Anda di halaman 1dari 32

PENGANTAR

ASURANSI
ASOSIASI ASURANSI UMUM INDONESIA
SILABUS
1 SEJARAH ASURANSI
Konsep dan perkembangan asuransi dari jaman sebelum masehi
sampai masa kini
.

2 HUBUNGAN ANTARA RISIKO DAN ASURANSI


Pengertian risiko, dan beragam risiko dalam bisnis yang dapat
diasuransikan.

3 PEMBAGIAN ASURANSI
Definisi dan penggolongan asuransi serta bagaimana asuransi
mengelola premi

4 FUNGSI ASURANSI
Aneka manfaat asuransi baik untuk kehidupan pribadi, usaha,
maupun sosial
.
SEJARAH ASURANSI

Konsep dan perkembangan asuransi dari jaman


sebelum masehi sampai masa kini
2500 SM
• Para pedangan di Babylonia dapat mengalihkan kepada
krediturnya, risiko kerusakan atau musnahnya barang
dagangan akibat suatu musibah dengan membayar bunga
SEBELUM lebih tinggi. Apabila barangnya musnah misalnya dibajak
oleh penyamun, pedagang tidak perlu membayar kembali
MASEHI hutangnya karena kreditur sudah menganggap lunas
(dikenal dengan nama “Code of Hammurabi”)

• Para tukang batu di Mesir membentuk organisasi yang


mengumpulkan iuran dari anggotanya untuk dipergunakan
membantu keluarga dari anggota yang meninggal.
1. Jenis asuransi yang lahir pertama kali adalah Asuransi
Angkutan Laut (Marine Insurance), lahir pada Abad ke 13 di
MASA KINI Itali, kemudian menyebar melalui para pedagang ke Inggris,
dalam bentuk sederhana.
AWAL Para pemilik kapal atau barang mengedarkan surat penawaran
pertanggungan yang berisikan informasi tentang risiko kapal
ASURANSI dan barang serta syarat-syarat ganti rugi yang dikehendaki.
Mereka yang setuju diminta menuliskan bagian dari risiko yang
LAHIR bersedia ditanggungnya (disebut Penanggung).
Apabila terjadi musibah, mereka berkewajiban membayar ganti
rugi sebanyak bagian yang ditanggungnya.
Pada saat itu mereka biasanya berkumpul di kedai kopi milik
Edward Lloyd, Kedai Kopi ini terkenal dengan sebutan Lloyd’s
of London yang hingga saat ini diabadikan namanya sebagai
pusat transaksi perasuransian Internasional.
2. Jenis asuransi berikutnya adalah Asuransi Jiwa yang lahir pada
tahun 1536. sekelompok penanggung asuransi angkutan laut
MASA KINI bersepakat menanggung risiko kematian rekan mereka
bernama William Gybson selama masa 1 tahun. Tanpa diduga
AWAL William Gybson meninggal dalam masa pertanggungan .
3. Pada tahun 1666 terjadi kebakaran besar di kota London, lebih
ASURANSI dari separuh yang ada dikota itu musnah dimakan api. Nicholas
Barbor seorang Doktor Fisika melihat peluang bisnis dan
LAHIR memutuskan menjadi kontraktor pembangunan kembali kota
London dan melihat perlunya para korban kebakaran dilindungi
dari kerugian finansial. Untuk itu Nicholas Barbon mendirikan
sebah badan usaha yang menjual ‘perlindungan’ terhadap
bencana kebakaran. Perusahaan yang berdiri tahun 1680 itu
diberi nama “Fire Office of London”.
PERIODE PENJAJAHAN BELANDA
MASA KINI
• Pada tahun 1845 Belanda mendirikan perusahaan asuransi di
ASURANSI tanah air dengan nama Nederlandsh Indisch Leven
Verzekering En Liefrente Maatschappij (NILMIY).
DI • Produk yang dihasilkan dari perusahaan asuransi tersebut juga
INDONESIA masih sangat terbatas, yaitu terhadap risiko kebakaran dan
pengangkutan. Pada saat itu asuransi juga belum diberlakukan
terhadap pribumi karena adanya monopoli yang dijalankan
oleh negara-negara berkepentingan seperti Inggris dan
Prancis.
PERIODE SETELAH KEMERDEKAAN
• Asuransi di Indonesia mulai berkembang dan dapat dirasakan oleh
MASA KINI masyarakat pribumi setelah kemerdekaan RI.
• Pada akhirnya, asuransi milik Belanda yang bernama Nederlandsh Indisch
ASURANSI Leven Verzekering En Liefrente Maatschappij (NILMIY) diambil alih oleh
pemerintah Indonesia dan namanya diganti menjadi PT. Asuransi Jiwasraya.
DI Setelah itu disusul oleh Asuransi Jiwa Boemi Poetra 1912 pada tahun 1912.
• Penggabungan PT Asuransi Bendasraya dan PT. Umum Internasional
INDONESIA Underwriters menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau yang lebih akrab
dengan Asuransi Jasindo.
• Demi kesejahteraan masyarakat pemerintah Indonesia juga membuat
perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang asuransi seperti
Asuransi Jasa Rahardja (yang berfokus pada risiko lakalantas), Perum
Taspen (asuransi dan tabungan pegawai negeri), Perum Asabri (asuransi
untuk AKABRI), dan Jamsostek (asuransi tenaga kerja perusahaan swasta).
• Kemudian pada tahun 80-an, sudah banyak perusahaan-perusahaan
asuransi yang berdiri di Indonesia seperti Allianz, CIGNA, AIA Financial, dan
lain sebagainya.
HUBUNGAN ANTARA ASURANSI
DENGAN RISIKO

Pengertian risiko, dan beragam risiko dalam bisnis


yang dapat diasuransikan
RISIKO
“Uncertainty as to the outcome of an event when
two or more possibilities exist”
(The Committee on Insurance Terminology - 1966)
DEFINISI  Ketidakpastian suatu peristiwa, contoh : kerugian
RISIKO ekonomis /keadaan yang memburuk
 Ketidakpastian suatu peristiwa dalam waktu
tertentu, contoh : gagal mencapai target yang
sudah direncanakan
 Jika risiko menimpa aset (tangible/intangible) maka
nilai ekonomis aset tersebut akan berkurang/hilang,
contoh : mobil bekas tabrakan menjadi besi tua
RISIKO
Pure Risk ( risiko murni )
Akibat suatu peristiwa hanya 1 = kerugian
finansial.
KARAKTERISTIK Contoh: musibah kebakaran, bencana alam,
tabrakan, perampokan, sakit, kematian.
RISIKO
Speculative Risk ( risiko spekulatif )
Akibat suatu peristiwa ada 2 = untung atau rugi.
Contoh: beli saham, judi.
Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Hanya risiko
murni yang dapat diasuransikan. Risiko spekulatif
tidak dapat diasuransikan.
RISIKO
Risiko dinamis
Manusia (keamanan dan kesehatan lingkungan
kerja), Teknologi (gagal membuat produk baru),
RISIKO DALAM Manajerial (perubahan selera konsumen),
BISNIS Ekonomi (inflasi), Politik (terorisme).

Risiko statis
Manusia (sakit, cedera, kerampokan), Teknis (alat
rusak), Legal (tanggung jawab produk baru),
Lingkungan (gempa bumi, banjir)
.
Suatu RISIKO dapat diasuransikan jika :
1. Kapan terjadinya tidak dapat dipastikan sebelumnya
2. Jika terjadi, pasti menimbulkan kerugian yang dapat
RISIKO dinilai dengan uang
3. Terjadi tiba-tiba
DAPAT 4. Tanpa direncanakan
DIASURANSIKAN 5. Risiko justru ingin dihindari
6. Dapat dilihat secara fisik
7. Dapat pula tidak terlihat (hilangnya keuntungan yang
diharapkan sebagai dampak dari terjadinya risiko)
8. Memenuhi hukum bilangan besar (the law of large
number)
PEMBAGIAN ASURANSI

Definisi dan penggolongan asuransi serta


bagaimana asuransi mengelola premi
Dari sudut hukum dalam pasal 1 UU No. 2 tahun 1992:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara


dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
DEFINISI mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kerugian
ASURANSI keuangan tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti; atau Untuk melakukan pembayaran sejumlah uang
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan”
ASURANSI
 Sarana / cara untuk memindahkan risiko
kerugian,
 dari satu pihak (yang seharusnya menanggung
DEFINISI risiko tersebut),
ASURANSI  kepada pihak lain (yang bersedia menerima
pengalihan risiko tersebut),
 dengan cara membayar premi asuransi, yaitu
mengeluarkan biaya yang relatif kecil namun
mampu memberikan kepastian (guaranteed small
loss),
 untuk mencegah kerugian dalam jumlah besar
atau bahkan luar biasa besar dikemudian hari.
PEMBAGIAN ASURANSI
ASURANSI UMUM
(GENERAL INSURANCE)
• Unsur Proteksi
Dikelola oleh :
02
PEMERINTAH / SWASTA
. ASURANSI SOSIAL
(SOCIAL INSURANCE)
ASURANSI JIWA (LIFE INSURANCE) • Unsur Proteksi
Dikelola oleh :
• Unsur Proteksi
• Unsur Proteksi & Investasi. 01 03 PEMERINTAH
Dikelola oleh :
PEMERINTAH / SWASTA

