Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN


PADA PT. GALAMEDIA BANDUNG PERKASA

Oleh : Hari Mulyadi1

ABSTRAK

Produktivitas kerja merupakan persoalan yang selalu dibicarakan oleh banyak orang
terutama untuk persoalan-persoalan yang berhubungan dengan dunia industry. Sumber Daya
Manusia yang produktif sangat diperlukan untuk dijadikan asset penting bagi perusahaan dalam
menghadapi persaingan dan krisis ekonomi global saat ini. Motivasi kerja dan kompetensi yang
dimiliki karyawan sangat berperan penting dalam penciptaan SDM yang Produktif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja, pengaruh
kompetensi terhadap produktivitas kerja dan pengaruh motivasi kerja dan kompetensi terhadap
produktivitas kerja pada karyawan bagian Manajemen, Sirkulasi dan Iklan PT. GALAMEDIA
BANDUNG PERKASA. Motivasi kerja dan kompetensi sebagai variabel independen dan
produktivitas kerja sebagai variabel dependen. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT.
GALAMEDIA BANDUNG PERKASA bagian manajemen, sirkulasi dan iklan dengan jumlah
sampel 40 responden. Penelitian ini bersifat deskriptif verifikatif dan menggunakan metode
explanatory survey, selain itu berdasarkan kurun waktu penelitiannya menggunakan metode
pengembangan cross sectional method. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
Untuk mengukur besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja, pengaruh
kompetensi terhadap produktivitas kerja, serta pengaruh motivasi kerja dan kompetensi terhadap
produktivitas kerja karyawan PT. Galamedia Bandung Perkasa menggunakan teknik analisis data
dengan menggunakan analisis jalur melalui bantuan program SPSS 15 for windows.
Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh temuan bahwa motivasi kerja dan
kompetensi berada dalam kategori sedang. Motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif
terhadap produktivitas kerja sebesar 19.94% dan kompetensi memiliki pengaruh terhadap
produktivitas kerja sebesar 48.71%. Secara simultan motivasi kerja dan kompetensi kerja
berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Galamedia Bandung Perkasa
yaitu sebesar 68,65%, yang termasuk ke dalam kategori tinggi yang berada diantara 0,60-
0,799. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja dan kompetensi berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan PT.
Galamedia Bandung Perkasa.

Kata Kunci: Motivasi Kerja, Kompetensi kerja, Produktivitas Kerja

A. Pendahuluan dikelola dan diatur oleh manusia sebagai


Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sumber daya yang strategis dalam kegiatan
faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun institusi maupun organisasi. Tanpa adanya
bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat manusia dalam suatu perusahaan, tidak
berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan akan mungkin perusahaan tersebut dapat
manusia dan dalam pelaksanaan misinya berkembang dan maju sesuai dengan yang

1
Dosen Program Studi Manajemen Bisnis, FPEB Universitas Pendidikan Indonesia

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 97
diharapkan. Keberhasilan dalam mencapai situs berita independen yang berdiri sendiri
tujuan perusahaan sangat ditentukan dan tidak terkait dengan media cetak, seperti
oleh kinerja karyawannya. Seperti yang detik.com, Vivanews.com atau Inilah.com dan
diungkapkan oleh Veithzal Rivai (2005:309) hampir semua media cetak juga menyiapkan
bahwa “Kiner ja karyawan merupakan versi digital mereka. Inilah yang menyebabkan
suatu hal yang sangat penting dalam upaya tingkat pembaca berita di media cetak turun,
perusahaan untuk mencapai tujuannya”. karena mereka lebih memilih media online
Salah satu ukuran keberhasilan kinerja sebagai media untuk mendapatkan berbagai
individu, tim atau organisasi terletak pada macam informasi.
produktivitasnya. Tingkat kesuksesan suatu Agar mampu bertahan di tengah
perusahaan dapat diukur berdasarkan tantangan dan perubahan, perusahaan
produktivitas perusahaan dari tiap individu media cetak harus mampu meningkatkan
yang bekerja di dalamnya, dimana produktivitas keahlian mereka demi membantu masyarakat
individu merupakan ukuran dari produktivitas yang membutuhkan layanan informasi
perusahaan secara keseluruhan. Produktivitas yang diinginkan. Selain itu hal yang paling
individu merupakan perbandingan dari penting adalah perusahaan media cetak harus
efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja mengubah cara kerja mereka selama ini.
yang maksimal) dengan efisiensi adalah satu Selain itu, industri media merupakan “human
masukan (tenaga kerja) yang mencakup intensive industry” yaitu sebuah industri,
kuantitas, kualitas dalam satuan waktu dimana mesin utamanya adalah manusia.
tertentu. Sehingga apabila sumber daya manusia
P r o d u k t i v i t a s ke r j a k a r yawa n yang ada dalam industri ini semakin rendah
merupakan persoalan yang selalu dibicarakan kualitasnya, tentu saja secara keseluruhan
oleh banyak orang terutama untuk persoalan- kualitas industri ini beserta produk-produknya
persoalan yang berhubungan dengan Dunia akan semakin menurun pula. Untuk mengatasi
industri. Salah satu industri di Indonesia yang hal tersebut, maka perusahaan media cetak
sedang mengalami dilema permasalahan yang harus mempersiapkan tenaga kerja yang
cukup kompleks adalah industri media cetak. berkualitas, baik dalam kompetensi yang
Permasalahan yang menimpa industri media harus ditingkatkan maupun peningkatan
cetak saat ini diantaranya adalah perang sikap mental produktif berupa motivasi kerja
harga pada bidang sirkulasi dan iklan. Perang yang dimiliki oleh karyawan.
harga eceran surat kabar harian berlangsung Motivasi dapat diar tikan sebagai
sangat kerasnya, dengan hadirnya koran suatu upaya pendorong (driving force) yang
dengan harga Rp 1.000,-. Hampir semua menyebabkan orang berbuat sesuatu atau
koran harian besar melakukan jual rugi. yang diperbuat karena takut akan sesuatu
Dampak jual rugi yang dilakukan oleh industri (Sedarmayanti, 2001:66). Pada umumnya,
surat kabar yang sudah mapan dianggap seorang karyawan akan mengalami kepuasan
sebagai penghalang masuknya pemain baru kerja apabila keinginan dan kebutuhannya
dalam industri koran. terpenuhi. Demikian pula, peran serta
Selain dari perang harga pada bidang dan keterlibatan diri tanpa paksaan, akan
sirkulasi dan iklan, salah satu yang menjadi meningkatkan motivasi kerja. Kesesuaian
tantangan bagi industri media cetak saat antara kebutuhan individual dan kebutuhan
ini adalah melesatnya peran teknologi organisasi, merupakan faktor penting yang
informasi, khususnya internet sebagai sarana dapat menunjang produktivitas kerja.
pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat. Becker, Huselid dan Ulrich (2001:256)
Saat ini tingkat pembaca media cetak terus menyatakan bahwa kompetensi ker ja
menurun. Anak muda sudah tidak lagi merupakan pengetahuan, kemampuan dan
membaca koran dikarenakan makin banyak keahlian (keterampilan) atau ciri kepribadian

