Anda di halaman 1dari 12

Febris (demam)

Di
S
U
S
U
N

Oleh:

Maulidia Rahmah

SMK KESEHATAN MUHAMMADIYAH BIREUEN


TAHUN AJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR
PUJI Syukur kita panjatkan kehadiran tuhan yang maha Esa,karena atas karunianyalah,
makalah ini dapat selesai dengan baik tepat waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran,dengan judul makalah “febris (demam)”.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami harapkan mampu memahami mengenai materi
tentang febris (demam) .Walaupun dalam penulisannya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang .Namun ,berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Makalah inin mungkin masih jauh dari kata sempurna, dengam masih banyaknya
kekurangan dalam makalah ini,penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca,
dengan harapan kedepan supaya makalah ini dapat lebih sempurna lagi dan berguna bagi
kita semua.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................................i
Daftar Isi ....................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................

Bab Ii Pembahasan ...................................................................................................................


A. Pengertian febris (demam).........................................................................................................
B. Etiologi febris (demam)..............................................................................................................
C. Patofisologi febris (demam)........................................................................................................
D. Tanda Dan febris (demam).........................................................................................................
E. Pencegahan febris (demam).......................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang febris (demam)....................................................................................
G. Penatalaksanaan febris (demam)...............................................................................................

Bab III Penutup .......................................................................................................................


A. Kesimpulan ................................................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................................

DaftarPustaka ..........................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam merupakan tanda utama penyakit yang paling tua dan paling umum
diketahui serta paling sering terjadi di masyarakat.demam adalah dimana suhu tubuh
menjadi meningkat, namun masih dapat dikontrol dan mulai menimbulkan
ketidaknyamanan fisik saat mencapai 39,5°c. Pertahanan tubuh manusia akan
bekerja baik pada temperatur demam, dibandingkan dengan suhu normal. Demam
juga akan memicu pertambahan jumlah leukosit, sehingga pertahanan tubuh untuk
melawan mikroorganisme akan optimal pada saat tubuh demam.
Pada bab ini akan dibahas banyak tentang demam sebagai tanda awal suatu
penyakit yang mempunyai beberapa peranan dalam tubuh manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertin dari febris (demam)?


2. Bagaimana etiologi dari febris (demam)?
3. Bagaimana patofisiologi febris (demam)?
4. Jelaskan tanda dan gejala dari febris (demam)?
5. Bagaimana pencegahan dari febris (demam)?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari febris (demam)?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari febris (demam)?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demam

Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian
yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam
hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan
suhulingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk
mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya
oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.
Suhu oral normal adalah 35,8°c-37,3°c (96,5°- 99,2°f). Suhu rektal lebih tinggi
sekitar 0,3–0,5°c (0,5°-1°f).

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :


1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.

2.  Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan
bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut
kuartana.

4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.

2
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti :
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari
para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu
penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.
Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

B. Etiologi Demam

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat


berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik
maupun penyakit lain. (julia, 2000).menurut guyton (1990) demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan
pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk
mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian
penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi
perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain
secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai
demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3
derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama
satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan
penunjang medis lainnya.

C.  Patofisiologi Demam

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertai peningkatan set point(julia, 2000).demam adalah sebagai mekanisme
pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke
dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang
sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.

3
Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi
oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat
serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (pgez). Ini akan
menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh
darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,
terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.inilah yang
menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas
“tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit t) untuk memerangi zat asing tersebut
dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan
dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal
ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat
pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk
mencapai suhu baru.krisis/flush.bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan
mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai
rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(guyton, 1999).

D. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala demam antara lain :


1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 c – 40 c)
2. Kulit kemerahaN.
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung,


anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5
ºc-40ºc, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang
muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan,
menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau
umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat
(isselbacher. 1999, carpenito. 2000).

4
E. Pencegahan
Demam sulit dicegah karena penyebabnya beragam. Demam dapat dicegah jika
penyakit atau kondisi penyebab demam dapat dihindari. Karena demam paling sering
disebabkan oleh infeksi, salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
menjalani pola hidup bersih dan sehat.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran
dan penularan infeksi:
 Rajin mencuci tangan.
 Menjaga kebersihan rumah.
 Tidak berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain.
 Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti handuk, pakaian, atau
sikat gigi, dengan orang lain.
 Menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan istirahat yang cukup,
pola makan bersih, sehat, dan bergizi seimbang, olahraga dan aktivitas fisik
secara teratur, serta konsumsi air putih dalam jumlah yang cukup.
Selain itu, melakukan vaksinasi sesuai jadwal atau anjuran dokter, termasuk saat
bepergian ke negara lain, juga dapat membantu mencegah infeksi penyebab demam.

F.   Pemeriksaan Penunjangan

Demam merupakan kondisi dimana suhu tubuh tinggi yang abnormal dan
biasanya diikuti dengan gejala sakit kepala, badan menggigil, sakit otot, badan
lemah, bahkan membuat penderita mengigau dan kejang. Untuk mengukur suhu
tubuh, biasanya digunakan thermometer, dengan cara meletakkan thermometer pada
lipatan ketiak. Selain itu, pengukuran juga bisa dengan cara meletakkan di dalam
mulut, anus, dan vagina. Namun, pengukuran yang terbaik adalah di anus karena
posisinya paling dekat dengan pusat tubuh dan tidak terlalu banyak faktor pengacau.
Perlu diingat bahwa suhu normal pada tubuh kita yang bisa diukur melalui mulut
pada pagi hari adalah 36,70 (360 – 37,40c).
Orang bisa dikatakan mengalami demam tinggi, apabila suhu tubuhnya
mencapai 39-41,10c. Pada kondisi tertentu, biasanya dokter menyarankan adanya
pemeriksaan penujang pada demam, yakni berupa pemeriksaan laboratorium.
Namun, tidak semua orang yang mengalami demam pada setiap waktu memerlukan
pemeriksaan darah di laboratorium. Sebenarnya, demam bukanlah hal yang perlu
dikhawatirkan karena demam sendiri merupakan mekanisme pertahanan tubuh
terhadap infeksi atau masuknya zat asing ke dalam tubuh.
Namun, orang yang mengalami demam tinggi harus waspada dengan adanya
penyakit yang menyerang tubuh. Oleh karena itu, dengan lebih cepat mengetahui
penyebab demam, maka akan sangat membantu menentukan pengobatan bagi
penderita.

5
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan demam adalah demam berdarah,
tyfus, malaria, dan beberapa penyakit infeksi lain seperti hepatitis, infeksi pada
ginjal/saluran urine. Semua penyakit tersebut biasanya yang merupakan penyakit
yang memiliki gejala awal demam tinggi.

Apabila pemeriksaan pada penderita mengarah pada gejala penyakit tersebut,


biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang pada demam, sebagai
berikut :
1. Pada penderita demam berdarah, biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium
meliputi hematologi rutin, anti dengue igg & igm.
2.  Pada peyakit tyfus biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi hematologi
rutin, widal, salmonella typhi igm, gall kultur.
3. Pada penyakit malaria, biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi
pemeriksaan malaria.
4. Penderita hepatitis biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi got, gpt,
penanda virus hepatitis, dan lain-lain.

G. Penatalaksanaan
1. Secara fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : pengukuran suhu secara berkala setiap


4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau
mengigau.perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau
apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang
terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak
mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat
rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat
terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
A. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
B. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
C. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
D. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaminuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuh memperoleh gantinya.
E. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

6
F. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena
justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat
keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi
(keracunan).
G. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam
kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa
hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas.
Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu
lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur


suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set
point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah
memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada
lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
A. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
B. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol
C. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup
parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan


dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali
sehari.gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu
anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit
neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.obat-obat anti inflamasi,
analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan
sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek
pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui
pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase.

7
Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja
menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat.
Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgbb/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari.
Dosis maksimal 90 mgr/kbbb/hari pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi
dengan baik.dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan
kerusakkan hepar.pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.turunan
asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja menekan pembentukan
prostaglandin.obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi.efek
samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih
jarang dibandingkan aspirin.
efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan
anemia aplastik.efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila
dikombinasikan dengan asetaminopen). dosis terapeutik yaitu 5-10
mgr/kgbb/kali tiap 6 sampai 8 jam. Metamizole (antalgin) bekerja menekan
pembentukkan prostaglandin. Mempunyai efek antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia
aplastik dan perdarahan saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgbb/kali tiap 6
-8 jam dan tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 6 bulan. pemberiannya
secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol
ongan fenamat. Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai
antipiretik. Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik. Dosis
pemberiannya 20 mgr/kgbb/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral
dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Http://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/11/27/laporan-pendahuluan-demam-febris/

Http://artikelkesehatananak.com/pemeriksaan-penunjang-pada-demam.html

Http://thousands-fortuna.blogspot.com/2011/06/demam.html

Anda mungkin juga menyukai