Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN OBSERVASI

BUDAYA DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


DI SEKOLAH SMK SORE TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Oleh:
I’zaul Fu’adah
NIM : 17204163264

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2019

i
LAPORAN OBSERVASI
BUDAYA DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH 1 DI SMK SORE TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Disusun untuk melengkapi tugas dan


memenuhi syarat matakuliah
Magang I

Oleh:
I’zaul Fu’adah
NIM : 17204163264

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2019

ii
Lembar Pengesahan

Dengan ini I’zaul Fu’adah dinyatakan telah melaksanakan Program Magang I


dan Laporan Observasi yang ditulis oleh mahasiswa tersebut telah mendapat
persetujuan dari Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Magang.

Tulungagung, 14 Mei 2019


Dosen Pembimbing, Guru Pamong,

Dr. Nur Efendi, M.Ag. Siti Kholifah, S. Pd.


NIP. 196501201998031002 NIP.-

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Drs. Masdugi.
NIP.-

iii
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii


Daftar Isi................................................................................................................. iv
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
A. Latar Belakang ................................................................................................. 5
B. Tujuan Observasi ............................................................................................. 7
C. Ruang Lingkup Observasi ............................................................................... 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
HASIL OBSERVASI DAN REFLEKSI ................................................................ 8
A. Waktu dan Tempat Observasi .......................................................................... 8
B. Hal-hal yang Diobservasi................................................................................. 8
C. Budaya Sekolah/Madrasah .............................................................................. 8
D. Pelaksanaan Proses Pembelajaran .................. Error! Bookmark not defined.
E. Masalah-masalah Pembelajaran dan Cara Mengatasi .................................... 14
BAB III ............................................................................................................... 166
PENUTUP ........................................................................................................... 166
A. Kesimpulan .................................................................................................. 166
B. Saran ............................................................................................................ 166
Lampiran ( Dokumentasi Kegiatan Observasi ) .................................................... 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi masa depan yang tak ternilai, untuk itu
Kementrian Pendidikan dan Budaya telah berkomitmen bahwa pendidikan
bagi generasi emas ini harus dimulai dengan serius dan disiapkan dengan
sepenuh hati. Selain itu, bahwa proses penyemaian generasi emas ini harus
bersamaan dengan penyiapan guru profesional melalui suatu sistem
pendidikan guru yang bermutu dan akuntabel yaitu melalui kegiatan magang
kependidikan. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk
pengajaran peserta didik di bawah pengawasan guru. Keberadaan sekolah saat
ini sangat menunjang proses KBM yang akan dilaksanakan. Peran seorang
guru dalam sebuah sekolah sangat penting.
Pasal 1 ayat (1) PP No. 74/2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Sejalan dengan pernyataan itu, seorang guru harus memiliki kompetensi yang
diharapkan, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Kompetensi ini disiapkan melalui pendidikan akademik dan pendidikan
profesi.
Mahasiswa fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan sebagai calon guru
merupakan calon pendidik yang nantinya berperan penting dalam
mencerdaskan anak bangsa dan berkontribusi dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional . Untuk itu mahasiswa harus mengetahui lebih awal
tentang kemampuan yang harus dikuasai sehingga pada saat terjun ke sekolah
dapat mempersiapkan dan merencanakan pelaksanaan pendidikan yang
bermutu.
Berkaitan dengan usaha untuk menyiapkan calon pendidik yang
berkualitas, maka Institut Agama Islam Negeri Tulungagung khususnya
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan telah mencanangkan suatu program
dimana mahasiswanya akan dibekali pengetahuan serta keterampilan dalam

