Arahanta Belia
Arahanta Belia
ARAHANTA BELIA
17
ARAHANTA BELIA
Penulis: Intan Dhitadhivara | Penggambar: Atama Studio | Penyunting: Handaka Vijjananda | Penata: Intan Dhitadhivara
Hak cipta ©2014 Ehipassiko Foundation | Cetakan 1, Mar 2014
Sadhu bisa didapatkan dengan donasi selayaknya ke BCA 4900333833 Yayasan Ehipassiko.
Proyek ini adalah lahan bagi yang ingin bederma Dharma.
www.ehipassiko.or.id | ehipassikofoundation@gmail.com | 085888503388
Arahanta, Yang Sempurna
Umat Buddha bercita-cita mencapai 4. Arahatta, artinya
Nibbana. Orang yang mencapai Nibbana ”Yang Sempurna”,
disebut Araha. Jika lebih dari satu Araha, tataran kesucian
disebut ”Arahanta”. Jadi para Arahanta adalah tertinggi. Seorang Araha berarti telah
orang-orang suci yang telah mencapai Nibbana. cerah atau telah mencapai Nibbana. Tidak
ada lagi kelahiran ulang di mana pun bagi
Namun, bukan hanya para Arahanta yang tergolong seorang Araha.
sebagai makhluk suci. Ada empat tataran kesucian
yang dapat dicapai, yaitu: Berikut adalah kisah di zaman Buddha yang
1. Sotapatti, artinya ”Pemasuk Arus”, tataran menjelaskan sifat para Arahanta.
kesucian pertama. Orangnya disebut
Sotapanna. Sotapanna pasti akan mencapai Suatu ketika, sepasang suami-istri brahmana
Nibbana, ia tidak akan keluar dari arus tengah menyiapkan makanan derma untuk para
ini. Ia tidak akan jatuh ke alam menderita bhikkhu. Sang istri meminta suaminya ke wihara
manapun. Sotapanna paling banyak terlahir untuk mengundang empat bhikkhu. Akan tetapi,
7 kali lagi sebelum mencapai Nibbana. Buddha mengutus empat samanera cilik. Mereka
2. Sakadagami, artinya ”Yang Sekali Kembali”, adalah Samanera Sangkicca, Samanera Pandita,
tataran kesucian kedua. Sakadagami hanya Samanera Sopaka, dan Samanera Rewata. Empat
akan terlahir satu kali sebelum mencapai samanera ini semuanya sudah mencapai kesucian
Nibbana. Arahatta, meski masih sangat muda.
3. Anagami, artinya ”Yang Tak Kembali”,
tataran kesucian ketiga. Anagami tak akan
lahir kembali di alam nafsu, melainkan
terlahir ulang sebagai brahma di alam
Suddhawasa dan akan mencapai Nibbana
di sana.
Ketika melihat empat samanera itu, si istri merasa
kurang senang. Ia tidak memberikan apa pun kepada
para samanera cilik itu. Ia bahkan tidak memberi
mereka tempat duduk. Ia lalu menyuruh suaminya
pergi lagi untuk mencari bhikkhu dewasa.
Di perjalanan, sang suami bertemu dengan Bhikkhu datang ke rumah itu. Suami-istri itu sangat gembira.
Sariputta dan mengajak Bhikkhu Sariputta ke Mereka memberinya salam hormat dan memberinya
rumahnya. Sesampainya di rumahnya, Bhikkhu tempat duduk yang terhormat. Akan tetapi Dewa
Sariputta menyadari bahwa makanan yang ada Sakka menolak, dan malah duduk di lantai, lalu
hanya dipersiapkan untuk empat orang. Karena itu, memberi hormat kepada keempat samanera cilik.
Bhikkhu Sariputta memutuskan untuk kembali ke Dewa Sakka kemudian memperlihatkan wujud aslinya
wihara. sebagai dewa dan berkata bahwa keempat samanera
cilik itu adalah Arahanta. Suami-istri itu merasa
Sang suami tak putus asa. Ia kembali pergi mencari sangat malu, dan serta-merta menghidangkan
bhikkhu dewasa. Namun, hal yang sama juga terjadi makanan kepada mereka semuanya.
ketika Bhikkhu Maha Moggallana tiba di rumahnya.
Tatkala mendengar kejadian ini, Buddha mengatakan
Melihat kejadian ini, Dewa Sakka, raja para dewa, bahwa para Arahanta tidak pernah marah, sekalipun
beralih wujud menjadi sesosok brahmana tua dan terhadap mereka yang tidak bersahabat.
5 5
Sopaka sendiri. Meski sedih, lega juga hati ibu
Sopaka mendengarnya.
6
Suatu malam, Paman Sopaka mengajak Sopaka
jalan-jalan. ”Wah, tumben nih Paman ajak
aku jalan-jalan”, pikir Sopaka. Sopaka yang
kegirangan mengikuti Pamannya pergi. Namun,
bukannya jalan-jalan, paman Sopaka malah
membawanya ke kuburan!
7 7
Dalam suasana kuburan yang mencekam,
datanglah beberapa ekor serigala.
Sopaka gemetar ketakutan melihat
serigala itu, berharap mereka cepat pergi
meninggalkannya. Namun, serigala-
serigala itu makin mendekat. Sopaka pun
menangis sekencangnya.
Dengan kesaktian-Nya, Buddha melihat Sopaka. Ketika Buddha datang, tali yang
bahwa Sopaka bisa tercerahkan. Seketika, mengikat tangan Sopaka lepas dengan
muncullah sinar terang di hadapan Sopaka. sendirinya. Ajaibnya lagi, Buddha dan
Serigala-serigala yang melihat cahaya itu Sopaka langsung pindah tempat ke tempat
langsung lari terbirit-birit. Sinar itu muncul tinggal Buddha. Saat itu juga Sopaka
dari Buddha yang datang menyelamatkan mencapai kesucian Sotapanna.
8
Di rumah, Ibu Sopaka mencari Sopaka ke pula ayah maupun keluarga, tak mampu
sana-sini. Paman Sopaka tak mau berterus melindungi orang yang diserang kematian,
terang tentang apa yang terjadi. Lalu, Ibu sesungguhnya tak ada yang mampu
Sopaka mencari Buddha, berharap Buddha memberi pernaungan.” Setelah itu, Ibu
yang Mahatahu bisa menolong. Ketika Ibu Sopaka mencapai kesucian Sotapanna,
Sopaka datang, Buddha menggunakan Sopaka sendiri mencapai kesucian tertinggi,
kesaktian-Nya membuat Sopaka tak Arahatta. Akhirnya, Buddha membuat
terlihat oleh ibunya. Kemudian, Buddha Sopaka terlihat kembali. Ibu dan anak itu
mengajarkan Dharma kepada Ibu Sopaka. pun berkumpul lagi. Dalam kebahagiaan itu,
Ibu Sopaka mengizinkan Sopaka menjadi
Buddha berkata, ”Tak seorang putra samanera. Sejak saat itu, Sopaka menjadi
pun bisa menjadi pernaungan, begitu menjadi murid Buddha.
9 9
Tissa Ketika bayi itu lahir, sang ibu mengundang
Bhikkhu Sariputta dan para bhikkhu untuk
menerima derma makanan di rumahnya.
Dahulu kala di Sawatthi, ada seorang pria Ketika bertemu Bhikkhu Sariputta, bayi
yang gemar memberi. Ia sering memberi itu mengenali Bhikkhu Sariputta sebagai
kepada para bhikkhu, terutama kepada gurunya pada masa lampau. Bayi itu
Bhikkhu Sariputta. Ketika istri pria itu berusaha memberi penghormatan kepada
mengandung, ia ingin memakai gaun kuning Bhikkhu Sariputta dengan menjatuhkan
dan menderma makanan kepada banyak selimutnya yang mahal di kaki Bhikkhu
bhikkhu. Keinginan memakai gaun kuning Sariputta. Akhirnya, selimut itu
itu adalah pertanda bahwa anak yang dipersembahkan kepada Sanggha. Orangtua
dikandungnya suatu hari akan jadi bhikkhu. bayi itu meminta Bhikkhu Sariputta untuk
Selama mengandung hingga putra mereka memberi nama bayi ini seperti namanya.
lahir, suami-istri itu terus memberi kepada Bhikkhu Sariputta memberinya nama Tissa.
para bhikkhu. Seperti Upatissa, nama Bhikkhu Sariputta
sebelum menjadi bhikkhu.
10
Ketika Tissa berusia tujuh tahun, ia
minta izin dari ibunya untuk menjadi
samanera. Ibunya langsung mengizinkan
dan membawanya ke wihara untuk
ditahbiskan.
11 11
Beberapa waktu kemudian, Bhikkhu Sariputta
meminta izin kepada Buddha untuk mengunjungi
Samanera Tissa. Bhikkhu Maha Moggallana juga
ikut. Keseluruhan, ada 40.000 bhikkhu yang ikut
mengunjungi Samanera Tissa.
13 13
Sumana Dahulu, Bhikkhu Anuruddha memiliki seorang
siswa cilik. Siswa cilik itu berusia tujuh tahun.
Ia bernama Samanera Sumana. Pada saat
ditahbiskan menjadi samanera, Sumana mencapai
kesucian Arahatta. Samanera cilik ini juga memiliki
kesaktian.
14
Pada hari itu, Raja Naga Pannaka berencana
tamasya di Danau Anotatta bersama para
penari. Ketika ia melihat Samanera Sumana
mendekat, ia jadi marah. Ia melebarkan
tudung kepalanya menutupi seluruh danau.
Ketika melihat itu, Samanera Sumana tahu
bahwa Sang Raja Naga sedang marah.
15 15
Sekali lagi, Samanera Sumana meminta mengeluarkan guci dan mengisinya dengan
air dari Raja Naga. Raja Naga berkata, air danau.
”Samanera, jika kamu memang punya
kekuatan, coba ambil air ini!” Samanera Para dewa bertepuk tangan melihat aksi itu.
Sumana berubah wujud menjadi besar, Raja Naga malu dan makin marah terhadap
menginjak tudung Sang Naga dan Samanera Sumana. Ia pun mengejar sang
mendorongnya sekuat mungkin. Lalu ia samanera sakti, namun tak berhasil.
melubangi tudung itu, sehingga air danau Samanera Sumana tiba di hadapan Bhikkhu
keluar dari tudungnya. Samanera Sumana Anuruddha dalam sekejap. Setelah minum
air itu, Bhikkhu Anuruddha pun sembuh.
16
Pada kesempatan lain, Bhikkhu Anuruddha
membawa Samanera Sumana menghadap
Buddha. Para samanera lain mengejeknya
karena samanera ini masih sangat muda.
Akhirnya, Buddha mengatakan bahwa Kepada para samanera lainnya, Buddha
Buddha ingin salah satu di antara para menyatakan bahwa seseorang yang
samanera itu membawakan air dari Danau menjalani Dharma dengan tekun dan
Anotatta untuk Buddha. Tak satu pun bersemangat akan memiliki kemampuan
dari mereka yang sanggup melakukannya, batin luar biasa meskipun usianya masih
kecuali Samanera Sumana yang langsung muda. Para samanera pun mengerti dan
terbang ke Danau Anotatta untuk lebih menghormati Samanera Sumana.
mengambil airnya.
17 17
Sangkicca
Di Sawatthi, ada seorang wanita yang
meninggal karena sakit ketika mengandung.
Ketika jasadnya dibakar, bayinya selamat
dan duduk dengan agung di atas tumpukan
arang. Hal ini terjadi karena ini adalah
kehidupan terakhir bagi sang bayi. Bayi
ini akan mencapai kesucian Arahatta. Tak
ada yang mampu melukainya, bahkan jika
Gunung Sineru menimpanya sekali pun.
18
Ketika Sangkicca berusia tujuh tahun, menyuruh para bhikkhu untuk berpamitan
teman-temannya menceritakan kejadian dengan Bhikkhu Sariputta. Bhikkhu
masa bayinya. Setelah mengetahui bahwa Sariputta mengerti maksud Buddha. Ia lalu
ia pernah lolos dari maut, ia bertekad menyuruh para bhikkhu untuk mengajak
menjadi bhikkhu. Ia akhirnya dibawa Samanera Sangkicca pergi bersama mereka
bertemu Bhikkhu Sariputta. Saat Bhikkhu ke hutan.
Sariputta menahbiskan Sangkicca, saat
pisau cukur menyentuh kepala Sangkicca, Awalnya, para bhikkhu menolak pergi
ia tercerahkan menjadi Araha. bersama Samanera Sangkicca, mereka
merasa samanera cilik ini akan merepotkan
Suatu ketika, setelah mendapat bimbingan mereka. Bhikkhu Sariputta berkata
dari Buddha, beberapa bhikkhu pergi bahwa sebaliknya, merekalah yang akan
bermeditasi ke dalam hutan. Buddha merepotkan Samanera Sangkicca. Akhirnya,
melihat bahwa Samanera Sangkicca para bhikkhu pun setuju untuk mengajak
harus ikut dengan mereka. Maka Buddha Samanera Sangkicca ke hutan.
19 19
Di hutan tempat mereka meditasi, Semua bhikkhu menawarkan diri untuk
ada sekelompok perampok yang suka menjadi kurban. Namun, Samanera
memberikan persembahan manusia kepada Sangkicca berkata bahwa Bhikkhu Sariputta
makhluk halus. Para perampok itu ingin menugaskan dirinya untuk menjadi kurban
mengurbankan salah satu dari para bhikkhu dari para perampok itu. Walaupun bhikkhu
di desa itu. Mereka pergi ke wihara dan lainnya tidak setuju, mereka percaya pada
meminta para bhikkhu untuk memilih salah penilaian Bhikkhu Sariputta dan dengan
satu di antara mereka untuk dikurbankan. haru mengizinkan Samanera Sangkicca
pergi bersama para perampok.
20
Upacara pengurbanan itu disiapkan di maaf. Mereka lalu memohon dijadikan
tengah belantara. Pemimpin para perampok bhikkhu. Samanera Sangkicca memenuhi
menghunus sebilah pedang, hendak permintaan mereka dan membawa mereka
memenggal kepala Samanera Sangkicca. ke wihara.
Saat itu, Samanera Sangkicca berada dalam
meditasi mendalam. Ketika pedang itu Semua bhikkhu merasa sangat bahagia
ditebas, pedang itu tidak mampu melukainya. melihat Samanera Sangkicca selamat.
Pedang itu malah menjadi bengkok. Si Mereka juga kagum melihat Samanera
kepala rampok mengambil sebilah pedang Sangkicca berhasil membawa para
lain, dan kembali membacokkan pedang perampok itu masuk ke dalam Sanggha.
itu. Ternyata pedang itu kembali bengkok. Mereka semua pergi ke Sawatthi untuk
Samanera Sangkicca tetap selamat. Para bersujud kepada Buddha dan Bhikkhu
perampok itu ketakutan. Mereka berlutut Sariputta.
di kaki Samanera Sangkicca dan meminta
21 21
Pandita
23 23
Dewa Sakka dan empat dewa penjaga Ketika menerima derma makanan, para
membantu Samanera Pandita bermeditasi penduduk memberikan makanan terbaik
dengan cara menjaga kesunyian wihara untuk Bhikkhu Sariputta, seperti yang
dan sekitarnya. Mereka membuat burung- diminta Samanera Pandita. Sewaktu
burung pindah ke tempat lain. Dewa Sakka Bhikkhu Sariputta hendak membawakan
juga menahan lajunya bulan dan matahari. makanan untuk sang samanera, Buddha
Kemudian, Dewa Sakka sendiri mengikat mencegahnya. Buddha tahu, Samanera
pintu kamar tempat Samanera Pandita Pandita telah mencapai kesucian Anagami.
meditasi dengan tali dan berjaga di sana. Jika saja ia meneruskan meditasinya, dalam
Suasana menjadi hening, sampai-sampai waktu yang sangat singkat ia akan menjadi
suara gemerisik daun pun tak terdengar. Araha.
Sebelum waktu makan tiba, Samanera
Pandita mencapai kesucian Anagami.
24
Buddha berdiri di muka pintu kamar
Samanera Pandita, dan mengajukan empat
pertanyaan kepada Bhikkhu Sariputta.
Ketika keempat pertanyaan Buddha
terjawab, Samanera Pandita mencapai
kesucian Arahatta berikut kesaktian.
