LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Oleh :
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Oleh :
(…………………….) (…………….…….)
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W
Disusun Oleh :
(…………………….) (…………….…….)
2021
LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS PRO EVALUASI
1. Definisi
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Elizabeth J. Corwin, 2010). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari
37,5 ºC (E. Oswari, 2009). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam
leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang
tidak berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2008).
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38⁰C atau
lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8⁰C.Sedangkan bila
suhu tubuh lebih dari 40⁰C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu
penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab
yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang
jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau
penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
waspada terhadap infeksi bakterial.
2. Etiologi
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris, diantaranya :
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
Monosit makrofag
sel kupfer
Respon hipotalamus
anterior Kesan psikis tidak enak
Gangguan psikis
Penigkatan titik
penyetelan suhu Demam Dx. Cemas
Vasidolatasi
kulit Berkeringat
7. Penatalaksanaan
a. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-
6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.
1. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
4. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya. Minuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuh memperoleh gantinya.
5. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
6. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru
akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
7. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan
demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
b. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu
di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk
pemberian antipiretik:
1. Bayi 6 – 12 bulan : ½-1 sendok the sirup parasetamol
2. Anak 1 – 6 tahun : ¼-½ parasetamol 500 mg atau 1-1½ sendokteh sirup
parasetamol
3. Anak 6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup
parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan
air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok
takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan
demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan
kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada
anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan
antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam
susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.
Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen
merupakan derivat para-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan
prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara
10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90
mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan baik. Dosis
besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakan
hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal. Turunan asam propionat
seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan prostaglandin. Obat ini
bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek samping yang timbul berupa
mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.
Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia
aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila
dikombinasikan dengan asetaminopen). Dosis terapeutik yaitu 5-10
mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam. Metamizole (antalgin) bekerja menekan
pembentukkan prostaglandin. Mempunyai efek antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast
ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8
jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara
per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan
fenamat. Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik. Efek
sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik. Dosis pemberiannya 20
mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh
diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.
8. Komplikasi
a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam
dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak
6.) Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
b. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
c. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.
d. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
7.) Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Fever treatment
berhubungan dengan keperawatan selama…x24jam Monitir suhu sesering
proses infeksi, proses klien menunjukkan temperatur mungkin
penyakit. dalam batas normal dengan Monitor IWL
Batasan karakeristik : kriteria hasil: Monitor warna dan suhu
Kenaikan suhu Suhu Tubuh dalam batas kulit
tubuh diatas rentang normal Monitor tekanan darah, nadi
normal Bebas dari kedinginan dan RR
Serangan atau Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c Monitor penurunan tingkat
konvulsi (kejang) Termoregulasi dbn kesadaran
Kulit kemerahan Nadi dbn Monitor WBC, HB dan
Pertambahan RR <1 bln : 90-170 HCT
Takikardi <1 thn : 80-160 Monitor intake dan output
Saat disentuh 2 thn : 80-120 Kolaborasikan pemberian
tangan terasa hangat 6 thn : 75-115 antipiretik
10 thn : 70-110 Berikan pengobatan untuk
14 thn : 65-100 mengatasi penyebab demam
>14thn : 60-100 Selimuti pasien
Respirasi dbn Berikan cairan intravena
BBL : 30-50 x/m Kompres pasien pada lipat
Anak-anak : 15-30 x/m paha dan aksila
Dewasa : 12-20 x/m Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap
2 jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi dan RR
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negative dari kedinginan
Berikan antipiretik bila
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.
Guyton, Arthur C. (2008). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta,
EGC.
Guyton, Arthur C. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA.
Yogyakarta: Media Hardy
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby
Inc.