ASURANSI KESEJAHTERAAN SOSIAL


 No 1 – 3 diatur dalam UU No. 2 Tahun 1992 (SOCIAL SECURITY INSURANVCE)
tentang Usaha Perasuransian
 No. 4 diatur dalam UU No. 11 Tahun 2009
04 • Unsur Proteksi.
Dikelola oleh :
tentang Kesejahteraan Sosial PEMERINTAH / SWASTA
ASURANSI JIWA (LIFE INSURANCE)
Apa saja yang dapat Masa berlaku akta Risiko yang ditanggung :
diasuransikan : kontrak (polis)
asuransi :
 Kemampuan untuk  1 tahun untuk asuransi  Meninggal dunia
mendapat penghasilan kesehatan dan  Sakit
setelah mengalami kecelakaan  Cacat
musibah / memasuki masa  > 1 tahun (asuransi  Pendapatan tetap
pensiun pendidikan) bahkan setelah pensiun
 Biaya rawat inap / sampai usia nasabah
pengobatan mencapai 90 tahun
 Biaya pendidikan di masa (whole life)
depan
 Biaya melunasi agunan /
kredit bank
ASURANSI UMUM (GENERAL INSURANCE)
Apa saja yang dapat Masa berlaku akta Risiko yang ditanggung :
diasuransikan : kontrak (polis)
 Bangunan berikut isi bangunan asuransi :  Kerugian finansial akibat
(perabot, mesin)  Beberapa jam untuk kebakaran, petir, kejatuhan
 Kegiatan konstruksi (bangunan, asuransi uang, pesawat, perampokan,
jembatan, PLTU)  Beberapa hari/minggu tabrakan, banjir, gempa
 Kehilangan pendapatan yang untuk asuransi
semestinya diperoleh jika tidak
bumi, kerusuhan,
perjalanan, asuransi pembajakan, tenggelam,
terjadi musibah
 Kendaraan / alat transportasi pengangkutan kelalaian, dll
 Barang / mesin dalam perjalanan  12 bulan untuk asuransi  Akibat dari sakit = biaya
(ekspor / impor) kebakaran, asuransi rawat inap, sisa tagihan
 Barang pribadi (laptop, handphone) kendaraan kartu kredit, hilang uang
 Uang (uang milik sendiri / milik  Lebih dari 12 bulan
nasabah, sisa hutang, uang muka
muka perjalanan
untuk asuransi kredit  Akibat dari meninggal =
perjalanan, uang jaminan proyek)
 Biaya dokter / biaya rumah sakit / kehilangan penghasilan,
biaya obat / biaya ambulans / sewa sisa tagihan kartu kredit /
pesawat untuk evakuasi sisa hutang KPR
 Tanaman / hewan / pesawat
terbang / satelit
ASURANSI SOSIAL (SOCIAL INSURANCE)
Apa saja yang dapat Masa berlaku akta Risiko yang ditanggung :
diasuransikan : kontrak (polis)
asuransi :
 Kemampuan untuk  Mulai dari beberapa  Meninggal dunia
mendapat penghasilan menit / jam / hari  Sakit
setelah mengalami (selama naik kendaraan  Cacat
musibah / memasuki masa umum), sampai puluhan  Pendapatan tetap
pensiun tahun selama menjadi setelah pensiun
 Biaya rawat inap / karyawan perusahaan
pengobatan
Contoh Asuransi Sosial:
 Jasa Raharja
 ASABRI
 TASPEN
ASURANSI KESEJAHTERAAN SOSIAL
(SOCIAL SECURITY INSURANCE)
Bentuk Jaminan Sosial: Peserta Asuransi Ditujukan untuk :
Kesejahteraan Sosial :
1. Asuransi Kesejahteraan  khusus untuk orang  Fakir miskin, lanjut
Sosial, tidak mampu dan tidak usia terlantar, anak
terjamin oleh sistem yatim piatu terlantar,
2. Bantuan Langsung asuransi sosial pada penyandang cacat
Berkelanjutan umumnya yang berbasis fisik, cacat mental)
pada kontribusi peserta.
FUNGSI ASURANSI

