Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas portofolio seni budaya.
Penulisan Portofolio ini bertujuan untuk menyelesaikan suatu tugas yang
dapat menambah nilai dan dapat berguna bagi kehidupan mendatang
Atas segala bantuan yang telah diberikan, Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan dan mendapat keridho”an. Amiin.
Penulis menyadari bahwa Portofolio ini masih jauh dari sempurna, karena
itu kritik yang berisifat membangun akan senang hati penulis terima.

Akhirnya penulis berharap semoga Portofolio ini dapat berguna dan


bermanfaat bagi semua pihak.
BAB 1
Seni Rupa

 Mengenal jenis Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional
Daerah Setempat
Seni adalah karya manusia yang mengandung keindahan. Seni rupa merupakan bagian
dari seni yang mempunyai unsur kebudayaan. Sekilas mengenai pengertian seni dari beberapa
tokoh :
·Achdiat Kartamihardja berpendapat bahwa seni adalah aktivitas rohani manusia yang
merefleksikan realitas ke dalam suatu karya.
·Ki Hajar Dewantara mengemukakan pendapatnya, seni adalah perbuatan manusia yang
timbul dari perasaan dan bersifat indah sehingga mampu menggerakan jiwa dan
perasaan.
·Thomas Munro berpendapat bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan
efek- efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

Adapun karya seni rupa yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan menjadi berbagai
jenis sebagai berikut ini :
A. Seni Lukis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses melukis. Seni lukis terapan
yang ada di Indonesia dapat di jumpai di berbagai daerah, seperti seni lukis kaca dari
Cirebon, seni lukis Sukaraja Banyumas, seni lukis dari Bali, dan seni lukis Papua.
B. Seni Patung adalah karya seni yang dibuat dengan membentuk sebuah benda, yang
biasanya terbuat dari batu, kayu , semen , dan bahan lainnya.
C. Seni Relief, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses mengukir.
D. Seni Kriya, yaitu karya seni yang cara pembuatannya dikerjakan langsung oleh
tangan manusia.
E. Seni Grafis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses dicetak. Teknik cetak yang
biasa dipakai diantaranya adalah cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak
saring (sablon).
F. Seni Keramik,yaitu karya seni yang dibuat dari bahan tanah liat atau lempung yang
dibakar dengan suhu tertentu.
G. Seni Desain, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses pembuatan suatu rencana.

Bentuk – bentuk karya seni rupa berdasarkan ukuran (dimensi) dapat dibedakan
menjadi beberapa bentuk berikut ini.
A. Seni Rupa Dua Dimensi (2D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang,
dan lebar berbentuk bidang, seperti lukisan, karikatur, batik, ilustrasi, dan grafis.
B. Seni Rupa Tiga Dimensi (3D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang,
lebar, dan tinggi sehingga berbentuk bangun atau ruang(volume), seperti patung,
bangunan (bangunan arsitektur), seni instalasi, dan keramik.
C. Seni Relief, merupakan seni rupa yang berada diantara seni rupa dua dimensi dengan
seni rupa tiga dimensi sehingga memiliki ketebalan. Contohnya, seni ukir Jepara,
seni relief Candi Borobudur, dan seni relief Candi Prambanan.

Karya seni rupa memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi berikut ini :
A. Karya seni rupa murni, yaitu karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan
batin.
B. Karya seni rupa teraoan, yaitu karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari manusia.
Berikut ini beberapa ragam hias (motif) yang terdapat pada berbagai karya seni rupa
tradisional Indonesia : Kawung, Tumpal, Swastika, Pilin, Meander, Flora.

 Berkreasi dalam Seni Rupa


Berlatih kreasi dengan menciptakan berbagai benda ukuran tiga dimensi akan melatih
kepekaan dalam mengungkapkan ekspresimu. Paul Cezane mengatakan “bila anda bisa
menggambar silinder, lingkaran, dan kubus, maka anda bisa menggambar apa saja”. Ada
beberapa hal yang dapat dijadikan patokan dalam kegiatan menggambar benda, yaitu:
1. Garis Linear
2.  Bentuk
3.  Nilai – nilai gelap terang
4. Dimensi Ruang
 Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Karya seni rupa terapan yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia terbentuk karena
adanya keanekaragaman etnis dan budaya bangsa ini. Setiap daerah memiliki cirri – cirri yang
khas dan keunikan tersendiri. Beberapa karya seni rupa terapan daerah yang terdapat di
Indonesia berupa berbagai peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu, bambu, rotan, dan
gerabah : Kerajinan bambu dari Tasikmalaya, kerajinan rotan dari Cirebon, kerajinan ukiran,
dan gerabah.

Contoh Seni Rupa Terapan

 Berkreasi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi


Untuk melatih berekspresi karya seni rupa tiga dimensi dimulai dengan menggambar
bentuk yang menghadirkan benda sebagai model. Selain menggambar bentuk, membuat karya
seni kriya hasik ciptaan sendiri dapta melatih ekspresi untuk merasakan dan membedakan
karya seni rupa dua dimensi dengan karya seni rupa tiga dimensi.

 Seni Rupa Terapan Nusantara(1)


Karya seni rupa dua dimensi Indonesia dengan deskripsi (uraian) berdasarkan proses
berkarya menurut jenis, bentuk, teknik, media, fungsi, dan makna berkarya pada masa
lampau, antara lain sebagai berikut :
1. Seni Hias
Seni hias pada masa lampau, antara lain pada bentuk wayang, ragam hias dan kain
sarung.
A. Wayang
Bentuk wayang terbuat dari kulit binatang yang telah diolah dengan corak
dekoratif. Fungsi wayang untuk hiburan. Makna karya wayang sebagai perwujudan
kehidupan manusia dengan perwatakannya.
B. Ragam Hias
Bahan untuk ragam hias dapat dibuat dari bambu dan kayu. Fungsi ragam hias
sebagai penghias atau dekorasi rumah. Makna karyanya merupakan perwujudan
alam kehidupan makhluk hidup.
C. Kain Sarung
Motif hias pada kain sarung biasanya menggambarkan binatang dan bentuk
tumbuhan yang distilir (digayakan). Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan hidup
sesuai dengan penggunaan untuk kebesaran, pesta, atau busana harian. Makna hias
ini adalah penggambaran karakter (sifat) alam binatang dan tumbuhan.
2. Gambar di Gua dan Gambar Klasik
Gambar- gambar pada masa lampau tidak dimaksudkan sebagai seni rupa murni untuk
ekspresi pridai, tetapi cenderung ada fungsi ritual.

