Anda di halaman 1dari 3

V PEMBAHASAN

Estimasi besarnya populasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperkirakan ukuran dari populasi. Metode dalam esstimasi besarnya populasi yang paling
sering digunakan yaitu Metode Capture-Recapture atau biasa dikenal sebagai Metode Capture,
Mark, Release, Recapture (CMRR). Penelitian yang berhubungan dengan estimasi besar populasi
ini salah satunya dilakukan oleh Laplace yang dilakukan pada tahun 1802. Laplace ini mengkaji
estimasi populasi penduduk Perancis yang berjumlah sekitar 28.328.612 orang. Laplace
menghitung angka tersebut menggunakan jumlah kelahiran di tahun sebeumnya dan
menyertakan data sensus selama tiga tahun pada masyarakat tertentu saja. Hingga muncul
asumsi bahwa sampel menjadi perwakilan dari Perancis. Mengenai Metode Capture-Recapture
ini dilakukan oleh Petersen di tahun 1894 dan Lincoln di tahun yang berbeda yaitu 1930 dimana
berhasil merumuskan estimator populasi berdasarkan perbandingan hewan yang tertnagkap
dengan populasi sebenarnya. Adapun di tahun 1938 Schanabel melakukan penelitian dengan
sensus di populasi tertutup. Hasil yang ditemukan yaitu dikenal sebagai metodee schanabel yang
bisa dipergunakan untuk mengestimasi ukuran populasi tertutup dengan dua atau lebih
penangkapan serta menandai objek sampel yang sudah tertangkap di penangkapan sebelumnya.

Tujuan praktikum estimasi besar populasi ini yaitu untuk mengetahui Metode Capture-
Mark-Release-Recapture dengan cara simulasi atau bisa dikatakan tiruan yang mana
menganggap beras putih sebagai hewan yang nantinya akan diestimasikan populasinya. Cara
yang digunakan dengan simulasi ini menggunakan asumsi nomor 1,3,4,5, dan 7 bisa terpenuhi.
Dimana nantinya cara sampling jika dilakukan dengan baik maka estimasi populasi dengan
Metode Capture-Mark-Release-Recapture dengan menggunakan rumus yang mana akan
mendekati hasil sebenarnya atau hasil perhitungan secara langsung pada tempatnya.

Metode Capture-Recapture adalah suatu metode yang digunakan untuk menaksir ukuran
populasi dengan teknik Capture, Making, Release, Recapture (CMRR) yang berarti menangkap,
menandai, melepaskan, serta menangkap kembali sampel yang mana digunakan sebagai metode
pengamatan populasi. Capture atau Menangkap ini diartikan sebagai pengambilan sampel dalam
populasi tertentu. Umumnya teknik ini memerlukan jebakan untuk populasi yang sifatnya liar.
Metode selanjutnya yaitu Marking atau Menandai dimana setelah objek dalam sampel
tertangkap, maka akan diberikan tanda. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk membedakan
anggota populasi yang tidak tertangkap atau belum tertangkap. Kemudian metode Release atau
Melepaskan yakni objek pada sampel akan dilepaskan kembali dan membiarkan berbaur dengan
anggota populasi lainnya. Setelah itu Metode Recapture atau Menangkap Kembali yang berarti
mengambil sampel kembali. Ada perbedaan pada penangkapan ini yaitu dikarenakan terdapat
kemungkinan anggota populasi yang tertangkap adalah objek sampel yang terlebih dahulu sudah
ditangkap yang dibedakan dengan tanda.

