Kujang merupakan senjata tradisional dari Jawa Barat yang mana oleh masyarakat Sunda disakralkan dan dianggap magis. Kujang menurut
masyarakat Jawa Barat berasal dari bahasa sunda kuno yaitu kata Kudi dan Hyang.
Kudi yang berarti Senjata dengan kekuatan gaib sedangkan Hyang berarti dewa atau masyarakat sunda mengartikannya kedudukan yang di atas
Dewa. Berarti Kujang adalah pusaka yang mememiliki kekuatan magis yang kekuatannya berasal dari para dewa.
Ukurannya senjata kujang biasanya berkisar antara 20 sampai 25 cm dan digunakan sebagai perlengkapan peralatan pakaian laki-laki.
Peneliti menyimpulkan bahwasanya dari bentuk kujang, kira-kira senjata ini diperkenalkan oleh nenek moyang Sunda yaitu sebelum abad 8 dan
9, namun ada juga pendapat bahwasanya kujang dibuat pada abad 8 dan 9.
1. Peralatan Pertanian, hal ini berdasarkan naskah kuno sanghyang. Masyarakat sunda biasa menggunakannya untuk menebang kayu,
memangkas tumbuhan dan nyacar. atau bisa disebut Kujang pamangkas
2. Sebagai hiasan untuk pajangan. kita bisa saksikan di rumah warga sunda di temboknya dipasang kujang.
3. kujang pusaka. Pada zaman dahulu digunakan sebagai senjata perang.
4. Kujang pusaka, yaitu lambang keagungan dan pelindungan
Jenis Kujang
Selain itu keunikan yang ada pada senjata ini adalah adanya berbagai macam variasi bentuk. Berikut beberapa bentuk jenis senjata kujang yang
terkenal.
slideshare.net
Dari gambar diatas dapat kita simpulkan beberapa bagian dan fungsi senjata kujang diantaranya adalah:
1. Papatuk atau Congo. Kita lihat bagian ini ada di ujung kujang dan bentuknya menyerupai panah. Berfungsi sebagai Pencongkel atau
untuk mencongkel
2. Eluk atau Silih. Bagian ini terdapat pada bagian punggung yang berguna untuk mencabik tubuhnya musuh
3. Tadah. Kita lihat ada lengkungan yang menonjol di bagian perut dan di depannya runcing. Berfungsi untuk menusuk tubuh lawan
4. Mata, Kita lihat di pagian punggungnya terdapat lubang-lubang kecil yang jumlahnya berkisar 5 – 9. Jika tidak ada lubang atau matanya
maka disebut sebagai kujang buta
5. Tonggong. Merupakan bagian tajam di punggung kujang
6. Tadah. Merupakan lengkungan kecil yang ada di bawah perut kujang
7. Paksi. Cincin atau ring di bagian belakang yang bentuknya lancip
8. Selut. Merupakan ring yang terdapat pada pegangan kujang atau ujung gagang
9. Combong merupakan lubang yang ada di gagang kujang
10. Ganja atau landaian merupakan sudut runcing dan arahnya ke ujung kujang
11. Kowak. Merupakan sarung senjata kujang yang bahannya berasal dari kayu samida dan memiliki aroma yang khas. Kesannya seperti ada
daya mistis.
12. Pamor. Bentuknya seperti baris-baris sulangkar atau bintik/bintik yang tergambar di kujang. Pamor berfungsi untuk nilai artistik dan
sebagai tempat menyimpan racun
2. Senjata Tradisional Jawa Barat (Bedog atau Golok)
golokjampang.blogspot.com
Bedog atau Golog merupakan senjata khas dari Jawa Barat. Kita lihat bentuknya besar menyerupai pisau besar makanya disebut golok. Di Tiap
daerah Jawa Barat mungkin kebutuhan dan kegunaan golok atau bedok tersebut berbeda makanya kita akan menjumpai bentuknya yang beragam
dan bervariasi di tiap daerahnya.
tetapi meskipun beragam variasinya dapat kita lihat pada ciri-ciri umumnya, diantaranya adalah Panjangnya sekitar 30 cm-40cm. Ada juga yang
berukuran lebih dari 40cm disebut kolewang atau biasa dipanggil gobang.
1. Bedog Gagaplok. Biasa digunakan untuk memotong dan menyabit rumput atau tanaman lain di kebun
2. Bedok / golok Pameuncitan. Memiliki ukuran panjang berkisar 25 sampai 27 cm dan lebarnya berkisar 3 cm. Berasal dari kata peuncit
yang dalam bahasa sunda berarti sembelih berarti Bedok ini digunakan untuk menyembelih hewan.
3. Bedok / golok Pamoroan atau internasional survival golok . Memiliki ukuran berkisar 40-50 cm dan lebarnya adalah 3,5 cm. Masyarakat
sunda biasanya menggunakannya untuk berburu.
4. Bedok / golok tani. Panjangnya berkisar 25-30cm dan memiliki lebar sekitar 4 cm. Dilhat dari namanya berarti masyarakat sunda
memakainya untuk segala hal kegiatan bertani dan berkebun.
5. Bedok / golok Pamugeulan. Panjangnya berkisar antara 23-24,5 cm dan memiliki lebar sekitar 6 cm. Karena bentuknya yang lumayan
besar masyarakat sunda menggunakannya untuk kegiatan-kegiatan barat seperti menebang pohon. Pada zaman sekarang orang-orang
pada menyebutnya golok kelapa.
6. Bedok / golok Sotogayot. Memiliki panjang 25-27 cm dan lebar 6cm. Masyarakat sunda menggunakannya untuk memotong bambu atau
pengerjaan material bambu.
7. Bedok / golok dapur. Golok ini memiliki ukuran 20 sampai 23 cm dan lebarnya sekitar 4 cm. Dilihat dari namanya saja dapur, berarti
masyarakat sunda menggunakannya untuk kegiatan dapur seperti masak-memasak dan memotong bahan bakar. Akan tetapi golok ini
berbeda dengan golok daging atau pameuncitan.
8. Golok panguseupan. memiliki panjang kira-kira 17-20cm dan lebarnya 3 cm. Nguseup yang merupakan bahasa sunda apabila
diterjemahkan berarti Mancing, berarti golok ini dipakai untuk memancing di sungai atau di laut
9. Golok / bedog cepot. Ukurannya berkisar antara 15-17 cm dan lebarnya diatas 9 cm. Meskipun bentuknya yang indah, golok ini sama
halnya dengan kapak, digunakan untuk membelah.
Bagian Bentuk Golok atau Bedog
1. Untuk gagangnya dinamakan parah
2. Bagian paling utama pada golok yaitu wilah yang mana terbuat dari baja atau besi
3. Di parah atau gagang terdapat bagian yang ditancapkan. Itu dinamakan pangkal
4. Bagian yang tajam disebut beuteng Sedangkan bagian yang tumpul disebut tonggong
5. Di wilah terdapat ujung. Nah ujungnya tersebut dinamakan Congo
6. Untuk sarung bedog atau golok dinamakan serangka
Masyarakat sunda butuh alat untuk menebang pohon besar dan membelah kayunya,makanya dibuatlah Beliung atau biasa kita sebut sebagai
kapak.
Untuk gagangnya saja panjangnya 30-35cm dab terbuat dari kayu. Kelebihannya dibandingkan dengan senjata lain khususnya bedog adalah
bahwasanya baliung ini terbuat dari besi baja yang besar dan dan tebal pada bagian pangkalnya.
Pada zaman dahulu nenek moyang sunda menggunakan patik ini untuk kegiatan berat seperti menebang poh0n untuk membuka hutan dan untuk
kayu bakar. Hebatnya sampai sekarang masyarakat sunda khususnya yang di pedalaman masih memakainya.
menggunakannya untuk memotong rumput yang mana di kasih untuk hewan ternak mereka.
Sebenarnya senjata tradisional ini tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga ada di Madura biasa disebut celurit, sabit khas betawi dll.
Sulimat ini bentuknya adalah sebilah pisau yang ujungnya runcing dan ujung yang berlawanan yaitu ujung gagangnya di tancapkan ke tanah.
Untuk menggunakannya, sebuah kelapa ditancapkan ke pisau yang runcing tersebut kemudian ketika sudah masuk di dorong ke arah lainnya
supaya kulit kelapa sobek.
Senjata tradisional ini hampir mirip dengan pajul namun yang lebih membedakannya adalah balincong ini bentuknya runcing dan tidak lebar.
Biasanya digunakan untuk penggalian tanah atau juga untuk memecah batu.
Balincong ini memiliki 2 sisi mata yang yang tajam yang mana arahnya saling berlawanan. Salah satu sisinya searah dengan gagang dan yang
lainny tegak lurus dengan gagang.
KategoriEdukasiNavigasi Tulisan
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter Beserta Pengertian dan Tujuan
Pengertian Global Warming Adalah Beserta Penyebab dan Dampaknya
Satu pemikiran pada “Senjata Tradisional Jawa Barat | Kujang, Balincong, Patik,
Bedog, Congkrang, Arit, Sulimat”
Propinsi Jawa Barat adalah propinsi yang wilayahnya berada di pulau Jawa dengan penduduknya
sebagian besar berasal dari suku Sunda. Suku Sunda yang tinggal di Jawa Barat ini dari dulu sampai
sekarang termasuk masyarakat yang kuat dalam melestarikan adat dan kebudayaan yang dimilikinya
termasuk pakaian adat Jawa Barat.
Pakaian adat Jawa Barat ini jenisnya tidak hanya satu jenis seperti halnya pakaian adat dari daerah
lain juga memiliki nama dan keunikannya masing-masing. Pakaian adat ini juga sudah mengalami
pengembangan dalam desainnya menjadi lebih modern tanpa meninggalkan ciri khas yang
dimilikinya.
Dalam usaha melestarikan keberadaan pakaian adat yang berasal dari Jawa Barat ini, masih mudah
untuk dijumpai di pasaran baju adat ini baik untuk dewasa maupun pakaian sunda anak perempuan
dan laki laki. Dalam acara-acara tertentu seperti upacara adat atau dalam keseharian pakaian adat dari
Jawa Barat masih banyak orang memakainya meskipun sudah digusur oleh pakaian jaman sekarang.
Dalam pakaian adat Jawa Barat ini ada perbedaan bentuk antara pakaian yang dipakai oleh kalangan
atas, menengah dan bawah. Berikut ini adalah berbagai jenis pakaian adat yang berasal dari Jawa
barat dan penjelasannya dan sebagian informasi tentang pakaian adat ini bisa juga dilihat di wikipedia.
1. Jas Beludru
Pakaian adat Jawa Barat yang pertama ini jika dilihat akan terkesan sangat mewah dan sedikit
menunjukkan keglamoran karena memang pakaian adat jenis ini tidak sembarang orang memakainya.
Pakaian Jas Beludru ini hanya dipakai oleh para kaum Bangsawan atau orang-orang yang berasal dari
kasta atas.
Dinamakan Jas beludru karena bahan yang dipakai dalam membuatnya adalah kain bludru berwarna
hitam dengan sulaman emas yang menghiasinya dan membuat baju adat ini terlihat mewah dan
berkelas. Bentuk yang dimilikinya adalah jas tutup dan paduan celana yang dipakai adalah sama
dengan atasannya yaitu berwarna hitam dan memiliki motif emas yang sama dengan baju.
Pakaian ini delengkapi dengan aksesoris kain yang disebut dengan kain Dodot dengan motif Rengreng
Parang Rusak. Alas kaki yang dipakainya adalah sandal Slop berwarna hitam menyesuaikan dengan
pakaian yang dipakainya juga berbahan kain Bludru dan bermotif manik-manik.
Selain aksesoris berupa alas kaki yang berbahan kain Bludru, ada aksesoris lain yaitu berupa penutup
kepala dan Benten atau sabuk emas. Untuk pasangan wanitanya juga memakai kebaya dengan baju
berwarna hitam dengan bahan Bludru disertai hiasan seperti bros, cincin dan sebagainya.
2. Baju Bedahan
Baju ini adalah pakaian adat yang dipakai oleh masyarakat dari kalangan menengah, sehingga bentuk
yang dimilikinya lebih sederhana daripada pakaian adat yang dipakai oleh para Bangsawan. Bahan
yang dipakainya juga aksesoris yang dipakai pada baju adat kaum menengah ini juga lebih sederhana.
Bentuk bajunya adalah Jas Tutup untuk kaum prianya berwarna putih dan Kebaya untuk kaum
perempuannya. Akan tetapi untuk saat ini warna yang dipilih tidak hanya berwarna putih saja. Alas
kaki yang digunakan untuk pelengkap pakaian adat Jawa Barat ini berupa terompah, sabuk atau ikat
pinggang dan ikat kepala.
Pilihan warna untuk kebaya para wanitanya bagian atas bisa bermacam-macam dengan bawahan
berupa kain Jarik Batik dengan motif yang bermacam-macam juga. Aksesoris yang melengkapinya
seperti kalung, cincin, gelang dan lain-lain.
3. Kebaya Sunda
Kebaya yang dipakai oleh para wanita Jawa Barat bentuknya sama dengan sedikit sekali
perbedaannya dengan kebaya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk pakaian adat Jawa Barat yang
berupa kebaya ini akan terlihat perbedaannya pada bentuk bagian leher khusus untuk kebaya modern.
Jika kebaya lama, bentuknya cenderung sama dengan kebaya dari tetangganya yang tinggal di pulau
Jawa.
Bagian bawahnya berupa kain Jarik dengan motif batik yang bermacam-macam serta aksesoris yang
dipakainya adalah aksesoris umum seperti tusuk konde, giwang, kalung, gelang, cincin dan aksesoris
lainnya.
4. Baju Pangsi
Baju Pangsi ini bisa juga disebut dengan kebaya Sunda dengan bentuk sangat sederhana dan warna
yang tidak mencolok atau lebih kusam. Bentuk yang demikian ini karena Baju Pangsi ini adalah
pakaian adat Jawa Barat yang dipakai oleh masyarakat kelas bawah atau rakyat jelata.