Aneka manfaat asuransi baik untuk kehidupan


pribadi, usaha, maupun sosial
FUNGSI UTAMA
ASURANSI
Risiko akan dialihkan pada perusahaan
asuransi sebagai pihak penerima risiko
(Penanggung). Sehingga jumlah
ketidakpastian kerugian yang diderita
oleh nasabah akibat suatu peristiwa
yang tidak terduga akan diganti oleh
pihak asuransi dalam bentuk
manfaat/ganti rugi atau santunan klaim
karena nasabah telah membayar premi.
1. Pengalihan Risiko
(Risk Transfer)
FUNGSI UTAMA
ASURANSI
Dana yang bersumber dari nasabah
akan dihimpun dan kemudian oleh
perusahaan asuransi dana tersebut
akan di dikelola sedemikian rupa
supaya dapat berkembang. Hasil dari
pengelolaan uang dari nasabah
nantinya akan digunakan untuk
membayar ganti rugi apabila nasabah
mengalami kejadian yang tak terduga
2. Pengumpulan dana dan merugikan.
(Common Pool)
FUNGSI UTAMA
ASURANSI
Perusahaan asuransi akan mengatur
agar pembayaran premi seimbang
dengan risiko yang akan ditanggung
oleh pihak asuransi.
Jumlah premi akan ditentukan dengan
berdasarkan tarif premi yang dikalikan
dengan nilai pertanggungan

3. Penyeimbangan Premi
(equitable premium)
1. Merangsang Pertumbuhan Usaha (Stimulus to
FUNGSI Business Enterprise) : Jumlah premi yang
dibayarkan kepada penanggung hanya sebahagian
SEKUNDER kecil dari dana yang perlu disediakan untuk
pembentukan dana di luar metode asuransi. Dana
ASURANSI cadangan lebih baik untuk investasi
2. Keamanan (Security) : Dengan asuransi, tertangung
(1/4) merasa lebih aman sehingga tertanggung dapat
berkonsentrasi pada peningkatan dan
pengembangan usaha/pekerjaan tanpa perlu
khawatir terhadap kerugian-kerugian yang dapat
timbul
3. Pencegahan kerugian (Loss Prevention) :
FUNGSI Perusahaaan asuransi memiliki surveyor yang terlatih
dalam mengindikasi resiko-resiko potensial baik
SEKUNDER dalam proses produksi, penyimpanan/penumpukan
barang, penggunaan listrik, dsb. Dengan saran dari
ASURANSI surveyor ini, tertanggung dapat mencegah terjadinya
kerugian pada harta benda mereka apabila resiko-
(2/4) resiko tersebut terjadi.
4. Pengendalian Kerugian (Loss Control) : Para
surveyor asuransi juga dapat membantu para
FUNGSI tertanggung dalam usaha mengendalikan kerugian
SEKUNDER yang telah terjadi. Sebagai contoh, surveyor ini
memberikan saran-saran bahwa suatu bangunan
ASURANSI harus mempunyai pintu yang cukup lebar dengan
jumlah yang cukup banyak, sehinggs jika terjadi
(3/4) kebakaran maka tertanggung akan lebih mudah
mengeluarkan barang-barangnya dan juga akan lebih
mudah untuk menyelamatkan diri.
5. Manfaat social (Social Benefits) : Jaminan asuransi
FUNGSI kebakaran dalam jumlah yang memadai
memungkinkan tertanggung membangun kembali
SEKUNDER bangunan yang musnah akibat kebakaran.
Mempercepat pemulihan perekonomian dan
ASURANSI mencegah kemiskinan
6. Tabungan (Investment) : Hal ini terutama
(4/4) terdapapat dalam asuransi jiwa, Tertanggung
biasanya membayar premi secara cicilan perbulan
atau per periode tertentu. Premi-premi ini akan
diterima kembali seluruhnya setelah periode waktu
tertentu seperti yang telah diperjanjikan.
1. Investasi Dana : Premi yang dihimpun dari
tertanggung diinvestasikan sebahagian pada
FUNGSI beberapa investasi yang berbeda untuk memperkuat
posisi keuangan dari si penanggung
TAMBAHAN
2. Invisible Earnings : Resiko-resiko yang
ASURANSI dipertanggungkan kepada penanggung si suatu
negara, sebahagian akan dipertanggungkan ulang
(Reasuransi) oleh penanggung tersebut pada para
penanggung ulang di negara-negara lain. Bagi para
penanggung ulang di negara lain, hali ini merupakan
pendapatan tak nyata atau Invisible Earnings
REFERENSI

1. Drs. Syafri Ayat, 2000, Pengantar Asuransi, Akademi Asuransi Trisakti


2. Drs. Syafri Ayat, 2003, Manajemen Risiko, Akademi Asuransi Trisakti
3. Bahder Munir Sjamsuddin, 2018, Pedoman Ilmu Asuransi – Teori dan Praktek,
Dana Harta Keluarga
4. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, 2008, Buku Pedoman Agen Asuransi
Umum, Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai