Anda di halaman 1dari 2

Keesokan paginya, seisi Istana Yasa pada ribut, sebab Yasa tidak ada.

Ayah Yasa menyuruh para pegawainya untuk mencari Yasa ke segala tempat,
sementara ia sendiri pergi mencari ke Taman Rusa Isipatana.
Sesampainya di Taman Rusa, ia melihat sendal anaknya tidak jauh dari Sang
Buddha.
Sang Buddha menggunakan kesaktiannya supaya Yasa tidak kelihatan.
Lalu Ayah Yasa mendekati Buddha dan bertanya apakah Beliau melihat
anaknya.
Buddha menjawab :
" Duduklah disini. Jika Anda duduk disini nanti Anda akan bisa melihat anak
Anda yg juga sedang duduk disini. "
Setelah ayah Yasa duduk, kemudian Sang Buddha memberi Khotbah yg sama
seperti pada Yasa, yaitu tentang kedermawanan, hidup bersusila / moralitas, dan
kelahiran di Surga sebagai akibat dari kedermawanan dan moralitas.
Lalu dilanjutkan dengan bahaya dari nafsu indera, dan manfaat meninggalkan
keduniawian.
Ketika pikiran ayah Yasa sudah bersih, bersemangat, yakin dan siap menerima
Ajaran yg lebih tinggi, Sang Buddha lalu membabarkan Pengetahuan yg hanya
ditemukan oleh para Buddha, yaitu Empat Kebenaran Mulia.
Setelah selesai mendengar Khotbah ini, muncullah Mata Kebijaksanaan
Spiritual di dalam diri Ayah Yasa, Ia mencapai Pencerahan Spiritual tingkat
pertama ( disebut Sotapana ), sedangkan Yasa mencapai Pencerahan Spiritual
Tertinggi ( tingkat 4, disebut Arahat ).
Ayah Yasa minta diterima sebagai pengikut dengan mengucapkan : " Aku
berlindung pada Buddha, Dhamma dan Sangha. Semoga Sang Buddha
menerima Aku sebagai pengikut mulai saat ini sampai akhir hidupKu. "
Setelah menerima Ayah Yasa sebagai pengikut, kemudian Buddha menarik
kembali kesaktianNya, sehingga Yasa bisa dilihat oleh AyahNya.
Ayah Yasa berkata :
" Yasa, ayo pulang. Ibumu menangis
terus. "
Yasa menoleh pada Sang Buddha, Sang Buddha lalu menanggapi :
" Tuan, Yasa telah memperoleh Pencerahan Spiritual Tertinggi dan telah
menghilangkan semua nafsunya. Apakah mungkin Ia kembali ke kehidupan
biasa dan menikmati kesenangan indera ? "
Ayah Yasa menjawab : " Saya rasa memang sudah tidak mungkin.
Apa boleh saya mengundang Sang Bhagava ( Buddha ) beserta para Bhikku,
termasuk Anak saya untuk makan siang besok di rumah saya ? "
Sang Buddha menerima undangan ini dengan membisu ( tidak menjawab ).
Setelah tahu permohonannya diterima, Ayah Yasa berdiri, memberi hormat, dan
berjalan mengitari Sang Buddha searah jarum jam, lalu pulang.
Setelah Ayahnya pulang, Yasa minta ditahbiskan menjadi Bhikku. Buddha
menahbiskanNya dg berkata : " Mari Bhikku, Dhamma telah diajarkan,
sekarang tempuhlah hidup suci. "
Seketika itu juga Yasa sudah gundul dan sudah pakai jubah Bhikku.
Keesokan paginya, dengan diiringi enam Bhikku ( termasuk Yasa ) di belakang,
Sang Buddha berjalan menuju ke Istana keluarga Yasa.
Setelah sampai, Sang Buddha disambut oleh Ibu dan ( mantan ) istri Yasa.
Sang Buddha memberi Khotbah pada mereka, isinya sama persis dg Khotbah yg
diberikan pada Yasa.
Mereka berdua lalu mencapai Pencerahan Spiritual tingkat pertama, dan minta
diterima sebagai pengikut.
( Ibu dan mantan istri Yasa adalah pengikut wanita pertama )
Setelah itu makan pagi ( menjelang siang ) pun dihidangkan. Kedua wanita ini
yg melayani Sang Buddha dan para Bhikku.
Setelah bersantap, Sang Buddha dan para Bhikku kembali ke Taman Rusa
Isipatana.

Anda mungkin juga menyukai