Oleh Kelompok 4:
Alexander Farrel (2006576275)
Fransiskus A. Rio Respati (2006520430)
Putri Riski Wulansari (2006576262)
Estimasi umur Lebih lama (30-50 tahun) Lebih pendek (2-25 tahun)
Biaya / Costs (C) Estimasi pengeluaran untuk entitas pemerintah dalam konstruksi,
operasi, dan pemeliharaan proyek, dikurangi nilai sisa yang
diharapkan.
Benefits (B) Semua manfaat atau dampak positif yang didapatkan oleh owner
publik dari berjalannya proyek.
Disbenefits (D) Semua manfaat atau dampak negatif yang menjadi konsekuensi dari
adanya proyek tersebut.
Terkait Perspektif dan Terminologi untuk Menganalisa Proyek-Proyek Umum (Publik) untuk
memperjelas definisinya terlebih dahulu, di antaranya adalah:
● Keuntungan atau manfaat (benefit) didefinisikan sebagai konsekuensi-konsekuensi
proyek yang diinginkan oleh publik.
● Biaya (cost) adalah pembayaran atau pengeluaran keuangan yang dibutuhkan dari
pemerintah.
● Kerugian (disbenefit) adalah konsekuensi-konsekuensi negatif dari suatu proyek
terhadap publik
Suku bunga / interest rate lebih kecil (biasanya 4-8% lebih besar, berdasarkan
saja) biaya modalnya
Karakteristik Sektor Publik Sektor Swasta
Kriteria pemilihan alternatif terdiri atas beberapa kriteria dasarnya dari rate of return
Karena terdiri dari beberapa kriteria pengguna, kepentingan ekonomi maupun non
ekonomi, dan kepentingan politik dan beberapa kelompok masyarakat, pemilihan kriteria
alternatif menjadi lebih sulit pada sektor publik dibanding sektor swasta.
Seringkali terjadi pertemuan dan perdebatan publik terkait dengan proyek sektor
publik untuk mengakomodasi berbagai kepentingan masyarakat yang beragam. Terkadang
saat pemilihan kepala daerah seringkali diajukan berbagai permintaan dari pengamat
lingkungan, ahli pengembang, dan lainnya sehingga pemilihan proyek sektor publik tidak
se-”bersih” pemilihan pada sektor swasta.
Sudut pandang dalam sektor publik perlu diutamakan dan dilakukan sebelum
pengestimasian biaya, benefit, dan disbenefit dibuat dan sebelum evaluasi diperhitungkan dan
diterapkan. Ada banyak sudut pandang dalam sektor publik dan dari perbedaan sudut
pandang tersebut nantinya dapat menghasilkan estimasi cash flow yang berbeda pula.
Dengan segala manfaat berikut prinsip dasar dan tahapan yang kamu sebutkan diatas, tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam kerjasama proyek antara sektor publik dan swasta juga
memiliki beberapa kendala yang mungkin terjadi, antara lain:
Dari berbagai manfaat kerja sama pemerintah dan swasta di atas, hal tersebut juga
dapat memberi gambaran mengapa kerja sama ini dapat menjadi sebuah solusi untuk
mengatasi permasalahan pembangunan infrastruktur yang sering terkendala karena masalah
pendanaan, teknologi, maupun manajerial.
Kerja sama pemerintah dan swasta memiliki empat prinsip dasar, yaitu:
1. Adanya pembagian risiko antara pemerintah dan swasta dengan memberi pengelolaan
jenis risiko kepada pihak yang dapat mengelolanya.
2. Pembagian risiko ini ditetapkan dengan kontrak di antara pihak dimana pihak swasta
diikat untuk menyediakan layanan dan pengelolaannya atau kombinasi keduanya.
3. Pengembalian investasi dibayar melalui pendapatan proyek atau revenue yang dibayar
oleh pengguna atau user charge.
Satuan yang digunakan dalam analisis B/C adalah tanda positif di awal. Jika
diestimasikan Nilai salvage value, maka akan dikurangkan dari biaya dalam penyebut.
Kerugian (disbenefit) ditentukan dengan cara yang berbeda, bergantung pada model yang
digunakan. Biasanya, kerugian dikurangkan dari Benefit dan ditempatkan di pembilang.
Jika nilai B / C tepat atau sangat dekat 1,0, faktor nonekonomi akan membantu
membuat keputusan.
benefits−disbenefits B−D
B/C= =
cost C
Rasio B / C yang dimodifikasi mencakup semua perkiraan yang terkait dengan proyek
setelah beroperasi. Biaya pemeliharaan dan operasi ditempatkan di pembilang dan melalui
perhitungan dengan cara yang mirip dengan disbenefit. Penyebut hanya mencakup investasi
awal. Setelah semua jumlahnya dinyatakan dalam unit PW, AW, atau FW,
benefits−disbenefits−M ∧O cost
Modifikasi B/C=
initial investment
Nilai sisa biasanya dimasukkan dalam penyebut sebagai biaya negatif. Rasio B / C
yang dimodifikasi jelas akan menghasilkan nilai yang berbeda dari metode B / C
konvensional. Namun, seperti disbenefits, prosedur yang dimodifikasi dapat mengubah
besaran rasio tetapi tidak dapat mengubah keputusan menerima atau menolak proyek.
Contoh Soal Analisis B/C
Metode ini membantu untuk menentukan margin di mana suatu proyek lebih
menguntungkan atau lebih mahal daripada proyek lain. Ini digunakan untuk membandingkan
opsi alternatif untuk membantu menentukan mana yang lebih layak dari yang lain,
Langkah-langkah:
1. Tentukan biaya total yang setara untuk kedua alternatif
2. Urutkan berdasarkan biaya total: Lebih kecil dulu baru lebih besar
3. Hitung biaya tambahan untuk alternatif yang lebih besar = ∆C (penyebut dalam rasio
B / C).
4. Untuk kedua alternatif tentukan:
● Total manfaat dan kerugian yang setara
● Hitung ∆B untuk alternatif biaya yang lebih besar atau ∆ (B-D) jika
melibatkan ketidakberuntungan
5. Hitung rasio ∆ {(B-D) / C}
6. Jika ∆ (B / C) (=>) 1,00, pilih alternatif lain yang berbiaya lebih tinggi. Pilih alternatif
berbiaya lebih rendah
Catatan:
● Jika Anda menggunakan PW untuk menentukan ekuivalensi, maka Anda harus
memiliki model kehidupan yang sama atau kelipatan persekutuan terendah.
● Atau, terapkan nilai tahunan pada siklus tipikal untuk alternatif dan asumsi
pengulangan berlaku.
Catatan:
● Pilih dari tiga atau lebih alternatif yang saling eksklusif
● Ingat, alternatif Do Nothing selalu ada dan harus dievaluasi sebagai alternatif.
Langkah-langkah:
1. Dengan menggunakan PW atau AW, tentukan total biaya yang setara untuk semua
opsi. Jika jangka waktu tidak setara, terapkan AW
2. Buat peringkat berdasarkan total biaya alternatif terendah hingga tertinggi
3. Tentukan total manfaat bersih ekuivalen untuk setiap alternatif
4. Opsi biaya terendah adalah Defender pertama dan alternatif berbiaya lebih tinggi
berikutnya adalah Challenger pertama.
a. Hitung rasio B / C saat kenaikan
b. Jika B / C < 0, hilangkan Challenger, atau hilangkan Defender.
c. Pemenang saat ini menjadi Defender baru
5. Bandingkan Defender baru dengan Challenger berbiaya lebih tinggi berikutnya dan
ulangi analisis.
6. Lanjutkan melalui alternatif sampai tidak ada lagi Challenger.
7. "Juara" terakhir adalah pemenangnya.
1. Untuk mengurangi biaya pemeliharaan sebuah mesin produksi, maka kepala bagian
produksi mengusulkan untuk mengganti komponen mesin. Komponen yang ada di
pasaran adalah komponen X dan komponen Y. Harga dan biaya pemasangan masing-
masing komponen $1.000 dan umur manfaat sampai 5 tahun dan di akhir tahun tidak
mempunyai nilai sisa. Komponen X menghemat $300 per tahunnya dan komponen Y
menghemat $400 di tahun pertama dan menurun $50 di tahun berikutnya. Jika suku
bunga 7% komponen mana yang akan dibeli perusahaan?
Jawab :
Komponen X
Cost : $1000
Benefit A = $300
n = 5 tahun, i = 7%
PW of cost = $1.000
PW of Benefit = A(P/A,i%,n)
PW of Benefit = 300(P/A,7%,5)
PW of Benefit = 300 . (4,100) = $1230
Komponen Y
Cost : $1000
Benefit : A1=$400, A2=$350, dst.
