Anda di halaman 1dari 30

Hewan vertebrata memiliki ruas-ruas tulang belakang sebagai perkembangan dari notokorda.

Habitat di
darat, air tawar maupun di air laut. Vertebrata memiliki bentuk kepala yang jelas dengan otak yang
dilindungi oleh cranium (tulang kepala). Memiliki rahang dua pasang (kecuali agnatha), bernafas dengan
insang, paru-paru, dan kulit. Anggota geraknya berupa sirip, sayap, kaki dan tangan, namun juga ada
yang tidak memiliki anggota gerak. Reproduksi secara seksual, jenis kelamin terpisah, fertilisasi eksternal
atau internal, ovipar, ovovivipar, atau vivipar. Jantung vertebrata berkembang baik, terbagi menjadi
beberapa ruangan, darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Vertebrata memiliki
sepasang mata, umumnya juga memiliki sepasang telinga. Subfilum vertebrata terdiri dari lima kelas,
yaitu pisces, amphibia, reptilia, aves, dan mamalia.

1.Pisces

Klasisikasi pisces

Pisces terdiri dari tiga golongan yaitu : Agnatha, Chodrichthyes dan Osteichthyes.

Agnatha ( Cyclostomata )

Agnatha meliputi ikan-ikan yang tidak berahang, memiliki mulut bulat yang berada di ujunga
anterior. Tanpa sirip namun beberapa jensi Agnatha memiliki sirip ekor dan sirip punggung.
Contohnya : Mycine sp ( ikan hantu, ikan hag ), Petromyzon sp ( lamprey, belut laut ).

Chondrichthyes ( Ikan bertulang rawan )

Chondrichthyes meliputi ikan yang bertulang rawan sepanjang hidupnya. Memiliki rahang
mulut di bagian ventral, kulitnya tertutup sisik placoid ( berasal dari kombinasi mesoderm dan
ectoderm ). Sirip dua pasang, serta ekor heterocercal ( tidak seimbang ). Contohnya : Squalus sp
( ikan hiu ), Raja sp ( ikan pari ).
Osteichthyes ( ikan bertulang sejati )

Osteochthyes meliputi ikan yang bertulang keras, otak dilindungi oleh tulang rawan, mulutnya
memiliki rahang. Sisik bertipe ganoid, sikloid atau stenoid yang semuanya berasal dari
mesodermal. Insang dilengkapi operculum ( tutup insang ). Jantung beruang dua yaitu atrium
dan ventrikel. Contohnya : Ameiurus melas ( ikan lele ), Aquila sp ( belut ), Scomber scombrus
( ikan tuna ), Onchorhynchus sp ( ikan salmon ), Sardinops coerulea ( ikan sarden ).

Ciri-ciri morfologi:

Ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang

Tubuh terdiri atas Kepala

Rangka tersusun atas tulang sejati Tidak ada daun telinga

Ciri-ciri anatomi:

Mempunyai hati, tetapi lambung hanya merupakan pembesaran dari usus. Pada usus terdapat katup-
katup spiralis

Memiliki insang yang memiliki operculum dan celah insang. Gelembung renang terdiri oksigen, CO₂, N₂,
dan berfungsi sebagai alat bantu pernafasan. Pada dipnoi terdapat pneumatosista yang berfungsi
sebagai paru-paru apabila ikan hidup di lumpur yg mengandung air sedikit.

Jantung beruang dua darah mendapat O₂ dalam filament-filamen insang

Memiliki pronefron atau ginjal. Pada aghata tidak ada system portal ginjakl

Otak terdiri dari 5 bagian 10 saraf cranial Hewan betina memiliki sepasang ovarium dan sepasang
oviduk, ovipar, atau vivipar

Sistem Pencernaan Pada Ikan

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat
gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat
digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk
kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari
kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang
penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok
dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan
pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di
bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan
lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat,
berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung
empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas
merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain
menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin.

Sistem Pernapasan Ikan

Sistem pernapasan ikan dibantu oleh organ utama yaitu insang. Insang adalah alat pernapasan pada ikan
yang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah dan meiliki pembuluh darah. Setiap lembaran
insang memiliki filamen yang terdiri dari lembarann yang lebih tipis yang disebut lamella. Insang pada
ikan tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan akan tetapi juga berfungsi dalam menyaring
makanan, alat osmoregulator, dan alat pada sistem eksresi garam. Pertukaran udara pada insang terjadi
pada lapisan filamen, dimana oksigen berdifusi masuk dan karbon dioksida berdifusi keluar tubuh.
Pernafasan pada ikan dibagi menjadi tiga jenis yakni:

Pernapasan ikan bertulang sejati ( osteoicthyes)

Pada ikan bertulang sejati misalnya ikan mas, bandeng dan gurame, insang memiliki tutup yang disebut
operkulum. Pada insang terdapat rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air yang masuk dalam
insang. Fase pernapasan pada ikan dibagi menjadi

.Fase inspirasi dimana rongga mulut ikan membuka dan celah belakang insang menutup. Air yang berisi
udara didorong masuk karena tekanan dalam rongga muluh lebih kecil daripada lingkungan.

.Fase ekspirasi, dimana rongga mulut menutup dan celang insang membuka. Air dari dalam tubuh ikan
mengalir keluar melaui celah insang dan kapiler darah pada insang melepaskan karbon dioksida.

Pernapasan Ikan bertulang rawan ( chondroichtyes )

Ikan bertulang rawan seperti hiu dan pari tidak memiliki tutup insang atau operkulum. Air yang
mengandung udara masuk melalui rongga mulut dan masuk keluarnya udara diatur oleh gerakan
membuka menutupnya rongga mulut. Bila rongga mulut bergerak ke bagian dasar maka tekanan dalam
mulut akan menjadi lebih kecil dan air dapat masuk, begitu pula sebaliknya.

Pernapasan ikan paru-paru

Ikan paru-paru atau Dipnoi bernapas seperti hewan amphibi. Selain bernapas dengan menggunakan
insang ikan paru-paru memiliki satu atau sepasang gelembung udara yang membantu proses
pernapasan. Gelembung udara tersebut dinamakan pulmonis. Pada pulmonis terdapat banyak kapiler
darah dan dihubungkan dengan kerongkongan oleh pneumatikus. Melalui saluran inilah oksigen masuk
dan berdifusi ke dalam tubuh. Ikan paru-paru hanya dapat ditemui di benua Australia dan Afrika.

Selain itu, beberapa spesies ikan memiliki beberapa alat bantu pernapasan misalnya labirin pada ikan
lele, gurami dan gabus. Labirin berfungsi sebagai tempat cadangan di udara yang memungkinkan ikan
bernapas pada kondisi lingkungan yang rendah oksigen. Alat pernapasan bantuan tersebut merupakan
salah satu cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya.

Sistem Reproduksi pada Ikan

Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat
kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas
deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk
keluarnya urin dan sperma.

Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur dikeluarkan
melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan sel
telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan
mengeluarkan sperma.

Sistem Integumen pada Pisces

a. Sisik

Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis. Ikan yang sama sekali
tidak bersisik, di temukan pada ikan lajur (Trichiurus, Lepturancanthus, Demissolinea), ikan sub-ordo
Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta alba).

Jenis-jenis sisik ikan yaitu:

Ø Sisik Placoid

Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut
menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari
keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa
duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive
yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes
yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan
pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga
sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang
seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang
ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.

Ø Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari kelompok
Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar
adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat
dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini
hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup
prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae.

Ø Sisik Ganoid

Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini
terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-
garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah
isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara
lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.d.Sisik Cycloid dan CtenoidSisik ini
ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari
lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik
cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa
baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak
mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan
transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan
susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih
cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian
depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian
anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik
cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil).
Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.

Ø Cycloid dan ctenoid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada golongan ikan
berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan
antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii
beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah,
tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel
dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis
dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang
lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada
bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore).
Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe
sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi
kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah
sisik.

b. Lendir

Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal dibanding dengan
ikan yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang
berbentuk piala yang terletak di dalam epidermis. Kelenjar ini akan memproduksi lendir lebih banyak
pada saat tertentu, misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding
pada saat atau keadaan normal.

Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat berenang dengan lebih cepat,
mencegah infeksi dan menutup luka, berperan dalam osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang
mencegah keluar masuknya air melalui kulit.

Pada beberapa ikan tertentu menggunakan lendir sebagai alat perlindungan pada saat terjadi
kekeringan, misalnya ikan paru-paru (Protopterus) yang menanamkan diri pada lumpur selama musim
panas dengan membungkus tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan yang
menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar, misalnya anggota dari genus
Trichogaster

2. Amfibi
Klasifikasi Amfibi

Amfibi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa ordo besar, antara lain:

1. Ordo Caecilia ( Gymnophiona)

Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut
Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi.
Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina
pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di bagian anterior terdapat tentakel
yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur
hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa
insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik.
Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal. ( Webb et.al, 1981)

Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae,


Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu
Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981)

Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh
yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva
berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun
membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang
ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.

2. Ordo Urodela

Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai
anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala,
leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-
paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami
reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat
akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia
Tengah, Jepang dan Eropa. (Pough et. al, 1998)

Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub
ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea
memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7
famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae,
Dicamptodontidae dan Salamandridae. ( Pough et. al., 1998)

3. Ordo Proanura

Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan telah punah. Anggota-
anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva dan hanya sedikit saja yang
menunjukkan perkembangan ke arah dewasa. Ciri-ciri umumnya adalah mata kecil, tungkai
depan kecil, tanpa tungkai belakang, kedua rahang dilapisi bahan tanduk, mempunyai 3 pasang
insang luar dan paru-paru mengalami sedikit perkembangan. Amphibi ini tidak menunjukkan
adanya dua bentuk dalam daur hidupnya. (Duellman and Trueb, 1986)

4. Ordo Anura

Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini
mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai
leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal
ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput
diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang
cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran
besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di
perairan yang tenang dan dangkal. (Duellman and Trueb, 1986)Ordo Anura dibagi menjadi 27
famili,

Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, Ranidae, Microhylidae
dan Rachoporidae. Adapun penjelasan mengenai kelima famili tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bufonidae

Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar dan berbintil, terdapat
kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe
gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis melebar. Bufo mempunyai mulut yang lebar akan
tetapi tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari
tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Famili ini terdiri dari 18
genera dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh famili Bufo yang ada di Indonesia antara
lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan Leptophryne borbonica. ( uurahman,
2007 )

b. Megophryidae

Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas matanya,
yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada umumnya famili ini berukuran tubuh
kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan kurang lincah. Gelang bahu
bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu terdapat alat mulut
seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun contoh spesies anggota famili
ini adalah Megophrys montana dan Leptobranchium hasselti. ( Eprilurahman, 2007)

c. Ranidae

Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif
panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulitnya halus,
licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada
pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian
maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar. Famili ini
terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii, Rana
erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli,
Occidozyga sumatrana. ( Eprilurahman, 2007 )

d. Microhylidae

Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang dibandingkan
dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya, tapi beberapa genus tidak
mempunyai gigi. Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal.
Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina. ( Eprilurahman,
2007)

e. Rachoporidae

Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yang kasar, tapi
kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila terdapat gigi
seperti parut. Terdapat pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan
ovipar dan fertilisasi secara eksternal. ( Eprilurahman, 2007)

Ciri-ciri morfologi:

Dapat hidup di air dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab

Disebut juga hewan yang mempunyai tempat hidup (habitat) di dua alam

Hewan bernafas dengan paru-paru dan kulit. Telur dan berudu katak hidup di air kemudian setelah

Kulit terdiri dari dermis Tidak memiliki daun telinga

Ciri-ciri anatomi:

Pencernaan sempurna, berahang juga berkloaka. Mulut berlidah.

Alat pernafasan berupa paru-paru, kulit, dan insang. Pertukaran gas terjadi pada kulit. Larfa bernafas
dengan insang

Jantung beruang tiga, dua serambi dan satu bilik. Peredaran darah tertutup terdapat arteri karotis,
sistemik, dan pulmokutaneus. Memiliki 3 macam pembuluh balik yaitu vena kafa, vena porta, dan vena
pulmokutanus.

Ginjal tipe mesonefroid dengan saluran kemih urin keluar lewat kloaka. Kandunga kemih merupakan
gelembung tipis di sebelah sisi ventral kloaka Otak terbagi menjadi lima bagian dengan 10 saraf cranial.
Memiliki kelenjer endokrin dan kelenjer tiroid. Telur terbungkus gelatin, di letakkan dalm air, menetas
menjadi larva dan mengalami metamorphosis menjadi katak dewasa.

Sistem Pencernaan Pada Amfibi

Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan
kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1. rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk
menangkap mangsa,

2. esofagus; berupa saluran pendek,

3. ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan

menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang
keluar menuju usus

4. intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.

5. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan

6. kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan
urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan,
terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu
yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna kekuningan,
melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim
dan hormon yang bermuara pada duodenum.

Sistem Pernapasan Amphibi

Amphibi adalah hewan yang hidup di dua alam yakni darat dan air serta merupakan hewan berdarah
dingin ( baca : hewan berdarah dingin dan panas ). Katak adalah salah satu contoh hewan amphibi yang
biasa dijumpai. Daur hidup katak mempengaruhi sistem pernapasannya. Pada saat katak berada dalam
wujub berudu, katak bernafas dengan menggunakan insang luar selama kurang lebih 12 hari dan
selanjutnya insang luar akan diganti dengan insang dalam. Setelah katak dewasa, katak bernapas dengan
menggunakan paru-paru, mulut, dan permukaan kulit. Udara masuk dalam paru-paru melalui rongga
mulut. Pernapasan katak juga berlangsung melalui kulit. Pernapasan dmelalui permukaan kulit
berlangsung secara difusi. Kulit katak lembab dan memiliki banyak kapiler darah sehingga mampu
melakukan proses difusi.. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida pun dapat terjadi di kulit.

Paru-paru katak bebeda dengan bagian paru-paru manusia dan belum bisa dikatakan sempurna. Paru-
paru katak hanya terdiri dari selapis kantung udara yang tipis dan berwarna kemerahan dan
dihubungkan dengan rongga mulut melalui bronkus yang berukuran pendek. Fase pernapasan katak
dibagi menjadi dua :

Fase Inspirasi, otot sternohioideus berkontraksi dan rongg amulut membesar oksigen masuk melalui
celah hidung (koane). Celah hidung menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus
berkontraksi, rongga mulut mengecil dan oksigen masuk ke paru-paru.
Fase ekspirasi, otot rahang bawah berelaksasi, otot perut dan sternohioideus berkontraksi. Paru-paru
mengecil dan udara tertekan keluar. Koane membuka, otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga
mulut mengecil dan karbon dioksida terdorong keluar.

Sistem Reproduksi pada amphibi

Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi secara eksternal
yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis
yang berwarna putih kekuningan.

Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka merupakan
tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat kelamin betina terdiri dari
sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati oviduk dan menuju kloaka.

Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan jarinya, katak
jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke dalam air. Saat keluarnya
telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah pembuahan sel telur di dalam air dan akan
berkembang menjadi zigot.

Sistem Integumen pada Amfibi

Kulit

Amfibi terbungkus oleh kulitnya yang lembut (tipis) dan bersih, tanpa bulu, tanpa sisik. Kulit ini harus
selalu dijaga agar tetap lembab karena ia cenderung mengering terutama di bagian perut. Keadaan
tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Bahkan walaupun mereka memiliki kelenjar lendir
yang membantu menjaga kelembaban, amfibi harus tetap hidup di daerah lembab. Kulit dari sebagian
besar amfibi melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar racun yang mengeluarkan zat yang
tidak nyaman dan bahkan bisa beracun (Fakta ilmiah, 2010).
3. Reptile

Klasifikasi reptil

ahli telah mengklasifikasikan mereka ke dalam beberapa ordo. Diantaranya yaitu Squamata,
Crocodilia, Chelonia dan Rhynchocephalia yang akan dibahas berikut ini.

1. Ordo Squamata

Squmata merupakan hewan reptil yang umumnya memiliki kulit bersisik. Ordo Squamata
merupakan ordo terbesar dari kelas
reptil. Sebagian hewan reptil
termasuk kedalam ordo squamata.
Contohnya yaitu pada bangsa ular
dan kadal. Ordo ini terbagi atas 3 subordo,
diantaranya yaitu:

a. Subordo Lacertilia

Hewan yang termasuk kedalam


subordo ini umumnya memiliki sisik
yang bervariasi, bercakar dan bersifat pentadactylus yaitu kaki belakang yang terdiri atas 5 jari
dan terdapat selaput renang diantara jari-jari kaki tsb.
Hewan yang termasuk kedalam subordo ini memiliki kelopak mata dan lubang telinga. Selain
itu, mereka juga memiliki lidah yang panjang dan dapat dilontarkan untuk menangkap mangsa,
contohnya yaitu Bunglon. Adapun kebanyakan hewan dari subordo ini juga bersifat autotomi
yaitu dapat melepaskan ekornya ketika ada bahaya contohnya Cecak.

b. Subordo Serpentes

Bangsa ular merupakan jenis hewan yang termasuk ke dalam subordo ini. Subordo ini dikenal
dengan keunikannya yaitu tidak memiliki kaki. Cirri lainnya yaitu mereka tidak memiliki kelopak
mata sehingga kelopak mata tsb digantikan oleh selaput transparan yang fungsinya untuk
melindungi mata.

Keunikan lain dari subordo ini yaitu mereka memiliki thermosensor, organ perasa (tactile organ)
dan organ Jacobson sebagai reseptornya sehingga bangsa ular memiliki penciuman tajam yang
peka terhadap rangsangan kimia di rongga hidungnya.

Sebagian dari bangsa ular memiliki taring bisa yang fungsinya sebagai pertahanan dan
melumpuhkan mangsa.

c. Subordo Amphisbaenia

Subordo Amphisbaenia tidak berkaki namum memiliki kenampakan seperti cacing karena
warnanya yang agak merah muda dan sisiknya yang tersusun seperti cincin. Karena kerap
menghabiskan waktu di bawah tanah, sehingga sedikit sekali informasi yang bisa di dapat dari
hewan reptil ini.

Kepalanya bersatu dengan lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median
di bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya tersembunyi oleh sisik dan
kulit. Tubuhnya memanjang dan bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya, contoh dari
hewan ini yaitu wormlizards

2. Ordo Crocodilia

Bangsa buaya merupakan termasuk dari ordo ini. Ordo crocodilian memiliki sisik yang tebal dan
terbuat dari keratin yang diperkuat dengan lempengan tulang yang disebut skuta sebagai
pelindung. Berbeda dengan ular, sisik pada buaya rontoh satu persatu. Buaya juga memiliki otot
yang kuat pada ekornya. Kepala pada ordo crocodilian berbentuk piramida, keras dan kuat
disertai dengan gigi yang runcing untuk mencabik-cabik mangsanya. Contoh dari ordo ini yaitu
Buaya Air Tawar, Buaya Air Asin dan berbagai jenis bangsa buaya lainnya.

3. Ordo Chelonia

Ordo chelonian merupakan hewan reptilian yang memiliki cangkang, tubuh yang pendek dan
lebar dilindungi karapas dan plaston, tidak bergigi dan lidah tidak dapat menjulur. Cangkang
pada ordo ini merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi dari tulang rusuk yang
memiliki fungsi untuk pertahanan serta perlindungan dari predator. Nah, cangkang bagian atas
dari chelonian disebut dengan karapaks sedangkan bagian bawahnya disebut dengan plaston.
Contoh hewannya yaitu Kura-kura dan penyu.

4. Ordo Rynchochephalia

Hewan yang termasuk ke dalam ordo ini yaitu Tuatara dan satu satunya spesies yang termasuk
ke dalam ordo ini. Dikabarkan bahwa tuatara ini telah hidup sejak zaman dinosaurus. Tuatara
ini berasal dari pulau lepas pantai di Selandia Baru. Cirri-ciri dari tuatara sendiri yaitu memiliki
duri yang berderet di sepanjang tulang belakang dan memiliki mata ketiga yang berfungsi untuk
mengenali perbedaan antara gelap dan terang.

Ciri-ciri morfologi:

Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena zat kertin

Berdarah dingin (porkoliokonal) yakni yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan

Alat gerak berupa kaki dan ekor Tidak memiliki daun telinga

Ciri-ciri anatomi:

Memiliki hati, prankeas, gigi, dan lidah


Alat pernafasan paru-paru dengan trakea yang panjang bercincin kartilago

Memiliki 2 aorta yang membelok ke kiri dan kekanan. Jantung beruang 4, yaitu 2 serambi, dan 2 bilik
tetapi sekat di antara 2 biliki belum sempurna. Memiliki eritrosit yang berinti

Memiliki sepasang ginjal yang pipih, terdapat ureter yang bermuara pada kloaka, meskipun memiliki
juga kandungan kemih

System saraf pusat adalah otak dengan 12 pasang saraf cranial Alat kopulasi yang dapat di tonjolkan.
Telur bercangkang.

Sistem Pencernaan Pada Reptil

Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-
turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:

1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing masing memiliki
deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga
mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang
dua,

2) esofagus (kerongkongan),

3) ventrikulus(lambung),

4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.

Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia
memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah
kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.

Sistem Pernapasan Reptilia

Sistem pernafasan hewan reptil terdiri dari organ utama yakni paru-paru. Paru-paru reptil terdiri dari
beberapa lipatan dinding yang dapat membesar untuk memperluas permukaan paru-paru. Paru-paru
reptil terdapat dirongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Tidak seperti paru-paru hewan lain
tekstur paru-paru reptil nampak seperti spons. Beberapa spesies reptil seperti kadal bunglon afrika
memiliki kantung udara yang memungkinkannya melayang di udara.
Mekanisme pernapasan reptil terbagi menjadi :

Fase inspirasi , gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung lalu masuk ke rongga mulut dan
melalui trankea hingga bronkiolus dan kemudian masuk ke paru-oaru. Selanjutnya oksigen akan
diedarkan ke seluruh tubuh.

Fase ekspirasi, gas Co2 dari jantung masuk ke paru-paru lalu masuk ke bronkiolus menuju trakea
kemudian melaui anak tekak, rongga mulut dan kemudian akan keluar melalui rongga hidung.

Reproduksi pada Reptilia

Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia jantan, alat
kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat kelamin khusus yang
disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin. Sedangkan reptilia betina memiliki alat
kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur
akan menetas dalam oviduk.

Sistem Integumen pada Reptil

1. Kelenjar Keringat

Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari
integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan
lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut
hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna.
Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau
menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat,
karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum (Isman, 2009).

2. Sisik

Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku
Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik
yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung
kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk,
dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai
osteoderm (Isman, 2009).

Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah (Isman, 2009):
- sikloid (cenderung datar membundar)

- granular (berbingkul-bingkul), dan

- berlunas (memiliki gigir memanjang di


tengahnya, seperti lunas perahu).

4. Aves

Klasifikasi Aves (Burung)

Terdapat sekitar 8.600 spesies Aves yang masih hidup dan dikelompokkan /diklasifikasikan ke
dalam sekitar 28 ordo. Klasifikasi Aves adalah sebagai berikut....

Casuariiformes (kasuari), contohnya emu (Dromaius novaehollandiae) dan kasuari bergelambir


ganda (Casuarius casuarius).

Psittaciformes (burung nuri), contohnya betet kepala biru (Pionus menstruus) dan kakatua
berjambul (Cacatua galerita).

Galliformes (unggas), contohnya ayam buras (Gallus domesticus) dan kalkun (Meleagris
gallopavo)

Passeriformes (burung penyanyi), contohnya jalak bali (Leucopsar rothschildi) dan beo (Gracula
religiosa).
Ciconiiformes (burung bangau), contohnya bangau (Mycteria leucocephala) dan kuntul putih
besar (Egretta alba).

Strigiformes (burung hantu), memiliki bulu yang sangat halus, berekor pendek, kepala besar
dan bulat, mata besar mengarah ke depan yang dikelilingi piringan wajahnya, paru berkait,
cakarnya tajam, dan mencari makan pada malam hari. Contohnya burung hantu hutan (Strix sp)
dan Hantu sayap bundar (Urgolaux dimorpha).

Falconiformes (burung pemangsa), contohnya elang kepala botak (Heliacetus leucocephalus),


rajawali emas (Aquila chrisaetos) dan alap-alap (Microhierax caerulescens)

Columbiformes (burung merpati), contohnya burung dara mahkota elok (Goura cristata) dan
perkutuk (Geopelia striata).

Ciri-ciri morfologi:

Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik

Berdarah panas (homoioteral)

Kulit berbulu

Tidak memiliki daun telinga Memiliki sayap

Ciri-ciri anatomi:

Mempunyai kelenjer ludah, kelenjer pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu

Bernafas dengan paru-paru yang dihubungkan dengan kantong-kantong udara yang berhubungan pula
dengan tulang-tulang pipa

Jantung di bungkus oleh selaput pericardium, beruang 4 yaitu 2 atrium, 2 vertikal, dengan sekat bilik
sempurna. Lengkuk aorta satu di sebelah kanan. Hanya memiliki 1 sistem porta

Ginjal bertipe metanefron. Tidak memiliki kanding kemih. Vena porta ginjal tidak terbagi- bagi menjadi
kapilar-kapilar ginjal

System saraf pusat otak dengan 12 pasang saraf cranial

Hewan jantan belum memiliki penis, hewan betina hanya mempunyai satu ovarium

Sistem Pencernaan Pada Burung


Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan
burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung
terdiri atas:

1) paruh: merupakan modifikasi dari gigi,

2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,

3) faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut
tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,

4) lambung terdiri atas:

a. Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.

b. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-
bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu
pencernaan dan disebut sebagai ”hen’s teeth”,

5) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.

Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.

Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak
terdapat kantung empedu.

Sistem Pernapasan Burung ( Aves )

Alat pernafasan pada burung terdiri dari dua pasang lubang hidung yang berada pangkal paruh, celah
tekak yang berada pada dasar hulu keronkongan atau faring, trakea yang panjang dan berbetuk pipa,
serta sepasang paru-paru yang berwarna merah muda. Paru-paru burung meliputi bronkus kanan dan
kiri yang merupakan percabangan trakea. Selain menggunakan paru-paru, sistem pernappasan burung
juga dibantu oleh pundi-pundi hawa (saccus pneumaticus). Mekanisme pernapasan burung adalah
sebagai berikut :

Saat burung beristirahat

Fase inspirasi
Pada saat istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar dan paru-paru akan
mengembang sehingga udara mengalir ke kantung udara bagian belakang selanjutnya masuk dalam
paru-paru dan kantung udara bagian depan.

Fase ekspirasi

Tulang rusuk kembali ke posisi semula dan rongga dada mengecil. Udara dari kantung udara akan masuk
ke paru-paru. Pertukaran udara terjadi di alveolus oleh kapiler darah. Oksigen masuk tidak hanya pada
fase inspirasi saja melainkan juga pada proses ekspirasi.

Saat burung terbang

Fase inspirasi

Pada saat sayap diangkat keatas, kantung udara pada ketiak mengembang dan menyebabkan kantung
udara di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen masuk ke paru-paru.

Fase ekspirasi

Pada saat sayap diturunkan , kantung udara terjepit dan kantung udara pada tulang korakoid
mengembang sehingga terjadi ekspirasi.

Jika burung semakin tinggi terbang maka kepakannya akan semakin cepat untuk menambah jumlah
oksigen yang masuk

Reproduksi pada Burung

Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami hingga menetas.
Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Alat
kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang dihasilkan testis akan menuju vas
deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.

Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar dari kloaka jantan
akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi. Telur burung mempunyai
struktur sebagai berikut.

a. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah dalam
cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga
terbentuk rongga udara.
b. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai cadangan
makanan dan melindungi embrio dari guncangan.

c. Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio. Agar
kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur.

Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap melalui pembuluh
darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung
pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.

a. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya embrio.

b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2
keluar dari embrio.

c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.

Sistem Integumen pada Aves

Sistem integument pada aves terdiri dari bulu dan paruh yang mempunyai fungsi tertentu.

- Bulu

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves
ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa
dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat
menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral
kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai
pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi empat jenis (Jasin, 1984) :

§ Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.

§ Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
§ Plumae, Bulu yang sempurna Menutupi pada daerah tertentu pada tubuh. Pada bagian sayap disebut
remiges, pada ekor disebut retises.

§ Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap


barbulae memiliki filamen kecil disebut

barbicels yang berfungsi membantu menahan


barbula yang saling bersambungan.

5. Mamalia

KLASIFIKASI MAMALIA

Mamalia di bagi menjadi 12 ordo, yaitu :

1. Ordo marsupialia (mamalia berkantung)


ORDO MARSUPIALIA

Ciri khasnya yaitu pada mamalia betina memiliki kantung dibagian depannya. Contohnya
seperti kanguru, kuskus, dan koala.

2. Ordo insektivora

ORDO INSEKTIVORA

Ciri khusus ordo ini adalah hewan yang suka memakan serangga, cacing, dan biji-bijian.
Hewan ini memiliki mata yang tertutup dan cakar yang besar dan telapak kaki depan lebih
lebar. Contohnya seperti tikus tanah.

3. Ordo dermoptera

ORDO DERMOPTERA

Ciri ordo ini adalah ia dapat terbang karena empat kaki yang ia miliki membentuk parasut
berbulu. Contohnya seperti monyet terbang

4. Ordo chiroptera

ORDO CHIROPTERA

Mamalia ini dapat terbang dikarenakan memiliki membran interdigital diantara kaki depan
dan belakang. Ukuran kaki belakang lebih kecil. Hewan ini mencari makan dimalam hari.
Contohnya seperti kelelawar

5. Ordo primata
ORDO PRIMATA

Mamalia yang termasuk di ordo ini adalah mamalia yang termasuk herbivora, karnivora,
ataupun omnivora. Jari pada bagian tangannya dapat lebih besar yang memudahkan untuk ia
memanjat. Contohnya seperti kera, monyet, orang utan, dan manusia

6. Ordo rodentia

ORDO RODENTIA

Ciri khususnya adalah tidak memiliki gigi taring untuk mengoyak makanan. Ia dapat hidup di
segala habitat. Contohnya seperti tupai, tikus, landak, dan mencit.

7. Ordo carnivora

ORDO CARNIVORA

Kelompok hewan ini adalah yang suka memangsa daging, sehingga ia juga memiliki gigi taring
dan cakar untuk memburu mangsanya. Contohnya seperti anjing, serigala, harimau, dan
singa.

8. Ordo lagomorpha

ORDO LAGOMORPHA

Ciri-cirinya adalah memakan tumbuh-tumbuhan. Contohnya seperti kelinci

9. Ordo cetacea
ORDO CETACEA

Yang termasuk dalam ordo ini adalah mamalia yang hidup di laut. Contohnya seperti dolpin
laut, dan

paus biru

10. Ordo proboscidea

ORDO PROBOSCIDEA

Yang termasuk ordo ini adalah semua jenis gajah yang ada di dunia. Contohnya seperti gajah
Afrika, gajah India, dan juga gajah yang terdapat di Indonesia

11. Ordo artiodactyla

ORDO ARTIODACTYLA

Ciri khusunya adalah memiliki jari kaki berjumlah genap. Contohnya seperti kijang, banteng,
kambing, jerapah, unta, dan sapi.

12. Ordo perissodactyla

ORDO PERISSODACTYLA

Ciri khususnya adalah mamalia yang memiliki jari kaki yang jumlahnya ganjil. Contohnya
seperti keledai, kuda, dan tapir.

Ciri-cirimorfologi:

Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti ikan paus, lumba-luma

Berdarah panas

Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak Memiliki daun telinga
Ciri-ciri anatomi:

Didalam mulut terdapat langit-langit atasyang kersa dan bagian belakangnya lunak. Kelunjar
penjernaannya berupa 4 pasang kelenjer ludah, hati dan kandungan empedu dan pancreas.

Dengan 2 lobus paru0paru masing-masing di dalam ruang pleura yang terpisah. Terdapat laring yang
beratap epiglottis sebagai alat suara.

Terdapat 2 buah vena cava anterior kiri dan kanan. Jantung beruang 4 dengan sekat sempurna. Sel
darah merah tidak berinti

Sepasang ginjal bertipe metanefros, bentuk seperti kacang kapri. Ruang ginjal dengan kantung kemih
dihubungkan oleh sepasang ureter. Urin keluar lewat lubang urogentalis.

System saraf pusat: serebrum dan serebelum relative besar; terdapat 12 pasang saraf cranial Lubang
genital dan anus terpisah. Hewan jantan mempunyai alat kopulasi berupa penis. Tetis menghasilkan
spermatozoid dan berada dalam saku skotum. Ovum sanga kecil

Sistem Pernapasan Mamalia

Hewan Mamalia termasuk juga manusia, bernapas dengan menggunakan paru-paru dan alat pernafasan
manusia tidak jauh berbeda dengan sistem pernafasan hewan vertebrata ( baca : ciri-ciri mamalia).
Bagian-bagian paru-paru manusia memiliki fungsi yang hampir sama dengan hewan vertebrata. Berikut
adalah mekanisme pernafasan pada mamalia :

Fase inspirasi

Gas oksigen masuk mealui rongga hidung atau mulut kemudian masuk ke faring selanjutnya melalui
laring, trakea bronkus, bronkiolus dan selanjutnya sampai ke paru-paru. Pertukaran udara terjadi dalam
alveolus dan selanjutnya oksigen akan diedarkan ke seluruh tubuh.

Fase ekspirasi

Karbondioksida dari seluruh tubuh akan dibawa menuju jantung selanjutnya akan masuk ke paru-paru
dan selanjutnya akan keluar melalui saluran yang sama saat oksigen masuk

Reproduksi pada Mamalia


Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya berlangsung di
dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu kepada
induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi
bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus).

Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk mempelajarinya sebagai
contoh adalah tikus.

Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma
dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma ke dalam
tubuh hewan betina, digunakan penis.

Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau ovum. Sel
telur yang telah dilepasreproduksiiumium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya sampai di
uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang
menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio. Namun tidak semua Mamalia
memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang
dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan
melalui vagina

Sistem Integumen Mammalia

1. Kelenjar Keringat

Kelenjar merupakan derivat sel epithel. Pada manusia, kelenjar keringat tersebar di seluruh permukaan
tubuh, sedangkan pada mamalia lainnya penyebarannya lebih terbatas, misalnya di daerah telinga, bibir,
kepala, punggung, jari kaki, telapak kaki, sekitar anus, dan kelenjar susu. Tipe :

- merokrin (hanya mengeluarkan sekret) : ludah, pankreas, mucus

- holokrin (seluruh sel sbg sekret) : keringat, lamak

- apokrin : sekret bag. Ujung/puncak (kel mamae)

2. Kelenjar Susu

Kelenjar susu (glandula mammae) hanya dimiliki oleh mammalia. Kelenjar ini merupakan modifikasi
kelenjar keringat. Kelenjar susu terbentu sepanjang garis susu, yang terentang dari ketiak sampai lipat
paha.

Berdasarkan wilayah-wilayah di mana kelenjar susu tumbuh, dapat dibedakan kelenjar susu aksila
(ketiak), thorak (dada), abdominal (perut), dan inguinal (lipat paha).

3. Tanduk
Tanduk (Bahan Tulang / Zat Tanduk) terdiri dari:

- Tanduk Kosong (Lanjutan Dari Tl. Frontal, Tunggal) : Kambing, Domba, Kerbau, Sapi

- Prong Horn : Tanduk Kosong, Bercabang, Tiap Tahun Berganti; Antilop

- Cula : Rambut Menyatu, Tetap (Badak)

- Rangga : Tanduk Tulang, Berganti (Rusa Jantan)

- Tanduk jerapah : tl frontal, permanen.

4. Cakar, Kuku, dan Telapok

v Cakar : Bag. Dorsal (Konveks): Unguis, Runcing; Bag Ventral (Konkaf) : Sub-unguis

v Kuku : Lebar, Pipih; Sub-unguis Lebih Lunak, tersusun atas Protein yang mengeras disebut keratin.
Bagian-bagiannya yaitu matriks, dinding, dasar, alur, akar, lempeng, lunula, eponikium, hiponikiu.

v Telapok : unguis perisai tanduk; kuneus (ventral sub-unguis menanduk)

Aq

- Kulit

EPIDERMIS

§ Biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air.

§ Melindungi tubuh dari masuknya benda asing dan mencegah evaporasi cairan berlebih.

§ Pada lapisan ini pula terdapat sel melanosit yang menentukan warna kulit kita.

Terdiri atas :

Ø Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidium,
merupakan lapisan zat tanduk Stratum granulosum, mengandung pigmen Stratum germonativum, selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar.

DERMIS

§ Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar keringat,
syaraf dan sel fibroblast.

§ Pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.

HIPODERMIS
Ø Bagian terdalam dari kulit.

Ø Tersusun atas jaringan adiposa.

Ø Terdiri dari banyak sel lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu
dalam mempertahankan panas tubuh.

Anda mungkin juga menyukai