98 MANAJERIAL Vol. 9, No. 17, Juli 2010 : 97 - 111


yang dimiliki seseorang yang secara langsung sesuatu yang dapat menimbulkan semangat
mempengaruhi kinerjanya. Sehingga dapat atau dorongan bekerja individu (karyawan)
dikatakan bahwa kompetensi kerja seseorang atau kelompok terhadap pekerjaan guna
karyawan dapat memberikan pengaruh kepada mencapai tujuan.
pencapaian kinerja dan akan berpengaruh Pada dasarnya motivasi merupakan
pula pada produktivitas kerja karyawan suatu dorongan baik dalam diri seseorang
tersebut. maupun dari luar atau dari lingkungan yang
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat mempengaruhi perilaku seseorang
dapat dirumuskan beberapa masalah yang dalam melaksanakan aktivitasnya, dan
akan diteliti sebagai berikut: apabila dikaitkan dengan pekerjaan yang
1) Bagaimankah gambaran motivasi kerja dilaksanakan oleh seseorang maka tujuan dari
yang dimiliki oleh karyawan PT Galamedia pemberian motivasi dalam pekerjaan tersebut
Perkasa Bandung. agar pekerja lebih efektif dan efesien. Tujuan
2) Bagaimanakah gambaran kompetensi pemberian motivasi menurut Malayu S. P.
yang dimiliki oleh karyawan PT Galamedia Hasibuan (1994:161-162) adalah :
Perkasa Bandung. 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
3) Bagaimanakah gambaran produktivitas karyawan.
kerja karyawan PT Galamedia Bandung 2. Meningkatkan produktivitas ker ja
Perkasa. karyawan.
4) Seberapa besar pengaruh motivasi kerja 3. Mempertahankan kestabilan karyawan
terhadap produktivitas kerja karyawan perusahaan.
kar yawan PT Galamedia Bandung 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
Perkasa. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
5) Seberapa besar pengaruh kompetensi 6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan
terhadap produktivitas kerja karyawan partisipasi karyawan.
karyawan PT Galamedia Bandung Perkasa. 7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
6) Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap tugas-tugasnya.
dan kompetensi terhadap produktivitas 8. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-
kerja karyawan PT Galamedia Bandung alat dan bahan baku.
Perkasa.
1. Konsep Motivasi Kerja
B. Landasan Teori Pada dasarnya motivasi merupakan
Motivasi kerja adalah kondisi yang suatu dorongan baik dalam diri seseorang
berpengaruh membangkitkan, mengarahkan maupun dari luar atau dari lingkungan yang
dan memelihara perilaku yang berhubungan dapat mempengaruhi perilaku seseorang
dengan lingkungan kerja (Amirullah dkk, dalam melaksanakan aktivitasnya, dan
2002:146). Selanjutnya menurut Winardi apabila dikaitkan dengan pekerjaan yang
(2002: 6), motivasi kerja adalah suatu dilaksanakan oleh seseorang maka tujuan dari
kekuatan potensial yang ada dalam diri pemberian motivasi dalam pekerjaan tersebut
seorang manusia, yang dapat dikembangkan agar pekerja lebih efektif dan efesien. Tujuan
oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya pemberian motivasi menurut Malayu S. P.
berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan Hasibuan (1994:161-162) adalah :
non moneter yang dapat mempengaruhi hasil 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
kinerjanya secara positif atau secara negatif, karyawan.
hal mana tergantung pada situasi dan kondisi 2. Meningkatkan produktivitas ker ja
yang dihadapi orang yang bersangkutan. karyawan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan 3. Mempertahankan kestabilan karyawan
bahwa yang dimaksud motivasi kerja adalah perusahaan.

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 99
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan. keadaan yang wajar dan bijaksana di
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan. dalam tugasnya masing-masing.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan 3. Kebutuhan untuk berafilisiasi (Need for
partisipasi karyawan. affiliation); hasrat untuk bersahabat dan
7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan mengenal lebih dekat rekan kerja atau
terhadap tugas-tugasnya. para karyawan di dalam organisasi.
8. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-
alat dan bahan baku. 4. Kompetensi Kerja
Adapun alat-alat motivasi yang dapat Becker, Huselid ang Ulrich dalam
diberikan kepada karyawan adalah : Tjutju Yuniarsih & Suwatno (2008:22),
1. Material Incentive ( Insentif Materill) menyatakan bahwa “ Competence refers to an
merupakan alat motivasi yang diberikan individual’s knowledge, skills, abilities or personality
ke p a d a k a r yawa n ya n g b e r s i f a t characteristic that directly influences his or her
material sebagai imbalan prestasi yang job performance”. Artinya bahwa kompetensi
diberikannya. Yang termasuk alat motivasi merupakan pengetahuan, kemampuan dan
ini antara lain upah, barang-barang, dan keahlian (keterampilan) atau ciri kepribadian
hal sejenisnya. yang dimiliki seseorang yang secara langsung
mempengaruhi kinerjanya.
2. Non Material Incentive (Insentif Non
Harris (2001:158) menyatakan bahwa
Materill)
“Competencies are underlying bodies of knowledge,
merupakan alat motivasi yang diberikan
abilities, experiences, and other requirements
kepada karyawan seperti penempatan
necessary to successfully perform the job”.
kerja yang sesuai, latihan yang sistematis,
Artinya kompetensi merupakan pengetahuan
promosi yang objektif, pekerjaan yang
dasar yang pokok, kemampuan, pengalaman
terjamin, piutang jasa dan hal yang dan persyaratan yang diperlukan untuk
sejenisnya. melaksanakan pekerjaan dengan sukses.
Menurut Patricia Marshall dalam
3. Teori Prestasi David McClelland buku People and Competencies (2007:107)
Teori ini mengklasifikasikan motivasi kompetensi adalah suatu karakteristik dasar
berdasarkan akibat suatu kegiatan berupa dari seseorang yang memungkinkannya
prestasi yang dicapai, termasuk dalam bekerja. memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan,
Dengan kata lain kebutuhan berprestasi peran atau situasi tertentu.
merupakan motivasi dalam pelaksanaan Dari beberapa pengertian kompetensi
pekerjaan. di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
D av i d C . M c . C l e l l a n d b e s e r t a adalah karakteristik dasar yang dimiliki
rekan-rekannya yang menyatakan bahwa seseorang berupa pengetahuan dasar yang
pemahaman tentang motivasi akan semakin pokok, kemampuan, dan pengalaman yang
mendalam apabila di sadari bahwa setiap dapat mempegaruhi kinerja orang tersebut.
orang mempunyai tiga jenis kebutuhan
yaitu: a. Karakteristik Kompetensi
1. Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan Spencer and Spencer (1993:9-11)
(Need for Achievement); kemampuan untuk menyatakan bahwa ada lima karakteristik
mencapai hubungan kepada standar kompetensi yaitu sebagai berikut :
perusahaan yang telah ditentukan juga a. Motif (motive), Apa yang mendorong,
perjuangan karyawan untuk menuju perilaku yang mengarah dan dipilih
keberhasilan. terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Kebutuhan dalam kekuasaan atas otoritas b. Sifat/ciri bawaan (trait), cirri fisik dan
kerja (Need for Power); kebutuhan untuk reaksi-reaksi yang bersifat konsisten
membuat orang berperilaku dalam terhadap situasi atau informasi.

100 MANAJERIAL Vol. 9, No. 17, Juli 2010 : 97 - 111


c. Konsep diri (self concept), sikap, nilai atau dibutuhkan pada semua pekerjaan dalam
self image dari orang-orang. organisasi maupun kompetensi pada pekerjaan
d. Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu tertentu, maka tahap terpenting berikutnya
infor masi yang dimiliki seseorang adalah mengidentifikasi dengan akurat tingkat
khususnya pada bidang spesifik. kompetensi yang dimiliki karyawan/calon
e. Keterampilan (skill), kemampuan untuk karyawan.
mampu melaksanakan tugas-tugas fisik Hal ini agar dapat mengidentifikasi
dan mental tertentu. karyawan yang paling memenuhi persyaratan
(paling cocok) untuk menduduki jabatan
b. Jenis Kompetensi tertentu. Berbagai metode dapat dilakukan
Spencer & Spencer (1993:15) menya­ untuk mengukur kompetensi. Untuk dapat
takan bahwa berdasarkan kriteria yang menghasilkan akurasi yang lebih tinggi,
digunakan untuk memprediksi kinerja suatu biasanya dilakukan pengukuran dengan
pekerjaan, kompetensi terbagi atas dua beberapa metode sekaligus.
kategori yaitu : Beberapa teknik yang dapat
1. Threshold Competencies (kompetensi dasar), dipergunakan untuk mengukur kompetensi,
merupakan karakteristik utama yang adalah sebagai berikut :
harus dimiliki oleh seseorang agar dapat 1. Behavior Event Interview
melaksanakan pekerjaannya dengan Prinsip Behavior Event Interview ini adalah
baik, akan tetapi tidak membedakan mencari data rinci dari pengalaman masa
seseorang yang berkinerja tinggi dengan lalu kandidat mengenai:
kinerja rata-rata (meliputi pengetahuan a. Apa yang dilakukan kandidat pada
(knowledge) atau keahlian dasar seperti situasi tertentu, bukan apa yang
kemampuan untuk membaca). mungkin dilakukan.
2. Differentiating Competencies (kompetensi b. Apa yang dipikirkan dan dirasakan
bidang), merupakan faktor-faktor yang pada situasi tertentu.
membedakan seserang yang berkinerja 2. Tes
tinggi dengan yang berkinerja rendah. Bermacam tes dapat dipakai untuk
Selanjutnya Spencer & Spencer mengukur kompetensi, seperti: mental-
(1993:25-86) secara umum mengelompokkan ability (mental dan kemampuan) dan
ke dalam enam kelompok kompetensi untuk personality test (tes kepribadian).
mencapai kinerja tinggi baik bagi teknisi dan 3. Assesment Center (pusat penilaian), yaitu
profesional, tenaga penjual, helping and human suatu cara untuk mengukur kompetensi
service, manajer, maupun pengusaha yaitu : dengan mengumpulkan kandidat dalam
1. Kompetensi berprestasi dan tindakan suatu tempat selama beberapa hari untuk
(Achievement and Action) melakukan beberapa kegiatan, lalu dinilai
2. Kompetensi melayani (helping and human oleh assesor (penilai).
service) 4. Biodata
3. Kompetensi memimpin (influence) Beberapa kompetensi dapat diprediksi
4. Kompetensi mengelola (managerial) berdasarkan pengalaman kerja seseorang,
5. Kompetensi berfikir (cognitive) misalnya achievement motive (motif
6. Kompetensi kepribadian yang efektif berprestasi) dengan melihat prestasi
(personal effectiveness) akademis, team leadership (kepemimpinan)
dari kegiatan organisasi yang dipimpinnya,
c. Pengukuran Kompetensi atau relationship building (pembentukan
Setelah membuat model kompetensi, hubungan) dari kegiatan sosial yang
mengidentifikasi kompetensi apa saja yang diikutinya.