25 25
Rewata
28
Dan tibalah Samanera Rewata di sebuah Ketika Samanera Rewata mengetahui
hutan. Ia lalu tinggal di sana selama musim bahwa Buddha dan para bhikkhu sudah
hujan. Sebelum bulan ketiga musim hujan dekat, dengan kesaktiannya, ia menciptakan
berlalu, Samanera Rewata sudah mencapai wihara untuk tempat tinggal Buddha dan
kesucian Arahatta dan kesaktian. para bhikkhu. Saat bertemu Samanera
Rewata, Buddha memuji, ”Rewata, kamu
Pada saatnya, Buddha, Bhikkhu Sariputta adalah teladan hebat bagi banyak makhluk.”
dan para bhikkhu lain pergi ke hutan Pada kemudian hari, Buddha menyatakan
mengunjungi Rewata. Perjalanan itu bahwa Bhikkhu Rewata adalah ”Bhikkhu
makan waktu lama dan daerah itu tidak Yang Unggul Dalam Tinggal di Hutan”.
berpenghuni. Namun, berkat jasa Bhikkhu
Siwali, para dewa melayani Buddha dan para
bhikkhu dengan memberi derma makanan
dan menyediakan tempat tinggal.
29 29
Dabba Mallaputta
Dabba Mallaputta lahir di Anupiya, di melihat Buddha. Dabba begitu terpesona
kota suku Malla. Ibunya meninggal saat melihat Buddha dan minta izin untuk
menjelang melahirkannya. Ketika jenazah menjadi bhikkhu kepada neneknya. Nenek
ibunya diperabukan, ternyata bayi Dabba Dabba pun menyetujui kemauan sang
lahir dan ditemukan di salah satu tiang cucu.
pembakaran.
30
Setelah itu, Dabba dibawa ke wihara. Di
sana, Dabba ditahbiskan menjadi samanera.
Saat rambutnya dicukur, Dabba bersemadi
dan saat selesai dicukur ia sudah menjadi
seorang Araha yang terberkahi kesaktian.
Setelah itu, Samanera Dabba mengikuti
Buddha ke Rajagaha.
31 31
Samanera Dabba bekerja begitu baik dari jauh ingin melihat kepiawaiannya.
dan rajin. Ia piawai dan cerdas dalam Kadang ada yang datang pada larut
mengatur tempat tidur bagi para bhikkhu malam dan meminta tempat menginap di
yang berkunjung dan mengarahkan mereka tempat terpencil. Samanera Dabba akan
ke perumah tangga yang mendermakan mengerahkan kesaktiannya: ia membuat
makanan. Ia membersihkan banyak wihara dirinya menjadi banyak, tubuhnya
di sekitar Rajagaha, menyiapkan tempat mengeluarkan cahaya terang bagai api,
tidur, menyediakan air minum dan pencuci jarinya bersinar menerangi jalan, dan ia
kaki bagi para bhikkhu. berjalan di depan memandu mereka.
Samanera Dabba pun menjadi sangat Setelah cukup usia, Samanera Dabba
terkenal. Banyak bhikkhu yang datang ditahbis menjadi bhikkhu.
32
Suatu hari para bhikkhu pengikut Bhikkhu Kemahiran Bhikkhu Dabba Mallaputta
Metiya dan Bhikkhu Bhummaja diberi berasal dari tekadnya pada kehidupan
makanan secara sembarangan oleh lampau. Dahulu ia lahir sebagai putra
perumah tangga yang biasanya selalu hartawan di Hangsawati pada masa Buddha
berderma makanan bagus. Akibatnya para Padumuttara. Di sana ia bertekad menjadi
bhikkhu ini kesal dengan Bhikkhu Dabba. bhikkhu yang unggul dalam menata tempat
Mereka menuduh Bhikkhu Dabba telah tinggal. Selama 103 kelahiran, ia lahir
menghasut penderma makanan ini. Namun sebagai raja dewa dan 505 kali ia lahir
Bhikkhu Dabba tetap tenang dan terbukti sebagai raja manusia.
tak bersalah. Bhikkhu Laludayi juga pernah
menuduh Bhikkhu Dabba tidak becus, tapi Atas pelayanannya, Buddha menyatakan
saat diserahi tugas Bhikkhu Dabba, Bhikkhu Bhikkhu Dabba Mallaputta sebagai Bhikkhu
Laludayi ternyata tidak mampu. Bhikkhu Yang Unggul Dalam Menata Tempat
Dabba malah jadi makin terkenal. Tinggal.
33 33
Mewarnai Fotokopilah lembar mewarnai ini. Lalu warnailah Buddha beserta
Arahanta Belia: Sopaka, Tissa, Sumana, Sangkicca, Pandita, Rewata,
dan Dabba Malaputta. Love You.
34