Pada masa baru, Gambar banyak dijumpai sebagai seni rupa terapan yang dimanfaatkan
orang untukkeperluan tertentu. Jenis – jenis gambar, antara lain gambar sketsa, gambar
ilustrasi, gambar proyeksi, dan gambar perspektif.
A. Gambar Sketsa
Gambar sketsa adalah gambar awal atau gambar rencana dengan garis besar atau
global, tidak lengkap. Fungsinya untuk penjelasan. Makna sketsa adalah sebuah tata
dekorasi dalam ruangan (interior) tempat tidur.
B. Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan
atau pengertian. Fungsinya sebagai hiburan (kreasi) lewat cerita rakyat. Makna karya
adalah menyampaikan penjelasan tentang peristiwa Perang Bubat pada sejarah
Kerajaan Pajajarang (Jawa Barat).
C. Gambar Proyeksi
Gambar proyeksi adalah gambar yang digunakan untuk menunjukkan benda – benda
3 dimensi yang setiap sisi benda ditampakkan dalam bidang gambar. Fungsi gambar
untuk acuan dalam membangun rumah. Makna gambar menunjukkan tempat
tinggal/permukiman.
D.Gambar Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar untuk menampakkan kesan benda – benda
memiliki besar/berisi/bervolume bidang gambar yang berwujud bidang datar. Fungsi
gambar untuk menjelaskan bentuk rumah sebelum dibangun oleh pemborong
bangunan. Makna gambar menunjukkan keindahan sebuah rumah sederhana untuk
keluarga kecil yang nyaman untuk tempat tinggal.

Pada seni rupa masa baru, reklame banyak berperan dan dominan (menonjol) dalam
kehidupan manusia. Macam – macam reklame, amtara lain :
1. Iklan, yaitu reklame yang dipasang surat kabar atau majalah
2. Slide, yaitu reklame dalam pemutaran film dengan proyektor sebelum film utama
diputar
3. Spanduk, yaitu bentuk reklame yang dibuat pada selembar kain panjang dan
dipasang diatas jalan atau tempat – tempat stategis.
4. Poster, yaitu gambar dan tulisan yang berisi pengumuman atau pemberitahuan,
anjuran, ajakan, dan peringatan.
5.  Baliho, yaitu poster besar yang dipasang di tepi jalan, gedung bioskop, atau sekitar
tempat umum yang bersifat sementara.
6. Etiket, yaitu gambar dan tulisan yang terdapat pada kemasan barang – barang
dagangan.
7.    Nameboard, yaitu reklame yang dibuat diatas papan kayu, logam, dan seng yang
dipasang di depan perusahaan atau rumah.

Seni Grafika ialah seni cetak-mencetak dengan media klise (alat pencetak) berupa bidang
dua dimensi atau sering disebut system cap (semacam stempel).
1.  Seni Grafika Cetak Mekanis
A. Cetak tinggi, contohnya stempel dang cukil kayu (wood cut)
B. Cetak datar, contohnya percetakan, offset, dan monoprint
C. Cetak dalam, contohnya intaglio print dan etsa
D. Cetak tembus/saring, contohnya stensil, sablon, dan printing kain
2. Seni Grafika Kimiawi (chemis) adalah seni mencetak dengan klise film dan
penyiaran dalam afduk ( pencetakannya), contohnya fotografi dan lightdruck.
3. Seni Grafika secara Listik (electrostatic) adalah teknik pencetakan dengan mesin dan
menggunakan cahaya atau tenaga listrik, contohnya fotokopi dan cetak sinar laser.

 Seni Rupa Terapan Nusantara(2)


Seni hias telah dikelan sejak masa prasejarah. Seni hias terus berkembang hingga
mencapai puncaknya pada masa klasik. Berbagai seni hias, antara lain sebagai berikut :
1.   Kalmakara
Kalamakara biasanya terdapat pada relung pintu masuk candi. Bentuk kalamakara
terdiri atas dua unsur : Kala adalah penggambaran kepala singa yang distilir
(digayakan) secara teliti sedangkan, Makara adalah binatang khayalan atau rekaan
yang masih banyak penafsiran. Fungsi karya untuk pelengkap hiasan bangunan
candi. Makna karya menggambarkan kekuatan dengan lambang singa dan
supranatural (daya alam) dengan lambang rekaan.
2.   Kaligrafi
Motif hias zaman Madya (pertengahan) banyak terdapat di tempat – tempat, seperti
masjid, makam, mimbar, dan lembaran kitab suci. Fungsi karya sebagai penghias
atau pelengkap bangunan. Makna hiasan bernada filosofis dan jiwa agama.

Patung merupakan salah satu karya seni rupa tiga dimensi. Bentuk patung – patung pada
gambar tersebut adalah hasil kesenian masa lampau yang bercorak penuh distorsi (perubahan
bentuk dengan penyederhanaan). Fungsi patung sebagai alat untuk upacara ritual. Makna
karya adalah ungkapan pemujaan kepada roh nenek moyang dengan kepercayaan animisme.
Seni rupa masa prasejarah, lebih dikenal dengan zaman primitif, masih bersifat simbol–
simbol untuk kepentingan ritual kepercayaan (religius) dan mengandung unsure magis. Pada
umumnya, ciri-ciri seni bangun masa lampau mempunyai ciri, antara lain :
1. Seni masih awal, mendasar (elementer), kasar, dan tidak mempunyai banyak hiasan
(ornamen)
2. Seni merupakan bagian dari kepercayaan
3.  Perupa belum produktif, statis, dan banyak menggunakan symbol atau lambing
Karya seni rupa terapan tiga dimensi masa baru mulai memenuhi syarat dan unsur seni
yang sebenarnya sehingga tampak lebih unik dan artistik. Beberapa contoh karya seni rupa
baru, antara lain sebagai berikut :
1.Seni Kriya
Disamping harus memenuhi syarat desain yang indah, hasil karya seni kriya harus
memenuhi segi-segi praktis. Segi-segi praktis tersebut antara lain keamanan,
kenyamanan, dan keluwesan.
2.Seni Bangun
Seni bangun masa baru memiliki keindahan artistik pada bentuk-bentuk tiga dimensi.
Seni bangun (arsitektur) kebanyakan sebagai seni terapan.
3.Seni Dekorasi
Seni dekorasi pada masa baru ini berkembang selaras dengan kemajuan peradapan
manusia. Fungsi dekorasi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan lingkungan
rumah yang menyenangkan. Makna dekorasi yang disampaikan adalah kesegaran dan
keindahan lingkungan.

 Seni Rupa Murni Daerah


Seni rupa adalah gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu
dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan
prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Kebutuhan hidup
manusia dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu (1) kebutuhan primer, yang berkaitan dengan
kebutuhan pangan, sandang, dan papan (2) kebutuhan social, yang berkaitan dengan manusia
yang lain dan (3) kebutuhan itegratif yang berkaitan dengan citarasa keindahan. Tema yang
sering muncul dalam karya seni rupa adalah :
1. Manusia dengan dirinya sendiri
2.  Hubungan manusia dengan manusia yang lain
3.  Hubungan manusia dengan alam sekitarnya
4.  Manusia dengan kegiatannya
5.  Manusia dengan alam benda
6.  Hubungan manusia dengan alam khayal
Gaya seni rupa murni yang ada di daerah lebih cenderung tradisional. Gaya seni rupa
tradisional bersifat turun-temurun. Gaya seni rupa tradisional dapat dibedakan menjadi dua
gaya, yaitu :
1. Primitif
Prima yang berarti pokok atau hal yang mendasar (sederhana). Masyarakat yang
berbudaya primitif memiliki karya seni rupa dengan ciri-ciri sederhana.
2. Klasik
Klasik mengandung pengertian kuno atau zaman dahulu kala. Pada masa ini, karya
seni rupa sudah mengalami perubahan gaya dari sederhana menjadi rumit dan
ornamental.

 Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi dua. Melukis
adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas bidang yang datar. Teknik
melukis adalah cara-cara yang digunakan untuk melukis teknik melukis dapat menggunakan
beberapa cara, yaitu :
1.  Aquarel
Teknik aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan menggunakan bahan cat
air dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tembus pandang (transparent).
2.  Plakat
Teknik plakat merupakan cara melukis dengan bahan cat air, cat akrilik, atau cat
minyak dengan sapuan warna yang tebal atau kental sehingga hasilnya tampak pekat
atau menutup.
3. Spray
Teknik spray atau semprot adalah cara melukis dengan bahan cat yang cair yang
disemprotkan dengan sprayer teknik ini sering digunakan untuk membuat reklame
visual.
4.  Pointilis
Teknik pointilis atau titik-titik merupakan cara melukis yang dalam membuat gelap-
terangnya gambar atau pencmapuran warna dengan membuat titik-titik.
5.   Tempra
Teknik tempra merupakan cara melukis pada tembok dengan sedemikian rupa
sehingga hasilnya menyatu dengan arsitektur.

Contoh Seni Lukis Daerah

 Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara


Karya seni rupa murni banyak diproduksi oleh perupa di nusantara dan mancanegara.
Seni lukis Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni
budaya nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya
nusantara. Seni patung merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi tiga.
Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu
sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Berdasarkan dimensinya, seni grafis
sama dengan seni lukis, namun dari segi teknik pembuatannya memiliki perbedaan.
Gaya/corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, Gaya karya
seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.Tradisional
Seperti halnya karsa rupa nusantara karya seni rupa mancanegara juga memiliki gaya
tradisional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitive dan klasik.
2.Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami
kemajuan, perubahan, dan pembaruan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.Representatif
Mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan.
Yang tergolong representative antara lain Romantis (cerita kehidupan
manusia atau binatang), Naturalis (sesuai dengan keadaan alam atau alami),
Realisme ( sesuai dengan kenyataan hidup).
2. Deformatif
Perubahan bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan
bentuk baru, namun masih menyerupai bentuk aslinya. Yang tergolong
deformatif antara lain Surealisme (Melebih-lebihkan kenyataan),
Impressionisme (sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis),
Ekspresionisme ( sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada
saat melihat objek), Kubisme ( berupa bidang persegi atau bentuk dasarnya
kubus).
3.Nonrepresentatif (Abstraksionisme)
Abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali.Berupa
susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alami.

3.Postmodern
Postmodern atau disingkan ‘posmo’ adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah
modern. Memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit
ornamental. Gaya posmo lebih bebas cenderung tidak memiliki aturan tertentu.

Contoh Seni Lukis Mancanegara

 Patung
Patung diartikan sebagai benda tiruan bentuk manusia atau binatang yang cara
pembuatannya dipahat. Seni patung disebut juga plastic art atau seni plastic. Maksudnya,
plastic mudah dibentuk sesuka hati. Pada zaman dahulu patung dibuat untuk kepentingan
keagamaan. Patung-patung sekarang lebih bebas dan bervariasi. Secara umum fungsi seni
patung tidak terlepas dari tujuan diciptakannya patung tersebut. Berdasarkan tujuan
pembuatannya ada enam macam, yaitu :
1.Patung religi, sebagai sarana untuk beribadah atau bermakna religius.
2.Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang, kelompok, atau peristiwa
bersejarah.
3.Patung arsitektur, yaitu patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi bangunan.
4.Patung dekorasi, yaitu patung untuk menghias bangunan atau memperindah
lingkungan (taman atau ruangan).
5.Patung seni, artinya patung yang diciptakan untuk dinikmati keindahan bentuknya.
6. Patung kerajinan, yaitu patung hasil karya kerajinan
Di lihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi tiga
corak sebagai berikut :
1. Corak imitatif (realis/representatif) merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia,
binatang, dan tumbuhan).
2.  Corak deformatif bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam.
3. Corak nonfiguratif (abstrak) secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-
bentuk alam untuk perwujudannya (abstrak)

Jenis karya patung dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :


1. Patung dada adalah penampilan karya patung sebatas dada hingga keatas atau
bagian kepala.
2. Patung torso adalah penampilan karya patung yang hanya menampilkan bagian
badan, dari dada, pinggang, dan panggul.
3. Patung lengkap maksudnya terdiri dari badan, anggota badan bagian atas dan
bagian bawah, serta kepala.

Contoh Patung Religi

Contoh Patung Arsitektur

BAB 2
Seni Musik

 Memahami Kekayaan Ragam Lagu Etnik Daerah Setempat


Memahami keanekaragaman jenis lagu daerah setempat berarti juga mengetahui kekayaan
lagu-lagu nusantara. Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki
budaya daerah di nusantara. Negara Indonesia terdi dari berbagai suku bangsa yang memiliki
budaya daerah masing-masing. Hampir di seluruh daerah nusantara memiliki lagu daerah
yang berakar pada budaya setempat. Dengan demikian, lagu daerah menjadi identitas
masyarakatnya, bahkan hampir sama fungsinya dengan lagu kebangsaan. Berdasarkan sifat
dan keberadaannya, lagu daerah dapat dibedakan menjadi lagu rakyat, lagu klasik, dan lagu
daerah populer.
1. Lagu Rakyat
Lagu rakyat merupakan lagu yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan
sehingga menjadi milik bersama. Ciri-ciri umum lagu rakyat sebagai berikut :
·Sederhana, lagu disajikan tidak terlalu panjang.
·Memiliki tema tentang kehidupan dan pergaulan rakyat.
·Meriah artinya memiliki irama yang riang, bersifat menghibur dan terkadang
bersifat jenaka.
·Bebas artinya tidak terikat pada aturan-aturan buku seperti klasik.
·Dipopulerkan secara lisan dari mulut ke mulut.
2. Lagu Klasik
Lagu klasik merupakan lagu daerah yang bersumber pada music tradisional. Lagu
klasik biasanya berkembang di pusat-pusat pemerintahan. Ciri-ciri lagu klasik
sebagai berikut :
·Bersifat agung, artinya digunakan untuk mengiringi berbagai upacara kebesaran
keraton, upacara keagamaan, dan upacara adat suatu daerah.
·Dibuat atau diciptakan oleh seorang komponis atau pujangga istana.
·Memiliki pola yang baku, seperti aturan notasi, syair, irama, dan tempo.
·Dikembangkan secara tertulis.
·Memiliki tema tentang sejarah kebesaran kerajaan, kepahlawanan para kesatria,
dan ajaran moral suatu masyarakat.
3. Lagu-Lagu Daerah Populer
Berbagai lagu daerah populer biasanya diiringi oleh alat musik modern, tetapi dapat
juga diiringi oleh alat musik tradisional. Bahkan adakalanya lagu dipopulerkan
diiringi oleh kolaborasi alat musik tradisional dengan alat musik modern.

Unsur-unsur music daerah adalah sebagai berikut :


1.  Nada adalah tinggi rendahnya bunyi dalam musik.
2.   Irama adalah ketukan yang teratur.
3.   Dinamik adalah keras lemahnya sebuah nada yang dinyanyikan.
4.    Tempo adalah cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan.

 Mengaransemen Lagu Daerah Setempat


Sebuah lagu dapat dibawakan secara solo, dapat juga dibawakan secara duet, trio, kuartet,
atau dibawakan dalam vokal grup, bahkan dalam bentuk paduan suara. Dalam
mengaransemem lagu untuk paduan suara harus memerhatikan berbagai jenis vokal.
Tujuannya supaya nada-nada yang digunakan sesuai dengan jangkauan (ambitus) nada
penyayinya. Suara anak-anak hanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu suara tinggi dan
suara rendah, sedangkan suara orang dewasa dibedakan menjadi enam macam, yaitu sopran,
mezzo sopran, dan alto untuk perempuan serta tenor, bariton, bass untuk laki-laki.

 Mengenal Kekayaan Ragam Musik Daerah


Musik daerah sering juga dipahami sebagai musik etnis yang terdapat di seluruh
Indonesia. Musik dianggap biasa memengaruhi hidup seseorang. Musik mampu memberikan
semangat pada jiwa yang lelah. Musik dianggap tidak hanya sekadar bunyi-bunyian, tetapi
lebih dari itu, musik memiliki nilai yang tinggi bagi kehidupan manusia. Fungsi musik secara
umum adalah untuk sarana terapi kesehatan, untuk sarana peningkatan kesehatan, sarana
refresing dan rekreasi, sarana motivasi. Sedangkan fungsi social budaya musik daerah adalah
sarana upacara adat dan keagamaan, pengiring tari adat, media bermain, media penerangan
dan komunikasi, iringan pertunjukan.

 Mengaransemen dan Menyanyikan Karya Seni Musik Daerah


Sebuah pertunjukan music tentu menampilkan berbagai lagu hasil ciptaan seorang
pencipta lagu. Mencipta dan mengaransemen sebuah lagu tentu tidak dilakukan dengan
mudah. Mengaransemen lagu membutuhkan keahlian tersendiri. Untuk mengaransemen dan
menyajikannya dalam sebuah pergelaran dibutuhkan beberapa langkah berikut :
1.  Memilih lagu yang sesuai dengan tema pergelaran.
2.  Lagu-lagu yang dipilih diaransemen dengan berbagai variasi, misalnya untuk
aransemen bernyanyi solo, duet, trio, atau paduan suara.
3. Mengaransemen lagu untuk penataan musik.
4.  Menyelaraskan aransemen lagu dan aransemen musik dalam latihan bersama.

 Lagu Nusantara
Menngidentifikasi jenis lagu nusantara berarti memberikan cirri-ciri yang bersifat khusus,
yaitu dengan melihat perbedaan alat-alat music yang dipergunakan serta unsur-unsur
musiknya antara jenis lagu nusantara yang satu dengan lainnya. Lagu nusantara dibedakan
menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut :
1.   Lagu Daerah adalah lagu yang berasal dari tradisi masyarakat daerah setempat. Ciri-
cirinya adalah Kalimatnya (syair) menggunakan bahasa daerah setempat, Melodinya
sederhana, Isi lagu mengenai kehidupan masyarakat setempat.
2.    Lagu Perjuangan meliputi lagu wajib dan lagu nasional. Lagu perjuangan diciptakan
mempunyai tujuan tertentu antara lain Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa,
Menanam sikap patriotik, Menanamkan sifat rela berkorban untuk bangsa dan
Negara.
3.     Lagu keroncong adalah lagu yang berasal dari portugis dan mendapat pengaruh lagu
daerah. Ciri-cirinya adalah Biramanya 4/4, Syair lagu keroncong terdiri atas 7
kalimat, Diiringi musik ukulele.
4.    Lagu seriosa adalah lagu yang dinyanyikan dengan serius menggunakan teknik
vokal tinggi.
5.    Lagu Populer adalah lagu yang terkenal pada suatu saat tertentu dan mudah diterima
oleh semua lapisan masyarakat.
6.     Lagu Anak-Anak ditujukan kepada anak-anak dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut
Syair lagunya sederhana dan pendek. Isi nya mengenai kehidupan anak-anak,
Ambitus nada-nadanya pendek atau sempit.
7.   Lagu langgam Pada umumnya memiliki corak yang hamper sama dengan lagu
keroncong.

 Musik Tradisional Nusantara


Musik Tradisional nusantara merupakan sumber dari musik-musik yang ada di Indonesia.
Musik tradisional ini diwariskan secara turun-temurun. Disetiap daerah di Indonesia memiliki
music tradisional yang sesuai dengan daerahnya masing-masing. Musik tradisional nusantara
dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
1. Musik Tradisional Aceh
Musik tradisional Aceh mendapat pengaruh dari agama islam, antara lain rebana,
canangting, suling (bangsai), gambus, gendang, marwas, dan hareubab.
2.  Musik Tradisional Sumatra Utara (Batak)
Musik di daerah Batak mendapat pengaruh dari music gereja. Jenis musiknya disebut
dengan musik gondang atau music tataganing.
3.    Musik Tradisional Nias
Musik tradisional Nias pada umum nya untuk mengiringi suatu cerita yang
mendatangkan roh-roh dari alam gaib
4.   Musik Tradisional Sumatra Barat (Minangkabau)
Musik tradisional dari SumBar yang terkenal, yaitu talempong. Musik talempong
Menggunakan alat musik campuran.
5.   Musik Tradisional Riau
Riau memiliki dua musik tradisional yaitu gambus dan orkes melayu.

Contoh Musik Tradisional

 Musik Asia
A. Musik Cina
Bangsa Cina memiliki kekayaan budaya musika yang telah tumbuh dan berkembang
sejak dulu. Pada tahun 1999 ditemukan suling jiahu, instrument music tertua didunia yang
terbuat dari tulang yang dibuat kira-kira pada 7000 tahun SM. Musik Cina dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a.    Musik Tradisional
Musik tradisional Cina secara mayoritas mempergunakan bahasa Cina, meliputi
nyanyian rakyat, nyayian bercerita, dan opera. Terdapat lebih dari 400 opera lokal
dan 300 nyayian bercerita yang dipengaruhi oleh budaya local.
b.    Musik Modern
Pada Permulaan abad ke-19, pengaruh musik Eropa mulai masuk. Western Style
Conversatories didirikan pada tahun 1920, dengan tujuan untuk melestarikan musik
Cina dan musik Eropa.
Menurut teori musik Cina (kira-kira 2700 SM) satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, tetapi
dalam permainan musiknya menggunakan 5 nada yang disebut pentatonik.

