Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DEFINISI

1. Asuhan Gizi adalah proses pelayanan gizi yang bertujuan untuk memecahkan masalah
gizi,meliputi kegiatan pengkajian gizi,diagnosis gizi,intervensi gizi melalui pemenuhan
kebutuhan zat gizi klien secara optimal,baik berupa pemberian makanan maupun konseing
gizi,serta monitoring dan evaluasi.
2. Konseling gizi adalah serangkaina kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian,sikap serta prilaku sehingga membantu klien atau
pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman.
Konseling gizi ini dilaksanakan oleh ahli gizi/nutrisionis/dietisien
3. Nutrisionis/petugas gizi adalah seorang yang diberi tugas,tanggung jawab,dan wewenang
untuk melakukan kegiatan teknis fungsional dibidang pelayanan gizi,makanan,serta dietetic,baik
pelayanan kesehatan dan institusi lain,berpendidikan dasar gizi

BAB II
TATALAKSANA KONSELING GIZI

Langkah langkah konseling gizi


1. Langkah 1 ( Membangun dasar dasar konseling)
Salam,perkenalan diri,mengenal klien,membangun hubungan,memahami tujuan
kedatangan,serta menjelaskan tujuan dan proses konseling
Contoh ucapkan salam adalah sbb:
 Selamat pagi ibu atau bapak,apa kabar?
 Selamat siang ibu Tuti, ada yang bias saya bantu?
 Selamat dating ibu/bapak, Bagaimana kabarnya?
 Assalamu’alaikum, bagaimana kabarnya ibu/bapak(jika klien beragama islam)

Selanjutnya persilahkan klien untuk duduk dan upayakan klien merasa


nyaman.Upayakan posisi sama tinggi dan singkirkan penghalang yang ada
dihadapan yang dapat menggangu proses konseling.Perkenalkan nama konselor
dan ber waktu klien untuk menceritakan identitasndirinya (catat jika belum ada
dalam status),seperti nama,umur,alamat,pekerjaan dll.

Ciptakan hubungan yang positif berdasarkan rasa percaya ,keterbukaan ,dan


kejujuran berekspresi.Sampaikan tujuan konseling yaitu membantuklien memahami
masalah gizi sehubungan dengan penyakitnya dan membantu klien mengambil
keputusan untuk mengatasi masalahnya melalui perubahan diet sesuai dengan
kondisi dan kemampuannya.

Waktu konseling akan berlangsung sekitar 30 – 60 menit

2. Langkah 2 (Mengenali Permasalahan )


Mengumpulkan data dan fakta dari semua aspek dengan melakukan assessment atau
pengkajian gizi menggunakan data antropometri, biokimia,klinis dan fisik,riwayat
makan,serta personal.
Terjadinya masalah gizi disebabkan adanya ketidaksesuaian antara asupan gizi dengan
kebutuan yubuh.Keadaan ini dapat terjadi karena asupan energy dan zat gizi yang
kurang,berlebihan dan atau kebutuhan yang meningkat yang bila berlangsung terus
menerus mengakibatkan terjadinya perubahan status gizi.Ini erat kaitannya dengan
kondisi penyakit,fungsi ,organ motoric,social ekonomi dan lingkungan

Perubahan status dapat terdeteksi dengan menggunakan komponen pengkajian


gizi,meliputi pengukuran antropometri,pemeriksaan klinis dan fisik,biokimia,riwayat
makan,serta riwayat personal..Data yang dipeoleh dibandingkan dengan standar baku
(nilai normal) sehingga dapat dikaji dan diidentifikai berapa besar masalahnya.