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 101
5. Rating a. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi
Rating dapat dilakukan oleh pimpinan, Produktivitas Kerja.
rekan kerja, bawahan, pelanggan atau Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
spesialis. Sering disebut “360 assesment”, produktivitas kerja, baik yang berhubungan
dan beberapa metode rating antara dengan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia)
lain competency assesment questionnaires m a u p u n ya n g b e r h u b u n ga n d e n ga n
(kuesioner pengukuran kompetensi), lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan
customer survey (survei pelanggan), serta pemerintah secara keseluruhan.
organization climate (iklim organisasi). M e n u r u t B a l a i Pe n ge m b a n ga n
Produktivitas Daerah, ada enam faktor utama
5. Produktivitas Kerja yang menentukan produktivitas kerja, yaitu:
Produktivitas kerja dapat dinilai dari 1. Sikap kerja seperti; kesediaan untuk
dua aspek yaitu aspek ekonomi dan aspek non bekerja secara bergiliran (shift work), dapat
ekonomi seperti manajemen dan organisasi, menerima tambahan tugas dan bekerja
masalah mutu kerja, mutu kehidupan, dalam suatu tim.
perlindungan dan keselamatan kerja, motivasi, 2. Tingkat keterampilan, yang ditentukan
insentif, dan lain sebagainya. Aspek-aspek non oleh pendidikan, latihan dalam manajemen
ekonomi ini sangat besar perannya dalam dan supervisi serta keterampilan dalam
meningkatkan produktivitas kerja. teknik industri.
Menurut Schermerharn (2003:7) 3. Hubungan antara tenaga kerja dan
produktivitas ker ja diar tikan sebagai pimpinan organisasi yang tercermin
hasil pengukuran suatu kinerja dengan dalam usaha bersama antara pimpinan
memperhitungkan sumber daya yang organisasi dan tenaga kerja untuk
digunakan, termasuk sumber daya manusia. meningkatkan produktivitas melalui
Produktivitas kerja dapat pada tingkat lingkaran pengawasan mutu (quality
individual, kelompok maupun organisasi. control circles) dan panitia mengenai kerja
Produktivitas kerja juga mencerminkan unggul.
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai 4. M a n a j e m e n p r o d u k t iv i t a s , ya i t u :
efektivitas dan efisiensi kinerja dalam kaitannya manajemen yang efesien mengenai
dengan penggunaan sumber daya. Orang sumber dan sistem kerja untuk mencapai
sebagai sumber daya manusia di tempat kerja peningkatan produktivitas.
termasuk sumber daya yang sangat penting 5. Efesiensi tenaga kerja, seperti: perencanaan
dan perlu diperhitungkan. tenaga kerja dan tambahan tugas.
Menurut formulasi National Productivity 6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam
Board (NPB) Singapore, dikatakan bahwa pengambilan resiko, kreativitas dalam
produktivitas adalah sikap mental (attitude berusaha, dan berada pada jalur yang
of mind) yang mempunyai semangat untuk benar dalam berusaha.
melakukan peningkatan perbaikan. Selain dari faktor-faktor di atas, terdapat
Konsep produktivitas pada dasarnya pula berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
mencakup sikap mental dan perilaku yang produktivitas kerja, yaitu : (Sedarmayanti,
berorientasi pada perbaikan berkelanjutan 2001:72-76)
(continuos improvement), dan mempunyai 1. Sikap Mental, yaitu motivasi kerja, disiplin
pandangan bahwa kinerja hari ini harus lebih kerja, dan etika kerja.
baik dari hari kemarin, dan kinerja hari esok 2. Pendidikan
mesti lebih baik dari prestasi hari ini. (Tjutju 3. Keterampilan
Yuniarsih & Suwanto, 2008:158). 4. Manajemen
5. Hubungan Industrial Pancasila
6. Tingkat Penghasilan

102 MANAJERIAL Vol. 9, No. 17, Juli 2010 : 97 - 111


7. Gizi dan Kesehatan pegawai dalam meningkatkan kemampuan
8. Jaminan Sosial profesionalnya melalui berbagai kegiatan
9. Lingkungan dan Iklim Kerja yang berkesinambungan, dengan maksud
10. Sarana Produksi untuk meningkatkan kemampuan dirinya
11. Teknologi sesuai dengan tuntutan tugas. Dengan
12. Kesempatan Berprestasi demikian, pengukuran produktivitas kerja
pegawai disamping berkaitan dengan tugas
b. Pengukuran Produktivitas utamanya, juga perlu dilihat dari kualifikasi
Produktivitas dapat diukur dengan dua dan pengembangan profesionalnya.
standar utama, yaitu produktivitas fisik dan A Dale Timpe (1989:111) dalam
produktivitas nilai. Secara fisik produktivitas Sedarmayanti (2001:80) mengungkapkan
diukur secara kuantitatif seperti banyaknya tentang ciri umum pegawai yang produktif
keluaran (panjang, berat, lamanya waktu, adalah sebagai berikut:
jumlah). Sedangkan berdasarkan nilai, 1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat,
produktivitas diukur atas dasar nilai-nilai 2. Kompeten secara professional/teknis
kemampuan, sikap, perilaku, disiplin, motivasi selalu memperdalam pengetahuan dalam
dan komitmen terhadap pekerjaan/tugas. bidangnya.
Pa u l M a l i ( T j u t j u Yu n i a r s i h & 3. Kreatif dan inovatif, memperlihatkan
Suwatno; 2008:162) mengatakan bahwa kecerdikan dan keanekaragaman.
dalam mengukur produktivitas berdasarkan 4. Memahami pekerjaan.
antara efektivitas dan efesiensi. Efektivititas 5. Belajar dengan “cerdik” menggunakan
dikaitkan dengan performance, dan efesiensi logika, mengorganisasikan pekerjaan
dikaitkan dengan penggunaan sumber-sumber. dengan efisien, tidak mudah macet dalam
Indeks produktivitas diukur berdasarkan pekerjaan. Selalu mempertahankan
perbandingan antara pencapaian performance kinerja rancangan, mutu, kehandalan,
dengan sumber-sumber yang dialokasikan. pemeliharaan, keamanan, mudah dibuat,
Efektivitas berikaitan dengan sejauhmana produktivitas, biaya dan jadwal.
sasaran dapat dicapai atau target dapat 6. Selalu mencari perbaikan, tetapi
direalisasikan, sedangkan efisiensi berkaitan mengetahui kapan harus berhenti
dengan bagaimana berbagai sumberdaya dapat menyempurnakan.
digunakan secara benar dan tepat sehingga 7. Dianggap bernilai oleh pengawasnya.
tidak terjadi pemborosan. Pegawai yang 8. Memilik catatan prestasi yang berhasil.
memiliki kemampuan kerja efektif dan efisien, 9. Selalu meningkatkan diri.
cenderung mampu menunjukkan tingkat Salah satu aspek penting yang akan
produktivitas yang tinggi. Dia merupakan menentukan keberhasilan ataupun kegagalan
pegawai yang produktif. Bila efektivitas tinggi dalam organisasi adalah implementasi
namun efisiensi rendah, berarti telah terjadi manajemen SDM. Secara garis besar, fungsi
pemborosan, sebaliknya jika efisiensi tinggi manajemen SDM dapat dibedakan dalam
namun efektivitas rendah berarti kegiatan dua dimensi, yaitu fungsi manajerial dan
tidak mencapai sasaran, hasil yang dicapai fungsi operatif. Dilihat dari dimensi manajerial
lebih rendah dari target. Rendahnya tingkat sekurang-kurangnya ada lima fungsi esensial
efektivitas dan efisiensi bisa disebabkan oleh (Tjutju Yuniarsih & Suwatno, 2008:82) , yaitu
kelalaian dan ketidakmampuan pegawai, atau perencanaan (planning), staffing, penggerakan
bisa juga karena kesalahan manajemen. (directing), pembinaan (supervising), dan
pengendalian (controlling). Sedangkan
c. Indikator Produktivitas dilihat dari dimesi operatif, implementasi
Produktivitas pegawai har us manajemen SDM mencakup enam fungsi
memperhatikan usaha yang dilakukan dasar (Edwin B. Flippo, 1984:4-7), yaitu

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 103
fungsi pengadaan (procurement), fungsi kapasitas produktif manusia agar lebih
p e n ge m b a n ga n ( development) , f u n g s i kompetitif dan unggul. Program pengembangan
kompensasi (compensation), fungsi integrasi pada ketiga aspek (fisik, psikologis, dan skill)
(integration), fungsi perawatan (maintenance), ini diarahkan pada tercapainya produktivitas
dan fungsi pemutusan hubungan kerja kerja optimal.
(separation). Pengembangan sumber daya manusia
Salah satu fungsi manajerial SDM merupakan salah satu fungsi operasional
adalah fungsi directing yaitu menggerakkan MSDM yang berisi kegiatan-kegiatan untuk
orang-orang untuk bekerja dan berpartisipasi memelihara dan meningkatkan kompetensi
sesuai bidang tugasnya secara efektif dan pegawai melalui peningkatan pengetahuan,
efesien, menuju arah yang diinginkan keterampilan, kemauan dan aspek-aspek
organisasi. Dalam implementasinya fungsi lainnya.
ini didukung oleh program motivating, leading, Kompetensi itu sendiri menurut
communicating, and deployment. Motivasi Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer
merupakan salah satu bentuk dari fungsi (1993:11), disebutkan bahwa: “Kompetensi
penggerak (directing). merupakan bagian dalam dan selamanya
Motivasi kerja adalah kondisi yang ada pada kepribadian seseorang dan dapat
berpengaruh membangkitkan, mengarahkan memprediksikan tingkah laku dan performansi
dan memelihara perilaku yang berhubungan secara luas pada semua situasi dan job
dengan lingkungan kerja (Amirullah dkk, tasks.” Kompetensi merupakan salah satu
2002:146). Apabila individu termotivasi, unsur penentu upaya peningkatan kinerja
mereka akan membuat pilihan yang positif organisasi dan penyediaan tenaga kerja yang
untuk melakukan sesuatu, karena dapat memberikan perspektif yang lebih tajam dan
memuaskan keinginan mereka. spesifik terhadap pekerja dan pekerjaannya.
Sama hal nya dengan karyawan, Spencer and Spencer (1993:25-86)
apabila karyawan diberi motivasi untuk secara umum mengelompokkan ke dalam
berprestasi ia akan melakukan usaha dengan enam kelompok kompetensi untuk mencapai
sebaik-baiknya untuk mencapai prestasi yang produktivitas kerja yang tinggi, yaitu :
diharapkan dan itu akan berdampak kepada 1. Kompetensi berprestasi dan tindakan
peningkatan kinerja dan produktivitas kerja 2. Kompetensi melayani
karyawan tersebut. 3. Kompetensi memimpin (influence)
David McClelland dalam Veithzal Rivai 4. Kompetensi mengelola (managerial)
(2005:459) mengemukakan bahwa ada tiga 5. Kompetensi berfikir (cognitive)
kebutuhan manusia yang sangat penting di 6. Kompetensi kepribadian yang efektif
dalam organisasi perusahaan tentang motivasi (personal effectiveness)
mereka yaitu: Kompetensi kerja merupakan faktor
1. Need of achievement (kebutuhan untuk kunci penentu bagi seseorang dalam
berprestasi) menghasilkan kinerja yang sangat baik
2. Need of power (kebutuhan dalam (Sedarmayanti, 2007:127). Sehingga dapat
kekuasaan atau otoritas kerja) dikatakan bahwa kompetensi merupakan
3. Need of affiliation (kebutuhan untuk faktor penting yang dapat mempengaruhi
berafiliasi). produktivitas kerja karyawan, karena diketahui
Teori tentang motivasi kerja tersebut bahwa kompetensi ini adalah kunci bagi
kemudian oleh peneliti akan dijadikan sebagai seseorang untuk menghasilkan kinerja yang
acuan untuk menguji pengaruhnya terhadap sangat baik. Apabila kinerja seseorang itu baik,
tingkat produktivitas kerja. maka akan menghasilkan produktivitas kerja
Fungsi pengembangan (development) yang baik pula.
merupakan upaya untuk memperbaiki

104 MANAJERIAL Vol. 9, No. 17, Juli 2010 : 97 - 111


Secara umum, produktivitas dapat Pe gawa i ya n g p r o d u k t i f s e l a l u
dimaknai sebagai nilai output dalam interaksi memberikan sumbangan yang nyata bagi
dan interelasinya dengan kesatuan nilai-nilai perusahaan, imaginatif dan inovatif dalam
input. Produktivitas kerja karyawan biasanya medekati persoalan dalam lingkungan kerja,
dinyatakan sebagai imbangan hasil rata-rata serta mempunyai kepandaian dalam mencapai
yang dicapai oleh tenaga kerja, selama jam tujuan hidup maupun tujuan perusahaan.
kerja yang tersedia dalam proses tersebut. Pada saat yang bersamaan pegawai yang
Sehubungan dengan hal tersebut, produktif akan selalu bertanggung jawab dan
Sedarmayanti (2001:82) mengemukakan responsive dalam hubungannya dengan orang
bahwa “Produktivitas merupakan kemampuan lain. Pegawai yang seperti ini merupakan
seseorang untuk menggunakan kekuatannya asset bagi perusahaan, yang akan menunjang
dan mewujudkan segenap potensi yang pencapaian produktivitas organisasi atau
apa adanya”. Menggunakan kemampuan perusahaan tersebut.
atau mewujudkan segenap potensi guna Sedarmayanti (2001:65) mengatakan
mewujudkan kreativitas. bahwa unjuk kerja yang baik dapat dipengaruhi
Produktivitas pegawai perlu oleh kecakapan dan motivasi. Kecakapan
memperhatikan usaha yang dilakukan tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan,
pegawai dalam meningkatkan kemampuan keduanya tidak dapat menghasilkan keluaran
profesionalnya melalui berbagai kegiatan yang tinggi.
yang berkesinambungan, dengan maksud Berdasarkan kerangka teori di atas
untuk meningkatkan kemampuan dirinya menunjukkan bahwa adanya hubungan
sesuai dengan tuntutan tugas. Dengan atau pengaruh positif antara tingkat motivasi
demikian, pengukuran produktivitas kerja dan kompetensi karyawan dengan tingkat
pegawai disamping berkaitan dengan tugas produktivitas perusahaan. Semakin tinggi
utamanya, juga perlu dilihat dari kualifikasi tingkat motivasi kerja dan kompetensi SDM
dan pengembangan profesionalnya. maka kecenderungannya akan semakin tinggi
Demikian pula A Dale Timpe yang dikutip
pula pencapaian tingkat produktivitas kerja
Sedarmayanti (2001:80) mengemukakan
perusahaan.
tentang ciri umum pegawai yang produktif
adalah sebagai berikut :
C. Metode Penelitian
1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat.
Berdasarkan jenisnya, maka penelitian
2. Kompeten secara professional/teknis
ini menggunakan metode deskriptif dan
selalu memperdalam pengetahuan dalam
verifikatif. Melalui penelitian deskriptif akan
bidangnya.
diperoleh gambaran mengenai Motivasi Kerja
3. Kreatif dan inovatif, memperlihatkan
(X1), Kompetensi kerja (X2) dan Produktivitas
kecerdikan dan keanekaragaman.
4. Memahami pekerjaan. kerja (Y) karyawan bagian manajemen,
5. Belajar dengan “cerdik”, menggunakan sirkulasi dan iklan PT. GALAMEDIA BANDUNG
logika, mengorganisasikan pekerjaan PERKASA.
dengan efisien, tidak mudah menyerah Metode verifikatif pada dasarnya ingin
dalam bekerja. Selalu mempertahankan menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
kinerja rancangan, mutu, kehandalan, dilaksanakan melalui pengumpulan data di
pemeliharaan keamanan, mudah dibuat, lapangan, dimana dalam penelitian ini akan
biaya dan jadwal. diuji apakah terdapat pengaruh Motivasi Kerja
6. Selalu mencari perbaikan, tetapi tahu kapan dan Kompetensi terhadap Produktivitas Kerja
harus berhenti menyempurnakan. (Y) karyawan bagian manajemen, sirkulasi dan
7. Dianggap bernilai oleh pengawasnya. iklan PT. GALAMEDIA BANDUNG PERKASA.
8. Memiliki catatan prestasi yang berhasil. Berdasarkan jenis penelitiannya, yakni
9. Selalu meningkatkan diri. deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 105
melalui pengumpulan data di lapangan, maka terhadap produktivitas kerja, serta pengaruh
metode penelitian yang akan digunakan motivasi kerja dan kompetensi terhadap
adalah metode explanatory survey. Selain itu produktivitas kerja karyawan PT. Galamedia
berdasarkan kurun waktu penelitiannya Bandung Perkasa menggunakan teknik
menggunakan metode pengembangan cross analisis data dengan menggunakan analisis
sectional method. Data yang digunakan adalah path melalui bantuan program SPSS 15 for
data primer dan sekunder. Untuk mengukur windows.
besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap Tabel 1 di bawah ini menyajikan
produktivitas kerja, pengaruh kompetensi operasionalisasi variabel penelitian.

TABEL 1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Konsep Indikator Skala
Variabel (X1) Motivasi kerja adalah 1. Need of achievement (kebutuhan untuk Ordinal
Motivasi Kerja kondisi yang berpengaruh berprestasi)
membangkitkan, 2. Need of power (kebutuhan dalam kekuasaan
mengarahkan dan atau otoritas kerja)
memelihara perilaku 3. Need of affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi).
yang berhubungan
dengan lingkungan kerja.
(Amirullah dkk, 2002:146)
Variabel (X2) Kompetensi merupakan 1. Kompetensi berprestasi dan tindakan Ordinal
Kompetensi bagian dalam dan selama­ (Achievement and Action)
nya ada pada kepribadian 2. Kompetensi melayani (helping and human service)
seseo­rang dan dapat 3. Kompetensi memimpin (influence)
mempre­diksikan tingkah 4. Kompetensi mengelola (managerial)
laku dan performansi secara 5. Kompetensi berfikir (cognitive)
luas pada semua situasi dan 6. Kompetensi kepribadian yang efektif (personal
job task. effectiveness)
Lyle M. Spencer dan Signe
M. Spencer (1993:11)
Produktivitas Produktivitas kerja adalah 1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat. Ordinal
Kerja (Y) kemampuan seseorang 2. Kompeten secara professional/teknis selalu
untuk menggunakan memperdalam pengetahuan dalam bidangnya.
kekuatannya dan 3. Kreatif dan inovatif, memperlihatkan
mewujudkan segenap kecerdikan dan keanekaragaman.
potensi yang apa adanya. 4. Memahami pekerjaan.
Sedarmayanti (2001:82) 5. Belajar dengan “cerdik”, menggunakan logika,
mengorganisasikan pekerjaan dengan efisien,
tidak mudah menyerah dalam bekerja. Selalu
mempertahankan kinerja rancangan, mutu,
kehandalan, pemeliharaan keamanan, mudah
dibuat, biaya dan jadwal.
6. Selalu mencari perbaikan, tetapi tahu kapan
harus berhenti menyempurnakan.
7. Dianggap bernilai oleh pengawasnya.
8. Memiliki catatan prestasi yang berhasil.
9. Selalu meningkatkan diri.

106 MANAJERIAL Vol. 9, No. 17, Juli 2010 : 97 - 111


D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui
bahwa pengaruh langsung dari kompetensi
1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap terhadap produktivitas kerja yaitu sebesar
Produktivitas Kerja 38.56%. Pengaruh tidak langsung dari
kompetensi melalui motivasi kerja terhadap
TABEL 2 produktivitas kerja sebesar 10.15%. Total
PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK pengaruh kompetensi terhadap produktivitas
LANGSUNG MOTIVASI TERHADAP kerja sebesar 48.71%. Hal tersebut memberikan
PRODUKTIVITAS KERJA gambaran bahwa kompetesi yang dimiliki oleh
Interpretasi analisis jalur karyawan berpengaruh terhadap tingkat
Keterangan Pengaruh % produktivitas kerja.
Pengaruh
langsung ke Y 0,0979 9.79% 3. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi
X1 Pengaruh tidak Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
langsung melalui Pengujian hipotesis ketiga ditujukan
X2 0,1015 10.15% untuk mengetahui pengaruh motivasi
Total pengaruh X1 kerja (X 1) dan kompetensi (X 2) terhadap
terhadap Y 0,1994 19.94% tingkat produktivitas kerja karyawan (Y).
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2009 Pengujian hipotesis tersebut dilakukan
dengan menggunakan uji statistik path
Berdasarkan Tabel 2 di atas diketahui analysis (analisis jalur). Hasil pengolahan
bahwa pengaruh langsung dari motivasi kerja data mengenai pengaruh motivasi kerja dan
terhadap produktivitas kerja adalah 9.79%. kompetensi terhadap produktivitas kerja,
Pengaruh tidak langsung dari motivasi kerja disajikan selengkapnya sebagai berikut.
melalui kompetensi terhadap produktivitas
kerja sebesar 10.15%. Total pengaruh motivasi Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian.
kerja terhadap produktivitas kerja sebesar Hasil korelasi antara motivasi (X1)
19.94%. Hal tersebut memberikan gambaran dan kompetensi (X2) terhadap tingkat
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif produktivitas kerja karyawan (Y), hasilnya
terhadap produktivitas kerja. diperlihatkan dalam Tabel berikut.

2. Pengaruh Kompetensi KerjaTerhadap TABEL 4


Produktivitas Kerja MATRIKS KORELASI ANTARA MOTIVASI
DAN KOMPETENSI KERJA TERHADAP
TABEL 3 PRODUKTIVITAS KERJA
PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG KOMPETENSI TERHADAP Produktivitas Motivasi Kompetensi
PRODUKTIVITAS KERJA (Y) Kerja (X1) (X2)
Interpretasi analisis jalur Produk­
tivitas 1,000 0, 638 0, 785
Keterangan Pengaruh % (Y)
Pengaruh langsung Motivasi
ke Y 0,3856 38.56% 0, 638 1,000 0, 522
Kerja (X1)
X2
Pengaruh tidak Kompetesi
langsung melalui X1 0,1015 10.15% Kerja 0, 785 0, 522 1,000
Total pengaruh X2 (X2)
terhadap Y 0,4871 48,71% Sumber : Hasil Pengolahan Data 2009
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2009

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 107
Tabel 4 di atas memperlihatkan nilai produktivitas kerja (Y) yaitu sebesar 0.638. Hal
korelasi antar variabel. Nilai korelasi terbesar ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antar variabel X dengan Y adalah korelasi yang signifikan antara motivasi kerja (X1)
kompetensi (X2) dengan produktivitas kerja (Y) dengan kompetensi (X2).
sebesar 0.785. hal tersebut mengindikasikan Selanjutnya pengaruh langsung dan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan tidak langsung motivasi kerja dan kompetensi
antara kompetensi (X2) dengan produktivitas terhadap produktivitas kerja disajikan pada
kerja (Y). Sedangkan untuk variabel motivasi Tabel dibawah ini.
kerja (X1) nilai koefisien korelasi terhadap

TABEL 5
HASIL PENGUJIAN PENGARUH MOTIVASI
DAN KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
Pengaruh Pengaruh tidak ttabel
Sign
Langsung langsung 1.685
X Motivasi Kompetensi Keputusan
Produktivitas Total Alpha
Kerja (X2) thitung
Kerja Y Pengaruh 0,05
(X1)
Motivasi 0.0979 1.0000 0.1015 0.1994 2.908 0,000 Ho Ditolak
Kerja
(X1)
Kompetensi 0.3856 0.1015 1.0000 0,4871 5.762 0,000 Ho Ditolak
Kerja
(X2)
R2 0,6865
Sumber : Hasil Pengolahan data 2009

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 19.94%. Berdasarkan angka tersebut maka


ketiga mengenai pengaruh motivasi kerja dan motivasi kerja dan kompetensi berpengaruh
kompetensi terhadap tingkat produktivitas terhadap tingkat produktivitas kerja.
kerja diperoleh nilai signifikansi lebih kecil Koefisien jalur variabel lain di luar
jika dibandingkan dengan 0,05 hal ini berarti variabel motivasi dan kompetensi ditentukan
Ho ditolak. Pengujian hipotesis juga dapat melalui rumus:
dilakukan dengan membandingkan t tabel
PZε = 1 − R 2Y ( X 1, X 2, X 3)
dengan t hitung untuk α=0,05. Perhitungan
data menghasilkan t hitung bagi masing- 1 − 0,6865
masing variabel lebih besar jika dibandingkan =
dengan t tabel 1.685, yaitu sebesar 2.908 dan = 0,559
5.762, hal tersebut menunjukkan bahwa Ho Hal tersebut berarti bahwa motivasi
ditolak. kerja dan kompetensi secara bersama-sama
Berdasarkan hasil penelitian bahwa mempengaruhi tingkat produktivitas kerja
kompetensi yang dimiliki oleh karyawan PT. sebesar 68.65% dan sisanya sebesar (0,559)2=
Galamedia Bandung Perkasa berpengaruh 0,3124 x 100% = 31,24% dipengaruhi
cukup besar terhadap tingkat produktivitas oleh variabel lain yang tidak termasuk ke
kerja yaitu sebesar 48.71% sedangkan dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis,
pengaruh motivasi kerja lebih kecil jika dapat dinilai bahwa variabel lain yang dapat
dibandingkan dengan kompetensi yaitu sebesar mempengaruhi tingkat produktvitas kerja

108 MANAJERIAL Vol. 9, No. 17, Juli 2010 : 97 - 111


diantaranya adalah kompensasi, disiplin kreativitas dan inovasi karyawan dalam
kerja karyawan, etika kerja, pendidikan mempelajari sesuatu.
dan pelatihan, lingkungan dan iklim kerja, 4. Motivasi kerja berpengaruh positif
teknologi, sarana produksi yang diaplikasikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT.
oleh PT Galamedia Bandung Perkasa. Galamedia Bandung Perkasa yaitu sebesar
19,94% yang termasuk ke dalam kategori
E. Kesimpulan dan Rekomendasi sangat rendah yang berada diantara 0,00-
Berdasarkan pembahasan, dapat 0,199.
disimpulkan sebagai berikut: 5. Kompetensi berpengaruh positif terhadap
1. Gambaran motivasi kerja karyawan produktivitas ker ja karyawan PT.
PT. Galamedia Bandung berada pada Galamedia Bandung Perkasa yaitu sebesar
kategori sedang. Hal ini dapat dilihat 48,71%, yang termasuk ke dalam kategori
dari indikator-indikator motivasi kerja sedang yang berada diantara 0,40-
sebagai berikut yang diurutkan dari 0,599.
indikator yang paling dominan yaitu 6. Secara simultan motivasi kerja dan
need of affiliation (kebutuhan berafiliasi), kompetensi kerja berpengaruh positif
kemudian need of power (kebutuhan terhadap produktivitas kerja karyawan
akan kekuasaan), dan need of achievement PT. Galamedia Bandung Perkasa yaitu
(kebutuhan berprestasi). sebesar 68,65%, yang termasuk ke dalam
2. Gambaran kompetensi yang dimiliki kategori tinggi yang berada diantara 0,60-
oleh karyawan PT. Galamedia Bandung 0,799.
berada pada kategori sedang. Hal ini dapat Rekomendasi
dilihat dari indikator-indikator kompetensi Berdasarkan kesimpulan yang telah
kerja sebagai berikut yang diurutkan dibuat, maka saran yang dapat penulis
dari indikator yang paling dominan ajukan adalah:
yaitu kompetensi mengelola karyawan 1. Kebutuhan akan prestasi karyawan
(managerial), kompetensi melayani dianggap masih kurang. Oleh karena
karyawan (helping and human service), itu evaluasi yang harus dilakukan oleh
kompetensi berpikir karyawan (cognitive), perusahaan adalah dengan memberikan
ko m p e t e n s i m e m i m p i n k a r yawa n kesempatan untuk berprestasi bagi
(influence), kompetensi berprestasi dan karyawan. Apabila terbuka kesempatan
tindakan (achievement and action), dan seluasnya untuk berprestasi, maka akan
kompetensi kepribadian yang efektif menimbulkan dorongan psikologis untuk
(personal effectiveness). meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan
3. Gambaran produktivitas kerja karyawan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan
PT. Galamedia Bandung Perkasa berada produktivitas kerja. Adapun hal yang
pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dapat dilakukan perusahaan untuk
dari indikator-indikator produktivitas meningkatkan motivasi berprestasi
kerja sebagai berikut, yang diurutkan karyawan dengan mengadakan penilaian
dari indikator yang paling dominan yaitu terhadap prestasi kerja karyawan secara
kecerdasan dan kecepatan karyawan rutin, memberikan penghargaan kepada
dalam mempelajari sesuatu, dorongan karyawan yang berprestasi baik berupa
untuk selalu memperbaiki diri, pencapaian promosi jabatan, hadiah dan lain-lain.
prestasi kerja, kebiasaan yang baik dalam 2. Kompetensi kepribadian yang efektif yang
bekerja, kemampuan dan kemauan dimiliki karyawan dianggap masih kurang.
dalam belajar,profesionalitas karyawan, Kompetensi ini meliputi pengusaan diri,
kemauan meningkatkan potensi diri, kepercayaan diri, fleksibilitas, komitmen
pemahaman terhadap pekerjaan, dan organisasi. Oleh karena itu evaluasi yang

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 109
harus dilakukan oleh perusahaan adalah Demi Sukses Global (terjemahan). Jakarta:
meningkatkan pengetahuan karyawan PT Gramedia Pustaka Utama.
dengan memberikan pendidikan dan Faustino Cardoso Gomes. (2003). Manajemen
pelatihan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
masalah kepribadian, penguasaan diri, ANDI
motivasi kerja dan lain-lain kepada Flippo, Edwin B. (1984). Personnel Management.
karyawan untuk meningkatkan semangat Sixth Edition. International Student Edition.
dan kepercayaan diri dalam bekerja. New York: McGraw-Hill Book Company.
3. Kreativitas dan inovasi karyawan dalam Gasperesz, Vincent. (2000). Manajemen
mempelajari sesuatu dianggap masih Produktivitas Total: Strategi Peningkatan
kurang. Oleh karena itu evaluasi yang Produktivitas Bisnis Global. Jakar ta:
dapat dilakukan oleh per usahaan Gramedia.
adalah dengan memberikan rotasi, Gilmore, John V. (1974). The Productive
tugas-tugas baru, pendidikan dan Personalitity.. San Francisco: Albion
pelatihan sehingga karyawan terdorong Publishing Coy
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam Gomez, Meiza, Balkin, David.B. Cardy, Robert.L.
bekerja. Dengan adanya tindakan yang (1995). Managing Human Resources.
konstruktif, imaginatif, kreatif dari London: Prentice Hall International (UK)
individu dalam suatu organisasi, maka Limited.
diharapkan produktivitas organisasi akan Harun Al Rasyid. (1994). Teknik Penarikan
meningkat. Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung:
4. Secara simultan motivasi kerja dan Universitas Padjadjaran.
kompetensi memiliki pengaruh yang positif Husein Umar. (2002). Metode Riset Bisnis.
terhadap produktivitas kerja karyawan Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
PT. Galamedia Bandung Perkasa. Pada Malayu Hasibuan SP. (2001). Organisasi Dan
penelitian ini, variabel yang mendapatkan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
nilai yang lebih rendah yaitu motivasi Moch. Ali. (1985). Penelitian Pendidikan
kerja. PT Galamedia Bandung Perkasa Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
harus lebih memberikan motivasi untuk Muchdarsyah, Sinungan. (2005). Produktivitas Apa
bekerja kepada karyawannya agar dapat dan Bagaimana. Jakarta: Angkasa Persada.
meningkatkan produktivitas kerja. Nawawi, H. Dan Martini H. (1990). Administrasi
Personil untuk Meningkatkan Produktivitas
F. Daftar Pustaka Kerja. Jakarta: Bumiaksara.
AA Anwar Prabu Mangkunegara. (2005) Manajemen Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta :
Sumber Daya Manusia SDM Perusahaan. Ghalia Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Raymond J Stone. (2002). Human Resource
Amirullah, dan Hanafi, Rindyah. (2002). Management, 3rd edn. John Wiley & Sons
Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Australia, Ltd.
Ilmu. Robbins, Stephen P. (2003). Organizational
As’ad, M. (2003). Psikologi Islami: Seri Sumber Behavior. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty. Ruky, Ahmad S. (2004). Sistem Manajemen
Asep Hermawan. (2006). Penelitian Bisnis Kinerja, Performance Management System.
Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo. Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih
Boulter, Nick, Murray, Dalziel, Jackie Hill. Kinerja Prima. Jakarta: PT Gramedia
(2007). People and Competencies. Crest Pustaka Utama.
Publishing House. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia
Elashmawi, Farid & Philip R. Harris. (2001). dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV
Manajemen Multi Budaya, Kecakapan Baru Mandar Maju

110 MANAJERIAL Vol. 9, No. 17, Juli 2010 : 97 - 111


Siagian, S.P. (2002). Kiat Meningkatkan Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur Metode
Produktivitas Kerja. Jakar ta: Rineka Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Cipta. Supardi dan Anwar, S. (2004). Dasar-dasar
Siagian, S.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Perilaku Organisasi. Yogjakarta: UII Press.
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Tjutju Yuniarsih & Suwatno, (2008). Manajemen
Singgih Santoso. (2001). Buku Latihan SPSS Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan Isu
Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Komputindo. Uzer, Moh Usman. (2005). Menjadi Guru
Spencer, Peter M., & Signe M. Spencer. (1993). Profesional. B a n d u n g : P T Re m a j a
Competence at Work “Models for Superior Rosdakarya.
Performance”. New York: Jhon Wiley & Veithzal Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya
Sons Inc. Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Murai
Sudjana. (2001). Metode Statistik. Bandung: Kencana.
Transito. Wibowo. (2008). Manajemen Kinerja. Jakarta:
Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Kuantitatif PT RajaGrafindo Persada.
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Winardi. (2002). Motivasi Dan Permotivasian
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Dalam Manajemen. Jakar ta: PT Raja
Bandung: Alfabeta. Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Zwell, Michael. (2000). Creating a Culture
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka of Competence. New York: John Wiley &
Cipta. Sons, Inc.

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Kerja terhadap Produktivitas Kerja ... (Hari Mulyadi) 111

Anda mungkin juga menyukai