Pengawasan Dan Pengendalian Konstruksi SPAM
Pengawasan Dan Pengendalian Konstruksi SPAM
Buku ini terdiri dari 16 ( enam belas) bab, yaitu: Pendahuluan, Manajemen
Konstruksi SPAM, Pelaksanaan Konstruksi SPAM, Rencana Mutu Kontrak,
Prosedur Pengendalian Cacat, Prosedur Aksi Koreksi, Petunjuk Teknis Kerja,
Prosedur Pengawasan bagi Pengawas Lapangan, Membuat Kurva “S”,
Pengawasan Pemasangan Pipa, Pengawasan Pekerjaan Sumur Bor, Administrasi
Teknik Konstruksi SPAM, Penyusunan Laporan dan Berita Acara, Pengawasan
Melekat, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penutup. Modul ini disusun
secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan
mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun
atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul dimasa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan
dan peraturan yang terus menerus terjadi di bidang Air Minum. Harapan kami,
modul ini dapat memberikan manfaat.
TIM TEKNIS
Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng (Kepala Pusdiklat JP3IW)
Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST.MT (Kepala Bidang TM Perkim)
Deva Kurniawan Rahmadi, ST., M.Sc (Kasubbid TM Perkim)
Nur Fajri Arifiani, ST., MT., M.Eng (Kasubbid TM Perkim)
PENYUSUN
Dr. Ir. Tri Joko, M.Si (Praktisi)
NARASUMBER
Riche Noviasari, ST., M.Eng.Sc (Direktorat Pengembangan SPAM)
Dr. Ir. Alex. A. Chalik., MM., MT (Widyaiswara)
Ir. Danny Sutjiono (Praktisi)
Ir. Hilwan, M.Sc (Praktisi)
Diterbitkan Oleh:
Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan
perundangan yang terkait dengan materi Pengawasan dan Pengendalian
Konstruksi SPAM.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pengajar, adanya kesempatan
tanya jawab, curah pendapat, diskusi dan studi kasus.
A. Latar Belakang
Pelatihan Pengawasan Proyek merupakan salah satu pelatihan yang dibutuhkan
oleh PDAM atau petugas proyek yang bertugas melaksanakan pengawasan
terhadap berlangsungnya kegiatan pelaksanaan proyek. Pengetahuan mengenai
dasar-dasar dan filosofi pengawasan hendaknya dimengerti oleh petugas
pengawas yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu yang akan dicapai
oleh proyek.
Untuk membekali para peserta pelatihan agar memiliki pengetahuan dan
keterampilan di bidang pengawasn, harus disediakan materi pelatihan yang
memadai dan dapat diterapkan di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan review
atas modul yang sudah ada.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam
tentang tahapan pengawasan dan pengendalian konstruksi SPAM.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta pelatihan diharapkan mampu
memahami peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip dasar
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian konstruksi SPAM, juga mampu
mengidentifikasi kebutuhan dan menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan
dan pengendalian konstruksi SPAM.
F. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk mata pelatihan “Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi
SPAM” pada peserta pelatihan teknis ini adalah 4 (empat) jam pelajaran.
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
memahami mengenai Manajemen Konstruksi .
B. Pendahuluan
Manajemen konstruksi SPAM adalah rangkaian kegiatan yang menunjukkan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
(planning, organizing, actuating, controlling).
Dengan melaksanakan manajemen konstruksi SPAM yang baik diharapkan
dapat dicapai mutu pekerjaan yang diinginkan sebagaimana telah ditetapkan
dalam sasaran mutu. Sasaran mutu ini harus dipertahankan sebagai tujuan akhir
dari semua tahapan manajemen konstruksi SPAM.
Yang perlu diperhatikan dalam pencapaian manajemen konstruksi SPAM
adalah:
Sistem Mutu konstruksi SPAM
Sistem Pencapaian Mutu
Pengadaan Jasa
Tinjauan Kontrak
Quality Control
Quality Control Diserahkan
Perbaiki
Dibuang
Tolak
E. Pengadaan Jasa
Pengadaan jasa kontraktor di lingkungan konstruksi SPAM, khususnya di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengacu pada
Keputusan Presiden dan peraturan/perundangan terkait, antara lain :
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tender/Seleksi Internasional
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 11 Tahun 2018 tentang Katalog Elektronik
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan Pada Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 13 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Dalam Penanganan Keadaan Darurat
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 14 Tahun 2018 tentang Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pelaku Pengadaan
Barang/Jasa
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 16 Tahun 2018 tentang Agen Pengadaan
F. Tinjauan Kontrak
Tinjauan kontrak untuk memastikan kontraktor mengerti isi dokumen
pengadaan jasa, kontrak dan adendum kontrak. Pihak-pihak yang terlibat dalam
penandatanganan kontrak harus memahami isi dan makna kontrak. Karena
pada dasarnya kontrak merupakan undang-undang bagi kedua belah pihak yang
mengikatkan diri dalam suatu perjanjian yang mempunyai akibat hukum. Oleh
karenanya hak dan kewajiban pihak-pihak yang melakukan perjanjian harus
ditulis secara jelas. Demikian juga dengan sanksi jika terjadi perbuatan
wanprestasi oleh salah satu pihak, harus diterangkan di dalam kontrak
perjanjian.
Adapun perjanjian pekerjaan pemborongan minimal berisi :
a) Kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa.
b) Jaminan pelaksanaan (performance bond) yang diterbitkan olah bank atau
lembaga keuangan yang memiliki program surety bond.
c) Jenis pelaksanaan berikut volume, nilai kontrak dan sumber dana untuk
pembayaran pelaksanaan konstruksi SPAM yang diperjanjikan.
d) Waktu pelaksanaan menyebutkan kapan konstruksi SPAM ini dimulai dan
selesai.
e) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas
atau Direksi Lapangan.
f) Cara pembayaran, dapat dilakukan berdasarkan kemajuan prestasi yang
dicapai atau dengan monthly certificate.
g) Penyerahan pertama pekerjaan dan kedua.
h) Pemeliharaan, dilakukan selama kurun waktu antara penyerahan pertama
dan kedua.
G. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen konstruksi SPAM ?
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pencapaian manajemen
konstruksi SPAM ?