Komponen dalam pengkajian gizi adalah sbb ;


a) Pengukuran dan pengkajian data antropometri antara lain Tinggi Badan(TB )
atau Panjang Badan (PB) ,Berat Badan (BB), tinggi lutu, Lingkar lengan atas
(LILA),Tebal Lemak <Lingkar Pinggang,Lingkar Panggul dan sebagainya.Dengan
mengaitkan dua ukuran akan didapat indeks yang memberi informasi
mengenai kondisi status gizi,seperti Indeks masa Tubuh (IMT),BB,TB,dll.
Hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk menginterpestasikan satus gizi
seseorang.
Cara menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT)

IMT = Berat Badan (dalam Kg)


[ Tinggi Badan (dalam m)]2
Kategori IMT dan Status Gizi

IMT Kategori
< 17,0 Sangat kurus
17,0 – 18,4 Kurus
18,5 – 25,0 Normal
25,1 – 27,0 Gemuk
>27,0 Obesitas

b) Pemeriksaan dan Pengkajiandata biokimia


Hasil pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan keadaan gizi
seperti analis darah,urin,dan jaringan tubuh lainnya.Hasil analis memberikan
informasi yag bermanfaat mngenai status gizi dan memiliki peran dalam
menegakkan diagnosis dan intervensi gizi. .Beberapa parameter biokimia
antara lain albumin,asam folat serum,glukosa darah,creatinin dll

c) Pemeriksaan dan Pengkajian data fisik klinis


Pengumpulan serta pengkajian data pemeriksaan fisik dan klinis meliputi
kondisi kesehatan gigi dan mulut,penampilan fisik secara umum.
Misalnya seorang anak balita tubuhnya kuterlihat sangat kurus,rambut pudar
dan mudah dicabut. Kondisi ini merupakan tanda gizi buruk

d) Riwayat makan
Secara kualitatif menggunakan formulirbFood frequency (FFQ) dapat diketahui
seberapa sering seseorang mengkonsumsi bahan makanan sumber zat gizi
tertentu.
Secara kuantitatif menggunakan formulir food recall yang kemudian dianalisis
bahan makanan sehari dan hasilnya dapat diketahui berapa besar pencapaian
asupan energy serta zat gizi seseorang terhadap angka kebutuhan atau angka
kecukupan energy serta zat gizi tertentu.
Jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi diukur dengan menggunakan food
model dan selanjutnya dianalisisnzat gizinya dengan menggunakan daftar
analisis bahan makanan atau bahan makanan penukar. Pengkajian data dapat
juga dilakukan dengn menggunakan perangkat lunak (software),seperti
nutriclin yang dapat memberikan informasi tentang status gizi dan nasehat gizi
yang dianjurkan.
e) Riwayat Personal
Pengkajian data riwayat personal meliputi ada tidaknya alergi pada makanan
dan pantangan makanan,keadaan social ekonomi,pola aktivitas ,riwayat
penyakit klien serta masalah psikologis yang berkaitan dengan masalah gizi
klien.

Riwayat obat dan suplemen  Obat yang digunakan baik


yang dikonsumsi berdasarkan resep maupun obat
bebas yang berkaitan dengan
masalah gizi
 Suplemen gizi yang dikonsumsi
Sosial Budaya  Status social
ekonomi,budaya,kepercayaan dan
agama
 Situasi rumah
 Dukungan pelayanan kesehatan dan
sosial
Riwayat penyakit  Keluhan utama yang terkait dengan
masalah gizi
 Riwayat penyakit dulu dan sekarang
 Riwayat pembedahan
 Penyakit kronis atau resiko
komplikasi
 Riwayat penyakit keluarga
 Status kesehatan Mental (emosi)
 Kemampuan kognitif
Data umum pasien  Umur
 Pekerjaan
 Peran dalam keluarga
 Tingkat pendidikan

3. Langkah 3 (menegakkan Diagnosa Gizi )

Melakukan identifikasi masalah,penyebab dan tanda/gejala yang disimpulkan dari


uraian hasil pengkajian dengan komponen problem(P), etiology (E) sign and symptom
(s)

a. Komponen diagnosis gizi


 Problem
Problem menunjukkan adanya masalah gizi yang digambarkan dengan
terjadinya perubahan status gizi status gizi klien. Masalah digambarkan
respon tubuh seperti adanya perubahan dari normal menjadi tidak
normal,kegagalan fungsi,ketidakefektifan,penurunan atau peningkatan dari
suatu kebutuhan normal,dan resiko munculnya gangguan gizi terentu
secara akut atau kronis.

 Etiology
Etiology menunjukan factor penyebab atau factor yang berperan dalam
timbulnya problem atau masalah gizi.Faktor penyebab masalah gizi antara
lain berkaitan dengan patofisiologi,psikologi,psikososial,prilaku,lingkungan
dll. Etioloy merupakan dasar menentukan intervensi apa yang akan
dilakukan. Oleh karena itu perlu diketahui factor penyebab yang paling
utama
 Sign and symptom merupakan keadaan yang menggambarkan besarnya
masalah gizi serta menunjukan keadaan yang menggambarkan tingkat
kegawatannya. Sign atau tanda merupakan data obyektif dari
perubahanyang nampak pada status pada status kesehatannya.Sign and
symptom merupakan data dasar dalam melakukan monitoring dan evaluasi

b. Pengelompokan Diagnosis gizi


Kelompok masalah ditetapkan berdasarkan domain intake,klinis,dan prilaku
 Domain intake atau asupan
- Keseimbangan energy,seperti terjadinya
hipermetabolisme,hipometabolisme,peningkatan kebutuhan intek
energy serta kelebihan energy
- Asupan oral atau dukungan gizi seperti kekurangan asupan
makanan atau minuman oral kekurangan asupan parenteral atau
enteral
- Asupan cairan seperti kekurangan atau kelebihan asupan cairan
- Asupan zat zat bioaktif seperti kelebihan atau kekurangan asupan
zat bioaktif tertentu,kelebihanasupan alcohol,suplemen diet
- Asupan zat zat gizi seperti peningkatan kebutuhan zat gizi
tertentu,kekurangan energy dan atau protein
 Domain klinik
- Fungsional, seperti perubahan fisik atau fungsi mekanis dikaitakan
dengan pencegahan akibat dari masalah gizi meliputi kesulitan
menelan,kesulitan mengunyah,kesulitan dalam pemberian ASI,dan
perubahan fungsi saluran pencernaan
- Biokimia,sepertiperubahan kemampuan metabolism zat gizi akibat
obat obatan,operasi dan yang ditunjukan dari perubahan nilai nilai
laboratorium
- Berat badan seperti penurunan berat badan yang kronis dan
kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan biasanya
(berat badan ideal)
 Domain prilaku
- Pengetahuan dan keyakinan seperti pengetahuan dan kepercayaan
yang salah tentang pangan dan gizi,perubahan gaya hidup,kurang
kemampuan untuk mengendalikan diri,pola makan yang salah serta
ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan makanan
- Aktivitas fisik dan fungsi seperti ketidak mampuan dalam mengatur
diri ,tidak melakukan aktivitas fisik,kelebihan
aktivitas,ketidakmampuan menyiapkan makanan (hidangan) dan
kualitas gizi yang buruk karena kesulitan dalam pemberian
makanan.
- Kemampuan dan akses makanan ,sepeti masalah actual keamanan
serta akses makanan yang meliputi asupan makanan yang tidak
aman (berbahaya),pembatasan terhadap makanandll

c. Penuliasan diagnosis gizi


Penulisan diagnosis gizi merupakan rangkaian kalimat yang saling berkaitan antara
komponen problem dengan etiology dan etiology dengan sign and
symptom.Problem dan etiologi dihubungkan dengan kata “berkaitan
dengan”.Adapun antara etiology dengan sign and symtomdihubungkan dengan kata
“ditandai dengan “
Contoh diagnosis gizi domain asupan (intake )
Asupan energy tidak adekuat (P) berkaitan dengan tidak nafsu makan,mual dan
muntah € ditandai dengan pencapaian asupan energy terhadap kebutuhan adalah
66% (S)
Setelah menetapkan prioritas diagnosis gizi barullah dilakukan intervensi yang
kedua komponen yaitu menetapkan rencana diet dan komitmen untuk
melaksanakan rencana diet sehingga terjadi perubahan prilaku makan klien.

4. Langkah 4 (Intervensi Gizi)


Intervensi gizi dalam konseling merupakan serangkaian aktivitas atau tindakan yang
terencana secara khusus dengan tujuan untuk mengatasi masalah gizi melalui
perubahan prilaku makan guna memenuhi kebutuhan gizi klien sehingga mendapat
kesehatan yang optimal
Intervensi gizi terdiri dari 2 komponen

a) Memilih Rencana
Bekerjasama dengan klien untuk memilih alternative upaya perubahan prilaku
diet yang dapat diimplementasikan dengan langkah langkah sbb:
- Membuat rencana diet,dimulai dengan menetapkan tujuan diet dan
preskripsi diet
- Merencanakan kebutuhan energy dan zat zat gizi lain
- Merencanakan contoh menu sesuai kebutuhan
- Menyampaikan perubahan pola makan dan alternative rencana diet
yang dapat dilakukan ,serta membantu klien untuk menentukan
rencana diet mana yang dipilih dengan melihat factor yang mendukung
dan yang menghambat.Faktor yangmendukung misal keluarga sangat
memperhatikan,dipekarangan rumah banyak tanaman sayur dan
buah,kondisi ekonomi yang mendukung dll.Faktor yang
menghambat,pantangan makan,ekonomi yang tidak
menunjang,perhatian keluarga yang kurang dll
b) Tujuan diet
Dasar menetapkan tujuan diet digunakan komponen problem (P) dan penyebab
atau etiology(E) pada diagnois gizi.Penyebab dalamdiagnosis gizi merupakan
komponen yang mengarahkan intervensi gizi.Bila penyebab tidak dikoreksi
melalui intervensi gizi direncanakan berdasarkan komponen tanda (sign) dan
gejala(symptom) yang ada. Tujuan diet dibuat secara realistis,dapat diukur dan
dapat dicapai dalam waktu tertentu.
Contoh tujuan diet ;
- Menurunkan asupan energy ±500 kkal perhari dari kebiasaan klien
- Menurunkan berat badan secara bertahap ±0,5 kg perminggu dengan
menurunkan asupan berlebihan diimbangi dengan aktivitas fisik.
c) Preskripsi diet
Preskripsi diet memberikan arahan khusus kepada klien untuk mengubah
prilaku makan meliputi
- Jenis diet,missal diet rendah garam,rendah purin,diabete militus dll
- Bentuk makanan sesuai dengan kondisi pasien mulai dari makanan
cair,lumat ,lunak dan seterusnya.
- Makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan
- Jumlah yang dikonsumsi dan kandungan zat gizi makro serta mikro
disesuaikan dengan kebutuhan gizi dan penyakitnya
d) Perhitungan kebutuhan energy dan zat zat gizi
Perhitungan kebutuhan energy adalah perhitungan jumlah energy yang
dibutuhkan seseorang untuk berbagai kegiatan selama 24 jam untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
e) Menyusun menu
Berdasarkan Berdasarkan preskripsi diet dan kondisi klien dilakukan
penyusunan contoh menu satu hari meliputi 3 kali makan utama
( pagi,siang,malam) dan dua kali cemilan (diantara waktu makan pagi dengan
siang serta diantara waktu makan siang dengan malam)
f) Menyampaikan rencana diet atau perubahan pola makan
Beberapa informasi yang perlu disampaikan dan didiskusikan dengan klien
meliputi
- Hasil pengkajian data status gizi (antropometri), biokimia, dan klinis
yang berkaitan dengan masalah kesehatan serta gizi klien.
- Kebiasaan makan, asupan energy, dan zat zat gizi klien serta hasil
diagnosis gizi.
- Alternatif perubahan pola makan yang dapat dilakukan oleh klien.
- Membantu klien untuk menentukan rencana diet mana yang dipilih
dengan melihat factor yang mendukung dan menghambat. Factor yang
mendukung , misalnya keluarga yang prihatin, dan pekarangan rumah
yang banyak tanaman sayur dan buah, kondisi ekonomi yang
mendukung serta lain lain. Faktor yang menghabat yaitu pantangan
makan, ekonomi yang tidak mendukung , perhatian keluarga yang
kurang dan lain lain.
- Perubahan pola makan mengikuti perencanaan menu yang sudah
disiapkan meliputi porsi makan satu hari, distribusi porsi dan jumlah
makanan yang dimakan dalam setiap waktu makan, penggunaan daftar
bahan makanan penukar , contoh menu serta makanan yang boleh
dimakan dan yang tidak boleh dimakan dengan menggunakan alat
bantu foot model berikut brosur dan alat peraga lainya dengan tepat.
- Pola perubahan perilaku berkaitan dengan pola aktivitas dan gaya
hidup yang dapat dilakukan oleh klien.
- Catatan medik atau catatan konseling gizi lainya.
g) Memperoleh komitmen

Konseling tidak aakn berhasil tanpa adanya kesediaan dan komitmen dari klien.
Proses melakukan perubahan kebiasaan makan merupakan proses yang tidak
menyenangkan, sehingga konselor perlu membantu klien untuk mengatasinya.
Berikan pemahaman dan dukungan serta bangun rasa percaya diri klien untuk
melakukan perubahan diet sesuai dengan anjuran yang telah disepakati
bersama.Cek pemahaman klien tentang rencana diet yang sudah disepakati dan
yakinkan bahwa klien mampu untuk melakukan diet tersebut.

5. Langkah 5 (Monitoring dan Evaluasi )


Komponen monitoring dan evaluasi ada 4 langkah kegiatan
a) Monitoring perkembangan
- Mengecek pemahaman dan ketaatan diet klien.
- Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
(preskripsi) diet
- Menentukan apakah status pasien tetap atau berubah
- Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun yang negative
- Mengumpulkan informasinyang menunjukan alas an tidak adanya
perkembangan dari kondisi pasien
b) Mengukur Hasil
Pengukuran hasil intervensi akan lebih terarah dan tepat bila kita mengetahui
apayang harus kita ukur.Dalam proses asuhan gizi terstandar,hal yang harus diukur
jelas tergambar pada komponen tanda dan gejala dari diagnosis gizi.Kegiatan ini
mengarahkan kita memilih indicator sesuai dengan tanda atau gejala ,tujuan
intervensi,dan diagnosis medis.
c) Evaluasi hasil
Evaluasi hasil konseling terbagi 2 tahap sbb:
- Evaluasi proses yaitu untuk melihat tingkat partisipasi klien,kesesuaian isi
materi, waktu yang digunakan, sehingga tujuan konseling dapat dicapai.
- Evaluasi dampak, yaitu untuk melihat keberhasilan konselor dalam
pelaksanaan konseling. Misalnya, klien melakukan kunjungan ulang,
ketepatan asupan gizi, terjadi perubahan berat badan, perubah nilai
biokimia, dan perubahan perilaku positif klien terhadap makn dan
kesehatan. Gali informasi dari klien tentang masalah atau hambatan untuk
melaksanakan anjuran gizi yang disarankan konselor. Tentukan alternative
pemecahan masalah dengan melihat factor yang mendukung.
d. Dokumentasi monitoring dan evaluasi
Pendokumentasi merupakan suatuprose berkelanjutan yang mendukung semua
langkah proses asuhan gizi dan merupakan bagian integral yang sangat penting
dalam kegiatan monitoring dan evaluasi. Pendokumentasi ini harus relevan, tepat,
terjadwal, dan akurat termasuk mendokumentasikan kondisi pasien saat ini dan
hasil yang diharapkan.Selain itu dapat mengukur hasil serta kualitas perkembangan
pasien.
Padamkunjungan ulang konselor harus mencermati perkembangan status gizi dan
data klinis sehubungan dengan peyakit klien, perubahan kebiasaan makan dan
perubahan asupan energy zat gizi.
e. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan konseling gizi adalah serangkaian kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data untuk enghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan konseling
gizi.Pecatatan dilakukan pada setiap langakh kegiatan konseing, sedangkan
pelaporan dilakukan berkala sesuai dengan waktu dan kebutuhan yang
diperlukan.Adapun formulir pencatatan dan pelaporan dapat dilihat pada lampiran
5.
6. Langkah 6 : Mengakhiri konseling ( Terminasi )
Terminasi dapat dilakukan pad akhir dari satu konseling atau akhir dari suatu proses
konseling ( Misalnya pada 5 kali pertemuan ). Konselor menyiapkan dan
mempersiapkan klien melalui ucapan ucapan bahwa konseling akan segera berakhir.
Konselor mempersiapkan dan menyerahkan ringkasan tertulis dapat berupa formulir,
brosur, booklet dan lain lain.
Konselor tetap membuka kesemptan kepada klien untuk tindak lanjut atau kembali bila
diperlukan. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya bagi klien yangmemerlukan
kumjungan ulang (konseling lanjutan ).
Kemudian konselor “pamit” kepad aklienya bahwa konseling telah
selesai.Usahakan buat suasana menyenangkan penuh kepercayaan dan menghargai
klien yang sudah mempercayakan masalah kepada konselor untuk mendapat bantuan.

7. Langkah 6 (Mengakhiri konseling /Terminasi)


 Akhiri dari sesi konseling (satu kali pertemuan )
 Akhiri dari sesi konseling (beberapa kali pertemuan )

BAB III

RUANG LINGKUP

Konseling Gizi merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses penyembuhan dan
mencapai status gizi yang optimal.Konsling gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya
mengubah prilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan klien.

Ruang lingkup konseling gizi adalah

 Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi


 Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
 Klien yang ingin mempertahankanndan mencapai status gizi optimal

BAB IV

DOKUMENTASI

1. Formulir permintaan konseling gizi


2. Formulir Asuhan Gizi
3. Formulir riwayat pola makan / kebiasaan
RUMAH SAKIT
GRAHA HUSADA KONSELING GIZI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1

Ditetapkan Oleh
Direktur RS GRAHA HUSADA
STANDAR Tanggal Terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H. Is Yulianto, Sp. OG


Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan
PENGERTIAN dimulai dari dari assesmen/pengkajian, pemberian diagnosis,
inetrvensi gizi dan monitoring evaluasi kepada pasien

Konsling gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya


TUJUAN mengubah prilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan
kualitas gizi dan kesehatan klien.
KEBIJAKAN SK Direktur RS Graha Husada Nomor: 008/SK-RSGH/IX/2016
PROSEDUR Pasien Rawat Jalan
1. Pasien datang keruang konseling gizi dengan membawa surat
pengantar rujukan dari dokter poliklinik yang ada dirumah
sakit,
2. Petugas poliklinik gizi melakukn pencatatan data dalam buku
registrasi
3. Petugas poliklinik gizi melakukan assessment gizi data
antropometri tinggi badan atau panjang badan (untuk
bayi)dan berat badan
4. Petugas poliklinik gizi melakukan assessment lanjut yang
meliputi anamesa riwayat makan,riwayat personal,membaca
hasil pemeriksaan laboratorium dan fisik klinis (bila
ada),kemudian menganalisa semua data
5. Petugas poliklinik gizi memberikan intervensi gizi berupa
edukasi dan konseling
6. Petugas poliklinik gizi melakukan monitoring dan evaluasi
dengan cara menganjurkan pasien untuk melakukan
kunjungan ulang.
7. Pencatatan hasil konseling gizi diarsipkan di ruangan
konseling gizi

Pasien Rawat Inap

1. Perawat ruangan melaporkan pasien yang berisiko malnutrisi


ke petugas gizi dengan melampirkan formulir permintaan
konseling gizi.
2. Petugas gizi melakukan kunjungan ke ruangan
3. Petugas gizi mengucapkan salam, memperkenalan diri,
menjelaskan tujuan dan proses konseling
4. Petugas gizi melakukan pengkajian gizi dengan mengisi
formulir asuhan gizi dan cppt.
5. Petugas gizi memberikan leaflet/formulir tentang informasi
gizi terkait penyakit yang diderita pasien
6. Petugas gizi mengakhiri konseling gizi dan mengingatkan
kembali waktu kunjungan ulang untuk mengetahui
keberhasilan diet yang telah dijalankan
7. Pencatatan hasil konseling gizi diarsipkan di ruangan
konseling gizi

- Instalasi Rawat Inap


UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Jalan
- Instalasi Gizi

Anda mungkin juga menyukai