5
mendidik. Program yang dilaksanakan ini merupakan program magang, yaitu
salah satu tahap dari program magang yang dilaksanakan di kampus untuk
membekali beragam kompetensi yang diperlukan agar mahasiswa siap
melaksanakan magang II di sekolah/madrasah/lembaga PAUD (RA/TK, KB)
mitra. Selain itu, program ini merupakan ajang pembelajaran bagi mahasiswa
kependidikan untuk mengetahui bagaimana kelayakan menjadi seorang
pendidik yang mempunyai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial , dan
profesional.
Kegiatan yang dilakukan dalam magang I adalah observasi dan
pengematan budaya sekolah. Kegiatan observasi merupakan suatu kegiatan
mengamati, melihat serta menganalis suatu kegiatan dan seperangkat
informasi yang diperoleh dengan menggunakan indera. Sedangkan observasi
budaya sekolah mengenalkan mahasiswa kepada kebiasaan, suasana, dan tata
cara berperilaku atau bertindak yang sudah sejak lama dilakukan atau
dikembangkan di sekolah/madrasah/lembaga PAUD (RA/TK, KB). Hasil
dari observasi akan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, walaupun
objek yang diamati sama. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan dan
pengetahuan dari subjek observasi juga berbeda-beda.
Dalam kesempatan ini observer melakukan observasi di SMK SORE
Tulungagung sebagai objek observasi dengan berberapa pertimbangan
diantaranya, adanya izin dari pihak kepala sekolah tersebut kepada kami
untuk melakukan observasi. Adapun waktu dalam melakukan observasi
tanggal 23 Maret 2019 sampai dengan 13 April 2019, meskipun waktu yang
digunakan dalam melakukan observasi ini relatif singkat dan sedikit
terkendala pada penyesuaian jadwal sekolah dan kuliah, tetapi tidak menjadi
kendala yang signifikan untuk mencapai tujuan dan sasaran dari observasi itu
sendiri. Selanjutnya observer berusaha menuangkan hasil observasi tersebut
dalam sebuah makalah laporan tertulis untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah Magang 1 yang berjudul “Laporan Observasi Budaya Dan
Kegiatan Pembelajaran Di Sekolah 1 Di SMK SORE Tulungagung Tahun
Akademik 2018/2019”

6
B. Tujuan Observasi
Adapun tujuan dari kegiatan observasi budaya sekolah dan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kebiasaan, suasana, dan tata cara berperilaku atau bertindak
yang sudah sejak lama dilakukan atau dikembangkan di sekolah/
2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di
sekolah
3. Mengetahui karakteristik siswa di dalam maupun di luar kelas
4. Mengetahui gambaran lingkungan sekolah.
C. Ruang Lingkup Observasi
Adapun ruang lingkup dari kegiatan observasi budaya dan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memahami budaya sekolah, seperti: kebiasaan, suasana, dan tata cara
berperilaku atau bertindak yang sudah sejak lama dilakukan atau
dikembangkan di SMK SORE Tulungagung
2. Memahami kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK SORE
Tulungagung.
3. Mengidentifikasi perangkat pembelajaran yang digunakan pada SMK
SORE serta menyusun perangkat pembelajaran pada saat magang I.

7
BAB II
HASIL OBSERVASI DAN REFLEKSI
A. Waktu dan Tempat Observasi
Observasi budaya dan kegiatan pembelajaran di SMK SORE, beralamat di
Jalan Mastrip No. 100 Serut Kecamatan Boyolangu, dilakukan sebanyak 4
kali, yaitu:

1. Hari, Tanggal : Kamis, 11 April 2019


Waktu : 11.30 – 13. 00 WIB
Tempat : X – TKRO 1
2. Hari, Tanggal : Jum’at, 12 April 2019
Waktu : 10.00 – 11.20 WIB
Tempat : X – TPM 3
3. Hari, Tanggal : Rabu, 15 April 2019
Waktu : 06.45 – 07.45 WIB
Tempat : X – TKRO 2
4. Hari, Tanggal : Kamis, 16 April 2019
Waktu : 10.00 – 11.30 WIB
Tempat : X – TPM 1

B. Hal-hal yang Diobservasi


Mahasiswa mengobservasi kegiatan pembelajaran matematika
yang dilakukan oleh Guru Pamong, yakni ibu Siti Kholifah, S.Pd. di SMK
SORE Tulungagung dengan rincian sebagai berikut:

Mata pelajaran/tema : Matematika

SK / KI / TP :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif

8
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
KD / CPP :
1.22 Menganilisis masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika
matematika (pernyataan sederhana, negasi pernyataan sederhana,
pernyataan majemuk, negasi pernyataan majemuk dan penarikan
kesimpulan).
4.22 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika
matematika (pernyataan sederhana, negasi pertanyaan sederhana,
pernyataan majemuk, negasi pertanyaan majemuk dan penarikan
kesimpulan).

Materi pokok/ sub tema : Logika Matematika


C. Budaya Sekolah

SMK Sore Tulungagung merupakan sekolah kejuruan yang


sudah besar dan berdiri dibawah yayasan Sunan Rahmat. Sekolah ini
dipadati dengan mayoritas siswa laki-laki. Untuk jadwal masuk terdapat
2 kloter, kloter pertama mulai masuk pagi jam 7 dan selesai pada jam 1,
sedangkan kloter kedua mulai masuk pada jam setengah 2 sampai jam 6
sore. Setiap pagi di sekolah ini selalu ada guru yang menyambut siswa
yang datang didekat gerbang masuk sekolah. Setiap hari terdapat guru
piket yang bertugas menyambut siswa dan bertanggung jawab atas
keterlambatan dan perizinan siswa maupun guru. Untuk siswa yang
terlambat datang ke sekolah harus melapor kepada guru/petugas piket

9
untuk mendapat ijin mengikuti pelajaran dikelas serta mendapat
hukuman dengan harus melepas satu sepatunya sebagai tanda
keterlambatannya. Sehingga diharapkan siswa merasa malu dan jera
akan keterlambatannya dan berusaha tidak mengulanginya kedepannya.

Bagi siswa yang tidak dapat hadir ke sekolah karena suatu


hal, maka siswa harus memberitahukan ke sekolah melalui surat ijin
yang ditandatangani oleh orang tua atau wali siswanya diketahui ketua
RT/RW setempat. Siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit selama
2 hari atau lebih secara berturut-turut harus melengkapi dengan surat
ijin/cuti dari dokter atau konfirmasi langsung dari orang tua dengan
dating ke sekolah. Sekolah tidak melayani ijin ketidakhadiran siswa
melalui telvon ke sekolah. Untuk siswa yang tidak masuk ijin karena
sesuatu hal (bukan sakit) lebih dari 2 hari berturut-turut, sebelumnya
harus mendapat dispensi dari kepala sekolah.

Guru piket juga bertugas menjaga kelancaran pelaksanaan


kegiatan belajar mengajar dengan melaksanakan tugas piket sesuai
jadwal (Tiga orang dari jam pertama hingga ke-8 dan tiga orang dari
jam ke-8 hingga jam terakhir). Jika ada guru yang terlambat dan tidak
hadir mengajar maka guru tersebut biasanya akan mengkonfirmasi guru
piket agar dapat mengkondisikan kelas dengan memberi tugas dari guru
dan mengawasi kondisi kelas tersebut. Ketika siswa ingin pulang karena
ada barang yang tertinggal atau suatu urusan maka siswa harus
mengurusi perizinan di piket dengan meminta tanda tangan guru kelas
saat itu dan guru piket, begitupula jika siswa harus pulang mendadak
karena acara tertentu atau kepentingan mendadak.

Upacara di SMK Sore dilaksanakan setiap hari senin dimulai


pukul tujuh dan selesai sekitar jam delapan lebih lima belas menit.
Upacara tidak dilaksanakan pada hari senin ketika terdapat hari-hari
besar nasional dalam minggu tersebut yang tidak berada di hari senin.
Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera dengan mengenakan
pakaian seragam lengkap. Di setiap tanggal 17 disetiap bulannya, siswa

10
yang memiliki jadwal masuk siang juga wajib mengikuti upacara
tersebut. SMK Sore juga selalu melaksanakan upacara penurunan
bendera disetiap hari sabtu yang diikuti oleh seluruh siswa dan para
guru.

Kebiasaan atau budaya di sekolah ini ketika masuk dan


keluar kelas adalah adanya pengucapan salam baik dari guru maupun
siswa. Sebelum pembelajaran dikelas dimulai, guru dan siswa selalu
berdoa terlebih dahulu. Biasanya ketua kelas mengkondisikan kelasnya
untuk prosesi berdoa sehingga anak sekelas itu serempak berdoa dengan
kompak. Setelah prosesi berdoa selesai, selanjutnya guru melanjutkan
pembelajaran seperti biasa.

Kedisiplinan di sekolah ini sangat baik, setiap rincinya selalu


di perhatikan oleh pihak sekolah. Seperti ketika terlambat masuk, ada
catatan khusus, jika melebihi batasannya maka mendapat poin tersendiri
yang di data oleh sekolah melalui guru piket. Penggunaan seragam dan
atribut sekolah yang di tentukan sekolah juga berjalan dengan baik,
semua siswa memakai sepatu hitam dan berpakaian rapi. Bagi siswa
yang diketahui tidak menyesuaikan seperti mungkin memakai sepatu
yang tidak hitam maka akan langsung mendapat teguran dari guru yang
melihatnya atau kadang sudah langsung ketahuan oleh guru piket di
depan yang selalu mengawasi ketertiban siswa. Ketika berangkat dan
pulang sekolah siswa juga selalu di himbau untuk menuntun motornya
sampai di tempat parker atau sampai didepan gerbang sekolah, hal ini
diharapkan agar kondisi sekolah tetap tertib dan nyaman.

Dalam keseharian siswa yang mungkin tengah berjalan ke


kantin atau berjalan untuk menuju ke kelas terbiasa menyapa gurunya
dengan anggukan sebagai tanda penghormatan dan menjalin keakraban
antara murid dan guru. Bahasa sehari-hari yang digunakan siswa untuk
berbicara dengan guru mayoritas sudah baik dan sopan, jikapun ada
yang menggunakan kosakata yang kurang baik guru biasanya langsung
menegur dan mengingatkan bahwa bahasanya tidak baik sehingga

11
seluruh siswa terbiasa berbahasa sopan serta bersikap santun meskipun
mayoritas siswa laki-laki.

Kondisi belajar siswa sehari-hari dikelas sudah kondusif,


melihat mayoritas guru memiliki motivasi yang memadai sehingga
siswa juga ikut terbawa semangat dalam proses pembelajaran.
Meskipun tetap ada beberapa anak yang kadang membuat kegaduhan
dengan sedikit clometan, namun hal itu tidak mendominasi dan masih
bisa terkondisi. Setiap diberikan tugas mayoritas siswa mengumpulkan,
baik diberikan oleh guru kelas waktu itu sendiri maupun ketika tugas
diberikan karena ketidakhadiran guru oleh guru piket. Biasanya ketua
kelas akan mengumpulkan di meja guru setelah pengerjaan teman-
teman sekelas selesai.

Budaya utama yang dikukuhkan di SMK SORE Tulungagung


adalah etika. Hal tersebut berdasar tidak jauh dari visi dan misi SMK
SORE yaitu, “Terwujudnya SMK SORE Tulungagung menjadi sekolah
Besar Berkompetensi Global dan Berakhlaqul Karimah.”. Jadi
diharapkan siswa mempunyai akhlak yang baik dimanapun tempatnya,
baik kepada sesama, guru maupun orang tua. Sehingga sekolah ini
mampu terus berkembang dan mencetak siswa-siswi yang produktif,
adaditif, kreatif, berbudi pekerti luhur serta mampu berkompetensi dan
mengembangkan diri.

Pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah dapat


dicermati melalui perangkat pembelajaran masing-masing guru. Dalam
perangkat tersebut ada komponen penilaian karakter seperti tanggung
jawab, kedisiplinan, ketertiban, kepatuhan, kemandirian, dsb. Selain itu
ada berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ikut membantu karakter
siswa. Ada pula pengembangan diri melalui bimbingan penyuluhan dan
konseling yang dibidangi oleh para konselor. Pelaksanaan
pengembangan karakter yang ada di SMK SORE terbagi dalam dua
cara, yaitu pengembangan karakter intra dan ekstra. Dengan adanya
Masa Orientasi Sekolah (MOS) siswa mendapat pengenalan bagaimana

12
adat dan budaya SMK Sore yang menjunjung tinggi nilai etika. Aplikasi
pembelajaran di kelas seperti pembacaan doa bersama sebelum memulai
pelajaran merupakan salah satu wujud pengembangan karakter. Dengan
adanya pendidikan karakter siswa-siswi SMK Sore menjadi pribadi
yang baik dan santun.

D. Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah berjalan dengan baik.
Namun memang tetap ada beberapa siswa yang ramai sendiri karena
mayoritas siswa laki-laki, dan kebetulan kelas yang diobservasi siswanya
laki-laki semua. Untuk mendapatkan kondisi kelas yang siap belajar, guru
harus tegas menghadapi siswa-siswa yang menjadi pemacu kegaduhan
kelas. Karena jika dibiarkan yang terjadi adalah siswa yang sebenarnya
siap belajar jadi tertular atau terganggu dan sulit berkonsentrasi, sehingga
materi tidak tersampaikan dengan sempurna.
Sebelum memulai pelajaran, guru masuk dengan mengucapkan
salam dan dijawab serentak oleh seluruh siswa. Selanjutnya para siswa
berdoa bersama sebagaimana kebiasaan sebelum memulai pelajaran.
Selesai berdoa guru mengecek presensi siwa untuk mengetahui siswa yang
tidak hadir pada jam tersebut dengan tanpa keterangan. Kemudian guru
memulai pembelajaran. Sebelum memasuki materi yang akan dibahas di
hari itu, guru merefleksi materi sebelumnya, untuk mengingatkan kembali
serta menyambungkan dengan materi hari itu.
Guru menjelaskan dengan gamblang materi hari itu, yaitu tentang
logika matematika. Sekolah ini sebenarnya sudah mengikuti kurikulum
2013 yang menuntut siswa untuk aktif dan tanggap terhadap
permasalahan. Tapi karena mayoritas siswa laki-laki akhirnya
pertimbangannya adalah proses belajar tidak akan berjalan sempurna jika
hanya menganut pola kurikulum 2013 yang menerapkan student center.
Sehingga metode yang diterapkan masih menggunakan ceramah dan guru
sebagai pusat materi.

13
Materi disampaikan guru dengan dituliskan di papan tulis, dan
seluruh siswa di kelas diwajibkan untuk menulis materi, karena memang
pada umumnya anak laki-laki lebih malas untuk menulis, sedangkan
tentunya jika materi tidak di tulis minggu selanjutnya materi akan lupa dan
tidak berjejak lagi. Berbeda jika materi di tulis, jika esok hari lupa pun
dapat membuka buku catatan dan tentunya lebih mudah mengingatnya.
Oleh karena itu, guru mewajibkan siswa menulis untuk mengurangi
lupanya siswa terhadap materi yang di ajarkan hari itu.
Dalam kondisi yang ada, dapat dilihat bahwa siswa yang duduk
dibelakang cenderung lebih riskan untuk ramai dan clometan. Sehingga
guru harus selalu memperhatikan siswa agar kondisi kondusif kelas tetap
bias terjaga. Mungkin kedepan dapat di adakan perpindahan posisi duduk
tiap minggu atau tiap bulan agar siswa yang terbiasa membuat gaduh akan
berbaur dengan teman lain yang terbiasa memperhatikan materi dengan
sungguh-sungguh. Untuk keseluruhan kondisi sudah memadai untuk
pembelajaran, juga antara siswa yang clometan dan tida itu masih lebih
banyak siswa yang memperhatikan, jadi masih termasuk dalam kondisi
aman. Hal tersebut tidak lain karena tegasnya guru dan tanggapnya beliau
ketika ada siswa-siswa yang mulai ramai dan tidak memperhatikan
pelajaran.

E. Masalah-masalah Pembelajaran dan Cara Mengatasi


Adapun masalah-masalah pembelajaran yang ditemui dalam kegiatan
observasi budaya sekolah dan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Masalah :Dikarenakan satu kelas hanya terdiri dari siswa laki-laki
maka kadang kondisi kelas menjadi tidak terkontrol dan
tidak kondusif.
Mengatasi : Guru memberikan peringatan terhadap sikap siswa yang
menjadikan kondisi kelas tidak kondusif
2. Masalah : Ada beberapa siswa yang tidak hadir pembelajaran tanpa
izin yang jelas.
Mengatasi : Guru melakukan absensi kepada seluruh siswa, dan

14
menanyakan setiap alasan dari setiap siswa yang tidak
hadir dalam kegiatan pembelajaran, dan juga memberikan
peringatan jika siswa tidak hadir tanpa ada izin yang jelas
akan memperoleh sanksi dari sekolah.
3. Masalah : Minat belajar siswa yang rendah
Mengatasi : Guru memberikan inovasi dari setiap kegiatan
pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan dengan
model pembelajaran yang monoton setiap kali pertemuan.
Seperti halnya dengan kegiatan pembelajaran kelompok,
kegiatan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung. Dengan demikian
diharapkan siswa akan lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan meningkatkan minat belajar siswa.
4. Masalah :Banyaknya siswa yang sering memainkan HP ketika
pembelajaran berlangsung.
Mengatasi : Hal ini dapat diatasi dengan menegur siswa, jika dengan
teguran siswa tersebut tidak jera, maka ada penindak
lanjutan dengan mengambil HP siswa dan menyerahkannya
ke pihak BK supaya nanti di ambilkan orang tua.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan observasi budaya sekolah dan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. SMK Sore Tulungagung yang berbasis kejuruan ini tidak hanya
menyiapkan peserta didik yang ahli dalam bidangnya, namun juga
memiliki attitude yang mampu mengantarkan tamatan sekolah kejuruan
bersaing dalam dunia kerja.
2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika di
SMK SORE Tulungagung telah berjalan dengan baik, meskipun ada
beberapa permasalahan yang perlu dievaluasi dan diperbaiki untuk proses
pembalajaran selanjutnya, antara lain: Siswa yang terlalu ramai, ketika
kegiatan pembelajaran berlangsung. Solusi yang mungkin adalah suara
guru harus mampu menarik perhatian siswa misalnya dengan suara yang
ekstra keras, agar setiap siswa yang ramai sekalipun tetap memperhatikan
apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, untuk mengatasi siswa yang
ramai dapat dengan menjatuhkan mental siswa dulu kemudian
membangunnya kembali.
3. Budaya sekolah yang ada di SMK SORE Tulungagung agung sangatlah
bagus, tidak hanya dari segi perencanaan namun pelaksanaan dari budaya
sekolah ini dilaksanakan secara tertib dan rutin. Bahkan budaya sekolah
ini sangatlah bagus jika diterapkan di sekolah lain.
B. Saran
Dengan telah diadakannya kegiatan Magang I berupa observasi budaya
sekolah dan kegiatan pembelajaran ini diharapkan guru model dan
mahasiswa magang lainnya bisa membangun kebersamaan dan kerja sama
yang baik, seperti saling memberikan masukan yang positif dan ide-ide
inovatif agar bisa memperbaiki proses pembelajaran yang lebih maksimal
untuk ke depannya, dan dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran
selanjutnya. Selain itu, sebagai guru tugas yang paling mendasar adalah
bagaimana cara mengelola kelas dan waktu, karena dengan mengelola kelas

16
yang bagus, dan dapat mengatur waktu dengan baik, proses pembelajaran
akan berjalan dengan lebih baik, dan selesai tepat pada waktunya, serta tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran juga terlaksana.

17
Lampiran 1 :DOKUMENTASI DARI KEGIATAN OBSERVASI BUDAYA
DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Prestasi siswa dalam kegiatan pramuka

2. Budaya mematikan mesin dan turun dari sepeda motor ketika


melewati halaman sekolah

18
3. Guru piket yang sedang bertugas
S

4. Siswa yang sedang melakukan prosedur perizinan untuk keluar


sekolah untuk suatu kepentingan.

19
5. Guru yang sedang absen kehadiran

6. Kegiatan pembelajaran di kelas

20
7. Diskusi siswa di ruang OSIS

8. Ruang perpustakaan sekolah

21
9. Slogan pendukung pembentukkan karakter siswa

10. Mahasiswa magang, DPM dan beberapa guru sekolah

22

Anda mungkin juga menyukai