3. Dalam membuat Rencana Mutu Kontrak apa saja yang mendasari ?
4. Sebutkan kriteria dalam pengadaan jasa!
5. Perjanjian pekerjaan rombongan minimal berisi apa saja? Sebutkan 5
saja!
H. Rangkuman
1. Manajemen konstruksi SPAM adalah rangkaian kegiatan yang
menunjukkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan (planning, organizing, actuating, controlling).
2. Yang perlu diperhatikan dalam pencapaian manajemen konstruksi
SPAM adalah Sistem Mutu konstruksi SPAM, Sistem Pencapaian Mutu,
Pengadaan Jasa, dan Tinjauan Kontrak.
3. Terdapat beberapa kriteria dalam pengadaan jasa :
• Waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh satuan kerja.
• Harga terendah yang responsif dan menuntungkan negara serta
dapat dipertanggungjawabkan.
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
memahami tahapan pelaksanaan konstruksi SPAM.
B. Pendahuluan
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang sangat menentukan terhadap hasil
pembangunan suatu konstruksi SPAM. Sebaik apapun perencanaan suatu
konstruksi SPAM, jika pelaksanaannya tidak memenuhi persyaratan teknis,
maka dapat dipastikan hasil akhirnya tidak akan dapat mencapai umur teknis
yang telah ditetapkan.
Oleh karenanya pada saat pelaksanaan konstruksi SPAM harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
Pengendalian proses
Inspeksi dan Test
Peningkatan terus menerus
Tindakan korektif dan pencegahan
Pengendalian rekaman mutu
Tinjauan manajemen
C. Pengendalian Proses
Proses sebagai suatu rangkaian aktivitas yang berhubungan atau berinteraksi
yang mengubah masukan menjadi keluaran dengan memastikan rangkaian
kegiatan pelaksanaan pada kondisi terkendali. Oleh karenanya pada saat akan
memulai pelaksanaan konstruksi SPAM, pengguna jasa harus membuat Rencana
Mutu Konstruksi SPAM, sedangkan penyedia jasa harus membuat Program
Mutu Konstruksi SPAM. Sehingga diharapkan hasil akhir sebuah konstruksi
SPAM mencapai mutu yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis dan
mempunyai umur teknis seperti yang diharapkan.
Penyusunan Rencana Mutu Konstruksi SPAM harus menguraikan beberapa hal
sebagai berikut :
Diidentifikasi
Ditindaklanjuti
Ditetapkan penanggung jawab tindak lanjut.
Ditetapkan batas waktu penyelesaian.
Yang termasuk dalam kategori Inspeksi adalah : pemeriksaan pelaksanaan
pekerjaan dengan mempergunakan check list, pemeriksaan contoh bahan,
membandingkan pelaksanaan dengan spesifikasi teknis,
Sedangkan yang termasuk kategori Test adalah :uji kualitas, hydrostatic test, uji
aliran pada jaringan pipa, test kubus beton.
Langkah pengujian (test) dapat dilakukan melalui 2 langkah :
a. Pengujian Laboratorium :
Kontraktor mengetahui apa saja yang harus dilakukan pengujian.
H. Tinjauan Manajemen
Rapat Tinjauan Manajemen adalah forum pertemuan yang melibatkan berbagai
unsur dalam konstruksi SPAM. Dalam forum ini dibahas berbagai masalah dan
pemecahan masalah serta menentukan arah langkah ke depan.
Penyelenggaraan tinjauan manajemen menitikberatkan :
a) Agenda dan materi Tinjauan Manajemen diprakarsai oleh Bagian Jaminan
Mutu Konstruksi SPAM (Quality Assurance).
b) Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Kepala Satuan Kerja.
c) Setiap masalah yang dibahas dalam Tinjauan Manajemen diputuskan oleh
Kepala Satuan Kerja sesuai tingkatannya dan ditetapkan pernanggung
jawabnya.
d) Masalah yang tidak dapat diselesaikan disampaikan dalam Rapat Tinjauan
Manajemen tingkat di atasnya
Penerapan
I. Penyerahan Pekerjaan
Penyerahan pekerjaan dilaksanakan menjelang berakhirnya jangka waktu
kontrak.
J. Latihan
1. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan pada saat pelaksanaan
konstruksi SPAM ?
2. Penyusunan Rencana Mutu Konstruksi SPAM harus menguraikan
tentang apa saja ?
3. Jelaskan langkah-langkah pengujian (test)!
4. Langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian?
5. Rekaman Mutu meliputi apa saja?
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
Rencana Mutu Kontrak.
B. Tujuan
Rencana Mutu Kontrak ini dimaksudkan untuk menerapkan lingkup prosedur
jaminan mutu dan tujuan mutu kontrak serta hal-hal khusus lainnya yang timbul
dalam proses pelaksanaan.
Tujuan Rencana Mutu Kontrak ini untuk menentukan arah pengendalian proses
produksi sehingga dapat diharapkan memperoleh produk yang bermutu sesuai
perencanaan.
Pedoman ini diterapkan dalam proses pelaksanaan pekerjaan untuk memantau
dan menilai spesifikasi teknis kontrak, sehingga dimungkinkan adanya prosedur
tambahan untuk mendukung rencana mutu :
1. Informasi Proyek
Nama Satuan Kerja : .........................................................................
Nomor Kode Satker : .........................................................................
Propinsi : .........................................................................
Departemen : .........................................................................
Unit Organisasi : .........................................................................
Nama Kepala Satker : .........................................................................
Alamat : .........................................................................
2. Identitas Proyek
Lokasi Proyek : .........................................................................
Konsultan Perencana : ........................................................................
Konsultan Pengawas : ........................................................................
Sumber Dana : ........................................................................
Nilai Kontrak : .......................................................................
Nomor Kontrak : .......................................................................
Tanggal Kontrak : .......................................................................
3. Deskripsi Proyek
Volume Pekerjaan yang Dilaksanakan
Pemasangan pipa Ø 150 mm : 1.576 meter
Pemasangan pipa Ø 100 mm : 4.325 meter
Pengadaan accessories : 15 bh
Pemasangan accessories : 15 bh
Pembuatan Jembatan Pipa Ø 150 mm – 15 m : 1 unit
Pembuatan Ground Reservoir 100 m3 : 1 unit
Direktur
Quality
Controller
Site Manager
Pelaksana
Mandor
Pekerja
4. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan merupakan uraian secara rinci dari volume pekerjaan
terhadap waktu pelaksanaan yang diajukan dan diuraikan secara rinci, termasuk
kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya berupa ”S-
Curve” yang dibuat oleh Direktur dan disetujui Kepala Satuan Kerja (Lampiran).
5. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan harus merupakan pedoman pelaksanaan sesuai dengan
kondisi lapangan dan harus disertai gambar-gambar/sket pelaksanaan (dalam
pembuatannya harus diuraikan dengan jelas dan berurutan).
6. Kriteria Penerimaan
Pedoman untuk melaksanakan pekerjaan dengan kriteria yang ditetapkan
(Lampiran).
9. Daftar Peralatan
Dalam pelaksanaan konstruksi perlu alat guna melaksanakan pekerjaan
(Lampiran).
F. Rangkuman
1. Tujuan Rencana Mutu Kontrak untuk menentukan arah pengendalian
proses produksi sehingga dapat diharapkan memperoleh produk yang
bermutu sesuai perencanaan.
2. Terdapat Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
3. Rencana Mutu terdapat bagan alir pelaksanaan, Daftar Standar
Prosedur, Standar Desain dan Instruksi Kerja, serta Ringkasan Spesifikasi
Teknis tentang mobilisasi, terase pemasangan pipa, penggalian dan
persiapan parit untuk pemasangan pipa, pemasangan pipa,
penyambungan pipa, perlintasan sungai dan kereta api, pengurugan,
pengetesan dan pengurasan pipa, hingga beton.
4. Jadwal pelaksanaan merupakan uraian secara rinci dari volume
pekerjaan terhadap waktu pelaksanaan yang diajukan dan diuraikan
secara rinci, termasuk kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja. Dalam
pelaksanaannya berupa ”S-Curve” yang dibuat oleh Direktur dan
disetujui Kepala Satuan Kerja.
5. Daftar monitoring kerja memuat jumlah kegiatan yang dilakukan oleh
pelaksana pekerjaan dimana kegiatan tersebut berhubungan dengan
quality control yang meliputi kegiatan check list, inspeksi, test.
6. Audit mutu pekerjaan setiap saat harus dilakukan oleh Pengawas Mutu
(Quality Controller).
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai prosedur pengendalian cacat.
B. Pendahuluan
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan ada kalanya dijumpai penyimpangan.
Penyimpangan yang terjadi dapat dikategorikan menjadi dua yakni :
Penyimpangan yang disengaja
Penyimpangan yang tdiak disengaja
Kedua penyimpangan ini meskipun kategorinya sangat kontradiktif, tetapi
keduanya mempunyai implikasi negatif terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan.
Oleh karenanya penyimpangan dalam bentuk apapun harus dicegah dan tidak
boleh terjadi. Sehingga hasil pekerjaan yang cacat harus dilakukan tindakan-
tindakan pengamanan agar tidak terjadi akibat fatal di kemudian hari.
D. Prosedur
a. Material/Bahan
• Pengawas Lapangan /Konsultan Supervisi (jika ada) melakukan
test/identifikasi atas material/bahan pada setiap kedatangan termasuk
gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor, menggunakan Daftar Simak.
• Jika hasil cek sesuai dengan Daftar Simak, maka material/ bahan dapat
diterima dan sesuai.
• Jika hasil cek tidak sesuai dengan Daftar Simak, maka material/ bahan
harus ditolak dan dipisahkan untuk menjaga agar material yang cacat
tersebut tidak digunakan baik sengaja maupun tidak sengaja.
• Jika hasil cek tidak sesuai dengan Daftar Simak, maka material/bahan
harus ditolak, tetapi jika Kontraktor mengisyaratkan
ketidakmampuannya untuk memenuhi Daftar Simak (contoh : material
tidak ada di pasaran, misalnya dalam Daftar Simak harus menggunakan
kayu ulin, tetapi kayu ulin sudah tidak ada di pasaran), maka material
yang cacat tersebut harus dipisahkan lebih dahulu. Pengawas
Lapangan segera membuat usulan tertulis.
Perlunya Kaji Ulang Aksi Koreksi perihal cacat material tersebut dan
dalam waktu 1 x 24 jam Kaji Ulang Aksi Koreksi harus sudah diterima
atasan langsungnya (awal dari bergulirnya Prosedur Aksi Koreksi)
• Material yang cacat tersebut di atas dan telah dipisahkan lebih dahulu,
harus menunggu keputusan lebih lanjut melalui Prosedur Aksi Koreksi.
b. Produk Pekerjaan/Konstruksi
• Pengawas Lapangan /Konsultan Supervisi (jika ada) melakukan
test/identifikasi atas produk pekerjaan konstruksi yang sudah jadi
maupun yang belum jadi, menggunakan Daftar Simak.
• Jika hasil cek sesuai dengan Daftar Simak, maka produk pekerjaan
konstruksi dapat diterima dan sesuai.
• Jika hasil cek tidak sesuai dengan Daftar Simak, maka produk
pekerjaan konstruksi harus ditolak dan diminta untuk diperbaiki sesuai
dengan Daftar Simak/gambar dan dapat diterima.
G. Dokumen Terkait
• Prosedur Pengawasan Bagi Pengawas Lapangan
• Prosedur Aksi Koreksi
• Prosedur Umum Inspeksi dan Test
• Instruksi Kerja Inspeksi dan Test
• Rencana Mutu Kontrak yang bersangkutan
• Gambar-gambar terkait
H. Rekaman
• Hasil Inspeksi dan Test
• Pembaharuan Jadual Inspeksi dan Test
I. Tanggung Jawab
Dalam kaitannya dengan Prosedur Pengendalian Produk Cacat, Pengawas
Lapangan bertanggung jawab atas :
Terselenggaranya proses awal pengendalian cacat yaitu proses
verifikasi/penerimaan/penolakan material/barang saat datang serta
verifikasi penerimaan/penolakan produk jada/produk belum jadi, melalui
pengisian Daftar Simak sebagaimana adanya di lapangan sesuai prosedur.
Terpisahnya/teriosolasinya material cacat sedemikian rupa hingga tidak
sempat digunakan baik sengaja maupun tidak sengaja.
Tidak ikut diserahterimakan pada konstruksi SPAM produk-produk yang
cacat.
Terselenggaranya langkah awal Proses Aksi Koreksi sesuai prosedur.
