Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS STANDAR ALAT PELINDUNG DIRI DAN


KEBUTUHAN BIAYA DALAM PENYEDIAAN ALAT
PELINDUNG DIRI DI PT CHANG JUI FANG INDONESIA
KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2020

Diajukan sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Skripsi pada Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu

Peminatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Oleh :

DESI INTAN SARASWATI


NIM : R.16.02.002

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
INDRAMAYU
2020

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

“Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber pustaka
yang menjadi rujukan dalam penyusunan skripsi ini telah saya nyatakan dengan
benar. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil
plagiat/pemalsuan/penyuapan/pertukangan maka saya siap menerima sanksi yang
berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu dengan segala
resiko yang harus saya tanggung”

Nama : Desi Intan Saraswati


NIM : R.16.02.007
Tanggal : Mei 2020

Tanda Tangan :

Materai Rp. 6000

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Desi Intan Saraswati


Tempat dan tanggal lahir : Indramayu, 02 Desember 1997
Alamat : Desa Ilir, Blok. Karang Baru, RT/RW. 004/007,
Kec. Kandanghaur, Kab. Indramayu
Agama : Islam
E-mail : dessyintansaraswati@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
1. STIKes Indramayu : 2016-2020
2. SMK Farmasi Indramayu : 2013-2015
3. SMP Negeri 1 Kandanghaur : 2009 2012
4. SD Negeri 1 Ilir Kandanghaur : 2003-2009
5. TK At-Taqwa Kandanghaur : 2002-2003

Riwayat Organisasi :

1. Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu


(Kementerian Ekonomi) periode 2019-2020
2. Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat periode 2018-2019

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Desi Intan Saraswati


NIM : R.16.02.007
Judul : Analisis Standar Alat Pelindung Diri dan Kebutuhan Biaya
dalam Penyediaan APD di PT Chang Jui Fang Indonesia
Tahun 2020.

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji
Seminar proposal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu
untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Skripsi pada Program Studi
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Indramayu, Mei 2020


Ketua,

Muhamad Fauzi, S.KM., M.P.H


NIK. 043 213 096

Anggota I Anggota II

Setyo Dwi Widyastuti S.KM., M.KM. Depi Yulyanti, S.KM.,M.Kes,


NIK. 043 213 033 NIK. 043 213 132

Mengetahui
Ketua Program Studi
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Muhamad Fauzi, S.KM., M.P.H


NIK. 043 213 096

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil’aalamin, segala puji hanya milik Allah SWT serta

syukur atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga

penulis dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul “Analisis Standar

Alat Pelindung Diri dan Kebutuhan Biaya untuk Penyediaan Alat Pelindung

Diri Di PT Chang Jui Fang Indonesia Kabupaten Indramayu Tahun 2020”.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak atas segala dukungan, bimbingan, dan

penyediaan fasilitas dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa hormat dan

terimakasih kepada :

1. Drs. H. Turmin, B.Sc., Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada

Indramayu.

2. Heri Sugiarto, S.KM., M.Kes. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indramayu.

3. Muhamad Fauzi, S.KM., M.P.H. Ketua Prodi Sarjana Kesehatan

Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu sekaligus penguji sidang

proposal.

4. Setyo Dwi Widyastuti, S.KM.,M.KM. pembimbing I (satu) yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya guna memberikan pengarahan,

bimbingan, nasehat serta masukan yang bermanfaat selama penyusunan proposal

penelitian ini.

iv
5. Depi Yulyanti, S.KM., M.Kes. pembimbing II (dua) yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya guna memberikan pengarahan,

bimbingan, nasehat serta masukan yang bermanfaat selama penyusunan proposal

penelitian ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

STIKes Indramayu yang telah membantu penulis dalam mengikuti pendidikan.

7. Kedua orangtua mamah dan papah yang sangat penulis sayangi yang

selalu memberikan semangat dan dukungan berupa doa, biaya, maupun tenaga

sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini.

8. Sahabat mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

STIKes Indramayu yang selalu bersama menemani dalam suka, duka, canda dan

tawa.

9. Seluruh pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan proposal

penelitian ini.

Kesempurnaan hanya milik Allah, apabila ada kesalahan dan kekurangan

dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis mohon maaf. Demikian

penyusunan proposal penelitian ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin

Indramayu, Februari 2020

v
Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................i

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................iv

KATA PENGANTAR.........................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................x

DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

C. Tujuan........................................................................................................4

D. Manfaat......................................................................................................4

E. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Alat Pelindung Diri....................................................................................6

B. Standar Alat Pelindung Diri......................................................................12

C. Kebutuhan Biaya untuk Penyediaan APD.................................................13

D. Kerangka Teori..........................................................................................14

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep......................................................................................15

vii
B. Definisi Operasional..................................................................................16

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian................................................................................17

B. Populasi dan Sampel..................................................................................17

C. Tempat Penelitian......................................................................................17

D. Waktu Penelitian.......................................................................................17

E. Etika Penelitian..........................................................................................18

F. Alat Pengumpulan Data Penelitian............................................................18

G. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................18

H. Pengolahan Data Analisis..........................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................16

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................................14

Gambar 3.1 Kerangka Konsep..............................................................................15

x
DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

ILO : International Labour Organization

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KAK : Kecelakaan Akibat Kerja

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

SNI : Standar Nasional Indonesia

SOP : Standar Operasional Prosedur

P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PAK : Penyakit Akibat Kerja

WHO : World Health Organization

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang baik

terhadap kemajuan perindustrian Indonesia. Kemajuan sektor industri Indonesia

juga diimbangi oleh Sumber Daya Manusia dan produktivitas kerja yang baik.

Untuk meningkatkan produktivitas kerja harus didukung oleh lingkungan kerja

yang sehat dan aman (Sakinah, 2018).

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) Tahun 2018,

setiap tahun ada 2,78 juta pekerja yang meninggal karena kecelakaan di tempat

kerja atau Penyakit Akibat Kerja. Lebih dari 374 juta orang cedera atau luka atau

jatuh sakit tiap tahun akibat kecelakaan di tempat kerja. Data kecelakaan kerja

triwulan 1 tahun 2018 terdapat 5.318 kasus, 1.361 sembuh, 52 cacat dan 87

meninggal (Kementerian Ketenagakerjaan). World Health Organization (WHO)

mendefinisikan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak terduga yang

penanggulangannya tidak dapat dipersiapkan sehingga menghasilkan cedera yang

riil (Sakinah, 2018). Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data Jamsostek yang

kini bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

ketenagakerjaan mencatat terjadi 147.000 kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun

2018 atau 40.273 kasus setiap hari. Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan Kanwil

Jawa Barat mencatat, sepanjang 2018 terdapat 33.740 kasus kecelakaan kerja

dengan jumlah klaim mencapai Rp 195,97 miliar (BPJS Ketenagakerjaan).


2

Berdasarkan data laporan dari Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3) PT Chang Jui Fang Indonesia diketahui bahwa

kecelakaan kerja tahun 2016 sebanyak 11 kasus, tahun 2017 sebanyak 10 kasus,

tahun 2018 sebanyak 19 kasus, tahun 2019 sebanyak 21 kasus jumlahnya ada 61

kasus, yang terdiri dari 51 kasus dalam perusahaan dan 10 kasus luar perusahaan

dari data laporan kecelakaan kerja P2K3 di PT Chang Jui Fang Indonesia

diketahui bahwa kecelakaan tertinggi yaitu di bagian produksi terdapat 31 kasus

dari tahun 2016 sampai 2019.

Produksi keramik di PT Chang Jui Fang Indonesia sebagian menggunakan

mesin dan di tahap akhir packing masih menggunakan manual. Proses produksi

tahap awal di bagian press pekerja bagian ini oleh pihak manajemen diberikan

APD masker, bagian glaze line APD yang digunakan sepatu boot dan sarung

tangan, bagian kiln APD yang digunakan sarung tangan dan dibagian packing

APD yang digunakan sarung tangan. Dari pembagian APD PT Chang Jui Fang

Indonesia belum sesuai standar dengan potensi bahaya pada setiap bagian tempat

kerja khususnya di bagian packing sering terjadi kecelakaan kerja tertimpa atau

kejatuhan keramik pada kaki karena tidak diberikan sepatu safety sering terjadi

kecelakaan kerja pada tangan sehingga robek dan luka karena tidak memakai

sarung tangan, tidak adanya pemberian pelindung kepala (helm) pekerja pernah

mengalami kecelakaan kerja luka robek pada bagian kepala. Kejadian kecelakaan

kerja tersebut sering terjadi namun pihak manajemen perusahaan masih belum

menyadari karena penyediaan APD tidak sesuai dengan standar yang berlaku dan

APD yang digunakan pekerja tidak sesuai dengan tingkat risiko yang sering

STIKes Indramayu
3

terjadi kecelakaan kerja sehingga angka Kecelakaan Akibat kerja di PT CJFI

masih meningkat. Menurut Permenaker dan Transmigrasi No. 08 tahun 2010

tentang Alat Pelindung Diri menyebutkan bahwa pengusaha wajib menyediakan

APD bagi pekerja di tempat kerja, APD yang dimaksud berupa pelindung kepala,

pelindung mata dan muka, pelindung telinga, pelindung pernafasan, pelindung

tangan dan pelindung kaki (Permenakertrans, 2010).

Proses produksi merupakan tahap awal dari proses produksi keramik,

produksi merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan berbagai faktor

produksi yang ada dalam upaya menciptakan suatu produk. Bagian produksi

merupakan bagian yang jumlah pekerjanya banyak dan sering ditemui pekerja

tidak menggunakan APD pada saat bekerja padahal potensi bahaya sangat tinggi

sehingga angka kecelakaan kerja di bagian produksi terus meningkat, karena

kurangnya pengawasan K3 di perusahaan perilaku pekerja seenaknya sendiri

sehingga dengan nyamannya mereka saat bekerja tidak memakai APD.

Perusahaan belum menyediakan APD sesuai dengan standar potensi bahaya yang

sering terjadi kecelakaan kerja pada bagian produksi. Persepsi pekerja terhadap

APD yang mereka gunakan padahal sudah diingatkan, namun mereka merasa

tidak nyaman dan sudah biasa melakukan pekerjaan tidak memakai APD.

Melihat besarnya angka kecelakaan kerja maka harus diselenggarakan

pengendalian risiko berupa eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, administratif

dan Alat Pelindung Diri (APD). Berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja

dan melindungi tenaga kerja dengan penggunaan APD namun masih seringkali

STIKes Indramayu
4

ditemukan tenaga kerja yang tidak patuh dalam menggunakan APD (Sertiya,

2018).

Standar Operasional Prosedur (SOP) pengambilan Alat Pelindung Diri di

PT Chang Jui Fang Indonesia langkah pertama Adanya slip permintaan dari user

yang telah diisi lengkap dari penanggung jawab, jumlah barang, spesifikasi barang

dan alasan pengambilan, kedua cek keadaan barang jika sesuai dengan permintaan

lanjutkan kedalam pengambilan barang, ketiga jika tidak sesuai dengan

permintaan, informasi balik ke user, keempat Buatkan slip pengeluaran barang,

kelima serah terima barang antara petugas gudang dengan user, slip pengeluaran

ditandatangani kedua belah pihak, keenam input pengeluaran ke dalam kartu stok,

lakukan penjumlahan dan dibubuhi peraf petugas, ketujuh cek kartu stok dengan

fisik barang setelah pengambilan, jika tidak sesuai telusuri transaksi sebelumnya,

kedelapan input pengeluaran kedalam buku manual. Jika pekerja ingin mengganti

sarung tangan yang rusak maka sarung tangan yang rusak tersebut dibawa sebagai

bukti, guna menghindari hal yang tidak diinginkan karena sering terjadi pekerja

membuang sarung tangan bekas ke selokan pembuangan air limbah hingga

mampet. Kebijakan tersebut menurut perusahaan efektif namun pada

kenyataannya karyawan bersikap tidak peduli dengan adanya prosedur

pengambilan APD yang baru tersebut sehingga pekerja memilih tidak

menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.

Kondisi lingkungan fisik dan non fisik dapat mempengaruhi perilaku

seseorang, jika lingkungan fisik yang terlalu panas, banyak debu, maka tidak

dapat dipungkiri banyak pekerja yang tidak nyaman begitu pun dengan

STIKes Indramayu
5

lingkungan non fisik pekerja banyak yang tidak mamakai APD karena sudah

terbiasa melakukan pekerjaanya tanpa memakai APD dalam keadaan tersebut dan

mengakibatkan perilaku pekerja dalam memakai APD merasa tidak nyaman dan

memilih tidak menggunakan APD pada saat bekerja.

Berdasarkan latar belakang diatas, perlu dilakukan penelitian untuk

meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentang “Analisis Standar

Alat Pelindung Diri dan Kebutuhan Biaya dalam Penyediaan Alat Pelindung Diri

Di PT Chang Jui Fang Indonesia Kabupaten Indramayu Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini

adalah “Bagaimana Standar Alat Pelindung Diri dan Berapa banyak Kebutuhan

Biaya dalam Penyediaan Alat Pelindung Diri Di PT Chang Jui Fang Indonesia

Kabupaten Indramayu Tahun 2020?”

C. Tujuan

1. Menganalisis Standar Alat Pelindung Diri di PT Chang Jui Fang

Indonesia

2. Menghitung Kebutuhan Biaya untuk Penyediaan APD di PT Chang Jui

Fang Indonesia

STIKes Indramayu
6

D. Manfaat

1. Bagi Pekerja

Sebagai masukan bagi pekerja agar dapat memahami potensi bahaya yang

akan terjadi jika tidak menggunakan Alat Pelindung Diri pada saat melakukan

pekerjannya.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi pemimpin perusahaan dan

P2K3 dalam pengambilan kebijakan atau keputusan khususnya yang berhubungan

dengan penerapan program K3.

3. Bagi Dinas Ketenagakerjaan

Sebagai bahan pertimbangan untuk mengevalusi perusahaan di Kabupaten

Indramayu khususnya di PT Chang Jui Fang Indonesia.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai sumber bacaan atau informasi

tentang analisis standar APD dan penyediaan biaya dalam APD di perusahaan

peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

5. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi dalam penelitian lanjutan untuk lebih

menperdalami masalah tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan

menggunakan variabel dan metode penelitian yang berbeda.

STIKes Indramayu
7

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Masalah

Lingkup masalah dalam penelitian ini yaitu tentang Analisis Standar Alat

Pelindung Diri dan Kebutuhan Biaya dalam Penyediaan Alat Pelindung Diri Di

PT Chang Jui Fang Indonesia Kabupaten Indramayu Tahun 2020.

2. Metode penelitian

Metode penelitian ini dengan menggunakan studi Survey Deskriptif.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Chang Jui Fang Indonesia Tahun 2020.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli tahun 2020

STIKes Indramayu
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Alat Pelindung Diri

1. Pengertian Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan

oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan

adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Secara teknis alat pelindung diri tidaklah dapat melindungi

tubuh secara sempurna terhadap paparan potensi bahaya. Namun demikian alat

pelindung diri akan dapat mengurangi tingkat keparahan dari suatu kemungkinan

terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dengan demikian, dapat

ditegaskan bahwa meskipun telah menggunakan alat pelindung diri, tetapi upaya

pencegahan dan pengendalian risiko kecelakaan secara teknis teknologis

merupakan langkah yang utama dan terus harus selalu diupayakan sampai tingkat

risiko dapat ditekan sekecil mungkin dalam batas yang diperkenankan (Tarwaka,

2017).

Sementara pengendalian yang permanen belum dapat dilaksanakan atau

belum efektif mengurangi potensi bahaya, maka alat pelindung diri masih harus

tetap dan wajib digunakan. Meski alat pelindung diri merupakan alat pengendalian

risiko yang paling sederhana, tetapi tidak selalu efektif seperti yang diharapkan.

Dan bahkan bila tidak tepat dalam pemilihan dan penggunaannya akan menjadi

8
9

potensi bahaya bagi pemakainya. Faktor kegagalan dalam perlindungan tubuh

terhadap pemakaian alat pelidung diri antara lain disebabkan karena ketidak

nyaman bila dipakai, menganggu atau menyulitkan pergerakan pada waktu

bekerja, tidak dapat melihat dan mendengar secara baik, pekerja sering

mengalami alergi terhadap alat pelindung diri yang digunakan, dll. Dengan

demikian, agar faktor kegagalan dalam alat pelindung diri dapat diminimalkan,

maka perlu adanya prosedur pemilihan dan penggunaan yang tepat, penegakan

perundangan, pengawasan secara terus menerus dan penyadaran akan arti

pentingnya penggunaan alat pelindung diri (Tarwaka, 2017).

2. Pemilihan Alat Pelindung Diri

Setiap tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang berbeda-beda sesuai

dengan jenis, bahan dan proses produksi dilakukan. Dengan demikian, sebelum

melakukan pemilihan alat pelindung diri mana yang tepat untuk digunakan,

diperlukan adanya suatu inventarisasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja

masing-masing. Dapat dipastikan sebagai suatu pemborosan perusahaan, bila alat

pelindung diri yang dipilih dan digunakan tidak sesuai dengan potensi bahaya

yang dihadapi pekerja. Secara lebih detail pemilihan dan penggunaan alat

pelindung diri harus diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

a. Aspek Teknis, meliputi:

1) Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya, jenis dan bentuk alat

pelindung diri harus disesuaikan dengan bagian tubuh yang dilindungi.

2) Pemilihan berdasarkan mutu atau kualitas. Mutu alat pelindung diri

akan menentukan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan dan penyakit akibat

STIKes Indramayu
10

kerja yang mungkin terjadi. Semakin rendah mutu alat pelindung diri, maka akan

semakin tinggi tingkat keparahan atas kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang

terjadi. Untuk menentukan mutu suatu alat pelindung diri dapat dilakukan melalui

uji laboratorium untuk mengetahui pemenuhan terhadap standar.

3) Penentuan jumlah alat pelindung diri. Jumlah yang diperlukan sangat

tergantung dari jumlah pekerja yang terpapar potensi bahaya di tempat kerja.

Idealnya adalah setiap pekerja menggunakan alat pelindung diri sendiri-sendiri

atau tidak dipakai secara bergantian.

4) Teknik penyimpanan dan pemeliharaan. Penyimpanan dan

pemeliharaan alat pelindung diri yang baik adalah merupakan investasi untuk

penghematan dari pada pembelian alat baru.

b. Aspek Psikologis. Di samping aspek teknis, maka aspek psikologis

yang menyangkut masalah kenyamanan dalam penggunaan alat pelindung diri

juga sangat penting diperhatikan, seperti terjadinya gangguan terhadap kebebasan

gerak pada saat memakai alat pelindung diri. Penggunaan alat pelindung diri tidak

menimbulkan alergi atau gatal-gatal pada kulit, pekerja tidak malu memakainya

karena bentuknya cukup menarik (Tarwaka, 2017).

3. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

Jenis-jenis alat pelindung diri yang ada dipasaran cukup banyak,

berdasarkan bagian tubuh yang dilindungi dari kontak dengan potensi bahaya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Alat Pelindung Kepala (Headwear). Alat pelindung kepala ini

digunakan untuk melindungi rambut terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk

STIKes Indramayu
11

melindungi kepala dari bahaya terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan

benda atau terpukul benda yang melayang, percikan bahan kimia korosif, panas

sinar matahari, dll. Jenis alat pelindung kepala antara lain:

a) Topi Pelindung (Safety Helmets): alat ini berfungsi untuk melindungi

kepala, terjatuh dan terkena arus listrik. Topi pelindung harus tahan terhadap

pukulan, tidak mudah terbakar, tahan terhadap perubahan iklim dan tidak dapat

menghantar arus listrik. Topi pelindung dapat terbuat dari plastic (Bakelite), serat

gelas (fiberglass) maupun metal. Topi pelindung dari bahan bakelite enak dipakai

karena ringan, tahan terhadap benturan dan benda keras serta tidak menyalurkan

arus listrik. Sedangkan topi pelindung dari bahan fiberglass tahan terhadap asam

dan basa kuat. Bagian dalam dari topi pelindung biasanya dilengkapi dengan

anyaman penyangga yang berungsi untuk menyerap keringat dan mengatur

pertukaran udara.

b) Tutup kepala : alat ini berfungsi untuk melundungi kepala dari

kebakaran, korosi, suhu panas dan dingin. Tutup kepala ini biasanya terbuat dari

asbestos, kain tahan api/korosi, kulit dan kain tahan air.

c) Topi (Hats/Cap) : alat ini berfungsi untuk melindungi kepala atau

rambut dari kotoran, debu dan mesin yang berputar. Topi ini biasanya terbuat dari

kain katun.

2) Alat Pelindung Mata (Eyes Protection) : Alat pelindung jenis ini

digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia korosif, debu dan

partikel-partikel kecil yang melayang di udara, gas atau uap yang dapat

STIKes Indramayu
12

menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang elektromagnetik, panas radiasi sinar

matahari, pukulan atau benturan benda keras, dll.

a) Kacamata (Spectacles) : alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari

partikel-partikel kecil, debu dan radiasi gelombang elektromagnetik.

b) Goggles : alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari gas, debu, uap

dan percikan larutan bahan kimia. Goggles biasanya terbuat dari plastic transparan

dengan lensa berlapis kobalt untuk melindungi bahaya radiasi gelombang

elektromagnetik mengion.

3) Alat Pelindung Telinga (Ear Protection). Alat pelindung jenis ini

digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam telinga.

a) Sumbat telinga (Ear Plug). Ukuran dan bentuk saluran telinga tiap-tiap

individu dan bahkan untuk kedua telinga dari orang yang sama adalah berbeda.

Untuk itu ear plug harus dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran

dan bentuk saluran telinga pemakainya. Pada umunya diameter saluran telinga

antara 5-11mm dan liang telinga pada umumnya terbentuk lonjong dan tidak

lurus. Ear Plug dapat terbuat dari kapas, plastic karet alami dan bahan sintesis.

Untuk ear plug yang terbuat dari kapas, spon dan malam (wax) hanya dapat

digunakan untuk sekali pakai (Disposable). Sedangkan yang terbuat dari bahan

karet dan plastik yang dicetak (Malded rubber/plastic) dapat digunakan berulang

kali (Non Disposable). Alat ini dapat mengurangi suara sampai 20 dBA.

b) Tutup telinga (Ear muff). Alat pelindung telinga jenis ini terdiri dari dua

buah tutup telinga dan sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan

atau busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian

STIKes Indramayu
13

untuk waktu yang cukup lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena

bantalan dengan minyak dan keringat pada permukaan kulit. Alat ini dapat

mengurangi intensitas suara sampai 30 dBA dan juga dapat melindungi bagian

luar telinga dari benturan benda keras atau percikan bahan kimia.

4) Alat pelindung Pernafasan (Respiratory Protection). Alat pelindung

jenis ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari risiko paparan gas, uap,

debu atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat

rangsangan. Sebelum melakukan pemilihan terhadap suatu alat pelindung

pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya

atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu antara

lain :

Secara umum, jenis alat pelindung pernafasan yang banyak digunakan di

perusahaan-perusahaan antara lain :

a) Masker : Alat ini digunakan untuk mengurangi paparan debu atau

partikel-partikel yang lebih besar masuk ke dalam saluran pernafasan.

b) Respirator : alat ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari

paparan debu, kabut, uap logam, asap dan gas-gas berbahaya. Jenis-jenis

respirator antara lain:

c) Chemical Respirator : merupakan cutridge respirator terkontaminasi

gas dan uap dengan toksisitas rendah. Catridge ini berisi adsorben dan karbon

aktif, arang dan silica gel. Sedangkan Canister digunakan untuk mengadsorbsi

khlor dan gas atau zat organik.

STIKes Indramayu
14

d) Mechanical Filter Respirator : alat pelindung ini berguna untuk

menangkap partikel-partikel zat padat, debu, kabut, uap logam dan asap.

Respirator ini biasanya dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menangkap

debu dan kabut dengan kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau terbust

dari fiberglass atau wol dan serat sintesis yang dilapisi dengan resin untuk

memberi muatan pada partikel.

5) Alat Pelindung Tangan (Hand Protection). Alat pelindung jenis ini

digunakan untuk melindungi tangan dan bagian lainnya dari beda tajam atau

goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin, kontak dengan arus listrik. Sarung

tangan terbuat dari karet untuk melindungi kontaminasi terhadap bahan kimia dan

arus listrik, sarung tangan dari kulit untuk melindungi terhadap benda tajam,

goresan, sarung tangan dari kain atau katun untuk melindungi kontak dengan

panas dan dingin, dll. Dalam pemilihan sarung tangan yang tepat, sebelum perlu

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a) Potensi bahaya yang ada ditempat kerja, apakah berupa bahan kimia

korosif, benda panas, dingin, tajam dan benda keras.

b) Daya tahan bahan terhadap bahan kimia, seperti sarung tangan karet

alami tidak tepat pada pemaparan pelarut organik, karena karet alami larut dalam

pelarut organik.

c) Kepekaan objek yang dikerjakan, seperti pekerjaan yang halus dengan

membedakan benda-benda halus lebih tepat menggunakan sarung tangan yang

tipis.

STIKes Indramayu
15

d) Bagian tangan yang dilindungi, apakah hanya bagian jari saja, tangan

atau sampai dengan lengan.

6) Alat Pelindung Kaki (Feet Protection). Alat pelindung jenis ini

digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari benda-benda keras,

benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas, kontak dengan arus listrik.

Menurut jenis pekerjaan yang dilakukan, sepatu keselamatan dapat dibedakan

sebagai berikut :

a) Sepatu pengaman pada pengecoran baja (Foundry Lenggins). Sepatu ini

harus terbuat dari bahan kulit yang dilapisi krom atau asbes dan tingginya sekitar

35cm. pada pemakaian sepatu ini, celana dimasukan kedalam sepatu lalu

dikencangkan dengan tali pengikat sepatu.

b) Sepatu pengaman pada yang mengandung bahaya peledakan. Sepatu ini

tidak boleh memakai paku-paku yang dapat menimbulkan percikap bunga api.

c) Sepatu pengaman untuk pekerjaan yang berhubungan dengan listrik.

