TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

TENAGA LISTRIK
 WAKTU 3 JAM/MINGGU (SEMESTER IV)

 REFERENSI :
 1. Transmisi Daya Listrik ;Hutauruk
 2. Transmission and Distribution; C.R.Bayliss&B.J Hardy
 3, Power System Analysis & Design ; BR. Gupta
 4. Analisis Sistem TL ;W.D.Stevenson
 5. Guide to Electrical Power Distributian System; Pansini
 6. Diktat/modul kuliah A.Hermawan
 SISTEM TENAGA LISTRIK

1. Pendahuluan
1.1. Sistem Tenaga Listrik
Sistem Tenaga Listrik

Generator AC.avi
Tujuan : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan gambaran umum sistem
tenaga listrik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan gambaran umum Transmisi Tenaga
Listrik dan transmisi tenaga listrik Jawa Bali

 Sistem Tenaga Listrik :Sistem tenaga listrik adalah salah satu dari
dari alat-alat untuk mengubah dan memindahkan energi yang mempunyai peranan
penting dalam menyediakan kebutuhan energi di dunia. Sistem tenaga listrik
secara umum terdiri dari 3 bagian utama yaitu pusat pembangkit listrik, saluran
transmisi dan sistem distribusi, kadang kadang dalam literature yang lain
ditambahkan substation (Gardu Induk).
Trafo Step Bus TM
Bus TT
G1 down
Trafo
Step UP Saluran
Transmisi

G2 Jaringan
Distribusi
Trafo
P.S

Trafo Gardu Indik

Pusat Pembangkit Listrik P.S

Keterangan : G = Generator
P.S = Pemakaian sendiri
TT = Tegangan Tinggi
TM= Tegangan Menengah
 Pembangkit Tenaga Listrik
 PLTA
 PLTU
 PLTGU
 PLTD
 PLTG
 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
( PLTP / GEOTHERMAL POWER PLANT )
 PLTN
 DLL
 PLTA

Definisi PLTA
Adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan
tertentu dan bertujuan merubah (konversi) energi
potensial air menjadi energi listrik.
Prinsip kerja PLTA

PRINSIP KERJA PLTA

ENERGI POTENSIAL

ENERGI KINETIS

ENERGI MEKANIS

ENERGI LISTRIK
 Daya Listrik

Daya listrik yang dibangkitkan dapat dihitung

menggunakan rumus pendekatan :

P = 9,8 x Q x h x T x G (kw)

Q = debet air (m3 / dt)

H = tinggi terjun (m)
T = Efficiency Turbin
G = Efficiency Generator
 Syarat dibangunnya PLTA

Ada 3 (tiga) hal utama yang menjadi dasar dapat dibangunnya

Pusat Listrik Tenaga Air :

 Curah hujan dan debit sungai

 Daerah aliran sungai (Catch Ment Area)
 Tinggi terjun air
 Jenis-jenis PLTA
menurut aliran sungai

1. PLTA Aliran sungai langsung tanpa kolam tando

2. PLTA Aliran sungai langsung dengan kolam tando

3. PLTA Aliran sungai langsung dengan waduk (reservoir)

4. PLTA Aliran danau

5. PLTA Pasang surut

6. PLTA Pompa

7. PLTA Sistem kaskade

 Proses Produksi PLTA

1. Waduk (bendungan)
2. Pintu air (water intake)
3. Pusat Pengendalian Bendungan (Dam Control Centre)
4. Air masuk ke dalam terowongan tekan (Headrace Tunnel)
5. Air masuk ke pipa pesat (penstock)
 Proses Produksi PLTA

6. Air melewati tangki pendatar (surge tank)

7. Inlet valve
8. Rumah Turbin (spiral case)
9. Air memutar Turbin
10.Air keluar melalui Draft tube
11.Air menuju pipa lepas (tail race)
 Proses Produksi PLTA

12.Saluran pembuangan (outlet)

