUSUNAN DAN INVENTARISASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI JAWA TIMUR

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan Penyusunan Studi


Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah selama 3 (Tiga) bulan terhitung sejak
Kontrak/ SPK ditandatangani.

7. BIAYA

Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan Penyusunan Studi


Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas bersumber dari dana APBD Perubahan (APBDP)
Provinsi Jambi TA. 2011 pada Program Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas
Dinas Perhubungan Provinsi Jambi.

Mengetahui Menyetujui
KASI PERLENGKAPAN JALAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN/
SUBDIT LALU LINTAS JALAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

I MADE SUARTIKA HARTONO, AMd, SE, MSi


NIP. 120 145 743 NIP. 120 142 163

Anda mungkin juga menyukai