Manual IKU Ase
Manual IKU Ase
Perspektif: Stakeholder
Sasaran Strategis: Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh dalam Kerja Sama ASEAN
Deskripsi Sasaran Strategis: Kepemimpinan adalah nilai kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai pengaruh terhadap
kebijakan dalam kerangka kerja sama ASEAN.
Kerja sama ASEAN adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam kerangka kerja sama ASEAN berdasarkan prinsip-prinsip yang disepakati di ASEAN untuk mencapai
kepentingan/tujuan bersama.
Ruang Lingkup:
Kerja Sama Politik Keamanan, Ekonomi, Sosial Budaya dan Kerja Sama Eksternal ASEAN
Indikator Kinerja Utama: IKU-1 Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam pertemuan tingkat tinggi dan tingkat menteri ASEAN
Rekomendasi adalah usulan dalam menanggapi/menindaklanjuti/merespons suatu isu tertentu yang dibahas dalam kerangka kerja sama ASEAN yang menjadi kepentingan Indonesia.
Penyampaian usulan tersebut harus dapat memberikan bobot kepada kepemimpinan Indonesia dalam arah kebijakan ASEAN.
Prakarsa dan rekomendasi yang disampaikan dapat mempengaruhi arah kerja sama ASEAN yang lebih positif dan konstruktif.
Diterima adalah dicatatnya/dicantumkannya/disepakatinya prakarsa/rekomendasi Indonesia tersebut ke dalam dokumen sidang/pertemuan forum ASEAN dalam tahun berjalan periode
Januari-Desember.
Pertemuan tingkat tinggi dan tingkat menteri adalah pertemuan yang diikuti oleh Presiden RI dan/atau pejabat setingkat Menteri.
Formula:
Tujuan:
Laporan dan dokumen sidang: Leaders' Vision, chairman's statement, joint statement, joint communique, declaration, laporan Delri, agreements, MOU's, summary record/ of discussion, plan
Sumber Data : of action, Treaty, Resolution, Charter, Terms of References, rules of procedures, blue print, policy recommendation, non paper/note dan concept paper/note, framework of cooperation,
Element of working document, work plan/program
Tabel Data :
Perspektif: Customer
Sasaran Strategis: Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan Kerja Sama ASEAN
Kebijakan luar negeri adalah sikap dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional,
dan subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional.
Kesepakatan dalam Kerja Sama ASEAN merupakan hasil berbagai perundingan/pertemuan/sidang yang tercantum dalam dokumen hasil sidang dan rencana aksi ASEAN
sesuai dengan Visi Masyarakat ASEAN 2025.
Latar belakang:
Pada ASEAN/ASEAN-led mechanisms terdapat kesepakatan-kesepakatan yang disetujui bersama oleh Indonesia dan negara-negara lain. Kesepakatan tersebut perlu
diimplementasikan di tingkat nasional agar dapat dirasakan manfaatnya untuk rakyat.
Ruang lingkup:
Mengingat tugas Kemenlu bukan sebagai implementing agency , Kemenlu perlu memberikan rekomendasi kepada K/L focal point untuk mengimplementasikan atau
menindaklanjuti kesepakatan ASEAN di tingkat nasional. Fungsi yang dilakukan Kemenlu adalah untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut terimplementasi dengan
baik.
Indikator Kinerja Utama: IKU-1 Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan kerja sama ASEAN di dalam negeri
Saran kebijakan adalah masukan untuk pelaksanaan kesepakatan dalam kerja sama ASEAN agar memiliki manfaat bagi kepentingan Indonesia. Saran kebijakan
disampaikan melalui korespondensi resmi, pelaksanaan kegiatan seperti rapat koordinasi, diskusi kelompok terfokus, dan diseminasi informasi.
Disetujui adalah tanggapan positif yang diterima dari pemangku kepentingan terkait terhadap saran kebijakan mengenai pelaksanaan kesepakatan ASEAN.