Contoh Musik Tradisional China

B. Musik Jepang
Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan
Cina dan semenanjung Korea, tetapi lama-kelamaan mempunyai sifat dan ciri tersendiri.
Musik Jepang dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :
a.    Musik Tradisional
Musik tradisional Jepang pada umumnya berbentuk musik festival religius, nyayian
bekerja, dan pengiring tarian. Pertunjukan rakyat, seperti tarian bertopeng, teater
rakyat dan tarian rakyat merupakan bagian tak terpisahkan dalam musik tradisional.
b.   Musik Modern
Musik modern Jepang dimulai pada tahun 1867, setelah Mutsuhito Meiji menjadi
kaisar Jepang. Satu guru yang bertanggung jawab untuk mengenalkan gaya musik
Eropa adalah Suzuki Shin’Ichi. Beliau menemukan metode pengajaran biola untuk
anak-anak yang diadopsi dari sekolah musik di Amerika Serikat.
Contoh Musik Tradisional Jepang

Tangga nada yang digunakan dalam bermain music adalah tangga nada pentatonik.

C. Musik India
Perkembangan musik India dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang
bermigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik di
India. Ragam musik India adalah sebagai berikut :
a. Musik Klasik
Musik klasik India dapat diketahui dari dokumen Natya Shastra, Suatu rusalah drama
berbahasa Sansekerta yang ditulis kira-kira abad ke-2 SM.
b. Musik Rakyat dan Populer
Sekitar 75% populasi India hidup di desa. Disini tradisi tetap bertahan dan banyak
orang terbebas dari pengaruh nyayian modern.

Contoh Musik Tradisional India

D. Musik Arab
Musik Arab diyakini telah sejak awal ke-3. Budaya musiknya merupakan perpaduan dari
tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi musik awal kerajaan Byzantium
(awal abad ke-4 – abad ke-6) dan nyayian religi dari daerah semenanjung Arab. Musik Arab
memilikiciri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musiknya secara umum sangat kaya
akan melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk membuat berbagai
variasi.

Contoh Musik Tradisional Arab

 Musik Nusantara dan Mancanegara


Dalam perkembangan sejarah musik, terdapat dua rumpun musik yang berbeda yaitu
musik yang berasal dari barat dan dari timur. Masing-masing rumpun musik tersebut
memiliki sistem nada yang berbeda. Musik barat menggunakan sistem nada-nada yang
matematis/metris, Sedangkan musik timur menggunakan sistem nada yang
amatematis/nonmetris.
Berdasarkan Sumber bunyi jenis musik terbagi menjadi dua, yaitu musik vokal dan
musik instrumental. Berdasarkan proses atau dasar penciptaan di bagi menjadi dua, yaitu
musik seni dan musik programatis. Berdasarkan Fungsi antara lain musik sakral atau religi
dan musik sekuler atau musik duniawi.
Fungsi musik adalah sebagai berikut :
1.Media Hiburan (Entertainment)
2. Media Pengobatan (Therapy)
3. Media Peningkatkan Kecerdasan (Intelegensi)
4.  Suasana Upacara Keagamaan
5.  Pengiring Tari/Dansa

 Berkreasi Musik
Karya musik bersumber dari angan-angan dan perasaan seorang komponis, bukan
merupakan tiruan (plagiat) dari sebuah komposisi musik lain. Menurut ragamnya, karya
musik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Komposisi
Merupakan suatu bentuk karya musik yang tertulis sehingga bersifat abadi.
2. Improvisasi
Merupakan ekspresi langsung dari angan-angan dan perasaan musikal seseorang
pada saat mendengar atau bermain musik.
3. Aransemen
Suatu kegiatan untuk mendapatkan kualitas karya yang lebih pada suatu karya
musik.
Gagasan kreatif untuk menemukan karya musik yang bersifat universal. Artinya, karya
musik tersebut tidak akan dipertentangkan baik dalam budaya musik nusantara maupun
mancanegara. Sehingga, sangat banyak diperlukan kemampuan dasar music yang cukup
untuk menciptakan suatu karya musik.

Contoh Musik Modern


BAB 3
Seni Tari

 Mengenal Seni Tari Tunggal Daerah Setempat


Sebelum membahas berbagai jenis tari tunggal dari daerah setempat ada baiknya
mengulas sedikit mengenai pengertia seni tari berdasarkan pendapat beberapa tokoh berikut
ini:
 Soedarsono, dalam bukunya, Djawa dan Bali di Indonesia (Gajah Mada Press, 1972),
Menyatakan, “ tarian adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah”
  Yulianti Parani Mengatakan, dalam bukunya Tari Pendidikan Pedoman Pengajaran
Tari dalam Pendidikan Sekolah Dasar, bahwa tari adalah gerak-gerak ritmis sebagian
atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang
disertai ekspresi atau ide tertentu.
 Curt Sachs, dalam bukunya Wold History of the Dance (W.W.Norton & Company
Inc, 1963) mengatakan bahwa tari adalah gerak ritmis.

Berdasarkan latar belakang kemunculannya seni tari di Indonesia terbagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Tari Daerah/Rakyat
Tari daerah merupakan tari-tarian yang lahir dari masyarakat sebagai lambing
kegembiraan dan rasa suka cita.
2. Tari Tradisional/Klasik
Tari tradisional merupakan tarian yang lahir dari dalam keratin (Jawa) ataupun dari
kaum bangsawan.
3. Tari Kreasi Baru (modern)
Tarian ini merupak jenis tarian yang tidak terikat oleh aturan-aturan tradisi ataupun
daerah tertentu. Seluruh unsure diolah dengan konsep dan ide yang baru.

Berbagai fungsi tari tunggal daerah setempat adalah sebagai berikut :


1.  Sebagai sarana keagamaan
2.  Sebagai sarana upacara adat
3.    Sebagai sarana pergaulan
4.    Sebagai tontonan

 Mengekspresikan Diri melalui Kreasi Tari Tunggal Daerah Setempat


Setiap daerah memiliki Gerak dasar tarian daerah masing-masing, tetapi pada dasarnya
setiap tarian mana pun memiliki gerak dasar yang hampir sama, yaitu gerak kaki, gerak
tangan, gerak kepala, gerak badan, dan gerakan seluruh tubuh. Selain itu, dalam seni tari
dikenal latihan gerak berirama. Latihan gerak berirama adalah pengungkapan gerak dalam
ruang yang terkendali pengaturan waktunya. Hal yang juga penting diperhatikan dalam
memeragakan sebuah tarian ialah pola lantai. Pola lantai berhubungan dengan perpindahan
dan pergeseran posisi seorang penari.
Contoh Tari Tunggal

 Mengenal Karya Seni Tari Berkelompok atau Berpasangan dari Daerah setempat
Indonesia merupakan negeri yang kaya dengan berbagai budaya daerah. Begitupun
dengan karya seni tari. Tidak hanya karya seni tari tunggal, karya seni tari kelompok atau
berpasangan pun mewarnai keanekaragaman karya seniman bangsa ini. Jenis tarian
berkelompok/berpasangan yang terdapat di Indonesia sebagian besar dijumpai pada tarian
ritual. Beberapa contoh tarian ritual adalah tarian Magellu, Boneballa, Manganda,
Babondesan, dan tari Pa’randing. Berbagai tarian/kelompok memiliki keunikan tesendiri
dalam ragam gerak, kostum dan iringan musik yang digunakan.

