Anda di halaman 1dari 56

Rahmat M

Mengenal
Senjata Tradisional

i
Mengenal

Senjata Tradisional
Oleh : Rahmat M

Editor : Herni Rahayu


Lay out : Heri Susanto
Perwajahan: Heri Susanto
Ilustrator : Heri Susanto
Sampul : Gatot Supriyatin
Buku ini dilayout menggunakan program Adobe Page Maker
7.0, Adobe Photoshop CS, dengan font georgia 12 pt.

ISBN :
978-979-053-139-0
Cetakan Tahun : 2010
Penerbit:
CV. Pamularsih
Jl. Srengseng Raya No. 126
Kembangan - Jakarta Barat
Telp/Fax. (021) 5842613

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

ii
Kata Pengantar

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya, sehingga buku Mengenal Senjata Tradisional ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Senjata tradisional merupakan warisan nenek moyang yang harus
dijaga dan dilestarikan karena memiliki nilai budaya dan peradaban bangsa
yang tinggi. Biasanya senjata tradisional ini memiliki berbagai bentuk dan
fungsi masing-masing. Senjata tradisional ada yang digunakan untuk
berburu, berladang, atau hanya sebagai status sosial seseorang.
Buku ini berisi beberapa jenis senjata tradisional yang ada di Indone-
sia serta beberapa negara di dunia. Akan tetapi, tidak semua senjata
tradisional di bahas buku ini.
Kami berharap buku ini bermanfaat bagi kita semua dalam
memperoleh informasi yang diinginkan, khususnya mengenai senjata
tradisional. Kritik dan saran kami harapkan untuk penyempurnaan buku
ini. Selamat membaca.

penyusun,

iii
Daftar Isi

Kata Pengantar ⇒ iii


Daftar Isi ⇒ iv

Bagian 1 Pendahuluan ⇒ 1
Bagian 2 Senjata Tradisional Pulau Jawa ⇒ 3
Bagian 3 Senjata Tradisional di Sumatra ⇒ 16
Bagian 4 Senjata Tradisional di Kalimantan ⇒ 26
Bagian 5 Senjata Tradisional di Sulawesi ⇒ 31
Bagian 6 Senjata Tradisional Kepulauan Nusa Tenggara ⇒ 35
Bagian 7 Senjata Tradisional Kepulauan Maluku ⇒ 38
Bagian 8 Senjata Tradisional Pulau Papua ⇒ 40
Bagian 9 Senjata Tradisional Jepang ⇒ 42
Bagian 10 Senjata Tradisional Filipina ⇒ 44
Bagian 1 1 Senjata Tradisional Australia ⇒ 46
Bagian 12 Senjata Tradisional Yaman ⇒ 48
Bagian 13 Senjata Tradisional Peradaban Kuno ⇒ 49

Glosarium ⇒ 51

Daftar Pustaka ⇒ 52

iv
1
Pendahuluan
Pernahkah kalian melihat senjata tradisional? Biasanya senjata
tradisional dapat dilihat pada pakaian adat, upacara adat dan museum.
Salah satu museum yang mengoleksi senjata tradisional tersebut adalah
Museum Keraton.
Keberadaan senjata tradisional ini merupakan warisan nenek moyang
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia terbagi
menjadi beberapa pulau yaitu Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi, Pulau Sumatra, Pulau Papua, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Di
masing-masing pulau tersebut terdiri atas provinsi-provinsi yang memiliki
aneka ragam senjata tradisional. Senjata tradisional menjadi ciri khas
kebudayaan dari masing-masing provinsi tersebut. Dahulu nenek moyang
kita membuat senjata untuk berburu atau melindungi diri dari binatang.
Pada zaman primitif, senjata tradisional berupa alat untuk berburu
yang terbuat dari kayu atau bambu. Di zaman batu, maka batu digunakan
sebagai senjata yang bertangkai kayu. Memasuki zaman perunggu mulai
dikenal logam sebagai dasar senjata tradisional yaitu tosan aji. Tosan aji
antara lain berupa tombak, keris, pedang, wedung, rencong, badik, dan
sebagainya.
Tosan aji merupakan perpaduan antara seni dan budaya yang tinggi
dan teknologi metalurgi yang canggih. Sampai sekarang, proses
pembuatannya masih misteri. Bayangkan, dengan peralatan sederhana
leluhur kita dapat mengolah bermacam-macam logam seperti titanium

Mengenal Senjata Tradisional 1


yang memiliki titik lebur tinggi hampir 2.0000 C dan sangat ringan. Saat
ini titanium digunakan untuk peluru kendali, roket, dan pesawat ruang
angkasa.
Tosan aji dapat menimbulkan rasa keberanian yang luar biasa kepada
pemilik atau pembawanya. Orang menyebut ini sebagai piyandel,
penambah kepercayaan diri. Bahkan, keris pusaka atau tombak pusaka
yang diberikan oleh raja terhadap bangsawan keraton itu mengandung
kepercayaan raja terhadap bangsawan unggulan itu. Manakala
kepercayaan raja itu dirusak oleh perilaku buruk sang adipati yang diberi
keris tersebut, maka keris pusaka pemberian akan ditarik atau diminta
kembali oleh sang raja.
Hubungan keris dengan sarungnya secara khusus oleh masyarakat
Jawa diartikan sebagai hubungan akrab, menyatu untuk mencapai
keharmonisan hidup di dunia. Oleh karena itu, lahirlah filosofis
“manunggaling kawula Gusti”, bersatunya abdhi dengan rajanya,
bersatunya insan kamil dengan penciptanya, bersatunya rakyat dengan
pemimpinnya, sehingga kehidupan selalu aman damai, tenteram, bahagia,
sehat dan sejahtera. Selain saling menghormati satu dengan yang lain
masing-masing juga harus tahu diri untuk berkarya sesuai dengan porsi
dan fungsinya masing-masing secara benar.

2 Mengenal Senjata Tradisional


2
Senjata Tradisional
Pulau Jawa
Pulau Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang terpadat
penduduknya. Pulau Jawa melintang dari barat ke timur, dan berada di
belahan bumi selatan dengan luas pulau kurang lebih 138.793,6Km 2. Pulau
Jawa bagian selatan berbatasan dengan Samudera India, bagian utara
berbatasan dengan Laut Jawa dan dipisahkan dengan Pulau Madura dan
Selat Madura. Di bagian barat Pulau Jawa dipisahkan dengan Pulau
Sumatra oleh Selat Sunda, dan di bagian barat Pulau Jawa dipisahkan oleh
Pulau Bali oleh Selat Bali.
Secara administratif pemerintahan, Pulau Jawa terbagi atas enam
provinsi, yaitu Banten, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. Masing-masing
provinsi tersebut memiliki aneka ragam seni dan budaya. Salah satu hasil
seni yang menjadi ciri khas provinsi-provinsi tersebut adalah senjata
tradisional. Beberapa senjata tradisional yang terdapat di provinsi-provinsi
tersebut, di antaranya berikut ini.
1) Banten : Badik, Golok, dan Parang.
2) DKI Jakarta : Golok
3) Jawa Barat Kujang
4) Jawa Tengah : Keris dan Tombak
5) Daerah Istimewa Yogyakarta : Keris dan Tombak
6) Jawa Timur : Clurit, Keris dan Tombak

Mengenal Senjata Tradisional 3


A. Kujang
Kujang adalah senjata tradisional
berupa senjata tajam yang bentuknya
menyerupai keris atau parang. Kujang
memiliki bentuk unik berupa tonjolan
pada bagian pangkalnya, bergeriji pada
salah satu sisi di bagian tengahnya dan
bentuk lengkungan pada bagian
ujungnya.
Senjata tradisional ini memiliki
panjang sekitar 20cm-30cm dan lebar
Kujang
5cm. Pada matanya terdapat 1-5 lubang. Sumber:
Kujang memiliki berat kurang lebih www.kujang.files.wordpress.com
300gram.
Karakteristik sebuah kujang memiliki sisi tajaman dan nama bagian
berikut ini.
a) Papatuk/congo, yaitu ujung kujang yang menyerupai panah.
b) Eluk/silih, yaitu lekukan pada bagian punggung.
c) Tadah, yaitu lengkungan menonjol pada bagian perut.
d) Mata, yaitu lubang kecil yang ditutupi logam emas dan perak.
Selain bentuk karakteristik, bahan kujang sangat unik cenderung tipis,
bahannya bersifat kering, berpori dan banyak mengandung unsur logam
alam.
Menurut beberapa peneliti, kujang berasal dari kata Kudi dan Hyang.
Kudi diambil dari bahasa Sunda Kuno yang berarti senjata yang
mempunyai kekuatan gaib sakti, sehingga dapat digunakan sebagai penolak
bala, misalnya untuk menghalau musuh atau menghindari bahaya/
penyakit. Selain itu, senjata ini dapat disimpan sebagai pusaka yang
digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya dengan meletakkannya
di dalam sebuah peti atau tempat tertentu di dalam rumah atau dengan
meletakkannya di atas tempat tidur. Sementara itu, Hyang dapat
disejajarkan dengan pengertian Dewa dalam beberapa mitologi. Akan
tetapi, bagi masyarakat Sunda, Hyang mempunyai arti dan kedudukan di

4 Mengenal Senjata Tradisional


atas Dewa. Hal ini tercermin di dalam ajaran “Dasa Prebakti” yang
tercermin dalam naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian disebutkan
“Dewa bakti di Hyang”.
Di masa lalu kujang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Sunda karena fungsinya sebagai peralatan pertanian.
Pernyataan ini tertera dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng
Karesian (1518M) maupun tradisi lisan yang berkembang di beberapa
daerah, di antaranya di daerah Rancah, Ciamis. Bukti yang memperkuat
pernyataan bahwa kujang sebagai peralatan berladang masih dapat kita
saksikan hingga saat ini pada masyarakat Baduy, Banten dan Pancer
Pengawinan di Sukabumi. Pada zaman Kerajaan Majapahit, orang yang
ahli dalam membuat kujang disebut Guru Teupa.
Kujang dapat dibawa dengan cara-cara berikut ini.
a) Disoren, yaitu digantungkan pada pinggang sebelah kiri dengan
menggunakan sabut atau tali pengikat yang dililitkan di pinggang.
b) Ditogel, yaitu kujang dibawa dengan cara diselipkan pada sabuk bagian
depan perut menggunakan tali pengikat.
c) Dipundak, yaitu kujang dibawa dengan cara dipikul tangkainya di atas
pundak.
d) Dijinjing, yaitu kujang dibawa dengan cara ditenteng atau dipegang
tangkainya.

Sumber: www.sundasilat.com

Mengenal Senjata Tradisional 5


Dilihat dari bentuk dan ragamnya, kujang dibagi menjadi beberapa
bagian berikut ini.
a) Kujang Ciung, yaitu kujang yang memiliki bentuk menyerupai burung
Ciung.
b) Kujang Jago, yaitu kujang yang bentuknya menyerupai Ayam Jago.
c) Kujang Kuntul, yaitu kujang yang bentuknya menyerupai Burung
Kuntul.
d) Kujang Bangkong, yaitu kujang yang bentuknya menyerupai Bangkong
(Kodok).
e) Kujang Naga, yaitu kujang yang bentuknya menyerupai Ular Naga.
f) Kujang Badak, yaitu kujang yang bentuknya menyerupai Badak.

Tugu kujang
Sumber: www.fotokitablog.files.wordpress.com

Sementara itu, dilihat dari fungsinya kujang dibagi menjadi beberapa


macam berikut ini.
a) Kujang sebagai pusaka, yaitu kujang yang digunakan sebagai lambang
keagungan seorang raja atau pejabat kerajaan.
b) Kujang sebagai pakarang, yaitu kujang yang berfungsi sebagai senjata
untuk berperang.
c) Kujang pamangkas, yaitu kujang yang berfungsi sebagai alat dalam
pertanian untuk memangkas dan menanam tanaman.

6 Mengenal Senjata Tradisional


B. Clurit
Clurit merupakan senjata tradisional masyarakat
Madura yang memiliki bentuk bilah melengkung. Dahulu
clurit hanya sebuah arit yang sering digunakan petani
untuk menyabit rumput di ladang dan membuat pagar
rumah. Kini arit diubah menjadi alat bela diri yang digunakan
oleh rakyat jelata ketika menghadapi musuh.
Clurit diyakini berasal dari legenda Pak Sakera/Sakerah. Beliau
adalah seorang mandor tebu dari Pasuruan yang menjadi salah satu
tokoh perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Beliau dikenal tak
pernah meninggalkan clurit dan selalu membawa atau mengenakannya
dalam aktivitas sehari-hari. Di mana saat itu digunakan sebagai alat
pertanian atau perkebunan. Beliau berasal dari kalangan santri dan
seorang muslim yang taat menjalankan agama Islam. Pak Sakera
melakukan perlawanan atas penindasan penjajah. Pak Sakera
tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur. Beliau
dimakamkan di Kota Bangil atau tepatnya di wilayah Bekacak, Kelurahan
Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil.

Sumber: www.carokinfomadura.files.wordpress.com

Clurit dibagi menjadi dua jenis yaitu clurit kembang turi, dan clurit
wulu pitik (bulu ayam). Sementara itu, ukuran clurit dikenal dengan ukuran
5 (paling kecil) dan ukuran 1 (paling besar).
Bilah clurit dapat dibuat dari berbagai jenis besi, misalnya besi stain-
less, besi bekas rel kereta api, besi jembatan, besi mobil dan baja.

Mengenal Senjata Tradisional 7


Clurit memiliki hulu (gagang) yang terbuat
dari kayu, di antaranya kayu kembang, kayu
stingi, kayu jambu klutuk, kayu temoho, dan
sebagainya. Pada ujung hulu terdapat tali
sepanjang 10cm-15cm yang digunakan untuk
mengantung atau mengikat clurit. Biasanya pada
bagian ujung hulu terdapat cerukan sedalam
1cm-2cm.
Sarung clurit terbuat dari kulit kerbau yang
tebal atau kulit sapi. Sarung clurit hanya dijahit
3/4 dari ujung clurit untuk memudahkan
Sumber: mencabut clurit. Umumnya sarung clurit dihiasi
www.betawi.kompas.com dengan ukiran atau ornamen sederhana.

C. Golok
Golok merupakan senjata tradisional
masyarakat Betawi, DKI Jakarta. Dahulu
masyarakat Betawi menggunakan golok sebagai
penghias pinggang, baik di dalam maupun di luar
rumah untuk menjaga diri dari serangan penjahat.
Pada masyarakat Betawi keberadaan golok sangat
dipengaruhi kebudayaan Jawa Barat yang melingkupinya.
Perbedaan di antara keduanya dapat dilihat dari model bentuk
dan penamaannya. Sementara kualitas dari kedua daerah ini
memiliki kesamaan mengingat kerucut dari sumber pande besi masyarakat
Betawi mengacu pada tempat-tempat Jawa Barat, seperti Ciomas di Banten
dan Cibatu di Sukabumi.
Masyarakat Betawi membagi golok menjadi empat yaitu golok gobang,
golok betok dan badik badik, golok ujung turun.

1. Golok gobang
Golok gobang dibuat dari tembaga. Ukuran panjang golok gobang
sekitar 30cm dan diameter 7cm. Bentuk golok gobang rata pada ujungnya
dan perut melengkung ke arah punggung golok.

8 Mengenal Senjata Tradisional


Pada umumnya, bentuk gagang pegangan polos tanpa ukiran. Gagang
pegangan terbuat dari kayu rangas.

2. Golok betok dan badik badik


Golok betok merupakan golok pendek yang berguna sebagai senjata
pusaka yang menyertai golok jawara. Sementara itu, badik badik berfungsi
sebagai pisau serut pengasah golok jawara.

3. Golok ujung turun


Golok ujung turun merupakan golok tanding yang lancip. Golok jenis
ini memiliki bilah sekitar 40cm, dan diameter 5-6cm. Golok ini
menggunakan wafak pada bilah dan motif ukiran hewan pada gagangnya.
Gagang dan warangka golok menggunakan tanduk.

D. Rotan
Rotan adalah jenis senjata tradisional Betawi yang digunakan pada
permainan Seni Ketangkasan Ujungan. Seni Ujungan ini merupakan awal
berkembangnya beladiri. Pada masa awal terbentuknya Seni Ketangkasan
Ujungan, rotan yang digunakan mencapai panjang 70-100cm. Pada ujung
rotan disisipkan benda-benda tajam, seperti paku atau pecahan logam,
yang difungsikan untuk melukai lawan.
Pada perkembangannya rotan yang digunakan hanya berkisar 70-80cm.
Selanjutnya paku dan pecahan logam di ujung rotan tidak digunakan untuk
pertandingan yang sifatnya hiburan. Rotan jenis ini dipakai ketika berperang
menghadapi musuh sesungguhnya. Tubuh lawan yang menjadi sasaranpun
dibatasi hanya sebatas pinggang ke bawah, utamanya tulang kering dan mata
kaki.

E. Punta
Punta adalah senjata tajam jenis tusuk yang ada di masyarakat Betawi.
Punta memiliki panjang sekitar 15-20cm. Dahulu punta lebih berfungsi
sebagai senjata pusaka yang menjadi simbol strata sosial. Oleh karena itu,
senjata ini tidak pernah digunakan untuk bertarung.

Mengenal Senjata Tradisional 9


F. Beliung Gigi Gledek
Beliung gigi gledek adalah jenis kapak dengan mata kapak terbuat
dari batu. Senjata ini merupakan peninggalan zaman batu baru di Betawi
yang masih tersisa antara abad 1-3M. Pada umumnya senjata ini digunakan
sebagai perkakas untuk membuat kayu.
Beberapa tokoh yang diketahui pernah menggunakan beliung gigi
gledek sebagai senjata adalah Batara Katong (Wak Item) dan Salihun
pemimpin kelompok Si Pitung. Beliung digunakan Salihun sebagai sarana
dalam melakukan aksi perampokan maupun pelarian dengan memanjat
pagar tembok.

G. Cunrik (Keris Kecil Tusuk Konde)


Cunrik merupakan senjata tradisional para perempuan Betawi. Senjata
biasa digunakan oleh para resi perempuan yang tidak ingin menonjolkan
kekerasan dalam pembelaan dirinya. Cunrik terbuat dari besi kuningan
dengan panjang kurang dari 10cm. Salah seorang resi perempuan yang
terkenal menggunakan cunrik adalah Buyut Nyai Dawit, pengarang Kitab
Sanghyang Shikshakanda Ng Karesiyan (1518). Dimakamkan di Pager
Resi Cibinong.

H. Kerakel
Kerakel (kerak Keling) merupakan jenis senjata pemukul dan
perkembangan dari senjata rotan Ujungan. Orang Betawi Rawa Belong
lebih mengenalnya dengan sebutan Blangkas.
Batang Kerakel memiliki panjang 40-60cm. Kerakel terbuat dari hasil
pembakaran baja hitam yang dicor. Ujung gagang lancip yang difungsikan
sebagai alat penusuk. Pada gagang dibuat lebih ringan dengan bahan
terbuat dari timah. Supaya tidak licin para jawara zaman dulu melapisinya
dengan kain. Sekilas bentuk kerakel mirip dengan kikir, sejenis perkakas
yang difungsikan sebagai pengerut besi.

10 Mengenal Senjata Tradisional


I. Parang
Parang merupakan senjata tradisional Banten yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari. Senjata tradisional ini memiliki bentuk, ukuran dan
berat yang beragam. Parang terbuat dari besi baja karbon dan kayu. Besi
baja karbon digunakan untuk membuat mata parang. Besi baja karbon
dipilih yang lebih lunak supaya mudah diasah. Sementara itu, kayu
digunakan untuk membuat gagang parang. Biasanya bagian ujung parang
diberi hiasan atau ukiran kepala burung.

J. Wedung
Wedung merupakan senjata tradisional yang mirip pisau pencacah
daging yang terdapat di Yogyakarta dan Surakarta. Senjata tradisional ini
khusus dikenakan oleh abdi dalem Keraton berpangkat bupati.
Bilah wedung berukuran lebar 6cm, dan panjang sekitar 23cm. Sisi
wedung bagian depan bentuknya melengkung dan tajam. Sementara sisi
punggungnya tumpul. Bagian pangkal wedung berukir indah, kadang-
kadang dihiasi dengan kinatah emas.

Wedung
Sumber: www.old.blades.free.com

Senjata ini dibuat oleh para empu dengan teknik pembuatan serupa
dengan pembuatan keris lengkap dengan pamornya yang indah.
Wedung mempunyai bentuk warangka yang unik. Sarung wedung
terbuat dari kayu dengan bagian yang terbuat dari kulit penyu untuk
menyangkutannya pada setagen.