Sepatu ini terbuat dari karet anti elektrostatik, tahan terhadap tegangan listrik

sebesar 10.000 volt selama 3 menit.

d) Sepatu pengaman pada pekerjaan bangunan kontruksi. Sepatu ini

terbuat dari bahan kulit yang dilengkapi dengan baja pada ujung depannya (Steel

box toe).

7) Pakaian Pelindung (Body Protection). Alat pelindung jenis ini

digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api, suhu

panas atau dingin, cairan bahan kimia, dll. Pakaian pelindung dapat berbentuk

apron yang menutupi sebagian tubuh pemakainya yaitu mulai dari daerah dada

STIKes Indramayu
16

sampai lutut, atau overall yaitu menutupi seluruh bagian tubuh. Apron dapat

terbuat dari kain drill, kulit, plastik Polyethyline (PVC), karet, asbes atau kain

yang dilapisi alumunium. Apron tidak boleh digunakan ditempat-tempat kerja

dimana terdapat mesin-mesin yang berputar.

8) Sabuk Pengaman Keselamatan (Safety Belt). Alat pelindung jenis ini

digunakan untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh dari ketinggian,

seperti pada pekerja mendaki, memanjat dan pada pekerjaan kontruksi bangunan

(Tarwaka, 2017).

B. Standar Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi

sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja (Permenakertrans,

2010).

Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/ buruh di tempat kerja.

Alat Pelindung Diri harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau

standar yang berlaku. APD sebagaimana yang dimaksud meliputi :

(a) Pelindung Kepala

(b) Pelindung Mata dan Muka

(c) Pelindung Telinga

(d) Pelindung Pernapasan beserta perlengkapannya

(e) Pelindung Tangan

(f) Pelindung Kaki (Permenakertrans, 2010).

STIKes Indramayu
17

Menurut Permenakertrans No.08 tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri

bahwa pasal 5 pengurus dan pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan

memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.

Pasal 6 pekerja atau buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib

memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko. Pasal

7 pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja.

Manajemen APD sebagaimana dimaksud meliputi :

(a) Identifikasi kebutuhan dan syarat APD

(b) Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan atau

kenyamanan pekerja atau buruh

(c) Pelatihan

(d) Penggunaan, perawatan dan penyimpanan

(e) Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan

(f) Pembinaan

(g) Inspeksi

(h) Evaluasi dan pelaporan.

Perawatan APD menurut Permenakertrans No.08 tahun 2010 APD yang

sudah rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang atau

dimusnahkan. APD yang habis masa pakainya atau kadaluarsa serta mengandung

bahan berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus

dilengkapi dengan berita acara pemusnahan (Permenakertrans, 2010).

STIKes Indramayu
18

C. Kebutuhan Biaya untuk Penyediaan Alat Pelindung Diri

Pemilik perusahaan harus mengupayakan tempat dan kondisi kerja yang

aman, perlu menyediakan sarana baik perlengkapan kerja maupun pakaian

pelindung diri yang memadai (Setiawan & Abdullah, 2019).

Estimasi biaya adalah suatu proses penentuan atau tentang biaya-biaya

yang terlibat untuk suatu penyediaan kebutuhan alat di perusahaan. Menurut

National Estimating Society-USA, estimasi adalah seni memperkirakan

kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan suatu kegiatan yang didasarkan atas

informasi yang tersedia (Deisy, 2016).

Adapun biaya untuk penyediaan Alat Pelindung Diri di PT Chang Jui

Fang Indonesia melihat Kecelakaan Akibat Kerja selalu meningkat tiap tahunnya.

Pihak perusahaan harus menyiapkan Rencana Anggaran Biaya untuk pembelian

Alat Pelindung Diri yang baru dan perusahaan mewajibkan pekerja menggunakan

APD pada saat bekerja dan ada penanggung jawab khusus yang melakukan Safety

Patrol setiap hari agar pekerja menjadi terbiasa memakai APD pada saat bekerja

guna meminimalisir kecelakaan akibat kerja.

STIKes Indramayu
19

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil

penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti (Sugiyono, 2018).

Kerangka dalam teori ini sebagai berikut :

APD yang sesuai Standar APD :


Standar menurut Pelindung Mata,
Permenaker No. Pelindung
08 tahun 2010 Pernafasan,
tentang APD Pelindung
Penyediaan APD Telinga
Pelindung
Tangan,
Masa berlaku Pelindung Kaki
APD sesuai Biaya
Pembiayaan
dengan waktu APD penyediaan
pemakaian dan tidak
terjangkau
APD per
terjangkau
tahun,
perbulan,
perminggu
dan per hari.

Gambar 2.1

Kerangka Teori Penelitian

(Permenaker No.08 Tahun 2010)

STIKes Indramayu
20

STIKes Indramayu
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti, variabel yang

independen dalam penelitian ini adalah standar APD dan Kebutuhan biaya

variabel dependen penyediaan APD (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Standar APD dan Kebutuhan Penyediaan


biaya APD

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

21
22

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup variabel-

variabel yang diteliti, manfaatnya untuk mengarahkan kepada pengukuran atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan

instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010).

Definisi operasional dalam penelitian ini akan dijabarkan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
Standar Perusahaan Mengguna Mengalisis 1. Tidak Nominal
APD wajib kan dari standar
menyediakan Lembar tingkat 2. Standar
APD bagi pengukura resiko
pekerja di n HIRADC
tempat kerja HIRADC
sesuai dengan
Permenakertr
ans no 08
tahun 2010
tentang APD
sesuai dengan
potensi
bahaya.
Pembiayaa Perencanaan Form Melihat 1. Tidak Nominal
n APD pembiayaan Observasi dari toko terjangk
APD oleh berdasarka Indotradin au
pihak n dari g 2. Terjang
perusahaan Internet kau
harus di
perhitungkan.

STIKes Indramayu
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif yang dilakukan

terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran

fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu

(Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini untuk menghitung

pembiayaan APD dari seluruh pekerja PT Chang Jui Fang Indonesia yang

berjumlah 894 orang.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Besar sampel dalam penelitian untuk menghitung jumlah penyediaan APD sesuai

dengan seluruh pekerja PT Chang Jui Fang Indonesia yang berjumlah 894 orang

(Notoatmodjo, 2010).

C. Tempat Penelitian

23
STIKes Indramayu
24

Penelitian ini dilaksanakan di PT Chang Jui Fang Indonesia Kabupaten

Indramayu tahun 2020.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni-juli tahun 2020.

E. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut. Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian karena berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain :

a. Tanpa Nama

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

b. Kerahasian

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

STIKes Indramayu
25

F. Alat Pengumpulan Data Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

laporan kecelakaan kerja, data jumlah pekerja profil perusahaan PT Chang Jui Fan

Indonesia, data dari internet toko indotrading untuk mengetahui biaya penyediaan

APD dan form penilaian potensi bahaya HIRADC.

G. Prosedur Pengumpulan Data .

Prosedur proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data

sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh

peneliti dari subyek penelitian tetapi berasal dari data rekapitulasi setiap bagian

dari PT Chang Jui Fang Indonesia. Data yang diperoleh adalah Analisis Alat

Pelindung Diri di PT Chang Jui Fang berdasarkan potensi bahaya menggunakan

HIRADC, Analisis pembiayaan berdasarkan proses pengambilan data dari toko

indotrading di internet.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau di kumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap penjumlahan

data pekerja.

STIKes Indramayu
26

b. Coding merupakan mengolah data berbentuk tabel data pekerja menjadi

angka dari jumlah pekerja tiap departemen.

c. Cleaning atau pembersihan data adalah mengecek kembali data-data

yang didapat kemungkinan adanya kesalahan angka dalam penjumlahan,

ketidaklengkapan, dan sebagainya kemudian dikoreksi.

d. Tabulasi adalah perhitungan data yang telah dikumpulkan dalam

masing-masing kategori sampai tersusun dalam tabel-tabel data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

2. Analisis Data

Analisis data merupakan pengelompokkan data berdasarkan Analisis

standar kebutuhan Alat Pelindung Diri di analisis menggunakan metode penilaian

resiko Hazard Identification, Risk Assesment and Determining Control

(HIRADC) untuk mengetahui potensi bahaya pada masing-masing departemen

dan Kebutuhan biaya untuk penyediaan Alat Pelindung Diri di PT Chang Jui Fang

Indonesia sesuai dengan standar Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.08 Tahun

2010 dilihat dari jenis APD yang sesuai dengan standar, masa pemakaian, merek

yang berkualitas, harga yang terjangkau dari toko indotranding (Sugiyono, 2014).

STIKes Indramayu
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad Ma’ruf. (2015). Metodelogi Penelitian Kuantitatif.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Andri Dwi Puji, dkk. (2017). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Rekanan (Pt. X) Di
Pt Indonesia Power Up Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 5(5), 20–3
Deisy Rawis Jermias Tjakra, T., Tj Arsjad, T., & Perencanaan Biaya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi Bangunan Pada penelitian ini
akan diteliti mengenai Perencanaan Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
dibutuhkan. (2016). Perencanaan Biaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Pada Proyek Konstruksi Bangunan (Studi Kasus: Sekolah St.Ursula
Kotamobagu). Jurnal Sipil Statik, 4(4), 241–252.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=432187&val=1013&title=PERENCANAAN BIAYA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Data Laporan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Chang Jui
Fang Indonesia Tahun 2016-2018.
Data InternationalLabour Organization(ILO)
https://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_616368/langen/index.htm
Data Kementerian Ketenagakerjaan
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4338818/meningkat-tercatat-ada-
5318-kecelakaan-kerja-di-triwulan-i-2018
Data BPJS Ketenagakerjaan
https://wartakota.tribunnews.com/2019/08/28/data-bpjs-ketenagakerjaan-
setiap-hari-terjadi-40273-kasus-kecelakaankerja/
Data BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jawa Barat
https://jabarekspres.com/2019/disnakertrans-peringati-hari-keselamatan-kerja/
Daftar Harga Alat Pelindung Diri
https://www.indotrading.com
Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 08
tahun 2010 tentang Alat pelindung Diri.
Sertiya Putri, K. D. (2018). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, 6(3), 311.

27
STIKes Indramayu
28

https://doi.org/10.20473/ijosh.v6i3.2017.311-320
Setiawan, A., & Abdullah, R. (2019). Job Safety Analysis dan Rencana Anggaran
Biaya Dalam Rangka Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan.
Jurnal Bina Tambang, 4(1).
Sugiyono, (2014). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, (2018). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Tarwaka. (2017). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja, Surakarta: Harapan Press.

STIKes Indramayu
LAMPIRAN 1
(Daftar Bimbingan Perbaikan Seminar Proposal)

29
STIKes Indramayu
30

Daftar Bimbingan Skripsi

Nama Mahasiswa : Desi Intan Saraswati


Penguji : Muhamad Fauzi, S.KM.,M.P.H.

No Tanggal Konsultasi Uraian Saran Platform


Konsultasi Pembimbing
1 28 April 2020 Konsultasi Perbaikan Via Email
BAB I-IV judul dan
permasalahan
Perbaikan
sistematika
penulisan

Penguji

Muhamad Fauzi, S.KM.,M.P.H.


NIK.043 213 096

STIKes Indramayu
LAMPIRAN 2(Daftar Bimbingan Skripsi Pembimbing I)

31
STIKes Indramayu
32

Daftar Bimbingan Skripsi

Nama Mahasiswa : Desi Intan Saraswati


Pembimbing 1 : Setyo Dwi Widyastuti, S.KM.,M.KM.

No Tanggal Konsultasi Uraian Konsultasi Saran Pembimbing Paltform


1 26 November 2019 Konsultasi tema Permasalahan yang Langsung
penelitian akan di teliti
2 5 Desember 2019 Konsultasi Judul penelitian Langsung
permasalahan dan menggunakan Teori
judul penelitian HBM
3 17 Februari 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I Langsung
4 24 Februari 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I Langsung
Tambahkan Teori
Lawrence Green
Perbaikan kerangka
teori
5 2 Maret 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I Langsung
Konsultasi BAB II jelaskan sesuai teori
Konsultasi BAB III HBM
Perbaikan BAB II
Perbaikan Definisi
Operasional
6 9 Maret 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I Langsung
Konsultasi BAB II jelaskan sesuai data
Konsultasi BAB III yang ada
Konsultasi BAB IV penyusunan data
Perbaikan Definisi
Operasional
Perbaikan BAB IV
teknik pengambilan
sampel

7 17 Maret 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB IV Via


Konsultasi BAB II alternative WhatsApp
Konsultasi BAB III pemecahan masalah
Konsultasi BAB IV dan prioritas
masalah
8 27 Maret 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB IV Via
Konsultasi BAB II Perbaikan kuesioner WhatsApp
Konsultasi BAB III
Konsultasi BAB IV

STIKes Indramayu
33

No Tanggal Konsultasi Uraian Konsultasi Saran Pembimbing Paltform


9 8 April 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan Via
Konsultasi BAB II sistematika WhatsApp
Konsultasi BAB III penulisan
Konsultasi BAB IV Lengkapi BAB IV
10 21 April 2020 Konsultasi BAB I Acc untuk seminar Via
Konsultasi BAB II proposal WhatsApp
Konsultasi BAB III
Konsultasi BAB IV

Pembimbing I

Setyo Dwi Widyastuti,S.KM.,M.KM.


NIK.043 213 033

STIKes Indramayu
LAMPIRAN 3(Daftar Bimbingan Skripsi Pembimbing II)

34
STIKes Indramayu
35

Daftar Bimbingan Skripsi

Nama Mahasiswa : Desi Intan Saraswati


Pembimbing II : Depi Yulyanti, S.KM.,M.Kes

No Tanggal Konsultasi Uraian Konsultasi Saran Pembimbing Paltform


1 27 September 2019 Konsultasi tema Permasalahan yang Langsung
penelitian akan di teliti
2 19 Februari 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I Langsung
standar APD
Lanjutkan ke BAB II
dan BAB III
3 28 Feberuari 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I Langsung
Konsultasi BAB II SOP pengambilan
Konsultasi BAB III APD, standar APD
Perbedaan perilaku
sehat dan perilaku
aman
Lanjutkan BAB IV
4 3 Maret 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I Langsung
Konsultasi BAB II latar belakang
Konsultasi BAB III disusun seperti
Konsultasi BAB IV piramida terbalik
Lengkapi BAB IV
Perbaikan Definisi
Operasional
5 10 Maret 2020 Konsultasi BAB I Uraikan APD Langsung
Konsultasi BAB II standar yang di
Konsultasi BAB III butuhkan di bagian
Konsultasi BAB IV produksi
Tambahkan
penyebab kecelakaan
kerja di bagian
produksi
Perbaikan Definisi
Operasional
Lanjutkan ke
kuesioner
6 1 April 2020 Konsultasi BAB I Perbaikan Definisi Via
Konsultasi BAB II Operasional WhatsApp
Konsultasi BAB III Perbaikan kuesioner
Konsultasi BAB IV Kelanjutan
penelitian literature
review atau data

STIKes Indramayu
36

No Tanggal Konsultasi Uraian Konsultasi Saran Pembimbing Paltform


sekunder
7 24 April 2020 Acc Seminar Proposal Via
WhatsApp
8 28 April 2020 Seminar Proposal Via
WhatsApp

Pembimbing II

Depi Yulyanti,,S.KM.,M.Kes.
NIK.043 213 132

STIKes Indramayu
37
STIKes Indramayu

Anda mungkin juga menyukai