PW of Cost = $1.000
PW of Cost = P1-P2
PW of Cost = 400 (P/A,7%,5)-50(P/G,7%,5)
PW of Cost = 400(4,100)-50(7,647)
PW of Cost = 1640-382 = $1258
Keputusan :
Komponen X B/C = 1,23
Komponen Y B/C = 1,258
Dari hasil ini dapat kita ketahui bahwa B/C komponen Y dan B/C Komponen X
melebihi 1. Hal ini menunjukkan bahwa kedua komponen sudah memenuhi syarat
untuk dibeli. Kemudian, nilai B/C dari komponen Y lebih besar dari B/C komponen
X. Hal ini menunjukkan bahwa komponen Y memberikan benefit yang lebih besar
daripada penggunaan komponen X. Komponen Y yang dipilih
2. Analisis B/C juga dapat digunakan untuk memilih obat yang bisa dipilih dan bisa
diberikan kepada pasien.
Misalkan terdapat data yang didapat dari alternatif obat sebagai berikut.
OBAT A
Total Cost = 90.000
Total Benefit = 120.000
Rasio B/C = 120.000/90.000 = 1,33
OBAT B
Total Cost = 100.000
Total Benefit = 135.000
Rasio B/C = 135.000/100.000 = 1,35
Walaupun kedua rasio > 1, tetapi karena rasio B/C obat B lebih besar daripada obat A, maka
obat B akan lebih dipilih dibanding obat A.
3. Contoh berikutnya penggunaan analisis B/C adalah ketika kita memilih peralatan
usaha yang akan memberikan manfaat lebih baik. Misalkan pada sebuah kasus,
sebuah klinik sedang mempertimbangkan untuk membeli beberapa peralatan medis
baru dengan harga Rp.25.000.000. Dengan adanya peralatan medis tersebut
diperkirakan klinik tersebut dapat melakukan penghematan sebesar Rp.500.000 per
tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke 5 peralatan tersebut
memiliki nilai jual sebesar 40.000.000. Dengan tingkat pengembalian investasi
sebesar 9% per tahun apakah pembelian peralatan medis akan menguntungkan bagi
klinik tersebut ataukah tidak?
Jika kita lihat hasilnya, rasio B/C yang dihasilkan nilainya lebih dari 1 sehingga
investasi pembelian peralatan medis baru tersebut dianggap layak dan menguntungkan bagi
klinik di masa yang akan datang. Jika demikian, maka disimpulkan bahwa klinik dapat
membeli peralatan medis tersebut.
Pada contoh pertama, kami memberikan salah satu studi kasus oleh Nuryadi, Yennike
Tri Herawati, dam Rafida Triswardhani dari Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember yang berjudul “COST BENEFIT
ANALYSIS ANTARA PEMBELIAN ALAT CT-SCAN DENGAN ALAT LASER DIODA
PHOTOCOAGULATOR DI RSD BALUNG JEMBER”
Berikut terminologi yang digolongkan sebagai cost dan benefit dalam analisis ini
Dan berikut data yang sudah diambil uraian biaya investasi/cost yang ada
Berikut pula adalah perhitungan PW dari CT Scan dan Laser dioda berdasarkan biaya
dan benefit dengan inflasi 8,79%.
Setelah didapat present value untuk unsur biaya dan manfaat pada masing-masing
usulan program, maka langkah selanjutnya adalah menghitung rasio benefit-cost. Rasio
benefit-cost didapat dengan membagi antara antara present value benefit dibagi dengan
present value cost. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai rasio benefit-cost untuk
pembelian alat CT-Scan sebesar 0,078 dan untuk usulan pembelian alat Laser dioda
photocoagulator adalah sebesar 0,858. Hasil perbandingan kedua usulan program yaitu usulan
pembelian alat CT Scan yang memiliki rasio sebesar 0,078, dan usulan pembelian alat Laser
dioda photocoagulator yang memiliki rasio sebesar 0,858, diketahui bahwa besar rasio usulan
pembelian alat Laser dioda photocoagulator memiliki nilai rasio yang lebih besar
dibandingkan nilai rasio usulan pembelian alat CT-Scan. Berdasarkan kriteria rasio benefit-
cost maka dapat diambil kesimpulan bahwa usulan pembelian alat Laser dioda
photocoagulator dipilih untuk diprioritaskan terlebih dahulu karena berdasarkan nilai
rasionya, usulan tersebutlah yang memiliki manfaat lebih besar. Walaupun, rasio belum
melebihi nilai 1.
Studi kasus dari jurnal ITS yang dibuat oleh Asniya Theodora berjudul "ANALISIS
KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON TOL KAMPUNG MELAYU-
TANAH ABANG (Segmen Jalan Casablanca, Dr. Satrio Mas Mansyur) DITINJAU DARI
SEGI EKONOMI"
Studi kasus yang berfokus pada uji kelayakan pembangunan jalan layang non-tol yang
membentang dari Kampung Melayu hingga Tanah Abang ini dilansir dari berbagai faktor dan
aspek, antara lain:
1. Jalan Perkotaan
- Kecepatan arus besar
- Kapasitas jalan raya
- Derajat kejenuhan arus lalu lintas
2. Peramalan akan banyaknya kendaraan yang akan melintas
3. Sebaran perjalanan
4. Trip assignment
Dengan berpusat pada perhitungan Benefit Cost Ratio sebagai parameter kelayakan
ini, dengan menggunakan rumus BCR:
Dari foto perhitungan diatas, didapat BCR dengan nilai 1.13 yang artinya
menunjukkan nilai manfaat atau benefit lebih dominan dibanding cost yang dikeluarkan.
Dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan jalan layang non-tol ini layak untuk
dibangun.
3. Contoh studi kasus pemberian PMT susu pada karyawan untuk mengantisipasi
paparan zat kimia dalam perusahaan.
PT. Trisula Textile Industries Tbk berstatus perusahaan penanam modal dalam negeri
(PMDN), merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil sintetis terpadu.
Mengingat PT Trisula Textile Industries Tbk memproduksi benang tekstur sintetis, polyester
fancy suiting, kain celup dan trade mark yang menggunakan bahan / zat kimia seperti soda
api (NaOH), asam klorida (HCl), Sodium Nitrit (NaNO2) dll. Maka risiko pekerja terpapar
Zat kimia akan tinggi, sehingga perusahaan dengan sadar membuat program untuk
meminimalisir dampak zat kimia pada pekerja dengan memberikan susu setiap hari kepada
pekerja. Bagian Keuangan/Penganggaran di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi
mengatakan bahwa “setiap tahun ada anggaran untuk pembelian susu
kepada karyawan yaitu sebesar Rp. 117.000.000.”. Program pemberian makanan tambahan
(PMT) susu di PT. Trisula merupakan program perbaikan gizi karyawan yang
direkomendasikan Task Force gizi kerja lembaga kerjasama Bipartit tentang pemberian
nutrisi makanan dan minuman karyawan oleh bagian HCGA, serikat pekerja dan pekerja itu
sendiri yang diselenggarakan mulai tahun 2003.
Karyawan penerima susu di perusahaan ini adalah karyawan yang terpapar zat kimia
yaitu sebanyak 280 orang. Tabel 1 menjelaskan pembagian unit kerja dan frekuensi
diberikannya susu. “Susu diberikan dalam kemasan plastik / gelas yang berisi 250ml.
Karyawan yang memperoleh susu diberikan dalam 3 shift yaitu pagi, siang, dan malam.
Karyawan yang memperoleh susu dibagi beberapa kelompok menurut tingkat keterpaparan
terhadap bahan kimia. Seperti :bagian boiler : diberikan setiap hari, bagian workshop/las :
diberikan 3x seminggu, bagian listrik : 1 kali seminggu.”
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai NPV1 untuk program pemberian
makanan tambahan (PMT) susu adalah Rp. 23.534.448,76,- ini berarti bahwa nilai NPV1
PMT susu tersebut > 0, sehingga program pemberian makanan tambahan makanan
tersebut dapat diterima. Yang artinya Investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi
perusahaan.
Sumber : Ayu Laili Rahmiyati , Asep Dian Abdillah , Susilowati , Dinna Anggaraini. Stikes
Jenderal Achmad Yani Cimahi Bandung. “Cost Benefit Analysis (CBA) Program Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Susu Pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk
Cimahi Tahun 2018”