Anda di halaman 1dari 18

Pelatihan Monitoring dan

Evaluasi Program
Pemberdayaan Masyarakat

RBM dan Analisa Logical Framework


Logical Framework Approach (LFA)
LFA akan sangat berguna dalam menuntun desain proyek
dan pelaksanaan proyek
Ide dasar dari logframe adalah SEDERHANA dan
COMMON SENSE dalam setiap proses mendesain proyek
Lakukan sejelas mungkin apa yang akan dicapai dan
bagaimana cara mencapainya
 Memutuskan bagaimana mengetahui bahwa kita sudah
mencapai tujuan dan memasukkan di dalam sistem
monitoring
 Membuat pernyataan yang jelas tentang asumsi dan
kondisi di luar kontrol proyek untuk kesuksesan proyek
dan lakukan penilaian risiko jika proyek gagal mencapai
tujuan
Diagram Objectives

Logical Framework
Logika Intervensi
Goal:
Menggambarkan hal-hal yang bersifat jangka panjang,
Goal lebih luas, perubahan dan peningkatan mata
pencaharian dan kualitas hidup masyarakat di mana
proyek memberikan kontribusi baik dalam skala regional
maupun nasional. Biasanya Goal merupakan akibat dari
Strategic Objective pekerjaan atau serangkaian program dari berbagai
pihak. Prusahaan atau organisasi menjadi bagian di
dalamnya yang berkontribusi dalam pencapaian goal
tersebut.
Intermediary Result

Strategic Objectives (SO):


Menggambarkan manfaat penting dan diharapkan akan
Output diterima oleh pemanfaat dan peserta proyek pada akhir
proyek. Manfaat ini dicapai karena keberhasilan dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkatan IR,
output, dan keberhasilan pelaksanaan activities. SO
Activities merupakan titik sentral dari suatu proyek, sehingga
dalam mendesain suatu proyek, SO harus ditentukan
paling awal.
USAID/US Based
Intermediate Results (IR):
Perubahan perilaku yang diharapkan dari pemanfaat dan peserta
proyek dari keberhasilan meraih dan menerima output proyek. Disebut
sebagai capaian antara (intermediate) karena level ini merupakan
Overall tahapan sangat penting untuk dapat mencapai strategic objectives
objective suatu proyek. Respon atau perubahan yang terjadi dapat berupa:
– Perubahan pemanfaat dan peserta proyek dalam mengadopsi
perilaku baru atau keterampilan yang dipromosikan oleh
proyek.
Project – Perluasan cakupan dan jangkauan proyek.
Purpose – Cara baru dalam mengorganisir atau mengelola suatu sistem.
– Munculnya inovasi dari pemanfaat program akibat output
Outputs:
Muncul dari keberhasilan penyelesaian kegiatan-kegiatan (activites),
Results baik berupa barang, jasa, pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan
kondisi lingkungan yang dihasil oleh proyek (sebagai hasil dari activities
yang telah dilaksanakan). Output harus dapat ditunjukkan dan secara
efektif diterima oleh pemanfaat dan peserta proyek.
Activities:
Activities Menggambarkan fungsi-fungsi dan kegiatan yang harus diambil dan
dikelola dalam rangka mencapai output proyek bagi pemanfaat dan
peserta proyek

EU Based
Logika dari Logframe
Project Indicators Source of Assumptions
Description Verification

Jika OBJECTIVES tercapai; Maka proyek seharusnya


Goal berkontribusi kepada pencapaian keseluruhan

Strategic Jika IR dihasilkan; maka SO tercapai


1.1. JiJi

aa
kk
Objectives (SO)

Intermediary Jika OUTPUT dihasilkan; maka IR tercapai


Results (IR)

Output Jika ACTIVITIES dilakukan; maka OUTPUT dapat dihasilkan

Activities Jika sumberdaya/input yang cukup disediakan; maka Activities


dapat dilakukan
Project Indicators Source of Assumptions
Description Verification
Goal

Strategic
Objective
Jika logika
Intermediary horisontal
Results (IR) diikuti dan
asumsi
dipegang
Output dengan
benar; maka
proyek akan
Activities berhasil

Alat-bahan/biaya
Project Indicators Source of Assumptions
Description Verification
Goal/
Overall Objective

Project Purpose/
Outcome

Output

Activities

Sarana dan budget proyek


Sumber: Levine, CRS Guidance for Developing Logical Framework, 2007
Goal: Kualitas kesehatan masyarakat di
wilayah X meningkat
• Strategic Objectives
- Pemakaian air minum berasal dari air bersih untuk masyarakat di wilayah X meningkat
- Pemanfaatan fasilitas dan layanan kesehatan di wilayah X Meningkat

• Intermediary Results:
- Akses pada air bersih untuk air minum masyarakat di wilayah X meningkat
- Kemampuan masyarakat dalam memelihara sumur-sumur di wilayah X - meningkat
- Akses masyarakat di wilayah X kepada layanan kesehatan meningkat
• Outputs
- Sumur-sumur sumber air bersih terbangun di wilayah X
- Pelatihan untuk mengelolaan dan pemeliharaan sumur/sumber air bersih dilakukan untuk
masyarakat wilayah X
- Pusat Kesehatan masyarakat di wilayah X direhabilitasi dan ada staf pelayanan
• Activities
- Membangun sumur-sumur air bersih di wilayah X
- Melakukan pelatihan sumur-sumur/air bersih di wilayah X
- Melakukan rehabilitasi pusat kesehatan masyarakat dan membantu adanya staf pelayanan
Menentukan Indikator
Indikator:
“Sebuah instrumen yang memberikan informasi kepada kita”
(English Language Dictionary)

“Sebuah variabel, yang bertujuan untuk dapat mengukur


perubahan dari suatu fenomena atau proses” (USAID)

“ Faktor kuantitatif atau kualitatif atau variabel yang


menyediakan alat yang sederhana dan akurat untuk mengukur
keberhasilan, merefleksikan perubahan yang terkait dengan
suatu intervensi, atau untuk membantu menilai kinerja dari
pelaku program pembangunan”
(OECD/DAC, 2002)
Indikator:SMART dan SPICED*
• S = Specific • S = Subjective
• P = Participatory ( seharusnya dibangun
• M = Measureable bersama masyarakat pemanfaat program)
• A = Achievable (or, • I = Interpreted and communicable (harus
acceptable, applicable, dijelaskan, dikomunikasikan, karena indikator
appropriate, attainable, lokal sering ditafsirkan berbeda oleh
pemangku kepentingan lain)
agreed upon)
• C = cross-checked and compare (penilaian
• R = Relevant (or reliable, yang valid perlu dilakukan untuk uji silang,
membandingkan berbagai indikator dan
realistic)
progres, dg berbagai informan, metode,
• Time-bound peneliti)
• E = Empowering (dalam penyusunan harus
pemberdayakan kelompok/individu dan
memberikan peluang bagi masy untuk
merefleksikan ke arah mana perubahan)
• D = Diverse and dissaggregated (men,
women, wilayah, kelompok)
*) Roche, 2002
Indikator

Tidak ada ketentuan berapa jumlah indikator untuk setiap


hasil/outcome. Indikator yang semakin banyak belum tentu
lebih baik.

Pertanyaan yang berguna adalah:


Apakah suatu indikator benar-benar diperlukan untuk
mengukur apakah strategic objective telah dicapai?
Apakah akan menyulitkan bagi responden atau staf dalam
pengumpulan data? Bagaimana suatu indikator dapat
membantu dalam monitoring, evaluasi, dan pengelolaan
proyek.
Membuat Indikator Kinerja
Beberapa unsur dalam indikator yang baik:

• Timeline: kapan target yang diharapkan akan dicapai? Misalnya: pada akhir Oktober
2017
• Target: pada periode tertentu berapa peserta proyek yang akan mendapatkan
manfaat? Misalnya: 1.000 rumah tangga nelayan
• Baseline: Penting untuk menyebutkan perbandingan dengan data dasar. Misalnya:
bertambah dari data dasar saat proyek ini dimulai
• Sub-kelompok peserta: subkelompok mana yang akan mengalami perubahan
dengan adanya proyek? Perempuan kepala rumah tangga, anak-anak usia balita, dll.
Misalnya: Rumah Tangga Nelayan di Muara Karang
• Kuantitas: berapa banyak kuantitas perubahan yang diharapkan? Misal: Penggunaan
air meningkat
• Nature: perubahan apa yang direncanakan? Misalnya: Penggunaan air
• Kualitas: Bagaimana menggambarkan kualitas perubahan yang diinginkan. Misalnya:
Air bersih, sesuai standar air bersih dari WHO

Contoh: pada akhir Oktober 2017 (timeline), 1.000 (target) penambahan (baseline)
rumah tangga nelayan di Muara Karang (Subkelompok), menikmati peningkatan
(kuantitas) penggunaan air (nature) bersih (kualitas)
Menentukan Asumsi Kritis

Asumsi kritis adalah faktor atau kondisi di luar kontrol langsung dari pelaksana
proyek atau program, tetapi keberadaannya sangat mempengaruhi program
atau proyek mencapai level tujuan yang lebih tinggi.

Misalnya: pendesain proyek mengasumsikan bahwa pelatihan sebagai suatu


metodologi mampu untuk mempengaruhi perubahan perilaku.

Ketika Pendesain proyek mengidentifikasi adanya asumsi kritis, pedesain proyek


perlu mempertimbangkan:
- Menyesuaikan desain proyek untuk meminimalkan risiko
- Mendesain ulang karena risiko terlalu tinggi; atau
- Tetap dengan desain awal : mengenali bahwa risiko ada tetapi kemungkinan
mempengaruhi proyek kecil, berkomitmen untuk terus memantai risiko
sepanjang perkembangan proyek
Contoh

Sumber: Levine, CRS Guidance for Developing Logical Framework, 2007


Contoh
Terima kasih

Mintra Anda Menuju keberlanjutan


Copyright © 2015 A+ CSR Indonesia

• Kompleks Bogor Baru, Blok C1 No. 26, Kota Bogor, Jawa Barat 16127
• Telp: +62 251 8336349 I Fax: +62 251 8336349
• E: office@csrindonesia.com I www.csrindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai