6044 11942 1 SM
6044 11942 1 SM
php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Laju perubahan garis pantai dengan
menggunakan citra pengindraan jauh dikawasan pesisir pantai Kecamatan Talawi. (2)
Tingkat akurasi dalam menganalisis perubahan garis pantai dikawasan pesisir pantai
Kecamatan Talawi.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Batu Bara Kecamatan Talawi tepatnya di
pesisir pantai Kecamatan Talawi. Lokasi ini dipilih atas pertimbangan sebagai berikut : (1)
Terdapatnya perubahan pola garis pantai di kawasan pesisir pantai Kecamatan Talawi. (2)
Mengkaji secara mendalam mengenai pola perubahan garis pantai di kawasan pesisir
Kecamatan Talawi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aada rentang waktu tahun 2008 – 2011 terjadi
penambahan luas wilayah pesisir (Akresi) sebesar ,770 Km² dengan laju penambahan 1,192
Km² per-tahunnya. Sedangkan pada rentang waktu 2011 – 2014 besarnya akresi hanya
0,087 Km² dengan laju penambahan sebesar 0,021 Km² atau 21m² per-tahunnya.
Pengurangan garis pantai (abrasi) pada tahun 2011 – 2014 yakni sebesar 0,704 Km² dengan
laju abrasi 0,176 Km² atau 176 m² per-tahunnya. Perhitungan tingkat akurasi interpretasi
Perubahan Garis pantai citra Landsat tahun 2008 – tahun 2014 diperoleh akurasi seluruh
pemetaan sebesar 90,9%.
penggunaan yang berlebihan oleh aktifitas pertemuan antara laut dan daratan
kehidupan manusia, terutama menjadi terancam fungsinya sebagai
permukiman, industri dan berbagai habitat maupun sebagai benteng
kegiatan ekstraktif lainnya. Baik secara perlindungan infrastruktur yang ada di
langsung maupun tidak langsung darat.
berbagai bentuk aktifitas tersebut dapat Demikian juga halnya dengan
mengubah keseimbangan proses alami Kabupaten Batu Bara, menurut data
diwilayah pesisir sehingga menimbulkan terakhir dari hasil pemotretan udara (citra
dampak terjadinya kerusakan. satelite) tahun 2001, menunjukan bahwa
Garis pantai merupakan batas dari hutan mangrove yang ada di Kabupaten
ekosistem laut dan ekosistem darat yang Batu Bara adalah seluas 1.598,38 ha. Jika
dalam pengolahannya kedua ekosistem dibandingkan dengan keadaan pada
ini memiliki karakteristik yang berbeda. tahun 2010, dimana luas hutan mangrove
Garis pantai juga berguna dalam yang ada tersisa hanya 876,06 ha.
penentuan batas wilayah Negara atau pun Pengurangan luas hutan mangrove salah
daerah untuk pengolahan sumberdaya satunya disebabkan tingginya laju abrasi,
alam yang ada contohnya ZEE diukur terlihat di sepanjang pesisir pantai
sejauh 200 mil dari garis pantai kearah Kecamatan Talawi yang luas hutan
laut lepas, kemudian UU No. 22 Tahun mangrovenya berkurang dan abrasi air
1999, Pasal 3 menyatakan bahwa " laut mencapai pemukiman penduduk.
Wilayah Daerah Propinsi terdiri atas (Dinas Kehutanan Batu Bara, 2010).Untuk
wilayah darat dan wilayah laut sejauh keperluan perencanaan pengelolaan
duabelas mil laut yang diukur dari garis kawasan pantai, diperlukan penelitian
pantai kearah laut lepas dan/atau kearah tentang perubahan garis pantai sehingga
perairan kepulauan". pembangunan yang dilakukan tidak
Pemanfaatan lahan di Pantai berdampak terhadap lingkungan (Sakkaet
Timur Sumatera Utara sebagian besar al., 2011).
untuk pemukiman, tambak, obyek wisata Perubahan terhadap garis pantai
dan lain - lain. Akibat dari pemanfaatan adalah satu proses tanpa henti (terus
lahan tersebut pantai mengalami menerus) melalui berbagai proses baik
perubahan, hal ini juga disebabkan oleh pengikisan (abrasi) maupun penambahan
pemanfaatan lahan disekitar DAS. (akresi) pantai yang diakibatkan oleh
Perubahan pantai di Pantai Timur pergerakan sedimen, tindakan ombak dan
Sumatera Utara juga oleh proses deposisi penggunaan tanah. Gelombang yang
yang rnengakibatkan perkembangan terjadi akibat pergeseran lempeng dasar
pantai di daerah muara sungai maupun laut atau tsunami menyapu daratan,
sepanjang pantai. Material yang sehingga dapat merubah daratan pantai
mengendap biasanya berasal dari aliran dan penutupan lahan yang ada di pesisir
sungai serta material dari laut yang daratan tersebut. Perubahan daratan
terbawa oleh arus dan gelombang. pantai itu sendiri yaitu akibat tumpukan
Kawasan pantai bersifat dinamis, sedimen yang terbawa oleh gelombang
artinya ruang pantai (bentuk dan lokasi) maupun sedimen pantai yang terkikis dan
berubah dengan cepat sebagai reaksi terbawa oleh gelombang atau arus laut.
terhadap proses alam dan aktivitas Kajian perubahan garis pantai sendiri
manusia (Solihuddin, 2010). Aktivitas penting dilakukan sebagai acuan dalam
manusia dalam memanfaatkan sumber pembangunan wilayah pesisir dan
kekayaan di kawasan pantai sering pelabuhan, pariwisata serta kegiatan
tumpang tindih, sehingga tidak jarang penangkapan dan budidaya perikanan.
kesehatan ekosistem pantai menjadi Berdasarkan kondisi yang terjadi
turun, pantai yang menjadi daerah pada kawasan pesisir pantai Kecamatan
Talawi, maka diperlukan kajian atau teknologi penginderaan jauh dengan data
penelitian terhadap perubahan garis citra landsat dari tahun 2008 - 2014.
pantai di kawasan pesisir pantai Penggunaan data satelit merupakan cara
Kecamatan Talawi untuk memberikan yang efektif untuk pemetaan penutup
informasi secara spasial dan akurat. Saat lahan dan vegetasi, karena data satelit
ini metode teknologi penginderaan jauh memiliki rentang waktu yang dapat
dapat mengamati fenomena perubahan diatur untuk pengambilan data citra
garis pantai untuk setiap tahunnya. untuk lokasi yang sama. Perkembangan
Keunggulan metode ini dibandingkan teknologi penginderaan jauh saat
metode yang lainnya yaitu ini,mengarah pada peningkatan resolusi
mengambarkan obyek daerah dan gejala spasial dan temporal untuk perolehan
permukaan bumi dengan wujud dan letak informasi dan keperluan monitoring.
obyek yang mirip dengan wujud dan letak Mengingat sangat terkaitnya
obyek di bumi. Relatip lengkap meliputi permasalahan perubahan lahan ini
daerah yang luas dan permanen dapat dengan aspek keruangan, pendekatan
diwujudkan dalam tiga dimensi sehingga menggunakan Sistem Informasi Geografis
memperjelas kondisi relief dan dapat (SIG) juga diperlukan untuk menambah
dibuat cepat meskipun daerahnya sulit informasi yang akan didapat, seperti
dijangkau dan datanya bersifat up to date. sistem input data peta yangbaik.
Keindahan beberapa pantai yang Pendekatan ini berdasarkan peubah-
selama ini sudah dibuka untuk wisata peubah terukur dan kesisteman yaitu
umum mulai terganggu akibat abrasi air dengan menerapkan teknologi berbasis
laut. Seperti yang terjadi pada salah satu geospasial. SIG memiliki kemampuan
pantai di kecamatan talawi yakni pantai untuk mempresentasikan unsur-unsur
bunga, mesjid lama. Sepanjang pantai yang terdapat dipermukaan bumi dengan
yang mencapai sekitar 1500 m, cara mengumpulkan, menyimpan,
Sebelumnya ada penanaman bakau memanipulasi, menganalisa dan
sepanjang pantai tapi sekarang nyaris tak menampilkan kembali kondisi-kondisi
bersisa dihantam abrasi laut. Tidak alam (bereferensi geografis).
sebatas merusak pohon bakau dan api-api Penerapan SIG dapat
yang banyak tumbuh di sana, abrasi juga mengintegrasikan berbagai karakterisik
dikuatirkan akan mencapai pemukiman lingkungan wilayah pesisir baik secara
penduduk. Kerugian lebih besar dan spasial maupun deskriptif. Dengan
kesulitan penanggulangan bencana akan memperhatikan hal tersebut maka
memakan lebih banyak waktu dan materi. diperlukan data-data spasial kawasan
Persoalan tepi pantai bunga laut indah pesisir yang berguna dalam pemanfaatan
ternyata tidak sebatas gangguan dan pengelolaaan sumberdaya dan ruang
ekosistem. Ancaman lebih besar datang di kawasan pesisir yang direncanakan
dari pihak-pihak yang mengklaim tepi secara berkelanjutan. Maka perlu
pantai itu sudah dikuasai perusahaan diadakan penelitian tentang “Analisa
swasta. Terlebih, keterlibatan dalam Perubahan Garis Pantai dengan
mengurus pantai untuk tempat wisata Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di
umum dianggap sebagai pengganggu di kawasan Pesisir Pantai Kecamatan Talawi
sana ( Harian SIB Batubara, Agustus Kabupaten Batubara”
2014). Tujuan yang akan dicapai dalam
Dengan melihat wacana diatas penelitian ini adalah:
maka dilakukan pengamatan perubahan 1. Mengetahui Laju perubahan garis
garis pantai dipantai Sumatera Utara, pantai dengan menggunakan citra
tepatnya dikawasan pesisir pantai pengindraan jauh dikawasan pesisir
Kecamatan Talawi menggunakan pantai Kecamatan Talaw
derah penelitian, kemudia menarik garis yag sepetri terihat pada gambar 2.
yg akan di buffer sepanjang ±6 Km, dan menunjukkan daerah yg semulanya
jarak dari garis ke arah tepian buffer ±1 cukup besar menjadi lebih jelas terlihat.
Km. Pem-bufferan dan pemotongan daerah
Analisis Laju Abrasi dan Akresi Tahun ditunjukan dengan keseluruhan wilayah
2008 - 2011 terjadi penambahan daratan, sedangkan
Gambar 4 menunjukkan sebagian pada tahun 2011 – 2014 perubahan bersifat
besar pantai Kecamatan Talawi lebih bervariasi antara besarnya akresi
mengalami perubahan yang menunjukan dan abrasi.
tingkat akresi yang signifikan pada tahun
2008 – tahun 2011. Perubahan ini
Gambar 4. Pantai Kecamatan Talawi yang mengalami akresi Tahun 2008 - 2011
Berdasarkan hasil dari interpretasi, dengan luas 1,69 Km². dengan rata – rata
luas wilayah yang bertambah pada tahun akresi sebesar 1,192 Km² per tahunnya,
2008 – 2011 mencapai 4,77 km² dengan penambahan tepi pantai terjauh
.Penambahan tersebut tersebar di 2 (dua) sejauh 1,3 Km di desa dahari selebar dan
desa yang berbatasan langsung dengan terdedekat sejauh 272 meter yang terletak
laut, yakni Desa Dahari Selebar dengan di desa mesjid lama.
luas 3,07 Km² dan desa Mesjid Lama
Analisis Laju Abrasi dan Akresi Tahun overlay yang di lakukan terhadap hasil
2011 - 2014 interpretasi dan digitasi citra landsat pada
Pada rentang waktu tahun 2011 – rentang waktu tahun 2011 – 2014.
2014, perubaha lebih bersifat variatif. Hal
ini seperti yang ditunjukan dari hasil
Gambar 5. Pantai Kecamatan Talawi yang mengalami akresi Tahun 2011 – 2014
Dari tabel di atas terlihat, bahwa Citra Landsat merupakan citra yang
pada rentang tahun 2011 – 2014 cocok di gunakan dalam penelitian yang
penambahan daratan tidak sesignifikan bersifat temporal. Satelit Landsat akan
pada rentang tahun 2008 – 2011. Pada memotret tempat yang sama dalam 16
rentang tahun 2011 – 2014 penambahan hari sekali.sehingga memudahkan kita
daratan (akresi) berjumlah 0,087 Km², untuk memilih waktu yang sesuai dengan
dengan luas masing – masing yakni: Desa penelitian kita. Satelit Landsat juga
Dahari Selebar seluas 0, 012 Km², dan memiliki band lengkap, sehingga
Desa Mesjid Lama seluas 0, 075 Km². memudahkan kita juga dalam meng
Sedangkan pada rentang tahun 2011 – kompositkan sesuai dengan kebutuhan
2014 pengurangan daratan (abrasi) kita. Satelit Landsat menggunakan sensor
berjumlah 0,704 Km², dengan luas masing ETM+ (Enhanced Thematic Mapper Plus)
– masing yakni; Desa Dahari Selebar yang merupakan sebuah scanner.
seluas 0,468 Km², dan Desa Mesjid Lama Lebarnya pemotretan seluas 185 Km
seluas 0,237 Km², dengan penambahan dengan arah dari utara keselatan.
tepi pantai terjauh sepanjang 243 meter Kelebihan dari Landsat lainnya ialah
dan terdekat sejauh 34 meter dan untuk menggunakan band pankromatik dengan
pengurangan tepi pantai terjauh sejauh resolusi 15 meter dan band thermal (band
357 meter dan terendah sejauh 25 meter. 6) yang mempunya resolusi 60 meter.
Kawasan Pesisir Pantai Kecamatan
Tingkat Akurasi Interpretasi Citra Talawi merupakan daerah yang memiliki
LandSat batas laut, dimana yang termasuk
langsung berbatasan dengan laut di
kawasan pesisir pantai kecamatan talawi dengan waktu terjadinya perekaman citra,
adalah desa Dahari Selebar dan Desa maka peneliti mengambil beberapa titik
Mesjid Lama. Untuk melihat apakan peta yang mana memiliki waktu terdekat
perubahan garis pantai yang telah di dengan pengamatan, dan diharapkan
digitasi sesuai dengan hasil dilapangan dapat mewakili dari hasil
atau tidaknya, diperlukan uji keakuratan. keseluruhan.titik yang di ambil sebanyak
Uji keakuratan ini dilakukan dengan 50% dari masing – masing perubahan
cara mengambil sampel di peta yang dengan rentang waktu terdekat yakni
didigitasi dari citra kemudian tahun 2014. Titik di ambil secara acak
mencocokan data di lapangan. Di dengan jumlah 11 titik (Lihat Gambar 6.)
karenakan waktu penelitian tidak sama
Triatmodjo,Bambang.1999.TeknikPantai.
Yogyakarta :Beta