Pelaksanaan adalah semua proses dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN dan pemangku kepentingan Indonesia dalam kerangka
kerja sama ASEAN untuk memenuhi kesepakatan.
Kesepakatan ASEAN merupakan hasil berbagai perundingan/pertemuan/sidang yang tercantum dalam dokumen hasil sidang dan rencana aksi ASEAN sesuai dengan Visi
Masyarakat ASEAN 2025.
Formula:
Jumlah saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di dalam negeri
X 100%
Jumlah saran kebijakan yang disampaikan untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di dalam negeri
Tujuan:
Untuk mengukur sejauh mana kesepakatan dalam kerangka kerja sama ASEAN telah disetujui pada tingkat nasional.
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU : Semua direktorat yang ada di Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
Sumber Data : Laporan rapat, progress report, notulensi rapat, laporan kegiatan,surat dari/kepada K/L teknis, pernyataan pers, liputan media, pidato pejabat
Tabel Data :
2016 2017 2018
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNAN N/A N/A 85.0% 100.00% 85.0%
TRIWULAN 1 N/A N/A 85.0% 100.00% 85.0%
TRIWULAN 2 N/A N/A 85.0% 100.00% 85.0%
TRIWULAN 3 N/A N/A 85.0% 100.00% 85.0%
TRIWULAN 4 N/A N/A 85.0% 100.00% 85.0%
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN B1
Sasaran Strategis: Diplomasi Maritim dan Polkam yang kuat dalam kerja sama ASEAN
Deskripsi Sasaran Strategis: Diplomasi Maritim adalah pelaksanaan polugri yang berhubungan dengan penyelenggaraan hubungan antar negara di bidang kelautan dalam rangka
mewujudkan keselamatan pelayaran, keamanan maritim, perlindungan lingkungan laut dan pengelolaan sumber daya kelautan, perikanan, pembangunan
infrastruktur serta konektivitas kemaritiman.
Diplomasi Politik dan Keamanan adalah Negosiasi/perundingan, kerja sama dan pembentukan norma yang dilakukan dalam kerangka ASEAN mengenai isu-isu
politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Latar belakang: ASEAN merupakan sokoguru politik luar negeri RI. Dalam hal ini diplomasi maritim dan politik keamanan Indonesia di ASEAN ditujukan untuk ikut
mewujudkan Nawa Cita Presiden Jokowi, termasuk untuk menciptakan dan memelihara perdamaian, stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan.
Indikator Kinerja Utama: IKU-1 Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang Maritim dan Polkam dalam Kerja Sama ASEAN
Prakarsa adalah gagasan baru yang diusulkan oleh Indonesia dalam setiap forum Kerja Sama ASEAN.
Kerja Sama Bidang maritim meliputi: keselamatan pelayaran, keamanan maritim, perlindungan lingkungan laut dan pengelolaan sumber daya kelautan, perikanan,
pembangunan infrastruktur serta konektivitas kemaritiman.
Kerja Sama Bidang Politik dan Keamanan meliputi: pembangunan politik, pembentukan, pengembangan dan kesinambungan norma-norma ASEAN, pencegahan
konflik, keamanan, pemberantasan kejahatan lintas negara, dan pertahanan, hukum, HAM, imigrasi dan konsuler ASEAN, serta kerja sama forum (ASEAN
Regional Forum, ASEAN Inter Parliamentary Assembly, ASEAN+1, ASEAN Plus Three, East Asia Summit, Mitra Sektoral ASEAN, Mitra Pembangunan ASEAN,
ASEAN Maritime Forum, Expanded ASEAN Maritime Forum, AICHR, AIPR).
Formula:
Tujuan:
Untuk mengetahui hasil rekomendasi dan prakarsa di bidang maritim dan polkam yang telah diajukan oleh Indonesia.