Masyarakat kaum bawah ini adalah rakyat biasa yang pekerjaannya sebagai petani, buruh dan lain
sebagainya dengan tingkat ekonomi rendah. Akan tetapi pada saat ini, pakaian ini juga dipakai oleh
kaum kalangan atas dengan dibentuk yang lebih bagus dan pilihan kain yang lebih bagus lagi.
5. Kain Kebat
Kain Kebat adalah kain yang dipakai sebagai pelengkap baju Kebaya Sunda untuk masyarakat kelas
bawah yang berupa kain dengan corak yang tidak terlalu mencolok dan sering dipakai oleh orang
Sunda dalam kesehariannya.
Selain itu para wanita kelas bawah atau masyarakat biasa juga memakai beuber untuk ikat pinggang,
dan kamisol untuk branya juga alas kakinya cukup menggunakan sandal jepit biasa.
6. Beskap
Bentuk dari Beskap yang merupakan pakaian adat Jawa Barat ini memiliki kesamaan dengan Beskap
yang berasal dari Jawa Tengah atau dari suku Jawa. Beskap Mataraman dengan warna hitam, kain
tebal dan kancing dibuat menyamping adalah bentuk dari Beskap yang berasal dari Jawa Barat ini.
Persamaan ini bisa terjadi karena tinggal di daerah yang sama yaitu pulau jawa dan terpengaruh dari
tetangganya baik itu dari adat dan budaya berupa pakaian adat. Untuk Beskap dari Jawa Barat ini ada
motif pada bagian lengan dan juga ada yang polos. Warna yang dipakai tidak selalu berwarna hitam
tapi bisa biru atau warna lainnya yang penting polos.
Baju adat atau pakaian adat pada saat ini sudah mengalami perkembangan menjadi pakaian adat yang
modern tapi tidak meninggalkan ciri khas aslinya atau yang versi tradisionalnya. Pilihan warna dan
bentuknya dibuat lebih berwarna dengan kreasi pada beberapa bagian sehingga pakaian adat Jawa
Barat Modern ini lebih terlihat anggun dan indah jika dipakai.
Corak yang dipakainya juga masih mencerminkan motif-motif yang berasal dari Jawa Barat
dilengkapi dengan aksesoris yang dipakai oleh perempuannya memiliki bentuk yang sangat kental
dengan suku Sunda.
Bentuk dan pilihan warnanya dibuat lebih modern sehingga menjadi lebih elegan dan anggun ketika
dipakai. Aksesoris pada kepala mempelai wanita ada juga yang memakai sejenis mahkota yang
coraknya sangat khas dengan budaya Sunda.
Dalam keseharian mereka juga ada yang memakai penutup kepala atau ikat kepala yang disebut ikat
Logen dan bentuknya memiliki sebutan Barangbang Samplak. Pakaian ini dipakai dalam kegiatan
sehari-hari mereka.
10. Senjata
Senjata yang paling terkenal dari Jawa Barat khususnya Sunda adalah Kujang. Tapi untuk pelengkap
pakaian adat Jawa Barat juga memakai Keris layaknya pakaian adat dari Suku Jawa yang memakai
Keris sebagai pelengkap untuk pakaian adatnya. Dalam keseharian, para kaum pria juga memakai
golok sebagai pelengkapnya.
Demikian penjelasan tentang pakaian adat Jawa Barat, nama, penjelasan dan sebagainya baik itu yang
bentuknya masih tradisional maupun modern untuk menambah pengetahuan kita tentang budaya yang
berasal dari Jawa Barat.
Semoga informasi yang berkaitan dengan pakaian adat Jawa Barat yang bentuk dan namanya
memiliki kemiripan dengan pakaian adat dari sekitarnya seperti kebaya, jas dan senjatanya dapat
bermanfaat bagi kita semua dan tetap lestari akan keberadaannya.
Makanan khas tradisional daerah Jawa Barat (Jabar) dan keterangan serta gambar, yang mudah dibuat, dan cara membuatnya lengkap kami
sampaikan pada informasi kali ini. Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai budaya Indonesia terkait macam – macam makanan pokok khas
Jawa Barat, baik yang masih ada maupun yang sudah tinggal sejarah saja.
Selain kaya dengan kebudayaan dibidang seni musik, Jawa Barat yang ibukotanya Bandung ini juga memiliki ragam kuliner yang enak dan lezat.
Banyak orang yang penasaran dengan rasanya. Oleh sebab itu, kami berusaha merangkum makanan tradisional Jawa Barat, termasuk juga
informasi tentang makanan khas Sunda juga.
Makanan khas Jawa Barat adalah lanjutan dari artikel yang sudah pernah kami tulis beberapa waktu lalu. Kami menulis judul makanan
tradisional Aceh dan makanan khas tradisional Bengkulu.
