Anda di halaman 1dari 1

1.

Identifikasi Gula
Suatu larutan gula yang tidak diketahui, dilakukan pengujian dengan uji molisch,
uji tollens, uji benedict. Untuk uji Benedict, larutan gula unknown ditambahkan pereaksi
benedict (biru), kemudian dipanaskan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Setelah
dilakukan pemanasan, diperoleh endapan merah bata. Hal ini berarti, larutan gula yang
tidak diketahui tersebut adalah gula pereduksi yaitu glukosa.
Untuk uji Molisch, uji sampel menunjukkan perubahan ke uji positif yaitu warna
merah bata. Pada uji tollens tidak di dapatkan uji positifnya, dikarenakan larutan pereaksi
tollens yang sudah tidak layak pakai menjadikan hasil percobaan tidak sesuai berdasarkan
teori yang ada.
Sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi tollens/fehling/benedict dan juga tidak
dapat membentuk osazon. Selain itu, sukrosa tidak dapat melakukan mutarotasi, ini
menunjukkan bahwa sukrosa tidak mengandung C-anomer pada ujungnya. Dengan kata
lain, ujung molekul sukrosa bukanlah suatu hemiasetal, tidak mempunyai gugus -OH
bebas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sukrosa dibentuk oleh dua molekul
monosakarida yang dapat membentuk ikatan 1-alfa (Riswiyanto, 2009: 382).
Dari hasil percobaan, hal ini berarti larutan gula (Sampel X) yang tidak diketahui
tersebut adalah gula pereduksi yaitu glukosa. Adapun reaksinya yaitu:

Anda mungkin juga menyukai