Metode Peterson adalah sebuah cara sederhana yaitu single marked. Single marked
adalah cara yang melibatkan penangkapan sebagian populasi, penandaan untuk pencirian, serta
pelepasan. Pada metode ini individu yang sama dihitung lebih dari sekali dalam keadaan ekologi
tertentu, tidak hanya itu semakin kecil sampel yang digunakan maka kemungkinan akan semakin

M .n
tinggi. Rumus yang digunakan yaitu N= yang memiliki arti N sebagai cacah hewan
m
dipopulasi, n sebagai cacah hewan dalam sampel, M sebagai cacah hewan yang ditandai setelah
dilakukan penangkapan untuk dilepaskan lagi ke alam, dan m sebagai cacah hewan sudah
ditandai yang terteangkap kembali dalam ambila cuplikan berikutnya. Metode Schnabel lebih
berfokus pada saat penangkapan ulang. Pada metode ini sampel dijumlah dari waktu permulaan
yaitu t= 1 sampai dengan t= T atau saat sampel terakhir diambil sehingga N akan bisa dihitung

∑ nᵼ Mᵼ
t=1
menggunakan rumus N = T yang memiliki arti nᵼ sebagai sampel total yang
∑ mᵼ
t =1

dikumpulkan sama dengan t, Mᵼ sebagai cacah individu yang ditandai sebelum pengambilan
cuplikan watu t, dan mᵼ sebagai cacah individu yang ditandai dengan sampel yang diambil dalam
waktu t. Adapun metode metode Eschmeyer-Scumacher yang berfungsi untuk megetahui nilai
populasi berdasarkan upaya mengurangi total bobot antara proporsi hewan bertanda pada sampel

∑ (C x M 2)
dan yang belum ditandai dalam populasi. Pada metode ini menggunakan rumus N = .
∑ (R x M )
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu menyediakan sebuah gelas plastic yang
digunakan untuk wadah ketika mengaduk beras putih dan beras merah. Beras merah digunakan
sebagai penanda hewan dan beras putih sebagai populasinya. Sendok digunakan untuk
mengambil beras yang sudah dicampur secara homogen dan digunakan untuk mengaduk beras
agar menjadi homogen. Kamera digunakan untuk memvideo proses praktikum.

Pengulangan yang dilakukan dalam praktikum ini berfungsi untuk mendapatkan


perhitungan dengan tigkat kepercayaan yang tinggi. Hal tersebut juga dilakukan untuk mencari
besar peluang dari percobaan yang dilakukan. Yang mana bertujuan untuk memperkirakan
ukuran atau besar dari populasi. Metode yang digunakan yaitu Capture, Mark, Release, dan
Recapture (CMRR). Metode tersebut berhasil dirumuskan dengan estimator populasi
berdasarkan perbandingan hewan yang tertangkap dengan populasi sebenarnya.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh ditemukan bahwa percobaan yang dilakukan
mendekati rumus Eschmeyer-Sumacher. Diketahui bahwa total hasil M sebesar 5188. Ketika
menggunakan rumus Peterson hasil yang diperoleh sebesar 13948.4688. Kemudian pada saat
menggunakan rumus Schnabel diperoleh hasil sebesar 16091. Serta ketika menggunakan rumus
Eschmeyer-Sumacher maka hasil yang diperoleh yaitu 2056.265128. Makah al tersebut
menunjukkan bahwa rumus yang paling mendekati hasil yaitu rumus Eschmeyer-Schumacher.
Hal tersebut terjadi karena sesuai dengan teori yang ada yakni menurut Carvalho dkk (2013)
mengatakan bahwa metode Eschmeyer-Sumacher ini adalah metode yang paling akurat jika
dibandingkan dengan metode lainnya yaitu metode Peterson serta metode Schnabel. Umumnya
secara matematis metode ini paling sempurna dibandingkan dnegan kedua pendekatan lain yang
tingkat keakuratannya lebih rendah dari metode Eschmeyer-Schumacher.

Pada percoban praktikum ini tidak ditemukan faktor kegagalan. Hasil data yang diperoleh
sesuai dengan teori yang mana metode Eschmeyer-Schumacher merupakan metode paling akurat
karena hasil yang diperoleh mendekati hasil sensus besar populasi. Sedangkan metode paling
tidak akurat yaitu Peterson dengan hasil diperoleh 13948.4688. metode Schanbel ini lebih akurat
jika dibandingkan dengan metode Peterson yang memeproleh hasil sebesar 16091.

Anda mungkin juga menyukai