Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Anisa Suci Wulandari

18006

AKADEMI KEPERAWATAN YASPEN JAKARTA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN 2020

1. Definisi
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang

sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah suatu

kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Kondisi ini

mencermin kan kurang nya jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah

oksigen yang di kirim ke jaringan tubuh juga berkurang (Sugeng Jitowiyono,2018).

2. Etiologi Anemia

Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia

yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan

penurunan produksi sel darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup

sejumlah kelainan yang membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik

meliputi:

a. Hemoglobinopati

b. Thalasemia

c. Kelainan enzim pada jalurglikolitik

d. Cacat sitoskeleton sel darah merah

3 Patofisiologi Anemia

Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan sum – sum

atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum –

sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau

kebanyakan akibat penyebab yang tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel

darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang

menyebabkan dekstruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem

retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses ini,

bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan

dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan

bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5

mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera.


4. Manifestasi klinis

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang berhubungan

dengan anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia,

kronisital anemia, kebutuhan metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya penyakit

jantung atau paru), serta gambaran umum dari kondisi yang menyebabkan anemia.

Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin parah gejalan nya. Orang

yang biasanya sangat aktif atau memiliki tuntutan signifikan terhadap kehidupan

mereka cenderung memiliki gejala yang lebih tinggi daripada orang yang lebih banyak

duduk. Beberapa anemia oleh sebagai kelainan lain yang tidak diakibatkan oleh

anemia namun secara inheren dikaitkan dengan penyakit tertentu (Sugeng

Jitowiyono,2018)

5. Penatalaksanaan Anemia

Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat dilakukan

pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:

1. Transplantasi sel darah merah

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal (bilaada)

6. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau


7. Komplikasi Anemia

Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:

1. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat lelah

sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari –hari.

2. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler

(aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak

darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan

jantung membesar atau gagal jantung.

3. Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan

komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat

mengakibatkan anemia akut dan berat dan bisa berakibat fatal.

Asuhan keperawatan

Menurut (Sugeng Jitowiyono,2018), berikut tinjauan teoritas tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan Anemia.


1. Pengkajian

a. Identitas klien dan keluarga

Nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama, pendidikan,alamat.

b. Keluhan utama

Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan, kelemahan,

pusing.

c. Riwayat kesehatan dahulu

1). Menderita penyakit anemia sebelum nya.

2). Adanya riwayat trauma, perdarahan

3). Adanya riwayat demam tinggi

4). Adanya riwayat ISPA

d. Keadaan kesehatan saat ini

Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, adanya gejala gelisah, takikardi, dan penurunan

kesadaran.

e. Riwayat kesehatan keluarga

1). Riwayat anemia dalam keluarga


2). Riwayat penyakit – penyakit, seperti kanker, jantung, hepatitis, DM, asma, penyakit-

penyakit infeksi saluran pernafasan.

f. Pemeriksaan fisik

1). Keadaan umum: apakah klien tampak lemah sampai sakit berat.

2). Kesadaran: apakah klien mengalami compos mentis kooperatif sampai terjadi

penurunan tingkat kesadaranapatis, somnolen, spoor,coma.

3). Tanda – tanda vital

Tekanan darah menurun, frekuensi nadi meningkat, nadi kuat sampai lemah, suhu

meningkat atau menurun, pernafasan meningkat

4). TB dan BB

5). Kulit: apakah kulit klien teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat

6). Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi sklera, terdapat

perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebra, dan refleks cahaya.

7). Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung

atau gangguan fungsi penciuman.

8). Telinga: apakah ada kelainan bentuk fungsi pendengaran

9). Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering,

bibir pecah – pecah, atau perdarahan.

10). Leher: apakah terrdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar, dan

kondisi distensi vena jugularis.


11). Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama nafas tidak

teratur.

12). Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan bias

dibawah normal.

13). Genetalia: pada laki – laki apakah testis sudah turun kedalam skrotum dan pada

perempuan apakah labia minora tertutun labia mayora.

14). Ekstremitas: apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot kurang.

g. Pemeriksaan penunjang

1). Riwayat sosial

Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan didaerah tempat tinggal, orang yang

terdekat dengan klien. Keadaan lingkungan, perkarangan, pembuangan sampah.

2). Kebutuhan dasar

Meliputi kebutuhan nutrisi klien suhubungan dengan anoreksia, diet yang harus dijalani,

pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika ada.

3). Pemeriksaan tingkat perkembangan

Bergantung pada usia. Terdiri dari motorik kasar, halus, kognitif, dan bahasa.

a. Data psikologis

b. Keseriusan ancaman penyakit terhadap anaknya

c. Pengalama sebelumnya terhadap penyakit dan hospitalisasi

d. Prosedur medis yang akan dilakukan


e. Adanya sistem dukungan

f. Kemampuan koping

g. Agama, kepercayaan,adat

h. Pola komunikasi dalam keluarga

2. Diagnosa yang dapat muncul pada anemia menurut (SDKI)

1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3. Resiko Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan

3. Rencana keperawatan

1. Perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin, dilakukan keperawatan masalah

perfusi perifer tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil:

a. Nilai hasil lab HB dapat kembali normal

b. Pasien tidak lagi mengeluh pusing dan lemas

C. Intervensi
Observasi

a. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle

brachial index)

b. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi,

dan kadar kolestrol tinggi)

c. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas

Terapeutik

a. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi

b. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi

c. Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cedera

d. Lakukan pencegahan infeksi

e. Lakukan perawatan kaki dan kuku

Lakukan hidrasi

Edukasi

a. Anjurkan berhenti merokok

b. Anjurkan berolahraga rutin


c. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar

d. Anjurkan menggunakan oabt penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika

perlu

e. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur

f. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta

g. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis. Melembabkan kulit kering pada kaki)

h. Anjurkan program rehabilitasi vaskular

i. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis, rendah lemak jenuh, minyak ikan

omega 3)

2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

Toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil :

a. Frekuensi nadi meningkat

b. Kemudahan melakukan aktivitas meningkat

c. Keluhan lemas menurun

d. Warna kulit membaik

e. Tekanan darah membaik

Intervensi :
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yg mengakibatkan kelelahan

b. Monitor kelelahan fisik

c. Monitor pola dan jam tidur

d. Sediakan lingkungan yg nyaman

e. Anjurkan tirah baring

f. Anjurkan melakukan aktivitas bertahap

3. Risiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis (kenggananan untuk makan) masalah keperawatan

risiko defisit nutrisi dapat teratasi dengan kriteria hasi:

a. Adanya kenaikan BB

b. Nafsu makan bertambah

Intervensi

Observasi

Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori

Terapeutik

a. Timbang berat badan secara rutin


b. Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik (termasul olahraga) yang sesuai

c. Lakukan kontrak perilaku (mis. Taarget berat badan, tanggung jawab perilaku)

d. Dampingi ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan kembali makanan

e. Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan perilaku

b. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai traget sesuai kontrak

c. Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah (mis. Medis, konseling)

Edukasi

a. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu pengeluaran makanan

(mis. Pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas berlebihan)

b. Ajarkan pengaturan diet yang tepat

c. Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku makan

Kolaborasi

a. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Tim progja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan

indikator diagnostik, Jakarta : Dewan pengurus PPNI

Tim progja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan

Tindakan Keperawatan, Jakarta : Dewan pengurus PPNI

Tim progja SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan

Kriteria Hasil Keperawatan, Jakarta : Dewan pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai