Anda di halaman 1dari 53

MANAJEMEN DAN TEKNIK LINGKUNGAN

KAJIAN DAN
MITIGASI DAMPAK
PADA PROYEK
PLTS LIKUPANG
LATAR
BELAKANG
Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara
ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Pembangunan infrastruktur tersebut membutuhkan daya
yang besar. Sehingga untuk mendukung kegiatan tersebut
pemerintah bekerja sama dengan produsen listrik swasta
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Likupang
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) bahwa
pada tahun 2020 tambahan kapasitas pembangkit EBT
ditargetkan sebesar 933 MW dengan PLTS sebesar 78 MW
wilayah Sulawesi Utara potensi tenaga surya yang ada
mencapai 2,1 GWp
DESKRIPSI
PROYEK

Lokasi : Desa Wineru,


Kecamatan Likupang Timur,
Kabupaten Minahasa Utara,
Provinsi Sulawesi Utara,
Indonesia..
Menghasilkan daya yang cukup untuk sekitar 17.980 rumah
tangga yang terhubung ke jaringan listrik;
Menyediakan sumber energi yang cukup untuk pembangunan
infrastruktur daerah KEK Likupang
Memberikan total 110 kesempatan kerja lokal selama

TUJUAN pembangunan dan pengoperasian Ladang Tenaga Surya


Likupang;

PROYEK Menghematsekitar 29.200.000 liter air dibandingkan dengan


pembangkit listrik tenaga batu bara modern. Penghematan
kumulatif air tawar diperkirakan sekitar 730 juta liter selama
periode 25 tahun; dan
Menghasilkan 25.000 ton lebih sedikit CO2 daripada pembangkit
listrik konvensional yang setara untuk penghematan kumulatif
lebih dari 625.000 ton CO2 selama periode 25 tahun.
KOMPONEN PROYEK
SCOPING
PELINGKUPAN INFORMASI AWAL
LINGKUNGAN.
Populasi

ASPEK FISIK Perekonomian


Daerah

Kualitas udara
Kualitas air
Sinar Matahari
Kebisingan
Medan magnet ASPEK SOSIAL
Medan listrik.
SINAR MATAHARI
CURAH HUJAN
SUHU UDARA
KUALITAS UDARA
KEBISINGAN
FLORA DAN FAUNA

Area yang ditumbuhi


pepohonan asli

semak
dan
rerumputan

lokasi proyek kemungkinan tidak memiliki


habitat yang begitu penting bagi spesies
yang hidup secara lokal
EROSI DAN TANAH
KANDUNGAN AIR
TANAH
KANDUNGAN AIR
PERMUKAAN
MEDAN LISTRIK &
MEDAN MAGNET
POPULASI
Penduduk Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 198.084 jiwa; terdiri dari 100.719 laki-
laki dan 97.365 perempuan. Minahasa Utara memiliki jumlah penduduk terbesar kelima
dengan kepadatan penduduk sekitar 187 jiwa per km2
PEREKONOMI-
AN DAERAH
DAN
PENGHIDUPAN
MASYARAKAT

PERTANIAN KEHUTANAN PERIKANAN


PENDUGAAN
DAMPAK
PERKIRAAN RESPON ATAU
PERUBAHAN SUATU PARAMETER
LINGKUNGAN
TAHAP PRA-KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
Rekuitmen Tenaga Kerja
TAHAP OPERASI
Rekuitmen Tenaga Kerja
TAHAP PASCA OPERASI
KUANTITASI
DAMPAK
PENTING
POTENSI EROSI DI PUNCAK BUKIT
55,09 ton/Ha/tahun.

POTENSI EROSI DI LOKASI PLTS


DAN AKSES JALAN
43,35 ton/Ha/tahun.

Erosi Tanah BATAS AMAN LAJU EROSI


35 ton/Ha/tahun

Potensi erosi ini dihitung oleh PT Sulindo


Eko Konsultan berdasarkan total lahan
yang dibutuhkan untuk proyek ini, yaitu
38,4 Ha untuk 20 MWAC
Pemilik lahan sebelumnya
mempekerjakan 40 pekerja lepas harian
PEMUTUSAN untuk menggarap pertanian jagung.

KERJA Setelahpembebasan lahan, pekerja


lepas perlu dicarikan lapangan
pekerjaan lain.
PEMBAHASAN
persyaratan minimal dari suatu
pengukuran yang harus
diimplementasikan dalam proyek,
rencana mitigasi lingkungan,
pengaruh lingkungan, dan
pengaruh sosial
FASE PRA-KONTRUSI
Terdiri dari aktivitas Proses pembelian lahan, sosialisasi dan
konsultasi publik

KONTRUKSI
Terdiri dari aktivitas penyiapan lahan, mobilisasi peralatan dan
bahan, proses kontruksi fasilitas panel surya dan pengadaan
tenaga pekerja

OPERASI
Terdiri dari aktivitas Pelaksanaan proses PLTS, Perekrutan tenaga
kerja dan pendapatan masyarakat, Mobilisasi Tenaga Kerja PLTS,
Gangguan Aktivitas pertanian

PASCA OPERASI
TTerdiri dari aktivitas Pembongkaran Fasilitas PLTS, Pemberhentian
operasi PLTS, Pengalihan PLTS Kepada PLN
FASE PRA
KONTRUKSI
PROSES PEMBELIAN LAHAN

•Dampak Potensial : Perubahan kepemilihan lahan


•Mitigasi : Melaksanakan proses jual beli lahan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
melibatkan pemerintahan desa dan kabupaten
SOSIALISASI DAN KONSULTASI
PUBLIK

•Dampak Potensial : Persepsi masyarakat terkait


dengan adanya PLTS Likupang
•Mitigasi : Dilakuka sosialisasi secara berkala
kepada masyarakat memperhatikan masukan dan
saran yang diberikan oleh masyarakat
FASE
KONTRUKSI
PERSIAPAN LAHAN

•Peningkatan tingkat kebisingan suara (-)


Mewajibkan setiap pekerja untuk menggunakan pelindung
telinga
•Hilangnya vegetasi alami di lahan yang akan dipakai untuk
proyek PLTS Likupang (-)
Melakukan penanaman kembali lahan yang telah dibuka
•Air limpasan (-)
Pembangunan kolam limpasan di areal proyek
PERSIAPAN LAHAN

•Meningkatnya Potensi Erosi Tanah(-)


menekan tingkat erosi seperti kondisi awal, menerapkan pola
ranam dan konservasi tanah dan menghindari pembukaan
lahan diluar lahan proyek
•Gangguan kesehatan dan kenyamanan pekerja karena kualitas
udara yang menurun dan tingkat kebisingan meningkat (-)
Mengimplementasikan SOP dari HSE untuk meminimalisir efek
dari tingkat debu dan kebisingan
•Meningkatnya Potensi Tanah Longsor(-)
Menstabilkan lereng yang curam pada lokasi persiapan lahan,
membuat jalan yang bertingkat dan membuat dinding
penahan tanah
MOBILISASI PERALATAN DAN BAHAN
PROYEK

•Peningkatan debu (-)


Menutupi material yang diangkut dengan terpal atau
plastik yang memadai, menggunakan truk dengan
pelindung lumpur, kecepatan kendaraan disesuaikan
•Peningkatan tingkat kebisingan (-)
Menyesuaikan kecepatan kendaraan terutama saat
melewati pemukiman warga
•Kerusakan jalan (-)
Kapasitas truk pengiriman yang sesuai dengan standar
PROSES KONSTRUKSI FASILITAS
PANEL

•Peningkatan konsentrasi debu di udara (-)