13.Generator
14.Trafo utama (main trafo)
15.Gardu Induk (GI)
16.Saluran Udara Tegangan Tinggi
 Wilayah Kerja UP Brantas
•PLTA NGEBEL
•PLTA MENDALAN
•PLTA SIMAN
•PLTA SUTAMI •PLTA WONOREJO
•PLTA GIRINGAN
•JAWA •MADURA
•WEST
•CENTRAL •EAST
•D
•PLTA SENGGURUH
•E •C•B•A
•BALI

•PLTA WLINGI

•PLTA TULUNGAGUNG

•PLTA SELOREJO

•PLTA GOLANG

•PLTA WONOREJO
•PLTA LODOYO

14
 Wilayah Kerja UP Brantas

Waduk Selorejo Lahor Dam

Waduk Wonorejo Waduk Sutami

Waduk Tulungagung Waduk Lodoyo Waduk Wlingi Waduk Sengguruh

15
 JENIS & HISTORI
PEMBANGKIT JAWA
MADUR
WEST EAST A
CENTRAL D
BA
E
C

BALI
UP Brantas
Daya
Pembangkit Terpasan PLTA Mulai
Kabupaten
( PLTA ) g Distrik Beroperasi
(MW)
Unit 1,2 : 1973
SUTAMI 3 x 35
Unit 3 : 1976
A Malang
SENGGURUH 2 x 14,5 1988

Unit 1: 1978
WLINGI 2 x 27
Unit 2: 1979
B Blitar 16
 JENIS & HISTORI PEMBANGKIT
Daya
PLTA
Terpasan Mulai
Pembangkit Distri Kabupaten
g Beroperasi
k
(MW)
TULUNGAGU
2 x 18 1993
NG C Tulungagung
WONOREJO 1 x 6,2 2002

SELOREJO 1 x 4,48 1973

Unit 1: 1930
1 x 5,6
MENDALAN D Unit 2, 3, 4: Malang
3 x 5,8
1955
Unit 1, 3: 1955
SIMAN 3 x 3,6
Unit 2: 1930
2 x 0,9 Unit 1, 2: 1955
GIRINGAN
1 x 1,4 Unit 3: 1937 Madiun
GOLANG 3 x 0,9 1959
17

NGEBEL 1 x 2,2 E 1968 Ponorogo

WADUK / BENDUNGAN ( DAM )

DAM PLTA SAGULING

WATER INTAKE
PLTA BAKARU
SULSEL

BENDUNGAN TYPE
BUSUR ( ARC-DAM )
 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

PLTA MENDALAN - JATIM PLTA SAWITTO - SULSEL

PLTA KETENGER
PIPA PESAT ( PENSTOCK ) .

PLTA TES – BENGKULU

( DENGAN SURGE TANK )
PIPA PESAT ( PENSTOCK ) - PLTA JELOK
TURBIN AIR ( WATER TURBIN )
 TURBIN AIR

SCROLL
CASE

FRANCIS
VERTICAL
DERIAZ
VERTICAL PUMP
KAPLAN TURBIN
61 MW - 47,5 MW
116 RPM 66 METER
TURBIN & GENERATOR PLTA

PLTA
JELOK
GENERATOR ( ALTERNATOR ) – PLTA JELOK
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
(PLTU)
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
( PLTU / STEAM POWER PLANT ) .

PLTU SURALAYA
7 X 400 MW . PLTU PAITON
2 X 400 MW
PROSES OPERASI PLTU
TURBIN & GENERATOR PLTU
PANEL KONTROL TURBIN PLTU
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
GAS & UAP (PLTGU)
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS & UAP
( PLTGU / GAS & STEAM COMBINED CYCLE )

PLTGU MUARAKARANG PLTGU GRESIK

1208 MW . 9 X 102 MW + 3 X 175 MW
PROSES OPERASI PLTGU
 COOLING WATER & STEAM BLOW-
OFF PLTU / PLTGU .

KANAL AIR LAUT PENDINGIN

PLTU PAITON
PEMBERSIHAN KOTORAN PIPA UAP PLTGU GRESIK .
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
DIESEL (PLTD)
PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel)
 Hasil kompresi udara dan bahan bakar (terjadi
pembakaran dalam dalam ruang bakar akibat adanya
bahan bakar , udara dan panas tinggi) sehingga
menghasilkan tenaga untuk menggerakkan poros
engkol yang dikopel dengan poros / rotor Generator
dan Generator bereksitasi membangkitkan listrik .

MEKANIK TENAGA
LISTRIK
BBM
OKSIGEN
PANAS

DIESEL GENERATOR

Blok Diagram PLTD

PLTD KAL-TIM
 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
( PLTD / DIESEL POWER PLANT ) .

PLTD BATAM PLTD PONTIANAK

DIESEL GENERATOR SET PLTD LISTRIK DESA

 GENERATOR ( ALTERNATOR )

STATOR & ROTOR ROTOR & BRUSHLESS EXCITER

 PLTP / Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi
 Setiap naik 100 m tegak lurus dari permukaan bumi suhu turun
rata – rata 1derajat Celsius dan sebaliknya suhu naik rata - rata 1
derajat celsius tiap turun 100 m tegak lurus dari permukaan Bumi .
Jika disekitar itu ada sumber magma (Gunung Berapi )/ sumber
panas Bumi maka kenaikan suhu 1 derajat Celsius per 100 m
turun tidak berlaku lagi namun lebih ekstrim kenaikan panas nya .
Panas bumi ini lah yang digunakan untuk memanaskan air / bahan
baku uap ( berfungsi sebagai Boiler ) ; Lalu uap memutar turbin
uap serta Turbin dikopel dengan Generataor dan generator
bereksitasi menghasilkan tenaga listrik . Letak PLTP biasanya
didaerah pegunungan .
AIR INJEKSI

MEKANIK TENAGA
Uap LISTRIK

PANAS BUMI TURBIN UAP GENERATOR

Gambar : Blok Diagram PLTP

 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
( PLTP / GEOTHERMAL POWER PLANT ) .

Potensi panas bumi :

Jawa : 8.200 MW
Bali : 325 MW
Sumatra : 4.800 MW
Sulawesi : 1.500 MW
Flores : 350 MW
Lain2 : 2.325 MW
TOTAL : 17.500 MW
PLTP GUNUNG SALAK - JAWA BARAT , .2 X 55 MW .
PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR
GARDU INDUK/SUB STATION
CONTROL ROOM – 500 KV GI PEDAN
PANEL RELAI PENGAMAN ( PROTEKSI )
SERANDANG ( SWITCH YARD )
TRANSFORMATOR TENAGA
( POWER TRANSFORMER )
 REACTOR

EHV SHUNT REACTOR SINGLE PHASE , 500/V3 kV – 16,7 MVA

 POWER CIRCUIT BREAKER

AIRBLAST CIRCUIT BREAKER – 500 KV , GI PEDAN

POWER CIRCUIT BREAKER .

245 KV
GAS INSULATED
CIRCUIT REAKER

SF6.
( SULFUR HEXA
FLUORIDA ) .
TRANSFORMATOR TEGANGAN
( POTENSIAL TRANSFORMER )

550 kV
Capacitor
Voltage
transformer
 TRANSFORMATOR ARUS
( CURRENT TRANSFORMER )

800 KV 115 KV 230 KV GAS

INSULATED
ARRESTER / PENANGKAL PETIR – 500 KV
Pusat pembangkit listrik akan memproduksi tenaga listrik, pusat pembangkit listrik seperti PLTA,
PLTU, PLTG dan PLTD membangkitkan tenaga listrik kemudian (dinaikkan tegangannya dulu oleh
transformator penaik tegangan/step up transformer) disalurkan melalui saluran transmisi,
setelah itu tenaga listrik sampai di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya oleh
transformator penurun tegangan (step down transformer) menjadi tegangan menengah yang
disebut tegangan distribusi primer, tegangan distribusi primer di Indonesia adalah 20 kV, 11 kV
dan 6 kV tetapi kebanyakan yang digunakan sekarang 20 kV seperti yang terlihat pada gambar