Tak cuma itu, informasi mengenai makanan khas Jawa Barat juga diserta dengan asal daerahnya dari berbagai daerah, baik dari kabupaten dan
kota, sebelum pemekaran dan sesudah pemekaran daerah.
Baiklah, tanpa berlama – lama lagi kita bahas satu persatu mengenai makanan yang berasal dari Jawa barat akan dibahas berikut ini.
Kerja rodi ini membuat warga Cirebon ikut disertakan yang akhirnya warga Desa Jamblang membuat nasi dengan bungkus daun jati untuk para
pekerja. Tetapi awalnya hanya memiliki lauk berupa tempe, tahu, dan sambal, tetapi kini telah ada sekitar 40 jenis lauk yang berbeda.
Biasanya Dalam satu porsi, Nasi Jamblang memang hanya menyediakan sedikit nasi dan namun akan ditumpuk dengan puluhan lauk, sehingga
tampak lebih bervariasi. Apalagi pembungkusannya yang memakai daun jati, maka bisa menciptakan aroma dan rasa khas kepada nasi, belum
lagi daun jati bisa membuat makanan lebih tahan basi.
2. Lepet Kuningan
Hampir semua masyarakat Jawa sudah sangat akrab dengan kuliner yang satu ini. Umumnya kuliner tradisional Jawa Barat ini kerap disajikan
saat acara hari raya Idul Fitri hingga Idul Adha. Salah satu jenis lepet adalah lepet kuningan dengan ciri khasnya terletak pada warnanya yang
kecokelatan, berbeda dengan lepet lain yang agak menguning.
Seperti kebanyakan Lepet, Lepet asal Kota Udang ini juga dibuat memakai Ketan putih dan dibungkus dengan media daun kelapa. Bungkus
tersebut nantinya akan diikat menggunakan tali dari bambu atau jenis tali lain agar adonan ketan tidak berceceran saat dimasak.
Meski tergolong makanan yang sederhana, namun nyatanya lepet memiliki angka gizi yang cukup tinggi, itu dikarenakan oleh adanya Ketan
Putih. Khasiat makanan tradisiona ini adalah mampu mengurangi atau meredakan batuk dan juga dipercaya mampu membuat uap di paru-paru
terkikis.
3. Nasi Lengko
Nasi Lengko merupakan perpaduan antara Nasi dengan Isian yang berupa sayur dan gorengan, seperti tahu dan tempe goreng, serta daun kucai,
mentimun, dan tauge. Untuk memperlengkap dan menciptakan rasa yang enak, ditambah pula dengan taburan saus kacang yang memiliki rasa
gurih.
Makanan tradisional asli dari daerah Cilacap ini juga sering disebut banyak orang dengan Sego Lengko, mengingat bahasa daerahnya nasi adalah
Sego. Kuliner khas tersebut bahkan memiliki nilai gizi yang cukup besar, hal ini disebabkan adanya tahu dan tempe membuatnya memiliki
kandungan protein yang tinggi.
4. Mie Kocok
Nama mie kocok sepertinya tidak sepopuler mie ayam yang telah terlebih dahulu menjadi masakan yang ada hampir di seluruh Indonesia. Tetapi
popularitas masakan tradisional dengan bahan utama mie telur ini sangat tersohor di Jawa Barat (Jabar), khususnya daerah Bandung.
Untuk penyajiannya, dalam satu porsi mie kocok sendiri, bisa diisi dengan mie telur, sawi, tauge, dan daun bawang, namun karena semakin
banyak peminatnya, isian seperti daging dan bakso juga masuk ke dalam mangkuknya. Meskipun penggunaan bakso dan daging bisa
membuatnya mirip dengan mie ayam atau mie bakso, namun penggunaan mie telur dan rasa kuahnya-lah yang bisa membedakannya. Sebagai
salah satu makanan khas Jawa Barat mie kocok sendiri cukup banyak peminatnya baik dari warga sekitar maupun para wisatawan.
Baca : Upacara Adat Jawa Barat
5. Karedok
Makanan khas provinsi Jawa Barat yang bernama Karedok merupakan kuliner tradisional dengan bahan dasar sayur-sayuran segar yang
disajikan bersama siraman bumbu kacang. Makanan dengan nama Karedok bisa dibilang mirip dengan makanan gado-gado atau pecel, tetapi
perbedaannya pada pemakaian sayurnya yang disajikan dalam keadaan mentah.
Beberapa sayuran yang bisa dijadikan sebagai Karedok adalah Timun, Daun Kemangi, Kacang Panjang, Kol, Terong, dan Tauge, kesemuanya
akan dipotong kecil-kecil dan disajikan dalam keadaan mentah. Rasa makanan ini tetap lezat meski bahannya. Hal ini karena penggunaan bumbu
kacangnya yang menimbulkan rasa pedas gurih pada sayuran.
