Anda di halaman 1dari 6

Kelainan dan disfungsi seksual

Gangguan seksual (2)

- Penekanan pada faktor psikologis sebagai alasan timbulnya/berkembangnya suatu gangguan


- Bukan disebabkan oleh faktor organic, zat/obat, situasi, psikosis, atau gangguan mental lainnya
- Penampilan/perilaku seksual normal/menyimpang dan peran jenis berbeda sesuai budaya

Gangguan identitas jenis

a. Perasaan seseorang tergolong dalam jenis kelamin tertentu


b. DSM IV TR : kelompok gangguan dimana gambaran utamanya ada keinginan kuat dan
menetap untuk hidup sebagai seorang dengan jenis kelamin lain
c. Etiologi
1. Faktor biologis : hormone androgen dan estrogen
2. Faktor psikososial : pola asuh orang tua
d. Gambaran khas : hasrat/keinginan kuat untuk menjadi lawan jenisnya dan perasaan tidak
senang/tidak sesuai terhadap alat kelaminnya disertai perilaku menetap yang mirip dengan
perilaku lawan jenisnya
e. Peran jenis : pernyataan terhadap masyarakat tentang identitas jenis

1. Transeksualisme

- Mulai sejak masa anak dan hanya diketahui oleh pasien sendiri
- Gambaran klinis
a. Hasrat hidup dan diterima kelompok lawan jenisnya, biasa disertai perasaan rishi dengan
anatomi seksnya
b. Keinginan terhadap hormonal semirip mungkin dengan lawan jenisnya
c. Persisten paling kurang 2 tahun
d. Bukan akibat gangguan jiwa lain atau genetic/kromosom

2. Trasnvetisme peran ganda

- Gambaran klinis
a. Mengenakan pakaian lawan jenis sebagai bagian eksistensi diri : sesaat menikmati sebagai
lawan jenisnya
b. Tidak ada hasrat mengubah jenis kelamin/tindakan bedah
c. Tidak ada perangsangan seksual : beda dengan transvestisme fetishistic

3. Gangguan identitas jenis masa anak

- Gambaran klinis
a. Hasrat pervasive/mendalam dan menetap menjadi lawan jenisnya disertai penolakan
atribut/pakaian yang sesuai jenis kelaminnya
b. Tidak ada perangsangan seksual pakaian lawan jenisnya
c. Yang khas : muncul pada usia pra-sekolah dan jelas sebelum pubertas
d. Ada ide kelas jenis kelaminnya akan berubah menjadi lawan jenisnya

Tatalaksana gangguan identitas jenis

- Belum ada pengobatan


- Terapi hormonal coba digunakan tetapi tidak memperbaiki gangguan
- Kalau berat : operasi sex reassignment surgery (mengganti kelamin)

Gangguan preferensi seksual (2)

- Disebut juga paraphilia/deviasi seksual


- Definisi : fantasi tidak lazim atau dorongan seksual atau perilaku yang berulang dan
membangkitkan dorongan seksual
- Gambaran utama : fantasi yang membangkitkan keinginan dan dorongan seksual yang kuat atau
aktivitas seksual yang melibatkan benda mati, hewan (sofilia) , anak, atau orang dewasa yang
tidak menghendakinya
- Dicapai dengan bujukan, paksaan/perlakuan kasar, penganiyaan bahkan pembunuhan,
menyakiti diri sendiri atau pasangan
- Yang paling sering terjadi adalah kasus pedofilia

1. Fetihisme

- Biasanya hanya pada pria


- Gambaran klinis
a. Benda mati sebagai rangsangan untuk membangkitkan keinginan/pemuasan seksual seperti
pakaian dalam atau sepatu
b. Objek fetish : sumber utama perangsangan seksual untuk respons seksual yang memuaskan
c. Fantasi fetihistik lazim seperti ritual, gangguan hubungan seksual, penderitaan
d. Paling sedikit terjadi selama 6 bulan

2. Transvestisme fetishistic

- Gambaran klinis
a. Memakai pakaian lawan jenis untuk membangkitkan keinginan dan pemuasan seksual
b. Ada hasrat kuat untuk melepas pakaian/benda lain dari lawan jenis bila orgasmus tercapai
c. Paling sedikit teradi selama 6 bulan

3. Eksihibisionisme
- Pada pria heteroseksual
- Gambaran klinis
a. Kecenderungan berulang/menetap memamerkan alat kelamin pada orang asing/lawan jenis.
Sering pada tempat umum, jarak cukup aman, tanpa niat hubungan lebih lanjut
b. Rangsang/gairah meningkat bila yang menyaksikan terkejut, terpesona, takut
c. Merupakan satu-satunya cara penyaluran seksual
d. Bersifat ego alien atau distonik yang menimbulkan penderitaan