Bus TM/GI

Saluran Tegangan Menengah

Trafo Distribusi
(20 kV/380 V)

Saklar TR

Bus/Rel TR

Sekering TR
Jsringsn Tegangan
Rendah (JTR)
Gardu
Distribusi Pelanggan
 Gardu Distribusi
20kV/380 V JTR 380/220 V
Trafo GI
JTM Distribusi 20 kV

Sistem Distribusi dari GI ke GD

Jaringan Tegangan Rendah ( JTR ) untuk listrik pedesaan

beban kecil adakalanya disuplai listrik satu fasa pakai Trafo 1
fasa atau Trafo CSP satu fasa (Completed Self Protected =
Trafo yang dilengkapi pengaman sendiri yang jika trip dapat
di “ ON “ kan kembali) .
 Sistem Jaringan Distribusi /JTM
 Untuk meningkatkan keandalan distribusi tenaga listrik maka
dibangun sistem distribusi misalnya :

 Sistem radial terbuka dimana sistem dilayani oleh satu out-going GI

saja sehingga jika satu JTM tersebut padam maka Gardu distribusi /
beban TM juga padam / keandalan terendah .

 Sistem Paralel dimana dua out-going GI /JTM diparalel agar jika

satu JTM terganggu gardu Distribusi / beban TM dapat disuplai
dari Out-going / JTM lain .

 Sistem Ring dimana JTM disuplai dari dua out-going GI 20 kV dan

terhubung satu sama lain misalnya menggunakan PTS atau alat
sejenis lainnya. Jika satu jalur JTM terganggu maka gardu distri busi
/ beban TM dapat dilayani dari Jalur lain .
 Sistem Spindel dimana Jaringan distribusi dari suatu GI ke
Gardu Hubung menggunakan beberapa jaringan kabel
tanah dan satu kabel express / Express Feeder sehingga
jika satu jalur distribusi terganggu maka gardu distribusi /
beban TM dapat dilayani oleh jaringan yang lain .

 Sistem Cluster mirip dengan sistem spindel dimana sistem

ini tanpa Gardu Hubung (GH) dan cocok untuk jaringan
yang lebih pendek dan semua JTM dari GI tersambung
oleh Express Feeder serta beban TM / Gardu Distribusi
tersambung pada JTM tersebut, Switching dapat dilakukan
di sepanjang express Feeder .
 Sistem Fish Bone dimana suatu JTM disuplai oleh
dua GI dan dari JTM ke Gardu distribusi /
percabangan terhubung dengan menggunakan PTS
(Pole Top Switch), Sistem ini lebih handal karena
disupalai dari dua GI .
Kendala operasi pada distribusi tenaga listrik antara lain
jika menggunakan penghantar telanjang sering terganggu
oleh ranting / daun / dahan pohon dan jika menggunakan
kabel biayanya mahal; oleh karena itu pada lokasi
tertentu yang sering mengalami gangguan digunakan
SUTM penghantar ber isolasi bukan kabel .
 5. SAMBUNGAN DAYA LISTRIK.

 Sambungan Daya Listrik untuk melayani konsumen

ada dua macam :

–Sabungan Listrik Tegangan Menengah (SLTM).

Sambungan ini khusus untuk melayani pelanggan
dengan daya ≥ 200 kVA

–Sambungan Listrik Tegangan Rendah (SLTR).

Sambungan ini khusus untuk melayani pelanggan
dengan daya ≤ 200 kVA
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
( MEDIUM VOLTAGE CELL )

• INCOMING
•OUTGOING
•BUS COUPLER
 JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH
( MEDIUM VOLTAGE OVER HEAD LINES )

• RADIAL.
• LOOP .
• RING .
• SPINDLE .
• CLUSTER .

PENTANAHAN:
1. 500 Ω
2. LANGSUNG
3. 40 Ώ
4. FLOATING
DOUBLE CIRCUIT SINGLE CIRCUIT
 GARDU TRAFO DISTRIBUSI
( DISTRIBUTION TRANSFORMER )

1. Trafo distribusi .
2. Fuse cut -0ut .
3. Lightning Arrester .
4. LV cable in & out .
5. LV panel .
6. LV switch & fuses .
7. Earth system .
8. Steel structure .
 TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
( DISTRIBUTION TRANSFORMER ).

15 KVA
1 PHASA
100 KVA – 3 PHASA
CSP
630 KVA – 3 PHASA
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
DAN SAMBUNGAN PELANGGAN

TWISTED CABLE , ASESORIES ,

ALAT PEMBATAS & PENGUKUR

TIANG BESI / BETON , LV BUNDLED

CONDUCTOR , ASESORIES
 Jaringan (saluran ) setelah keluar dari GI adalah jaringan distribusi, sedangan
jaringan antara pusat listrik dan GI biasa disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga
listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer kemudian sebagian diturunkan
tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan
tegangan 380/220 volt kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan rendah untuk
selanjutnya disalurkan kerumah rumah pelanggan (kosumen)

Mutu dan keandalan dapat diukur dengan tegangan, frekuensi dan

jumlah gangguan yang terjadi yang menyebabkan terputusnya suplai
energi listrik ke konsumen, supaya penyaluran dari pembangkit
melalui saluran transmisi ke Gardu Induk (beban) tidak mudah terputus
maka dilakukan interkoneksi antara pusat-pusat pembangkit
membentuk suatu sitem tenaga listrik yang lebih andal karena dengan
interkoneksi ini terganggunya satu pusat pembangkit pada daerah
tertentu, masih dapat disuplai energi listrik dari daerah lain yang pusat
pembangkitnya masih beroprasi
 PLTU

Beban Beban
GI GI

PLTA
GI PLTD
Beban

GI
GI
Beban
Beban PLTG

Gambar sistem interkoneksi tenaga listrik

Perubahan beban dan perubahan pembangkitan daya akan

menyebabkan besar aliran daya dalam saluran transmisi juga
berubah-ubah setiap saat, akibat perubahan beban ini tagangan dan
frekuensi akan berubah pula
 Pemerintah Indonesia lewat Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jendral Listrik dan
Pemanfaatan Energi tahun 2004 dalam Aturan Jaringan Jawa-Madura-Bali yaitu :
Frekuensi nominal 50 Hz, diusahakan untuk tidak lebih rendah dari 49.5 Hz atau lebih tinggi dari 50.5
Hz, dan selama dalam waktu keadaan darurat (emergency) dan gangguan frekuensi system
diijinkan turun hingga 47.5 Hz atau naik hingga 51.5 Hz sebelum unit pembangkit diijinkan keluar
dari operasi.

Tegangan system harus dipertahankan dalam batasan sebagai berikut :

Tangan nominal Kondisi normal
500 kV + 5%, - 5%
150 kV + 5%, -10%
20 kV +5%, - 10%

Soal – soal Tugas dan Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud Sitem Tenaga Listrik menurut saudara ?
2. Bagaimanakah cara mengubah listrik 3 phasa 3 kawat (tanpa netral) dari jaringan tegangan menengah
(20 kV)
menjadi tegangan rendah 3 phasa 4 kawat (dengan netral) yaitu 380 V/220 V dan sampai di rumah
saudara menjadi 1
phasa 2 kawat ?
3. Jika anda melihat Gardu distribusi (gardu tiang) di jalan peralatan apa sajakah yang ada dan anda ketahui
? sebutkan
dan apa gunanya.
4. Jika anda melihat SUTET anda akan melihat satu penghantar line dipecah menjadi 4 (bundled conductor)
apa gunanya?
5. Bagaimanakah mengamankan saluran transmisi dari sambaran petir ? jelaskan
 Sistem Transmisi Tenaga Listrik
1. Kenapa tegangan saluran transmisi Tinggi ?
70 kV, 150 kV, 275 kV Bahkan sampai SUTET (500 kV)