6. Dorokdok
Penamaan Dorokdok pada makanan khas tradisional Jawa Barat lengkap satu ini sendiri didapat dari suara yang muncul ketika memakan
Dorokdok, yaitu akan menghasilkan suara ‘dorok dok dorok dok’. Adanya suara tersebut dikarenakan renyahnya kerupuk dengan bentuk
memanjang ini.
Perlu diketahui, yang membuat olahan asal Garut ini unik adalah, jika berbeda penggunaan kulitnya, nantinya juga akan menciptakan rasa yang
berbeda pula. Misalnya apabila yang dipakai adalah kulit sapi, selain renyah nantinya juga akan menciptakan rasa gurih, sedangkan apabila dari
kulit kerbau, maka rasa yang dihasilkan lebih manis dan renyah.
7. Tapai Ketan
Tapai Ketan termasuk makanan khas Jawa Barat, tapi seperti pada umumnya yang dibuat dengan cara difermentasi, begitu juga dengan Tapai
Ketan yang menjadi olahan khas daerah Kuningan. Pembuatan Tapai Ketan tersebut memakai bahan dasar beras Ketan, entah itu ketan hitam
maupun putih, namun kebanyakan memakai yang ketan putih.
Selain itu, olahan Tapai yang dibuat dari ketan putih kerap diwarnai dengan daun katuk agar memiliki warna hijau alami. Sedangkan untuk
bungkusannya kerap didapat dari daun jambu hingga daun pisang. Pemilihan daun pisang biasanya lebih sering karena untuk memberikan
identitas makanan khas Jawa Barat yang termasuk ke dalam kekayaan kuliner nusantara.
Baca : Permainan Adat Jawa Barat
8. Tahu Kuningan
Sepertinya makanan Tahu memang sudah umum masyarakat mengenalnya. Hanya saja Tahu Kuningan khas Jawa Barat ini mempunyai
keunikan tersendiri.
Umumnya, tahu akan dibuat dengan biji kedelai dengan proses fermentasi untuk bisa mendapatkan olahan tahu yang sempurna. Proses tersebut
juga terjadi pada pembuatan tahu Kuningan, yang membedakan dengan tahu normal adalah bentuknya yang lebih padat dengan rasa gurih.
Untuk ukuran dari makanan cemilan khas Jawa Barat ini juga tidak terlalu besar, karena hampir mirip dengan tahu Sumedang, namun Tahu
Sumedang punya isian kopong. Karena tekstur dan isiannya yang lebih padat, Tahu Kuningan sangat tepat dimakan sebagai cemilan maupun
lauk, karena bisa mengenyangkan perut.
9. Rujak Kangkung
Jika makanan dengan nama rujak biasanya identik dengan buah-buahan maka berbanding terbalik dengan rujak kangkung, karena yang dijadikan
sebagai bahan bakunya adalah sayur kangkung, bukan buah. Makanan khas Jawa Barat ini memang terasa nikmat sekali, apalagi bagi para
pecinta sayur kangkung.
Ada kelebihan tersendiri terkait dengan penggunaan Kangkung. Kelebihan dari penggunaan kangkung adalah untuk mendapatkannya yang lebih
mudah, dan juga karena sifatnya yang kering alias tak berair, bisa membuat rasa pedas bumbunya semakin terasa. Selain itu, yang membuatnya
unik adalah dalam bumbunya ada bahan dari asam Jawa, sehingga bisa menghasilkan rasa pedas dan sensasi rasa masam.
Secara umum, Dodol dibikin memakai tepung ketan, parutan kelapa, dan gula merah, itu adalah rasa original dari panganan ini. Memang masih
sederhana, karena diawal kemunculan makanan khas Jawa Barat dari tepung ketan, yaitu tahun 1920-an, masih sedikit penjual dan kreatifitas
pembuatnya.
Baca : Tarian Adat Jawa Barat
Tidak cuma Tauge saja yang ada dalam satu porsi makanan khas budaya Jawa Barat ini, karena akan ada mie rebus dan tambahan potongan
ketupat dalam satu porsinya, serta tak lupa ada siraman kuah oncom yang semakin menambah cita rasa serta kenikmatan dari makanan ini.
Selain membuat berbeda, adanya kari juga memberi kesan rasa gurih dan lebih enak disantap dengan aroma dagingnya yang sedap dilidah.
Terdapat dua jenis daging untuk pembuatan karinya, yaitu daging sapi dan sapi ayam. Dalam satu porsi lengkapnya terdapat telur rebus, dan
ditaburi kedelai goreng serta bawang goreng. Wah lezat ya!