Contoh Tari Berpasangan

 Berkreasi Karya Seni Tari Berpasangan atau Berkelompok


Memeragakan suatu tarian daerah bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat menirukan dan
memeragakan sebuah tarian daerah diperlukan latihan yang sungguh-sunguh. Sebuah tarian
yang diciptakan oleh seorang penata tari adalah hasil eksplorasi, baik yang berasal dari dalam
diri piñata tari maupun yang berasal dari luar penata tari. Dalam seni tari, seorang penari
harus memahami beberapa hal yang berhubungan dengan penyajian sebuah tarian. Salah
satunya adalah pola lantai. Pola lantai adalah garis atau garis-garis dilantai tari yang dibuat
sebagai garis acuan kelompok penari. Pada umumnya ada dua garis dalam pola lantai, yaitu
garis lurus dan garis lengkung. Untuk memeragakan tarian daerah setempat dan
mempertunjukkan di depan kelas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu gerakan
dan iringan musik, pola lantai, tata rias, dan tata busana.

Contoh Tari Berkelompok

 Tari Tunggal Nusantara


Tari tunggal adalah suatu komposisi atau bentuk penyajian tari yang di ciptakan untuk
satu orang penari. Tari tunggal dapat dibawakan oleh penari laki-laki atau perempuan saja.
Dalam tari tunggal, seorang penari memerankan karakter atau tokoh. Oleh karena itu, penari
tari tunggal dituntu untuk tampil matang dan terampil.
Tari Nusantara adalah tari-tarian yang lahir dan berakar dari budaya daerah Nusantara
(Indonesia) atau disebut juga dengan tari Nusantara daerah. Tari Nusantara sesungguhnya
berasal dari tari-tari etnik daerah.
Jenis-jenis tari tunggal Nusantara dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
1.  Tari Tradisional
Tari tunggal yang berasal dari tari tradisional terdapat disetiap daerah dengan versi
yang berbeda. Tari tradisional diwariskan secara turun-temurun yang disesuaikan
dengan kebutuhan tema masing-masing daerah.
2. Tari Rakyat
Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat. Pada
zaman penjajahan, perkembangan tari rakyat terjadi pada dua lingkungan, yaitu
lingkungan istana dan lingkungan rakyat
3.  Tari Klasik
Tari klasik adalah tarian yang mempunyai nilai artistic tinggi dan dijadikan tolak
ukur bagi karya seni zaman kuno. Tari klasik bersifat langgeng (abadi) dan kekal
(tetap atau tidak berubah).
4.  Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tarian yang gerakannya merupakan perkembangan dari gerak tari
tradisional. Pola-pola tarian tradisional dikembangkan menjadi bentuk tari kreasi.
 Tari Berpasangan dan Tari Kelompok Nusantara
Tari berpasangan merupakan komposisi tari yang diperagakan oleh dua orang penari
secara berpasangan. Tari berpasangan sering juga dipertunjukan secara berkelompok.
Sedangkan, Tari kelompok adalah tari yang dibawakan oleh tiga orang atau lebih saling
mengisi. Tari kelompok memerlukan kerjasama yang kompak diantara para penari. Suatu
tarian kelompok yang mengangkat cerita baik menggunakan dialog maupun tanpa dialog
dinamakan drama tari.

 Seni Tari Mancanegara


Gerak seni tari mancanegara juga dibedakan menjadi dua. Seni tari klasik didukung oleh
para kaum bangsawa, terpelajar, dan kapitalis berirama lembut mengalun sehingga muncullah
ragam gerak garis lengkung dengan tumpuan jari yang kuat. Sedangkan ragam gerak seni tari
kerakyatan didukung oleh kaum buruh dan para pekerja biasanya berirama cepat, dinamis,
dan romantis karena dilakukan di tempat terbuka.
Musik pengiring tari mancanegara berupa alat musik tradisional khas Negara tersebut
atau alat musik modern. Beberapa contoh tari mancanegara adalah Odissi dari India,
Buchaechum dari Korea, Sema dari Timur Tengah, dan Flamenco dari Spanyol.

 Karya Tari Mancanegara


Karya tari mancanegara adalah jenis-jenis yang menyebar di seluruh dunia dan bervariasi
sesuai dengan budayanya. Rancangan penciptaan Tari dimulai dari ide, tema, judul, bentuk
penyajian music, waktu lamanya pementasan, rias dan busana, dan tempat pertunjukan.
Menyiapkan pergelaran hasil karya berupa tari bentuk, kaset pengiring atau iringan music
tari, deskripsi tari, dan lembar penilaian tari.

Contoh Tari Odissi India Contoh Tari Sema Timur Tengah

Contoh Tari Flamenco Spanyol


Bab IV
Seni Teater

 Pengertian Seni Teater


Untuk memahami pengertian teater, kita bisa mulai membahasnya dari sejarah kata
‘teater’. Kata teater berasal dari bahasa Inggris ‘theater’ atau ‘theatre’. Sedangkan dalam
bahasa Perancis, kata ini berasal dari ‘théâtre’ dan pada bahasa Yunani dari kata ‘theatron
Jadi, secara etimologis, pengertian kata “teater” adalah tempat atau gedung pertunjukan.
Sedangkan jika dilihat dari makna istilah, kata teater berarti segala hal yang dipertunjukkan di
atas pentas untuk konsumsi para penonton atau penikmatnya.
Istilah teater juga dapat diartikan dalam dua cara, yakni dalam arti sempit dan dalam arti
luas. Dalam arti sempit, teater diartikan sebagai sebuah drama atau perjalanan hidup
seseorang yang dipertunjukkan di atas pentas, serta disaksikan oleh banyak orang dan
berdasarkan naskah yang tertulis. 
Sedangkan dalam arti luas, teater diartikan sebagai segala adegan peran yang
dipertunjukkan di depan orang banyak, dapat berupa ketoprak, dagelan, ludruk, wayang,
janger, mamanda, sulap, sintren, akrobat, dan lain sebagainya.

 Perbedaan Teater dan Drama


Istilah teater seringkali dikaitkan dengan drama. Kedua hal ini dianggap memiliki
hubungan yang sangat erat dan identik. Padahal, pada prinsipnya, istilah teater dan drama
adalah dua istilah yang berbeda. Drama adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno
‘draomai’ yang artinya bertindak atau berbuat, serta dalam bahasa Perancis dari kata ‘drame’
yang berarti menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan ini, dapat diketahui mengenai perbedaan teater dan drama. Teater
berkaitan langsung dengan pertunjukkan, sedangkan drama berkaitan dengan peran atau
naskah cerita yang hendak dipentaskan. 
Jadi, hubungan dari keduanya adalah teater menjadi visualisasi drama atau drama yang
dipentaskan di atas panggung serta disaksikan oleh para penonton. Dapat dikatakan pula
bahwa drama adalah bagian atau salah satu unsur teater.