Mengenal Senjata Tradisional 11


Sumber:
www.blogspot.com
K. Kudi
Kudi merupakan senjata tradisional yang terdapat
di Pulau Jawa dan Madura. Senjata tradisional ini memiliki
bentuk mirip dengan kujang. Di samping itu, kudi berbentuk
menyerupai bangau terbang.
Senjata tradisional ini termasuk jenis tombak dengan tangkai
pendek. Kudi dibuat dari besi, baja dan pamor. Beberapa kudi buatan empu
keraton dihiasi dengan pahatan berukir dan kinatah emas. Panjang tangkai
kudi sekitar 65-180cm. Bagian pinggang dan kepala kudi diberi lubang-
lubang.

L. Keris
Keris merupakan senjata tradisional yang dapat ditemukan di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Keris memiliki berbagai bentuk, misalnya
ada yang bilahnya berkelok-kelok (selalu berbilang ganjil) dan ada yang
berbilah lurus. Umumnya keris diukur pada bagian gagang dan sarungnya.
Tata cara penggunaan keris berbeda-beda di masing-masing daerah.
Misalnya di daerah Jawa keris ditempatkan di pinggang bagian belakang
pada masa damai, tetapi ditempatkan di depan pada masa perang.

Sumber: Sumber:
www.wisatajiwa.wordpress.com www.keris.files.wordpress.com

Bagian keris secara umum terdiri atas wilah, warangka dan pegangan
keris.

12 Mengenal Senjata Tradisional


1. Wilah
Wilah merupakan bagian utama dari keris yang terdiri atas bagian-
bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan. Pada pangkal
wilahan terdapat pesi yang merupakan ujung bawah sebilah keris atau
tangkai keris. Panjang pesi antara 5-7cm, dengan penampang sekitar 5-
10cm. Pesi berbentuk bulat panjang seperti pensil.

2. Warangka
Warangka merupakan sarung keris yang mempunyai fungsi tertentu
dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa. Warangka pada umumnya dibuat
dari kayu jati, cendana, timoho dan kemuning. Bentuk warangka ada dua
yaitu warangka ladrang dan warangka gayaman. Warangka ladrang dipakai
untuk upacara resmi, misalnya menghadap raja dan acara resmi keraton
lainnya. Warangka ladrang digunakan dengan cara menyelipkan gandar keris
di lipatan sabuk (setagen) pada pinggang bagian belakang. Sementara itu,
warangka gayaman dipakai untuk keperluan harian. Cara menggunakannya
dengan ditempatkan pada bagian depan (dekat pinggang) ataupun pinggang
belakang.

Warangka kreis Pegangan keris


Sumber: Sumber:
www.files.wordpress.com www.files.wordpress.com

3. Pegangan keris (hulu keris)


Dalam bahasa Jawa, pegangan keris disebut gaman. Pegangan keris
dihiasi dengan bermacam-macam motif. Bahan yang digunakan untuk
membuat pegangan biasanya dari aneka bahan yaitu gading, tulang, logam
dan kayu. Pada umumnya pegangan keris Jawa terdiri atas sirah wingking
(kepala bagian belakang), jiling, cigir, cetek, bathuk (kepala bagian depan),
weteng dan bungkul.

Mengenal Senjata Tradisional 13


Senjata keris di Yogyakarta sangat dihormati dan dikeramatkan oleh
masyarakat. Keris Yogyakarta diberi gelar yang berbeda-beda, misalnya
Kanjeng Kyai Ageng Baru, Kanjeng Kayi Agung, dan Kanjeng Kayi
Gagapatan.

M.Tombak
Tombak merupakan senjata tradisional berbentuk lembing berujung
tajam yang dibuat untuk tujuan berburu binatang, perang, alat upacara
dan pusaka turun temurun. Sebagian orang Jawa menganggap tombak
sebagai barang pustaka yang bertuah. Biasanya tombak pusaka dibuat
dengan bentuk artistik yang dihiasi dengan ukiran kinatanh emas atau
perak. Keraton-keraton di Pulau Jawa memiliki beberapa tombak pusaka
yang terkenal, di antaranya Tombak Kangjeng Kiai Plered milik Keraton
Kesultanan Yogyakarta.

Sumber: www.tombakbuyme.blog.com

Mata Tombak orang Jawa memiliki bentuk yang bermacam-macam,


ada yang lurus, berkelok-kelok, pipih, dan berlingir seperti belimbing.
Panjang mata tombak sekitar 12-60cm, dan lebar antara 2,5-15cm. Bahan
logam mata tombak Jawa dalah besi berpamor. Dahulu tombak di Pulau
Jawa dibuat oleh seorang Empu.

Mata Tombak
Sumber: www.tombakbuyme.blog.com

Gagang tombak Jawa disebut landeyan. Panjang gagang bervariasi, ada


yang 60cm atau 4 meter. Tombak pendek digunakan untuk pertempuran
jarak dekat, sedangkan tombak bergagang digunakan untuk berburu.

14 Mengenal Senjata Tradisional


N. Belati
Belati merupakan senjata tradisional dari Betawi, DKI Jakarta. Senjata
ini digunakan untuk melempar. Senjata tradisional ini terdiri atas tiga
bagian utama berikut ini.

Sumber: www.yukez.files.wordpress.com

1) Badan belati yang terbuat dari besi.


2) Gagang belati yang terbuat dari kayu yang keras atau gading.
3) Sarung belati yang digunakan menyarungkan belati.

Mengenal Senjata Tradisional 15


33
Senjata Tradisional di
Sumatra
Sumatra adalah salah satu pulau besar di Indonesia dengan luas
444.063,8Km2. Pulau ini terletak di bagian barat gugusan Kepulauan
Nusantara. Secara geografis, pulau Sumatra berbatasan dengan Teluk
Benggala di sebelah utara, Selat Malaka di sebelah timur, Selat Sunda di
sebelah selatan, dan Samudra Hindia di sebelah barat.
Pulau Sumatra membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi
khatulistiwa, seolah-olah membagi pulau Sumatra atas dua bagian, yaitu
Sumatra belahan bumi utara dan Sumatra belahan bumi selatan.
Secara administratif, Pulau Sumatra terbagi atas sepuluh provinsi,
yaitu Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan,
Bengkulu, Lampung, Riau, Kepulauan Riau, dan Kepulauan Bangka
Belitung. Setiap provinsi tersebut memiliki beberapa senjata tradisional
berikut ini.
1) Aceh : Rencong, Siwaih, Sikin Panyang/Peudeung (Pedang), dan
Kliwang.
2) Jambi : Keris (lurus) Tumbuk Lada.
3) Sumatra Utara : Pisau Surit, Panalun, dan Hujur.
4) Sumatra Barat : Karih dan Sumpritan.
5) Riau : Badik Tumbuk Lada dan Pedang.
6) Sumatra Selatan : Keris, Trisula dan Siwar.
7) Kepulauan Riau : Badik.

16 Mengenal Senjata Tradisional


8) Kepulauan Bangka Balitung : Siwar Panjang dan Keris.
9) Bengkulu : Badik, dan Keris Kuduk.
10) Lampung : Keris dan Badik

A. Rencong
Rencong merupakan senjata tradisional
sejenis belati yang bentuknya menyerupai huruf
L. Rencong memiliki makna filosofi religius dan
keislaman. Gagangnya yang berbentuk huruf
Arab diambil dari padanan kata Bismillah. Gagang
rencong yang melekuk kemudian menebal pada
bagian sikunya berbentuk huruf Ba. Gagang
tempat genggaman berbentuk huruf Sin. Bentuk-
bentuk lancip yang menurun ke bawah pada
pangkal besi dekat gagangnya berbentuk huruf
Rencong
Mim. Pangkal besi lancip di dekat gagang yang Sumber:
menyerupai lajur-lajur besi dari pangkal gagang
hingga dekat ujungnya melambangkan huruf Lam, dan bagian bawah yang
sedikit melekuk ke atas berbentuk huruf Ha. Dengan demikian keseluruhan
huruf “Ba, Sin, Mim, Lam, Ha” mewujudkan kalimat Bismillah. Kalimat
Bismillah ini merupakan lambang yang memperlihatkan karakteristik
rakyat Aceh yang sangat berpegang teguh pada kemuliaan ajaran Islam.
Rencong mulai dipakai pada tahun 1514-1528 yaitu pada masa Sultan Ali
Mugayatsyah memerintah kerajaan Aceh.
Sejak zaman dahulu rencong memiliki fungsi berikut ini.
a) Sebagai perhiasan pakaian yang diselipkan di pinggang.
b) Sebagai seni ukir dan sebagai alat kesenian, seperti dipakai dalam
pertunjukan tari Seudati.
c) Sebagai perkakas yang dipergunakan sebagai pelubang rumbia dan
sebagainya.
d) Sebagai senjata perang untuk menghadapi musuh-musuh peperangan
yang ingin menjajah Aceh.

Mengenal Senjata Tradisional 17


Pada umumnya rencong dibuat dari besi putih,
kuningan, dan tanduk kerbau. Biasanya rencong
yang digunakan raja atau sultan terbuat dari gading
sebagai sarungnya, dan emas murni untuk bagian
belahnya. Sementara itu, rencong-rencong lainnya
terbuat dari tanduk kerbau atau kayu sebagai
sarungnya, dan kuningan atau besi putih sebagai
belatinya. Rencong jenis besi putih dinyakini memiliki
banyak khasiat karena dapat mengusir makhluk
Sumber:
halus, seperti halnya jin dan setan yang mencoba www.riassuryaadiarsa.com
untuk mengganggu.
Rencong terdiri atas empat jenis, yaitu rencong meupucok, rencong
meucugek, rencong meukuree dan rencong pudoi.

1. Rencong meupucok
Rencong ini memiliki pucuk di atas gagangnya yang terbuat dari ukiran
logam yang umumnya dari gading atau emas. Gagang rencong ini kelihatan
kecil pada bagian bawah dan mengembang membesar pada bagian atasnya.
Bagian pangkal gagang dihiasi emas bermotif tumpal (pucok rebung) serta
diberi permata ditampuk gagang. Panjang rencong sekitar 30cm. Sarung
rencong juga dibuat dari gading serta diberi ikatan dengan emas. Rencong
jenis ini dipakai pada upacara-upacara resmi yang berhubungan dengan
masalah adat dan kesenian.

2. Rencong meucugek
Disebut rencong meucugek karena
pada gagang rencong tersebut terdapat
suatu bentuk panahan dan perekat yang
dalam istilah Aceh disebut cugek atau
meucugek. Cugek ini melengkung ke
Rencong meupucok
bagian belakang mata rencong kira-kira Sumber:
15cm, sehingga dapat berbentuk siku- www.riassuryaadiarsa.com
siku. Cugek diperlukan supaya mudah dipegang dan tidak mudah lepas
waktu menikam ke badan lawan atau musuh.

