Anda di halaman 1dari 2

06/20/2020

Kehamiilan Ektopik yang Ditatalaksanai Dengan Laparoskopi Ekploratif

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS, nyeri dirasakan
hilang timbul, keluar darah dari kemaluan (-), demam (-), BAB dan BAK normal. Pasien
mengaku hamil. HPHT 20 April 2020.2 hari SMRS pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah
semakin memberat. Nyeri dirasakan berpindah-pindah dari sisi kanan ke sisi kiri, pasien pucat
(+), tidak sadar (+). Pasien lalu berobat ke poliklinik kebidanan RS Muhaya dan didiagnosis
mengalami KET.
Pasien dirujuk ke RSUP DR. HC. Ir. Soekarno dan direncanakan laparotomi eksplorasi.

Keadaan Umum :Tampak sakit ringan


Kesadaran : E4M6V5 (GCS 15)
Tekanan darah :110/58 mmHg
Nadi :95x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
RR :20x/menit
Suhu :36.8°C
SpO2 :100% tanpa bantuan O2

Pemeriksaan Ginekologi
Abdomen :
Inspeksi : abdomen tampak datar, tidak ada pembesaran, tidak ada tanda peradangan, tampak
bekas operasi.
Palpasi : datar, lemas, nyeri tekan (+)
Pemeriksaan dalam
Inspeksi : vulva, labia mayora, minora , flour (-), fluxus (-), darah (-),
Vaginal Toucher : Portio lunak, OUE tertutup, adnexa/ parametrium kanan/kiri lemas,
cavum douglas menonjol, nyeri goyang portio (+)
G2P1A0 Hamil 7 minggu dengan kehamilan ektopik

Non farmakologis
1. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
2. Rencana laparoskopi eksplorasi (5 Juni 2020)
3. Puasa 6 jam sebelum operasi
4. Edukasi pasien dan keluarga

Farmakologis
1. IVFD RL 20 tpm
2. Inj. Ceftriaxon 1 gr (1 jam sebelum operasi)

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan
ektopik terjadi apabila hasil konsepsi berimplantasi, tumbuh dan berkembang di luar
endometrium pada kehamilan normal. Insiden kehamilan ektopik telah meningkat secara
dramatis selama dua dekade terakhir di Amerika Serikat menjadi > 1:100 kehamilan (dari kira-
kira 1:500).3 Di Indonesia, kejadian kehamilan ektopik sekitar 5-6 per seribu kehamilan.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi wanita karena dapat mengancam
nyawa apabila ruptur (pecah) dan menyebabkan perdarahan di dalam. Jika tidak ditangani
dengan cepat maka akan menimbulkan komplikasi seperti abortus maupun ruptur tuba. Kami
melaporkan satu kasus kehamilan ektopik pada tuba kanan wanita 25 tahun yang datang dengan
keluhan nyeri perut kiri. Pasien datang dengan diagnosis awal kehamilan ektopik yang
mengalami tanda akut abdomen saat menjalani perawatan rumah sakit. Tanda akut abdomen ini
dianalisis dengan pemeriksaan fisik, laboratorium maupun USG transabdominal sehingga
ditegakkan kehamilan ektopik. Kemudian, pasien disegerakan menjalani tindakan operatif yaitu
laparoskopi dan didapatkan pembesaran pada tuba fallopii kanan dan perdarahan pada cavum
peritoneum. Pasien ditatalaksana dengan salpingektomi pada tuba kanan. Pasien masih dapat
memiliki kesempatan hamil normal intrauterine pada kehamilan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai