Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT INVESTASI PUBLIK

(Makalah tugas akhir mata kuliah Akuntansi Sektor Publik)

JUSTISIA SULASTRI MAABUAT


NIM: 14062103029

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAMRATULANGI
MANADO
2015
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi sektor publik yang memiliki dua
orientasi penting dalam menyelenggarakan pemerintahan. Orientasi pemerintah yang pertama
adalah Pemerintah merupakan pemeran utama dalam menyediakan pelayanan kepada
masyarakat. Kedua, Pemerintah bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kenyataannya, pemerintah senantiasa diperhadapkan dengan
keterbatasan sumber-sumber ekonomi dalam menyediakan pelayanan publik yang menjadi
tuntutan masyarakat. Masalah keterbatasan sumber-sumber ekonomi mendorong pemerintah
untuk memilih alternatif proyek mayor terbaik untuk dilaksanakan demi menyediakan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain, proyek pemerintah merupakan bentuk
investasi yang dilakukan oleh pemerintah demi menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Teknik analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis) diperkenalkan sejak
tahun 1990-an. Pada tahun 2000, teknik analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis)
telah menjadi persyaratan dalam menilai investasi publik. Analisis biaya dan manfaat
(cost benefit analysis) menganalisa perbandingan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu investasi tertentu dengan total manfaat yang diperoleh dari investasi
tersebut selama suatu periode tertentu hingga lebih dari 20 tahun. Pemerintah sebagai pihak
yang terlibat dalam merencanakan, mengembangkan dan menjalankan proyek-proyek
investasi publik dapat menggunakan analisis biaya dan manfaat dalam menilai kualitas
investasi yang paling efektif dan efisien. Investasi yang paling efektif dan efisien merupakan
investasi yang memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat dibandingkan
biaya-biaya yang ditimbulkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Persyaratan Teknik Analisis Biaya dan Manfaat


Metode cost benefit analysis (CBA) merupakan cara mengevaluasi suatu proyek
dengan membandingkan nilai sekarang dari seluruh manfaat yang diperoleh dengan nilai
sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut termasuk manfaat sosial dan biaya sosial
(Mardiasmo, 2009: 102). Gambar 2.1 menampilkan enam langkah terstruktur dalam
melakukan penilaian proyek yang diusulkan, sebagai berikut:
2.1.1. Analisis Konteks dan Tujuan Proyek
Langkah awal dalam melakukan penilaian proyek yang diusulkan adalah dengan
menganalisis konteks dan tujuan proyek. Analisis konteks dapat dilakukan dengan
memperoleh pemahaman tentang konteks ekonomi, sosial dan institusi dimana proyek akan
dijalankan. Tingkat kredibilitas hasil peramalan biaya dan manfaat bergantung pada
kemampuan menilai faktor makro ekonomi dan kondisi sosial di lingkungan sekitar seperti
Pendapatan Domestik Bruto, pertumbuhan demografi, iklim politik dan peramalan
permintaan akan pelayanan publik di masa yang akan datang. Salah satu faktor penting yang
harus diperhatikan adalah batasan wilayah yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh proyek
yang diusulkan meliputi wilayah lokal, nasional bahkan internasional.
Tujuan dari proyek yang diusulkan wajib dinyatakan dengan jelas. Kejelasan tujuan
dari proyek yang diusulkan menjawab pertanyaan sehubungan dengan apa manfaat dan
dampak keberadaan proyek tersebut dilihat dari sudut pandang lingkungan sosial dan
ekonomi yang dapat diperoleh ketika proyek dilaksanakan. Beberapa bentuk manfaat suatu
proyek dapat dinyatakan dalam indikator fisik (seperti jumlah bangunan, luas persawahan),
maupun variabel-variabel sosial-ekonomi yang dapat dihitung (seperti indeks pembangunan
manusia dan pendapatan per kapita).
2.1.2. Identifikasi Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam suatu
periode tertentu (Bappenas TA-SRRP, 2003). Dalam satu usulan proyek, kadang-kadang
ditemukan terdapat komponen-komponen proyek yang saling terkait. Contohnya, untuk
proyek yang terdiri dari pelabuhan perikanan (fasilitas pokok), breakwater (fasilitas
pelindung), dermaga (fasilitas tambat), drainase, jembatan, gorong-gorong (fasilitas
penghubung), lahan pelabuhan perikanan, tempat pelelangan ikan (fasilitas pemasaran),
fasilitas kantor administrasi pelabuhan, menara pengawas, mercusuar, pabrik es dan lain
sebagainya. Apabila manfaat dan biaya dari setiap komponen independen, maka komponen-
komponen tersebut dapat dipisahkan dan diperlakukan sebagai proyek independen. Penilaian
proyek melibatkan, pertama, pertimbangan masing-masing komponen secara independen dan,
kedua, penilaian kemungkinan kombinasi dari komponen.
Tabel 1 Struktur Kelayakan Proyek

Analisis Konteks
dan Tujuan Proyek

Identifikasi
Proyek

Kelayakan
dan Analisis
Pilihan

Analisis Keuangan
A. Biaya investasi
B. Biaya operasional dan pendapatan
C. Keuntungan finansial untuk investasi
D. Sumber pembiayaan
E. Keberlanjutan keuangan
F. Financial return to capital

Jika Jika
FNPV>0 FNPV<0

Proyek tidak memerlukan bantuan


Proyek memerlukan bantuan
dana pemerintah
dukungan dana pemerintah
(Pengecualian: Investasi produktif)

Analisis Economic:
A.Dari pasar harga akuntansi
B. Monetisation dampak non-pasar
C. Pencantuman efek tidak langsung tambahan
(bila relevan)
D. Diskon yang Sosial
E. Perhitungan indikator kinerja ekonomi

Jika Jika
ENPV<0 ENPV>0

Dengan adanya proyek,


Kehidupan Masyarakat lebih baik tanpa Kehidupan Masyarakat lebih baik
proyek (pengecualian: proyek dengan
signifikan manfaat non-moneter seperti
nilai-nilai budaya, keanekaragaman PENILAIAN RESIKO
hayati, tataruang - Analisis sensitivitas
- Distribusi Probabilitas variabel penting
- Analisis Risiko
- Penilaian tingkat risiko yang dapat diterima
- Pencegahan Risiko

Sumber : Guide to Cost benefit analysis of Investment Project


Setelah proyek teridentifikasi, selanjutnya kita menetapkan batasan proyek terkait
langsung atau tidak langsungnya dampak pelaksanaan proyek terhadap tenaga kerja,
masyarakat sebagai end user, investor, pemasok dan pihak ketiga.

2.1.3. Analisis Kelayakan dan Pilihan


Analisis kelayakan bertujuan untuk mengidentifikasi kendala potensial dan solusi
terkait aspek teknis, ekonomi, peraturan dan manajerial. Perbedaan antara hambatan-
hambatan (misalnya kurangnya sumber daya manusia, geografis dan peraturan tarif tertentu)
dapat ditekan, karena beberapa terakhir dapat dihilangkan dengan mengubah kebijakan-
kebijakan terkait dalam bentuk mengubah peraturan pemerintah.
Analisis kelayakan akan mengidentifikasi pilihan yang kemungkinan paling layak
untuk dilaksanakan. Setelah teridentifikasi kemungkinan pilihan yang paling menjanjikan,
maka selanjutnya analisis biaya dan manfaat dapat diterapkan pada kemungkinan pilihan
yang paling menjanjikan tersebut. Contohnya, setelah melaksanakan analisis kelayakan
proyek yang diajukan oleh DPR daerah X, teridentifikasi bahwa proyek pembangungan
pembangkit listrik tenaga air dan pembangunan Pelabuhan Perikanan merupakan proyek
dengan kemungkinan pilihan yang paling menjanjikan, maka analisis biaya dan manfaat
dapat dijalankan pada dua alternatif yang paling menjanjikan ini.

2.1.4. Analisis Keuangan


Tujuan utama dari analisis keuangan adalah menggunakan peramalan (forecasting)
arus kas proyek yang diusulkan untuk menghitung indikator pengembalian. Teknik
peramalan ini menggunakan dua indikator keuangan, yaitu:
a. Financial Net Present Value,
b. Financial Rate of Return
Kedua indikator keuangan di atas digunakan menentukan pengembalian dari biaya
investasi, FNPV(C) and FRR(C), dan untuk menghitung pengembalian dari modal nasional,
FNPV(K) and FRR(K). Metode yang digunakan untuk menghitung pengembalian keuangan
adalah Pemdekatan Discounted Cash Flow (DCF), dengan memperhatikan beberapa asumsi,
seperti:
a. Hanya mempertimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar ( mengabaikan
akun-akun yang tidak berbentuk kas seperti depresiasi)
b. Penentuan arus kas proyek harus menggunakan pendekatan incremental
c. Arus kas yang diterima di tahun-tahun mendatang harus didiskontokan ke nilai
kas saat ini menggunakan financiall discount rate.
Langkah-langkah melaksankan financial analysis:
1). Memperkirakan besar biaya investasi
Biaya investasi diklasifikasikan dalam tiga klasifikasi, yaitu fixed investments, startup
cost, perubahan modal kerja sepanjang waktu.
2). Menghitung total biaya operasional dan pendapatan (jika ada)
Biaya operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan proyek
agar dapat beroperasi . Bentuk biaya operasional seperti: Biaya personil (operator, bagian
administrasi, pengawas), biaya overhead (pemakaian telpon, listrik, asuransi, keamanan,
suplies), biaya perawatan peralatan dan fasilitas, dan biaya depresiasi (penyusustan)
3). Financiall Return of Investments
Indikator yang digunakan untuk menguji performa keuangan adalah: Financial net present
value proyek (FNPV), dan the financial internal rate of return (FRR). Metode nilai
sekarang bersih/net present value (NPV) merupakan metode yang memperhatikan nilai
waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan
mempengaruhi arus kas. NPV dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal periode
investasi dikurangi dengan total arus kas yang diperoleh tiap-tiap tahun yang
dinilaiuangkan ke tahun awal dengan tingkat bunga diskonto.
Apabila pada metode NPV tingkat bunga yang diinginkan telah ditetapkan
sebelumnya, sedang pada metode tingkat pengembalian internal/internal rate of return
(IRR) ini, justru tingkat bunga tersebut yang akan dihitung. Tingkat bunga yang akan
dihitung ini merupakan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari
arus kas setiap tahun yang didiskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya
dengan nilai sekarang dari initial cash outflow (nilai proyek). Atau dengan kata lain
tingakat bunga ini adalah merupakan tingkat bunga persis investasi bernilai impas, yaitu
tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. Dengan mengetahui tingkat bunga impas
ini maka dapat dibandingkan dengan tingkat bunga pengembalian (rate of return) yang
diinginkan, bila lebih besar berarti investasi menguntungkan dan sebaliknya bila lebih
kecil berarti investasi tidak menguntungkan. Misalnya IRR yang dihasilkan oleh suatu
proyek adalah 25% yang berarti proyek ini akan menghasilkan keuntungan dengan
tingkat bunga 25%. Bial rate of return yang diinginkan adalah 20%, maka proyek dapat
diterima. Perhitungan untuk mencari nilai IRR biasanya dilakukan secara trial and error.
Anda dapat melakukannya dengan menggunakan metode NPV dengan cara menggunakan
tingkat bunga yang berbeda-beda sampai mendapatkan NPV = 0.
Rumus interpolasi :

Keterangan :
i1 : Tingkat bunga pertama yang menyebabkan nilai NPV positip
i2 : Tingkat bunga kedua yang menyebabkan nilai NPV negatip
NPV1 : NPV positip dengan tingkat bunga i1
NPV2 : NPV positip dengan tingkat bunga i2

4). Sumber Pendanaan


Langkah keempat dalam analisis keuangan adalah identifikasi berbagai sumber
pembiayaan untuk menghitung total sumber keuangan proyek. Di Indonesia, sumber
pendanaan proyek bisa diperoleh dari Hibah atau Pinjaman Luar Negeri, maupun Pajak.
5). Keberlanjutan Keuangan
Dalam memilih sebuah proyek, faktor berkelanjutan secara finansial perlu
dipertimbangkan sebaik mungkin sehingga tidak akan menghadapi risiko kehabisan uang
tunai di masa depan. Isu penting di sini adalah waktu penerimaan kas dan pembayaran.
6). Financial return on capital
Penilaian Financial return on capital bertujuan untuk melihat kinerja proyek dari
perspektif entitas publik, swasta dibantu anggota legislatif. Entitas ini pasti akan menikmati
peningkatan potensi hasil bersih proyek mereka, hanya karena memperoleh dana dari
pemerintah. Ketika FNPV > 0, berarti Proyek tidak memerlukan bantuan dana pemerintah
(Pengecualian: Investasi produktif). Sebaliknya apabila FNPV < 0, berarti proyek yang
diusulkan memerlukan bantuan dana dari pemerintah.

2.1.5. Analisis Ekonomi


Analisis ekonomi dilaksanakan pada proyek-proyek yang dinilai memerlukan bantuan
dana dari pemerintah (FNPV<0). Analisis ekonomi menilai kontribusi proyek bagi
kesejahteraan ekonomi daerah atau negara. Hal ini dibuat atas nama seluruh masyarakat,
bukan hanya pemilik infrastruktur, seperti dalam analisis keuangan. Konsep kunci adalah
penggunaan akuntansi harga bayangan, berdasarkan opportunity cost sosial, bukannya harga
terdistorsi diamati. Ketika ENPV<0, berarti kehidupan masyarakat lebih baik walaupun
tanpa proyek (pengecualian: proyek dengan signifikan manfaat non-moneter seperti
nilai-nilai budaya, keanekaragaman hayati, tataruang. Sebaliknya ENPV>0 bermakna bahwa
dengan adanya proyek, kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Sehingga, proyek yang
memiliki ENPV>0 selanjutnya akan dilakukan analisis penlilaian resiko.