Mulai
SK Pengawas
Lapangan
Daftar
Simak terisi
Material
Terpisah/
cacat Menerima produk
terisolasi
terpisah
Mengusulkan Kaji
Ulang, implikasi thd. Pengiriman ulang
pekerjaan
Selesai
Surat Material/
Keputusan bahan
baru
CATATAN
Tolak/terima
1. ----------------- = Prosedur Aksi Koreksi
dengan syarat
2. Disini ditunjukkan hubungan antara Prosedur Pengendalian
Cacat dan Prosedur Aksi Koreksi
3. Langkah awal Prosedur Aksi Koreksi oleh Pengawas Lapangan
Material/
bahan yang
disepakati
Mulai
SK Pengawas
Lapangan
Inspeksi bangunan
konstruksi menggunakan
Daftar Simak
Daftar
Simak terisi
Mengusulkan Kaji
Ulang, implikasi Perbaikan
terhadap pekerjaan Sesuai
Daftar Simak
Surat Produk
Menerima produk
Keputusan sesuai
Pelaksanaan pekerjaan
ulang, perbaikan,
bongkar
Selesai
Hasil perbaikan
bangunan konstruksi CATATAN
1. ----------------- = Prosedur Aksi Koreksi
2. Disini ditunjukkan hubungan antara Prosedur Pengendalian
Cacat dan Prosedur Aksi Koreksi
3. Langkah awal Prosedur Aksi Koreksi oleh Pengawas Lapangan
K. Rangkuman
1. Diterbitkannya Prosedur Pengendalian Produk Cacat adalah untuk
memberikan arahan yang standar bagi Pengawas Lapangan dalam
menjalanan tugasnya sehari-hari.
2. Prosedur mengenai material / bahan maupun produk pekerjaan /
konstruksi.
3. Dokumen Terkait terdapat Prosedur Pengawasan Bagi Pengawas
Lapangan, Prosedur Aksi Koreksi, Prosedur Umum Inspeksi dan Test,
Instruksi Kerja Inspeksi dan Test, Rencana Mutu Kontrak yang
bersangkutan, dan gambar-gambar terkait.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai prosedur aksi koreksi.
B. Pendahuluan
KAK = Kaji Ulang Koreksi (CAR = Corrective Action Review).
Aksi Koreksi adalah kegiatan yang langsung menuju kearah
eliminasi/penghilangan penyebab ketidaksesuaian produk, proses/prosedur
maupun sistem. Untuk perlu dibuat prosedur yang standar, sehingga unit
organisasi memiliki pedoman yang baku untuk setiap tindakan yang dilakukan.
Pengawas Lapangan adalah petugas proyek yang sehari-hari berada di lapangan
dengan tugas pokok :
Melakukan verifikasi/penerimaan/penolakan material/barang saat datang
(periksa Prosedur Pengendalian Produk Cacat).
Melakukan verifikasi/penerimaan/penolakan produk jadi/produk belum
jadi (periksa Prosedur Pengendalian Produk Cacat).
Penyusunan Laporan Harian melalui pengisian Daftar Simak.
Melakukan langkah awal Prosedur Aksi Koreksi melalui laporan hariannya
tentang Kaji Ulang Aksi Koreksi
E. Tanggung Jawab
• Pengawas Lapangan bertanggung jawab atas langkah awal timbulnya KAK
melalui laporan hariannya, jika ada permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan di tingkat lapangan.
• Kepala Satker dan para Asisten bertanggung jawab untuk menjamin bahwa
semua KAK yang disampaikan kepada mereka akan terjawab sesuai waktu
yang telah ditetapkan.
• Kepala Satker bertanggung jawab atas manajemen yang efektif dalam
pelaksanaan prosedur ini.
F. Prosedur
1. Rencana Mutu Kontrak dibuat oleh Kontraktor dan dipergunakan bersama
baik oleh Kontraktor maupun oleh Petugas Proyek sebagai alat pengendali
proses pelaksanaan kontrak di lapangan dengan cara awal pengisian Daftar
Simak yang ada dalam Rencana Mutu Kontrak.
2. Setiap ditemukan oleh Kontrakator maupun Penagwas Lapangan, baik SP
(Standar Prosedur) maupun SD (Standar Disain) yang tidak sesuai dengan
Daftar Simak berarti timbul permasalahan di lapangan dan permasalahan
tidak mampu diselesaikan oleh Kontraktor. Atau permasalahan yang
Mulai
RMK
5.1
5.5 5.7
Kontraktor
5.2
Pengawas Pengawas Buku Registrasi Pengawas
Lapangan Lapangan Lapangan
Pinsubpro Pinsubpro
5.6
5.6
Buku Registrasi
Kepala Satker Kepala Satker
5.6
5.7
Asisten-2
G. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan Aksi Koreksi ?
2. Sebutkan tujuan Prosedur Aksi Koreksi!
3. Apa Maksud dari Prosedur Aksi Koreksi?
4. Sebutkan tugas pokok Pengawas lapangan!
5. Gambarkan diagram alir Prosedur Aksi Koreksi!
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai petunjuk teknis kerja.
Mulai
Mencari Letak BM
Pengecekan Alat
yang Disetujui
Tidak
Cek Cek
Ya Ya
Pengukuran
Hasil Ukur
Pembuatan Patok
PBE
Selesai
7 Request Ada/Tidak
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
Penentuan terase
jalur pipa
Tidak
Perbaikan/
Cek Pembenahan
Ya
Penggalian
Tidak
Cek
Ya
Selesai
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
Menyambung
pipa
Cek Selesai
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Mengetahui Yang Membuat
Pengawas Pelaksana PT/CV
(…………………………) (……………………….)
Ijin
Mengurug dasar
saluran
Cek
Memasang pipa
Cek
Mengurug punggung
pipa dengan pasir
Cek
Mengurug dengan
tanah bekas galian
Cek
Membersihkan dan
Cek
merapikan
Selesai
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
Didiamkan selama
Cek Dipancarkan ke atas Selesai
2 jam
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
Cek
Tunggu
> 5 mg/liter ?
24 jam
Selesai
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
Mulai
Mempelajari gambar
Tidak Tidak
Cek Cek
Ya
Mempelajari gambar
Cek
Selesai
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
Mulai
Mempelajari gambar
Persiapan
Bahan & Alat
Tidak
Cek
Ya
Pemasangan Besi
Tidak
Cek
Ya
Selesai
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
Mulai
Persiapan pengecoran
Tidak
Cek
Ya
Pegajuan Ijin
Ijin
Pengadukan Beton
Pengecoran Beton
Rojokan
Selesai
Catatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
(…………………………) (……………………….)
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai prosedur pengawasan bagi pengawas lapangan.
B. Definisi
Pengawas Lapangan adalah petugas proyek yang sehari-hari berada di lapangan
dengan tugas pokok sebagai berikut :
Melakukan verifikasi/penerimaan/penolakan bahan/barang saat datang
(periksa Prosedur Pengendalian Produk Cacat)
Melakukan verifikasi/penerimaan/penolakan produk jadi/produk belum
jadi (periksa Prosedur Pengendalian Produk Cacat)
Menyusun Laporan harian melalui pengisian Daftar Simak dalam
Rencana Mutu Kontrak (Prosedur Pengawasan bagi Pengawas
Lapangan)
Melakukan langkah awal Prosedur Aksi Koreksi melalui laporan
hariannya (periksa Prosedur Aksi Koreksi)
D. Ruang Lingkup
Prosedur ini hanya mendefinisikan peran dan tanggung jawab Pengawas
Lapangan dalam proses penyusunan Laporan harian yang dikaitkan dengan
sistem pengawasan konstruksi SPAM. Sedangkan
verifikasi/penerimaan/penolakan bahan/barang saat datang serta
verifikasi/penerimaan/penolakan produk jadi/produk belum jadi dapat dilihat
pada Prosedur Pengendalian Cacat dan Prosedur Aksi Koreksi.
F. Tanggung Jawab
Pengawas Lapangan bertanggung jawab atas :
1. Terisinya Daftar Simak dalam Rencana Mutu Kontrak sesuai keadaan
lapangan.
2. Diterimanya Daftar Simak yang telah terisi oleh atasan langsungnya.
3. Menyaksikan jalannya test (periksa Prosedur Pengendalian Cacat)
4. Terselenggaranya awal proses aksi koreksi (Prosedur Aksi Koreksi)
5. Terselenggaranya awal proses pengendalian cacat, yaitu
verifikasi/penerimaan/penolakan barang/bahan saat datang (periksa
Prosedur Pengendalian Cacat)
G. Prosedur
1. Sebelum mulai bertugas di lapangan, Pengawas Lapangan harus
membekali diri dengan Rencana Mutu Kontrak (RMK) beserta gambar
2. Sebelum bertugas, Pengawas Lapangan harus memahami isi RMK
termasuk di dalamnya Jadual Inspeksi & Test
3. Sekurang-kurangnya sehari sebelum Pengawas Lapangan berangkat
menuju lokasi pekerjaan harus menetapkan lebih dahulu bagian
pekerjaan yang akan diawasi pada keesokan harinya.
Copy Daftar
Simak yang
perlu dan
gambar
SP Daftar SD Daftar
Simak terisi Simak terisi
Tidak Tidak
Sesuai Mengisi kolom keterangan Sesuai
Daftar Simak ? Daftar Simak Daftar Simak ?
Ya Ya
Daftar Simak
terisi/Laporan
Harian siap
Selesai
Pengawas
Pinsubpro
Daerah
Alternatif I
Organisasi Operasi Lapangan
Setiap hari PL
Rencana Mutu melakukan
Kontrak pengisian copy
Daftar Simak
Copy Daftar
Simak terisi
Laporan Audit
Mengguan siap
Rekapitulasi PAK
& LC
CATATAN
PAK : Permohonan Aksi Koreksi (CAR)
LC : Laporan Cacat (NCR) Kaji Ulang
Manajemen Aksi Tindak Lanjut
Bulanan
Satker
Alternatif II
Organisasi Operasi Lapangan
Pengawas
Daerah
Rencana Mutu
Kontraktor
Kontrak
Setiap hari PL
Rencana Mutu melakukan
Kontrak pengisian copy
Daftar Simak
Copy Daftar
Simak terisi
Laporan Audit
Mengguan siap
Rekapitulasi PAK
& LC
CATATAN
PAK : Permohonan Aksi Koreksi (CAR)
LC : Laporan Cacat (NCR) Kaji Ulang
Manajemen Aksi Tindak Lanjut
Bulanan
I. Rangkuman
1. Maksud diterbitkannya prosedur untuk memberikan arahan bagi para
Pengawas Lapangan dalam menjalankan tugasnyua sehari-hari.
Sedangkan tujuannya adalah untuk menjamin keandalan terlaksananya
proses pengawasan di lapangan (audit, inspeksi & test).
2. Prosedur:
i. Sebelum mulai bertugas di lapangan, Pengawas Lapangan harus
membekali diri dengan Rencana Mutu Kontrak (RMK) beserta
gambar.
ii. Sebelum bertugas, Pengawas Lapangan harus memahami isi
RMK termasuk di dalamnya Jadual Inspeksi & Test
iii. Sekurang-kurangnya sehari sebelum Pengawas Lapangan
berangkat menuju lokasi pekerjaan harus menetapkan lebih
dahulu bagian pekerjaan yang akan diawasi pada keesokan
harinya.
iv. Sekurang-kurangnya sehari sebelum Pengawas Lapangan
berangkat menuju lokasi pekerjaan harus membuat foto copy
Daftar Simak khususnya bagian pekerjaan yang ditetapkan
untuk diawasi (butir 4.1)
v. Berbekal foto copy Daftar Simak dan gambar tersebut pada
butir 4.2 dan gambar, Pengaws Lapangan melakukan
pengawasan dengan jalan mengisi Daftar Simak sesuai keadaan
lapangan serta membubuhkan tanda tangan beserta tanggal.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
tata cara membuat kurva S.
B. Pendahuluan
Dalam pelaksanaan suatu konstruksi SPAM pada umumnya dibatasi oleh waktu,
dimana konstruksi SPAM memiliki batasan kapan konstruksi SPAM dimulai dan
kapan harus selesai. Dengan batasan ini pelaksana konstruksi SPAM harus dapat
membuat rencana penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.