18 Mengenal Senjata Tradisional


3. Rencong meukuree
Mata rencong meukuree diberi hiasan tertentu, seperti gambar ular,
bunga dan lainnya. Gambar-gambar tersebut oleh pandai besi ditafsirkan
dengan beragam macam kelebihan dan keistimewaan. Rencong yang
disimpan lama, pada mulanya akan terbentuk sejenis aritan atau bentuk
yang disebut kuree. Semakin lama atau semakin tua usia sebuah rencong,
semakin banyak pula kuree yang terdapat pada mata rencong tersebut.
Kuree ini dianggap mempunyai kekuatan magis.

4. Rencong pudoi
Pudoi dalam masyarakat Aceh berarti sesuatu yang dianggap masih
kekurangan atau masih ada yang belum sempurna. Hal ini dapat dilihat
dari gagangnya. Gagang rencong ini hanya lurus dan pendek sekali. Jadi,
yang dimaksud pudoi atau yang belum sempurna adalah bentuk gagang
rencong tersebut.

B. Sikin Panyang/Peudeung (Pedang)


Sikin panyang merupakan senjata tradisional yang berfungsi untuk
menyerang, khususnya pada saat rakyat Aceh melawan Belanda.
Berdasarkan bilah atau bentuk mata pedang, ada dua macam peudeung,
yaitu peudeung on teubee dan peudeung on jok. Peudeung on teubee
merupakan sejenis pedang yang bilah atau matanya menyerupai daun tebu.
Umumnya, Peudeung ini terbuat dari besi, bentuknya lebih halus dan lebih
kecil dari peudeung on jok. Peudeung ini dibuat sedemikian rupa dengan
panjang keseluruhannya kurang lebih 1m. Sementara itu, peudeung on
jok menyerupai daun enau atau daun nira. Bentuk pedang ini lebih kasar,
lebih tebal, dan sedikit agak pendek dari peudeung on teubee.
Berdasarkan bentuk gagangnya, peudeung dibagi menjadi tiga jenis
berikut ini.

1. Peudeung tumpang jingki


Bentuk gagang peudeung ini menyerupai mulut yang sedang terbuka
dan seakan-akan dapat menahan sandaran benda lain di atasnya. Peudeung
ini terbuat dari tanduk sebagai gagangnya, dan besi sebagai matanya.

Mengenal Senjata Tradisional 19


Panjang keseluruhan peudeung ini mencapai 70cm. Bentuknya hampir
serupa dengan peudeung tumpang beunteung yang lazim disebut oleh
masyarakat Pidie.

Sumber: www.virtualaceh.com

2. Peudeung ulee meu-upet


Pada peudeung ini terdapat penahan (apet). Apet berguna supaya
pedang tidak mudah terlepas. Jenis pedang ini selalu ditempatkan di dalam
sarungnya. Bahkan, amat jarang dikeluarkan. Pedang ini dianggap
mempunyai kekuatan magis, pantang dikeluarkan di sembarang tempat
dan waktu.

3. Peudeung ule tapak guda


Gagang peudeung ulee tapak guda menyerupai telapak kaki kuda.
Gagangnya dibuat dari tanduk, dan bilahnya dari besi. Panjang pedang
mencapai 72cm.

C. Kliwang
Kliwang merupakan senjata tradisional Aceh yang bentuknya hampir
sama dengan kelawang, tetapi lebih ramping. Senjata tradisional ini ada
dua macam.

1. Kliwang tauhaj gejong


Kliwang ini memiliki panjang 1 meter. Bagian ujungnya lebih tebal
daripada pangkalnya.

2. Kliwang lipeuh ujong


Kliwang ini memiliki panjang 90cm. Ujung dan pangkalnya tipis. Bagian
punggung di dekat ujung tajam.

20 Mengenal Senjata Tradisional


D. Siwaih
Siwaih merupakan senjata tradisional Aceh sejenis
rencong yang berfungsi untuk menyerang. Siwaih
memiliki ukuran besar dan panjang lebih dari rencong.
Senjata tradisional ini sangat langka ditemui. Oleh
karena senjata ini merupakan bagian dari
perlengkapan raja-raja atau ulebalang-ulebalang.
Siwaih yang telah diberikan hiasan emas dan
permata pada sarung dan gagangnya lebih
berfungsi sebagai perhiasan daripada sebagai senjata.
Siwaih
Sumber:
www.virtualaceh.com
E. Badik Tumbuk Lada
Badik tumbuk lada merupakan senjata tradisional sejenis keris yang
terdapat di Kepulauan Riau. Pada zaman dahulu, badik menjadi salah satu
kelengkapan pakaian adat pria di Kepulauan Riau. Senjata ini digunakan
untuk menikam, mengiris dan menjajah dalam pertempuran jarak pendek.
Menurut adat, jika badik tumbuk lada telah ditarik dari sarungnya harus
ditikamkan ke suatu benda atau binatang. Selanjutnya badik dapat
dimasukkan kembali ke sarungnya.

Badik tumbuk lada


Sumber:
www.11.bp.blogspot.com

Badik tumbuk lada memiliki panjang bilah sekitar 27cm-29cm. Lebar


bilahnya sekitar 3,5cm-4cm. Dari tengah bilah sampai pangkalnya terdapat
alur yang dalam.
Senjata tradisional ini dimasukkan dalam sarung yang dilapisi dengan
kepingan perak yang diukir dengan pola-pola rumit. Di pangkal bagian
belakang sarung terdapat ukiran tebuk tembus yang berbentuk bulat pipih.

Mengenal Senjata Tradisional 21


Pada pangkal badik tumbuk lada terdapat benjolan bundar yang dihiasi
dengan ukiran berbentuk tumbuh-tumbuhan yang dipahat.

F. Parang Bangka
Parang bangka merupakan senjata tradisional masyarakat Bangka
Balitung. Bentuk senjata tradisional ini menyerupai layar kapal, dan mirip
dengan parang atau golok di Jawa. Akan tetapi, ujung parang dibuat lebar
dan berat.
Parang bangka ini berdiameter sekitar 40cm. Senjata tradisional ini
digunakan untuk perkelahian jarak pendek dan menebang pohon.

G. Taji Ayam
Taji ayam merupakan senjata tikam
tradisional daerah Lampung dan
Bengkulu. Bentuk taji ayam menyerupai
pisau dengan bagian tajam pada dua sisi
mata.
Ujung taji ayam meruncing dan
membengkok, sehingga menyerupai taji
Taji ayam ayam. Bagian tengah bilah relatif tebal,
Sumber: www.1.bp.blogspot.com
terbuat dari besi berlapis baja, kadang-
kadang berpamor. Panjangnya kurang lebih sejengkal dan diberi sarung
dari kayu dilapisi logam, biasanya perak.
Cara memakai taji ayam diselipkan di lipatan kain sarung di bagian
depan. Hulunya menghadap ke kanan. Taji ayam dikenakan sebagai
kelengkapan adat.

H. Balatu
Balatu merupakan senjata tradisional yang terdapat di Pulau Nias,
Sumatra. Senjata tradisional ini memiliki bentuk menyerupai pedang.
Balatu memiliki panjang 70cm, dan lebar 5cm.

22 Mengenal Senjata Tradisional


Tangkai balatu terbuat dari kayu keras. Bentuk tangkai menyerupai
moncong binatang yang sedang menganga. Tangkai balatu juga diukir
dengan indah. Kadang-kadang tangkainya dihiasi dengan jambul yang
terbuat dari surai kuda.
Sementara itu, sarung balatu terbuat dari kayu ringan. Di beberapa
bagian dibalut dengan kulit kayu atau rotan.

I. Hujur (Hujor)
Hujor merupakan senjata tradisional sejenis tombak yang dapat
ditemukan di suku bangsa Batak, Sumatra Utara. Senjata tradisional ini
terbuat dari logam. Hujor digunakan untuk berburu dan peperangan.
Senjata tradisional ini memiliki bentuk pipih menyerupai daun dengan
tulangnya di tengahnya. Hujor memiliki panjang sekitar 25cm, dan lebar
5,5cm. Tangkai senjata tradisional ini terbuat dari kayu dengan panjang 2
meter.

J. Kelewang
Kelewang merupakan senjata tradisional sejenis pedang sabet yang
berasal dari Sumatra Selatan dan Sumatra Timur. Senjata tradisional ini
digunakan untuk berburu, menebang pohon dan memotong kayu.
Kelewang memiliki sisi yang tajam. Sementara pada sisi punggungnya
tumpul.

K. Keris Siginjai
Keris siginjai merupakan benda pusaka yang dimiliki secara turun
temurun oleh Kesultanan Jambi. Keris siginjai dijadikan lambang mahkota
Kesultanan Jambi lebih dari 400 tahun. Selain itu, keris siginjai digunakan
sebagai lambang pemersatu rakyat Jambi. Saat ini keris siginjai menjadi
lambang Provinsi Jambi.

Mengenal Senjata Tradisional 23


Bilah keris siginjai mempunyai panjang lebih kurang 29cm, dan
berlekuk (luk) lima. Sementara itu, gagang keris dan sarung keris terbuat
dari kayu kemuning.

L. Terapang
Terapang merupakan senjata tradisional yang
berasal dari Lampung. Senjata tradisional ini sejenis
dengan keris.
Sarung terapang terbuat dari kayu. Biasanya
sarung terapang ada ukiran kepala manusia atau
burung sebagai lambang keberanian.
Terapang
Sumber:
www.budaya-indonesia.org
M.Amanremu
Amanremu merupakan senjata tradisional sejenis pedang yang
terdapat di daerah Gayo, diperbatasan Aceh dan Sumatra Utara. Bilah
senjata tradisional ini memiliki panjang sekitar 75cm.

Amanremu
Sumber: www.earmi.it

Bagian ujung senjata tradisional ini lebih besar daripada pangkalnya.


Sementara itu, sisi yang tajam hanya pada mata sisi depan. Sarung dan
hulu senjata tradisional ini terbuat dari kayu. Senjata tradisional ini
merupakan senjata perang dan digunakan untuk berburu.

N. Aruk-aruk
Aruk-aruk merupakan salah satu jenis tombak yang dimiliki suku
bangsa Gayo di perbatasan Aceh dengan Sumatra Utara. Senjata
tradisional ini memiliki mata tombak berbentuk bulat.

24 Mengenal Senjata Tradisional


Tangkai atau gagang senjata tradisional ini terbuat dari kayu. Panjang
tangkai lebih dari 2 meter. Aruk-aruk digunakan untuk berburu babi hutan.

O. Keris Bengkulu

Keris Bengkulu
Sumber: www.3.bp.blogspot.com

Masyarakat Bengkulu menganggap keris sebagai benda keramat dan


pemberani. Keris Bengkulu memiliki ukuran panjang 13 jari. Biasanya keris
ini hanya dipakai oleh kepala adat atau hulubalang. Keris ini digunakan
kepala adat untuk berperang.

Mengenal Senjata Tradisional 25


34
Senjata Tradisional
di Kalimantan
Kalimantan merupakan salah satu dari lima pulau di Indonesia. Pulau
Kalimantan terdiri atas empat provinsi, yaitu provinsi Kalimantan Timur
dengan ibu kota di Samarinda, provinsi Kalimantan Tengah dengan ibu
kota Palangkaraya, provinsi Kalimantan Barat dengan ibu kota di Pontianak,
dan provinsi Kalimantan Selatan dengan ibu kota di Banjarmasin. Keempat
provinsi tersebut yang memiliki wilayah terluas adalah Kalimantan Timur
dengan luas kurang lebih 211.440Km2. Pulau Kalimantan sebagian besar
dihuni oleh orang Dayak, Banjar dan Melayu.
Pulau Kalimantan memiliki beberapa senjata tradisional berikut ini.
1) Kalimantan Selatan : Mandau, babun, panting dan keris
2) Kalimantan Timur : Mandau dan sumpit
3) Kalimantan Tengah : Mandau, sumpit, tombak dan dohak
4) Kalimantan Barat : Mandau dan Dohak
Supaya lebih jelas, berikut ini dibahas beberapa senjata tradisional di
Kalimantan.

A. Mandau
Mandau merupakan senjata tradisional sejenis parang yang berasal
dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Dalam kehidupan sehari-hari,
mandau selalu dibawa oleh pemiliknya kemanapun ia pergi karena mandau

26 Mengenal Senjata Tradisional


berfungsi sebagai kehormatan dan jati diri seseorang. Dahulu mandau
dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara-acara
ritual tertentu, misalnya perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat,
dan perlengkapan upacara.

Mandau
Sumber: www.webprojects.prm.ox.ac.uk

Mandau memiliki ciri khas tersendiri, yaitu pada bilahnya yang tidak
tajam terdapat bentuk ukiran-ukiran. Selain itu, ada mandau yang bilahnya
terdapat lubang-lubang yang ditutup dengan kuningan atau tembaga.
Secara umum mandau terdiri atas bilah mandau, gagang mandau, dan
sarung mandau.

1. Bilah mandau
Bilah mandau dibuat dari lempengan besi yang ditempa hingga
berbentuk pipih panjang menyerupai parang, dan berujung menyerupai
paruh yang bagian atasnya berlekuk datar. Salah satu sisi mata bilahnya
diasah tajam. Sementara sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan tumpul.

2. Gagang mandau
Gagang mandau dalam bahasa Kalimantan disebut pulang mandau.
Gagang mandau terbuat dari tulang binatang atau tanduk binatang yang
diukir menyerupai kepala burung. Seluruh permukaan gagang mandau
diukir dengan motif seperti kepala naga, paruh burung, kait dan pilin. Pada
ujung mandau diberi hiasan berupa rambut. Selain itu, gagang mandau
diberi simpul (simpai). Biasanya simpai terbuat dari rotan yang dihaluskan.
Pada gagang mandaulah besi mandau tertanam dengan kokoh. Bentuk dan
ukiran pada gagang mandau dapat membedakan tempat asal mandau
dibuat, suku serta status pemiliknya.

Mengenal Senjata Tradisional 27


3. Sarung mandau
Sarung mandau biasanya disebut kumpang. Kumpang biasanya
diikatkan di pinggang dengan jalinan rotan. Kupang terbuat dari kayu yang
dihiasi dengan ukiran. Pada mandau juga dilengkapi dengan sebilah pisau
kecil bersarung kulit yang diikat menempel pada sisi sarung.

B. Dohong
Dohong merupakan senjata tradisional masyarakat Dayak. Dohong
berbentuk mirip keris, tetapi lebih besar dan tajam. Hulu dohong
terbuat dari tanduk. Sementara itu, sarungnya terbuat dari kayu.
Senjata tradisional ini hanya dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang
dan Basir.

C. Parang Landung
Parang landung merupakan senjata tradisional Kalimantan Timur,
terutama di daerah Kutai dan Kalimantan Selatan bagian timur. Parang
landung berukuran panjang 125 meter. Bagian ujung bilah lebih lebar
dibandingkan bagian pangkal.
Parang landung sering dibawa pergi ke hutan oleh para pencari rotan.
Senjata tradisional ini bermanfaat untuk menebas semak belukar.

D. Tarah Bajoe
Tarah bajoe merupakan senjata tradisional dari Aceh Barat. Bentuk
tarah bajoe menyerupai kelewang. Panjang senjata tradisional ini adalah
75cm, dengan satu mata yang tajam.
Bagian punggung senjata ini majal, agak melengkung cembung. Tarah
bajoe memiliki tangkai yang terbuat dari tanduk kerbau atau kayu yang
keras. Tangkainya diukir dengan hiasan yang indah. Tarah bajoe biasanya
digunakan untuk berburu. Selain itu, senjata ini digunakan untuk membela
diri dan berperang.

28 Mengenal Senjata Tradisional


E. Mata Balantik
Mata balantik merupakan sejenis senjata tradisional yang terdapat di
masyarakat Dayak. Mata balantik digunakan sebagai perangkap untuk
membunuh babi hutan. Mata balantik biasanya dipasang menjelang senja
hari sebelum babi hutan kembali ke sarangnya. Tempat mata balantik
dipasang biasanya diberi tanda arah panah yang ditancapkan di pohon.
Mata balantik terbuat dari kayu yang keras dan kuat. Mata balantik
berbentuk panjang dan lancip. Tampuknya diukir menyerupai manusia
yang sedang berjongkok dengan kedua tangan memegang lutut.

F. Sumpit
Sumpit merupakan senjata
tradisional khas masyarakat Dayak.
Sumpit biasanya digunakan untuk
berburu dan berperang, serta upacara
adat atau pernikahan adat Dayak. Cara
menggunakan senjata tradisional ini
dengan meniup. Menurut kepercayaan
suku Dayak, sumpit tidak boleh
digunakan untuk membunuh sesama.
Sumpit terbuat dari kayu keras,
seperti kayu ulin, tampang, lanan,
Sumpit Dayak berangbungkan, rasak atau kayu
Sumber: www.indonesiacountry.com
plepek. Senjata tradisional ini memiliki
panjang 1,9-2,1m. Sementara itu, diameter sumpit antara 2-3cm yang
berlubang di bagian tengahnya, dengan diameter lubang sekitar 1cm.
Lubang ini berfungsi untuk memasukkan anak sumpit atau damek.
Sumpit terdiri atas tiga bagian berikut ini.
1) Batang sumpit
2) Anak sumpit (damek). Anak sumpit ujungnya runcing, sedang bagian
pangkal belakang ada semacam gabus dari sejenis dahan pohon supaya
anak sumpit melayang menuju sasaran. Anak sumpit mengandung
racun yang sangat mematikan.

Mengenal Senjata Tradisional 29


3) Sangkoh. Sangkoh merupakan mata tombak yang terbuat dari besi
atau batu gunung yang diikatkan pada ujung pipa sumpit. Sangkoh
digunakan untuk cadangan senjata saat binatang buruan yang sudah
terluka dan belum mati berbalik menyerang penyumpit yang belum
sempat mengisi kembali anak sumpit.
Cara memakai sumpit yaitu dengan memegangnya menggunakan
kedua telapak tangan yang menghadap ke atas. Dua telapak tangan itu
sebaiknya berdekatan atau bersentuhan. Sumpit memiliki akurasi tembak
yang dapat mencapai sekitar 200 meter. Oleh karena itu, sumpit memiliki
kemampuan mengenai sasaran dalam jarak yang relatif jauh.

G. Jipah
Jipah merupakan senjata tradisional yang digunakan masyarakat
Banjar untuk berburu. Jipah digunakan untuk menangkap rusa. Caranya
dengan mengikat jerat pada sepotong kayu yang bagian ujung pohonnya
dapat dilenturkan ke bawah. Ujung pohon tersebut berfungsi sebagai pegas.
Biasanya jipah dipasang pada lorong yang dilalui rusa atau binatang
liar lain yang akan ditangkap. Jika rusa menginjak kunci pegas dari jipah,
maka kayu yang menjadi pegas tadi tegak seperti semula. Oleh karena
itu, rusa akan terjerak pada jerat yang dipasang pada ujung tersebut.

30 Mengenal Senjata Tradisional


5
Senjata Tradisional
di Sulawesi
Sulawesi adalah pulau terbesar kesebelas sedunia dengan luas wilayah
kurang lebih 176.600Km2. Sulawesi terletak di antara pulau Kalimantan
dan Kepulauan Maluku. Pulau Sulawesi dilintasi garis khatulistiwa di bagian
seperempat utara pulau. Oleh karena itu, sebagian besar wilayah pulau
Sulawesi berada di belahan bumi selatan.
Secara geografis, Sulawesi berbatasan dengan Borneo di sebelah barat,
Filipina di utara, Flores di selatan, Timor di tenggara, dan Maluku di sebelah
timur. Pulau Sulawesi secara administratif dibagi menjadi enam provinsi,
yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Barat dan Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah
merupakan provinsi terbesar dan terluas dengan luas wilayah kurang lebih
68.033Km2.
Pulau Sulawesi memiliki aneka ragam senjata tradisional yang tersebar
di tiap-tiap provinsi berikut ini.
1) Sulawesi Barat : Badik, Tombak, dan Tappi.
2) Sulawesi Selatan : Badik, Pisai, dan Parang.
3) Sulawesi Tenggara : Keris, Lembing, dan Sumpit.
4) Sulawesi Tengah : Parang, Pasatimpo, dan Kalanda.
5) Gorontalo : Wamilo dan Badik.
6) Sulawesi Utara : Keris, Tombak dan Peda

Mengenal Senjata Tradisional 31


A. Pasatimpo
Pasatimpo merupakan senjata tradisional
sejenis parang yang berasal dari Sulawesi
Tengah. Pasatimpo memiliki panjang kurang
lebih 40cm, dan terbuat dari tembaga atau
kuningan. Hulunya bengkok dan sarungnya
diberi tali.
Pasatimpo sering digunakan dalam tari- Pasatimpo
Sumber: www.telukpalu.com
tari penyembahan dengan fungsi untuk
mengusir semua roh-roh jahat. Kini pasatimpo lebih sering digunakan pada
tari-tari kepahlawanan. Pasatimpo biasanya diikat pada pinggang dengan
keris tepat di sebelah kiri. Sementara gagangnya menghadap tepat di ulu
hati.
Pasatimpo biasanya disertai dengan tali pengikat yang sering disebut
Kembang Keri. Tali pengikat dibuat dari kain warna kuning.
Pasatimpo yang sering digunakan atau dipakai oleh penari (Pajoge
Maradika) adalah keris milik kerajaan atau keris pustaka. Keris tersebut
sudah ada sejak ratusan tahun. Gagang keris dibuat dari emas murni.
Sementara itu, sarungnya terbuat dari emas muda.

B. Tavala (Tampi)
Tavala merupakan senjata tradisional sejenis tombak yang berasal
dari Sulawesi Tengah. Tavala terbuat dari tembaga atau kuningan, kayu
dan bulu binatang atau benang.
Tangkai tavala terbuat dari kayu hitam dengan panjang antara
125-150cm, dan diameter 4-5cm. Pada ujung tangkainya terdapat
tempat untuk memasukkan mata tampi. Di atas tempat tersebut
terdapat lubang yang digunakan untuk memasukkan bulu binatang
sebagai hiasan.
Tavala digunakan pada tari Maeaju dan tari upacara Penyembuhan
baik tradisional maupun modern. Biasanya tampi dipegang pada tangan
kanan di bagian tengah batang tampi.

32 Mengenal Senjata Tradisional


C. Peda dan Sabel
Peda dan sabel merupakan senjata tradisional yang berasal dari
Sulawesi Utara. Peda termasuk jenis parang. Peda digunakan untuk bertani
atau menyadap enau. Peda berbentuk pendek dengan ukuran 50cm. Peda
terbuat dari besi. Sementara hulunya terbuat dari kayu yang keras. Ujung
peda bercabang dua.
Sabel termasuk jenis peda. Akan tetapi, sabel berukuran lebih panjang
yaitu 1-1,5m. Sabel digunakan untuk berperang. Sabel memiliki hulu yang
bercabang dua.

D. Bara
Bara merupakan senjata tradisional sejenis pedang yang dapat
ditemukan di Sulawesi Utara. Dahulu bara digunakan oleh masyarakat
Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara untuk berburu dan berperang. Bara
memiliki panjang 55cm dan lebar 5cm.
Pedang bara hanya memiliki satu sisi yang tajam. Sementara sisi
punggungnya majal. Hulu bara terbuat dari kayu atau tanduk kerbau.

E. Luju
Luju merupakan senjata tradisional orang Gayo. Bentuk luju
menyerupai pedang sabet di Jawa. Bentuk luju agak membungkuk dengan
sisi bilah bagian depan tajam. Sementara sisi punggungnya majal. Panjang
luju 70cm, dan lebar 4,5cm. Luju ada dua macam, yaitu luju alang dan luju
naru.

F. Tombak
Tombak merupakan senjata tradisional masyarakat Sulawesi Utara.
Tombak termasuk senjata tajam dan runcing, bermata dua serta bertangkai
panjang. Tombak digunakan untuk menusuk dari jarak dekat atau jauh
dengan cara melemparkannya.

Mengenal Senjata Tradisional 33


G. Badik
Badik merupakan senjata tradisional yang
berasal dari Melayu, Makassar, Bugis dan Mandar
di Sulawesi Selatan yang berukuran pendek.
Senjata tradisional ini berbentuk seperti pisau
belati. Badik terbuat dari bahan besi, baja dan
pamor. Panjang bilahnya antara 20-30cm, belum
termasuk hulunya.
Badik
Sumber: Senjata tradisional ini diberi sarung
www.mawarqodiriyah.com (warangka) dari kayu lunak sederhana yang
dilapisi lempengan emas atau perak. Begitu juga dengan hulunya. Bahkan,
ada pula hulu senjata ini yang dihiasi dengan permata.
Dalam masyarakat Sulawesi Selatan, badik dibagi menjadi dua, yaitu
badik saroso dan badik pateha. Badik saroso dibuat dengan bahan pamor,
diberi kayu berukir serta sarung yang berlapis perak. Sementara itu, badik
pateha dibuat dengan bentuk yang sederhana, terkadang tidak berpamor
dan sarungnya terbuat dari kulit atau kayu biasa.
Pada umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam
mempertahankan harga diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan
pada budaya sirri’ dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu
keluarga. Selain itu, ada pula badik yang berfungsi sebagai benda pusaka,
seperti badik saroso yang memiliki nilai sejarah.

H. Wamilo
Wamilo merupakan senjata tradisional dari Gorontalo yang berbentuk
menyerupai golok. Akan tetapi, Wamilo memiliki bagian ujung hulu yang
sedikit melengkung ke bawah.

I. Bulotado
Bulotado adalah senjata jenis tombak di Sulawesi Selatan yang digunakan
untuk berburu rusa atau babi. Bulotado terbagi atas mata tombak dan gagang.
Mata tombak terbuat dari besi dengan panjang 30-35cm. Sementara
gagangnya terbuat dari kayu atau batang buluh.

34 Mengenal Senjata Tradisional


6
Senjata Tradisional
Kepulauan
Nusa Tenggara
Kepulauan Nusa Tenggara termasuk wilayah negara Indonesia, kecuali
bagian timur Pulau Timor, termasuk wilayah negara Timor Leste.
Kepulauan Nusa Tenggara adalah gugusan pulau-pulau di sebelah timur
Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat hingga Pulau Timor di sebelah
timur.
Kepulauan Nusa Tenggara terbagi atas tiga provinsi yaitu Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Bali. Ketiga provinsi tersebut
memiliki senjata tradisional yang terkenal di antaranya berikut ini.
1) Bali : Keris
2) Nusa Tenggara Barat : Sampari, Sondi dan Keris
3) Nusa Tenggara Timur : Sundu dan Klewang

Keris Bima Teranglum Keris Bali


Sumber: www.2.bp.blogspot.com Sumber: www.spider-system.com

Mengenal Senjata Tradisional 35


A. Keris
Keris merupakan senjata tradisional Bali. Keris Bali merupakan
perkembangan keris yang datang dari tanah Jawa, mulai dari segi mistik,
dongeng, legenda, kepercayaan, filsafat, sejarah, teknik pembuatan hingga
tradisi yang berkaitan dengan keris dalam tata kehidupan orang Bali.

Sumber: www.blog.baliwww.com

Masyarakat Bali menggunakan senjata tradisional ini untuk membela


diri dan mewakili seseorang untuk menghadiri undangan pernikahan. Selain
itu, masyarakat Bali memiliki kepercayaan keris dapat menyembuhkan
seseorang dari gigitan binatang berbisa dengan cara merendam keris di
dalam air.
Keris Bali terbagi atas tiga bagian yaitu mata pisau, pegangan keris
dan sarung keris. Pegangan keris Bali memiliki motif bermacam, misalnya
menyerupai patung dewa, patung pedande, patung raksaka, patung penari,
pertapa dan hutan. Gagang keris terbuat dari kayu, tetapi ada juga yang
berhiaskan permata. Biasanya pegangan keris agak besar serta panjang.

B. Sundu
Sundu merupakan senjata tradisional dari Nusa Tenggara Timur yang
menyerupai keris. Masyarakat Nusa Tenggara Timur menganggap senjata
sebagai benda keramat.
Senjata tradisional ini berbentuk lurus. Bentuk pegangan atau gagang
menyerupai bentuk sayap burung. Sementara pada sarung sundu terdapat
motif horizontal melingkar.

36 Mengenal Senjata Tradisional


C. Kenube
Kenube merupakan jenis senjata tradisional yang terdapat di Flores,
Nusa Tenggara Timur. Bentuk kenube menyerupai bendo yang terdapat
di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Senjata tradisional ini digunakan untuk
berburu, mempertahankan diri, dan perlengkapan tarian adat yaitu tari
Hedung.
Kenube memiliki satu sisi yang tajam. Sementara sisi punggungnya
tumpul. Tangkai kenube terbuat dari kayu atau tanduk kambing. Panjang
bilah sekitar 39-40cm, dan lebar 5-7cm.
Kenube di Flores ada dua macam, yaitu kenube biasa dan kenube
lamahala. Kenube biasa hulunya lebih panjang. Sementara kenube
lamahala bentuknya lebih ramping.

D. Gala
Gala merupakan senjata tradisional berbentuk lembing yang terdapat
di Flores, Nusa Tenggara Timur. Senjata tradisional ini memiliki panjang
170-210cm, termasuk bagian runcing yang terbuat dari besi.
Gala dilengkapi dengan mata gala atau mata tombak. Mata tombak
ini terbuat dari besi tempa. Sementara itu, tangkai gala dibuat dari batang
pohon tuak. Senjata tradisional ini digunakan untuk berburu rusa dan babi
hutan.

E. Pangot
Pangot merupakan senjata tradisional yang mirip dengan pisau dapur
yang berasal dari Pulau Jawa dan Bali. Senjata tradisional ini digunakan
untuk memotong atau meraut sesuatu. Pangot terbuat dari besi dan baja.
Pangot biasanya disisipkan di balik pakaian, sehingga tidak terlihat orang.
Senjata tradisional ini memiliki bentuk yang indah. Punggung bilah
senjata ini tumpul, dan hanya sisi depan yang tajam. Ujung bilah bagian
punggung senjata tradisional ini agak mencuat ke belakang. Bilah yang
dibagian ujung lebih lebar dibandingkan di bagian pangkalnya.

Mengenal Senjata Tradisional 37


37
Senjata Tradisional
Kepulauan Maluku
Kepulauan Maluku adalah sekelompok pulau di Indonesia yang terletak
di lempeng Australia. Sebagian besar wilayah Kepulauan Maluku terdiri
atas laut dengan 77.990Km2, dan 776.500Km2 lautan.
Secara geografis Kepulauan Maluku berbatasan dengan Pulau Sulawesi
di sebelah barat, Nugini di timur, dan Timor di sebelah selatan serta Palau
di timur laut. Secara administratif, Kepulauan Maluku terbagi atas provinsi
Maluku dan Maluku Utara.
Di Kepulauan Maluku terdapat senjata tradisional yang cukup terkenal,
di antaranya berikut ini.
1) Maluku : Parang Sawalaku
2) Maluku Utara : Parang Sawalaku dan Tombak

A. Parang Sawalaku
Parang sawalaku merupakan senjata tradisional khas daerah Maluku
yang berbentuk parang dan tameng. Parang memiliki panjang 90-100cm.
Parang terbuat dari bahan besi yang khusus. Kepala parang terbuat dari
kayu besi atau kayu gapusa. Sementara itu sawalaku (perisai) dihiasi
dengan motif-motif yang melambangkan keberanian. Sawalaku terbuat
dari kayu yang keras. Parang sawalaku digunakan untuk keperluan
berperang dan untuk berburu binatang.

38 Mengenal Senjata Tradisional


Parang sawalaku Tari Cakalele
Sumber: www.halmaherautara.com Sumber: www.halmaherautara.com

Biasanya senjata ini dipakai oleh para penari pria saat


mempertunjukkan tarian Cakalele. Para penari pria mengenggam parang
di tangan kanan yang menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus
dipertahankan hingga titik darah penghabisan. Sementara tangan kiri
memegang sawalaku.

B. Tombak
Tombak adalah senjata tradisional yang terdapat di Maluku. Tombak
digunakan untuk menangkap ikan. Bagian tombak terdiri atas tongkat
sebagai pegangan dan mata (kepala tombak) yang tajam.

Tombak digunakan untuk menangkap ikan


Sumber: www.industryplayer.com

Mata tombak terbuat dari besi atau baja. Ujung tombak berbentuk
lurus, tajam di kedua sisinya, dan runcing ujungnya.

Mengenal Senjata Tradisional 39


38
Senjata Tradisional
Pulau Papua
Pulau Papua terletak di sebelah utara Australia dan termasuk pulau
terbesar kedua di dunia. Pulau Papua disebut juga Pulau Irian. Pulau ini
membagi dua wilayah yang bagian baratnya dikuasai oleh Indonesia dan
bagian timurnya merupakan negara Papua.
Secara administratif, Pulau Papua dibagi menjadi dua provinsi yaitu
Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat. Pulau yang hampir menyerupai
burung Rajawali ini memiliki beberapa jenis senjata tradisional yang cukup
terkenal, di antaranya berikut ini.
1) Papua : Pisau Belati
2) Irian Jaya Barat : Pisau Belati dan Sumpit

A. Belati Tulang
Belati tulang merupakan senjata tradisional Papua yang
terbuat dari tulang. Keberadaan senjata ini sudah sangat
langka.
Belati Tulang ada yang dihiasi dengan sepasang
tenunan pada bagian atas. Tenunan tersebut
berhubungan dengan tali dan manik-manik serta

Belati tulang
Sumber: www.zenakruzick.com

40 Mengenal Senjata Tradisional


berujung bulu-bulu yang diikat seperti sebuah sapu. Ada juga belati tulang
yang mempunyai perhiasan, namun terukir hiasan seorang laki-laki pada
tulang berwarna merah.

B. Perasai
Perasai merupakan senjata tradisional Papua yang ditemukan di
sekitar wilayah sungai Fayit. Perasai mulai digunakan pada abad ke-19.
Perasai berukiran motif berbentuk tiga pasang huruf S yang
berhadapan dan seakan terdapat cermin di tengahnya. Di tengahnya
terdapat tiga diamond, seperti bentuk belah ketupat pada permainan kartu.
Pada bagian atas terukir wajah laki-laki yang secara keseluruhan dilapisi
pigmen.

C. Pisau Belati
Pisau belati merupakan senjata tradisional di Papua yang terbuat dari
tulang kaki Burung Kasuari. Pada hulu belati dihiasi juga dengan bulu
burung Kasuari. Pisau belati digunakan untuk berburu atau berperang.

Pisau belati
Sumber: www.papuaerfgoed.org

E. Busur dan Panah


Busur dan panah adalah senjata tradisional di Papua yang digunakan
untuk berperang dan berburu. Senjata ini digunakan secara bersama-sama.
Busur terbuat dari bambu atau kayu. Sementara tali busurnya terbuat
dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru.

Mengenal Senjata Tradisional 41


39
Senjata Tradisional
Jepang
Jepang termasuk kawasan Asia Timur. Jepang merupakan sebuah
kepulauan yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik di sebelah
utara Korea Selatan. Secara geografis Jepang terletak pada 260LU-460LU
dan 1260BT-1460BT. Adapun batas-batas wilayahnya, yaitu di sebelah
utara dibatasi oleh Pulau Sakhalin, sebelah barat dibatasi oleh Laut Jepang
dan Selat Korea, sebelah selatan dibatasi oleh Laut Cina Selatan, dan
sebelah timur dibatasi oleh Samudera Pasifik.
Jepang memiliki beberapa senjata tradisional yang legendaris, yaitu
katana, wakizashi, naginata, kama dan sebagainya. Senjata tradisional
tersebut masih dapat dijumpai hingga sekarang. Pada umumnya senjata
tradisional Jepang berbentuk pedang. Pada zaman feodalisme di Jepang,
pedang digunakan oleh golongan satria atau prajurit. Golongan ini disebut
samurai. Pedang yang dipakai samurai ada yang panjang dan pendek.
Pedang panjang digunakan untuk menyerang dan bertahan. Sementara
pedang pendek untuk menusuk dirinya sendiri jika diperlukan.

A. Kunai
Kunai merupakan senjata lempar tradisional Jepang yang muncul pada
era Kaisar Tensho. Pada umumnya, kunai dibuat dari besi. Ukuran kunai
yaitu 20-60cm, dan rata-rata 40cm. Dulu kunai digunakan sebagai
peralatan berkebun dan pekerja batu.

42 Mengenal Senjata Tradisional


B. Naginata
Naginata adalah senjata tradisional yang digunakan oleh
para anggota samurai di Jepang. Naginata termasuk dalam
kelas tombak. Naginata terdiri atas pegangan tongkat kayu,
dan golok yang melengkung pada ujungnya. Naginata juga
digunakan dalam ilmu bela diri yang disebut Naginata-
jutsu. Naginata
Sumber:
www.haxims.blogspot.com

C. Shuriken
Shuriken dikenal dengan sebutan bintang ninja.
Shuriken adalah senjata tradisional Jepang yang
umumnya digunakan untuk dilempar ke lawan.
Kadang-kadang shuriken digunakan untuk
menusuk dan memotong arteri lawan. Shuriken
dibuat dari jarum, pisau, dan bahan logam lain. Shuriken
Sumber:
www.haxims.blogspot.com

D. Kama
Kama adalah senjata tradisional yang berasal
dari Okinawa, Jepang. Pada awalnya kama
digunakan untuk pertanian. Biasanya kama
digunakan sepasang. Senjata ini merupakan salah
satu senjata utama ninja yang ujungnya dipasang
gada/rantai. Kama
Sumber:
www.2.bp.blogspot.com

E. Wakizashi
Wakizashi adalah pedang Jepang tradisional. Pedang
ini memiliki panjang mata bilah antara 30-60cm.
Wakizashi digunakan sebagai senjata samurai jika
tidak ada Katana. Wakizashi selalu dibawa oleh
samurai pada setiap waktu. Wakizashi
Sumber:
www.1.bp.blogspot.com

Mengenal Senjata Tradisional 43


310
Senjata Tradisional
Filipina
Filipina merupakan sebuah negara kepulauan di kawasan Asia
Tenggara. Negara ini secara astronomi terletak antara 500LU-210LU dan
1170BT-1260BT. Sementara itu secara geografis Filipina berbatasan dengan
Laut Filipina di timur, Laut China Selatan di barat, dan Laut Sulawesi di
selatan. Pulau Borneo terletak beberapa ratus kilometer di barat daya dan
Taiwan di utara. Maluku dan Sulawesi di selatan, dan di timur adalah Palau.
Penduduk Filipina terdiri atas suku Mestizo, Moro, Negrito dan Igorot.
Di Pulau Mindanau dan Pulau Palawan banyak terdapat suku Moro yang
memeluk agama Islam. Suku Igorot banyak terdapat di Pulau Luzon. Suku
Nigrito merupakan penduduk asli Filipina yang banyak mendiami di daerah
pedalaman. Negara Filipina memiliki beberapa senjata tradisional yang
digunakan penduduk filipina. Beberapa senjata tersebut di antaranya
Kampilan dan Barong.

A. Kampilan
Kampilan merupakan senjata tradisional Filipina
dari suku Moro dari daerah Sulu dan Mindanau.
Kampilan berbentuk pedang panjang dengan ukuran
panjang sekitar 100-112cm.
Hulu (pegangan) kampilan dibuat agak panjang
Kampilan
untuk memungkinkan keseimbangan dengan Sumber:
www.hartcone.multiply.com

44 Mengenal Senjata Tradisional


panjangnya bilah. Oleh karena itu, kampilan dapat digunakan dengan dua
tangan. Hulu biasanya terbuat dari kayu keras dan mempunyai pelindung
tangan yang dibuat sampak.
Pada bagian ujung hulu berbentuk seperti rahang buaya yang sedang
menganga. Ada yang mengatakan bentuk tersebut adalah bentukan ekor
sejenis burung yang ada di Filipina.
Sarung kampilan berbentuk sederhana. Di mana hanya terbuat dari
dua papan kayu yang diberikan coakan pada bagian tengahnya yang
ditelengkupkan dan diikat dengan rotan.
Sampai saat ini kampilan masih dipakai di beberapa suku muslim
Filipina Maguiindanao dan Moro Maranao.

B. Barong
Barong merupakan senjata tradisional di kalangan muslim Filipina,
terutama Tausug di Filipina Selatan. Pada perkembangannya barong juga
ditemukan pada suku Mangyan di daerah Provinsi Luzon Timur. Barong
juga merupakan senjata favorit suku Sultunate di Sulu. Selain itu, barong
banyak digunakan oleh praktisi Kuntau di Mindanao Selatan.

Barong
Sumber: www.hartcone.multiply.com

Pada umumnya barong mempunyai satu sisi tajam. Bilah barong


berbentuk seperti daun yang mengembang, tebal dan berat. Panjang bilah
sekitar 45-55cm, dan panjang hulu sekitar 15-17cm.
Hulu barong cukup unik karena berbentuk kepala burung Kakaktua.
Pada hulu terdapat ring besi berbentuk kerucut sepanjang kurang lebih
10cm yang digunakan untuk menancapkan bilah. Bentuk kepala burung
Kakaktua terbuat dari kayu banati ataupun tanduk kerbau.

Mengenal Senjata Tradisional 45


311
Senjata Tradisional
Australia
Australia adalah sebuah negara di belahan bumi selatan yang
wilayahnya mencakup seluruh benua Australia, dan beberapa pulau di
sekitar Samudera Hindia Selatan dan Samudera Pasifik. Nama Australia
berasal dari kata Australis yang dalam bahasa Latin berarti Selatan. Secara
goegrafis Australia terletak di sebelah utara dengan Indonesia, Timor Leste
dan Papua Nugini (di sebelah utara), Pulau Salomon, Vanuatu dan Kaledonia
Baru (di sebelah timur laut), serta Selandia Baru (di sebelah tenggara).
Penduduk pribumi benua Ausralia disebut Aborigin. Suku Aborigin
memiliki ciri-ciri berkulit gelap, berambut keriting dan mendiami wilayah
benua Australia sejak ribuan tahun yang lalu. Jumlah penduduk pribumi
semakin merosot dengan cepat dengan semakin banyaknya penduduk kulit
putih. Sebagian suku Aborigin ini musnah karena kekerasan alam,
pertempuran antarsuku, atau kekerasan suku pendatang yang mendesak
mereka ke pinggiran lalu lenyap. Penduduk suku Aborigin memiliki senjata
tradisional yang disebut bumerang.
Bumerang merupakan sebuah tongkat bengkok yang jika dilempar
dapat kembali lagi. Gerakan bumerang adalah kombinasi translasi dan
rotasi mirip dengan bilah helikopter. Penduduk suku Aborigin dapat
melempar bumerang membelok dengan cara yang menakjubkan. Mereka
dapat melempar bumerang hingga bergerak lurus sejauh 30 yard,
membuat lingkaran dengan diameter 50 yard, dan kemudian kembali ke
si pelempar.

46 Mengenal Senjata Tradisional


Bomerang
Sumber: www.biocrawler.com

Bumerang dibuat dari kayu keras dan dibengkokkan pada sudut antara
90 -1200. Satu sisinya datar dan sisi lainnya bulat. Tangkai-tangkainya
0

dililitkan sedikit dalam arah yang berlawanan, sehingga kedua tangkainya


miring kira-kira 20 dari bidang yang ditarik melalui pusat bumerang.
Tekanan udara pada tonjolan dari sisi yang dibalutkan, bersama dengan
lilitan yang terbentuk ketika dilemparkan, yang membuat bumerang
berputar-putar dan kembali.
Bumerang terbagi atas dua jenis berikut ini.

1. Bumerang yang dapat kembali


Bumerang yang dapat kembali paling dikenal oleh dunia. Akan tetapi,
penduduk suku Aborigin menganggapnya sebagai mainan. Bumerang ini
dapat digunakan untuk membunuh burung-burung.

2. Bumerang yang tidak dapat kembali


Bumerang ini bentuknya hampir lurus dan lebih berat. Bumerang ini
lebih mematikan seperti senjata daripada bumerang yang dapat kembali.
Konon seorang penduduk suku Aborigin dapat melempar senjata ini, dan
memotong seekor hewan kecil hampir menjadi dua.
Selain bumerang, di Australia terdapat senjata tradisional Taiaha.
Taiaha digunakan untuk serangan singkat atau menikam sesuatu. Senjata
tradisional ini memiliki ukuran panjang sekitar 5-6 kaki. Taiaha dibuat
dari kayu yang salah satu ujungnya diratakan menjadi seperti mata pisau
lebar. Sementara yang lainnya ditipiskan hingga ujung dengan ukiran
wajah.

Mengenal Senjata Tradisional 47


312
Senjata Tradisional
Yaman
Yaman termasuk kawasan Asia Barat Daya. Yaman berada di utara
Semenanjung Arab yang membentang dari Laut Merah di bagian barat
hingga Laut Arab di bagian selatan dan timur.
Yaman memiliki kekayaan ke-
budayaan, di antaranya Jambiya.
Jambiya merupakan salah satu jenis
senjata tradisional sejenis pisau atau
belati yang dipakai setiap pria Yaman
sebagai simbol kehormatan dan
kejantanan.
Jambiya memiliki bentuk me-
nyerupai taji ayam di Bengkulu dan Jambiya dipakai pria-pria di Zaman
Sumber: www.traveladventures.org
Lampung. Akan tetapi, kruwingnya lebih
tegas dan dalam. Jambiya dibuat dengan teknik pembuatan baja Damaskus
(Damaskus Steel) yang agak mirip dengan teknik tempa keris di Indone-
sia. Akan tetapi, kandungan baja pada senjata tradisional ini lebih banyak.
Sarung jambiya terbuat dari logam, terutama perak. Sarung dan hulu
jambiya dihiasi dengan pola hias khas Arab. Bahkan, pada sarung dan hulu
ditambahi dengan hiasan permata dan batu mulia.
Jambiya pernah digunakan oleh serdadu Gurkha. Serdadu Gurkha
adalah tentara sewaan dari Nepal yang menjadi bagian dari tentara Inggris.

48 Mengenal Senjata Tradisional


13
Senjata Tradisional
Peradaban Kuno
Pada masa peradaban kuno terdapat beberapa senjata tradisional yang
digunakan untuk perlindungan diri dari serangan musuh. Beberapa senjata
tradisional dari peradaban kuno yang dapat ditemukan, yaitu Ballista,
Cataphract, Busur Bersilang, Battering ram, dan Crossbow.

A. Ballista
Ballista merupakan senjata artileri pertama di
abad pertengahan, tepatnya di abad ke-11. Ballista
banyak digunakan pada masa Kekaisaran Roma.
Berbagai bentuk dan variasi ballista banyak
ditemukan di sisa-sisa peradaban kuno. Ballista
Sumber:
www.Ballistamultimania.com
B. Cataphract
Cataphract adalah evolusi kuno dari kuda
perang yang meningkatkan perlindungan lapis
baja untuk penunjang maupun kudanya.
Cataphract berasal dari Yunani yang berarti
terlindungi. Sementara itu dalam bahasa Roma
cataphract disebut clibanarii.
Cataphract
Sumber: www.allempires.com

Mengenal Senjata Tradisional 49


Berbagai peradaban dan kerajaan menggunakan cataphract dalam
berbagai cara, memakai mereka dalam grup strategis yang memberikan
efek kejut pada pasukannya di medan perang.

C. Battering Ram
Battering ram adalah persenjataan kuno yang digunakan untuk
mendobrak pintu atau dinding benteng. Senjata ini memberikan pengaruh
besar dalam pengembangan dinding benteng. Senjata ini berupa kayu besar
dan berat yang dibawa beberapa orang dan didorong ke rintangan.

D. Crossbow
Crossbow terkenal sebagai senjata tradisional
pada abad pertengahan, walaupun desainnya
dianggap berasal dari zaman sebelumnya.
Senjata ini memegang peranan penting pada
peperangan, khususnya di abad pertengahan. Crossbow
Sumber: www.crossbowwww.com
Cara menggunakan crossbow dengan
memanfaatkan sebuah tegangan tali busur yang dipertahankan posisinya
sampai pemakai melepaskan tegangan tali busur, dan melepaskan anak
panah ke arah sasaran. Senjata ini memiliki berbagai bentuk, mulai senjata
tangan kecil hingga persenjataan artileri berat (ballista).

E. Busur Bersilang
Busur bersilang merupakan senjata tradisional yang dikembangkan
pada Yunani Kuno dan Asia Timur. Busur bersilang meliputi anak panah
yang ditembakkan. Senjata ini memainkan peran penting dalam
peperangan di Afrika Utara, Eropa dan Asia.
Sumber utama bukti arkeologi busur bersilang yaitu Cina Kuno.
Referensi busur bersilang pertama dapat ditemui pada karya penerus Mozi
dan Sun Zi Bingfa yang ditulis antara tahun 500SM-300 BC SM.

50 Mengenal Senjata Tradisional


Glosarium
Akurasi : Kecermatan, ketepatan.
Basir : Jelas terlihat.
Demang : Wedana pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda
Empu : Orang yang ahli dalam membuat keris.
Gading : Taring yang panjang pada gajah.1
Majal : Tumpul.
Metalurgi : Ilmu tentang pengerjaan logam secara kimiawi dan
secara mekanisme sehingga dari bijih kemudian
diperoleh logam yang berguna.
Mistik : Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia
yang biasa.
Museum : Tempat menyimpan barang kuno.
Pamor : Baja putih yang ditempatkan pada bilah keris.
Pengayauan : Perbuatan mengayau (membunuh orang untuk
diambil kepalanya).
Sampak : Simpai atau gelang-gelang dari besi dan sebagainya
yang dipasang pada hulu pisau, golok dan sebagainya
supaya putingnya jangan goyah.
Strata sosial : Tingkatan masyarakat.
Translasi : Pemindahan semua titik di dalam bidang tertentu
pada jarak dan arah yang sama.
Wafak : Waktu yang telah ditentukan.
Zaman batu : Bagian dari zaman prasejarah ketika manusia masih
hidup di gua-gua, dan menggunakan peralatan dari
batu.
Zaman perunggu : Zaman sesudah zaman batu akhir yang ditandai oleh
adanya peralatan dan sebagainya yang dibuat dari
perunggu.

Mengenal Senjata Tradisional 51


Daftar Pustaka
Hartcone. 2008. Senjata Tradisional Filipina: Barong. http://
hartcone.multyphy.com. Diakses pada 19/4/2010.
Hartcone. 2008. Senjata Tradisional Filipina: Kampilan. http://
hartcone.multyphy.com. Diakses pada 19/4/2010.
Koesni. 2005. Pekem Pengetahuan tentang Keris. Semarang. CV Aneka
Ilmu
Mudzakir, Arief. 2006. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Glo-
bal untuk Siswa SD, SMP, SMA dan Umum. Semarang. CV Aneka
Ilmu.
Salehudin, Ahmad. 2008. Sumpit: Senjata Khas Masyarakat Dayak.
http://asalehudin.wordpress.com. Diakses pada 7/4/2010.
Sikumbang, Herawati. 2010. Tosan Aji, Senjata Tradisional Indonesia.
http://ksupointer.com. Diakses pada 7/4/2010.
Suparti. 2008. Peradaban Jepang. Semarang. PT Bengawan Ilmu.

52 Mengenal Senjata Tradisional

Anda mungkin juga menyukai