2. Apa konsekwensinya ?
Jawab :

1. Losses (rugi-rugi) Jaringan lebih rendah

2. Dengan Luas Konduktor yg sama mampu menyalurkan
daya yang lebih besar
3. Tegangan jatuh/drop tegangan lebih
4. Lebih andal terhadap gangguan seperti pohon, petir,
dll.
5. Lebih ekonomis
Sistem Kelistrikan Jawa-Bali
*sumber PT.PLN
TRANSMISI ( TRANSMISSION LINES )

150 KV 500 KV
TRANSMISI 500 KV – GI PEDAN
TRANSMISI KABEL LAUT

KABEL LAUT
150 KV
JAWA
( KETAPANG )
BALI
( GILIMANUK )

70 S/D 100 M

Didasar selat
Bali
 Pusat Pusat Pembangkit Listrik
Jawa-Bali
PRIOK
SURALAYA SOPP [OIL] : 100 MW MUARA TAWAR
SCPP 1-4 : 1600 MW GTPP [OIL] : 52 MW GTPP [OIL] : 858 MW MUARA TAWAR
SCPP 5-7 : 1800 MW CCPP : 1180 MW CCPP [OIL] : 920 MW
DARAJAT PLN
Geo.PP : 55 MW TAMBAK LOROK
MUARA KARANG SOPP [OIL] : 300 MW
SOPP [OIL] : 300 MW
DARAJAT IPP CCPP : 1034 MW
PAITON IPP
SOPP [G] : 400 MW Geo.PP : 95 MW PERAK SCPP : 2450 MW
CCPP : 508 MW SOPP [OIL] : 100 MW

CIRATA GRESIK
HEPP : 1008 MW SUNYARAGI SOPP [OIL] : 200 MW
GTPP : 80 MW
GILITIMUR
SOPP [G] : 400 MW GTPP : 40 MW
GTPP : 40 MW
SALAK PLN CCPP : 1578 MW
Geo.PP : 180 MW
JELOK/TIMO/KD.OMBO GRATI
HEPP : 55 MW GTPP : 302 MW
CIKARANG LISTRINDO
CCPP : 150 MW CCPP : 462 MW

PAITON PLN
SALAK IPP SCPP : 800 MW
Geo.PP : 183 MW

KRACAK/UBRUG
HEPP : 37 MW
GILIMANUK
GTPP : 134 MW
JATILUHUR [PJT]
HEPP : 180 MW KAMOJANG
Geo.PP : 140 MW

WAYANG WINDU
Geo.PP : 110 MW CILACAP W.LINTANG/SEMPOR
GTPP [OIL] : 55 MW HEPP : 19 MW
SAGULING
HEPP : 700 MW PLENGAN/LAMAJAN MRICA/GARUNG/KETENGER WONOGIRI/MICRO HYDRO BRANTAS
HEPP : 47 MW HEPP : 215 MW HEPP : 16 MW HEPP : 275 MW

PEMARON PESANGGARAN
PT Indonesia Power : 8.952 MW - 122 unit
DIENG
Geo.PP : 50 MW GTPP : 98 MW Diesel PP : 66 MW
GTPP : 125 MW
PT PJB : 6.471 MW - 70 unit
PLN PMT : 858 MW - 6 unit
IPPs : 3.334 MW - 18 unit
Installed Capacity : 19.615 MW - 216 unit
 Perkembangan Kapasitas dan Beban
Sistem Jawa-Bali 2003-2005
2003 2004 2005

Semester I
Kapasitas Terpasang [MW] 18.608 19.615 19.615
Daya Mampu Netto [MW] 17.473 18.402 18.402
Beban Puncak [MW] 13.682 14.398 14.821
Reserve Margin [%] 27,7 27,8 24,2
Kekuatan Sistem [MW/Hertz] 540 542 541
 Pertumbuhan Beban Puncak
Sistem Jawa-Bali 2003-2005

MW
15,000
14,821 14,785
14496
14,500 14,398

14,000
13,682
13,500

13,000

12,500 Real 2003 Real 2004

Renc 2005 Real 2005
12,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Pertumbuhan : Tahun 2003 = 2%, Tahun 2004 = 5%, Tahun 2005 = 8%

 Langgam Beban Harian
Region-Region Jawa-Bali

16,000

14,000
Jawa Bali : 14,821 MW
12,000

10,000

8,000
DKI + Banten 6,315 MW
6,000

4,000 Jawa Timur 3,160 MW

Jawa Barat 2,703 MW
2,000 Jawa Tengah 2255 MW
Bali 388 MW
-
0

0
0

.0

.3

.0

.3

.0

.3

.0

.3

.0
.3

.0

.3

.0

.3

.0

.3
11

12

14

15

17

18

20

21

23
00

02

03

05

06

08

09
 Panjang Saluran Transmisi
Jawa-Bali
SUTET 500 kV : 3.578 kms
SUTT 150 kV : 10.811 kms
SUTT 70 KV : 3.702 kms
SUTT 30 KV : 289 kms
SKTT 150 kV : 359 kms
SKTT 70 kV : 24 kms
SLAYA
PLTGU CILEGON
PLTGU
BOJONEGARA
CLGON KMBNG TMBUN MRTW
CWANG R
SRANG
BKASI
BLRJA
GNDUL
CBATU PWTAN Jawa
DEPOK
CIBNG
CRATA TJATI
U
SGLNG CRBON Madura
CSKAN BDSLN
NGBNG GRSIK
LGDAR UJBRG PMLNG UNGAR
Keterangan :
SBBRT
TSMYA
SBLTN
GITET Existing
PITON
GITET Rencana PKLAN BNGIL
GRATI
KLTEN

SUTET Existing KDBRU Bali

WTDOL

SUTET Rencana GLNUK

KAPAL
EDO-P3B
 Anatomi Sistem Tenaga Listrik
Jawa-Bali

7925 MW 2.372 MW 1774 MW 6981 MW

Pembangkit

Back Bone Region 1 Region 2 Region 3 Region 4

500 kV

Beban Puncak
6.245 MW 2.555 MW 2.230 MW 3.497 MW
Seimbang Mengimpor Mengimpor Mengekspor
 Jaringan SUTET 500 kV Jawa-Bali
dan Rencana Pengembangannya
SLAYA
PLTGU CILEGON
PLTGU
BOJONEGARA
CLGON KMBNG TMBUN MRTW
CWANG R
SRANG
BLRJA BKASI CBATU PWTAN Jawa
GNDUL
DEPOK
CIBNG
CRATA TJATI

Madura
U
SGLNG CRBON

CSKAN BDSLN
NGBNG GRSIK
LGDAR UJBRG PMLNG UNGAR
Keterangan :
SBBRT
TSMYA
SBLTN
GITET Existing
PITON
GITET Rencana PKLAN BNGIL
GRATI
KLTEN
Bali
KDBRU
SUTET Existing WTDOL

SUTET Rencana GLNUK

KAPAL
EDO-P3B

Kapasitas terpasang : 19.615 MW MFO

Batubara Generation Mix [Fuel]
Daya Mampu Netto : 18.402 MW, HSD 5,0%
49,5%
15,0%
Coal 47,7%,
Beban Puncak : 14.821 MW [29 Apr ‘05] Hidro
7,2% Gas 17,4%,
Generation Mix [Kepemilikan] 2004:
BBM 21,6%,
 PT IP = 8.526 MW
Geotermal Hidro 5,3%,
 PT PJB = 5761 MW 6,5%

Panasbumi 6,9%,
 PLN PMT = 840 MW Gas
16,9%
IPP 20,4%
 IPPs = 3,275 MW