Mewajibkan setiap pekerja untuk mengenakan masker dan
kacamata proyek
•Gangguan pada kegiatan pertanian warga lokal (-)
Mengadakan diskusi dengan petani terkait rute jalur
transportasi dan sosialisasi sedetail mungkin mengenai
rencana dan jadwal pelaksanaan proyek
•Peningkatan medan listrik dan magnet pada lokasi PLTS
Likupang (-)
Melarang akses publik ke dalam site utama dari PLTS
Likupang
PENGADAAN TENAGA KERJA

•Meningkatkan lapangan pekerjaan dan pendapatan (+)


Memprioritaskan tenaga kerja lokal Memberi informasi
lowongan pekerjaan kepada masyarakat melalui
perangkat desa atau pemerintah daerah, memberikan
upah tenaga kerja minimal sama dengan UMR dan
memanfaatkan kontraktor lokal dalam
proses penyediaan bahan konstruksi
FASE
OPERASI
PELAKSANAAN PROSES PLTS

•Meningkatnya pasokan energi listrik (+)


Mitigasi dapat dilakukan dengan menjaga kestabilan suplai
listrik ke PLN dan melakukan perawatan rutin di jaringan
transmisi bawah tanah.
•Meningkatnya temperature di sekitar lokasi (-)
Mitigasi dapat dilakukan dengan melakukan penanaman
pohon agar temperature lingkungan tidak lebih dari 35
derajat Celsius.
PEREKRUTAN TENAGA KERJA DAN
PENDAPATAN MASYARAKAT

•Meningkatnya lowongan tenaga kerja dan peluang


pendapatan masyarakat (+)
Mitigasi dapat dilakukan dengan memprioritaskan
penduduk setempat untuk menjadi tenaga kerja di PLTS
dan memberikan informasi lowongan tenaga kerja melalui
pemerintah daerah. Mitigasi ini diberi target minimal 50%
tenaga kerja adalah penduduk lokal
GANGGUAN TERHADAP AKTIVITAS
PERTANIAN WARGA LOKAL

•Letak PLTS yang dekat dengan area pertanian lokal dapat


menimbulkan kemungkinan konflik antara PLTS dengan area
pertanian (-)
Mitigasi dapat dilakukan dengan membuat mekanisme
pelaporan yang Jelas dan matang sehingga dapat
digunakan petani untuk menyampaikan keluhan dan
konsultasi terkait gangguan terhadap aktivitas pertanian
yang disebabkan oleh PLTS.
FASE PASCA
OPERASI
DAMPAK MOBILISASI TENAGA KERJA
PLTS

•Meningkatnya peluang bisnis untuk peningkatan


perekonomian masyarakat setempat (+)
Mitigasi dapat dilakukan dengan merilis dokumen
pelaporan terkait peluang bisnis kepada masyarakat
melalui pemerintah daerah.
PEMBONGKARAN FASILITAS
PLTS LIKUPANG

•Dampak Potensial : Terjadi peningkatan limbah


panel surya
•Mitigasi : Mengembangkan rencana pengelolaan
limbah yang mencakup penanganan dan
pengelolaan panel surya yang telah rusak
PEMBERHENTIAN OPERASI PLTS
LIKUPANG

•Dampak Potensial : Berkurangnya lapangan


pekerjaan dan pendapatan
•Mitigasi : Perusahaan memberikan tunjangan atau
pesangon kepada tenaga kerja yang diputus kontak
kerjanya, serta memberi informasi kepada
pemerintah daerah agar tidak terjadi mis-informasi
PENGALIHAN PLTS KEPADA
PLN

•Dampak Potensial : Perubahan Persepsi


Masyarakat
•Mitigasi : Memberikan sosialisasi rencana
pengalihan PLTS kepada PLN, serta memberi
informasi kepada masyarakat melalui perangkat
desa atau pemerintah daerah
Proses Daur Ulang Panel Surya :
Berkaitan pada tahap pasca
operasi mengenai limbah
panel surya atau panel surya
yang rusak sebelum masa
lifetime (30 tahun)..
KESIMPULAN
DAN SARAN
MANAJEMEN DAN TEKNIK LINGKUNGAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai