Anda di halaman 1dari 10

Metode penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian dengan
maksud untuk mengetahui fenomena yang dialami subjek penelitian, secara holistik
dalam bentuk deskripsi kata-kata dan bahsadalam konteks khusus yang almiah
dengan memperhatikan metode ilmiah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan pihak
sekolah yaitu wakasek bidang humas untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
kegiatan ceremonial formal di sekolah. Dalam proses wawancara, peneliti
menyertakan pedoman wawancara dengan menyampaikan urutan pertanyaan yang
sudah tertera dalam lembar instrumen wawancara, selain itu penliti juga
menggunakan wawnacara konvensional dengan mengajukan pertanyaan spontan yang
masih dalam konteks pertanyaan dalam instrumen untuk mendukung dan memperkuat
pernyataan dalm instrumne serta menambah pemhaman bagi penliti.

Lokasi penelitian

penelitian atau observasi yang dilakukan mengenai kegiatan ceremonial formal


sekolah dilaksanakan di SMA N 1 NGADIROJO terletak di Desa Hadiluwih
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah
menengah negeri dengan dua jurusan yaitu IPA dan IPS, namun sejak tahun 2019
mulai menerapkan double track atau mengembangkan keterampilan siswa dengan
tambahan jam di bidang kewirausahaan, seni dan keterampilan otomotif.

Waktu penelitian

Pelaksanaan observasi dilakukan selama tenggang waktu dua minggu. Berikut


timeline pelaksanaan observasi

19 oktober 2020
Menyampaikan surat observasi
20 oktober 2020
Surat diterima wakasek dan disetujui

27oktober 2020
Membuat ppt hasil observasi

26 oktober 2020
Melakukan wawancara dengan pihak sekolah

29 desember 2020
Membuat laporan hasil observasi
Tabel hasil pengamatan kegiatan ceremonial formal di SMA N 1 NGADIROJO

No Aspek Pengamatan Hasil Observasi


1 Ceremonial Formal Upacara Bendera Hari Senin
Upacara Hari Besar Nasional
Kegiatan HUT Sekolah
Wisuda Kelulusan
Acara Lepas Pisah Guru
Penyambutan Tamu

2.1 Kegiatan Ceremonial Formal Sekolah


Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP I) merupakan kegiatan
wajib dilaksanakan setiap penempuh jurusan keguruan dan pendidikan. Kegiatan PLP
melakukan observasi beberapa aspek yang ada di lingkungan persekolahan seperti
pengamatan kultur sekolah, pembiasaan positif sekolah, struktur dan tata kelola
sekolah, kegiatan ceremonial formal, pelaksanaan visi-misi sekolah serta kegiatan ko-
kurikuler dan ekstrakulikuler. Kegiatan ceremonial formal termasuk salah satunya.
Kegiatan ceremonial formal sekolah merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara
resmi atau formal dengan memeperhatikan dan merupakan bentuk rasa Nasionalisme,
artinya tersusun atas kelengkapan dari petugas, peserta dan perlengkapan lainnya
yang mendukung termasuk adanya dokumentasi dan pengarsipan. Kegiatan
ceremonial formal dapat berupa upacara bendera, acara wisuda, ataupun acara
insidental yang mana setiap sekolah memiliki kegiatan insidental masing-masing.
Kegiatan observasi dilaksanakan di sekolah mengah atas, mengingat prodi pendidikan
biologi memiliki sasaran output sebagai pengajar sekolah menengah atas, maka
observasi dilaksanakan di sekolah menengah atas baik SMA, SMK ataupun MA.
Karena kondisi pandemi yang mengharuskan pembelajaran di rumah maka sekolah
tujuan observasi yang berada di sekitar rumah masing-masing, untuk kegiatan
observasi mengenai kegiatan ceremonial formal sekolah dilaksanakan di SMA N 1
NGADIROJO. Kegiatan observasi diwali dengan pembuatan surat ijin observasi yang
sudah disiapkan prodi kemudian disampaikan kepada wakasek sekolah tujuan
observasi setelah diperoleh persetujuan kemudian menentukan jadwal observasi atau
wawancara dengan pihak sekolah. Setelah dilakukan wawancara dan mencatat
hasilnya dalam tabel pengamatan kemudian dilanjutkan dengan mendeskripsikan
hasil wawancara mengenai kegiatan ceremonial formal yang ada di SMA N 1
NGADIROJO.