2.1.6. Penilaian risiko


Penilaian risiko mempelajari kemungkinan proyek akan mencapai kinerja yang
memuaskan (dalam hal beberapa nilai ambang IRR atau NPV). Probabilitas harus di sini
dipahami sebagai indeks yang mengambil nilai 1 di bawah kepastian penuh bahwa prediksi
akan dikonfirmasi, nilai nol untuk kepastian bahwa prediksi tidak akan dikonfirmasi, dan
nilai-nilai menengah untuk apa pun di antara dua ekstrem.
Analisis sensitivitas merupakan salah satu langkah dalam melakukan penilaian resiko.
Analisis sensitifitas digunakan untuk menganalisa berbagai ketidakpastian yang mungkin
dihadapi oleh suatu proyek di masa depan. Tujuan Analisis Sensitivitas :
1). Memperbaiki cara pelaksanaan proyek/bisnis yang sedang dilaksanakan
2). Memperbaiki design proyek/bisnis sehingga dapat meningkatkan NPV
3). Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang
harus diambil untuk mengantisipasi perubahan faktor-faktor sensitif (berubah-ubah)
akibat 4 hal, yaitu : perubahan harga output, keterlambatan pelaksanaan yang
diakibatkan oleh perubahan teknologi, kenaikan biaya, perubahan hasil yang
diharapkan. Variabel perubahan harga ouput, keterlabatan pelaksanaan, perubahan hasil
akan mempengaruhi komponen Cashflow (inflow ataupun outflow) dan secara
langsung akan berdampak pada tingkat manfaat yang akan diperoleh.
BAB III
KESIMPULAN

Metode cost benefit analysis (CBA) metode yang digunakan dalam menilai suatu
proyek dengan cara membandingkan nilai sekarang dari seluruh manfaat yang akan diperoleh
dengan nilai sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut termasuk manfaat sosial dan biaya
sosial serta mengantisipasi resiko perubahan asumsi yang mungkin dihadapi oleh proyek
tersebut di masa yang akan datang. Terdapat enam langkah terstruktur dilakukan dalam
menjalankan analisis biaya dan manfaat, yaitu:

1. Melakukan analisis konteks dapat dilakukan dengan memperoleh pemahaman tentang


konteks ekonomi, sosial dan institusi dimana proyek akan dijalankan; serta menetapkan
tujuan dari proyek yang diusulkan yang berhubungan dengan apa manfaat dan dampak
keberadaan proyek tersebut dilihat dari sudut pandang lingkungan sosial dan ekonomi
yang dapat diperoleh ketika proyek dilaksanakan.
2. Mengidentifikasi Proyek dan komponen-komponen proyek sekaligus menetapkan batasan
proyek terkait langsung atau tidak langsungnya dampak pelaksanaan proyek terhadap
tenaga kerja, masyarakat sebagai end user, investor, pemasok dan pihak ketiga.
3. Menjalankan analisis kelayakan yang bertujuan untuk mengidentifikasi kendala potensial
dan solusi terkait aspek teknis, ekonomi, peraturan dan manajerial.
4. Melaksanakan analisis keuangan menggunakan peramalan (forecasting) arus kas proyek
yang diusulkan untuk menghitung indikator pengembalian berdasarkan indikator
keuangan berupa financial net present value dan financial rate of return.
5. Analisis ekonomi yang bertujuan menilai kontribusi proyek bagi kesejahteraan ekonomi
daerah atau negara.
6. Penilaian Resiko dilakukan untuk mempelajari kemungkinan proyek akan mencapai
kinerja yang memuaskan dengan mempertimbangkan resiko perubahan faktor-faktor
kritis yang berpengaruh pada aliran arus kas di masa-masa yang akan datang, dan pada
akhirnya akan memberikan dampak pada net benefit yang akan diperoleh dari suatu
proyek.

7.
DAFTAR PUSTAKA

Bappenas, 2003. Perencanaan pembangunan nasional, Bappenas TA-SRPP, Jakarta


Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Hubner, Danuta. 2008. Guide to Cost benefit analysis of Investment Project. European
Union.

Anda mungkin juga menyukai