Anda di halaman 1dari 10

ZAIN ABDURAHMAN

Beranda ▼

Selasa, 14 Juni 2011

ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk


beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang
lentur. Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah
aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah
dalam dari dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak,
jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika
aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri
karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang
menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.

Diagram aterosklerosis

Aterosklerosis juga merupakan radang pada pembuluh darah manusia


yang disebabkan penumpukan plak ateromatus.Pemahaman hingga saat
ini mengenai aterogenesis, lintasan pembentukan aterosklerosis, adalah
sebuah proses peradangan yang terjadi pada dinding pembuluh darah,
yang terjadi dengan beberapa fasa dan tahap. Pada fasa awal, yang
terjadi adalah disfungsi endotelial dengan degradasi ikatan dan struktur
mosaik, sehingga memungkinkan senyawa yang terdapat di dalam
plasma darah seperti LDL untuk menerobos dan mengendap pada ruang
sub-endotelial akibat peningkatan permeabilitas.Keberadaan makrofaga
pada arterial intima ditelisik memiliki peran yang sangat vital bagi
perkembangan aterosklerosis, dengan sekresi beragam sitokina yang
mempercepat patogenesis ini.
Dua kata lain yang mirip dan sering membingungkan adalah:
* Arteriosklerosis, menurunnya elastisitas pembuluh darah besar
(arteri)
* Arteriolosklerosis, menurunnya elastisitas pembuluh darah kecil
(arteriole)
Para penderita dengan sindrom resistansi insulin dan tahap awal
diabetes tipe 2, menunjukkan pola arteriosklerosis yang ekstensif dan
difusional, dengan peningkatan rasio peptida C.
PENYEBAB
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,
pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi
sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul,
menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.Setiap daerah
penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi
dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma
bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya
mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di
daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini
lebih mudah terbentuk ateroma.Arteri yang terkena aterosklerosis akan
kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri
akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium,
sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.Darah bisa masuk ke dalam
ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih
mempersempit arteri.Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan
kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah
(trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan
menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama
aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol tinggi
Perokok
Diabetes (kencing manis)
Kegemukan (obesitas)
Malas berolah raga
Usia lanjut.

Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita. Penderita


penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas,
terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi
tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar
kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang
lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.

PATOGENESIS ATEROSKLEROSIS
Kolesterol berlemak tertimbun di Arteri
besar
“Aterma/plak”

Terbentuk lapisan dinding pembuluh

Ateroma menonjol ke lumen pembuluh darah

Absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel terganggu

Nekrotik endotel pembuluh darahàjaringan perut

Lumen menyempit

Aliran darah terhambat / sumbatan

Bekuan darah (koagulasi intravaskuler)

Aliran darah ke jantung tidak adekuat

Tanda dan gejala aterosklerosis

Tanda dan gejala aterosklerosis biasanya berkembang secara


bertingkat. Pertama, gejala muncul setelah adanya upaya yang kuat,
ketika arteri tidak dapat menyuplai cukup oksigen dan nutrisi kepada
otot.

Gejala
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan
mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejalanya
tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala
jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.Jika aterosklerosis
menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh
yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang
memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan. Gejala awal dari
penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat
aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen.
Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri
dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika
berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio
interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang. Yang khas
adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan
dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga
berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara
tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka
gejalanya akan timbul secara mendadak.

Aspek klinis
Gejala-gejala dari aterosklerosis umumnya bervariasi. Penderita
ringan dapat mengalami gejala infark myokard dan pasien yang
menderita tingkat lanjut tidak dapat mengalami gejala yyang berat. Jadi
tidak ada perbedaan gejala-gejala klinis antara aterosklerosis ringan
dengan aterosklerosis yang berat. Aterosklerosis dapat menjadi kronik
dengan menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang meningkat sebanding
dengan umur penyakit degeneratif dan lamanya menderita penyakit
tersbut. Meskipun merupakan sebuah penyakit sistemik yang
mengglobal tetapi aterosklerosis dapat menyerang salah satu organ
tubuh dimana hal ini bervariasi untuk masing-masing penderita.
Efek klinis yang terjadi akibat arterioklerosis yaitu :
Adanya penyempitan diameter pembuluh darah akibat
penumpukan jaringan fibrosa (plaque) yang makin lama makin
membesar. Penyempitan dapat mencapai hingga nilai 50-70% dari
diametr pembuluh darah awal. Hal ini berakibat terganggunya sirkulasi
darah kepada organ yang membutuhkan. Sehingga kebutuhan oksigen
dan nutrisi sel terganggu. Contoh penyakit yang berhubungan dengan
masalah ini adalah Angina pectoris, Mesenterik angina, dll.