 Fungsi Seni Teater


Seiring perkembangan jaman, fungsi teater juga mengalami perkembangan. Dulunya, seni
teater difungsikan sebagai sarana upacara atau hiburan. Tapi kini fungsi teater juga mencakup
sarana pendidikan. Sebagai bagian dari seni, teater tak cuma dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai hiburan saja. Teater kini juga berperan dalam nilai afektif dalam masyarakat.

Adapun fungsi teater meliputi :


1. Teater sebagai Sarana Upacara
Teater pada awalnya hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa
Dyonesos serta sebagai upacara pesta untuk dewa Apollo. Fungsi teater untuk
kepentingan upacara ini tidak memerlukan penonton. Penonton teater ini sudah
menjadi bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia, seni teater yang
dijadikan sebagai sarana upacara juga dikenal sebagai teater tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater term asuk bentuk seni yang berfokus utama pada laku dan dialog. Dalam
praktiknya, para seniman teater akan mengekspresikan seninya di dalam bentuk
gerakan tubuh dan juga dalam ucapan-ucapan.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Teater juga berperan sebagai sarana hiburan. Dalam hal ini, sebelum pementasan
teater dilakukan, harus terdapat persiapan dengan usaha maksimal. Dengan begitu,
diharapkan para penonton akan terhibur lewat pertunjukan yang digelar.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif. Hal ini berarti bahwa teater tidak hanya dikerjakan
secara individual saja. Untuk mewujudkan seni teater, diperlukan kerja tim yang
harmonis. Apabila suatu teater dipentaskan, maka diharapkan pesan-pesan yang
ingin diutarakan penulis dan pemain dapat tersampaikan pada para penontonnya.
Sebab, umumnya  manusia akan lebih mudah mengerti suatu nilai baik atau buruk
melalui pertunjukan, dibandingkan jika hanya membaca lewat sebuah cerita.

 Unsur-Unsur Seni Teater


Tidak setiap pertujukan dapat dikatakan sebagai teater. Pertunjukkan bisa disebut sebagai
teater apabila memenuhi unsur-unsur teater. Unsur-unsur teater terbagi menjadi dua, yakni
unsur internal dan unsur eksternal, sebagai berikut :

Unsur Internal Teater


Unsur internal teater adalah unsur utama yang asalnya dari dalam teater itu sendiri. Jika
tidak ada unsur utama ini, maka tidak akan ada pertunjukan teater. Unsur-unsur internal teater
meliputi:
1. Aktor
Aktor adalah pemeran utama dalam pementasan teater. Tugas aktor dalam teater
adalah untuk menyampaikan jalannya cerita melalui ekspresi, gerak dan suara.
2. Naskah
Dalam seni teater, naskah disebut sebagai lakon atau arahan peran. Naskah menjadi
panduan dari jalannya cerita bagi para aktor dan sutradara dalam melakukan
pementasan teater.
3. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang dapat dinikmati oleh para penonton serta orang
banyak. Pementasan adalah sebuah pertunjukan yang menyajikan estetika gerak,
suara, ekspresi, dan setting dalam sebuah cerita atau drama.
4. Sutradara
Sutradara adalah orang yang bertugas untuk mengarahkan semua unsur yang ada di
dalam seni teater. Tanggug jawab sutradara meliputi; mengarahkan aktor, membedah
naskah dan juga untuk memunculkan ide-ide terkait pentas teater.
5. Kostum
Kostum adalah unsur penunjang bagi para aktor dalam melakukan pementasan
teater. Kostum yang tepat dapat membuat watak  aktor terkesan mirip sesuai
perwatakan tokoh yang dibawakan.

Unsur Eksternal Teater


Unsur eksternal teater adalah unsur pendukung yang berasal dari luar teater. Tanpa adanya
unsur pendukung, pertunjukan tidak dapat berjalan dengan sukses. Adapun unsur-unsur
eksternal teater meliputi:
1. Staf Produksi
Staf produksi meliputi orang-orang yang berada di balik layar teater, yang berperan
untuk mendukung jalannya pementasan. Staf produksi terdiri dari manager tingkat
produser atau pimpinan produksi hingga staf-staf di bawahnya. Tugas masing staf
produksi berbeda-beda sesuai posisinya.
 Jenis Jenis Seni Teater Berdasarkan Zamannya
Jenis-jenis teater dapat dibagi menurut zamannya. Jenis teater menurut jamannya dibagi
dalam tiga jenis, yakni teater tradisional, teater modern, dan teater kontemporer. Berikut
keterangannya.
1. Seni Teater Tradisional
Seni teater tradisional adalah seni teater yang asalnya dari suatu masyarakat tertentu.
Teater tradisional umumnya tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Jadi,
dapat dikatakan sangat dekat dan menjadi bagian hidup di dalam masyarakat. Teater
tradisional ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang sampai
sekarang. Teater tradisional umumnya dikenal pula sebagai teater klasik.

Ciri-Ciri Seni Teater Tradisional


• Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri (dalam bentuk dan cara penyajian,
gerak fisik, latar, serta irama pengiringnya).
• Menggunakan latar atau setting sederhana.
• Pertunjukan diselenggarakan pada pentas terbuka tanpa menggunakan panggung.
• Berisi pesan moral dan nilai-nilai luhur.
• Kebanyakan dari dialognya adalah improvisasi.
Contoh Seni Teater Tradisional
Contoh seni teater tradisional yang banyak dijumpai dalam masyarakat adalah wayang
orang, sendratari, lenong dan ketoprak.

Contoh Teater Tradisional

2. Seni Teater Modern


Seni teater modern adalah jenis seni teater yang sudah tidak menggunakan pakem
seni teater tradisional. Teater modern tumbuh dan berkembang dengan mendapat
pengaruh perkembangan dari seni teater barat (dramaturgi). Dapat dikatakan bahwa
seni teater ini sudah memiliki struktur, dan dialognya pasti serta mengikuti naskah.
Jalan ceritanya pun juga mutlak ditentukan oleh sutradara. Teater modern telah
menghilangkan sisi tradisi sehingga lebih menonjolkan sisi hiburan.

Ciri-Ciri Seni Teater Modern


• Bertujuan sebagai hiburan dan mendapatkan apreasiasi saja.
• Menggunakan bahasa nasional di dalam dialognya.
• Pertunjukan diselenggarakan pada pentas tertutup dengan menggunakan panggung serta
segala properti pendukungnya.
• Berisi kritik sosial yang ada pada era sekarang.
• Kebanyakan dialognya sesuai dengan naskah, namun tetap boleh untuk diimprovisasi.
Contoh Seni Teater Modern
Contoh seni teater modern yang banyak dijumpai dalam masyarakat adalah drama, operet dan
drama musikal.