Kesemua daging tersebut memiliki tekstur yang lembut di mulut serta akan bercampur dengan gurihnya kuah soto. Seperti kebanyakan soto-soto
lain, soto kuning juga akan terasa lebih lengkap dan lebih enak bila dimakan dengan nasi hangat. Tak lupa juga kehadiran sambal bisa membuat
lidah kamu ingin terus bergoyang menikmatinya.
14. Chocodot
via Jualo
Kuliner ini merupakan perpaduan atau campuran dari coklat dan dodol. Chocodot dibuat oleh orang yang bernama Kiki Gumelar, pemberian
nama Chocodot tersebut didapatkan dari kependekan Chocolate with Dodol Garut dan masyarakat kerap menyebutnya cokelat dodol. Bentuk
makanan ini bulat seperti bakpao, namun agak kecil, dengan varian rasa yang beragam, tergantung jenis cokelat yang dipakai.
Terdapat aneka rasa pada Chocodot, yaitu ada yang rasa cokelat pahit, cokelat susu, dan ada cokelat dengan tekstur lembut di mulut.
Kesemuanya bahkan dinamai dengan kata-kata gaul anak zaman sekarang, seperti cokelat anti galau, enteng jodoh, hingga cetar membahana.
15. Doclang
Doclang adalah makanan yang terdiri dari ketupat, tahu, telur, kentang, serta ada siraman bumbu kacang mengitarinya. Terkesan sangat mirip
bukan dengan ketoprak-nya Jakarta maupun kupat tahu-nya Bandung, tetapi ada banyak yang membedakan antara ketiganya. Makanan khas
Jawa Barat satu ini mempunyai karakteristik yang bikin lidah bisa bergoyang karena memakai cabe yang pedas, namun bagi yang tidak suka
pedas bisa request untuk tidak diberikan cabe pedas.
Jika ditelusuri lebih jauh, adanya kentang menjadi perbedaan paling menonjol diantara ketiganya, selain itu, pembungkusan ketupat yang
memakai daun patat juga berbeda dari dua olahan di atas.
Tarian Tradisional dari daerah Jawa Barat (Jabar) disertai gambar dan
penjelasannya disampaikan secara lengkap pada informasi kali ini. Merupakan
bagian dari adat Jawa Barat ini layak untuk diketahui banyak orang se –
indonesia.
Banyak nilai yang terkandung pada tarian tradisional daerah Jawa Barat, ada
nilai sosial budaya dan ada juga nila filosofis. Tidak jarang sebuah seni tari
mencerminkan potret kehidupan yang terjadi dimasyarakat setempat.
Contohnya tari yang berasal dari daerah Sumatera Selatan mencerminkan
seorang wanita yang sedang menenun kain songket. Hal ini juga terjadi pada
budaya tari daerah Jabar.
Selain tarian Jawa Barat, di blog ini sudah banyak juga ulasan seputar budaya
Jawa Barat, ada lagu daerah Jawa Barat yang bisa Anda baca guna mengenali
musik tradisional Jawa Barat. Kemudian alat musik tradisional Jawa Barat yang
memiliki keunikan baik dari bentuk maupun alunan suaranya. Tak sampai disitu,
kami juga sudah menulis mengenai pakaian adat Jawa Barat yang khas dengan
corak dan warnanya.
Dan tak lupa pula kami menuliskan untuk pembaca rumah adat Jawa Barat yang
tidak kalah menariknya dengan bangunan rumah dan gedung zaman sekarang
yang dihasilkan para arsitek.
Nah, untuk tarian, kami sudah menuliskan tarian adat daerah Sumatera
Utara dan tarian adat Sumatera Barat serta tarian adat Papua pada beberapa
waktu yang lalu.
Terkait dengan topik kali ini, kami telah berhasil mengumpulkan beberapa tarian
daerah yang berasal dari Jawa Barat.
Daftar Isi
1. Tari Jaipong
Tari Jaipong merupakan tarian yang berasal dari Bandung provinsi Jawa Barat.
Nama lain dalam tari ini adalah Jaipongan yaitu sebuah genre seni tari yang lahir
dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya
pada kesenian rakyat menjadikannya mengetahui dan mengenal betul
perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran
atau Ketuk Tilu.
Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari
beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari
atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan.
2. Tari Topeng
Merujuk kepada sejarah, pagelaran Tari Topeng diawali di Cirebon tepatnya pada
abad ke-19 yang dikenal dengan Topeng Bahakan. Menurut T. Tjetje Somantri
(1951) daerah Jawa Barat antara lain Sumedang, Bandung, Garut dan
Tasikmalaya pada tahun 1930 didatangi oleh rombongan topeng berupa wayang
wong dengan dalangnya bernama Koncer dan Wentar. Berdasarkan data historis
inilah teori awal munculnya tari topeng ke Jawa Barat (Priangan) ditetapkan
sebagai awal perkembangan Tari Topeng Priangan.
3. Tari Wayang
Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada
abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh
seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan
Tasikmalaya.
Berdasarkan segi penyajiannya tari wayang dikelompokkan menjadi 3 bagian
antara lain, yaitu: tari Tunggal, Tari Berpasangan dan Tari Massal.
Tari wayang memiliki tingkatan atau jenis karakter yang berbeda misalnya
karakter tari pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk
tokoh Subadra dan Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi.
4. Tari Kursus
Tari Kursus merupakan perkembangan dari tari Tayub yang tumbuh dan
berkembang pada masa keemasan kaum bangsawan tempo dulu.
Tari kursus berdiri pada 1927 yang dikenal dengan nama perkumpulan
Wirahmasari pimpinan R. Sambas Wirakusumah dari Ranca Ekek Bandung. Tari
Kursus merupakan salah satu tarian yang diajarkan secara sistematis dan
mempunyai patokan atau aturan tertentu dalam cara membawakannya.
5. Tari Merak
Tari Merak merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Pasundan
Jawa Barat. Tari ini menggambarkan ekspresi kehidupan burung merak. Tata
cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh
Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.
Seiring perkembangan zaman dan bergulirnya sang waktu, Tari Merak Jawa
Barat ini telah mengalami perubahan dari gerakan asli yang diciptakan oleh
Raden Tjetjep Somantri. Adalah Dra. Irawati Durban Arjon yang berjasa
menambahkan beberapa koreografi ke dalam Tari Merak versi asli. Sejarah Tari
Merak tidak hanya sampai disitu karena pada tahun 1985 gerakan Tari Merak
kembali direvisi.
6. Tari Topeng Dinaan
7. Tari Serimpi
Tari Serimpi ini memiliki keunikan, yaitu tari yang selalu dibawakan oleh 4 penari,
karena kata Srimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya pada Srimpi Renggowati
penarinya ada 5 orang. Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata
“impi” atau mimpi. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang 3/4 hingga 1
jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi.
8. Tari Gambyong
Tarian Bedhaya Ketawang sering dilihat dalam beberapa aktivitas seperti suatu
upacara penobatan raja, festival atau pertunjukan. Bedhaya Ketawang
dimainkan oleh 9 penari. Masing-Masing penari mempunyai tugas dan nama
khusus. Nama mereka adalah Batak (penari pertama), Endhel Ajeg, Endhel
Weton, Apit Ngarep, Apit Mburi, Apit Meneg, Gulu, Dhada, dan Boncit.
Tarian ini pada umumnya ditemani oleh Musik Jawa Orkes yang disebut
Gamelan. Gamelan ini dinamai Gamelan Kyai Kaduk Manis yang terdiri dari dari
banyak instrumen musik seperti kendhang Ageng ( kendhang besar), Kendhang
Ketipung, Kenong, dan kethuk
Tari Barong Blora adalah salah satu kesenian rakyat yang sangat populer di
kalangan masyarakat Blora. Alur cerita bersumber dari hikayat panji. Di dalam
seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti spontanitas, sederhana,
keras, kompak yang dilandasi kebenaran. Kesenian barongan berbentuk tarian
kelompok yang terdiri dari tokoh Singo Barong, Bujangganong, Joko
Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan Berkuda, serta prajurit.
Tarian Aplang ini merupakan tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten
Banjarnegara. Pada zaman dahulu Tari Aplang digunakan untuk syiar Agama
Islam.
Aplang berasal dari kata ‘Ndaplang’ yang memiliki arti tangan digunakan seperti
gerakan silat. Tarian ini ditarikan oleh remaja putra-putri dengan diiringi rebana,
bedug, kendang dan nyanyian syair salawatan. Kostumnya model Islam Jawa
yang indah dipandang mata. Kembali ke Jatidiri Bangsa Kabupaten
Banjarnegara.
Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan,
keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan.
Karena sarat dengan Dewa dan Dewi, tarian ini sangat kental budaya hindunya.
Tari ini dibagi menjadi 3, yaitu: Bondan Cindogo, Bondan Mardisiwi, dan Bondan
Pegunungan/ Tani. Tari Bondan Cindogo dan Mardisiwi melambangkan seorang
ibu yang menjaga anaknya yang baru lahir dengan hati-hati dan dengan rasa
kasih sayang . Tapi Bondan Cindogo satu-satunya anak yang ditimang-timang
akhirnya meninggal dunia. Sedang pada Bondan Mardisiwi tidak, serta
perlengakapan tarinya sering tanpa menggunakan Kendhi seperti pada Bondan
Cindogo.
Konon, kesenian ini timbul pada masa berkobarnya perang Aceh di jaman
Belanda yang kemudian meluas ke daerah lain.
Seiring berjalan waktu, tarian ini mengalami persesuaian dengan gaya Surakarta.