Sumber daya dimaksud adalah :
Sumber daya manusia
Sumber daya material/bahan
Sumber daya peralatan
Sumber daya keuangan
Bermacam-macam alat yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan
pelaksanaan konstruksi SPAM agar tidak terjadi kelambatan, seperti network
planning, bar chart, kurva “S”. Dalam modul ini tidak dibahas satu per satu alat
untuk pengendalian waktu pelaksanaan konstruksi SPAM, melainkan satu alat
saja yaitu membuat kurva ”S”
G. Membuat Kurva S
Kurva ”S” adalah gambar yang menunjukkan rencana kemajuan fisik dan
realisasi kemajuan fisik pekerjaan yang dicapai dari waktu ke waktu. Pembuatan
kurva ”S” ini biasanya mempergunakan periode waktu pencatatan setiap 1
mingguan atau 2 mingguan. Jadi kurva ” S” merupakan jadwal yang disusun
mulai dari awal hingga selesainya suatu konstruksi SPAM.
Penyusunan jadwal ini sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia,
material/bahan, peralatan dan keuangan.
Oleh karenanya pembuatan jadual dengan menggunakan kurva ”S” ini berpijak
pada Rencana Anggaran Biaya yang telah disetujui untuk dilaksanakan.
H. Latihan
1. Pelaksana konstruksi SPAM harus dapat membuat rencana penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien. Sumber daya yang dimaksud
meliputi apa saja ?
2. Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dilengkapi dengan peralatan.
Peralatan apa saja yang dimaksud?
3. Apa yang dimaksud dengan kurva S?
4. Sebutkan tahapan pembuatan kurva S!
5. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kurva S?
I. Rangkuman
1. Untuk mengendalikan pelaksanaan konstruksi SPAM agar tidak terjadi
kelambatan, seperti network planning, bar chart, kurva “S”.
2. Sumber daya manusia salah satu potensi yang ikut mempengaruhi
keberhasilan suatu konstruksi SPAM. Dengan keahlian dan
keterampilan yang dimiliki serta standar kinerja tertentu diharapkan
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang tersedia, dengan
biaya yang efisien serta fokus untuk mencapai sasaran, yaitu dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal.
3. Pengadaaan material/bahan diusahakan diambil dari daerah sekitar
konstruksi SPAM, dimaksudkan untuk menekan biaya transportasi.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai pengawasan pemasangan pipa.
B. Pendahuluan
Dalam konstruksi SPAM perpipaan hal yang paling kritis dan perlu mendapat
perhatian khusus adalah pekerjaan pemasangan pipa.
Yang terkait dalam pekerjaan ini meliputi :
Pengangkutan pipa
Penumpukan pipa
Penggalian pipa
Pemasangan pipa
Penyambungan pipa
Penimbunan pipa
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pekerjaan pemasangan pipa.
Semua tahapan pekerjaan tersebut di atas harus dilakukan dengan benar.
Dengan sempurnanya pelaksanaan tahapan pekerjaan di atas dapat dipastikan
90% pekerjaan pemasangan pipa berjalan dengan baik.
C. Pengangkutan Pipa
Pengangkutan pipa untuk keperluan konstruksi SPAM pada umumnya dilakukan
melalui 2 tahap, yakni :
Pengangkutan dari gudang konstruksi SPAM ke gudang lapangan.
Pengangkutan dari gudang lapangan ke lokasi pekerjaan (langsiran)
Sedangkan cara pengkutan pipa dapat dilakukan dengan 2 cara :
Dilakukan dengan tenaga manusia, terutama untuk pipa berdiameter kecil
dan ringan.
Dilakukan dengan alat mekanis, terutama untuk pipa berdiameter besar dan
berat.
D. Penumpukan Pipa
Untuk melindungi pipa dari kerusakan, cara penumpukan pipa harus dilakukan
sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kerugian-kerugian yang berarti.
Cara penumpukan dapat dilakukan dengan beberapa cara :
Penimbunan Model Penumpukan Peti, yaitu model penimbunan dengan
penumpukan keatas dengan diberi sekat kayu pada ujung-ujungnya diberi
pasak kayu sebagai pengunci.
Penumpukan Model Piramida, yaitu model segi tiga meruncing di bawahnya
dan diujungnya diberi pasak kayu.
Ketinggian penimbunan model penumpukan peti dan model piramida tidak
lebih dari 1,5 meter. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
cacat pada pipa.
Penimbunan pipa PVC yang terkena sinar matahari harus ditutup terpal
untuk menghindari kerusakan pipa. Pipa yang terkena sinar matahari akan
mengalami perubahan warna, lebih lanjut akan mengalami perubahan sifat
dari elastis menjadi getas. Jika pipa sudah berubah menjadi getas, maka
pipa sudah mengalami kerusakan yang parah.
F. Pemasangan Pipa
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pipa di dasar saluran adalah :
Pematokan dan penggalian saluran
Memeriksa ujung-ujung pipa, bila rusak harus dibuang dan memperbaiki
ujung tersebut.
Memeriksa elevasi dasar saluran.
Memastikan ketersediaan accessories yang akan dipasang pada bagian-
bagian tertentu.
Memastikan ketersediaan perlengkapan pemasangan pipa, misalnya rubber
ring, solvent cement.
Menurunkan pipa ke dasar saluran dengan cara :
Tenaga manusia, untuk pipa berdiameter kecil dan ringan
Dengan tali, untuk pipa berdiameter besar dan berat
Dengan tripot, untuk pipa berdiameter besar dan berat.
Dengan alat berat (crane atau excavator) untuk pipa steel dan berdiameter
besar.
I. Latihan
1. Pekerjaan pemasangan pipa meliputi apa saja ?
2. Sebutkan cara penumpukan pipa!
3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pipa di dasar
saluran ?
4. Sebutkan syarat-syarat peletakan pipa di dasar saluran!
5. Jelaskan tahapan penimbunan pipa!
J. Rangkuman
1. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pekerjaan pemasangan
pipa. Semua tahapan pekerjaan tersebut di atas harus dilakukan dengan
benar. Dengan sempurnanya pelaksanaan tahapan pekerjaan di atas
dapat dipastikan 90% pekerjaan pemasangan pipa berjalan dengan baik.
2. Indikator keberhasilan dilihat dari Pengangkutan pipa, Penumpukan
pipa, Penggalian pipa, Pemasangan pipa, Penyambungan pipa, dan
Penimbunan pipa.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai pengawasan pekerjaan sumur bor.
B. Pendahuluan
Untuk mendapatkan sumber air baku untuk keperluan air minum, salah satu
diantaranya adalah air tanah. Mengeksplorasi air tanah dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengeboran air tanah
Untuk eksplorasi air tanah dangkal cukup mempergunakan alat bor tangan,
sedangkan air tanah dalam harus mempergunakan mesin bor.
Pengertian pemboran adalah melakukan kegiatan yang menembus material
(tanah, batuan, pasir) dengan alat bor.
C. Peralatan Bor
Seperti dijelaskan di atas, alat bor dibedakan menjadi 2 macam :
Bor Tangan (Auger Drill)
Bor Mesin (Mechanical Drill)
Mengingat bahwa untuk keperluan konstruksi SPAM tidak menggunakan bor
tangan, maka pembahasan berikutnya difokuskan pada bor mesin. Bagian-
bagian bor mesin (mechanical drill) :
E. Proses Pemboran
Pada proses pemboran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
diperoleh hasil sumur yang baik, yaitu :
Diameter yang dipakai harus sesuai dengan perencanaan.
Posisi mesin bor harus betul-betul tepat horizontal. Hal ini dimaksudkan
agar diperoleh sumur yang tegak lurus (tidak miring).
Setiap mulai kerja muka air statis harus diukur dan dicatat.
Amati keadaan cairan pembilas dan harus dicatat bila ada perubahan.
Amati rpm mata bor.
Pengambilan contoh batuan pada pilot hole setiap meter penembusan. Hal
ini dimaksudkan unutk mengetahui formasi batuan, sehingga dapat
disimpulkan pada kedalaman berapa lapisan aquifer berada.
Kecepatan pemboran etrgantung pada :
Kekerasan batuan
Ukuran dan kondisi mata bor
Putaran mata bor
Total beban pada mata bor
Keadaan cairan pembilas.
H. Latihan
1. Bagian-bagian bor mesin (mechanical drill) meliputi apa saja ?
2. Sebutkan mekanisme pemboran!
3. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar memperoleh hasil sumur
yang baik?
4. Apa yang dimaksud dengan Geophysical borehole logging?
5. Apa saja tahapan dalam Long term test pumping ?
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai administrasi teknik konstruksi spam.
B. Pendahuluan
Pelaksanaan suatu konstruksi SPAM harus ditunjang dengan administrasi teknik
yang memadai. Kelemahan yang sering terjadi pada pelaksanaan konstruksi
SPAM adalah penataan administrasi yang baik, terutama pada bagian lapangan.
Kecepatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sering tidak diikuti dengan
administrasi teknik yang baik. Sehingga banyak kasus yang terjadi ketika ada
pemeriksaan, petugas tidak dapat membuktikan. Hal ini disebabkan tidak
adanya data pendukung yang memadai. Oleh karenanya, pengawas lapangan
hendaknya memahami semua dokumen administrasi teknik yang diperlukan.
F. Latihan
1. Jelaskan pengertian Administrasi Teknik Konstruksi SPAM!
2. Kelemahan apa yang sering terjadi pada pelaksanaan konstruksi SPAM?
3. Prinsip dokumen administrasi teknik yang harus dipenuhi meliputi apa
saja ?
4. Dokumen administrasi teknik yang harus lengkap dan terinci. Jelaskan
yang dimaksud dengan lengkap dan terinci?
5. Sebutkan 5jenis dokumen administrasi teknik konstruksi SPAM yang
sering dipergunakan!
G. Rangkuman
1. Pengawas lapangan hendaknya memahami semua dokumen
administrasi teknik yang diperlukan.
2. Segala bentuk proses yang didukung oleh dokumen berisi ketentuan
standar (kuantitas dan kualitas), rincian kegiatan dan biaya yang pada
prinsipnya mencerminkan keseluruhan kronologis perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi SPAM.
3. Sering terjadi perencanaan telah menetapkan sasaran tertentu, tetapi
pelaksanaan tidak fokus pada perencanaan. Sehingga hasil akhir tidak
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4. Administrasi teknik konstruksi SPAM hendaknya dijadikan sebagai salah
satu bentuk/sarana koordinasi. Sehingga dapat diharapkan pencapaian
sasaran konstruksi SPAM dapat dicapai bersama-sama.
5. Terdapat prinsip - prinsip dokumen administrasi teknik yang harus
dipenuhi.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
tata cara penyusunan laporan dan berita acara.
B. Pendahuluan
Dalam pelaksanaan konstruksi SPAM, laporan mempunyai fungsi yang sangat
penting, baik oleh pihak pengguna jasa maupun penyedia jasa. Bagi pengguna
jasa berguna untuk mengetahui kemajuan fisik dan permasalahan yang terjadi
di lapangan. Bagi penyedia jasa berguna sebagai alat untuk mengajukan tagihan
kepada pengguna jasa.
Pengertian laporan adalah sarana penyampaian informasi untuk memberikan
gambaran mengenai 4W + H :
What apa
Where dimana
When kapan
Why mengapa
How bagaimana
Yang dapat dipergunakan untuk dasar pengambilan keputusan dan penentuan
tindak lanjut.
Dalam sesi ini tidak diberikan contoh membuat semua jenis laporan, melainkan
laporan harian dan mingguan saja.
D. Fungsi Laporan
Laporan mempunyai beberapa fungsi :
Sebagai bahan/sarana penyampaian informasi
Sebagai bahan evaluasi
Sebagai acuan penagmbilan keputusan dan penentuan tindak lanjut
Sebagai alat/sarana kerja sama
Sebagai sarana pengembangan wawasan
No Jenis Penyusun
12 Laporan IKMN
J. Latihan
1. Sebutkan fungsi sebuah laporan!
2. Sebutkan langkah-langkah penyusunan laporan!
3. Apa yang dimaksud dengan Berita Acara ?
4. Sebutkan fungsi Berita Acara!
5. Sebutkan jenis-jenis Berita Acara!
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai pengawasan melekat.
B. Pendahuluan
Pengawasan melekat pada hakekatnya adalah merupakan kewajiban pimpinan
pada tingkat manapun terhadap bawahannya, unutk menciptakan kondisi yang
mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan kebijakan serta perundang-undangan yang berlaku. Jadi
pengawasan melekat adalah tugas pimpinan untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian bawahannya. Jika terdapat kesalahan yang dilakukan oleh
bawahan, maka atasan langsungnya tidak terlepas dari tanggung jawab
bawahan. Oleh karenanya setiap tindak-tanduk bawahan harus diketahui dan
dipertanggungjawabkan kepada atasan. Sehingga fungsi koordinasi, pengarahan
dan pengawasan senantiasa terjaga dengan baik. Tidak boleh terjadi anak buah
mengambil kebijakan sendiri di luar kontrol atasan.
I. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan Pengawasan Melekat?
2. Apa saja prinsip pengawasan melekat ?
3. Sasaran pengawasan melekat meliputi apa saja ?
4. Apa saja indicator keberhasilan pengawasan melekat?
5. Hambatan apa yang terjadi dalam pengawasan melekat?
J. Rangkuman
1. Setiap tindak-tanduk bawahan harus diketahui dan
dipertanggungjawabkan kepada atasan. Sehingga fungsi koordinasi,
pengarahan dan pengawasan senantiasa terjaga dengan baik. Tidak
boleh terjadi anak buah mengambil kebijakan sendiri di luar kontrol
atasan.
2. Sasaran Pengawasan Melekat:
i. Meningkatkan disiplin dan prestasi kerja
ii. Menekan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan
pemborosan
iii. Mempercepat penyelesaian perijinan dan meningkatkan
pelayanan masyarakat.
iv. Memeprcepat pengurusan kepegawaian sesuai aturan yang
berlaku.
3. Terdapat sarana, indikator dan tindak lanjut dari Pengawasan Melekat.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Pendahuluan
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan jasa konstruksi
sudah menjadi kewajiban bagi kontraktor untuk melaksanakannya. Dengan
jaminan ini para pekerja akan merasa lebih terlindungi dari segi finansial jika
terjadi kecelakaan kerja. Oleh karenanya untuk mengalihkan resiko kerugian jika
terjadi kecelakaan kerja, kontraktor bekerja sama dengan perusahaan asuransi.
Meskipun sudah ada jaminan sosial tenaga kerja jika terjadi kecelakaan,
kontraktor harus melakukan langkah-langkah awal guna menghindari terjadinya
kecelakaan kerja. Kontraktor harus mempersiapkan sarana dan prasarana kerja
yang memungkinkan pekerja dapat bekerja dengan aman.
Pada sesi ini akan disampaikan beberapa persyaratan administratif dan teknis
serta beberapa contoh perlindungan terhadap kecelakaan kerja yang diambil
dari Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan menteri Pekerjaan
Umum.
Tidak semua pasal dituangkan di dalam modul ini, melainkan hanya beberapa
bagian saja. Untuk mendalami lebih jauh, diharapkan para peserta dapat
melengkapi peraturan dan perundangan yang lebih aktual.
C. Persyaratan Administratif
Pengurus atau kontraktor berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindung dari resiko
kecelakaan kerja.
E. Laporan Kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan ke Departemen Tenaga Kerja dan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan :
Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing dan,
Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-
sebabnya.
G. Persyaratan Teknis
a. Pintu Masuk dan Keluar
Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat
kerja.
Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus dipelihara dengan baik.
b. Lampu/Penerangan
Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-
alat-alat penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan
di seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
Lampu-lampu buatan harus aman dan terang
Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu
mencegah bahaya apabila lampu mati/pecah.
c. Ventilasi
Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai
untuk mendapat udara segar.
Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dan udara
yang dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain, harus
dibuatkan ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk
mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
I. Latihan
1. Persyaratan administratif apa saja yang harus dilakukan oleh pengurus
atau kontraktor?
2. Laporan kecelakaan harus meliputi statistik yang menunjukkan apa saja
?
3. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik
(strategis) yang memberitahukan apa saja ?
4. Alat pemadam kebakaran dari bahan kimia harus disediakan dimana
saja ?
5. Contoh pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian dari K3 salah
satunya adalah pekerjaan beton. Para pekerja yang mengerjakan semen
dan beton harus memperhatikan apa saja ?
A. Simpulan
1. Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang SPAM terdapat
peraturan perundangan serta prinsip-prinsip dasar yang terkait dengan
materi Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi SPAM.
2. Manajemen konstruksi SPAM merupakan rangkaian kegiatan yang
menunjukkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan (planning, organizing, actuating, controlling).
3. Tahap pelaksanaan sangat menentukan hasil pembangunan konstruksi
SPAM. Sebaik apapun perencanaan suatu konstruksi SPAM, jika
pelaksanaannya tidak memenuhi persyaratan teknis, maka dapat
dipastikan hasil akhirnya tidak akan dapat mencapai umur teknis yang
telah ditetapkan.
B. Tindak Lanjut
1. Dasar-dasar dan filosofi pengawasan dimengerti oleh petugas pengawas
yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu yang akan dicapai
oleh proyek.
2. Melaksanakan manajemen konstruksi SPAM yang baik dapat mencapai
mutu pekerjaan yang diinginkan sebagaimana telah ditetapkan dalam
sasaran mutu. Sasaran mutu sebagai tujuan akhir dari semua tahapan
manajemen konstruksi SPAM.
3. Tujuan Rencana Mutu Kontrak menentukan arah pengendalian proses
produksi, memperoleh produk yang bermutu sesuai perencanaan.
4. Pengawas lapangan memahami semua dokumen administrasi teknik
yang diperlukan.
5. Konstruksi SPAM ditunjang dengan administrasi teknik yang memadai.
Disinfeksi pipa kegiatan membersihkan pipa dari segala kotoran dan kuman-
kuman penyakit dengan mempergunakan disinfektan.
Disinfektan bahan kimia tertentu, misal nya kaporit kedalam pipa dalam
jangka waktu tertentu dengan dosis tertentu hingga kuman-
kuman yang terdapat dalam pipa terbunuh.
Gambar gambar teknik dari suatu pekerjaan konstruksi yang
kerja/shop digunakan sebagai acuan kerja.
drawing/
construction
drawing
Geophysical kegiatan pencatatan kemungkinan kandungan air di dalam
borehole logging sumur bor setelah dilakukan pilot hole.
Hidrostatic Test memberi tekanan dalam skala tertentu pada air yang telah
dimasukkan ke dalam pipa.