Aspek Fisik
Tanda-tanda fisik dari aterosklerosis meliputi adanya penimbunan
lemak, pelebaran dan kakunya arteri muskular yang besar, dan isekemia
atau infark dari beberapa organ tertentu. Berikut tanda fisiknya :
Hiperlipidemia
Adalah meningkatnya kadar lemak di dalam darah. Lemak ini dapat
memicu terjadinya plak pada dinding pembuluh darah.
Penyakit pada arteri koroner ditandai dengan adanya bunyi jantung
keempat yang semakin jelas, takakardi, hipotensi, atau hipertensi.
Penyakit serebrovaskuler ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi
pada arteri karotis dan kemunduran dari fungsi otak.
Penyakit vaskuler perifer ditanda dengan penurunan denyut nadi perifer,
sumbatan pada arteri perifer, sianosis perifer, gangren, atau luka yang
sukar sembuh.

cara mendiagnosis aterosklerosis


Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan
terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada
pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari
aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis


aterosklerosis:
ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di
pergelangan kaki dan lengan
Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
Skening ultrasonik Duplex
CT scan di daerah yang terkena
Arteriografi resonansi magnetik
Arteriografi di daerah yang terkena
IVUS (intravascular ultrasound).

Manifestasi klinis aterosklerosis

Penyempitan lumen arteri


Penyumbatan aliran darah ke jantung (progresif)

Suplai darah tidak adekuat

Sel-sel otot kekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup

Kerusakan sel
- Irreversible
- Reversible


Angina pectoris(nyeri dada, timbul
Infark myokardium

Kegagalan jantung
(jantung tidak mampu memenuhi tubuh akan darah)

pengobatan dan pencegahan aterosklerosis

Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam
nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).Aspirin, ticlopidine dan
clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko
terbentuknya bekuan darah.

-Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan


aliran darah yang melalui endapan lemak.
-Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat
endapan Pembedahan.
-Bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau
vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan
guna menghindari arteri yang tersumbat.

Obat-obat yang dapat digunakan antara lain :


1. Obat golongan resin asam empedu : cholestiramine (Falterol),
colestipol (colestid). Mekanisme kerjanya adlah mengikat asam empedu
dalam lumen saluran cerna, dengan gangguan stimulasi terhadap
sirkulasi enterohepatik asam empedu, yang menurunkan penyimpanan
asam empedu dan merangsang hepatic sintesis asam empedu dari
kolesterol. Obat ini biasa digunakan dalam pengobatan. Efek samping
yang umum terjadi seperti kontipasi, mulas, penuhnya epigastrik, mual,
kembung. Dapat ditngkatkan dengan peningkatan asupan cairan.
2. Obat golongan niasin (asam nikotinat).mekanisme kerjanya
mengurangi sintetik VLDL, yang akan mengarah pada pengurangan
sintesis LDL, juga meningkatkan HDL dengan mengurangi
katabolismenya. Efek samping yang sering terjadi adlah kemerahan pada
kulit dan gatal tampak kemerahankarena mediasi. Dapat dikurangi
dengan menggunakan aspirin 325 mg sebelum konsumsi obat niasin.
3. Obat golongan Hmg CoA Reduktase (atorvastatin, fluvastatin,lovastin,
pravastin,rosuvastatin, simvastatin). Mekanisme kerjanya :statin
menghambat 3-hidroksi-3-metilglutar koenzim A (Hmg-CoA reduktase,
mengganggu konversi Hmg-CoA menjadi mevalonat, tahap yang
menentukan dalam dalam biosintesis kolesterol de-nevo. Pengurangan
sintesis LDL dan peningkatan katabolisme LDL dimedisi melalui reseptor
LDL menjadi prinsip kerjauntuk efek penurunan lipid. Ketika digunakan
sebagai terapi tunggal, obat ini merupakan agaen penurun kolesterol
total LDL yang paling poten dan ditoleransi paling baik. Efek samping
yang biasa terjadi keluhan abdominal ringan, ruam kulit, rangsangan
gatal, nyeri kepala, lelah, gangguan tidur. Sediaan yang beredar :
Atorvastatin (lipitor), Rosuvastatin (crestor), Fluvastatin (lescol),
Simvastatin(simcor), Lovastatin(lipovas).
4. Obat golongan asam fibrat (gemfibrosil, fenofibrat, klofibrat).
Mekanisme kerja engurangi sintesis VLDL sehingga menyebabkan
penurunan VLDL. Efek sampingnya terjadi kemerahan pada kulit, pusing,
myalgia.
5. Ezetimbe. Mekanisme kerja menganggu absorbsi kolesterol
darimembran fili saluran cerna. Bisa digunakan dalam terapi tunggal
atau di kombinasi dengan golongan statin.. sediaan yang beredar :
ezetimibe (ezetrol).

Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan
adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang
hendaknya:
Menurunkan kadar kolesterol darah
Menurunkan tekanan darah
Berhenti merokok Menurunkan berat badan
Berolah raga secara teratur.
Gaya hidup stres tinggi meningkatkan tekanan darah dan memacu kerja
jantung dan arteri.

Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi


untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya
karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan
meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di
dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada
lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit
karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai
ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk
bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer,
penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan
setelah pembedahan.

Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara


langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap
harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh
dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama
mereka sudah merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah
pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung.
Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko
kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain
arteri yang menuju ke jantung dan otak.

Contoh aterosklerosis pada penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner terjadi diakibatkan oleh adanya


aterosklerosis yaitu suatu kondisi dimana kolesterol bertumpuk pada
dinding pembuluh darah arteri (pembuluh darah di jantung yang
menyuplai oksigen untuk jantung). Penumpukan kolesterol ini berakibat
suplai oksigen ke jantung berkurang dan pada suatu saat, bahkan
menyumbat saluran pembuluh darah dan terjadilah bencana. Suplai
darah ke jantung terhenti, dan jantung sendiri menjadi konslet alias
tidak lagi mampu berfungsi sebagai pemompa darah.

Penyebabnya
Normalnya arteri pada jantung tidak memiliki aterosklerosis sehingga
dapat mengalirkan darah dan menyuplai oksigen ke otot-otot jantung,
namun bila kadar kolesterol dalam darah tinggi maka kolesterol akan
menumpuk dan terbentuklah plak aterosklerosis. Plak tersebut dapat
menghalangi aliran darah yang melalui arteri. Pada aterosklerosis yang
ringan terdapat beberapa timbunan kolesterol dalam arteri tetapi belum
sampai menyumbat jalannya aliran darah. Ketika arteri sudah tersumbat
sampai 50% aliran darah yang menuju jantung menjadi berkurang
sehingga dapat timbul bekuan darah yang akan menambah penyempitan
yang terjadi. Bila arteri sudah tersumbat 60-70% maka pembuluh darah
tidak dapat mengalirkan darah yang cukup ke jantung, darah akan
mengalir melalui lubang yang kecil dan akan cepat membeku, hal ini
akan menambah besar sumbatan bahkan bisa mencapai 100%. Bila
pembuluh darah telah tersumbat dan tidak ada aliran darah ke jantung
maka seseorang akan terkena serangan jantung.

Faktor resiko
Perokok aktif, hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg), menderita
diabetes, berat badan terlalu berat (obesitas), kurang berolahraga,
kadar kolesterol HDL rendah (<40 mg/dl), terdapat sejarah keluarga
yang memiliki penyakit Jantung Koroner, umur (laki-laki > 45 tahun,
wanita > 55 tahun)
Untuk mereka yang mempunyai faktor resiko tinggi terkena PJK yang
disebabkan oleh kombinasi faktor resiko diatas dan mempunyai kadar
kolesterol yang tidak dapat diturunkan dengan berdiet maka sangat
diperlukan pengobatan untuk kadar lemak dalam darah.
Bila seseorang pernah mengalami serangan jantung, angina, operasi
pintas arteri jantung, atau angioplasty maka ia adalah penderita PJK dan
berisiko untuk mengalami koroner lainnya.

Gejala klinis
Serangan dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada
yang sering kali menjalar ke lengan kiri, hal ini timbul saat sedang
beraktifitas dan hilang saat aktifitas dihentikan. Gejala ini disebut angina
pektoris atau serangan jantung.

Pengobatan
Bila sedang terjadi serangan mendadak angina pektoris harus segera
diobati dengan obat nitrogliserin yang diletakkan dibawah lidah. Obat ini
akan melebarkan pembuluh darah terutama di arteri jantung sehingga
darah dapat mengalir kembali. Untuk pencegahan serangan selanjutnya
pasien harus tetap mengkonsumsi beberapa obat-obatan yang harus
dibawah pengawasan dokter bahkan bila sumbatan sudah total maka
harus dilakukan operasi coronary artery bypass grafting yaitu upaya
membuang sumbatan pada arteri koroner jantung dan menyambungnya
kembali.

Pencegahan
Bila anda mempunyai faktor resiko tinggi kunjungilah dokter anda
secara teratur, makan dengan gizi yang seimbang, aktif berolahraga,
jangan merokok dan periksalah kadar kolesterol setiap bulan sekali.

zen di 22.26

Berbagi 0

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Tentangku

zen
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger

Anda mungkin juga menyukai