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU : Direktorat Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN, Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN
Laporan dan dokumen sidang: joint statement, joint communique, kertas posisi Delri, laporan Delri, summary record/ of discussion, report of the meeting, plan of
Sumber Data : action, Terms of References, rules of procedures, blue print, policy recommendation, non paper/note dan concept paper/note, framework, Element of working
document, work plan/program
Tabel Data :
Sasaran Strategis: Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat dalam kerja sama ASEAN
Diplomasi sosial dan budaya adalah aktivitas diplomasi untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dan budaya melalui berbagai kerja sama seperti pembangunan sosial,
kesejahteraan sosial, lingkungan hidup, penanggulangan bencana, penerangan, kebudayaan, ketenagakerjaan, pemberdayaan wanita dan perlindungan anak, kepemudaan,
olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, pencegahan penggunaan narkoba, kesehatan dan pendidikan.
Indikator Kinerja Utama: IKU-1 Persentase rekomendasi dan prakarsa di bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya dalam Kerja Sama ASEAN
Rekomendasi adalah penyampaian usulan yang menjadi kepentingan Indonesia dalam menanggapi/menindaklanjuti suatu isu tertentu yang dibahas dalam pertemuan ASEAN
Prakarsa adalah gagasan baru yang diusulkan oleh Indonesia dalam kerangka Kerja Sama ASEAN.
Ruang lingkup kerja sama bidang ekonomi meliputi: perdagangan barang dan jasa, investasi, energi, mineral, perhubungan, konektivitas, pariwisata, pertanian, perikanan,
perindustrian, keuangan, telekomunikasi, kerja sama ekonomi teknik dan UMKM
Ruang lingkup kerja sama bidang sosial dan budaya meliputi: pembangunan sosial, kesejahteraan sosial, lingkungan hidup, penanggulangan bencana, penerangan,
kebudayaan, ketenagakerjaan, pemberdayaan wanita dan perlindungan anak, kepemudaan, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, pencegahan penggunaan narkoba,
kesehatan dan pendidikan.
Formula:
Jumlah rekomendasi dan prakarsa di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang
diterima
X 100%
Jumlah rekomendasi dan prakarsa di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang
disampaikan
Tujuan:
Untuk mengetahui hasil rekomendasi dan prakarsa di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang telah diajukan oleh Indonesia.
Laporan dan dokumen sidang: joint statement, joint communique, kertas posisi Delri, laporan Delri, summary record/ of discussion, report of the meeting, plan of action, Terms
Sumber Data :
of References, rules of procedures, blue print, policy recommendation, non paper/note dan concept paper/note, framework, Element of working document, work plan/program
Tabel Data :
Tujuan: Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang kompeten
Kompeten berarti cakap (mengetahui), memiliki kemampuan (kewenangan) untuk memutuskan sesuatu
Ruang Lingkup:
SDM Kemenlu mencakup seluruh SDM yang dimiliki dan bekerja untuk kepentingan organisasi Kementerian Luar Negeri secara keseluruhan
Pejabat adalah pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang menduduki jabatan atau memegang jabatan penting (unsur pimpinan). Ruang
lingkup pejabat yang menjadi dasar pengukuran adalah jabatan Eselon I dan Eselon II.
Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi
jabatan.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan kerja organisasi
negara.
Sehingga, Standar Kompetensi Jabatan berarti persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas jabatan.
Formula:
Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang telah memenuhi kompetensi jabatan
X 100%
Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN telah memenuhi syarat minimal dalam menduduki
setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang sesuai dengan kompetensinya
Tabel Data :
Sasaran Strategis:
Tata Kelola Organisasi di Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang Baik
Tata Kelola merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan
suatu organisasi. Tata kelola juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam pengelolaan tujuan
organisasi.
Nilai Reformasi Birokrasi mencakup hasil evaluasi capaian 8 program area perubahan RB baik pada komponen proses maupun hasil berdasarkan Lembar
Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Komponen 8 program area perubahan, yaitu: Perubahan pola pikir dan budaya kerja (Manajemen Perubahan);
Penataan Peraturan Perundang-undangan; Penguatan Organisasi; Penataan Tata Laksana; Manajemen SDM Aparatur; Penguatan Pengawasan;
Penguatan Akuntabilitas Kinerja; dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Nilai Reformasi Birokrasi mencakup penilaian terhadap dua komponen: Proses dan Hasil. Proses adalah seluruh upaya yang dilakukan oleh instansi
pemerintah dalam menjalankan fungsinya, sedangkan Hasil adalah kinerja yang diperoleh dari komponen proses.
Hubungan sebab-akibat antara komponen proses dan hasil dapat mewujudkan proses perbaikan bagi instansi melalui inovasi dan pembelajaran, di mana
proses perbaikan ini akan meningkatkan kinerja instansi pemerintah secara berkelanjutan.
Komponen proses sangat menentukan keberhasilan tugas instansi, sedangkan komponen hasil berhubungan dengan kepuasan para pemangku
kepentingan.
Formula:
Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN telah melakukan perubahan penyelenggaraan pemerintahan yang menciptakan
kondisi good governance.
Sumber Data : Laporan Indeks Reformasi Birokrasi dari Kementerian PAN dan RB
Tabel Data :
2016 2017 2018
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan
bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja: 25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja: 20%.
Formula:
Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi
hasil.
Tabel Data :
Indikator Kinerja Utama: IKU-1 Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
Indeks Engagement Pegawai dilakukan melalui survei yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat engagement
pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN terhadap kapasitas organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang
meliputi puas dengan pekerjaannya serta merasa memiliki keterlibatan, komitmen, keinginan berkontribusi dan rasa memiliki
Deskripsi Indikator Kinerja Utama: Definisi: (ownership) yang tinggi terhadap lembaga.
Ukuran tingkat engagement skala Likert (skala terendah 1 yaitu sangat rendah dan skala tertinggi 5 yaitu sangat tinggi),
Indeks
Engagement
Formula:
Indeks hasil survei
Tujuan:
mengukur sejauh mana tingkat engagement pegawai di lingkungan internal Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN atas kinerja aspek-aspek pelayanan
dan/atau kinerja organisasi secara umum
Tabel Data :
Sasaran Strategis: Sarana dan Prasarana di Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang memadai
Deskripsi Sasaran Strategis: Sarana dan Prasarana: sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang
tidak bergerak seperti gedung.
Memadai: kuantitas dan kualitas terpenuhi dengan layak dan berfungsi untuk menunjang kegiatan perkantoran sehari-hari
Latar Belakang:
Sebuah organisasi tentunya memiliki berbagai kebutuhan untuk dapat mendukung maupun membantu agar kegiatan di dalam organasisai tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ada. Kebutuhan akan sarana dan prasarana
merupakan kebutuhan penting agar terlaksananya setiap kegiatan yang ada.
Indikator Kinerja Utama: IKU-1 Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai rencana
Yang dipenuhi sesuai rencana: Tepat waktu sesuai dengan RKA-K/L yang disahkan menjadi DIPA.
Formula:
Jumlah sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan dokumen rencana (/RKA-K/L)
X 100%
Total sarana dan prasarana yang direncanakan dalam dokumen perencanaan pengadaan (/RKA-K/L)
Tujuan:
Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana Ditjen Kerja Sama ASEAN yang berjalan sesuai rencana.
Sumber Data : Dokumen perencanaan rekap permintaan dan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
Tabel Data :
Sasaran Strategis: Pengelolaan Anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN yang Optimal
Ruang lingkup: Anggaran yang Optimal dicapai dengan penyerapan anggaran yang maksimal
Indikator Kinerja Utama: IKU-1 Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
Batasan waktu:
1 tahun anggaran
Formula:
Untuk mengukur seberapa jauh anggaran digunakan secara optimal untuk mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan.
Tabel Data :