Contoh Teater Modern

3. Seni Teater Kotemporer


Seni teater kontemporer adalah jenis seni teater yang mengandung usur kekinian.
Teater kotemporer tumbuh dan berkembang di antara para tokoh penggiat teater dan
komunitas teater. Seni teater kotemporer tidak menyasar pada jumlah penonton yang
banyak atau pertunjukan yang megah. Pertunjukan ini biasanya dilakukan dengan
tujuan untuk menyampaikan gagasan sutradara pada kalangan yang memahami
teater, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat tersampaikan secara tepat pada
penontonnya.
Ciri-Ciri Seni Teater Kontemporer
• Merupakan buah pikir atau ide dari pada sutradara pribadi.
• Menggunakan bahasa nasional atau internasional di dalam dialognya.
• Pertunjukan diselenggarakan sesuai dengan tema. Dapat dilakukan pada pentas tertutup atau
pentas terbuka, tanpa atau dengan panggung.
• Berisi nilai atau pesan sutradara yang hendak disampaikan pada penonton tertargetnya.
• Dialognya sebagian dari naskah, sebagian improvisasi.
Contoh Seni Teater Kontemporer
Contoh seni teater kontemorer yang banyak dijumpai dalam masyarakat seperti teater jalanan,
teater persembahan (tribute to) dan teater kemanusiaan.

Contoh Teater Kontemporer


 Jenis-Jenis Seni Teater Berdasarkan Penyampaiannya
Jenis - jenis teater menurut penyampaiannya dapat dibagi dalam lima jenis, yakni teater
boneka, drama musikal, teater gerak/ pantomim, teater dramatik dan teaterikalisasi puisi. 
1. Seni Teater Boneka
Seni teater boneka merupakan jneis seni teater yang dimainkan para tokoh yang
berupa boneka. Biasanya teater ini mengangkat tema cerita legenda atau kepercayaan
tertentu. Teater boneka telah ada sejak zaman Yunani, India dan Mesir Kuno, yang
dibuktikan dari ditemukannya seni teater tersebut di dekat makam-makam kuno.
Boneka yang digunakan dapat bermacam-macam. Seperti boneka yang digerakkan
dengan tali Marionette, boneka yang digerakkan dengan tongkat seperti wayang, dan
yang digerakkan dengan tangan. 
2. Drama Musikal
Seni teater yang berbentuk drama musikal adalah jenis seni teater yang dimainkan
oleh orang serta didukung dialog yang indah. Teater jenis ini mengedepankan suara
dalam penyampaian ceritanya. Pementasannya dapat dilakukan dalam bentuk dialog,
nyanyian, musik, dan dipadukan dengan tarian dan alunan lagu.
Contoh drama musikal yang paling sering dilakukan dalam masyarakat adalah opera.
Opera juga sering dipentaskan dalam tim paduan suara untuk membuat suasana jadi lebih
hidup. Selain itu, opera juga merupakan seni teater lawas yang diperkirakan sudah ada di
dunia barat sejak awal tahun 1600 masehi.
3. Seni Teater Gerak
Seni teater gerak merupakan jenis seni teater yang biasa dimainkan dengan
menggunakan dialog minim, bahkan terkadang tanpa dialog. Teater gerak juga
disebut sebagai pantomim. Tokoh dalam seni teater gerak hanya menyampaikan
cerita melalui gerakan saja. Dalam beberapa pertunjukan, pantomim sering
dipetnaskan tanpa menggunakan properti sama sekali. Karenanya, penonton
pantomim akan diajak untuk membayangkan properti melalui perlakuan dan ekspresi
tokohnya. Pantomim termasuk jenis seni tetaer paling minimalis, baik dari segi unsur
maupun penampilan.
4. Seni Teater Dramatik
Seni teater dramatik merupakan jenis seni teater yang menyajikan rangkaian cerita
persis dengan kejadian nyatanya. Seni teater dramatik menggunakan dialog dari
naskah yang ketat, jarang dan seringkali bahkan tanpa improve. Tata gerak dan
penuturan cerita dalam teater dramatik dibuat dengan senyata mungkin.
Dapat dikatakan pula bahwa seni ini menitikberatkan pada kemiripan dari kejadian
nyata terhadap isi cerita, atau sesuai pakem. Tidak ada pengembangan dan
improvisasi dalam pementasannya karena tujuannya murni untuk menyamakan cerita
sesuai kejadian nyata agar semirip mungkin.

5. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan jenis seni teater yang dimainkan berdasar pada karya
sastra puisi. Biasanya, teatrikalisasi puisi berisi tentang suara dan pandangan si
pembuat puisi tersebut. Apabila dilihat dari kandungan isi ceritanya, maka
teatrikalisasi puisi bersifat menyampaikan ajakan untuk melakukan suatu hal.
Selain itu, teatrikalisasi puisi juga dapat digunakan sebagai media penyampaian
suara atau kritik sosial. Kebanyakan pementasan seni teater ini dilakukan ketika ada
acara khusus tertentu dengan penonton yang terbatas.
 Perbedaan Teater Tradisional dan Teater Modern

No.  Teater Tradisional Teater Modern


1 Karya teater lebih bersifat "anonim", Karya teater diketahui pengarang atau
artinya tidak diketahui penciptanya penciptanya
2 Pewarisan seni bersifat turun temurun Karya seni bersifat temporal.
dan bersifat abadi.
3 Tidak ada naskah baku atau naskah Ada naskah baku atau naskah tertulis.
tertulis.
4 Pertunjukan bersifat spontan atau Pertunjukan direncanakan dengan matang dan
tanpa latihan. dilakukan melalui proses latihan.
5 Pertunjukan lebih mengutamakan isi Bentuk pertunjukan lebih beragam, tergantung
seni dari pada bentuk seni. stile senimannya; apakah mengutamakan isi seni,
atau mengutamakan bentuk seni atau
menghadirkan keduanya.
6 Tempat pertunjukan bersifat bebas di Tempat pertunjukan bersifat khusus yakni di
area terbuka. panggung dengan keragaman bentuk stage.
7 Peralatan pentasnya lebih sederhana. Menggunakan peralatan pentas lebih modern dan
lengkap dengan beberapa unsur penunjang
artistiknya.
8 Waktu pertunjukan dilakukan dalam Waktu pertunjukan lebih pendek dan terbatas 2
jangka waktu yang relatif panjang atau 3 jam.
(semalam suntuk).
9 Peristiwa pertunjukan dibangun penuh Peristiwa pertunjukan dapat dilakukan dengan
keakraban dan tanpa jarak dengan kecenderungan adanya jarak estetis dan atau
penontonnya. lebur menjadi satu (tanpa jarak) dengan
penonton.
10 Penonton bersifat bebas tanpa harus Penonton bersifat khusus dan membayar.
membayar.
11 Menggunakan bahasa daerah (bahasa Menggunakan unsur bahasa lebih bebas; bahasa
lokal) setempat. Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing
ataupun bahasa campuran.
12 Fungsi pertunjukannya berkaitan Fungsi pertunjukannya mengarah pada seni
dengan upacara adat/ upacara tontonan sebagai hiburan.
keagamaan dalam kegiatan masyarakat
secara adat.

Anda mungkin juga menyukai