4. Sadomasokisme

- Gambaran klinis
a. Preferensi aktivitas seksual dengan pengikatan, rasa sakit, atau menghina pasangan
b. Resipiens : masochism
c. Pelaku : sadism
d. Aktivitas sadistic/masokistik penting untuk pemuasan seksual
e. Harus dibedakan dengan kebrutalan dalam hubungan seksual yang tidak berkaitan dengan
erotisme

5. Voyeurism

- Gambaran klinis
a. Kecenderungan melihat/mengintip orang yang berhubungan seksual, menanggalkan
pakaian, mandi
b. Sumber utama perangsangan seksual sebagai pemuasan seksual dengan masturbasi tanpa
diketahui oleh orang yang diintip
c. Merasa malu dan tidak bisa melakukan hubungan seksual
6. Frotteurisme
- Gambaran klinis
a. Kecenderungan menyentuhkan/menggosokkan diri pada orang yang tidak menghendaki
b. Penting untuk membangkitkan gairah seksual/pemuasannya
7. Pedofilia
- Gambaran klinis
a. Preferensi seksual pada anak pra atau awal pubertas
b. Berulang/menetap
c. Pada umumnya pria
8. Nekrofilia : menyukai berhubungan seksual dengan mayat. Yang banyak menderita ini adalah
penjaga kamar mayat. Biasa menggali kubur untuk mendapatkan mayat, bahkan sampai
membunuh.
9. Pygmalionisme : tertarik pada patung/manekin
10. Zoofilia : lebih suka berhubungan dengan hewan
11. Scatolofia telepon dan computer : cyber sex
12. Coprofilia/klismafilia : kepuasan seksual melalui keinginan untuk BAB terhadap pasangannya
atau sebaliknya bahkan makan tinja
13. Urofilia : kepuasaan seksual dengan mengencingi pasangannya atau sebaliknya

Homoseksual

- Penyuka sesama jenis


- Sudah tidak dianggap sebagai gangguan jenis
- Penyebab
a. Fiksasi pada ibu
b. Kurang pehatian ayah
c. Hambatan perkembangan maskulin oleh orangtua
d. Androgen lebih kurang
e. Kalah kompetisi dengan saudara
f. Narsisme
- Bahayanya adalah dapat menyebabkan penularan HIV

Disfungsi seksual

- Gangguan nafsu dan minat seksual


a. Berkurang atau hilangnya nafsu seksual
1. Gambaran utama : tidak ada fantasi/keinginan aktivitas seksual
2. Motivasi kurang, frustasi kalau keharusan aktivitas seksual
3. Kenikmatan ada, hanya kurang aktivitas awal
b. Penolakan atau aversi seksual

- Kegagalan dari respon genital


a. Kelainan pada fase gairah : tidak ada rangsang seksual
b. Pria : gangguan ereksi atau impotensi psikogenik
c. Kesulitan terjadi/mempertahankan ereksi : senggama
d. Psikogenik : ereksi normal pada waktu masturbasi, tidur, pasangan lain
e. Wanita : gangguan rangsangan seksual

- Gangguan orgasme
a. Wanita : keterlambatan/tidak terjadi orgasme setelah fase gairah/aktivitas seksual yang
normal baik dalam intensitas dan lamanya
b. Pria : keterlambatan/tidak terjadi orgasme/ejakulasi parda dan ejakulasi dini atau
premature

- Dorongan seksual yang berlebihan


a. Tergantung fase resolusi : pendek atau panjang.
b. Dorongan seksual yang berlebihan/hiperseksualitas. Satyriasis pada laki-laki dan nimfomania
pada perempuan.
c. Pada pria : tidak punya minat/hilang nafsu seksual dan kurang/tidak berespons terhadap
stimulus seksual.
d. Biasanya dijumpai pada akhir masa remaja atau dewaa muda
- Vaginismus non organic atau fungsional (psikogenik)
a. Ditandai spasme involunter dari otot sepertiga bagian luar vagina : menghalangi senggama
b. Buka karena nyeri local/gangguan jiwa lain

- Dyspareunia non organic atau fungsional (psikogenik)


a. Nyeri pada alat kelamin sewaktu senggama
b. Bukan oleh kelainan patologis local/vaginismus/keringnya vagina tetapi karena murni
psikologi

Anda mungkin juga menyukai