Anda di halaman 1dari 29

BAB 5

ARUS DAN
TEGAN BOLAK BALIK (AC)
Bahan Ajar BDR Kelas XII MIPA
INDIKATOR
1. Mengidentifikasi informasi tentang karakteristik arus,
tegangan dan sumber arus bolak balik
2. Menganalisis arus dan tegangan dengan sumber arus
bolak-balik, rangkaian RLC dengan sumber arus bolak-
balik, daya pada rangkaian arus bolak-balik
3. Mengeksplorasi rangkaian resonansi dan pemanfaatannya
untuk pencarian frekuensi pada radio
4. Menganalisis penerapan arus listrik bolak-balik dalam
kehidupan sehari-hari
MATERI

Formulasi Arus Dan


Tegangan Bolak-balik Daya Pada Rangkaian
Arus Bolak-balik
Nilai Efektif Tegangan Dan
Arus Bolak-balik

Rangkaian Arus Bolak-balik Resonansi

Rangkaian Gabungan Seri


Formulasi Arus Dan Tegangan Bolak-balik

 =or max sin t v = vmax sin t


Or

Persamaan € and v di atas sesuai dengan persamaan


simpangan pada gerak harmonik sederhanan, yaitu x = A sin wt.
Berdasarkan hal tersebut, maka tegangan bolak-balik
mempunyai frekuensi dan periode seperti halnya dengan gerak
harmonik sederhana. Dalam hal ini frekuensi dan periode
tegangan bolak-balik berhubungan dengan pengulangan
keadaan maksimum dan minimum dari nilai tegnagan. Besaran
frekuesi dan periode tegangan bolak-balik ini dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:

and
2 
T = f =
 2
Formulasi Arus Dan Tegangan Bolak-balik

Sehingga persamaan tegangan bolak-balik dapat dinyatakan sebagai


berikut:
v = v orsin 2ft 2
max v = vmax sin t
T
Jika tegangan bolak-balik dipasang pada suatu rangkaian, maka arus yang
mengalir pada rangkaian juga merupakan arus bolak-balik yang berubah
terhadap waktu menurut fungsi sinus, sehingga arus bolak-balik dapat
dinyatakan dengan persamaan:
I = I max sin t
Keterangan: 2
or sin 2ft I = I max sin t
T = periode (s) I = I max T
f = frekuensi (Hz)
 = kecepatan sudut (rad/s)
Nilai Efektif Tegangan Dan Arus Bolak-balik

Nilai arus atau tegangan bolak-balik yang dianggap setara dengan arus
atau tegangan searah disebut nilai efektif arus atau tegangan bolak-balik.

vand I max
vef = max
= 0,707 vmax I ef = = 0,707 I max
Keterangan: 2 2
I = nilai efektif arus boalk-balik (A)
Imax = arus maksimum (A)
v = nilai efektif tegangan bolak-balik (volt)
vmax = tegangan maksimum (volt)
Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik dapat diukur dengan
menggunakan alat seperti amperemeter AC, galvanometer AC (untuk arus)
dan volmeter AC (untuk tegangan).
Arus listrik di dalam
suatu rangkaian hanya
dapat mengalir di
dalam suatu rangkaian
tertutup.
Rangkaian Arus Bolak-balik

Rangkaian resistif
Karena rangkaian resistif
dianggap tidak mempunyai
induktansi dan kapasitas, maka
rangkaian resistif tidak tidak
 dipengaruhi oleh perubahan
medan magnet disekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka
V, I pada rangkaian resistif, arus dan
tegangan bolak-balik mempunyai
fase yang sama atau beda fasenya
0
18 36 54 72  nol. Keadaan ini dapat
t digambarkan dengan grafik fungsi
0 0 0 0 sudut fase dari arus dan tegangan
seperti disamping.
1 Rangkaian Hambatan Murni (R)
Fungsi tegangan V dan kuat arus I

Hubungan antara V dan I


Sepassa/fasenya sama
( perhatikan diagram fasor
Vektor V dan vektor I searah
Rangkaian Arus Bolak-balik

Rangkaian induktif Pada rangkaian induktif, arus


listrikmempunyai fase yang berbeda
L
dengan tegangan. Hal ini, tegangan V
mendahului arus dengan beda fase
V sebesar /2 atau 90o. Keadaan ini
 dapat digambarkan dengan grafik
fungsi sudut fase arus dengan
tegangan seperti disamping