Pada tanggal 19 oktober 2020 surat observasi yang sudah dibuatklan oleh
prodi ditujukan kepada wakasek sekolah tujuan setelah diterima dan disetujui oleh
sekolah tujuan baru akan dilaksanakan observasi. Kemudian pada tanggal 26 oktober,
setelah surat observasi disetujui oleh sekolah dilaksanakan wawancara degan pihak
sekolah diwakili oleh wakasek bidang humas. Pada hari itu dilaksankan wawancara
untuk mengetahui apa saja kegiatan ceremonial formal yang dilaksanakan di SMA N
1 NGADIROJO. Dari hasil wawancara dengan pihak SMA N 1 NGADIROJO
diperoleh hasil bahwa kegiatan ceremonial formal yang ada di SMA N 1
NGADIROJO yaitu upacara bendera hari senin, upacara hari besar nasional, HUT
sekolah, acara lepas pisah guru, acara wisuda klulusan, dan acara insidental berupa
penyambutan tamu.

Upacara bendera hari senin merupakan kegiatan ceremonial formal yang


selalu dilaksanakan di SMA N 1 NGADIROJO. Kegiatan upacara bendera
merupakan kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh seluruh warga sekolah, adapun
petugas dari upacara bendera hari senin dijadwalkan dari eluruh kelas mulai kelas X
sampai kelas XII baik jurusan IPA maupun IPS. Total kelas yang ada di SMA N 1
NGADIROJO ada 24 kelas terdiri dari 10 IPA 1-4, 10 IPS 1-4, 11 IPA 1-, 11 IPS 1-4,
12 IPA 1-4 dan 12 IPS 1-4. Untuk penjadwalan petugas upavcara dimulai dari kelas
10 IPA 1 terus berjalan sampai kelas 12 IPS 4 kemudian kembali lagi pada kelas 10
IPA 1. Sebelum dilaksanakan upacara bendera hari senin selalu dilaksanakan gladi
bersih yang dilakukan pada hari jumat sebelum upacara bendera hari seninnya.
Upacara bendera merupakan acara khidmat, itulah mengapa dalam pelaksanaannya
bukan sembarangan artinya semuanya terstruktur mulai dari persiapan petugas
dilakukan latihan atau gladi resik terlebih dahulu, serta perlengkapan penunjang
upacara seperti sound system, teks-teks untuk protokol, doa, pancasila, UUD 1945,
serta bendera merah putih. Untuk persiapan perlengkapan upacara dilakukan oleh
anggota OSIS, jadi anggota OSIS berangkat lebih pagi pada hari senin untuk
mempersiapkan segala keperluan upacara termasuk untuk kelas yang bertugas
diminta untuk berangkat lebih pagi dari biasanya untuk mempersiapkan upacara
bendera. Untuk tata letak upacara bendera hari senin untuk bapak dan ibu guru
berbaris di koridor depan kantor guru, untuk pembina upacara berdiri tepat di depan
pintu lobi sejajar dengan tiang bendera dan pemimpin upacara, disamping kanan
sebelah bawah dari pembina upacara petugas yang terdiri dai MC/protokol, pembaca
UUD 1945, pembaca DOA, pembaca ikrar, serta tim paduan suara. Untuk peserta
peletakannya juga diurutkan dengan kelas dimulai dari 10 IPA 1 dan berakhir kelas
12 IPS 4. Pelaksanakan upacara bendera hari senin di SMA N 1 NGADIROJO bisa
dibilang baik karena seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan secara tertib, terstruktur
dan runtut. Pelaksanaan upacara baik setiap hari senin maupun saat memperingati hari
besar nasional merupakan bentuk rasa nasionalisme. Setiap runtutan acara yang ada
dalam upacara bendera merupakan perwujudan nasionalisme mulai dari
penghormatan kepada bendera merah putih merupakan perwujudan dari menghargai
atribut negara, mengheningkan cipta merupakan perwujudan dari mengenanng jasa
pahlawan yang telah berjuang untuk Indonesia, menyanyikan lgu Indonesia raya dan
lagu wajib nasional merupakan bentuk perwujudan rasa bangga dengan negara
indonesia(Keraf, 2019:222). Pelaksanaan upacara yang tertib, teratur dan rutin
merupakan bukti bahwa peserta didik memiliki kesetian pada bangsanya, seperti
halnya pelaksanaan upacara bendera di SMA N 1 NGADIROJO telah dilaksanakan
dan diikuti oleh seluruh warga sekolah dengan baik, tertib dan rutin.

Selain melaksanakan upacara bendera secara rutin setiap hari senin, upacara
hari besar nasional juga dilaksanakan oleh SMA N 1 NGADIROJO. Di Indonesia
sendiri ada banyak peringatan hari besar nasional, begitu juga untuk memperingati
momen-momen bersejarah yang ada di Indonesia bisanya sekolah mewajibkan
pelaksanaan upacara bendera. Untuk pelaksanaan upacara hari besar nasional yang
dilaksankan oleh SMA N 1 NADIROJO tidak ada perbedaan dengan upacara hari
senin biasanya, hanya ada sedikit perbedaan terkait petugas serta isi dari amanat dari
pembina biasanya menyesuaikan dengan peringatan hari besarnya. Untuk petugas
upacara sendiri, pada upacara hari senin dijadwalkan mulai kelas 10 sampai kelas 12,
sedangkan untuk petugas pada upacara peringata hari besar nasional adalah OSIS,
kecuali bila hari besar nasional ini bertepatan dengan hari Senin, maka petugas yang
mendapat jadwal pada hari senin tersebut yang bertugas, kecuali hal tersebut maka
yang menjadi petugas adalah OSIS. Untuk petugas upacara dapat ditujuk oleh
koordinator upacara bergantian untuk setiap kelas dengan pemimpin upacara adalah
wali kelas dari kelas yang bertugas tersebut. Upacara bendera merupakan kegiatan
untuk memupuk dan meperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara(A.Doni, 2020). Berdasarkan observasi dan wawancara yang sudah dilakukan,
upacara peringatan hari besar nasional yang dilaksanakan di SMA N 1 NGAIROJO
tidak ada yang spesial, pun setelah dilaksanakan upacara tidak ada acara khusus misal
lomba atau kegiatan lain, namun setelah upacara selesai tetap dilanjutkan untuk
kegiatan belajar mengajar.

Setiap sekolah pasti memiliki hari perayaan untuk memperingati hari jadi atau
HUT, termasuk SMA N 1 NGDIROJO resmi memiliki hari jadi tanggal 10 oktober,
setiap tahun tanggal 10 oktober selalu dilaksanakan peringatan HUT sekolah. Sampai
tahun 2020, SMA N 1 NGADIROJO sudah mencapai 38 tahun, setiap lima tahun
sekali perayaan HUT dilaksanakan secara lebih meriah. Pada peringatan yang
dilaksanakan secara lebih meriah setiap lima tahun sekali, rangkaian acara
dilaksanakan selama seminggu dengan puncaknya tepat di tanggal 10 oktober.
Adapun acara atau kegiatan yang dilaksanakan selama satu minggu terdiri dari
lomba-lomba yang diikuti tiap kelas aserta ada juga perlombaan yang diikuti oleh
sekolah lain yaitu dari SMP dan SMA yang ada di satu kabupaten. Sebenarnya untuk
perlombaan dan acara setiap tahun berbeda-beda. Saat ulang tahun ke-35 pada tahun
2016 merupakan perayaan HUT yang dilksanakan selama satu minggu dengan
puncaknya pada tanggal 10 oktober dengan mengundang seluruh siswa mulai kelas
10 sampai 1 beserta wali muridnya. Pelaksanaan acara formalnya tepat pada tanggal
10 oktober inilah yang dipimpin oleh dua orang MC dengan seluruh rangkaian acara
yang diikuti dengan baik.

Acara lepas pisah guru merupakan salah satu acara formal yang mengharukan,
berbeda dengan acara HUT sekolah yang dilaksanakan dengan tawa bahagia. Setiap
pegawai negeri sipil pasti memiliki purna termasuk seorang guru ketika usia sudah
mencapai 60 tahun maka purna sudah tugasnya dalam mengajardan mendidik para
siswa, selain sebagai bentuk rasa terima kash serta memberikan kesan terakhir kepada
guru yang sudah purna, maka acara lepas pisah guru ini menjadi acara formal yang
memberikan makna yang dalam bagi guru tersebut serta bagi ekolah yang
ditinggalkan. Akan tetapi selain karena purna, terkadang eorang guru harus
dipindahtugaskan atau mungkin menjadi kepala sekolah di sekolah lain, begitu juga
sama seperti guru yang sudah purna juga dilaksanakan acara lepas pisah guru. Untuk
acara lepas pisah guru yang sudah purna ini tidak diikuti oleh seluruh siswa,
melainkan hanya perwakilan dari OSIS dan bapak ibu guru saja, namun ketika
pelepasan kepala sekolah diikuti oleh seluruh siswa, karena kondisi Aula yang tidak
terlalu luas, bmaka dilakukan bergilir satu sesi diikuti oleh satu angkatan jadi total
ada tiga sesi. Untuk rangkaian acara dilakukan sekali, namun untuk proses berjabata
tangan dan ramah tamah dilakukan dengan 3 sesi. Seperti acara formal lainnya acara
lepas pisah guru ini terdiri dari rangkaian acara yang dipimpin oleh MC mulai dari
pembukaan, sambutan dari bapak atau ibu guru yang purna tersebut, sambutan dari
perwakilan sekolah, sambutan dari perwakilan siswa dan ditutup dengan berjabat
tangan dengan seluruh siswa serta pemberian kado kepada bapak/ibu guru yang
purna.

Acara wisuda kelulusan sudah dilaksankaan SMA N 1 NGADIROJO sejak


dahulu. Setiap tahun dilaksanakan, namun baru pada tahun 2019 kegiatan wisuda
dibuat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun sebelum 2019 wisuda
kelulusan memang selalu dilaksanakan, namun untuk Dresscode yang digunakan
hanya memakai baju putih dengan bawahan hitam, mungkin berbeda dengan sekolah-
sekolah lain yang menggunakan kebaya untuk yang putri dan sete;an jas untuk yang
putra hal ini bisa dimaklumi karena bisa dibilang SMA N 1 NGADIROJO yang
masih terletak di pedesaan dimana saat itu hampir seluruh sekolah di kecamatan
tersebut untuk acara wisuda selalu menggunakan dresscode hitam putih, namun pada
tahun 2019 akhirnya SMA N 1 NGADIROJO membuiat pembaruan dengan membuat
acara wisuda kelulusan lebih meriah dan lebih khidmat lagi tentu dengan dresscode
seperti wisuda kelulusan di sekolah-sekolah lain yaitu kebaya untuk putri dan setelan
jas untuk siswa putra. Untuk acara wisuda kelulusan diikuti oleh seluruh kelas 12
dengan petugas dan penghibur dari siswa kelas 10 dan 11. Acara wisuda kelulusan
dipimpin oleh dua orang MC putra dan putri dari kelas 10 dan 11. Rangkaian acara
diikuti dengan baik mulai dari pembukaan, sambutan-sambutan, prosesi wisuda,
hiburan tari-tarian serta pengumuman hasil ujian sekolah dan siswa yang diterima
SNMPTN. Pada intinya acara wisuda merupakan acara yang formal namun diikuti
dengan khidmat oleh seluruh siswa kelas 12, bisa dibilang juga acara wisuda secara
simbolis menyatakan para siswa kelas 12 ini sudah dilepaskan oleh pihak sekolah
kepada orang tua masing-masing tugas mendidik oleh pihak sekolah telah selesai,
itulah mengapa acara wisuda sekolah ini memberikan kesan mendalam bagi siswa
kelas 12 perjuangan selama tiga tahun telah usai. Menurut pendapat saya acara
wisuda kelulusan di SMA N 1 NGADIROJO ini telah dilaksanakan dengan baik dan
khidmat meskipun dibilang acara formal namun pembawaanya bisa setenang dan
sesantai acara biasanya tidak terlalu tegang. Seluruh perlengkapan pendukung acara
sudah disiapkan dengan baik. Karena prosesi wisuda ini diikuti oleh seluruh siswa
kelas 12 yang jumlahnya lebih dari 200 siswa serta memang acara yang khidmat,
untuk mengurangi adanya kesalahan teknis lapangan sehari sebelum acara wisuda
dilaksanakan maka dilakukan gladi resik untuk prosesi wisuda. Menurut saya ini juga
baik dan perlu dilakukan karena memang untuk mengatur sebanyak itu siswa dengan
berbagai karakter tidak mudah, tidak cukup hanya dijelaskan memang perlu
dilakukan gladi resik dna terbukti saat acara berlangsung semua dapat berjalan lancar.

Kegiatan ceremonial formal terakhir yang dilaksanakan di SMA N 1


NGADIROJO yaitu acara insidental (penyambutan tamu). Setiap tamu yang datang
ada penyambutan tamu, namun untuk acara penyambutan tamu ini tergantung juga
tamu yang datang. Seperti pada saat kegiatan kemah bhakti, dari SMA N 1
NGADIROJO mengundang bapak bupati namun karena dari bapak bupati ada
kegiatan maka saat itu diwakili oleh bapak wakil bupati, karena saat itu memang tema
dari kemah bhakti adalah pewayangan jadi ada sepasang siswa yang berpenampilan
layaknya tokoh pewayangan yang menyambut dan mengatar bapak wakil bupati
menuju bumi perkemahan. Itu merupakan salah satu contoh acara penyambutan tamu,
selain itu masih banyak lagi tamu-tamu yang datang dan disambut dengan baik di
SMA N 1 NGADIROJO. Untuk yang bertugas dalam penyambutan tamu diseusiakan
juga tujuan dari tamu tersebut sehingga ada pembagian kapan yang bertugas itu siswa
dan kapan yang bertugas itu guru. Seperti saat penyambutan bapak wakil bupati
seperti yang sudah dijelaskan, karena tujuan dari kedatangan untuk memenuhi
undangan dari acara kemah bhakti dimana ini merupakan acara pure dari siswa maka
yang bertugas penyambutan adalah siswa guru sebagai pendamping disini. Kegiatan
ceremonial penyambutan tamu merupakan hal yang penting namun akan lebih baik
jika tidak sampai mengesampingkan acara utamanya. Kegiatan penyambutan tamu
dapat berupa pengalungan bunga, pertunjukan kesenian berupa tari-tarian atau
pertunjukan alat musik(Jelantik, 2019).
Daftar pustaka
Jelantik, A.A. Ketut. 2019. Dinamika Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0.
Yogyakarta: Deepublish.
A., Doni Koesoma, Evy, Anggraeny. 2020. Inspirasi Praktik Baik Pendiidkan
Karakter Berbasis Kultur Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Keraf, Fransiskus M. P., Kokom, Komalasari. 2019. Habituasi untuk menguatkan
karakter nasionalisme peserta didik wilayah perbatasan pada abad 21. Jurnal
Pendidikan Karakter. Vol 9 (2): 216-230.

Anda mungkin juga menyukai