I = I max sin t
v = v max sin(t + 2 )
Rangkaian Arus Bolak-balik

Seperti juga pada rangkaian induktif, maka pada rangkaian kapasitif


terdapat sebuah besaran reaktansi yang yang disebut reaktansi kapasitif
dan besarnya dapat ditentukan sebagai berikut:

Vmax Vef 1 1
XC = = = =
I max I ef C 2fC
Keterangan:
XL = reaktansi kapasitif (W)
f = frekuensi (Hz)
 = kecepatan sudut (rad/s)
C = kapasitas kapasitor (F)
Rangkaian Induktor ( L )
Sebuah kumparan induktor
mempunyai induktansi diri L
dipasangkan tegangan
bolak-balik V, maka pada
ujung2 kumparan timbul
GGL induksi
V = Vm sin t di
i = im sin(t − 1
)
 = −L
2 dt
Hambatan induktif XL
mempunyai harga :
X L = .L = 2f .L
XL = hambatan
induktif (Ohm)

Hub. Antara Vdan I berbeda


fase 1/2  dengan I
tertinggal thd.V
Rangkaian Hambatan Kapasitif
Sebuah kapasitor dengan kapasitas C dihubungkan
dg tegangan bolak-balik V, maka pada kapasitor
itu menjadi bermuatan, sehingga pada plat2nya
mempunyai beda potensial
V = Vm sin t Q
V=
i = im sin(t + 12  ) C

Besar hambatan kapasitif XC :


1 1
XC = =
.C 2f .C
Hub. Antara V dan I berbeda
Fase 1/2 dengan mendahului
Thd. V
Rangkaian Gabungan Seri

Rangkaian R-L seri


Jika gabungan seri antara resistor R dan induktor L dipasang pada sumber tegangan
bolak-balik, maka tegangan induktor VL mendahului arus I dengan beda fase /2 atau
90o, sedangkan tegangan resistor VR mempunyai fase yang sama dengan arus I.
Keadaan ini dapat digambarkan dengan diagram fasor seperti di samping.

VR VL
V = I R + XL 2 2
R L
V
 V = I .Z
Keterangan:
XL
VL V = Z = impedansi (W)
R  = beda fase

VR I
Rangkaian Gabungan Seri

Rangkaian R-C seri


VR VC Jika gabungan seri antara resistor R
dengan kapasitor C dipasang pada
R C sumber tegangan bolak-balik, maka
tegangan kapasitor VC tertinggal oleh
V arus I dengan beda fase 90o, sedangkan
tegangan resistor VR mempunyai fase
 yang sama dengan arus I. Keadaan ini
dapat dapat digambarkan dengan
VR I diagram fasor seperti di samping.

V = I R2 + X C Keterangan:
2
V
Vc Z = impedansi
(W) XC
V = I .Z  =  = beda fase
R
Rangkaian R-L-C seri

Rangkaian Gabungan Seri

Ketika gabungan seri antara resistor R, induktor L dan kapasitor C


dihubungkan dengan sumber tegangan AC, maka tegangan resistor VR
mempunyai fase yang sama dengan araus I, tegangan induktor VL
mendahului arus I dengan beda fase 90o, dan tegangan kapasitor VC
tertinggal oleh arus I dengan beda fase 90o. Keadaan ini dapat digambarkan
dengan diagram fasor seperti berikut:

VR VL VC V = I R 2 + ( X L − X C )2
- VC VL
R L C
V V = I .Z
VL-
V XC
VC  =
 VR I R
VC
RESONANSI
Rangkaian R-L-C seri berada pada keadaan resonansi jika harga reaktansi
induktif XL sama dengan harga reaktansi kapasitif XC, sehingga pada
keadaan ini XL-XC = 0 atau rangkaian impedansi sama dengan hambatan
(Z = R).

Selain itu, pada keadaan resonansi berlaku I = V/R, hal ini karena Z = R.

Keterangan:
L = induksi induktor (H)
C = kapasitas kapasitor (F) XL = XC
f = frekuensi (Hz) 1
2 f L =
2 f C
1
fO =
2 LC
Daya Pada Rangkaian Arus Bolak-balik

Pada rangkaian arus bolak-balik, dayanya dapat ditentukan dengan


persamaan sebagai berikut:

P = I ef R = I ef VR
2
dimana
P = daya (watt)
Ief = nilai efektif arus bolak-balik (A)
R = hambatan (W)
VR = tegangan pada hambatan (volt)
nex
. Lihatlah gambar rangkaian R-L-
C seri berikut ini:

R L C


Jika hambatan R = 40 W, induktansi L = 8 H dan
kapasitansi C = 8 mF dipasang pada sumber tegangan
yang mempunyai tegangan efectif 110 volt dan laju
sudut 375 rad/s, maka hitung:
1. arus efektif pada rangkaian?
2. daya pada rangkaian?
a. 3,4 A dan 219,2 watt
b. 2,5 A dan 200,3 watt
c. 3,0 A dan 189,0 watt
d. 2,2 A dan 193,3 watt
e. 2,0 A dan 163,4 watt
Penyelesaian

a. arus efektif (Ief)


R = 40 W
X L = L = (375 rad s )(0,8 H ) = 300 W
Vef 1
XC = = = 300 W
C −6
(375 s )(8 10 F )
rad

Vef 110 volt


I ef = =
Z (40 W) 2 + (300 W − 330 W) 2
110 volt
= = 2,2 A Jadi, arus efektif pada
50 W
rangkaian adalah 2,2 A
b. Daya (P)

P = V I cos 
= Vef I ef cos 
R
= Vef I ef
Z
40 W
= (110 volt )(2.2 A)
30 W
= 193.6 watt
Jadi, daya pada rangkaian adalah 193,6 watt
Sebuah volmeter AC dihubungkan ke sumber tegangan AC menunjukkan
nilai 110 Volt, hitung arus efektif yang mengalir melalui hambatan 50 W
yanG dihubungkan ke sumber tegangan?
a. 2,2 A
b. 2,3 A
A
c. 3,0 A
50 W
d. 2.,0 A B
e. 2,5 A
 C

110 V
D

E
Penyelesaian
Vef 110 volt
Vef = 110 volt
I ef = = = 2.2 A
R = 50 W R 50 W
Ief = …?
Jadi, pada R = 50 W mengalir
arus 2.2 A
Suatu rangkaian seri R-C mempunyai arus 2A. Jika R =
100 W dan C = 10E-3/24p F, serta rangkaian berosilasi
dengan frekuensi 50 Hz. Hitunglah : VR, VC, V, dan z !
a. 260 ohm
b. 370 ohm
c. 451 ohm
d. 220 ohm
e. 150 ohm

a b c d e
Penyelesaian

VR = I . R = 2 x 100 = 200 volt


XC = 1 = 1 . 24

2 f.c 2 .50 10E-3

Vc = I. Xc = 2 x 240 = 480 volt

V = (VR² + VC²) = (200² + 480²) = 520 volt

tg = VC = XC = 240

VR R 100

= 67,38° (fase rangkaian, arus mendahului tegangan)

Z = (Xc² + R²) = (240² + 100²) = 260 ohm


Suatu rangkaian R-L seri dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik V = 100 sin200t dengan V dalam volt dan t dalam
detik. Jika besar induktor L = 300 mH dan arus maksimum yang
mengalir 1A, hitunglah tegangan antara ujung-ujung R ! ….
a. 60 Vvolt
b. 90 volt
c. 70 volt
d. 80 volt e
e. 100 volt d

b
a
Dari tegangan V = 100 sin 200t dapat
diketahui bahwa
Penyelesaian
Vm = 100 volt dan = 200 rad/det
XL = L = 200 x 300.10E-3 = 60
Z = Vm/Im = 100/1 = 100
Z² = R² + XL² 100² = R² + 60² R = 80
Jadi tegangan pada ujung-ujung R
adalah
VR = Im R = 80.1 = 80 volt
Soal Latihan..Dikerjakan di Buku Catatan Saja
1. Sebuah Voltmeter dihubungkan ke sumber
tegangan AC, memunjukkan 220 volt. Sebuah
setrika listrik dengan hambatan 50 W
dihubungkan ke suber tegangan tersebut.
Hitunglah ! A. Tegangan maksmumnya. B.kuat
arus effektif dan maksimumnya

2. Suatu penghantar jika diberi arus DC pada beda


potensial 120 volt timbul arus 4 A , dan bila
dihubungkan dengan tegangan AC 200 volt ,
ternyata arus yang timbul juga 4 A . Berapakah!
A. Reaktansi induktifnya. B. Induktansi diri
penghantar jika frekwensi anguler 50 rad/s
3. Perhatikan gambar rangkaian RLC seri berikut:
Hitung Besar impedansi pada rangkaian di bawah ini

500 W 8H 5 mF

AC

V = 50 sin 100 t

4. Rangkaian seri hambatan murni R= 100


W Induktor dengan L= 0,5 H dan
kapasitor C. dipasang pada tegengan
AC 110 volt ternyata terjadi resonansi
deret dengan frekuensi 100 Hz.
Hitunglah kapasitas kapasitor C

Anda mungkin juga menyukai